BAB V: PENUTUP
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memiliki beberapa saran yang dapat dimanfaatkan bagi perkembangan studi pustaka bagi mahasiswa IPPAK, Universitas Sanata Dharma.
1. Perlunya metodologi dalam skripsi studi pustaka
Kehadiran metodologi dalam studi pustaka mampu memberikan gambaran pertanggungjawaban ilmiah dalam sebuah skripsi. Dengan demikian, proses penulisan skripsi lebih logis dan terarah.
2. Mahasiswa IPPAK, Universitas Sanata Dharma
Melakukan analisis atas suatu teks adalah tindakan yang sewaktu-waktu dapat dilakukan oleh siapapun. Salah satunya adalah mahasiswa IPPAK sebagai calon pewarta. Mengingat bahwa umat mengenal Yesus dari teks Kitab Suci, maka akan lebih baik bagi calon pewarta untuk mampu menafsirkan teks dengan baik. Teks tersebut tidak hanya sebatas Kitab Suci, namun teks-teks lain yang mengandung unsur teologis.
Selain itu, dalam proses analisis novel The Devil and Miss Prym, penulis menemukan beberapa hal yang dapat digunakan sebagai bahan acuan penulisan skripsi. Hal-hal tersebut adalah:
a. Moral dalam Kitab Suci. Hal ini penulis temukan berdasarkan kutipan teks dalam novel yang diambil dari Injil Lukas 18:18-19 tentang kisah Yesus dan orang kaya. Pergulatan antara baik dan jahat selalu dijumpai siapapun dan di mana pun.
b. Pergulatan batin pria asing dalam menemukan jati diri manusia dapat dijadikan sebagai bahan untuk menggali semangat spiritualitas Kristiani.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Triyono. (2001). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: PT. Prasetia Widya.
Bambang Triatmoko. (1993). “Hermeneutika Fenomenologis Paul Ricoeur” dalam Hakikat Pengetahuan dan Cara Kerja Ilmu-ilmu. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Banawiratma, J.B. (1986). Kristologi dan Allah Tritunggal. Yogyakarta: Kanisius.
Baxter, Sidlow J. (1999). Menggali Isi Alkitab. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF.
Burger, Jerry M. (2011). Introduction to Personality (8th Edition).Belmont: Wadsworth Cengage Learning.
Burhan Nurgiyantoro. (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Coelho, Paulo. (2005). The Devil and Miss Prym: Iblis dan Miss Prym. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Collins, Harper. http:
//wisdomwithinconsultancy.files.wordpress.com/13579108642 accesed on March 18, 2014.
Dianne Bergant, CSA. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Dister, Nico Syukur . (1987). Kristologi : Sebuah Sketsa. Yogyakarta: Kanisius. __________.(1991). Pengantar Teologi. Yogyakarta: Kanisius.
Faruk. 2012. Metode Penelitian Sastra : Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
France, R.T. (1996). Yesus Sang Radikal. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Heuken, Adolf. (2004). Ensiklopedi Gereja-Jilid IV: J-Ke. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
__________. (2005). Ensiklopedi Gereja-Jilid V: Ko-M. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
Ikhwan Rosyidi, dkk. (2010). Analisis Teks Sastra : Mengungkap Makna, Estetika, dan Ideologi dalam Perspektif Teori Formula, Semiotika, Hermeneutika dan Strukturalisme Genetik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jabrohim. (2001) Metodologi Penelitian SastraI. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.
Kaplan, David M. (2013). Teori Kritis Paul Ricoeur. Yogyakarta: Pustaka Utama.
Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik. Jakarta: Obor
Konsili Vatikan II. (2008). Dokumen Konsili Vatikan II. Cetakan 9. Jakarta: Obor.
Lembaga Biblika Indonesia. (1990). Tafsir Perjanjian Baru 1: Injil Matius. Yogyakarta: Kanisius.
__________. (1991). Tafsir Perjanjian Baru 1: Injil Lukas. Yogyakarta: Kanisius.
Macdonald, A. M. (1974). Chambers Essential English Dictionary. London: Pan Books Ltd.
Mangunwijaya, Yusuf Bilyarta. (1982). Sastra dan Religiositas. Jakarta: Sinar Harapan.
McBride, Alfred. (2003). Images of Jesus: Menyelami 10 Rahasia Pribadi Yesus. Jakarta: Obor.
Naben. (2006). “Teologi, Sastra, dan Hermeneutika” dalam Seri Buku Vox. Maumere: STFK Ledalero.
Naoel, Henk Ten. (2009). Kamus Teologi Inggris-Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Ratna Nyoman Kutha. (2004). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratzinger, Joseph. (2008). Yesus dari Nazaret. Jakarta: Gramedia.
Sindhunata. (2007). Kambing Hitam, Teori Rene Girard. Jakarta: Gramedia. Sitepu, Apridawati BR. (2011). “Memanfaatkan Kisah Miss Prym pada Buku
Paulo Coelho The Devil and Miss Prym bagi Pembinaan Novis Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) Medan dalam Pengambilan Keputusan Berdasarkan Suara Hati” Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Sumarno Ds., M. (2013). Pengantar Pendidikan Agama Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk Mahasiswa Semester VI, Program Studi IPPAK, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
________. (2013). Pendidikan Agama Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk Mahasiswa Semester IV, Program Studi IPPAK, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Yudita Larasatiningrum, Agnes . (2008). “Deviant Character of Chantal Prym as Seen in Paulo Coelho’s The Devil and Miss Prym” Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
(1)
Lampiran 1: Sinopsis Novel “The Devil and Miss Prym”
Viscos, desa kecil yang dihuni oleh 281 orang terletak di pegunungan yang cukup jauh dari kota. Penduduk di sana tahu bahwa mereka hidup di dunia yang nyaris hancur. Desa-desa lain di daerah itu sudah hancur karena telah dijual kepada perusahaan multinasional kemudian dijadikan resort sky. Namun Viscos dapat bertahan dengan semangat tradisi yang dipegang penduduknya.
Jauh sebelum hari ini tiba, Viscos merupakan tempat pelarian bagi para penjahat. Di sanalah tempat tinggal perampok, pelacur, penipu kelas kakap bahkan pembunuh yang sedang beristirahat sebelum membunuh lagi. Desa itu dikuasai oleh seorang penjahat yang sangat kejam dan memungut pajak yang sangat tinggi kepada petani. Namanya Ahab. Bertahun-tahun lalu seorang yang dikenal dengan nama St. Savin tinggal di gua dekat desa itu. Suatu hari St. Savin meninggalkan gua dan tiba dirumah Ahab. Ia memohon untuk menginap satu malam di rumah orang terjahat di desa itu. Mereka sempat bercakap-cakap sebelum St. Savin tertidur. Keesokan paginya St. Savin menemukan Ahab menangis di sisinya. Untuk pertama kali sepanjang hidup Ahab ada orang yang berani tidur disampingnya. St. Savin tidak takut dan tidak menghakiminya. Keramahan nya membuat Ahab percaya bahwa ia bisa berbuat baik. Semenjak kejadian itu Ahab bertobat dan menjadi seorang katolik. Viscos tidak lagi menjadi sarang penjahat. Viscos menjadi pusat perdagangan penting di perbatasan antar dua negara.
Berta seorang wanita tua yang selalu duduk di luar pintu rumahnya selama lima belas tahun terakhir melihat seorang laki-laki asing menapaki lereng curam menuju satu-satunya hotel di desa Viscos, tempat tinggalnya. Apa yang diakukan Berta dengan duduk di luar pintu rumahnya setiap hari itu bukan tanpa alasan. Ia memiliki suatu misi tertentu. Dia menanti. Dan dia menemukan apa yang dinantikannya pada hari itu, hari ketika orang asing itu datang ke Viscos. Ia melihat Iblis dalam wujud manusia dan berpakaian musafir. Alam telah meyakinkannya meski ia tidak terlalu percaya takhayul maupun peradaban Celtic yang sangat berpengaruh di Viscos.
Orang asing itu dengan hati-hati membaca formulir yang harus diisinya di hotel. Dari aksennya, orang akan tahu bahwa ia berasal dari Negara Amerika Selatan. Pada kolom alamat ia menuliskan Colombia Street, Argentina dan pada kolom nama ia menuliskan nama Carlos, nama seorang teroris terkenal. Dalam waktu singkat, seluruh penduduk tahu bahwa orang asing itu bernama Carlos dan tinggal di Buenos Aires. Wisatawan yang mengunjungi Viscos di luar musim berburu pasti menarik perhatian penduduk, dan itulah yang diinginkan pendatang itu.
Carlos naik ke kamarnya, mengeluarkan isi ranselnya yang berupa beberapa pakaian, peralatan bercukur, sepasang sepatu, vitamin penangkal pilek dan sebelas batang emas masing-masing seberat dua kilogram. Setelah selesai membereskan semua nya, ia tertidur karena kelelahan. Keesokan harinya ia
(2)
memasukkan sebelas batang emasnya ke ransel dan pergi ke gunung di sebelah timur desa. Sesampainya di hutan, ia hanya berdiri tanpa melakukan apapun hampir selama satu jam. Setelah ia merasa tidak seorangpun ada di sana, ia mengali lubang di dekat tanah berbatu berbentuk huruf Y dan menanam satu batang emasnya di sana. Kemudian ia naik lagi ke atas, berdiam diri seperti orang yang sedang bermeditasi selama satu jam. Kemudian ia menemukan tanah berbatu lainnya yang terlihat seperti burung elang dan menggali di sana. Kali ini ia menanam ke sepuluh batang emasnya di sana.
Ketika ia turun dan akan kembali ke desa, orang pertama yang dilihatnya adalah seorang perempuan muda yang sedang membaca buku di tepian sungai. Gadis itu terlihat acuh, namun Carlos menyapanya. Gadis itu memperkenalkan diri, namanya Chantal Prym dan dia bekerja di bar di hotel tempat Carlos menginap. Carlos akan mengajak Chantal ke suatu tempat. Namun Chantal menolak dengan sopan, dengan alasan ia lebih banyak mengenal Viscos dari pada orang asing itu.
Chantal terlihat terkejut ketika pria itu mengaku bahwa namanya bukan Carlos dan data yang ditulisnya di formulir hotel itu palsu. Ia datang bukan untuk melihat-lihat Viscos, namun untuk memperlihatkan sesuatu yang belum pernah dilihat perempuan itu sebelumnya. Chantal mengancam akan melaporkan pria itu ke polisi jika ia tidak mengaku siapa dia sebenarnya. Namun pria itu meyakinkan Chantal bahwa ia akan mengaku siapa dia sebenarnya jika Chantal mau ikut dengannya. Dengan semangat petualangannya akhirnya Chantal mengikuti pria itu.
Pria itu berjalan ke batu berbentuk huruf Y, menudingkan jari ke gundukan tanah yang terlihat seperti habis digali dan meminta Chantal untuk menggalinya. Dengan patahan dahan pohon Chantal menggali tanah itu. Sekitar lima menit ia menggali, ia melihat sesuatu berwarna kuning mengkilat dan ia yakin itu emas. Pria yang bersamanya membenarkan anggapan Chantal bahwa itu memang emas dan dialah pemiliknya. Setelah menutup lubangnya kembali, pria itu mengajak Chantal ke tanah berbatu yang berbentuk elang dan meminta Chantal untuk melakukan hal yang sama.
Chantal heran kenapa pria itu menunjukkan emas-emasnya kepadanya. Berbagai pertanyaan keluar dari bibir Chantal namun pria itu seolah acuh. Chantal jadi berfikir kalau sebenarnya pria itu menginginkan seks darinya. Ia panik sekaligus senang karena ia akan dihargai emas sebanyak itu. Sebisa mungkin Chantal mengulur waktu dengan mengatidakan hal-hal yang sebenarnya dia sendiri ragu. Ia berkata bahwa ia pernah membaca seluruh Alkitab dan dia tidak pernah melakukan kesalahan seperti yang dilakukan hawa. Ia merasa tinggal di Viscos sudah seperti di surga.
Dengan beberapa umpan yang dilemparkan Chantal, pria itupun mulai bercerita. Dia adalah seorang pengusaha kaya raya yang merasa hidup diantara surga dan neraka. Kedatangannya ke Viscos memang bukan untuk menikmati
(3)
keindahan pegunungan di sana. Ia datang untuk mencari “kebenaran” tentang sifat manusia atas teori yang ditemukannya tetapi tidak pernah ia praktekkan. Dia ingin menciptakan permainannya sendiri dengan datang ke desa kecil di mana penduduknya memandang kehidupan dengan perasaan bahagia, damai dan penuh kasih sayang.
Dengan seksama pria itu menjelaskan kepada Chantal tentang permainan yang dibuatnya. Pria itu meminta Chantal untuk memberitahukan kepada seluruh penduduk desa bahwa ada emas di pegunungan sebelah timur desa. Dan secara otomatis akan menjadi milik penduduk jika mereka dapat melakukan sesuatu hal yang belum pernah mereka bayangkan. Melanggar salah satu dari sepuluh perintah Allah, ayat yang menyebut tentang “pembunuhan”. Jika dalam waktu satu minggu ada salah seorang penduduk yang meninggal, satu batang emas itu akan menjadi milik Chantal dan ke sepuluh batang emas itu akan menjadi milik penduduk desa.
Kisah satu manusia adalah kisah seluruh umat manusia. Pria itu memikirkan dirinya sendiri atas segala pergulatan batinnya tentang sifat manusia, yang pada dasarnya baik atau jahat. Bahwa hal apapun yang dihadapinya sekarang maupun yang dihadapi Chantal merupakan rencana Tuhan. Dan jika mereka terlarut dalam sebuah pencobaan berarti Tuhan lah yang menyeret mereka dalam kegelapan. Chantal terkejut dan ketakutan. Ia bisa saja kabur. Namun pria itu mengancamnya lebih dahulu bahwa ia akan memberitahukan kepada penduduk desa tentang apa yang terjadi hari ini dan kemungkinan yang terjadi adalah Chantal sendiri yang akan dijadikan korban oleh penduduk.
Penduduk mulai terbiasa dengan rutinitas orang asing itu. Mereka tahu bahwa orang asing itu akan menetap di sana selama tujuh hari dan telah memesan tiket pesawat menuju Afrika setelah kunjungannya ke Viscos. Pria itu juga telah melunasi biaya penginapan dan makanan yang telah dan akan ia makan. Ia membayarnya tunai. Ia berbincang dengan beberapa penduduk di bar dan mentraktir minum seluruh pengunjung bar.
Dua hari telah lewat semenjak kejadian di hutan siang itu. Hari demi hari dilewati Chantal dengan penuh kebingungan. Kadang ia ditemani si baik, kadang ia ditemani si jahat. Suatu kali ia ke gunung ke tempat di mana sebatang emas di tanam pada tumpukan batu berbentuk huruf Y. Ia menggali tempat di mana emas itu ditanam, dikeluarkannya emas itu dan betapa terkejutnya ia mendapati berat emas itu dalam genggamannya. Chantal mulai panik dan menimbang-nimbang berbagai kemungkinan yang akan dilakukannya terhadap emas itu. Ia merasa lemas, putus asa dan takut. Akhirnya ia memutuskan untuk menanam kembali emas yang dari tadi dipeluknya lalu kembali ke desa.
Lewat satu hari setelah kepergiannya ke gunung itu, Chantal benar-benar merasa putus asa. Pada malam ketiga ia merasa benar-benar ditemani si jahat. Dengan lembut jahat membelai pipinya. Ia tahu bahwa baik dan jahat memiliki wajah yang sama. Kemudian ketika ia akan pergi ke bar hotel tempatnya bekerja,
(4)
ia melewati rumah Berta dan wanita tua itu memintanya untuk singgah sejenak. Mereka berbincang mengenai kedatangan orang asing itu juga tanda-tanda alam yang membawa perubahan pada desa itu seperti yang dirasakan Berta. Chantal tergoda untuk menceritakan tentang keberadaan emas itu pada Berta, namun diurungkannya niat itu. Kemudian Berta bercerita tentang Ahab, pahlawan desa Viscos. Bagaimana Ahab bisa melihat bahwa tindakan paling sepele sekalipun tujuannya baik dapat menghancurkan segalanya. Berta juga menceritakan kisah kematian suaminya yang merupakan pemburu terbaik di desa itu. Suatu hari ketika memberikan pelajaran menembak kepada salah seorang muridnya, ia berkata bahwa untuk mencapai sesuatu, bukalah mata lebar-lebar, pusatkan pikiran, dan pastikan apa yang benar-benar diinginkan karena tidak seorangpun dapat membidik sasaran dengan mata terpejam. Dan ketika ia meletakkan kaleng diatas batu, ia tertembak oleh muridnya yang mencoba untuk membidik sasaran dengan mata tertutup. Setelah berbincang selama beberapa waktu, Chantal berpamitan.
Malam itu Chantal mendapat secarik kertas dari pria asing ketika pria itu membayar minuman yang diminumnya bersama beberapa pengunjung bar. Chantal memasukkan pesan itu ke saku celananya dan membaca surat itu ketika ia telah di kamar tidur dalam rumahnya. Dalam pesannya, pria asing itu meminta Chantal untuk menemuinya di tempat pertama kali mereka bertemu. Ia ingin berbicara empat mata dengan Chantal, namun ia tidak keberatan jika Chantal kesana bersama orang banyak. Chantal merasa terancam dengan isi surat itu. Tapi ia tidak memperdulikannya dan ia tertidur.
Hari berikutnya Chantal menemui pria itu ditempat mereka pertama kali bertemu. Chantal membawa senjata dengan alasan untuk jaga diri dari serigala buas. Chantal mengajak pria asing itu ke tenda tempat para pemburu beristirahat karena hujan turun dan mereka basah. Mereka berbincang tentang yang baik dan yang jahat. Pria itu mengira Chantal akan membunuhnya karena ia melihat Chantal memasukkan beberapa peluru di senapannya. Namun ia keliru. Chantal memberikan senapannya ke pria asing itu dan memintanya untuk membunuh Chantal. Selayaknya pemburu profesional, pria asing itu mengarahkan senapannya ke Chantal tanpa berkedip. Lama mereka berdiri dengan posisi seperti itu. Hingga pria asing itu menurunkan senapannya dan berkata bahwa ia dapat mencium bau ketakutan Chantal.
Chantal berkata bahwa pria asing itu adalah seorang pengecut yang membiarkan orang lain memainkan peran untuk menemukan jawaban yang dicarinya. Namun pria itu menyangkal dengan bersumsi bahwa seorang filsuf
Jerman pernah berkata: “Bahkan Tuhanpun memiliki neraka, yaitu kasih-Nya
pada umat manusia”. Kemudian pria asing itu melanjutkan bicaranya dengan menceritakan siapa dia sebenarnya. Seorang pria katolik yang jujur, patuh akan hukum dan selalu mematuhi perintah Allah. Ia menjadi direktur sebuah perusahaan senjata yang memproduksi berbagai macam jenis senjata untuk berbagai negara. Ia juga menceritakan bagaimana istri dan anaknya tewas
(5)
ditembak dengan senjata yang dibuatnya oleh beberapa teroris. Dan kejadian itulah yang membuat hidupnya beruabah hingga menjadi seperti sekarang. Pria yang berjalan di atas bumi dengan Iblis di sisinya. Dan untuk mengusir atau menerima Iblis itu sekali dan selamanya, ia membutuhkan Chantal untuk membantunya mengetahui jawaban atas beberapa pertanyaan tertentu.
Seluruh pandangan menuju kepada Chantal Prym ketika ia mengetuk gelas anggur beberapa kali di bar pada jumat malam itu. Hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Ketika ia memulai berbicara, orang asing itu memberi interupsi dan memohon untuk merekam apa yang diucapkan Chantal. Tanpa berkata apapun Chantal melanjutkan ceritanya tentang Salib besar yang terletak di tengah desa itu. Dahulunya, Salib besar yang terdapat di tengah-tengah desa itu adalah tiang gantungan yang lengkap dengan tali dan pintu perangkap. Ahab tidak mengatidakan sepatah katapun tentang tiang gantungan itu. Ia hanya mengatidakan tentang peraturan-peraturan baru di Viscos. Selama sepuluh tahun tiang gantungan itu di sana, tidak pernah sekalipun digunakan. Keberadaannya di sana cukup untuk mengubah keberanian menjadi rasa takut, rasa percaya menjadi curiga, dan omong besar menjadi bisikan menyerah. Kemudian Ahab meminta bantuan beberapa tukang kayu untuk membongkar tiang gantungan itu dan menggunakan kayu nya untuk membuat salib.
Tidak ada suara sedikitpun di bar itu kecuali tepuk tangan tamu asing itu. Ia terlihat terkesan dengan cerita Chantal dan mengatidakan bahwa Ahab benar-benar mengetahui sifat manusia. Bukan keinginan untuk patuh pada hukum yang membuat orang berperilaku seperti yang dituntut masyarakat, melainkan rasa takut pada hukuman. Tiap manusia membawa tiang gantungannya masing-masing.
Chantal melanjutkan ceritanya dengan alasan atas permintaan orang asing yang mengaku bernama Carlos. Chantal menceritakan tentang keberadaan emas dan memberitahukan pula tentang pembunuhan yang harus dilakukan untuk mendapatkan emas-emas itu. Chantal Prym telah menegakkan kembali tiang gantungan di tengah desa. Namun kali ini, tiang gantungan itu di sana bukan untuk mencegah kejahatan melainkan supaya seorang manusia tidak berdosa digantung sehingga pengorbanannya membawa kemakmuran pada Viscos. Semua orang menoleh pada orang asing itu. Ia mematikan alat perekamnya seraya berkata bahwa Chantal Prym menceritakan kisah yang bagus.
Keadaan bar hening setelah Chantal menceritakan apa yang ada di kepalanya. Satu per satu orang keluar dari bar hingga menyisakan dua orang saja di sana, Chantal dan orang asing itu. Akhirnya Chantal memungut jaket dan tasnya. Sebelum beranjak, ia menoleh ke orang asing itu dan berkata bahwa Iblis yang menemaninya telah tersenyum. Dari caranya menyusun rencana ini, hanya jahat-lah yang akan menang. Jika tidak ada yang dibunuh, baik hanya akan mendapat pujian. Chantal juga berkata bahwa sebenarnya pria asing itu tidak sedang mencari jawaban. Ia sangat ingin menegaskan bahwa pada dasarnya semua manusia itu jahat. Ekspresi wajah pria itu tidak berubah, namun suara nya
(6)
bergetar ketika menanyakan apa maksud Chantal sebenarnya. Chantal menginginkan sepuluh emas itu tetap menjadi milik penduduk Viscos walaupun ada atau tidak orang yang dibunuh. Dan bagian Chantal tetap menjadi bagian Chantal. Setelah meyakinkan bahwa Chantal tidak akan kabur, pria asing itu menyetujui permintaan Chantal ini. dan Chantal pun pergi meninggalkan pria asing itu sendiri di bar.
Keesokan harinya, pria itu merasa bahwa Iblis didalam tubuhnya terusik oleh perkataan Chantal semalam. Untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun, ia merasa Iblis dalam dirinya melemah. Ia tahu bahwa Iblis itu tidak pergi jauh. Ia jadi teringat ketika pertama kali mendapatkan Iblis itu dalam dirinya. Baik itu tidak ada. Kalau manusia menyadari hal itu, mereka akan sadar bahwa dunia ini hanya lelucon kecil yang dimainkan Tuhan atasnya. Iblis menunjukkan pada orang asing itu bahwa ketakutan ada di setiap diri manusia. Hidup adalah teror di bawah bayang-bayang pisau gagal. Entah bagaimana perkataan Iblis ini dapat menghiburnya. Seolah-olah penderitaan orang lain dapat meringankan penderitaannya sendiri. Mulai dari sanalah ia terbiasa ditemani Iblis dalam hari-harinya.
Iblis enggan berbicara tentang dirinya. Orang asing itu menutuskan