• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Percaya Diri dengan Pengendalian diri ( self control ) remaja pada siswa/i di SMA Negeri 17 Medan remaja pada siswa/i di SMA Negeri 17 Medan

Hasil analisa statistik dalam penelitian ini adalah bahwa percaya diri siswa/i di SMA Negeri 17 Medan memiliki hubungan secara positif yang signifikan. Hubungan percaya diri dan pengendalian diri (self control) remaja pada siswa/i di SMA Negeri 17 Medan didapatkan nilai rs sebesar 0,376 dengan nilai signifikan p = 0,000. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel dengan interpretasi rendah dimana p < 0,01.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Hattie (Thalib, 2002) yang menjelaskan bahwa rasa percaya diri dapat membuat seseorang mempunyai

pandangan diri positif serta self control yang baik. Penelitian kejiwaan juga menegaskan bahwa upaya mengendalikan diri tidak bisa dilaksanakan dengan baik tanpa adanya rasa percaya diri yang mantap (Uqshari, 2005). Rasa percaya diri membuat seseorang mengarahkan keinginan dan hasratnya untuk bertindak sesuai dengan aturan dan akal sehat sekaligus mencegah terjadinya perbuatan yang melampaui batas. Rasa percaya diri (self confidence) adalah perilaku membuat individu memiliki pandangan positif dan realistis mengenai diri mereka sendiri dan situasi yang ada di sekelilingnya, yakin dengan kemampuan mereka, memiliki kontrol yang baik dalam kehidupannya (WHO, 2006). Menurut De Angelis (1995 dalam Amyani, 2010), percaya pada diri sendiri berarti mampu mengambil keputusan dan melaksanakannya dengan tanggung jawab. Individu yang kehilangan kepercayaan diri akan sulit untuk memutuskan apa yang terbaik yang harus dilakukan pada dirinya (Hamdan, 2009), sehingga percaya diri pada remaja dapat meningkatkan pengendalian diri pada remaja. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Harta (2010), seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang kuat lebih memiliki pengendalian diri yang baik dibandingkan dengan seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang lemah (Harta, 2010).

Beberapa karakteristik yang mengindikasikan remaja yang kurang percaya diri, yaitu: memiliki motivasi yang rendah untuk belajar, berkompetisi, dan mengembangkan diri, kepribadian yang cenderung labil, senang meniru dan tidak mentaati tata tertib sekolah (Idrus, 2011). Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Fatchurahman & Pratiko (2012) yang

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antar percaya diri dengan kenakalan remaja. Remeja yang percaya diri memiliki pengendalian diri yang baik sehingga dapat terhindar dari kenakalan remaja. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian (Harta, 2010) yang menyimpulkan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang kuat lebih memiliki pengendalian diri yang baik dibandingkan dengan seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang lemah. Penelitian Mustofa Rifki (2008),percaya diri pada remaja membuat remaja mampu mengendalikan diri sehingga mendapatkan prestasi belajar yang baik. Penelitian Fajaryanto dan Nashori (2008) menunjukkan bahwa ada hubungan negatif percaya diri dengan perilaku agresif pada remaja. Maka, dari penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi percaya diri semakin baik pengendalian diri remaja tersebut.

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa/i di SMA Negeri 17 Medan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara percaya diri dengan pengendalian diri (self control) remaja pada siswa/i di SMA Negeri 17 Medan dengan interpretasi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat percaya diri remaja, maka akan semakin baik tingkat pengendalian diri (self control) remaja tersebut. Rasa percaya diri membuat seseorang mengarahkan keinginan dan hasratnya untuk bertindak sesuai dengan aturan dan akal sehat sekaligus mencegah terjadinya perbuatan yang melampaui batas. Rasa percaya diri juga membuat seseorang memiliki pandangan positif terhadap diri mereka sendiri dan situasi yang ada di sekelilingnya dan kendali diri yang baik. Individu yang kehilangan kepercayaan diri akan sulit untuk memutuskan apa yang terbaik yang harus dilakukan pada dirinya, sehingga percaya diri pada remaja dapat meningkatkan pengendalian diri (self control) pada remaja. Hubungan percaya diri dengan pengendalian diri remaja berada pada interpretasi rendah, karena ada faktor lain yang juga mempengaruhi pengendalian diri remaja.

6.2. Saran

6.2.1. Siswa/i SMA Negeri 17 Medan dan remaja lainnya

Diharapkan kepada seluruh siswa/i di SMA Negeri 17 Medan dan remaja lainnya agar lebih meningkatkan percaya diri sehingga dapat mengendalikan diri dengan baik. Hal itu dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: memiliki konsep diri yang positif dan harga diri yang tinggi sehingga mampu menghargai, menilai dan menghormati diri sendiri, tidak rendah diri, menerima dan mengenali diri sendiri diri secara keseluruhan apa adanya baik kekurangan maupun kelebihan sehingga tahu apa yang harus dilakukan, fokus pada kelebihan, merasa yakin bisa berbuat sesuatu dengan memanfaatkan kemampuan/kelebihan yang dimiliki dan setelah itu membenahi kekurangan, berani mencoba melakukan sesuatu yang membanggakan dan tidak takut gagal.

Remaja yang dapat melakukan hal-hal tersebut akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga remaja memiliki pengendalian diri (self control) yang baik, seperti: tidak mudah terpengaruh oleh orang lain dan lebih mampu mengarahkan perilaku menuju keberhasilan sehingga terhindar dari hal-hal yang bersifat negatif.

6.2.2. Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada guru-guru di sekolah, khususnya guru bimbingan dan konseling agar lebih meningkatkan bimbingan dan arahan secara konsisten kepada siswa/i agar siswa/i di sekolah secara keseluruhan

memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan pengendalian diri (self control) yang baik.

Diharapkan juga kepada pihak sekolah agar membantu siswa/i dalam meningkatkan prestasi akademiknya dengan cara memberikan bimbingan belajar kepada siswa/i khususnya kepada siswa/i dengan prestasi akademik yang kurang baik dengan metode yang menarik (tidak membosankan) bagi siswa/i dan memberikan penghargaan atau apresiasi bagi siswa/i yang berprestasi di sekolah serta mengadakan kegiatan-kegiatan di sekolah yang dapat mengembangkan kelebihan/keterampilan yang dimiliki oleh siswa/i di sekolah agar dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa/i di sekolah sehingga siswa/i di sekolah memiliki pengendalian diri (self control) yang baik.

6.2.3. Orang tua

Diharapkan kepada orang tua yang masih memiliki anak remaja, agar lebih memberikan perhatian, penerimaan, semangat, kasih sayang, dukungan atau motivasi serta kelekatan emosional yang tulus dengan anak remajanya agar mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga memiliki pengendalian diri (self control) yang baik. Selain itu, orang tua juga harus menerapkan disiplin secara intens sejak dini kepada anak remajanya agar mereka memiliki pengendalian diri (self control) yang baik. Meskipun orang tua memberikan kebebasan kepada remajanya, orang tua diharapkan untuk tetap memantau setiap kegiatan yang dilakukan oleh

remajanya dan memberikan masukan positif yang diperlukan serta bersikap adil terhadap pengambilan keputusan.

6.2.4. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya, agar dapat meneliti lebih lanjut tentang masalah yang terjadi pada masa remaja khususnya dalam hal perkembangan psikososial remaja terkait percaya diri dan pengendalian diri (self control) remaja.

6.2.5. Praktek Keperawatan

Bagi praktek keperawatan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam melakukan praktek keperawatan agar dapat terlaksana dengan maksimal.

Afiatin, T.& Martinah, S. M.(1998). Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok. Jurnal Psikologika, No. 6 / 67-79.

Agustian, A. G. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan SpiritualESQ (Emotional Spiritual Quotient). Jakarta: Arga.

Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri. Bandung: PT Refika Aditama.

Al Aqshari, Y. (2005). Kunci Sukses Membangun Percaya Diri. Jakarta: Cendekia.

Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Amyani, S. (2010). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kemandirian

Santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung.

Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Angelina, Y. D. & Matulessy, A. (2013). Pola Asuh Otoriter, Kontrol Diri dan Perilaku Seks Bebas Remaja SMK. Jurnal Psikologi Indonesia, 173-182. Andriyanto, D. (2012). Penanganan Penyimpangan Perilaku Seksual Pada Remaja

Tunalaras yang Berperilaku Agresif di Lingkungan Asrama SLB E Prayuwana Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Aroma, I.S & Suminar, D.R. (2012). Hubungan Antara Tingkat Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Perilaku Kenakalan Remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.

Ardina, W. (2014). Identifikasi Perilaku Siswa Memasuki Masa Remaja di SMP Negeri 7 Muaro Jambi. Artikel Ilmiah. Jambi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

Astuti, S. E.& Resminingsih. (2010). Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling Pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid I. Jakarta : PT Grasindo

Averill, J.R. (1973). Personal Control Over Aversive Stimuli and It’s Relationship toStress. Psychological Bulletin, No. 80. p. 286-303.

Azizi et. al.(2005). Psikologi Sosial Alam Remaja. Bentong: PTS Publication & Distributors.

Adzim, M. F. (2015). Perkembangan Agama pada Masa Remaja Tengah. Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. From http://www.academia.edu/13871063/PERKEMBANGAN_AGAMA_PA DA_MASA_REMAJA_TENGAH

Batubara, R.L. (2010). Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari Pediatri, Vol. 12, No. 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Calhoun, J.F., and Acocella, J.R. (2005). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan (Terjemahan oleh Satmoko, R.S.) edisi ketiga. Semarang : Penerbit IKIP Semarang.

Chaplin. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Kartini Kartono. Edisi I Cetakan Ke-2 . Jakarta : Grafindo Persada.

Davies, P. (2004). Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Alih Bahasa Saut Pasaribu.Yogyakarta: Torent Books.

Fatchurahman, M & Pratikto, H. (2012). Kepercayaan Diri, Kematangan Emosi, Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Kenakalan Remaja. Jurnal Psikologi Indonesia, 77-87.

Fadillah, F. G. (2013). Upaya Meningkatkan Pengendalian Diri Penerima Manfaat Melalui Layanan Bimbingan Kelompok di Balai Rehabilitasi Mandiri Semarang. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Ghufron, M. N. & Rini, R. (2010). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz.Media.

Gunarsa, Y. S. D. (2002). Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta: Gunung Mulia.

Gunarsa, D. S. (2004). Psikologi Praktis: Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

Gunarsa & Gunarsa. (2008).Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Gunung Mulia.

Haryono. (1996). Kematangan Emosi, Pemikiran Moral, dan Kenakalan Remaja. Semarang: FIP-IKIP Semarang.

Harta, R. (2010). Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri sebagai Variabel Pemoderasi. Hasil Penelitian Madya Bidang Penelitian Keilmuan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka Medan.

Heni, S. A. (2013). Hubungan Antara Kontrol Diri dan Syukur dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja SMA IT Abu Bakar Yogyakarta.Jurnal Psikolgi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenada Media Group.

Kaha, N. (2012). Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orang TuaRemaja sebagaiPrediktor Identitas Diri Siswi SMA Kristen 1 Salatiga. Tesis.Universitas Kristen Satya Wacana.

Lauster, P. 1990. Personality Test. Alih Bahasa D.H. Gulo. Jakarta: Bumi Aksara. Lestari,F. A. (2009).Usaha Pembina dalam Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

pada Remaja Anak Asuh di Panti Asuhan Yati Putri Aisyiyah Serangan Yogyakarta.Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Meytasari, A. (2012). Kontribusi Kontrol Diri terhadap Kedisiplinan Siswa di Sekolah dan Implikasinya bagi Program Bimbingan dan Konseling. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, 14-16.

Muharsih, L. (2008). Hubungan Antara Kontrol diri Dengan Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Di Jakarta Pusat. UPI Bandung.

Mulyasri, D. (2010). Kenakalan Remaja Ditinjau Dari Persepsi RemajaTerhadap Keharmonisan Keluarga Dan Konformitas Teman Sebaya (StudiKorelasi Pada Siswa SMA Utama 2 Bandar Lampung). Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Nashori, F & Yulianto, F. (2006). Kepercayaan Diri dan Prestasi Atlet Tae Kwon Do Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Psikologi, Vol. 1 No. 1.

Poltekes Depkes Jakarta I. (2012). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya.Jakarta:Salemba Medika (Cetakan 3).

Praptiani, S. (2013). Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Agresivitas Remaja Dalam Menghadapi Konflik Sebaya dan Pemaknaan Gender. Jurnal Sains dan Praktik Psikologi, 01-13.

Rachdianti, Y. (2011). Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas Penggunaan Internet Remaja Akhir.Skripsi. Fakultas Psikologi Non RegulerUniversitas Islam Negeri Syarih Hidayatullah, Jakarta.

Rohayati, I. (2011). Program Bimbingan Teman Sebaya Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa.Jurnal UPI Edu, 368-376.

Safaria, T. (2004). Terapi Kognitif : Perilaku untuk Anak. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Santoso, M & Satiadarma, M.P . (2005). Hubungan antara Rasa Percaya Diri dan Agresivitas pada Atlet Bola Basket. Jurnal Phronesis no 1,hal 51 – 64. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S). Jakarta: Kencana.

Setiadarma, M.P. (2000). Dasar-dasar Psikologi Olah Raga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Siska, S.& Purnamaningsih, E.H. (2003). Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi. 2: 67-71. Sriyanti, L. (2012). Pembentukan Self Control dalam Perspektif Nilai

Multikultural.From http://eprints.stainsalatiga.ac.id/136/1/Lilik Sriyanti - Pembentukan Self Control dalam Perspektif Nilai Multikultural.pdf. Suhardita, K. (2011).Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan Dalam

Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa SMA: Penelitian Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Laboratorium (Percontohan) UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011.S2 thesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumarlin, R. (2011). Perilaku Konformitas Pada Remaja yang Berada diLingkungan Peminum Alkohol.Depok: Gunadarma.

Taylor, R. (2003). Confidance In Just 7 Days (Meraih Kepercayaan Diri Dalam Tujuh Hari). Jogjakarta: Diva Press.

Uqshari, Y. (2005). Percaya diri pasti. Jakarta : Gema Insani.

Utami, A. F. & Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol diri dan Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi (Volume 3 Nomor 1 Tahun 2008).

Wicaksono, D. (2009). Pengaruh Kepercayaan Diri, Motivasi Belajar Sebagai Akibat Dari Latihan Bolavoli Terhadap Prestasi Belajar Atlet Di Sekolah. Tesis. Universitas Negeri Yogyakarta.

Widodo, B. (2013). Perilaku Disiplin Siswa Ditinjau Dari Aspek Pengendalian Diri (Self Control) Dan Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Pada Siswa SMK Wonoasri Caruban Kabupaten Madiun. Jurnal Widya Warta. No. 01Tahun XXXV II/ Januari, 140-151.

Yusuf, S. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Judul : Hubungan Percaya Diri dengan Pengendalian Diri (Self Control) Remaja pada Siswa/i di SMA Negeri 17 Medan

Saya bernama Yeni Cecilia Dwi Putri, mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ingin melakukan penelitian di SMA Negeri 17 Medan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan percaya diri dengan pengendalian diri (self control) remaja pada siswa/i di SMA N 17 Medan.

Penelitian ini adalah salah satu kegiatan untuk menyelesaikan tugas skripsi di Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Peneliti menjamin bahwa penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan dampak negatif kepada siswa/i sebagai responden. Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi responden untuk mengetahui percaya diri dan pengendalian diri (self control) remaja pada siswa/i di SMA Negeri 17 Medan serta hubungan keduanya. Responden akan diarahkan dalam pengisian kuesioner penelitian yang telah disediakan oleh peneliti.

Peneliti menghargai dan menghormati hak responden dengan cara menjaga kerahasiaan identitas diri dan data yang diberikan responden selama pengumpulan data hingga penyajian data. Peneliti sangat mengharapkan partisipasi dan kesediaan siswa/i sebagai responden dalam penelitian ini, namun jika siswa/i tidak bersedia maka siswa/i berhak untuk menolak karena tidak ada unsur paksaan dalam pengisian kuesioner penelitian. Demikianlah informasi ini saya sampaikan. Atas kesediaan dan partisipasi siswa/i, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2015 Peneliti

Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Oleh :

Yeni Cecilia Dwi Putri

Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan pada lembar pertama dan saya mengerti bahwa penelitian ini tidak berakibat buruk pada saya serta identitas dan informasi yang saya berikan dijaga kerahasiaannya, maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang bernama Yeni Cecilia Dwi Putri

dengan judul “Hubungan Percaya Diri dengan Pengendalian diri (Self Control) remaja pada siswa/i di SMA Negeri 17 Medan”

Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan sejujurnya tanpa paksaan dari siapapun.

Medan , Juni 2015 Responden

Lampiran 3 KUESIONER A

Data Demografi Responden Petunjuk Pengisian :

♦ Isilah pertanyaan di bawah ini dengan cara menuliskan jawaban di sebelah

kanan pertanyaan tersebut atau memberikan tanda checklist ( √ ) pada kolom

jawaban yang disediakan

♦ Jawablah pernyataan berikut dengan benar sesuai dengan data diri anda

♦ Dimohon kepada responden untuk mengisi semua jawaban.

1. Kode Responden : Diisi oleh Peneliti

2. Inisial Responden :

3. Usia :

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

KUESIONER B

Dokumen terkait