• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran-saran

1. Patut disyukuri bahwa selama ini ternyata para hakim agung di Mahkamah Agung mampu melahirkan putusan-putusan progresif dengan tidak meninggalkan nilai-nilai dan norma budaya masyarakat Indonesia sehingga eksistensi hukum Islam dapat diterima tanpa dipaksakan. Menjadi saran bahwa cara dan pemahaman ini harus terus direalisir ketika para hakim menghadapi permasalahan yang tiada habisnya terus berkembang dari masa ke masa.

2. Mahkamah Agung selain sebagai sarana penyelesai masalah masyarakat Indonesia, hendaknya juga memberikan wadah diskusi berupa seminar ataupun workshop kepada para hakim di bawahnya maupun para akademisi yang memperdalami hukum Islam tentang perlunya mempelajari dan memahami Fiqh Indonesia. Hal ini menjadi perlu supaya masyarakat tahu dan dapat memahami bahwa kita bangsa Indonesia mempunyai Fiqh berciri khas Indonesia yang budaya dan kemaslahatannya berbeda dengan bangsa lainnya. Oleh karena itu, patut disyukuri bahwa hukum Islam bersifat elastis dan dinamis sebab ia dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman dan geografis.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Metodologi Research, Yogyakarta: UGM, 1986.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Falsafah Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1975. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Fiqh Islam Mempunyai Daya Elastis, Lengkap, Bulat, dan

Tuntas, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Kreteria Antara Sunnah dan Bid’ah, edisi ke-8 Jakarta: Bulan Bintang, 1990.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Perbandingan Mazhab, Jakarta: Bulan Bintang, 1971. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pengantar Hukum Islam, edisi ke-6 Jakarta: Bulan

Bintang, 1980.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pengantar Ilmu Fiqh, Jakarta: Bulan Bintang, 1980. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Islam

Jakarta: Bulan Bintang, 1971.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Syariat Islam Menjawab Tantangan Zaman, Bulan Bintang, Jakarta, 1966.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Ushul Fiqh, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

Bassan Tibi, Islam and The Cultural Accomodation of Social Change, terj. Clare Krojl, Boulder: Westview Press, 1990.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, PT.Karya Toha Putra, Semarang, 1998.

Erfani, Spesifikasi Putusnya Perkawinan Karena Perceraian; Upaya Modifikasi Penerapan Hukum Putusnya Perkawinan karena Perceraian di Pengadilan Agama, makalah ini dibuat pada tanggal 30 Desember 2011.

Fuad, Mahsun, Hukum Islam Indonesia: Dari Nalar Partisipatoris hingga Emansipatoris, Yogyakarta: Lkis, 2005.

Jahar, Asep Saepudin, dkk, Hukum Keluarga. Pidana dan Bisnis: Kajian Perundang-Undangan Indonesia, Fikih dan Hukum Internasional, Jakarta: Kencana, 2013.

Kartono, Kartini. Metodologi Research Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1996. Muhammad, Husein, dkk., Dawrah Fiqh Concering Women-Modul Kursus Islam

dan Gender, Cirebon: Fahmina Institute, 2007.

Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, Cetakan I, 1995.

Nazir, Moh. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, cetakan III, 1988. Riadi, Edi, Dinamika Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Dalam

Bidang Perdata Islam, Jakarta: Gramata Publishing, 2011.

Sahriani, Tesis: Pembagian Harta Warisan Orang Yang Berbeda Agama Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung RI No. 51 K/AG/1999), Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara, Medan, 2009.

Sarjan, Andi, Disertasi: Pembaharuan Pemikiran Fiqh Hasbi, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatulllah, 1995.

Siddiqi, Nourouzzaman, Fiqh Indonesia; Penggagas dan Gagasannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

Suhirman, Gatot, Fiqh Mazhab Indonesia (Konsep dan Aplikasi Pemikiran Hasbi Ash Siddiqi untuk Konteks Islam Rahmat li Indonesia), Jurnal Al-Mawarid, Volume XI, 2010.

Syamsudin, M., Konstruksi Baru Budaya Hukum Hakim Berbasis Hukum Progresif, Jakarta: Kencana, 2012.

Tibi, Basan, Islam and The Cultural Accomodation of Social Change, terj. Clare Krojl, Boulder: Westview Press, 1990.

Wahid, Marzuki, Fiqh Indonesia; Kompilasi Hukum Islam dan Conter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam dalam Bingkai Politik Hukum Indonesia, Cirebon: ISIF, 2014

Wahyudi, Yudian. Thesis: Hasbi’s Theory of Ijtihad In The Context of Indonesian Fiqh, Institute of Islamic Studies McGill University, Montreal, 1993.

Wahyudi, Yudian, Ushul Fiqh versus Hermeneutika; Membaca Islam dari Kanada dan Amerika, Yogyakarta: Pesantren NAWESEA Press, 2010.

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 Perubahan atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Mahkamah Agung

Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Kompilasi Hukum Islam

Putusan-putusan:

Putusan Nomor 51 K/AG/1999 Putusan Nomor 120 K/AG/2005 Putusan Nomor 577 K/AG/2009

Situs Internet:

Lanjarto, Wasiat Wajibah bagi Ahli Waris Non Muslim: Sebuah Upaya Rechtvinding, artikel di dapat dari www.pa-magelang.go.id.

Mahkamah Agung Republik Indonesia, Profil Lembaga: Sejarah, artikel diakses pada 5 November 2002 dari http://mahkamahagung.go.id/rnews.asp?bid=5 Mahkamah Agung Republik Indonesia, Profil Lembaga: Tugas dan Fungsi,

artikel diakses pada 5 November 2002 dari

http://mahkamahagung.go.id/rnews.asp?bid=7

Munthe, Abdul Karim. Hukum Islam dan Perubahan Masyarakat, artikel diakses pada tanggal 29 Januari 2014 dari http://abdulkarim munthe.blogspot.com/ 2013/ 02/ hukum islam dan perubahan masyarakat

Nashirudin, Muh., Interpretasi Hukum (Menuju Penafsiran Hukum yang Berkeadilan), artikel diakses pada tanggal 11 Februari 2014 dari sofianasma.wordpress.com/ 2010/ 12/ 16/ interpretasi hukum menuju penafsiran hokum yang berkeadilan/

Tafsir Hadis Jogja, Waris Beda Agama, artikel diakses pada tanggal 10 Desember 2011 dari http://tafsirhadisjogja.blogdetik.com/2011/12/10/waris-beda-agama/

Wikipedia.com, Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia, artikel diakses pada tanggal 23 Januari 2014 dari http:// id.wikipedia.org/ wiki/ Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Metodologi Research, Yogyakarta: UGM, 1986.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Falsafah Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1975. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Fiqh Islam Mempunyai Daya Elastis, Lengkap, Bulat, dan

Tuntas, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Kreteria Antara Sunnah dan Bid’ah, edisi ke-8 Jakarta: Bulan Bintang, 1990.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Perbandingan Mazhab, Jakarta: Bulan Bintang, 1971. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pengantar Hukum Islam, edisi ke-6 Jakarta: Bulan

Bintang, 1980.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pengantar Ilmu Fiqh, Jakarta: Bulan Bintang, 1980. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Islam

Jakarta: Bulan Bintang, 1971.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Syariat Islam Menjawab Tantangan Zaman, Bulan Bintang, Jakarta, 1966.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Ushul Fiqh, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

Bassan Tibi, Islam and The Cultural Accomodation of Social Change, terj. Clare Krojl, Boulder: Westview Press, 1990.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, PT.Karya Toha Putra, Semarang, 1998.

Erfani, Spesifikasi Putusnya Perkawinan Karena Perceraian; Upaya Modifikasi Penerapan Hukum Putusnya Perkawinan karena Perceraian di Pengadilan Agama, makalah ini dibuat pada tanggal 30 Desember 2011.

Fuad, Mahsun, Hukum Islam Indonesia: Dari Nalar Partisipatoris hingga Emansipatoris, Yogyakarta: Lkis, 2005.

Jahar, Asep Saepudin, dkk, Hukum Keluarga. Pidana dan Bisnis: Kajian Perundang-Undangan Indonesia, Fikih dan Hukum Internasional, Jakarta: Kencana, 2013.

Kartono, Kartini. Metodologi Research Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1996. Muhammad, Husein, dkk., Dawrah Fiqh Concering Women-Modul Kursus Islam

dan Gender, Cirebon: Fahmina Institute, 2007.

Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, Cetakan I, 1995.

Nazir, Moh. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, cetakan III, 1988. Riadi, Edi, Dinamika Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Dalam

Bidang Perdata Islam, Jakarta: Gramata Publishing, 2011.

Sahriani, Tesis: Pembagian Harta Warisan Orang Yang Berbeda Agama Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung RI No. 51 K/AG/1999), Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara, Medan, 2009.

Sarjan, Andi, Disertasi: Pembaharuan Pemikiran Fiqh Hasbi, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatulllah, 1995.

Siddiqi, Nourouzzaman, Fiqh Indonesia; Penggagas dan Gagasannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

Syamsudin, M., Konstruksi Baru Budaya Hukum Hakim Berbasis Hukum Progresif, Jakarta: Kencana, 2012.

Wahid, Marzuki, Fiqh Indonesia; Kompilasi Hukum Islam dan Conter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam dalam Bingkai Politik Hukum Indonesia, Cirebon: ISIF, 2014

Wahyudi, Yudian. Thesis: Hasbi’s Theory of Ijtihad In The Context of Indonesian Fiqh, Institute of Islamic Studies McGill University, Montreal, 1993.

Wahyudi, Yudian, Ushul Fiqh versus Hermeneutika; Membaca Islam dari Kanada dan Amerika, Yogyakarta: Pesantren NAWESEA Press, 2010.

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 Perubahan atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Mahkamah Agung

Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Kompilasi Hukum Islam

Putusan-putusan:

Putusan Nomor 51 K/AG/1999 Putusan Nomor 120 K/AG/2005 Putusan Nomor 577 K/AG/2009

Situs Internet:

Lanjarto, Wasiat Wajibah bagi Ahli Waris Non Muslim: Sebuah Upaya Rechtvinding, artikel di dapat dari www.pa-magelang.go.id.

Mahkamah Agung Republik Indonesia, Profil Lembaga: Sejarah, artikel diakses pada 5 November 2002 dari http://mahkamahagung.go.id/rnews.asp?bid=5 Mahkamah Agung Republik Indonesia, Profil Lembaga: Tugas dan Fungsi,

artikel diakses pada 5 November 2002 dari

http://mahkamahagung.go.id/rnews.asp?bid=7

Munthe, Abdul Karim. Hukum Islam dan Perubahan Masyarakat, artikel diakses pada tanggal 29 Januari 2014 dari http://abdulkarim munthe.blogspot.com/ 2013/ 02/ hukum islam dan perubahan masyarakat

Nashirudin, Muh., Interpretasi Hukum (Menuju Penafsiran Hukum yang Berkeadilan), artikel diakses pada tanggal 11 Februari 2014 dari sofianasma.wordpress.com/ 2010/ 12/ 16/ interpretasi hukum menuju penafsiran hokum yang berkeadilan/

Tafsir Hadis Jogja, Waris Beda Agama, artikel diakses pada tanggal 10 Desember 2011 dari http://tafsirhadisjogja.blogdetik.com/2011/12/10/waris-beda-agama/

Wikipedia.com, Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia, artikel diakses pada tanggal 23 Januari 2014 dari http:// id.wikipedia.org/ wiki/ Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia.

Laporan Hasil Wawancara

Topik : Perdata Agama

Narasumber : Dr. H. Habiburrahman, M.Hum

Jabatan : Hakim Agung MA

Waktu : 10.00 s/d 11.45

Tempat : Mahkamah Agung

Hasil wawancara

Analisis Putusan-Putusan MA Tentang Permasalahan Yang Bertentangan Dengan Nash Tinjauan Fiqh Indonesia

1. Putusan MA No. 577 K/AG/2009 Tentang Cerai Gugat (Karena Suami Tidak Mampu dan Istri Berpindah Agama) Yang Diputus Dengan Thalak Bain Shughra. 1) Apa komentarnya tentang perkara tersebut yang ditemukan dua fakta hukum yang berbeda yaitu suami tidak mampu dan istri berpindah agama ternyata bapak putuskan di tingkat kasasi dengan menggunakan kalimat Thalak Bain Shughra sedangkan hakim di tingkat pertama dan banding menggunakan kalimat Fasakh padahal antara Fasakh dan Thalak Bain Shughra itu berbeda? Jawaban:

Dalam perkara ini dalil yang diajukan oleh si penggugat dan yang terbukti dipersidangan adalah suami tidak mampu, bila dalil tersebut terbukti maka itulah yang menjadi fakta yang kuat bukan faktor lain, karena hakim ketika memeriksa dan memutuskan harus sesuai dengan positanya, tidak boleh lari dari permasalahan yang diajukan dan lari dari yang dituntut karena hal tersebut dilarang (Ultra Petita). Karena yang diajukan atau yang diminta adalah perceraian dan penyebab yang lebih kuat adalah suami tidak mampu maka semestinya harus diputuskan dengan Bain Shughra bukan Fasakh.

2) Berarti hakim di tingkat pertama dan banding sudah lari dari positanya ya pak? Jawaban:

Benar, sudah lari dari posita dan petitum, bila diterima gugatannya karena suami tidak mampu dan terbukti maka harus sesuai.

3) Lalu putusan ini jelas bukan soal “bertentangan” dengan nash pak?

Jawaban:

Setiap perkara itu harus sesuai dengan fakta, dan hakim harus menggalinya, fakta yang berbicara jadi hal ini bukan soal nash.

4) Bagaimana cara bapak memutuskan soal perdata tersebut sehingga bisa berbeda dengan hakim di tingkat pertama dan banding?

Jawaban:

Bila melihat suatu perkara, yang dilihat itu posita dan petitumnya, itulah cara memutuskan soal perdata.

5) Berarti yang terbukti di persidangan bukan soal pindah agama ya pak? Jawaban:

Bila yang terbukti dan dituntut karena soal agama, itu jelas maka harus diputuskan dengan Fasakh bukan yang lain, pernikahannya batal seketika. 2. Putusan MA No. 51 K/AG/1999 Tentang Ahli Waris Non-Muslim.

1) Apa tanggapan bapak tentang putusan yang sekarang sudah menjadi yurisprudensi soal ahli waris non muslim?

Jawaban:

Saya tidak sependapat bila pemberiannya sama seperti pembagian waris, tetapi bisa diberikan jika ada kerelaan dari para ahli waris melalui wasiat wajibah. Dalam putusan tersebut saya sependapat karena diputuskan pembagiannya dengan wasiat wajibah, karena hal tersebut sesuai dengan landasan yang ada, seperti dalam Tafsir Al-Manar karya Muh. Abduh jelas menafsirkan boleh mewariskan kepada orang tua dan kerabat yang belum masuk Islam pada saat diturunkan ayat soal wasiat yang berbunyi kutiba

‘alaikum idza hadhara ahadakumul maut, in tarakanil wasiat...dst.

2) Apakah benar putusan tersebut sudah tepat dan layak untuk jadi yurisprudensi?

Jawaban:

Sudah benar, dan tidak ada yang salah dalam konsep pemberian wasiat wajibah bagi ahli waris non muslim, karena pada saat diturunkan ayat tentang wasiat tersebut yang diinginkan adalah masuknya anggota keluarga yang non muslim untuk memeluk Islam. Tetapi hal tersebut bila ahli waris yang lain sependapat untuk diberikan kepadanya, sehingga yang ingin diciptakan dalam Islam adalah La Dharara wa La Dhirar.

3) Berarti ada perkembangan makna dalam wasiat wajibah yang mulanya untuk anak angkat?

Jawaban:

Benar, tetapi harus melalui kesepakatan para ahli waris yang berhak (ashabul furud), bila sepakat maka wajib diberikan bagiannya. La wasiata lil warisin, karena ahli waris tersebut berpindah agama dan hal tersebut merupakan penghalang baginya menerima hak waris maka ia layaknya anak angkat.

DOKUMENTASI

A. Gedung Mahkamah Agung RI (Tampak dari depan)

Dokumen terkait