• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Bagi Pengelola, hendaknya lebih meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan sumber daya manusia (SDM), yaitu melalui kegiatan pembinaan guru, pelatihan, serta piningkatan dalam hal sarana dan prasarana supaya kegiatan pembelajaran lebih baik serta tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai program yang sudah direncanakan. 2. Bagi Kepala Lembaga, hendaknya lebih meningkatkan kedisiplinan guru

serta menfasilitasi dalam mengikuti pembinann, penyuluhan atau traning-training, agar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru lebih menguasai metodologi dan psikologi anak.

3. Bagi masyarakat, terutama wali santri hendaknya memberikan dukungan baik moril maupun materil terhadap eksistensi Lembaga Pendidikan

Al-Qur’an dan memberikan motivasi kepada anaknya dalam belajar membaca

Al-Qur’an.

4. Bagi Lembaga, baik formal maupun non formal yang mengajarkan pembelajaran Al-Qur’an, hendaknya lebih selektif dalam pemilihan metode pembelajaran Al-Qur’an, karena pemilihan metode akan berpengaruh terhadap kualitas membaca Al-Qur’an anak.

5. Kepada para Guru Al-Qur’an, hendaknya mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pengajaran anak agar kualitas dalam pengajaran lebih baik serta mempu memahami psikologi anak.

6. Bagi para santri yang sedang belajar membaca Al-Qur’an baik di Lembaga Pendidikan formal maupun non formal hendaknya lebih tekun lagi dalam belajar membaca Al-Qur’an agar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar (Mujawwad-Murattal) sebagai bekal di masa depan.

3. Daftar Pedoman Wawancara Wali Kelas Qiraati 3 4. Berita Hasil Wawancara Pengelola

5. Berita Hasil Wawancara Kepala Lembaga 6. Berita Wawancara Wali Kelas Qiraati 3

7. Berita Hasil Tes Baca Al-Qur’an Kelas Finishing

8. Berita Hasil Observasi di LPQ Masjid Fathullah 9. Surat Keterangan Pengajuan Proposal Skripsi 10. Surat Keterangan Izin Penelitian

11. Surat Keterangan Riset/Wawancara

12. Surat Keterangan Penelitian dari LPQ Masjid Fathullah 13. Pengesahan Panitia Ujian

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997.

Ahsin, W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Bumi Aksara, 1994. Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1996.

Artmanda, Frista W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Lintas Media Jombang, t.t.

Aziz, Abdul dan Rauf, Abdul, Pedoman Tahsin Al-Qur’an, Jakarta: Dzilal Press, 1997.

Dachlan, Abu Bakar, Pak Dahlan Pembaharu dan Bapak Al-Qur’an, Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Raudhatul Mujawwidin, t.t.

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV. Toha Semarang, 1988. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1995

Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.

Hadhiri, Choirudin, Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press, 2003.

Hadlir, Abdullah, Wawancara, Jakarta, 18 November 2010

Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.

http://qiraati.wordpress.com/2009/11/12/pesan-pesan-kh-dachlan-salim-zarkasyi/ http://www.gokkri.com/2010/01/sejarah-qiroati.html.

Mahyudi, Syaifullah, Permata Al-Qur’an, Jakarta: CV. Rajawali, 1985.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Shihab, M. Quraisy, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Penerbit Mizan, 1996.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Sudjana, Nana, Penilaian Proses Balajar Mengajar, Bandung: PT. Rosda karya, 1991.

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Argesindo, 1995.

Sufairok, Wawancara, Jakarta, 19 November 2010

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.

Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian-penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik, Bandung: Tarsito, 1998.

Susilo Eko, Madya, Dasar-dasar Pendidikan, Semarang: Effhar Effset, 1990. Syarbasyi, Ahmad, Dimensi-dimensi Kesejatian Al-Qur’an, Yogyakarta: Penerbit

Ababil, 1996.

Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Da’wah Islamiyah, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1979.

Tim Penyusun Dikdaktik Kurikulum IKIP Surabaya: Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993.

www. Sisdiknas. Co. id.

Yusuf, Tayar dan Anwar, Syaiful, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, t.t.

Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an, Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Raudhatul Mujawwidin, 1990.

Gambar 2

Kegiatan Shalat Ashar Berjama’ah

Gambar 4

Gambar 6

Gambar 8

Gambar 10

Gambar 12

Kegiatan Belajar Mengajar Jam Tambahan Kelas Finishing sebagai persiapan menghadapi Pra TAS dan IMTAS

1. Guru dapat mengkondisikan kelas

2. Waktu pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran

3. Guru dapat menyampaikan materi sesuai dengan target pembelajaran B. Kesesuain proses pembelajaran dengan kurikulum.

1. Materi sesuai dengan kurikulum

2. Program pembelajaran sesuai dengan kurikulum C. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh siswa.

1. Siswa mampu menerima materi yang disampaikan oleh guru 2. Siswa mampu membaca Al-Qur’an lebih baik dari sebelumnya 3. Siswa mampu menghafal dan mempraktekan materi penunjang D. Interaksi antara guru dan siswa.

1. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru 2. Guru mencontohkan dan siswa menirukan

3. Siswa mengikuti intrupsi dari guru pada saat pembacaan peraga E. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran.

1. Siswa mengikuti shalat berjamaah 2. Siswa mengikuti klasikal besar

3. Siswa bersama-sama belajar membaca Al-Qur’an dengan menggunakan

alat peraga

4. Siswa membaca buku qiraati F. Motivasi siswa meningkat.

1. Siswa sangat semangat dalam membaca materi penunjang saat klasikal besar

2. Siswa membaca alat peraga dengan kompak baik secara klasikal maupun individual

2. Guru mampu mengkondisikan santri pada saat kegiatan klasikal

Jabatan : Pengelola LPQ Masjid Fathullah

Pokok Pembicaraan:

1. Latar belakang berdirinya 2. Kapan dan siapa pendirinya 3. Keadaan Guru dan Murid 4. Sarana dan prasarana

5. Proses kegiatan belajar mengajar 6. Metode yang digunakan

7. Usaha-usaha peningkatan

Pokok Pertanyaan:

1. Apa latarbelakang berdirinya Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ) Masjid

Fathullah?

2. Kapan perubahan TPQ menjadi LPQ?

3. Berapa jumlah Guru dan Santri LPQ Masjid Fathullah pada saat sekarang? 4. Bagaimana tingkatan kelas di LPQ Masjid Fathullah?

5. Materi apa saja yang diajarkan di LPQ Masjid Fathullah? 6. Apa syarat-syarat pengajar di LPQ Masjid Fathullah? 7. Sarana dan prasarana apa saja yang tersedia?

8. Usaha apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di LPQ Masjid Fathullah?

Jawaban

1. LPQ Masjid Fathullah merupakan pengembangan dari Taman Pendidikan

Al-Qur’an (TPQ) yang berawal dari sebuah pengajian biasa yang dipelopori oleh

JAYA dengan nomor unit 555.

Alasan dirubahnya TPQ menjadi LPQ adalah karena Taman Pendidika

Al-Qur’An (TPQ) berorientasi pada pendidikan anak saja, sedangkan Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ) orientasinya lebih luas, yaitu anak-anak, remaja, dan orang tua.

2. Pada tanggal 31 Juli 2005, di rumah Sekna Ramadhan (nama salah satu guru pada waktu itu) di Jombang, Jawa Timur.

3. Jumlah Guru ada 9, Santri 104, sedangkan santri yang aktif ada ± 80 santri. 4. Tingkatan kelas LPQ Masjid Fathullah sebagai berikut:

a. Qiraati jilid 1-6 b. Tadarrus

c. Gharubul Qur’an

d. Tajwid Qur’an

e. Finishing

5. Materi yang diajarkan di LPQ Masjid Fathullah yaitu berupa paket Qiraati, yang terdiri dari:

a. Peraga (inti dari pengajaran qiraati)

b. Materi tambahan yang terdiri dari: surat-surat pendek dari ad-Dhuha sampai an-Nash, doa-doa harian, bacaan sekitar shalat dan praktek shalat. 6. Kantor, ruang kelas, peraga, buku Qiraati, buku materi penunjang, Al-Qur’an,

buku prestasi/ penghubung, papan tulis, peraga, spidol, stik penunjuk, absen santri, telefon, meja, computer, TV.

7. Usaha yang dilakukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran di LPQ Masjid Fathullah adalah melakukan pembinaan guru, MMQ baik tingkat lembaga, kecamatan, mapupun Jabodetabeka, silaturrahim ke kordinator Qiraati JABODETABEKA (H. Drs. Abu Bakar Salim Zarkasyi).

Pokok Pembicaraan

1. Profil kepala lembaga

2. Penerapan metode pembelajaran Al-Qur’an di LPQ Masjid Fathullah 3. Sejarah penerapan Metode Qiraati di LPQ Masjid Fathullah

4. Respon awal penerapan Metode Qiraati di LPQ Masjid Fathullah 5. Perbedaan Metode Qiraati dengan metode yang lain

6. Kegitan pembelajaran Metode Qiraati di LPQ Masjid Fathullah 7. Kesulitan Penerapan metode Qiraati di LPQ Masjid Fathullah 8. Ciri khas Metode Qiraati

9. Syarat guru Qiraati

10. Kelebihan dan Kelemahan metode Qiraati

11. Efektivitas waktu pembelajaran di LPQ Masjid Fathullah 12. Fungsi metode Qiraati dalam pembelajaran Al-Qur’an

13. Syarat Guru Qiraati

14. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru Qiraati

Isi Pembicaraan

1. Siapakah nama anda?

2. Sudah berapa tahun anda mengajar di LPQ Masjid Fathullah? 3. Metode apa yang diterapkan di LPQ Masjid Fathullah?

4. Kapan pertama kali LPQ Masjid Fathullah menerapkan Metode Qiraati?

5. Adakah respon dari pihak wali santri saat pertama kali diterapkannya Metode Qiraati?

6. Bagaimanakah proses pembelajaran Metode Qiraati? 7. Adakah kesulitan dalam menerapkan Metode Qiraati?

8. Adakah perbedaan antara Metode Qiraati dengan metode yang lain? 9. Apa ciri khas dari Metode Qiraati?

Metode Qiraati?

12. Berapa lama seorang anak menyelesaikan pembelajaran Al-Qur’an dengan

mengunakan Metode Qiraati?

13. Apakah Metode Qiraati mempermudah anak dalam belajar membaca Al-Quran?

14. Adakah syarat menjadi guru Qiraati?

15. Kegiatan apa saja yang dilaksanakan oleh guru Qiraati?

Jawaban

1. Saeful Mu’min

2. 4 tahun

3. Metode Qiraati

4. Tahun ajaran 2004-2005, tepatnya ketika dirubahnya TKQ/ TPQ menjadi LPQ Masjid Fathullah, berubah pula metode pembelajaran yang dipakai LPQ Masjid Fathullah dari metode Iqra ke metode Qiraati.

5. Banyak santri yang keluar

6. Peta kegiatan pembelajaran di LPQ Masjid Fathullah: a. 30 menit klasikal besar (sesuai jadwal)

b. Jam 4 masuk kelas, Membaca alfatihah untuk pengarang Metode Qiraati (alm. K.H. Dachlan Salim Zarkasyi)

c. Baca peraga awal (15 menit pertama)

d. Membaca buku/ jilid Qiraati secara individual (30 menit) e. Membaca peraga akhir (15 menit terakhir)

f. Evaluasi materi penunjang, pemberian nasehat, dan baca doa sebelum pulang.

7. Pada dasarnya dalam penerapan metode qiraati tidak ada yang sulit, adapan kesulitan yang terkadang dihadapai oleh guru yaitu pada teknis pelaksanaannya

b. Buku/ Jilid Qiraati yag tidak diperjual belikan bebas

c. Guru Qiraati harus mampu membaca Al-Qur’an secara baik dan benar (Mujawwad-Murattal), diuji dengan tashih billisan dan bersyahadah.

9. Ya, namun dalam Qiraati seorang anak dikatakan mampu membaca Al-Qur’an

dengan baik dan benar dapat dilihat dari:

a. Hasil tashih, baik tashih korcam maupun JABODETABEKA

b. Khatmul Qur’an/ Wisuda yang diuji oleh perwakilan korcam, kepala lembaga, guru qiraati, serta disaksikan oleh masyarakat sekitar dan seluruh wali santri.

c. Kegiatan Khatmul Qur’an merupakan laporan pertanggungjawaban (LPJ) dari lembaga dan sosialisasi lembaga kepada koordinator dan masyarakat. 10. Kelemahan dan kelebihan Metode Qiraati

a. Kelebihan

1) Klasikal besar, dalam klasikal besar semua santri dikumpulkan di aula untuk membaca materi penunjang seperti: surat-surat pendek, doa harian, dan bacaan sekitar shalat, dengan membaca secara bersama-sama dipimpin oleh salah satu guru, anak-anak sudah dibiasakan membaca materi penunjang dengan menggunakan bacaan bertajwid. 2) Qiraati dapat diterapkan pada anak usia dini (±usia 3 tahun)

3) Pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan alat peraga, kegiatan ini adalah inti dari pembelajarann Qiraati.

4) Guru yang mengajar bukan sembarang orang (harus bersyahadah Qiraati)

b. Kekurangan

Dilihat dari sejarah munculnya, Metode Qiraati tidak secara tiba-tiba, melainkan sudah diuji coba (eksperimen), studi banding ke berbagai Lembaga Pendidikan Al-Qur’an serta melakukan perbaikan dan

inovasi-11. Seorang anak mampu menyelesaikan pembelajaran Al-Qur’an di Fathullah dan mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar dibutuhkan waktu ± 2-3 tahun, cepat tidaknya seorang anak mmenguasai materi dan mampu membaca Al-Qur’an dapat dilihat dari intesitas kehadirannya, karena semakin sering anak hadir, semakin ia mampu menguasai materi karena materi yang disampaikan oleh guru terapkan secara berulang-ulang sehingga santri mampu hafal tanpa menghafal, adapun kecerdasan kurang berpengaruh.

12. Metode Qiraati sangat mempermudah anak dalam membaca Al-Qur’an

13. Syarat Guru Qiraati:

a. Harus menguasai materi Qiraati, yaitu dengan belajar dengan menggunakan buku/ Jilid Qiraati dari jilid 1 sampai gharib.

b. Harus mampu membaca Al-Qur’an secara baik dan benar, hal ini dapat dibuktikan dengan lulus TAS, baik melalui ketua korcam, maupun ketua tashih JABODETABEKA.

c. Harus mengikuti dan menguasai metodologi qiraati yang diadaka kord. JABODETABEKA.

d. Menguasai psikologi anak.

e. Mengikuti MMQ baik yang diadakan oleh lembaga, korcam, maupun kord. JABODETABEKA.

14. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru LPQ Masjid fathullah: a. Khataman setiap 1 minggu sekali

b. Ngaji sore sesuai bidang (kajian)

c. Mengadakan kegiatan evaluasi mingguan, bulanan, maupun semester. d. Membuka pengajian Qiraati untuk remaja dan mahasiswa.

e. PHBI dan PHBN

f. Pesanteren kilat (Quantum Kids) g. 1 tahun sekali belajar di luar kelas

c. Sowan ke Bapak Abu Bakar Salim Zarkasyi d. Sowan ke Bapak Erwanto

Pokok Pembicaraan:

1. Persiapan mengajar

2. Kesesuaian materi dengan kurikulum 3. Penggunaan alat bantu dalam mengajar

4. Lama waktu yang dibutuhkan dalam penerapan Metode Qiraati 5. Teknik evaluasi pengajaran

6. Kendala-kendala dalam penerapan Metode Qiraati

7. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut

Isi Pembicaraan:

1. Persiapan apa saja yang dilakukan sebelum mengajar? 2. Apakah yang diajarkan sesuai dengan kurikulum? 3. Apakah dalam mengajar mengunakan alat bantu?

4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam mengajar dengan menggunakan Metode Qiraati?

5. Bagaimana teknik evaluasinya?

6. Apa saja yang menjadi kendala pembelajaran di LPQ Masjid Fathullah? 7. Usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut?

Jawaban

1. Persiapan yang dilakukan guru LPQ masjid fathullah adalah sebagai berikut: a. Mengetahui Visi Misi kelas (target perkelas), dan mengetahui serta

menguasai materi kelas.

b. Persiapan harian, meliputi: mengetahui kemampuan anak, efektivitas waktu. 2. Materi yang diajarkan di LPQ Masjid Fathullah 100% sesuai dengan apa yang

1) Peraga Qiraati 2) Stik penunjuk 3) Papan tulis 4) Absensi 5) Buku Qiraati

6) Buku materi tabahan 7) Spidol

8) Penghapus

b. Alat yang dipakai santri dalam KBM: 1) Buku Qiraati

2) Materi tamabahan 3) Buku prestasi 4) Buku tulis

4. Waktu yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar di LPQ Masjid Fathullah adalah 1 jam 40 menit mulai dari 15.30– 17.10, adapun pebagian waktunya adalah sebagai berikut:

Waktu Kegiatan Keterangan

15.30 – 15.40 Jama’ah shalat ashar Semua santri dan bertempat si aula

15.40 – 16.00 Klasikal Besar Semua santri dan bertepat di aula, membaca materi-materi tambahan*

16.00 – 16.15 Klasikal awal Membaca peraga secara bersama-sama 16.15 – 16.45 Privat Membaca buku sacara individu

16.45 – 17.00 Klasikal akhir Membaca peraga secara bersama-sama 17.00 – 17.10 Hafalan+Ricek Materi

Penunjang

Satu persatu santri setoran hafalan kepada guru

o Hari Selasa = Surat-surat Pendek

o Hari Rabu = Doa-doa dalam Shalat dan Praktek Ibadah

o Hari Kamis = Doa-doa Harian

o Hari Jum’at = Surat-surat Pendek

5. Teknik evaluasi yang dilaksanakan di LPQ Masjid Fathullah adalah sebagai berikut:

a. Materi pokok dilaksanakan setiap hari/pertemuan

b. Materi penunjang/ tambahan dilaksanakan setiap habis semester (1 tahun 2 kali evaluasi).

6. Yang menjadi kendala di LPQ Masjid Fathullah adalah masalah kedisiplinan, seperti ketidakhadiran guru/santri, keterlambatan guru/ santri dikarenakan sebagian besar guru di LPQ Masjid Fathullah berstatus sebagai mahasiswa dan sebagian kecil santri banyak yang mengikuti les/bimbel.

7. Usaha yang dilakukan dalam mengatasi kendala atau permasalahan yang terkait dengan kedisiplinan adalah:

a. Guru

1) Mengadakan evaluasi guru setiap 1 minggu sekali 2) Pemotongan gaji bagi guru yang terlambat

b. Santri

1) Sms ke orang tua atau wali santri

2) Memberikan surat kepada orang tua/wali santri 3) Memanggil orang tua atau wali santri

Nama : Toto Priyanto NIM : 106011000197 Jurusan : PAI

Semester : IX

Program : Strata 1/S.1

Benar telah melaksanakan Test Of English as Foreign Language (TOEFL) dan Test Of Arabic as Foreign Language (TOAFL), sebanyak 3 (tiga) kali sehingga mahasiswa yang bersangkutan berhak untuk menempuh ujian skripsi (Munaqasyah) dan mendaftar wisuda, dan pihak jurusan bertanggung jawab atas pernyataan ini.

Jakarta, 10 Desember 2010

Mengetahui,

Ketua Jurusan Mahasiswa ybs,

Bahrissalim, M.Ag Toto Priyanto

kasus di LPQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).” yang disusun oleh Toto Priyanto, NIM: 106011000197, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, telah diujikan oleh dosen pembimbing skripsi.

Jakarta, 24 Desember 2010

Pembimbing skripsi

Abdul Ghofur, M.Ag

1. Abdurohim, Acep Lim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. Bandung: CV Penerbit Diponogoro, 2007. 5

2. Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997. 12

3.

Ahsin, W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Bumi Aksara, 1994. 19

4.

Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996. 111

5.

Artmanda, Frista W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Lintas Media Jombang, t.t. 19

6.

Aziz, Abdul dan Rauf, Abdul, Pedoman Tahsin

Al-Qur’an, Jakarta: Dzilal Press, 1997. 8-9 7.

Dachlan, Abu Bakar, Pak Dachlan Pembaharu dan Bapak Al-Qur’an, Semarang: Yayasan Pendidikan

Al-Qur’an Raudhatul Mujawwidin, t.t.

61-62

8. Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang:

CV. Toha Semarang, 1988. 45

9. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995 37

10. Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002. 121

11. Hadhiri, Choirudin, Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press, 2003. 25

12.

Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.

216

16. Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. 168&248

17. Muarif, Hasan dan Ambari, Ensiklopedi Islam, Jakarta:

PT. Ichthiar Baru, 1996). 64

18. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. 284

19. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.

216, 223-224&227

20. Shihab, M. Quraisy, Wawasan Al-Qur’an, Bandung:

Penerbit Mizan, 1996. 3

21. Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995. 48

22. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. 266

23. Sudjana, Nana, Penilaian Proses Balajar Mengajar,

Bandung: PT. Rosda karya, 1991. 60-63

24.

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar,

Bandung: Argesindo, 1995. 39

25.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010. 9

26.

Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian-penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik, Bandung: Tarsito, 1998. 174

27.

Susilo Eko, Madya, Dasar-dasar Pendidikan, Semarang: Effhar Effset, 1990. 63

28.

Syarbasyi, Ahmad, Dimensi-dimensi Kesejatian

30. Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993.

164-166

31. www. Sisdiknas. Co. id. Internet

32.

Yusuf, Tayar dan Anwar, Syaiful, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, t.t.

1-2

33.

Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an, Semarang: Yayasan Pendidikan

Al-Qur’an Raudhatul Mujawwidin, 1990.

Jilid 1-6

34. Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, Jakarta: PT Bulan

Bintang, 2005. 9

35. Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama,

Surabaya: t.p, 1983H. 80

Jakarta, 24 Desember 2010

Pembimbing skripsi

Abdul Ghofur, M.Ag

Dokumen terkait