• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIKAYAT NABI SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HIKAYAT NABI SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh ARDIYANTO

C0204008

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

Disusun oleh

ARDIYANTO C0204008

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. NIP 196206101989031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Sastra Indonesia

(3)

commit to user

SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

Disusun oleh

ARDIYANTO C0204008

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Pada Tanggal 8 Juli 2011

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Dra. Chattri Sigit Widyastuti, M.Hum.

NIP. 196412311994032005 ...

Sekretaris Asep Yudha Wirajaya, S.S.

NIP. 197608122002121002 ...

Penguji I Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag.

NIP. 196206101989031001 ...

Penguji II Drs. Sholeh Dasuki, M.S.

NIP. 196010051986011001 ...

Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

(4)

commit to user

Nama : Ardiyanto

NIM : C0204008

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Hikayat Nabi:

Suntingan Teks dan Analisis Struktur adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, 9 Juni 2011

Yang membuat pernyataan,

(5)

commit to user

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan maka apabila engkau telah

selesai (dari satu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan

hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”

(6)

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini bukan hanya tulisan semata. Di dalamnya,

aku mendapat pemahaman baru. Dengannya, aku

belajar tentang waktu. Tidak hanya sendiri, ada

orang-orang yang selalu menjadi pemompa

semangatku. Pada mereka aku berikan karya ini

setelah untuk Allah, tentunya. Mereka adalah:

 Orang tua yang selalu mengantarku menuju jalan

harapan dan membekaliku dengan doa.

 Fenny Hendras atas segala rasa, doa, dan

semangatnya.

 Siapapun yang berharap akan kesuksesanku.

(7)

commit to user

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul Hikayat Nabi: Suntingan Teks dan Analisis

Struktur.

Penulis juga sangat berterima kasih atas segala bantuan, dukungan, dan

dorongan yang telah diberikan oleh semua pihak, baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, yaitu

sebagai berikut.

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin untuk

melakukan penyusunan skripsi.

2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., selaku ketua Jurusan Sastra Indonesia dan

pembimbing skripsi yang selalu memberikan petunjuk dan dorongan

hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Drs. Wiranta, M.S., selaku dosen pembimbing akademis.

4. Bapak dan ibu dosen Sastra Indonesia. Terima kasih atas segala bimbingan

dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama masa studi.

5. Pak’e, Mamak, Mbak Kus, Mas Yuli dan Nabila yang selalu memberikan

dorongan pada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima

kasih atas doanya. Kalianlah yang selalu menjadi semangat bagi penulis

(8)

commit to user

atas semua cambukannya, motivasi, semangat, dan segala rasa, senyum

dan tawa yang selalu ada, selalu hadir sehangat mentari pagi.

7. Sahabat-sahabat penulis, Joko kasino, Narendra Titis, Ridwan Sefri, Dedi

Rohmadi, Deni Bento, Erwan Fajar, Ardian Friatna, Diki, Tiur

teman-teman Kos Jeruk terima kasih atas perhatianya selama ini. Kalian adalah

sahabat dan saudaraku.

8. Segenap keluarga besar Marching Band Sebelas Maret Surakarta atas

semua pengalaman yang tidak terlupakan, kebersamaan, semangat,

perjuangan, dan ilmu yang tak ternilai.

9. Teman-teman seangkatan dan adik-adik tingkat yang telah memberi warna

pada penulis selama masa kuliah.

10.Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,

khususnya mahasiswa Sastra Indonesia. Terima kasih.

Surakarta, 9 Juni 2011

(9)

commit to user

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ...ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR SINGKATAN ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

(10)

commit to user

A. Penelitian Terdahulu ... 8

B. Suntingan Teks ... 10

C. Struktur Hikayat ... 13

D. Kerangka Pikir ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

A. Metode Penelitian ... 17

B. Sumber Data ... 17

C. Metode Edisi Standar ... 17

D. Metode Struktural ... 18

E. Teknik Pengumpulan Data ... 19

F. Teknik Pengolahan Data ... 19

G. Teknik Penarikan Kesimpulan ... 20

BAB IV SUNTINGAN TEKS ... 21

A. Inventarisasi Naskah ... 21

B. Deskripsi Naskah ... 23

C. Ikhtisar Isi Teks ... 31

D. Kritik Teks ... 34

E. Suntingan Teks ... 44

F. Ejaan dan Bahasa ... 58

G. Daftar Kosakata ... 62

BAB V ANALISIS STRUKTUR ... 67

A. Tema ... 67

(11)

commit to user

A. Simpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(12)

commit to user

Tabel 1 : Tabel Keadaan Naskah ... 24

Tabel 2 : Tabel Lakuna ... 35

Tabel 3 : Tabel Adisi... 35

Tabel 4 : Tabel Ditografi ... 36

Tabel 5 : Tabel Substitusi ... 37

(13)

commit to user

1. BM : Bahasa Melayu

2. br. : Baris

3. cm : Sentimeter

4. EYD : Ejaan yang Disempurnakan

5. H : Hijriah

6. h. : Halaman

7. HN : Hikayat Nabi

8. KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

9. l : Lebar

10.M : Masehi

11. Ml. : Melayu

12.No. : Nomor

13.p : Panjang

14. s.d. : Sampai dengan

(14)

commit to user

Lampiran 1 : Sinopsis ... 88

(15)

commit to user

Ardiyanto. C0204008. 2011. Hikayat Nabi Suntingan Teks dan Analisis Struktur. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana suntingan teks Hikayat Nabi (HN)? (2) Bagaimana struktur teks HN?

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menyediakan suntingan teks HN yang baik dan benar. (2) Mengungkapkan teks HN dari segi tema dan amanat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode yang digunakan antara lain metode edisi standar dan struktural. Sumber data yang digunakan adalah naskah HN dengan nomor Ml. 205 yang diperoleh dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka. Teori yang digunakan untuk menganalisis teks HN adalah teori struktural.

(16)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

Di antara bangsa-bangsa di Asia Tenggara, bangsa Indonesia beruntung

karena mewarisi khasanah sastra lama dalam jumlah yang besar (Achadiati Ikram,

1997:28). Tidak kurang dari 5000 naskah dengan 800 teks tersimpan dalam

museum dan perpustakaan di beberapa negeri. Teks-teks tersebut menyimpan

informasi masa lampau yang berkaitan dengan berbagai hal seperti hukum, adat

istiadat, sejarah, kehidupan sosial, obat-obatan, kehidupan beragama, filsafat,

moral, dan sebagainya (Siti Baroroh Baried, et. al., 1994:9).

Masuknya agama Islam ke wilayah Nusantara telah banyak disorot oleh

para peneliti dari berbagai seginya, antara lain tentang tanggal terjadinya,

bagaimana, serta tempat awal mula kejadiannya. Apabila membaca karya sastra

peninggalan dari kurun masa itu, dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan

Islam terjadi dengan damai, lambat laun, dan dengan daerah persebaran yang amat

luas seperti yang dapat disaksikan hingga sekarang.

Konflik dengan agama lama hanya terjadi dalam bentuk polemik dan

karena pada masa itu pengetahuan menulis hanya menjadi milik beberapa orang,

maka penyebaran Islam tidak dapat meluas. Dalam berbagai bentuk penetrasinya

Islam di Nusantara benar-benar merupakan agama perdamaian. Diterimanya

agama Islam oleh sebagaian besar penduduk Nusantara membawa serta akulturasi

dengan masyarakat pribumi. Islam diterima tidak hanya sebagai agama, tetapi

juga dengan berbagai unsur bawaan: bahasa arab dengan tulisannya, kesusastraan

(17)

commit to user

Salah satu rukun Islam ialah percaya kepada rasul-rasul Allah. Sebagai

nabi yang terakhir, Nabi Muhammad adalah nabi pilihan yang sangat disanjung

tinggi oleh umat Islam. Perbuatanya juga menjadi contoh dan teladan orang yang

beriman. Tidak heran kalau cerita Nabi Muhammad menjadi cerita yang popular

sekali (Liaw Yock Fang, 1991:236).

Cerita tentang Nabi Muhammad dibagi menjadi tiga jenis. Jenis yang

pertama ialah cerita yang mengisahkan riwayat Nabi Muhammad dari kelahiranya

hingga wafatnya. Cerita semacam ini berasal dari sastra sirah (riwayat hidup Nabi

Muhammad) yang disusun sesudah wafatnya Nabi Muhammad. Di dalam cerita

Nabi Muhammad sudah dimasukkan cerita-cerita khayalan demi

mengagung-agungkan Nabi Muhammad. Jenis kedua adalah cerita yang menceritakan

mukjizat Nabi Muhammad. Cerita ini juga berasal dari sirah dan kumpulan

hadis-hadis yang terkenal. Cerita jenis ini juga mengagung-agungkan kemuliaan Nabi

Muhammad sebagai nabi akhir zaman. Jenis ketiga ialah cerita maghazi. Maghazi

ialah cerita peperangan Nabi Muhammad untuk mengembangkan agama Islam.

Cerita ini timbul tidak lama sesudah wafatnya Nabi Muhammad.(Liaw Yock

Fang, 1991:237).

Hikayat adalah nama jenis sastra yang menggunakan bahasa Melayu

sebagai wahananya. Kata hikayat diturunkan dari bahasa Arab ’hikayat’ yang

artinya cerita, kisah, dongeng. Kata tersebut berasal dari bentuk kata kerja ’haka’

yang artinya menceritakan, mengatakan kepada orang lain (Hava dalam Sulastin

(18)

commit to user

Selain itu, hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa

yang berisi cerita, undang-undang dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan,

historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara,

pembangkit semangat juang atau sekedar untuk meramaikan pesta (Anton M.

Moeliono, 2003:401).

Salah satu naskah Melayu produk masa lampau yang terdapat di Indonesia

adalah Hikayat Nabi. Naskah Hikayat Nabi (selanjutnya disingkat HN)

merupakan salah satu karya sastra lama yang bercorak Islam, berbentuk prosa

yang menceritakan gambaran kehidupan Nabi Muhammad dari kelahiranya, nabi

menerima wahyu, dan perjalanan Isra Mikraj. Naskah HN tersimpan di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, dengan nomor ML 205.

Berdasarkan penggolongan Liaw Yock Fang HN termasuk dalam jenis

pertama dan kedua yaitu cerita yang mengisahkan riwayat Nabi Muhammad dari

kelahiranya hingga wafatnya dan menceritakan mukjizat Nabi Muhammad. Hal

ini disebabkan karena dalam HN selain menceritakan riwayat hidup yaitu masa

kecil Nabi Muhammad sampai dengan nabi menerima wahyu diceritakan pula

tentang perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad.

Naskah HN tercatat dalam Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid

4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Behrend, 1998) dengan nomor Ml.

205. Dalam katalog Indonesian and Malayan Traditional Manuscripts Held In

Public Collections in Australia tahun 1982 oleh George Miller yang diterbitkan

(19)

commit to user

berjudul Hikayat Nabi yang berkode W.77 (Rol 372.05) tetapi setelah diteliti

lebih seksama ternyata naskah ini berisi tentang cerita Nabi Adam.

Ada beberapa alasan terkait dengan pemilihan teks HN sebagai bahan

penelitian.

1. Teks HN dari segi bahasa sangat menarik karena menggunakan

bahasa Melayu Minangkabau atau bahasa Melayu dialek

Minangkabau. Tidak semua orang bisa memahami bahasa Melayu

Minangkabau. Sehingga penelitian ini nantinya diharapkan dapat

membantu dalam penelitian filologi selanjutnya khususnya

teks-teks berbahasa Melayu Minangkabau dan dapat menambah

pembendaharaan katanya.

2. Kondisi naskah yang tidak mungkin bertahan lama sehingga

penyelamatan naskah harus segera dilakukan.

3. Teks ditulis dengan huruf Jawi yang kurang dipahami oleh

masyarakat. Agar keberadaannya dapat diketahui dan isinya dapat

dipahami, suntingan terhadap HN perlu dilakukan.

4. Sampai saat ini, naskah HN belum pernah dikaji sebelumnya. Hal

ini didasarkan atas pencarian informasi yang dilakukan pada

beberapa universitas yaitu di UNS dan UGM. Pencarian

berdasarkan studi pustaka pada Direktori Edisi Naskah Nusantara

(20)

commit to user

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian agar analisis

yang dilakukan dapat lebih mendalam dan terarah. Pembatasan masalah penelitian

ini dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Penyuntingan teks yang meliputi kegiatan inventarisasi naskah, deskripsi

naskah, ikhtisar isi teks, dan kritik teks.

2. Analisis struktur teks yang dibatasi tema dan amanat.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini

dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah suntingan teks HN?

2. Bagaimanakah struktur teks HN?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menyajikan suntingan teks HN yang baik dan benar; baik dalam arti teks

mudah dipahami pembaca pada umumnya dan benar dalam arti kebenaran isi

teks tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

2. Mengungkapkan struktur teks HN dengan pendekatan struktural yaitu tema

(21)

commit to user

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis, yaitu penelitian ini diharapkan mampu memberikan

sumbangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang filologi. Selain itu,

penelitian ini juga diharapkan dapat menambah perbendaharaan hasil

penelitian terhadap naskah lama dengan suntingan yang baik dan benar.

sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya atau oleh ilmu-ilmu lain seperti Linguistik.

2. Manfaat praktis, yaitu penelitian ini dapat memperkenalkan keberadaan

naskah HN sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya seperti akidah,

ibadah, dan akhlak dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

F. Sistematika Penulisan

Bab I pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II merupakan landasan teori yang dipakai sebagai titik awal peneliti

dalam menganalisis data. Bab ini berisi penelitian terdahulu, teori penyuntingan

teks, teori analisis struktur dan kerangka pikir.

Bab III merupakan metode penelitian. Bab ini berisi metode yang

digunakan dalam penelitian yang meliputi sumber data, metode edisi teks, metode

analisis teks, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik

(22)

commit to user

Bab IV merupakan suntingan teks. Bab ini meliputi deskripsi naskah yang

memaparkan tentang hal ikhwal naskah, ikhtisar isi teks yang memaparkan isi

teks secara ringkas, pedoman transliterasi yang dipergunakan dalam penyuntingan

teks, kritik teks yang berisi perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap teks,

suntingan teks, ejaan, bahasa, dan daftar kata.

Bab V merupakan analisis isi. Bab ini berisi analisis struktur HN yang

meliputi tema dan amanat.

BabVI merupakan penutup yang berisi simpulan sebagai gambaran hasil

(23)

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai penelitian ini adalah Kajian Filologis

dan Nilai-nilai Islam dalam Hikayat Raja Rahib oleh Syarakh Padmawati tahun

2007 mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Semarang. Sumber data penelitian dalam skripsi ini adalah

naskah Hikayat Raja Rahib (HRR) dengan kode naskah W 74, tebal naskah 21

halaman, beraksara Arab, berbahasa Melayu-Minangkabau, yang merupakan

naskah koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) yang terletak di

Jalan Salemba Raya 28A Jakarta.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana suntingan

teks HRR, (2) apa sajakah nilai-nilai Islam yang terkandung dalam HRR sehingga

dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk

menyajikan suntingan teks HRR sehingga dapat dibaca dan dinikmati oleh

pembaca dan mengungkap nilai-nilai Islam yang terkandung dalam teks HRR

sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Adapun metode penelitian

yang digunakan adalah metode edisi standar.

Hikayat “Asal kejadian Negeri Banjarmasin”: Suntingan Teks,

Analisis Struktur, dan Fungsi oleh Joko Suyanto mahasiswa Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2006.

Hikayat Asal Kejadian Negeri Banjarmasin (selanjutnya disingkat HAKNB)

(24)

berdirinya sebuah negeri bernama Negeri Banjarmasin dan raja yang

memerintahnya. HAKNB tercatat dalam Katalog Induk Naskah-Naskah

Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Behrend, 1998)

dengan nomor Ml. 44. HAKNB merupakan salah satu naskah warisan leluhur

yang perlu dilestarikan dan diselamatkan dari kepunahan dengan cara

ditransliterasikan dan disajikan dalam bentuk suntingan agar lebih mudah

dipahami dan dipetik manfaatnya.

Sumber data penelitian ini berupa naskah HAKNB yang bernomor

Ml. 44 yang diperoleh dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Metode

yang digunakan dalam penyuntingan teks adalah metode standar. Teks HAKNB

disunting dengan mengadakan perbaikan atau pembetulan dari

kesalahan-kesalahan yang kemudian dicatat dalam aparat kritik.

Analisis struktur HAKNB menggunakan kajian struktur prosa yang

meliputi tema, penokohan, latar dan alur. Tema yang dikemukakan dalam

HAKNB adalah ”asal mula berdirinya negeri Banjarmasin,” yang juga digunakan

sebagai judul teks. Penokohan ditonjolkan secara dramatik, terdapat tokoh utama

dan tokoh bawahan. Dalam hal latar, dipaparkan latar yang meliputi aspek tempat,

aspek waktu dan aspek suasana. Alur dalam cerita HAKNB merupakan alur maju

(progresif), peristiwanya terjadi secara kronologis, berjalan beruntun dari awal,

(25)

B. Suntingan Teks

Menyunting dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1106) berarti

menyiapkan naskah siap cetak atau terbit dengan memperhatikan segi sistematika

penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur). Sebuah

suntingan yang tepat akan menghasilkan suntingan teks yang baik. Hal ini

dikarenakan salah satu tujuan penyuntingan teks adalah agar teks dapat dibaca

dengan mudah oleh kalangan yang lebih luas (Edwar Djamaris, 2002:30). Tugas

seorang filolog adalah agar sebuah teks dapat dimengerti. Upaya filolog juga

bertugas untuk menyediakan teks yang diperkirakan mendekati aslinya. Edward

Djamaris berpendapat agar tujuan itu tercapai diperlukan beberapa langkah, antara

lain inventarisasi naskah, deskripsi naskah, penyuntingan teks dan kritik teks

(2002:9).

Menyunting dalam filologi adalah menyediakan naskah yang mendekati

aslinya, yaitu naskah yang baik dan benar. Baik, berarti mudah dibaca dan

dipahami karena sudah ditransliterasikan dan ejaannya sudah disesuaikan dengan

bahasa sasaran. Benar, berarti bahwa kebenaran isi teks dapat

dipertanggungjawabkan karena sudah dibersihkan dari kesalahan (Sholeh Dasuki,

1996:60).

Beberapa langkah yang dilakukan dalam penyuntingan pada naskah

(26)

1. Inventarisasi Naskah

Inventarisasi naskah adalah mencari naskah yang akan dijadikan objek

penelitian. Pencarian naskah ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui

katalog atau terjun langsung ke lapangan. Katalog adalah daftar naskah yang ada

di suatu lembaga tertentu. Naskah yang terdaftar di katalog adalah naskah yang

dimiliki oleh suatu museum atau lembaga tertentu. Pencariannya dilakukan

dengan melihat judul dan semua keterangan tentang naskah yang ada dalam

katalog. Namun, tidak semua naskah tersimpan di museum atau lembaga resmi.

Ada juga yang masih menjadi koleksi pribadi masyarakat tertentu sehingga untuk

mendapatkannya, peneliti harus terjun langsung ke lapangan. Pencarian naskah di

lapangan dilakukan dengan mendatangi orang-orang yang diduga masih

menyimpan naskah-naskah klasik yang akan diteliti.

Selain kedua cara di atas, pencarian juga perlu dilakukan dengan membaca

sejumlah artikel yang berisi tentang penemuan dan informasi lainnya mengenai

naskah. Hal ini dilakukan karena beberapa katalog kadang belum lengkap dengan

adanya penemuan naskah-naskah baru (Bani Sudardi, 2003:47).

2. Deskripsi Naskah

Deskripsi naskah adalah penggambaran seluk-beluk naskah secara

terperinci. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran selengkap-lengkapnya

tentang naskah yang akan diteliti sehingga dapat diketahui karakternya. Deskripsi

naskah meliputi beberapa hal, yaitu judul naskah; tempat penyimpanan; nomor

naskah; ukuran halaman; jumlah halaman; jumlah baris; panjang baris; huruf dan

(27)

penyalin, tempat, dan tanggal penulisan naskah; keadaan naskah; pemilik naskah;

pemerolehan naskah; gambar atau ilustrasi; isi naskah; dan catatan-catatan lain

yang ada tentang naskah (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994:38—42).

3. Suntingan Teks

Untuk menyediakan suntingan teks, diperlukan metode penyuntingan teks.

Metode ini harus disesuaikan dengan karakter naskah yang akan diteliti. Metode

yang digunakan untuk menyunting naskah tunggal adalah metode edisi naskah

tunggal. Salah satunya adalah dengan edisi standar, yaitu penyuntingan dengan

disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan

yang digunakan ialah ejaan yang baku (standar). Kesalahan-kesalahan diberi

komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003:59—61).

Suntingan teks berkaitan dengan transliterasi dan transkripsi. Transliterasi

artinya penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad

yang lain, sedangkan transkripsi adalah salinan atau turunan tanpa mengganti

jenis tulisan (hurufnya tetap sama) (Siti Baroroh Baried, et. al., 1985:65).

4. Kritik Teks

Secara khusus tugas pokok penelitian filologi itu disebut kritik teks.

Kritiks adalah perbandingan, pertimbangan, dan penentuan teks yang asli atau

teks yang autoritatif, serta pembetulan perbaikan, pembersihan teks dari

kesalahan. Sebagai pertanggungjawaban perbaikan teks itu, semua perbedaan teks

itu dicatat dalam sebuah catatan yang biasa disebut aparat kritik (apparatus

(28)

kandungan teks yang tersimpan dalam naskah untuk mendapatkan teks yang

paling mendekati aslinya (Bani Sudardi, 2003:55).

C. Struktur Hikayat

Penelitian struktur menolong pembaca memahami tujuan pengarang, isi

cerita, dan latar belakangnya, sebab tiap-tiap hasil sastra itu tidak hanya

berasal-usul, tetapi juga mempunyai sejarah terjadinya. Analisis struktur yang

menerangkan hubungan bagian yang satu terhadap bagian yang lain dan terhadap

keseluruhannya, dan sebaliknya akan mengungkapkan segala gejala yang menurut

pandangan tertentu tidak masuk akal (Sulastin Sutrisno, 1983:361).

Hikayat sebagai karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi

cerita, undang-undang dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis,

atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat

juang atau sekedar untuk meramaikan pesta (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2002:401).

Suatu cerita dapat memberikan gambaran yang jelas tentang sistem nilai

atau sistem budaya masyarakat pada suatu tempat dalam suatu masa. Perbuatan

yang dipuji dan dicela, pandangan hidup yang dianut dan dijauhi, sesuatu yang

digemari dan dijunjung tinggi (Sulastin Sutrisno, 1983:34).

M. Saleh Saad berpendapat, ”unsur-unsur pembentuk cerita rekaan itu

adalah alur, penokohan, latar dan pusat pengisahan” (Lukman Ali, 1967:120).

Rene Wellek dan Austin Warren berpendapat, unsur-unsur itu meliputi alur,

(29)

1. Tema

Matje dalam Sulastin Sutrisno mengatakan bahwa ”tema itu menunjukkkan

dengan singkat inti atau peristiwa yang merupakan bahan suatu karya sastra”

(Sulastin Sutrisno, 1983:92). Tema pada hakikatnya adalah makna yang

terkandung dalam cerita atau disebut juga dengan makna cerita. Makna cerita

dalam sebuah karya sastra mungkin saja lebih dari satu, sehingga dapat mengenal

adanya tema utama dan tema tambahan. Tema utama (tema mayor) yaitu makna

pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu, sedangkan

makna yang hanya terdapat pada bagian tertentu cerita disebut sebagai makna

bagian atau makna tambahan. Makna bagian atau makna tambahan inilah yang

disebut sebagai tema minor (Burhan Nurgiyantoro, 1995: 82-83).

Untuk menentukan tema sebuah karya satra fiksi, tema haruslah

disimpulkan dari keseluruhan cerita. Menentukan tema pokok sebuah cerita pada

hakikatnya merupakan aktivitas memilih, mempertimbangkan, dan menilai di

antara sejumlah makna yang ditafsirkan ada dikandung oleh karya sastra yang

bersangkutan.

2. Amanat

Amanat merupakan pemecahan atau jawaban yang dipersoalkan dalam

cerita (Sudiro Satoto, 1992: 6). Amanat adalah pesan yang hendak atau ingin

disampaikan pengarang lewat karyanya kepada pembaca (Dick Hartoko dan B.

Rahmanto, 1986: 10).

Unsur amanat sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari

(30)

senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur

kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia (Nurgiyantoro, 1995:

322).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa amanat adalah

pesan yang terkandung dalam suatu cerita yang ingin disampaikan pengarang

kepada pembaca. Dengan adanya amanat tersebut diharapkan pembaca dapat

mengambil hal-hal positif dari cerita itu untuk bahan acuan dalam bertingkah

(31)

D. Kerangka Pikir

Penyelamatan dan Pengembangan Warisan

Budaya Bangsa

Naskah HN

Metode Edisi Standar

Teks HN Suntingan

Teks HN

(32)

commit to user

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Semua penelitian

kualitatif selalu menggunakan metode deskriptif (Zaini Hasan, 1990:16). Metode

deskriptif adalah metode penelitian yang memberikan uraian dan menjabarkan apa

yang menjadi masalah, menganalisis, dan menafsirkan data yang ada (Winarno

Surakhmad, 1985:139).

B. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah naskah Melayu lama yang berjudul

Hikayat Nabi. Teks HN ditulis dalam bahasa Melayu yang mendapat pengaruh

bahasa Minangkabu dengan menggunakan huruf Arab Melayu (Jawi). Saat ini

naskah HN tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan

nomor ML 205.

C. Metode Edisi Standar

Setelah naskah diinventarisasi dengan membaca katalog, dapat diketahui

bahwa naskah HN merupakan naskah tunggal. Metode penyuntingan naskah yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode edisi standar. Edisi standar ialah

menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan

ketidakajegan, sedang ejaanya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

Diadakan pembagian kata, pembagian kalimat, digunakan huruf besar, pungtuasi,

dan diberikan pula komentar mengenai kesalahan-kesalahan teks (Siti Baroroh

(33)

Setiap perbaikan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan, misalnya

dengan memberikan penjelasan di dalam pengantar suntingan, memakai catatan

kaki (footnote), dan sebagainya agar dapat memberikan kesempatan pada

pembaca atau peneliti lain untuk memberikan penilaian dan alternatif terhadap

setiap perbaikan sehingga pertanggungjawaban atau setiap perbaikan yang

dilakukan oleh penyunting akan memberikan tambahan kualitas keilmiahan yang

menurut pertimbangan keilmiahan dirasa lebih tepat (Sholeh Dasuki, 1996:61).

D. Metode Struktural

Karya sastra merupakan struktur. Struktur di sini dalam arti karya sastra itu

merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem yang antara unsur-unsurnya

terjadi hubungan saling timbal balik, saling menentukan. Jadi, kesatuan

unsur-unsur dalam sastra bukan hanya merupakan kumpulan atau tumpukan hal-hal atau

benda-benda yang berdiri sendiri, melainkan hal-hal itu saling terkait, saling

berkaitan, dan saling bergantung (Rahmat Djoko Pradopo, 1997: 118-119).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

struktural. Pendekatan struktural dalam penelitian ini akan membahas beberapa

(34)

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data (inventarisasi naskah) dilakukan dengan studi pustaka,

yaitu dengan membaca katalog. Katalog yang dimaksud adalah Katalog Induk

Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

(Behrend, 1998). Dari pembacaan katalog ini, penulis mendapat informasi tentang

naskah HN yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Untuk

memudahkan penelitian, naskah HN yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berupa print out dari naskah aslinya yang sudah dimikrofilmkan.

F. Teknik Pengolahan Data

Dalam mengolah data, penulis menggunakan beberapa tahapan, yaitu

sebagai berikut.

1. Tahap deskripsi

Setelah penulis mendapatkan naskah, langkah selanjutnya adalah

mendeskripsikan naskah, yaitu menjelaskan atau memberi gambaran tentang

seluk-beluk naskah untuk mengetahui karakter naskah.

2. Tahap analisis

Setelah naskah dideskripsikan, langkah selajutnya adalah melakukan

suntingan teks. Metode suntingan yang dipakai dalam penelitian ini adalah

metode standar. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam edisi standar menurut Edwar

Djamaris (2006:28) adalah (a) mentransliterasikan teks, (b) membetulkan

(35)

tafsiran (informasi di luar teks), (e) membagi teks dalam beberapa bagian, dan (f)

menyusun daftar kata sukar.

Selain itu, teks dianalisis dengan mendeskripsikan struktur yang bertujuan

untuk memudahkan pembaca dalam memahami teks. Analisis struktur yang dikaji

adalah tema dan amanat.

3. Tahap evaluasi

Data yang sudah dianalisis, belum dapat ditarik simpulan begitu saja.

Data-data tersebut harus diteliti kembali agar dapat diperoleh penilaian yang

benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

G. Teknik Penarikan Simpulan

Setelah hasil penelitian diperoleh, langkah terakhir adalah penarikan

simpulan. Dalam penelitian ini, penarikan simpulan dilakukan secara induktif,

yaitu penarikan simpulan dengan berpikir berdasarkan pengetahuan yang bersifat

(36)

commit to user

83

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan terhadap teks HN yang telah diuraikan pada

bab-bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

1. Beberapa kesalahan penulisan yang terdapat dalam suntingan teks HN.

a. Lakuna, yaitu pengurangan huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa,

kalimat, dan paragraf. Pada suntingan teks HN, terdapat 8 kasus

pengurangan huruf atau suku kata.

b. Adisi, yaitu penambahan huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat,

dan paragraf. Pada suntingan teks HN terdapat 2 kasus penambahan huruf

atau suku kata dan 11 kasus penambahan kata.

c. Ditografi, yaitu perangkapan huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa,

kalimat, dan paragraf. Pada suntingan teks HN terdapat 1 kasus

perangkapan kata dan 1 kasus perangkapan kalimat

d. Substitusi, yaitu penggantian huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa,

kalimat, dan paragraf. Pada suntingan teks HN terdapat 18 kasus

penggantian huruf atau suku kata.

e. Penulisan kata yang menunjukkan ciri ragam Bahasa Melayu

Minangkabau yaitu kata ditransliterasikan dangan. Kata dangan

ditransliterasikan sebagaimana adanya. Penggunaan huruf (sy) dalam

beberapa kata yang di dalam ejaan sekarang ditulis dengan s, dan

penambahan huruf h pada kata yang dimulai dengan vokal misalnya pada

(37)

commit to user

84 amanat.

a. Tema utama dalam HN adalah tentang perintah salat dari Allah SWT yang

disampaikan kepada nabi Muhammad melalui sebuah perjalanan Isra

Mikraj.

b. Amanat dalam HN meliputi akidah, ibadah dan akhlak. Akidah yang

terkandung dalam teks HN adalah iman kepada malaikat, iman kepada

rasul, iman kepada takdir, dan iman kepada hari kiamat. Ibadah yang

terkandung dalam teks HN adalah salat, berdakwah, dan berdoa. Ajaran

tentang akhlak dalam teks HN adalah bertobat.

B. Saran

Penelitian ini merupakan salah satu upaya penyelamatan dan

pengembangan warisan budaya bangsa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memperluas wawasan keislaman. Perlu diadakan kajian lagi dari berbagai disiplin

ilmu terhadap naskah ini sebagai upaya untuk mengenalkan keberadaannya

kepada khalayak ramai. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan rasa cinta

(38)

commit to user

BAB V

ANALISIS STRUKTUR

A.Tema

Pada hakikatnya tema merupakan makna yang dikandung cerita, atau secara

singkat: makna cerita. Tema pokok cerita atau tema mayor (artinya: makna pokok

cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu) tersirat dalam

sebagian besar atau dalam keseluruhan cerita. Tema tambahan atau tema minor

adalah makna cerita yang hanya terdapat pada bagian-bagian cerita tertentu saja.

Makna-makna tambahan tersebut bukan sesuatu yang berdiri sendiri, terpisah dari

makna pokok cerita yang bersangkutan. Akan tetapi, bersifat mempertegas

eksistensi makna utama (Burhan Nurgiyantoro, 1995: 82-83).

Menentukan tema pokok sebuah cerita pada hakikatnya merupakan aktivitas

memilih, mempertimbangkan, dan menilai di antara sejumlah makna yang

ditafsirkan ada dikandung oleh karya yang bersangkutan. Dalam HN ditemukan

adanya tema mayor dan tema minor. Untuk mengetahui tema pokok dalam sebuah

cerita biasanya dapat ditemukan apabila sebuah motif dalam cerita itu diulang

berkali-kali, sehingga karenanya sangat melekat dalam ingatan pembaca (Maatje

dalam Sulastin Sutrisno, 1983:331).

a. Tema Mayor

Tema mayor atau makna pokok (utama) yang terkandung dalam HN adalah

“perintah salat dari Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui

(39)

commit to user

bābul ‘ālamin berilah keringanan umat aku daripada sembahyang lima puluh waktu. Maka berkata Tuhan kita, “Hai Muhammad kasih aku,

bermula sembahyang semuhanya lima waktu pada sehari dan

semalam”. Maka turunlah engkau hai Muhammad kepada dunia, maka diambilah oleh Jibril tangan nabi. Lalu berdiri berjalan sekali maka dirujuk oleh nabi kita Buroq itu. Dijbril itu mengantarkan hingga pintu langit yang di bawah sekali. Maka bersepaham Nabi Muhammad serta Jibril (HN: h.11).

Lalu turun Nabi Muhammad kepada dunia [lalu saja kapan]1 masjid belum lagi tiba akan sembahyang, maka duduklah Muhammad kepada tempat dahulu tatkala naik kepada langit. Maka habis telah Nabi Muhammad karena hari belum lagi tinggi, Muhammad sudah kembali daripada langit yang tujuh. <Maka tiba orang akan sembahyang>2 maka tiba orang akan sembahyang, maka berdirilah nabi membaca takbir maimamkan sekalian orang. nabi sudah sembahyang maka bacuritalah nabi daripada olehnya naik kepada langit lalu turun kepada bumi didapatnya m[en]atahari3 belum lagi tinggi. Maka diam semuhanya mendengar cerita Nabi Muhammad, mengatakan sungguh semuhanya (HN: h.11).

Dari kutipan di atas, dapat diambil sebuah tema mayor bahwa puncak dari

perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib. Mulanya diwajibkan salat

lima puluh kali sehari-semalam. Atas saran Nabi Musa, Nabi Muhammad

meminta keringanan dan diberinya pengurangan sepuluh-sepuluh setiap meminta.

Akhirnya diwajibkan lima kali sehari semalam.

b. Tema Minor

Tema minor atau makna tambahan yaitu makna yang terdapat pada

bagian-bagian tertentu dalam cerita. Dalam HN tema minor yang ditemukan

adalah sebagai berikut.

(40)

commit to user

Muhammad itu dua tahun /h/ampirnya4 pergih berjalan-jalan di atas bukit Jabal Nur namanya bukit, serta Dhamirah bawa berjalan bertemu dua orang rupa hulubalang. Pada tanganya itu suatu pedang d.k.y.p.t5 nabi. Kedua belah tangan dibelahnya dadah dikeluarkan hati jantung, lalu dibasuhnya dimasukkan pula kembali (HN: h.3).

Kemudian Jibril mengeluarkan hati Nabi Muhammad lalu menyucinya tiga

kali, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan

penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril.

Penyucian hati ini bukan berarti hati nabi kotor. Nabi sudah diciptakan

oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulia, hal ini tidak lain untuk

menambah kebersihan dan kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan

menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan penuh hikmah

serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah.

2) Nabi Muhammad mengalami sebuah perjalanan yang disebut Isra Mikraj.

Maka sampailah umur nabi tiga puluh musim. Maka turunlah Jibril disoalkan Tuhan membawa Buroq di dalam syorga akan /m/embawa6 nabi kita Muhammad mengitari. Lalu bertemu dangan nabi kita, “Assallamu’alaikum”, kata Jibril, “Alaikum sallam” bunyi jawabnya. Berkata wahai Muhammad, “Aku ini disoalkan Tuhan membawa engkau naik ke langit melihat langit dangan berpangkat”. Lalu berkata <Nabi //(5)Nabi>7 Muhammad, “Dangan apa aku naik ke langit?”, berkata Jibril kepada Nabi Muhammad, “Inilah Buroq aku bawakan”. Bersikaplah nabi akan berjalan, lalu naiklah mari. Buroq itu lalu berjalan ke Baitul Makdis tempat nan di jalang. Tiba di sana nan dipautkan Buroq oleh nabi kita kepada tempat pautan sekalian anbiya. Maka sembahyang nabi kita dua rakaat sudah sembahyang. Keluarlah nabi di dalam masjid bertemu di luar oleh Jibril. Bakata Jibril kepada Nabi Muhammad, “Engkau di atas langit dangan hamba bawa taulah”. Naiklah nabi ke atas Buroq terbanglah Buroq dangan sinar bertemu di hantara langit dangan bumi lautan yang amat lebar di dalamnya pusara menjadi nabi nasikh (HN: h.5-6).

4 Tertulis ng.m.p.r.ny 5 Tertulis 6 Tertulis p.m.b.w 7

(41)

commit to user

dangan pintu langit yang pertama. Berhadapan berkata Jibril kepada orang di atas langit, “Wahai bukakan pintu!”. Berkata malaikat yang menjaga pintu, “Siapa engkau?”, aku Jibril disoalkan Tuhan membawa Muhammad naik ke Hadirat Tuhan (HN: h.6).

Maka naik pula nabi kita kepada langit yang kedua bertemu dangan pintu langit yang kedua. Maka tiada juga Jibril kepada malaikat berkata, “Malaikat siapa engkau yang di bawah pintu ini?”, “Aku Jibril disoalkan Tuhan membawa Muhammad naik kemari”. Lalu dibukakan pintu langit, bertemu dangan Isa alaihi sallam (HN: h.7).

Kemana orang pula serta kami kepada langit yang kelima, maka mintak buka Jibril kepada orang di atas pintu. Berkata orang di atas pintu, “siapa engkau?”, “Aku Jibril disuruhkan Tuhan membawa Muhammad naik ke Hadirat Tuhan”. Maka dibukakan malaikat pintu langit tiba-tiba bertemu dangan Musa (HN: h.8)

Jibril b.n.k.r10 mamapah Muhammad naiklah nabi kepada langit yang keenam mintak buka Jibril kepada malaikat bertanya malaikat, “siapa engkau?”, “Aku Jibril serta Muhammad”. Malaikat b.n.k.r11 membuka pintu tiba. Muhammad bertemu dangan Harun maka mengucapkan keduanya (HN: h.9)

Kemudian dibuka orang pintu langit nan tujuh lalu bertemu nabi kita dangan Nabi Ibrahim maka berucab mengucab keduanya. Bermula Nabi Ibrahim bersinar di bawah kami Sijratul Muntaha namanya. Bermula daunnya seperti telinga gajah dan buahnya seperti hujung bukit kapa gadingnya. Maka masuklah Muhammad serta Ibrahim ke dalam Baitul Makmur, maka sembahyang dua rokaat. Bermula sekalian malaikat tujuh puluh ribupun tiap-tiap hari masuk ke dalam Baitul Makmur, tidak berkeputusan selama-lamanya (HN:h.10)

Dari kutipan teks HN tersebut, diceritakan perjalanan Nabi Muhammad

bersama malaikat Jibril dari langit pertama sampai langit tujuh dengan

menggunakan Buroq. Dalam perjalanan sampai langit tujuh diceritakan pula

setiap kejadian dari tiap langitnya. Di langit yang pertama Nabi Muhammad

bertemu dengan Nabi Adam, di langit yang kedua bertemu dengan Nabi Isa, di

langit yang keempat bertemu dengan Nabi Yusuf, di langit yang kelima bertemu

(42)

commit to user

yang ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim.

Kata Isra Mikraj ini dapat dibagi pada dua kata yaitu Isra dan Mikraj. Isra

berarti perjalanan Rasulullah dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, sedangkan

Mikraj berarti perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa naik ke tiap langit sampai

Sidratul Muntaha. Allah memerintahkan malaikat Jibril untuk memperjalankan

Rasulullah dari Masjidil Haram (Makah) ke Masjidil Aqsa (Palestina) untuk

kemudian menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa ini berlangsung hanya dalam

waktu semalam, sebuah waktu yang sangat pendek.

B. Amanat

Amanat sangat berkaitan erat dengan tema. Amanat merupakan pesan

yang ingin disampaikan kepada pembaca lewat karya yang diciptakanya. Dengan

adanya amanat ini diharapkan pembaca dapat mengambil hal-hal yang positif dari

cerita yang bersangkutan untuk bahan acuan dalam bertingkah laku. Amanat

dalam teks HN dibagi menjadi tiga unsur, yaitu akidah, ibadah dan akhlak. Ketiga

unsur ini pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam. Ketiga

unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Akidah merupakan

sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan,

menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Ibadah adalah kewajiban

dan tujuan hidup dari perputaran roda sejarah manusia di dunia. Akhlak adalah

(43)

commit to user

rasul, iman kepada malaikat, iman kepada takdir, dan iman kepada hari kiamat.

Ajaran ibadah yang terkadung dalam teks HN ialah salat, berdoa, dan berdakwah.

Ajaran tentang akhlak dalam teks HN meliputi akhlak baik yaitu bertobat.

a. Akidah

1) Iman Kepada Rasul Allah

Allah menurunkan wahyunya kepada manusia tidak secara langsung

melainkan memilih di antara manusia dan dijadikan-Nya sebagai utusanNya.

Rasulullah yang menerima dan ditugaskan untuk menerangkan wahyu Allah

kepada ummatnya. Karena manusia memerlukan contoh perilaku yang

dikehendaki Allah, karena itu Allah mengangkat salah seorang dari manusia

sebagai rasul-Nya.

Rasul adalah manusia yang dipilih Allah dan diberi kuasa untuk

menerangkan segala sesuatu yang datang dari Allah. Beriman kepada rasul

merupakan tuntutan iman kepada Allah, dan Allah menyuruhnya untuk

mengimaninya. Iman kepada Rasul Allah dapat dilihat dalam kutipan kalimat

berikut.

Pembanding Muhammad pada waktu adanya suda tiba segala anak-anakan biduodari di dalam Negeri Makah. Muhammad itu sudahlah

zhahir sekalian berhala habis terjatuh daripada masjidnya dan bergerak kursinya raja kebesaran di luar Negeri Makah. Maka jatuhlah raja ke bawah kursi karena kebesaran Muhammad dan padam api di Negeri Parsi dan panaslah sekalian isi dunia tidak tahu (HN: h.1).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat diketahui bahwa nabi Muhammad

adalah utusan Allah yang membawa kabar gembira dan pemberi peringatan

kepada umat Islam. Iman kepada rasul dalam kutipan di atas terdapat dalam

(44)

commit to user

Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” (Kami telah mengutus mereka)

sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada

alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan

Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(Terjemahan QS. AN-Nisa: 165).

2) Iman Kepada Malaikat Allah

Allah menciptakan malaikat, yaitu makhluk gaib yang melaksanakan

tugas-tugas yang diberikan Allah. Ia diciptakan Allah dari cahaya. Seorang

muslim wajib mengimani adanya malaikat sebagai makhluk Allah di samping

manusia, jin dan iblis. Keyakinan terhadap adanya malaikat, bukan hanya sebatas

mengetahui nama dan tugas malaikat, melainkan melahirkan dampaknya pada

perilaku. Setiap manusia akan selalu berhati-hati, sebab apapun perbuatannya

akan dicatat oleh malaikat dan diminta pertanggungjawabannya.

Penggambaran keimanan atau keyakinan terhadap malaikat dalam teks

HN dapat dilihat pada kutipan berikut.

Turunlah Jibril disu/r/ukan12 Tuhan membawa suatu tongkat di dalam syorga tempatnya, diberikan kepada nabi kita lalu diambilah. Maka kata Jibril, “Ini tongkat aku bawakan di dalam syorga, berapa mukjizat engkau hujamkan tongkat ini kepada bumi?”. (HN: h.4). “Maka berkata Djibril kepada Muhammad, “Hamba ini rosulkan Tuhan kepada engkau membawa himbaulah engkau Muhammad

rasulallah”. Lalu kepada umat engkau sampai sekarang menjadi

rasulallah” (HN: h.5).

Maka sampailah umur nabi tiga puluh musim. Maka turunlah Jibril disoalkan Tuhan membawa Buroq di dalam suroga akan /m/embawa13 nabi kita Muhammad mengitari. Lalu bertemu dangan nabi kita, “Assallamu’alaikum”, kata Jibril, “Alaikum sallam” bunyi jawabnya. Berkata wahai Muhammad, “Aku ini disoalkan Tuhan

12

Terbaca ‘disulukan’

Kata ‘disulukan’ dalam Bahasa Minangkabau tidak ada dan diedisikan dengan kata ‘disurukan’. 13

(45)

commit to user

(HN : h.5).

Pada kutipan di atas jelas bahwa malaikat benar-benar ada. Malaikat

Djibril diperintahkan Allah untuk membawa mukjizat kepada nabi Muhammad.

Hal itu berarti bahwa malaikat wajib kita yakini keberadaannya. Ajaran iman

kepada malaikat terdapat dalam Q.S. At-Tahrim (66) ayat 6 yang artinya sebagai

berikut. “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari

siksa api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap

apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan” (Terjemahan Q.S. At-Tahrim, 66:6).

Selain Q.S. At-Tahrim di atas, juga terdapat dalam surat Al-A’raaf (7) ayat

206 yang artinya sebagai berikut. “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di

sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka bertasbih

memujiNya dan hanya kepadaNya mereka bersujud” (Terjemahan Q.S. Al-A’raaf,

7:206). Kedua kutipan surat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa agar manusia

beriman kepada malaikat Allah. Mereka diperintahkan untuk menjaga dan

menjauhkan diri dan keluarganya agar tidak mendapat siksa neraka. Malaikat

yang sifatnya sangat kasar dan keras. Malaikat selalu tunduk dan mengerjakan apa

yang diperintahkan Allah. Malaikat juga senantiasa bertasbih, memuji,

menyembah, dan bersujud kepada-Nya. Oleh karena itu sangat jelas bahwa

(46)

commit to user

Takdir atau Qadla dan Qadar adalah ketentuan Allah bagi manusia yang

menunjukkan ke-Maha Kuasaan Allah dalam menentukan nasib manusia. Allah

Maha Kuasa untuk menentukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Oleh sebab itu,

setiap muslim harus yakin dan percaya bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha

Mengetahui tentang nasib seluruh makhluk. Allah sudah menentukan nasib setiap

makhluknya, tetapi tak seorangpun makhluk yang mengetahui nasibnya. Allah

Maha Kuasa dan Maha Berkehendak. Jika Allah menghendaki maka Allah Maha

Kuasa untuk mengubah nasib makhluk-Nya, jika ia berusaha untuk mengubahnya.

Penggambaran iman kepada Takdir Allah ini dapat dilihat pada kutipan

berikut.

Maka rubah panasnya[lah]14 Muhammad melihat gadingnya. B.r.s.w.g.y.r.w.l.h15 Jibril mamapah, dialah sembah nabi kita Muhammad. Maka bertanya kepada Jibril ini, “Malaikat apa namanya?” maka berkata Jibril, “Bermula malaikat ini Mikail namanya, kerjanya manilik suratan baik //(10) dan jahat untung manusia kepada Laukh Maukhfud”. [pa]16 Tidak lupa sekejap mata, maka datanglah nabi kita ke bawah Tiang Ars Allah. Maka sujudlah Nabi Muhammad mangadap kepada hadirat Tuhan rabbil’ alamin.

Ajaran iman kepada takdir Allah diperkuat dan dibuktikan dalam Q.S.

Al-Hadid ayat 22 dan Ar-Ra’ad ayat 11 sebagai berikut. “Tidak ada bencana yang

menimpa di bumi dan (tidak pula pada) dirimu sendiri kecuali telah (ditentukan)

di dalam kita sebelum Kami wujudkan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah

mudah bagi Allah” (Terjemahan Q.S. Al-Hadid, 57:22). “Sesungguhnya Allah

tidak akan mengubah nasib yang menimpa suatu kaum hingga mereka mengubah

apa yang ada pada diri mereka” (Terjemahan Q.S.Ar-Ra’ad, 13:11).

14

Terbaca ‘panasnyalah’ 15

Tertulis 16

(47)

commit to user

mudah bagiNya untuk menentukan dan mewujudkan segala yang ada di bumi

termasuk juga sebuah bencana. Allah Maha Berkehendak mendatangkan bencana

pada diri manusia. Dan Allah tidak akan mengubah apa yang telah ditentukannya

kecuali mereka berusaha mengubah nasibnya sendiri.

Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah

kecewa atau putus asa, sebab apa yang menimpa setelah segala usaha dilakukan

merupakan takdir Allah, dan Allah akan selalu memberikan yang terbaik sesuai

dengan sifatNya yang Maha Pengasih dan Penyayang.

4) Iman Kepada Hari Kiamat

Iman kepada hari kiamat adalah meyakini datangnya hari akhir. Iman

kepada hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima. Dengan iman kepada hari

akhir akan menjadikan seseorang akan selalu bersikap hati-hati dalam melakukan

perbuatannya. Perbuatan tersebut senantiasa mengingat kehidupan di akhirat

sehingga terciptalah antara kehidupan dunia dan akhirat. Dalam teks HN amanat

tentang iman kepada hari kiamat dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut.

Lalu dibukakan pintu langit, bertemu dangan Isa alaihi sallam. Maka mengucab berucab keduanya, lalulah pula Muhammad di sanan bertemu malaikat habis berdiri semuhanya bersaf-saf dangan beberapa banyaknya. Allah taala juga nan tahu akan bilangannya, bertanya b.ng.y17 itu bak buni guruh hampir /k/iyamat18. Bertanya Muhammad kepada Jibril, “Berapa lamanya berdiri malaikat disini?”, kata Jibril, “Hingga kiyamat “. Maka berhenti, inilah akibat kepada Tuhanya (HN: h.7).

17

Tertulis 18

(48)

commit to user

ayat 114 sebagai berikut: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan

manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya.

Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji” (Terjemahan Q.S. Ali Imran, 3:9).

“Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada

yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada

(mengerjakan) perbagai kebajikan, mereka itu termasuk orang-orang yang saleh”

(Terjemahan Q.S. Ali Imran, 3:114).

Kedua kutipan surat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa akan

benar-benar datang hari akhir dan pembalasan tanpa ada keraguan sedikitpun. Dan Allah

menyuruh setiap muslim untuk segera berbuat kebaikan dan mencegah dari

perbuatan yang mungkar agar termasuk golongan orang yang saleh. Dengan

begitu mereka di hari pembalasan nanti akan mendapatkan rahmat dari Allah.

b. Akhlak

Akhlak merupakan pola tingkah laku yang baik maupun buruk. Bertobat

merupakan bentuk aspek akhlak yang terpuji. Kesadaran seseorang setelah

melakukan perbuatan yang salah dalam pengakuan dosa-dosanya menyebabkan

munculnya perbuatan taubat. Aspek akhlak dalam nilai Islam mengajarkan untuk

bertobat, mengakui segala kesalahan yang kita perbuat dan berjanji serta berusaha

tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak luput dari salah dan manusia

memiliki kelemahan yang jauh dari kesempurnaan. Ajaran untuk bertobat terdapat

(49)

commit to user

Didapatinya parampuan sedang bermasak perpeti. Maka bermenung sajalah, Abas berkata, kepada parampuan, “Apa sebab tiap juga masak burung itu”. Bakata parampuan, “Wahai suamiku sebentar ini aku pergi //(13) mesti bagaimanakah masak burung perpeti, pada(hal)19 aku sekarang dipanggil Nabi kita. Akan diperjamukan Nabi sudah tiba. Maka taubatlah Abas kepada Nabi sekarang itu adanya (HN: h.13).

Ajaran bertobat dan senantiasa menakui dosa dan salah serta berusah

memperbaikinya terdapat dalam Q.S Ar-Ruum (30) ayat 31 yang bunyi artinya

sebagai berikut. “Dengan kembali bertobat Nya dan bertakwalah

kepada-Nya serta dirikanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang

mempersekutukan Allah” (Terjemahan Q.S. Ar-Ruum: 31). Surat di atas

memerintahkan kepada hambaNya untuk bersegera dalam bertobat. Bertobat bisa

dilaksanakan dengan salat sunat tobat dua rakaat.

Dengan penuh penyesalan dan minta ampunan kepada Allah tanpa

mempersekutukanNya. Dalam melaksanakan taubat ini disertai keyakinan bahwa

Tuhan mengampuni dosa-dosa hambaNya yang bertobat dan memohon ampun

kepadaNya. Hal ini seperti tersebut dalam Q.S. An-Nahl (16) ayat 119 yang bunyi

artinya sebagai berikut. “Kemudian sesungguhnya (Tuhanmu) mengampuni bagi

orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian

mereka bertobat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya): sesunguhnya Tuhanmu

sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Terjemahan

Q.S. An-Nahl: 119).

19

(50)

commit to user

1) Perintah salat

Pada peristiwa Isra Mikraj, Allah memberikan perintah salat wajib. Salat

subuh adalah salat yang pertama kali diperintahkan. Karena peristiwa Isra Mikraj

sendiri terjadi pada saat malam hari. Subuhnya Rasulullah sudah tiba kembali di

tempat semula. Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena salat Subuh

adalah salat yang sulit untuk di laksanakan, di mana saat itu banyak manusia yang

masih terlelap dalam tidurnya. Sebelum diperintahkannya salat wajib 5 waktu ini,

Rasulullah melaksanakan salat sebagaimana Nabi Ibrahim. Dalam teks HN

perintah ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

Bermula Nabi Ibrahim bersinar di bawah Sidratil Muntaha namanya. Bermula daunya seperti telinga gajah dan buahnya seperti hujung bukit kapa gadingnya. Maka masukklah Muhammad serta Ibrahim ke dalam Baitul Makmur, maka sembahyang dua rokaat (HN: h.10). Demikian buni serunya ya Allah ya Tuhanku ya Nabiya ya muwali

bābul ‘ālamin berilah keringanan umat aku daripada sembahyang lima puluh waktu. Maka berkata Tuhan kita, “Hai Muhammad kasihan aku bermula sembahyang semuhanya lima waktu pada sehari dan semalam”. Maka turunlah engkau hai Muhammad kepada dunia, maka diambillah oleh Jibril tangan Nabi. Lalu berdiri berjalan sekali maka dirujuk oleh Nabi kita Buroq itu. Dijbril itu mengantarkan hingga pintu langit yang di bawah sekali maka bersepaham Nabi Muhammad (HN: h.11).

Lalu turun Nabi Muhammad kepada dunia,[lalu saja kapan]20 masjid belum lagi tiba akan sembahyang, maka duduklah Muhammad kepada tempat dahulu tatkala naik kepada langit. Maka j.b.r.t.l.h21 Nabi Muhammad karena hari belum lagi tinggi, Muhammad sudah kembali daripada langit yang tujuh. <Maka tiba orang akan sembahyang>22 maka tiba orang akan sembahyang, maka berdirilah Nabi membaca takbir maimamkan sekalian orang. Nabi sudah sembahyang maka caritalah Nabi daripada olehnya naik kepada langit lalu turun kepada bumi didapatnya m[en]atahari23 belum lagi tinggi. Maka diam

20 Kelebihan penulisan 21 Tertulis 22

Penulisan rangkap oleh penyalin dan sudah dikoreksi oleh penyalin 23

(51)

commit to user

semuhanya (HN: h.11).

Nabi Muhammad sebagai pemimpin umat Islam menjadi tulang punggung

perjuangan penyebaran agama Islam ke seantero dunia, dan berperan

menunjukkan keluhuran agama Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamin

(rahmat bagi sekalian alam). Salat sebagai tiang agama merupakan aspek paling

fundamental yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah untuk dijadikan jalan

bertemu dan mendekatkan diri pada Allah di dunia. Pelaksanaan salat merupakan

sebuah kewajiban religius yang harus dilakukan setiap umat Islam. Dalam hal ini

HN menjelaskan tentang perintah salat itu. Allah berkehendak agar Nabi

Muhammad dapat menyampaikan perintah salat kepada seluruh umat muslimin

dan meyakinkan pada mereka bahwa pelaksanaan salat merupakan penjagaan

terhadap tegaknya agama Islam.

2) Berdoa

Berdoa merupakan bentuk ibadah yang menunjukkan permohonan dari

harapan-harapan seseorang kepada Tuhannya. Pada dasarnya, Tuhan adalah dekat

di hati kita ketika berdoa. Berdoa inilah merupakan kegiatan hubungan antara

Tuhan dengan hambaNya. Perintah untuk berdoa kepada Tuhan inilah yang

dianjurkan dan pasti Tuhan akan mengabulkan permohonan dari orang yang

berdoa walaupun tidak langsung, mungkin suatu hari.

Demikian buni serunya ya Allah ya Tuhanku ya Nabiya ya muwali

(52)

commit to user

berdoa karena Tuhan akan mengabulkan permohonan dari orang yang berdoa.

Perintah berdoa terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186 yang artinya sebagai

berikut. “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka

(jawablah) bahwasannya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang

berdoa apabila ia memohon kepadaKu maka hendaknya mereka itu memenuhi

(segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu

dalam kebenaran” (Terjemahan Q.S. Al-Baqarah: 186).

Surat di atas menjelaskan bahwa Tuhan memang dekat dengan

hamba-Nya. Dia akan mengabulkan permohonan hamba-Nya jika hamba-Nya mau

berdoa dan memenuhi segala perintahNya dan tetap beriman kepada-Nya. Dengan

begitu mereka akan selalu di jalan-Nya, yakni dalam jalan yang benar sehingga

akan selalu dalam lindungan-Nya. Jadi berdoa sangat dianjurkan agar mereka

tidak dalam kesombongan terhadap Tuhannya karena menganggap dirinya kuat

dan tidak memohon pertolongan Tuhan.

3) Berdakwah

Berdakwah merupakan bentuk ibadah yang merupakan kewajiban seorang

muslim untuk menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran. Dia wajib

menyeru kebajikan jika dia mengetahui dan juga wajib mencegah dan melarang

kejahatan atau keburukan jika dihadapannya penuh dengan kemaksiatan. Dengan

berpegang kitab suci Al-Quran, seorang muslim menyampaikan kebenaran dan

kitab suci ini sesuatu yang dapat menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang

beriman. Penggambaran tentang ajaran berdakwah terdapat dalam kutipan berikut.

(53)

commit to user

kepada langit lalu turun kepada bumi didapatnya m[en]atahari belum lagi tinggi. Maka diam semuhanya mendengar cerita Nabi

Muhammad, mengatakan sungguh semuhanya(HN: h.11).

Berdakwah selalu dilakukan oleh rasul. Rasul juga pernah memerintahkan

umatnya untuk selalu berdakwah. Perintah rasul ini terdapat dalam Q.S. Al-A’raaf

(7) ayat 157 yang artinya sebagai berikut. “Nabi itu (Muhammad) memerintahkan

manusia mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang

mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan

bagi mereka yang buruk-buruk dan membuang mereka beban-beban dan

belenggu-belenggu yang ada pada mereka” (Terjemahan Q.S. Al-A’raaf, 7:157).

Berdasarkan surat di atas, jelas bahwa seorang muslim diperintahkan

mengerjakan hal yang baik dan melarang mereka mengerjakan hal yang buruk.

Tidak hanya memerintahkan dan melarang, melainkan menghalalkan yang

baik-baik dan mengharamkan yang buruk-buruk. Jika mereka mengerjakan perintahnya

maka beban yang ada akan hilang dan terasa ringan dalam menjalani hidup.

24

(54)

commit to user

SUNTINGAN TEKS

A. Inventarisasi Naskah

Langkah pertama dalam penyuntingan teks adalah inventarisasi naskah.

Inventarisasi naskah adalah mencatat informasi tentang naskah yang akan

dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini, inventarisasi naskah dilakukan

dengan studi katalog, yaitu mencari informasi tentang naskah yang akan diteliti

melalui katalog naskah. Katalog yang digunakan adalah katalog-katalog naskah

yang menyimpan informasi tentang keberadaan naskah Melayu. Katalog-katalog

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Katalogus koleksi naskah Melayu Museum Pusat oleh Amir Sutaarga tahun

1972 dan diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Proyek

inventarisasi dan dokumen kebudayaan Nasional Dirjen Kebudayaan Jakarta.

2. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 5-A Jawa Barat: Koleksi Lima

Lembaga oleh Edi S. Ekadjati dan Undang A. Darsa tahun 1999 diterbitkan

Yayasan Obor Indonesia-Ecole Francaise D’Extreme Jakarta.

3. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 2 disusun oleh Jennifer Lindsay

pada tahun 1994.

4. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3A disusun ole T.E Behrend

dan Titik Pudjiastuti pada tahun 1997.

5. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia disunting oleh T.E Behrend tahun 1998 dan diterbitkan

(55)

commit to user

diterbitkan Komunitas Bambu Jakarta.

7. Supplement-Catalogus Maleische En Minangkabausche Handschriften oleh

PH. S. Van Ronkel tahun 1921 diterbitkan Boekhandel en Drukkerij Voorheen

E.J. Brill Leiden.

8. Juynboll, H.H. 1899. Catalogus van de Maleische en Sundaneesche

Handschriften der Leidsche Universiteits-Bibliotheek. Leiden: E.J. Brill.

9. Katalogus Naskah Melayu Bima II disusun oleh S.W.R Mulyadi dan H.S

Maryam R. Solahiddin pada tahun 1992.

10. Katalog Ringkas Manuskrip Melayu di Perpustakaan Negara Malaysia tahun

1984 diterbitkan oleh Perpustakaan Negara Malaysia.

11. Katalog dari The Indonesian Association for Nusantara Manuscript

(Masyarakat Pernaskahan Nusantara).

Dari beberapa katalog tersebut, naskah HN terdapat pada Katalog Induk

Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

yang disusun oleh Behrend pada tahun 1998 dengan nomor Ml. 205. Berdasarkan

studi katalog tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa naskah HN merupakan

naskah tunggal. Dalam rangka menguatkan bahwa naskah HN merupakan naskah

tunggal harus dilakukan studi lapangan, tetapi karena keterbatasan kemampuan

(56)

commit to user

Setelah naskah didapat, langkah selanjutnya dalam penyuntingan teks

adalah mendeskripsikan naskah. Deskripsi naskah dalam penelitian ini meliputi

judul naskah, nomor naskah, tempat penyimpanan naskah, keadaan

Gambar

Tabel 4 : Tabel Ditografi ............................................................................
Tabel 1  Keadaan Naskah
  Tabel 2
Tabel 4 Ditografi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Jepang membidik negara-Asia Tenggara yang memiliki mayoritas agama muslim untuk diberikan pembebasan Visa di Tahun 2013 seperti Malaysia dan Thailand

DAFTAR ISI ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Tujuan Umum ... Tujuan Khusus ... Manfaat Penelitian ... Secara Teoritis ... Secara Kebijakan ... Secara Praktis

Dari hasil perhitungan dengan bantuan program EMME-3, diperoleh estimasi total bangkitan akibat pembangunan Solo Paragon sebesar 17 smp/jam, total tarikan sebesar 287 smp/jam,

belajaran koopertaif tipe TPS dapat menciptakan situasi dan kondisi belajar yang dapat melatih siswa me- nemukan dan memahami konsep matematis. SMP Negeri 3 Terbanggi

Tetapi Pendapatan pasar Eurodollar London lebih dari $400 miliar setiap hari kerja atau $100 triliun setahun-25 kali perdagangan dunia.3 Sebagai tambahan, transaksi mata

DARI LARUTAN INI DIAAMBIL 5,0 ML, DIMASUKKAN DALAM LABU TENTUKUR 10 ML, DITAMBAHKAN PENGENCER SAMPAI GARIS TANDA SEHINGGA DIPEROLEH LARUTAN DENGAN KONSENTRASI 500 G/ML. LARUTAN

[r]

Peserta wajib mengenakan pakaian berwarna putih dan rok/celana panjang berwarna hitam/gelap serta tidak diperkenankan mengenakan jeans