PERBEDAAN PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA MELALUI ASURANSI JAMSOSTEK DENGAN PROGRAM
B. Perbandingan Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Yang Diberikan Oleh JAMSOSTEK Dan BPJS
I. Sanksi Yang Diberikan Oleh Pihak JAMSOSTEK
Setiap peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah atau suatu jumlah nominal tertentu dan begitu juga dengan pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran yang menjadi kewajibannya dan membayarkan iuran tersebut kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial secara berkala, yang dimaksud dengan pembayaran iuran secara berkala adalah pembayaran setiap bulan. Besarnya iuran sebagaimana disebutkan tadi ditetapkan untuk
108
setiap jenis program secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi dan kebutuhan dasar hidup yang layak.
1. Kepesertaan Tenaga Kerja Dalam Hubungan Kerja (TK DHK)
- Iuran
Iuran Jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan pemeliharaan kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha.
Iuran jaminan hari tua sebesar 3,70% ditanggung oleh pengusaha dan sebesar 2% ditanggung oleh tenaga kerja.
Besarnya iuran:
Jaminan kecelakaan kerja
Kelompok I : 0,24% dari upah sebulan
Kelompok II : 0,54% dari upah sebulan
Kelompok III : 0,89% dari upah sebulan
Kelompok IV : 1,27% dari upah sebulan
Kelompok V : 1,74% dari upah sebulan
Jaminan hari tua sebesar 5,70% sebulan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sebesar 6% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang belum bekerja.
Dasar perhitungan iuran jaminan Pemeliharaan kesehatan dari upah sebulan setinggi-tingginya 2 (dua) kali PTKP-K1
* (Pendapatan Tidak Kena Pajak bagi pekerja menikah memiliki 1 (satu) orang anak).
* PTKP-K1 berdasarkan PerMenKeu No. 162/PMK.011/2012 adalah Rp. 28.350.000,-/Tahun.
2. Kepesertaan Tenaga Kerja Di Luar Hubungan Kerja (TK LHK)
a. Iuran
Iuran ditetapkan berdasarkan nominal tertentu sekurang-kurangnya setara dengan Upah Minimum Provinsi/Kabupaten/Kota setempat.
Iuran jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh peserta.
Besarnya iuran:
(a) Jaminan kecelakaan kerja
: 1% penghasilan sebulan
(b) Jaminan kematian : 0,3%
penghasilan sebulan
(c) Jaminan hari tua : minimal 2%
penghasilan sebulan
(d) Jaminan pemeliharaan
kesehatan :
- 6% penghasilan sebulan (berkeluarga)
b. Pembayaran Iuran
a) Pembayaran ke Bank yang bekerjasama dengan PT
Jamsostek
b) Pembayaran bulanan selambat-lambatnya tanggal 15 bulan
berjalan
c) Pembayaran dapat pula setiap tiga bulan (triwulan),
besarnya adalah 3 kali iuran bulanan yang dibayarkan untuk 3 bulan ke depan, dibayarkan selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berjalan
c. Pembayaran Melalui Wadah/Kelompok
a) Pembayaran iuran bulanan dibayarkan kepada Penanggung
Jawab Wadah paling lambat tanggal 10 bulan berjalan
b) Pembayaran triwulan besarnya adalah 3 kali iuran bulanan
yang dibayarkan untuk 3 bulan ke depan, dibayarkan kepada Penanggung Jawab Wadah selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berjalan
c) Penanggung Jawab Wadah menyetorkan iuran bulanan dan
triwulanan kepada Kantor Cabang Jamsostek setiap tanggal 13 bulan berjalan.
d) Penanggun Jawab Wadah menjamin kelangsungan pembayaran iuran dari peserta kepada PT Jamsostek.
d. Penunggakan Iuran
a) Dalam hal peserta menunggak pembayaran iuran, masih
diberikan tenggang waktu (grace period) selama 1 bulan untuk mendapatkan hak jaminan program yang diikuti.
b) Hak atas jaminan dapat diperoleh kembali setelah peserta
membayar satu bulan iuran yang tertunggak dalam masa grace period.
3. Kepesertaan Tenaga Kerja Jasa Konstruksi (HBK-JK)
a. Iuran
a) Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor.
b) Besarannya ditetapkan sebagai berikut:
(a) Pekerjaan Konstruksi sampai dengan
Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) sebesar 0,24% dari nilai kontrak kerja konstruksi.
(b) Pekerjaan Konstruksi di atas Rp 100.000.000,-
(seratus juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sebesar penetapan angka 1 ditambah 0,19% dari selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak Kerja Konstruksi dikurangi Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
(c) Pekerjaan Konstruksi di atas Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 1.000.000.000,-
(satu miliar rupiah) sebesar penetapan angka
2 ditambah 0,15% dari selisih nilai, yakni dari nilai
Kontrak Kerja Konstruksi dikurangi Rp
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
(d) Pekerjaan Konstruksi di atas Rp 1.000.000.000,-
(satu miliar rupiah) sampai dengan Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) sebesar penetapan angka 3 ditambah 0,12% dari selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak Kerja Konstruksi dikurangi Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah)
(e) Pekerjaan Konstruksi di atas Rp 5.000.000.000,-
(lima miliar rupiah) sebesar penetapan huruf d ditambah 0,10% dari selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak Kerja Konstruksi dikurangi Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah)
c) Nilai Kontrak Kerja Konstruksi yang dipergunakan sebagai
dasar perhitungan iuran tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%.
b. Kepesertaan dan Upah sebagai Dasar Penetapan Iuran
a) Bagi tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian
- kurang dari 3 (tiga) bulan wajib diikutsertakan dalam program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian
- lebih dari 3 (tiga) bulan wajib diikutsertakan untuk
seluruh program jaminan sosial tenaga kerja
b) Upah sebulan adalah upah sehari dikalikan jumlah hari
kerja dalam 1 (satu) bulan kalender.
- Apabila upah dibayar secara bulanan untuk
menghitung upah sehari bagi yang bekerja 6 (enam) hari dalam 1 (satu) minggu adalah upah sebulan dibagi 25 (dua puluh lima)
- Sedangkan yang bekerja 5 (lima) hari dalam 1 (satu)
minggu adalah upah sebulan dibagi 21 (dua puluh satu)
c) Untuk tenaga kerja borongan yang bekerja kurang dari 3
(tiga) bulan penetapan upah sebulan adalah 1 (satu) hari dikalikan jumlah hari kerja dalam 1 (satu) bulan kalender.
d) Bagi yang bekerja lebih dari 3 (tiga) bulan, upah sebulan
dihitung dari upah rata - rata 3 (tiga) bulan terakhir.
e) Jika pekerjaan tergantung cuaca upah sebulan dihitung dari
upah rata - rata 12 (dua) belas bulan terakhir
f) Untuk tenaga kerja yang bekerja berdasarkan perjanjian
sebesar upah sebulan yang tercantum dalam perjanjian kerja.109
Jadi sanksi yang diberikan oleh pihak JAMSOSTEK sendiri terkait perusahaan yang telat membayar iuran diatur dalam Pasal 10 ayat (3) dan (4) PP No. 14 Tahun 1993 yaitu keterlambatan pembayaran iuran dikenakan denda, pembayaran denda dilakukan sekaligus bersama-sama dengan penyetoran iuran bulan berikutnya. Pasal 47 menegaskan bahwa pengusaha yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) dikenakan denda sebesar 2% (dua perseratus) untuk setiap bulan keterlambatan yang dihitung dari iuran yang seharusnya dibayar. Ketentuan pidana dalam UU No. 3 Tahun 1992 Pasal 29 ayat (1) dan (2) menyebutkan barang siapa yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 22 ayat (1) mengenai pengusaha wajib membayar iuran dan melakukan pemungutan iuran yang menjadi kewajiban tenaga kerja melalui potongan upah tenaga kerja serta membayarkan kepada Badan Penyelenggara, diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi tingginya Rp. 50.000.000 (Lima puluh juta rupiah) dan apabila dalam hal pengulangan tindak pidana untuk kedua kalinya atau lsetelah putusan akhir telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka pelanggaran tersebut dipidana kurungan selama-lamanya 8 (delapan)
bulan.110