• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS STRUKTUR

B. Saran

Penelitian ini merupakan salah satu upaya penyelamatan dan pengembangan warisan budaya bangsa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan keislaman. Perlu diadakan kajian lagi dari berbagai disiplin ilmu terhadap naskah ini sebagai upaya untuk mengenalkan keberadaannya kepada khalayak ramai. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan rasa cinta para generasi muda pada tanah air tercinta.

commit to user

BAB V

ANALISIS STRUKTUR

A.Tema

Pada hakikatnya tema merupakan makna yang dikandung cerita, atau secara singkat: makna cerita. Tema pokok cerita atau tema mayor (artinya: makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu) tersirat dalam sebagian besar atau dalam keseluruhan cerita. Tema tambahan atau tema minor adalah makna cerita yang hanya terdapat pada bagian-bagian cerita tertentu saja. Makna-makna tambahan tersebut bukan sesuatu yang berdiri sendiri, terpisah dari makna pokok cerita yang bersangkutan. Akan tetapi, bersifat mempertegas eksistensi makna utama (Burhan Nurgiyantoro, 1995: 82-83).

Menentukan tema pokok sebuah cerita pada hakikatnya merupakan aktivitas memilih, mempertimbangkan, dan menilai di antara sejumlah makna yang ditafsirkan ada dikandung oleh karya yang bersangkutan. Dalam HN ditemukan adanya tema mayor dan tema minor. Untuk mengetahui tema pokok dalam sebuah cerita biasanya dapat ditemukan apabila sebuah motif dalam cerita itu diulang berkali-kali, sehingga karenanya sangat melekat dalam ingatan pembaca (Maatje dalam Sulastin Sutrisno, 1983:331).

a. Tema Mayor

Tema mayor atau makna pokok (utama) yang terkandung dalam HN adalah “perintah salat dari Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui sebuah perjalanan Isra Mikraj”.

commit to user

bābul ‘ālamin berilah keringanan umat aku daripada sembahyang lima puluh waktu. Maka berkata Tuhan kita, “Hai Muhammad kasih aku,

bermula sembahyang semuhanya lima waktu pada sehari dan

semalam”. Maka turunlah engkau hai Muhammad kepada dunia, maka diambilah oleh Jibril tangan nabi. Lalu berdiri berjalan sekali maka dirujuk oleh nabi kita Buroq itu. Dijbril itu mengantarkan hingga pintu langit yang di bawah sekali. Maka bersepaham Nabi Muhammad serta Jibril (HN: h.11).

Lalu turun Nabi Muhammad kepada dunia [lalu saja kapan]1 masjid belum lagi tiba akan sembahyang, maka duduklah Muhammad kepada tempat dahulu tatkala naik kepada langit. Maka habis telah Nabi Muhammad karena hari belum lagi tinggi, Muhammad sudah kembali daripada langit yang tujuh. <Maka tiba orang akan sembahyang>2 maka tiba orang akan sembahyang, maka berdirilah nabi membaca takbir maimamkan sekalian orang. nabi sudah sembahyang maka bacuritalah nabi daripada olehnya naik kepada langit lalu turun kepada bumi didapatnya m[en]atahari3 belum lagi tinggi. Maka diam semuhanya mendengar cerita Nabi Muhammad, mengatakan sungguh semuhanya (HN: h.11).

Dari kutipan di atas, dapat diambil sebuah tema mayor bahwa puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib. Mulanya diwajibkan salat lima puluh kali sehari-semalam. Atas saran Nabi Musa, Nabi Muhammad meminta keringanan dan diberinya pengurangan sepuluh-sepuluh setiap meminta. Akhirnya diwajibkan lima kali sehari semalam.

b. Tema Minor

Tema minor atau makna tambahan yaitu makna yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dalam cerita. Dalam HN tema minor yang ditemukan adalah sebagai berikut.

1 Kelebihan penulisan 2 Penulisan rangkap 3 Tertulis m.n.t.h.a.r.y

commit to user

Muhammad itu dua tahun /h/ampirnya4 pergih berjalan-jalan di atas bukit Jabal Nur namanya bukit, serta Dhamirah bawa berjalan bertemu dua orang rupa hulubalang. Pada tanganya itu suatu pedang d.k.y.p.t5 nabi. Kedua belah tangan dibelahnya dadah dikeluarkan hati jantung, lalu dibasuhnya dimasukkan pula kembali (HN: h.3).

Kemudian Jibril mengeluarkan hati Nabi Muhammad lalu menyucinya tiga kali, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril.

Penyucian hati ini bukan berarti hati nabi kotor. Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulia, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan dan kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah.

2) Nabi Muhammad mengalami sebuah perjalanan yang disebut Isra Mikraj. Maka sampailah umur nabi tiga puluh musim. Maka turunlah Jibril disoalkan Tuhan membawa Buroq di dalam syorga akan /m/embawa6 nabi kita Muhammad mengitari. Lalu bertemu dangan nabi kita, “Assallamu’alaikum”, kata Jibril, “Alaikum sallam” bunyi jawabnya. Berkata wahai Muhammad, “Aku ini disoalkan Tuhan membawa engkau naik ke langit melihat langit dangan berpangkat”. Lalu berkata <Nabi //(5)Nabi>7 Muhammad, “Dangan apa aku naik ke langit?”, berkata Jibril kepada Nabi Muhammad, “Inilah Buroq aku bawakan”. Bersikaplah nabi akan berjalan, lalu naiklah mari. Buroq itu lalu berjalan ke Baitul Makdis tempat nan di jalang. Tiba di sana nan dipautkan Buroq oleh nabi kita kepada tempat pautan sekalian anbiya. Maka sembahyang nabi kita dua rakaat sudah sembahyang. Keluarlah nabi di dalam masjid bertemu di luar oleh Jibril. Bakata Jibril kepada Nabi Muhammad, “Engkau di atas langit dangan hamba bawa taulah”. Naiklah nabi ke atas Buroq terbanglah Buroq dangan sinar bertemu di hantara langit dangan bumi lautan yang amat lebar di dalamnya pusara menjadi nabi nasikh (HN: h.5-6).

4 Tertulis ng.m.p.r.ny 5 Tertulis 6 Tertulis p.m.b.w 7

Penulisan ganda oleh penyalin pada pias bawah sebelah kiri hal 5 diulang pada pias kanan atas hal 6

commit to user

dangan pintu langit yang pertama. Berhadapan berkata Jibril kepada orang di atas langit, “Wahai bukakan pintu!”. Berkata malaikat yang menjaga pintu, “Siapa engkau?”, aku Jibril disoalkan Tuhan membawa Muhammad naik ke Hadirat Tuhan (HN: h.6).

Maka naik pula nabi kita kepada langit yang kedua bertemu dangan pintu langit yang kedua. Maka tiada juga Jibril kepada malaikat berkata, “Malaikat siapa engkau yang di bawah pintu ini?”, “Aku Jibril disoalkan Tuhan membawa Muhammad naik kemari”. Lalu dibukakan pintu langit, bertemu dangan Isa alaihi sallam (HN: h.7).

Kemana orang pula serta kami kepada langit yang kelima, maka mintak buka Jibril kepada orang di atas pintu. Berkata orang di atas pintu, “siapa engkau?”, “Aku Jibril disuruhkan Tuhan membawa Muhammad naik ke Hadirat Tuhan”. Maka dibukakan malaikat pintu langit tiba-tiba bertemu dangan Musa (HN: h.8)

Jibril b.n.k.r10 mamapah Muhammad naiklah nabi kepada langit yang keenam mintak buka Jibril kepada malaikat bertanya malaikat, “siapa engkau?”, “Aku Jibril serta Muhammad”. Malaikat b.n.k.r11 membuka pintu tiba. Muhammad bertemu dangan Harun maka mengucapkan keduanya (HN: h.9)

Kemudian dibuka orang pintu langit nan tujuh lalu bertemu nabi kita dangan Nabi Ibrahim maka berucab mengucab keduanya. Bermula Nabi Ibrahim bersinar di bawah kami Sijratul Muntaha namanya. Bermula daunnya seperti telinga gajah dan buahnya seperti hujung bukit kapa gadingnya. Maka masuklah Muhammad serta Ibrahim ke dalam Baitul Makmur, maka sembahyang dua rokaat. Bermula sekalian malaikat tujuh puluh ribupun tiap-tiap hari masuk ke dalam Baitul Makmur, tidak berkeputusan selama-lamanya (HN:h.10)

Dari kutipan teks HN tersebut, diceritakan perjalanan Nabi Muhammad bersama malaikat Jibril dari langit pertama sampai langit tujuh dengan menggunakan Buroq. Dalam perjalanan sampai langit tujuh diceritakan pula setiap kejadian dari tiap langitnya. Di langit yang pertama Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Adam, di langit yang kedua bertemu dengan Nabi Isa, di langit yang keempat bertemu dengan Nabi Yusuf, di langit yang kelima bertemu 8 Tertulis p.y.m.t 9 Tertulis 10 Tertulis 11 Tertulis

commit to user

yang ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim.

Kata Isra Mikraj ini dapat dibagi pada dua kata yaitu Isra dan Mikraj. Isra berarti perjalanan Rasulullah dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, sedangkan Mikraj berarti perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa naik ke tiap langit sampai Sidratul Muntaha. Allah memerintahkan malaikat Jibril untuk memperjalankan Rasulullah dari Masjidil Haram (Makah) ke Masjidil Aqsa (Palestina) untuk kemudian menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa ini berlangsung hanya dalam waktu semalam, sebuah waktu yang sangat pendek.

B. Amanat

Amanat sangat berkaitan erat dengan tema. Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca lewat karya yang diciptakanya. Dengan adanya amanat ini diharapkan pembaca dapat mengambil hal-hal yang positif dari cerita yang bersangkutan untuk bahan acuan dalam bertingkah laku. Amanat dalam teks HN dibagi menjadi tiga unsur, yaitu akidah, ibadah dan akhlak. Ketiga unsur ini pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Akidah merupakan sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Ibadah adalah kewajiban dan tujuan hidup dari perputaran roda sejarah manusia di dunia. Akhlak adalah sistem etika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama.

commit to user

rasul, iman kepada malaikat, iman kepada takdir, dan iman kepada hari kiamat. Ajaran ibadah yang terkadung dalam teks HN ialah salat, berdoa, dan berdakwah. Ajaran tentang akhlak dalam teks HN meliputi akhlak baik yaitu bertobat.

a. Akidah

1) Iman Kepada Rasul Allah

Allah menurunkan wahyunya kepada manusia tidak secara langsung melainkan memilih di antara manusia dan dijadikan-Nya sebagai utusanNya. Rasulullah yang menerima dan ditugaskan untuk menerangkan wahyu Allah kepada ummatnya. Karena manusia memerlukan contoh perilaku yang dikehendaki Allah, karena itu Allah mengangkat salah seorang dari manusia sebagai rasul-Nya.

Rasul adalah manusia yang dipilih Allah dan diberi kuasa untuk menerangkan segala sesuatu yang datang dari Allah. Beriman kepada rasul merupakan tuntutan iman kepada Allah, dan Allah menyuruhnya untuk mengimaninya. Iman kepada Rasul Allah dapat dilihat dalam kutipan kalimat berikut.

Pembanding Muhammad pada waktu adanya suda tiba segala anak-anakan biduodari di dalam Negeri Makah. Muhammad itu sudahlah

zhahir sekalian berhala habis terjatuh daripada masjidnya dan bergerak kursinya raja kebesaran di luar Negeri Makah. Maka jatuhlah raja ke bawah kursi karena kebesaran Muhammad dan padam api di Negeri Parsi dan panaslah sekalian isi dunia tidak tahu (HN: h.1).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat diketahui bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah yang membawa kabar gembira dan pemberi peringatan kepada umat Islam. Iman kepada rasul dalam kutipan di atas terdapat dalam Q.S. AN-Nisa: 165 yang artinya sebagai berikut: Kita mengimani bahwa Allah

commit to user

Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” (Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(Terjemahan QS. AN-Nisa: 165).

2) Iman Kepada Malaikat Allah

Allah menciptakan malaikat, yaitu makhluk gaib yang melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Allah. Ia diciptakan Allah dari cahaya. Seorang muslim wajib mengimani adanya malaikat sebagai makhluk Allah di samping manusia, jin dan iblis. Keyakinan terhadap adanya malaikat, bukan hanya sebatas mengetahui nama dan tugas malaikat, melainkan melahirkan dampaknya pada perilaku. Setiap manusia akan selalu berhati-hati, sebab apapun perbuatannya akan dicatat oleh malaikat dan diminta pertanggungjawabannya.

Penggambaran keimanan atau keyakinan terhadap malaikat dalam teks HN dapat dilihat pada kutipan berikut.

Turunlah Jibril disu/r/ukan12 Tuhan membawa suatu tongkat di dalam syorga tempatnya, diberikan kepada nabi kita lalu diambilah. Maka kata Jibril, “Ini tongkat aku bawakan di dalam syorga, berapa mukjizat engkau hujamkan tongkat ini kepada bumi?”. (HN: h.4). “Maka berkata Djibril kepada Muhammad, “Hamba ini rosulkan Tuhan kepada engkau membawa himbaulah engkau Muhammad

rasulallah”. Lalu kepada umat engkau sampai sekarang menjadi

rasulallah” (HN: h.5).

Maka sampailah umur nabi tiga puluh musim. Maka turunlah Jibril disoalkan Tuhan membawa Buroq di dalam suroga akan /m/embawa13 nabi kita Muhammad mengitari. Lalu bertemu dangan nabi kita, “Assallamu’alaikum”, kata Jibril, “Alaikum sallam” bunyi jawabnya. Berkata wahai Muhammad, “Aku ini disoalkan Tuhan

12

Terbaca ‘disulukan’

Kata ‘disulukan’ dalam Bahasa Minangkabau tidak ada dan diedisikan dengan kata ‘disurukan’. 13

commit to user

(HN : h.5).

Pada kutipan di atas jelas bahwa malaikat benar-benar ada. Malaikat Djibril diperintahkan Allah untuk membawa mukjizat kepada nabi Muhammad. Hal itu berarti bahwa malaikat wajib kita yakini keberadaannya. Ajaran iman kepada malaikat terdapat dalam Q.S. At-Tahrim (66) ayat 6 yang artinya sebagai berikut. “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Terjemahan Q.S. At-Tahrim, 66:6).

Selain Q.S. At-Tahrim di atas, juga terdapat dalam surat Al-A’raaf (7) ayat 206 yang artinya sebagai berikut. “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka bertasbih memujiNya dan hanya kepadaNya mereka bersujud” (Terjemahan Q.S. Al-A’raaf, 7:206). Kedua kutipan surat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa agar manusia beriman kepada malaikat Allah. Mereka diperintahkan untuk menjaga dan menjauhkan diri dan keluarganya agar tidak mendapat siksa neraka. Malaikat yang sifatnya sangat kasar dan keras. Malaikat selalu tunduk dan mengerjakan apa yang diperintahkan Allah. Malaikat juga senantiasa bertasbih, memuji, menyembah, dan bersujud kepada-Nya. Oleh karena itu sangat jelas bahwa malaikat benar adanya yang selalu disisi Allah.

commit to user

Takdir atau Qadla dan Qadar adalah ketentuan Allah bagi manusia yang menunjukkan ke-Maha Kuasaan Allah dalam menentukan nasib manusia. Allah Maha Kuasa untuk menentukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Oleh sebab itu, setiap muslim harus yakin dan percaya bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Mengetahui tentang nasib seluruh makhluk. Allah sudah menentukan nasib setiap makhluknya, tetapi tak seorangpun makhluk yang mengetahui nasibnya. Allah Maha Kuasa dan Maha Berkehendak. Jika Allah menghendaki maka Allah Maha Kuasa untuk mengubah nasib makhluk-Nya, jika ia berusaha untuk mengubahnya. Penggambaran iman kepada Takdir Allah ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

Maka rubah panasnya[lah]14 Muhammad melihat gadingnya. B.r.s.w.g.y.r.w.l.h15 Jibril mamapah, dialah sembah nabi kita Muhammad. Maka bertanya kepada Jibril ini, “Malaikat apa namanya?” maka berkata Jibril, “Bermula malaikat ini Mikail namanya, kerjanya manilik suratan baik //(10) dan jahat untung manusia kepada Laukh Maukhfud”. [pa]16 Tidak lupa sekejap mata, maka datanglah nabi kita ke bawah Tiang Ars Allah. Maka sujudlah Nabi Muhammad mangadap kepada hadirat Tuhan rabbil’ alamin. Ajaran iman kepada takdir Allah diperkuat dan dibuktikan dalam Q.S. Al-Hadid ayat 22 dan Ar-Ra’ad ayat 11 sebagai berikut. “Tidak ada bencana yang menimpa di bumi dan (tidak pula pada) dirimu sendiri kecuali telah (ditentukan) di dalam kita sebelum Kami wujudkan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” (Terjemahan Q.S. Al-Hadid, 57:22). “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib yang menimpa suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka” (Terjemahan Q.S.Ar-Ra’ad, 13:11).

14 Terbaca ‘panasnyalah’ 15 Tertulis 16 Kelebihan penulisan

commit to user

mudah bagiNya untuk menentukan dan mewujudkan segala yang ada di bumi termasuk juga sebuah bencana. Allah Maha Berkehendak mendatangkan bencana pada diri manusia. Dan Allah tidak akan mengubah apa yang telah ditentukannya kecuali mereka berusaha mengubah nasibnya sendiri.

Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa atau putus asa, sebab apa yang menimpa setelah segala usaha dilakukan merupakan takdir Allah, dan Allah akan selalu memberikan yang terbaik sesuai dengan sifatNya yang Maha Pengasih dan Penyayang.

4) Iman Kepada Hari Kiamat

Iman kepada hari kiamat adalah meyakini datangnya hari akhir. Iman kepada hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima. Dengan iman kepada hari akhir akan menjadikan seseorang akan selalu bersikap hati-hati dalam melakukan perbuatannya. Perbuatan tersebut senantiasa mengingat kehidupan di akhirat sehingga terciptalah antara kehidupan dunia dan akhirat. Dalam teks HN amanat tentang iman kepada hari kiamat dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut.

Lalu dibukakan pintu langit, bertemu dangan Isa alaihi sallam. Maka mengucab berucab keduanya, lalulah pula Muhammad di sanan bertemu malaikat habis berdiri semuhanya bersaf-saf dangan beberapa banyaknya. Allah taala juga nan tahu akan bilangannya, bertanya b.ng.y17 itu bak buni guruh hampir /k/iyamat18. Bertanya Muhammad kepada Jibril, “Berapa lamanya berdiri malaikat disini?”, kata Jibril, “Hingga kiyamat “. Maka berhenti, inilah akibat kepada Tuhanya (HN: h.7). 17 Tertulis 18 Tertulis p.y.m.t

commit to user

ayat 114 sebagai berikut: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji” (Terjemahan Q.S. Ali Imran, 3:9). “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) perbagai kebajikan, mereka itu termasuk orang-orang yang saleh” (Terjemahan Q.S. Ali Imran, 3:114).

Kedua kutipan surat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa akan benar-benar datang hari akhir dan pembalasan tanpa ada keraguan sedikitpun. Dan Allah menyuruh setiap muslim untuk segera berbuat kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang mungkar agar termasuk golongan orang yang saleh. Dengan begitu mereka di hari pembalasan nanti akan mendapatkan rahmat dari Allah.

b. Akhlak

Akhlak merupakan pola tingkah laku yang baik maupun buruk. Bertobat merupakan bentuk aspek akhlak yang terpuji. Kesadaran seseorang setelah melakukan perbuatan yang salah dalam pengakuan dosa-dosanya menyebabkan munculnya perbuatan taubat. Aspek akhlak dalam nilai Islam mengajarkan untuk bertobat, mengakui segala kesalahan yang kita perbuat dan berjanji serta berusaha tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak luput dari salah dan manusia memiliki kelemahan yang jauh dari kesempurnaan. Ajaran untuk bertobat terdapat dalam HN yang dapat dilihat pada kutipan berikut.

commit to user

Didapatinya parampuan sedang bermasak perpeti. Maka bermenung sajalah, Abas berkata, kepada parampuan, “Apa sebab tiap juga masak burung itu”. Bakata parampuan, “Wahai suamiku sebentar ini aku pergi //(13) mesti bagaimanakah masak burung perpeti, pada(hal)19 aku sekarang dipanggil Nabi kita. Akan diperjamukan Nabi sudah tiba. Maka taubatlah Abas kepada Nabi sekarang itu adanya (HN: h.13).

Ajaran bertobat dan senantiasa menakui dosa dan salah serta berusah memperbaikinya terdapat dalam Q.S Ar-Ruum (30) ayat 31 yang bunyi artinya sebagai berikut. “Dengan kembali bertobat Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah” (Terjemahan Q.S. Ar-Ruum: 31). Surat di atas memerintahkan kepada hambaNya untuk bersegera dalam bertobat. Bertobat bisa dilaksanakan dengan salat sunat tobat dua rakaat.

Dengan penuh penyesalan dan minta ampunan kepada Allah tanpa mempersekutukanNya. Dalam melaksanakan taubat ini disertai keyakinan bahwa Tuhan mengampuni dosa-dosa hambaNya yang bertobat dan memohon ampun kepadaNya. Hal ini seperti tersebut dalam Q.S. An-Nahl (16) ayat 119 yang bunyi artinya sebagai berikut. “Kemudian sesungguhnya (Tuhanmu) mengampuni bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertobat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya): sesunguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Terjemahan Q.S. An-Nahl: 119).

19

commit to user

1) Perintah salat

Pada peristiwa Isra Mikraj, Allah memberikan perintah salat wajib. Salat subuh adalah salat yang pertama kali diperintahkan. Karena peristiwa Isra Mikraj sendiri terjadi pada saat malam hari. Subuhnya Rasulullah sudah tiba kembali di tempat semula. Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena salat Subuh adalah salat yang sulit untuk di laksanakan, di mana saat itu banyak manusia yang masih terlelap dalam tidurnya. Sebelum diperintahkannya salat wajib 5 waktu ini, Rasulullah melaksanakan salat sebagaimana Nabi Ibrahim. Dalam teks HN perintah ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

Bermula Nabi Ibrahim bersinar di bawah Sidratil Muntaha namanya. Bermula daunya seperti telinga gajah dan buahnya seperti hujung bukit kapa gadingnya. Maka masukklah Muhammad serta Ibrahim ke dalam Baitul Makmur, maka sembahyang dua rokaat (HN: h.10). Demikian buni serunya ya Allah ya Tuhanku ya Nabiya ya muwali

bābul ‘ālamin berilah keringanan umat aku daripada sembahyang lima puluh waktu. Maka berkata Tuhan kita, “Hai Muhammad kasihan aku bermula sembahyang semuhanya lima waktu pada sehari dan semalam”. Maka turunlah engkau hai Muhammad kepada dunia, maka diambillah oleh Jibril tangan Nabi. Lalu berdiri berjalan sekali maka dirujuk oleh Nabi kita Buroq itu. Dijbril itu mengantarkan hingga pintu langit yang di bawah sekali maka bersepaham Nabi Muhammad (HN: h.11).

Lalu turun Nabi Muhammad kepada dunia,[lalu saja kapan]20 masjid belum lagi tiba akan sembahyang, maka duduklah Muhammad kepada tempat dahulu tatkala naik kepada langit. Maka j.b.r.t.l.h21 Nabi Muhammad karena hari belum lagi tinggi, Muhammad sudah kembali daripada langit yang tujuh. <Maka tiba orang akan sembahyang>22

Dokumen terkait