• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. DSN MUI harus aktif dalam melakukan kontrol terhadap bank syariah,

khususnya terhadap kontrak yang dibuat oleh bank. Karena kalau hal ini tidak

dilakuakan, maka akan membuat jati diri bank syariah rusak dan nasabah akan

memandangnya negatif (tidak ada perbedaan dengan bank konvensional)

karena bank syariah sudah tidak memberikan ciri khas yang membedakan

unsur keislamaannya. Yang hal ini pada akhirnya akan merusak nama agama

islam sendiri.

2. Seharusnya ideal dalam pratek perbankan syariah adalah adanya standarisasi

draf take over khususnya pada kontrak perjanjian Ijarah Muntahiyah Bittamlik

(IMBT) dari DSN MUI yang diketahui Direktorat Perbankan Syariah, yang

diwajibkan oleh setiap bank-bank syariah di indonesia. Yang paling penting

lagi pengaplikasian dari draf kontrak perjanjian take over itu sendiri, bukan

sekedar daraf perjanjian biasa serta ada kontroling dari DSN MUI dan

Direktorat Perbankan Syariah. Apabila hal ini dilakukan dengan baik dan

benar, maka aplikasi take over yang ideal dalam pratek perbankan syariah

madinah: 1418 H.

Adiwarman Karim, Adiwarman. Bank Islam dan Analisis dan Keuangan, Jakarta: Gema Insani, 2001.

Al-Bukhari, Mukhammad bin Ismail Abu Abdillah. Shahih al-Bukhari, editor: Mustafa daib al-Bigha. Beirut: Dar Ibn katsir, 1987 M/1407 H.

Al-Gharyani, Ash-Shadiq Abdurrahman. Fatwa-Fatwa Muamalah Kontemporer,

Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif ,2004.

Ali, HB. Taman dkk. Ekonomi Syariah dalam Sorotan: Tinjauan dari Berbagai Perspektif dan Dilengkapi dengan Praktek-Praktek Ekonomi Syariah yang Telah Difatwakan, Jakarta: Yayasan Amanah Masyarakat Ekonomi syariah, 2007

Al-Qazuni, Abu Abdullah Muhamad Ibn. Sunan Ibn Majjah Beirut: Dar al-Fikri, 1995.

Al-Zuhaily, Wahbah. al-Fiqh al-Islami wa Adilutuhu, Damasqus: Daar al-Fikr, 1979.

Ali, Fatia. ’Memindahkan KPR ke Bank Lain’’. Artikel diakses pada 27 mei 2011 dari http://fatiaali.wordpress.com/2011/04/memidahkan-kpr-bank-lain/.

Alihozi, Ayo kita Beralih ke KPR Syariah. Artikel diakses pada 10 Desember 2010 dari http://alihozi77.blogspot.com/2010/04/ayo-beralih-kpr-syariah.html.

Antonio, Mukhamad Syafi’i. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah, Wacana Utama dan Cendikiawan,

Jakarta: Tazkia Institut, 2001.

Bank DKI Syariah, Annual Report 2009

Bank DKI Syariah. Company Profile, .Jakarta: t.p., 2008.

Direktorat Perbankan syariah, Kamus Istilah keuangan dan Perbankan Syariah, Bank Indonesia. (Jakarta: Direktorat Perbankan Syariah. 2006.

Ehols, John M dan Shadily, Hassan. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 1990) h.578.

Firdaus, H. Rahmat dan Arianti, Maya. Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori, Masalah, kebijakan, dan aplikasi Lengkap dengan Analisis Kredit. Bandung: Alvabeta, 2004.

Guritno, T. Kamus Perbankan dan Bisnis. Yogyakarta: UGM Press, 1996.

Hasan, Zubairi Undang-Undang Perbankan Syariah, Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, Jakarta: Rajawali Press, 2009.

Hasan, M. Ali. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Hozi, Ali. ‘’Ayo Kita Beralih Ke KPR Syariah’’. Artikel diakses pada 27 Mei 2011 dari http://aliozi77.blogspot.com/2011/04/ayo-beralih-kpr-syariah.html.

http://www.mui.or.id/mui-in/product-2/fatwa.php?id=39&pg=2.

http://www.bankdkisyariah.co.id/?page=sejarah.html

Hosen, M. Nadratuzzaman dan Setiati, Sunarin Kartika. Tuntunan Praktis Menggunakan Jasa Perbankan syariah, Jakarta: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, 2007

Jurnal Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Analisis Konsep

Perumahan dan Komitmen Developer Terhadap Keputusan

Pembelian. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Karim, Adiwarman A. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuanagn. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Cet. Kedua. Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Muda, Ahmad Antoni K. Kamus Lengkap EkonomiJakarta: Gitamedia Press, 2003.

Memindahkan KPR ke Bank Lian. Artikel diakses pada 27 Mei 2011

dari

http;//202.155.15.208/koran-detail.asp?id=323600&kat_id.

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari`ah, Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005.

Mukhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Raja Grafindo Persada, 2005.

Muhammad. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2004.

Muslehuddin, Mukhammad. Sistem Perbankan Dalam Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Purwaka, Tommy Hendra. Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Atma Jaya, 2007.

Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia. Konsep,Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta: Djambatan, 2001.

Peraturan Bank Indonesia Nomor : 7/46/PBI/2005.

Pindah KPR ke Bank Syariah Mudah. Artikel diakses pada 10 Desember 2010 dari http://estate.co.id/index.php?option=content&task=view&id=262&itemin=52.

Rahardjo, Mudjia. Penelitian Sosiologis Hukum Islam. Artikel diakses pada 12

November 2010 dari

Askara, 2005.

Rajaguguk, Anastasia. Take Over KPR, Perlukah?. Artikel diakses pada 3 November 2010 dari http://anastasia-rajaguguk.com/take-over-kpr-perlukah/.

Ramli, Hasbi. Toeri Dasar Akutansi Syariah, Jakarta: Renaisan 2005.

Rifai, Moh. Konsep Perbankan Syariah, Semarang: CV. Wicaksana, 2002.

Rushd, Ibn. Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid, Beirut: Dar al-Fikr, 1978.

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Social: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Social dan Ilmu Social Lainnya, cet VI, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.

Salam, Syamsir dan Aripin, Jaenal. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Salim. Hukum kontrak (Teori & Teknik Penyusunan Kontrak), 2003, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait ( BAMUI & Takaful ) Di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002

Teguh, Muhamad. Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori Dan Aplikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005.

Wawancara pribadi dengan Bapak Mumtaz Nasrullah selaku Assisten Administrasi PT. Bank DKI Group Syariah, Jakarta, 24 Maret 2011

Wirdyanigsih. Bank dan Asuransi, Jakarta: Gema Insani, 2001.

Wirdyanigsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia,

i

I. ………, Pemimpin ………, beralamat di………, menurut keterangannya dalam hal ini bertindak selaku jabatannya di atas berdasarkan Surat Keputusan Direksi Tanggal xx xxx xxxx No.xx Tahun xxxx Junto Surat Kuasa dibawah tangan bermaterai cukup tertanggal xx-xx-xxxx No………, mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama PT. Bank DKI yang berkedudukan di Jakarta yang untuk selanjutnya disebut Bank.

II.……… alamat di ………., Jakarta Pusat Nomor Kartu Tanda Penduduk xxxxxxxxx dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan untuk melakukan tindakan hukum dalam perjanjian ini telah mendapat persetujuan dari Istrinya yang turut menandatangani perjanjian ini,

Nama : ………

Pekerjaan : ………..

No KTP : ………

Alamat : ……… Selanjutnya disebut Nasabah

Bahwa BANK dan NASABAH telah setuju untuk menandatangani dan melaksanakan hutang-piutang dengan suatu Perjanjian Qardh yaitu pemberian pinjaman yang dapat ditagih atau diminta tanpa imbalan apapun (selanjutnya disebut perjanjian), dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1 JUMLAH PINJAMAN

NASABAH dengan ini mengakui dengan sebenarnya dan secara sah telah menerima pinjaman qardh dari BANK sebesar Rp…………. ( ………..Rupiah) dan BANK menerima baik pengakuan dari NASABAH tersebut.

Pasal 2

JANGKA WAKTU DAN PEMBAYARAN KEMBALI PINJAMAN

1. Jangka waktu pinjaman Qardh adalah 1 (satu) hari kalender, terhitung sejak ditandatangani perjanjian ini.

2. NASABAH wajib membayar kembali kepada BANK jumlah pinjaman qardh sebagaimana telah ditetapkan pada Pasal 1 perjanjian ini sampai dengan lunas.

Pasal 3

KUASA BANK ATAS REKENING NASABAH

NASABAH tanpa surat kuasa tersendiri, memberi kuasa kepada BANK yang tidak akan berakhir karena sebab-sebab sebagaimana diatur dalam Pasal 1813 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, untuk sewaktu-waktu tanpa persetujuan dari NASABAH untuk :

Mencairkan, mendebet dan memblokir sejumlah dana pada rekening Tabungan Mudharabah atau rekening lainnya atas nama NASABAH yang ada pada BANK untuk pembayaran kembali pinjaman qardh yang merupakan hak BANK dan segala biaya yang timbul karena dan untuk pelaksanaan perjanjian ini.

Pasal 4

PEMBATASAN TINDAKAN NASABAH

Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BANK, NASABAH tidak diperkenankan untuk menerima pinjaman dari pihak lain dan mengambil lease dari perusahaan leasing.

Pasal 5 PENUTUP

1.Perjanjian ini dibuat dalam rangkap dua dan ditandatangani oleh Para Pihak pada hari dan tanggal sebagaimana disebut pada awal Perjanjian ini masing-masing diatas materai cukup sehingga keduanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.

2.Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini dan atau perlu diadakan perubahan-perubahan ketentuan dalam Perjanjian ini apabila dipandang perlu, maka Para Pihak sepakat menuangkan dalam Addendum yang merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian ini

ii

Pada hari ini Selasa tanggal 11 Januari 2011 yang bertandatangan dibawah ini: I

………, Pemimpin ………, beralamat di………, menurut keterangannya dalam hal ini bertindak selaku jabatannya di atas berdasarkan Surat Keputusan Direksi Tanggal xx xxx xxxx No.xx Tahun xxxx Junto Surat Kuasa dibawah tangan bermaterai cukup tertanggal xx-xx-xxxx No………, mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama PT. Bank DKI yang berkedudukan di Jakarta yang untuk selanjutnya disebut Bank.

II ………., pekerjaan……….beralamat……….Nomor Kartu Tanda Penduduk xxxxxxxxxx dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan untuk melakukan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapat persetujuan dari Istri yang turut menandatangani Perjanjian ini,

Nama : ………..

Pekerjaan : ………..

No KTP : xxxxxxxxxxx

Alamat : ……….

Selanjutnya disebut MUSTA’JIR.

BANK dan MUSTA’JIR selanjutnya disebut KEDUA BELAH PIHAK. KEDUA BELAH PIHAK terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut:

a. Bahwa MUSTA’JIR dalam rangka memenuhi kebutuhannya meminta kepada BANK untuk membeli barang yang selanjutnya akan disewa oleh MUSTA’JIR.

b. Bahwa BANK menyetujui untuk membeli barang dimaksud dan menyewakannya kepada MUSTA’JIR

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, KEDUA BELAH PIHAK sepakat mengikatkan diri untuk mengadakan PERJANJIAN PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIA BIT TAMLIK, untuk selanjutnya dalam perjanjian ini disebut IMBT, yaitu BANK menyewakan barang kepada MUSTA’JIR dengan diakhiri oleh pemindahan kepemilikian melalui hibah diakhir masa sewa, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

Pasal 1 BARANG YANG DISEWAKAN

Barang yang disewakan selanjutnya disebut Obyek IMBT, yaitu: Tanah berikut bangunan di atasnya di………

Pasal 2 JUMLAH UANG SEWA

KEDUA BELAH PIHAK sepakat jumlah uang sewa Obyek IMBT adalah sebesar Rp. xxxxxxx,-(………) Pasal 3

JANGKA WAKTU SEWA

Jangka waktu sewa selama xxx (………) bulan terhitung sejak ditanda-tanganinya Perjanjian ini dan dengan demikian Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 11 Januari 2021

Pasal 4 PEMBAYARAN UANG SEWA

1. Pembayaran uang sewa sebagaimana tersebut pada Pasal 2 Perjanjian ini dilakukan secara angsuran oleh MUSTA’JIR kepada BANK sebesar Rp.xxxxx.,- (…………Rupiah) yang jatuh tempo setiap tanggal………tiap bulannya,yang dimulai bulan………2011 sampai pembiayaan lunas, yang angsurannya ditinjau setiap bulan dan setiap ada perubahan akan disepakati secara bersama.

2. Pembayaran angsuran tersebut dalam ayat (1) pasal ini dilakukan pada jam kerja BANK dan disetorkan pada rekening atas nama MUSTA’JIR yang ada pada BANK.

iii

PENARIKAN PEMBIAYAAN IMBT

MUSTA’JIR dapat melakukan penarikan Pembiayaan IMBT dengan syarat sebagai berikut:

a. Telah memenuhi seluruh persyaratan dalam Surat Pemberitahuan Persetujuan Pembiayaan (SP3).

b. Mengajukan Surat Permohonan Realisasi Pembiayaan (SPRP) sebelum dilakukan penarikan Pembiayaan.

Pasal 6 BIAYA-BIAYA

MUSTA’JIR berkewajiban membayar kepada BANK atas biaya-biaya sebagai berikut: 1. Biaya-biaya dibayar dimuka dengan cara debet rekening Tabungan/Giro:

a. Biaya administrasi sebesar Rp. xxxx,- (………Rupiah) b. Biaya Asuransi Jiwa Pembiayaan.

c. Biaya Notaris yang besarnya sesuai tarif yang berlaku di kantor Notaris (jika menggunakan jasa notaris).

d. Biaya pengikatan jaminan

2. Biaya-biaya lainnya yang timbul karena dan untuk pelaksanaan Perjanjian ini.

Pasal 7 JAMINAN

Untuk menjamin pembayaran uang sewa yang merupakan hak BANK, maka MUSTA’JIR menyerahkan jaminan kepada BANK berupa:

1. Penghasilan/gaji yang diterima setiap bulan. 2. Sebidang tanah seluas xx m² di………i. 3. Tanah berikut bangunan di atasnya di………i 4. Asli SHGB No.xxxx/O

5. Asli IMB No.xxxxx/2

Pasal 8 ASURANSI JAMINAN

1. BANK berhak mengasuransikan jaminan (yang dapat diasuransikan) seperti tersebut pada Pasal 7 Perjanjian ini kepada perusahaan asuransi yang ditetapkan oleh BANK yang macam risiko, nilai dan jangka waktu asuransi ditentukan oleh BANK.

2. Biaya premi asuransi atas jaminan sebagaimana tersebut dalam ayat (1) pasal ini harus sudah dibayar lunas oleh MUSTA’JIR sebelum dilakukan penarikan Pembiayaan.

3. Bila terjadi pembayaran ganti rugi dari Perusahaan Asuransi, maka BANK berhak untuk menerima hasil pembayaran klaim tersebut sejumlah kewajiban MUSTA’JIR kepada BANK (Banker’s Clause).

4. MUSTA’JIR harus memberitahu kepada Pihak Bank, Jika status objek sewa telah berubah peruntukan guna dan manfaatnya, jika tidak dilaporkan, maka pihak asuransi tidak akan mengganti apabila nanti terjadi klaim kebakaran.

5. MUSTA’JIR wajib melaporkan perubahan nilai harga pertanggungan rumahnya setiap tahun kepada BANK, jika tidak dilaporkan, maka pihak asuransi tidak akan mengganti penuh nilai kerugian kebakarannya.

Pasal 9

KUASA BANK ATAS REKENING MUSTA’JIR MUSTA’JIR memberi kuasa kepada BANK untuk melaksanakan:

a. Mendebet dan memindahbukukan rekening Tabungan Mudharabah, Tabungan Wadiah dan atau Giro Wadi’ah milik MUSTA’JIR ke dalam Rekening Ijarah;

iv

Pasal 10 STATUS OBYEK IMBT

1. MUSTA’JIR mengetahui dan menyetujui bahwa status kepemilikan Obyek IMBT selama MUSTA’JIR belum melunasi uang sewa adalah milik BANK dan oleh karenanya surat-surat bukti kepemilikan Obyek IMBT akan disimpan BANK.

2. Tanpa persetujuan BANK, MUSTA’JIR tidak berhak untuk meminta atau meminjam bukti kepemilikan Obyek IMBT tersebut selama seluruh kewajiban MUSTA’JIR kepada BANK belum dibayar lunas.

3. MUSTA’JIR dilarang untuk menjual, mengalihkan hak, mengalihsewakan, membebani, menjaminkan dan mengenakan biaya atas Obyek IMBT kepada pihak ketiga dengan cara apa pun juga.

4. Setelah pembiayaan ini berakhir, Bank berjanji akan menghibahkan barang di akhir periode (sesuai dengan Fatwa DSN – MUI No.27/DSN – MUI/IV/2002)

5. Jika MUSTA’JIR mengakhiri sewa sebelum masa sewa berakhir, maka akan dilakukan jual beli atas Obyek IMBT dengan harga menurut BANK

Pasal 11 KEWAJIBAN MUSTA’JIR MUSTA’JIR berkewajiban untuk:

1. Membayar seluruh jumlah uang sewa kepada BANK sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

2. Memberitahukan kepada BANK apabila terjadi perubahan alamat, domisili, status yang menyangkut MUSTA’JIR maupun usahanya.

3. Melakukan penarikan pembiayaan melalui rekening MUSTA’JIR pada BANK.

4. Mengelola semua asset/kekayaan miliknya, bebas dan bersih dari segala beban jaminan pada pihak ketiga, kecuali untuk kepentingan BANK.

5. Mengirimkan kepada BANK setiap keterangan, bahan-bahan dan atau dokumen-dokumen yang diminta oleh BANK.

6. Segera memberitahukan kepada BANK tentang:

a. Adanya perkara baik perdata maupun pidana yang terjadi atas MUSTA’JIR.

b. Adanya kerusakan dan atau kerugian dan atau kehilangan dan atau kemusnahan atas barang jaminan MUSTA’JIR yang dijaminkan kepada BANK.

7. Atas permintaan BANK melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu dan baik oleh BANK dalam hubungannya dengan jaminan yang diberikan oleh MUSTA’JIR kepada BANK. 8. Menanggung segala pajak dan biaya-biaya lainnya yang timbul berkaitan dengan Obyek

Ijarah oleh MUSTA’JIR

9. Menabung Sebesar 1 x angsuran

Pasal 12

PEMBATASAN TINDAKAN MUSTA’JIR

Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BANK, MUSTA’JIR tidak diperkenankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Mengalihkan/memindah tangankan Obyek IMBT yang dibiayai dengan pembiayaan dalam Perjanjian ini kepada pihak lain.

2. Menyewakan Obyek IMBT yang dibiayai dengan pembiayaan dalam Perjanjian ini dalam bentuk dan maksud apapun kepada pihak lain.

v

yang diperlukan untuk menggunakan OBYEK IMBT (termasuk penghunian sesuai peruntukkannya dalam hal harta tidak bergerak) dan mengusahakan agar OBYEK IMBT digunakan dan dioperasikan hanya oleh personil yang ahli/ kompeten dan jika dikehendaki oleh undang-undang atau peraturan-peraturan yang berlaku untuk memiliki surat ijin untuk menjalankannya.

3. MUSTA’JIR membebaskan BANK dari dan oleh karenanya MUSTA’JIR bertanggung jawab atas kerugian, cacat-cacat, luka-luka atau kematian yang diderita oleh pihak ketiga yang ditimbulkan karena pemakaian dan penggunaan OBYEK IMBT oleh MUSTA’JIR.

4. Apabila OBYEK IMBT hilang dan atau menjadi tidak bermanfaat sama sekali termasuk tetapi tidak terbatas pada karena rusak, tidak berguna lagi secara ekonomis atau karena alasan apapun, maka MUSTA’JIR tetap bertanggung jawab atas hal tersebut tanpa mengurangi hak BANK atas Uang Sewa dan OBYEK IMBT tersebut.

Pasal 14

PERNYATAAN DAN JAMINAN MUSTA’JIR

MUSTA’JIR dengan ini menyatakan dan menjamin BANK mengenai kebenaran atas hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa MUSTA’JIR saat ini tidak tersangkut dalam perkara / sengketa pidana maupun perdata yang dapat mengancam kekayaan MUSTA’JIR.

2. Bahwa semua dokumen, data dan keterangan yang diberikan oleh MUSTA’JIR kepada BANK telah lengkap dan benar dan MUSTA’JIR berkewajiban memperpanjang dokumen-dokumen atau perizinan apabila telah habis masa berlakunya.

3. Bahwa Penerima Pembiayaan tidak keluar / pindah kerja dari perusahaan tempat bekerja saat menerima pembiayaan ini

4. Bahwa MUSTA’JIR bertanggung jawab penuh untuk melaksanakan kewajibannya yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.

5. Bahwa MUSTA’JIR menggunakan Pembiayaan yang diberikan oleh BANK sesuai dengan tujuan Pembiayaan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.

Pasal 15

PERISTIWA CIDERA JANJI (WANPRESTASI)

1. MUSTA’JIR dianggap cidera janji jika terbukti melanggar hal-hal sebagai berikut: a. MUSTA’JIR terlambat melaksanakan pembayaran 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa

alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan, atau;

b. MUSTA’JIR, melaksanakan, mengizinkan/memperbolehkan dilakukan penyimpangan, pelanggaran terhadap barang jaminan yang akan membahayakan keberadaan barang jaminan atau berkurangnya nilai jaminan dan hilangnya nilai jaminan.

c. Apabila MUSTA’JIR memindahkan hak sewa atau mengaihkan kepemilikan tanpa persetujuan dari Bank DKI Syariah atas objek sewa tanah dan bangunan di……… d. Pernyataan yang dibuat dan jaminan yang diberikan oleh MUSTA’JIR dalam Perjanjian

ini baik sebagian maupun seluruhnya tidak benar, atau;

e. Dokumen-dokumen ataupun ijin-ijin dan atau lisensi yang diterbitkan oleh pihak yang berwenang ternyata adalah palsu atau telah habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang oleh MUSTA’JIR, atau;

f. Bahwa MUSTA’JIR bertanggung jawab penuh untuk melaksanakan kewajibannya yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.

g. MUSTA’JIR melanggar prinsip-prinsip Syariah, atau;

h. Sebagian atau keseluruhan harta kekayaan MUSTA’JIR disita oleh badan peradilan, atau;

i. Sebagian atau keseluruhan harta kekayaan MUSTA’JIR yang berakibat terhadap kelangsungan usaha MUSTA’JIR disita oleh badan peradilan.

vi

Penguasaan Bank DKI”, dan nasabah memberikan kewenangan/kuasa kepada pemberi fasilitas/bank untuk menjual jaminan dan jika menunggak 3 Bulan berturut-turut, jaminan pembiayaan akan dijual.

Pasal 16 KORESPONDEN

Guna pelaksanaan Perjanjian ini KEDUA BELAH PIHAK menetapkan alamat koresponden sebagai berikut:

i. BANK

Nama : PT. Bank DKI Alamat : ………….

Telepon : xxxxxxx Fax. : xxxxxxx

ii. PENERIMA PEMBIAYAAN Nama : ……… Alamat : ……… Telepon : ………. Nomor Fax. : - Pasal 17 PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Perselisihan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat

- Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak mencapai kata mufakat, maka kedua belah pihak sepakat menyelesaikan melalui jalur hukum dan untuk itu kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan / diputus melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS), menurut tata cara dan prosedur berarbitrase yang ditetapkan oleh dan berlaku di Badan tersebut

2. Keputusan Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) merupakan keputusan yang mengikat KEDUA BELAH PIHAK.

3. Apabila karena satu dan lain hal, penyelesaian melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) tidak dapat dilakukan, maka kedua belah pihak dengan ini sepakat memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan/ atau demikian dengan tidak mengurangi hak dari Bank untuk memohon pelaksanaan (eksekusi) dari akta ini atau mengajukan tuntutan hukum terhadap Nasabah berdasarkan akta ini melalui Pengadilan Negeri Lainnya dan/atau instansi lain yang berwenang dimanapun dalam wilayah Republik Indonesia.

Pasal 18

PERUBAHAN ATAS PERJANJIAN

Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini dan atau perlu diadakan perubahan-perubahan ketentuan dalam Perjanjian ini apabila dipandang perlu, maka KEDUA BELAH PIHAK sepakat menuangkan dalam Addendum yang merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian ini.

Pasal 19 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.Perjanjian IMBT ini terkait dengan perjanjian Al Bai No. /xxx/II/2011 Tgl.11 Januari 2011 dan surat kuasa menjual an ………… Tgl. 11 Januari 2011

2.Semua lampiran Perjanjian ini merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini.

Pasal 20 PENUTUP

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap dua dan ditandatangani oleh KEDUA BELAH PIHAK pada hari dan anggal sebagaimana disebut pada awal Perjanjian ini masing-masing diatas materai cukup sehingga keduanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.

vii

MUSTA’JIR : ……….

Istri : ……….

Alamat : ………

Telepon : ………

Masing-masing bertindak untuk diri sendiri dan juga untuk dan atas nama: --- ………..---

Dalam hal ini memilih domisili yang umum dan tetap, mengikat diri dan sanggup pada

Dokumen terkait