• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai identifikasi modal sosial dalam pengembangan wisata alam di Desa Nglanggeran, maka beberapa saran yang bisa dijadikan masukan sebagai bahan pertimbangan:

1. Bagi Pengelola Wisata Alam Di Desa Nglanggeran

Peneliti merekomendasikan kepada pengelola wisata alam Desa Nglanggeran untuk meningkatkan modal sosial terutama pada sisi bridging social capital dan lingking social capital. Pada bridging social capital, hal yang perlu ditingkatkan adalah kerja sama dengan desa wisata lain serta perusahaan tingkat kecil/ skala daerah. Perlu ditingkatkan kerjasama dengan desa wisata lainnya yakni untuk melakukan pengembangan kawasan integrasi wisata sehingga variasi wisata semakin banyak sehingga wisatawan yang berkunjung semakin banyak. Pada linking social capital, hal yang perlu ditingkatkan adalah kerjasama dengan dinas pariwisata Gunung Kidul/Pusat, dan perusahaan-perusahaan skala nasional. Kerjasama ini bisa mendukung peningkatan kapasitas SDM pengelola wisata alam Desa Nglanggeran. Peningkatan pada kedua sisi modal sosial ini akan berdampak pada pengelolaan wisata yang semakin baik. Selain itu peneliti juga merekomendasikan agar masyarakat Desa Nglanggeran tetap menjaga bonding social capital yang telah mereka miliki agar mereka tetap dapat solid dalam menghadapi masalah yang nanti akan mereka temui.

Modal sosial pada pengelolaan wisata alam Desa Nglanggeran ini bisa dimanfaatkan hampir disemua sisi, namun untuk sekarang ini perlu pemanfaatan lebih pada sisi bonding. Bonding social capital ini perlu dimanfaatkan sebagai penguatan kekerabatan dari pengelolaan. Penguatan ini perlu guna menangkal dan memperkuat intervensi dari

luar agar tidak ada yang goyah. Selain itu penguatan bonding berguna untuk mencari regenerasi dari masyarakat lokal agar nilai dan visi pemberdayaan masyarakat lokal tidak hilang. Penggunaan bonding inilah yang sekarang perlu dimaanfatkaan secara lebih.

2. Bagi Penelitian selanjutnya

a. Hasil penelitian ini hanya bersifat kasuistik, yakni kasus di Desa Nglanggeran. Maka dari itu, untuk penelitian selanjutnya bisa mencakup wilayah penelitian yang lebih luas atau bisa membandingkan dua atau tiga desa agar data yang didapat lebih banyak dan variatif.

b. Penelitian ini hanya menggunakan sumber informasi keyperson sehingga informasi dari stakeholder lainnya belum dapat terjaring seluruhnya. Pada penelitian selanjutnya bisa mewawancarai lebih banyak stakeholder sehingga informasi yang didapat lebih lengkap. c. Penelitian ini hanya dilakukan pada rentang bulan Januari-Maret 2020, sehingga informasi yang didapat terbatas oleh waktu tersebut. Maka dari itu, pada penelitian selanjutnya bisa memakai rentang waktu yang lebih panjang agar data identifikasi modal sosial yang didapat bisa lebih mendalam.

d. Penelitian ini hanya menggunakan metode kualitatif. Maka, pada penelitian selanjutnya bisa mengambil dan mengkombinasikan metode penelitian selain kualitatif agar hasil penelitian menjadi lebih baik.

82

DAFTAR PUSTAKA

Adler, E, & Kwon, S. (2000). Social capital: the good, the bad, the ugly. In: E. L. Lesser (Ed.), Knowledge and Social Capital (pp. 89-115). Boston, MA: Butterworth-Heinemann

Ali, Naseem, and Farooq (2011), Sosial capital impact on economic development (A theoretical perspective). International Journal Business

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Assauri, Sofjan. (2013). Manajeman Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers

Birendra dkk. (2018). Bonding and Bridging Forms of Social Capital in Wildlife Tourism Microentrepreneurship: An Application of Social Network Analysis. Mdpl jurnal Sustainability. USA.

Burt, Ronald. (2000). “The Network Structure of Social Capital.” Research in Organisational Behaviour 22:345– 423

Cahyono, Budhi & Ardian. (2012). Peran Modal Sosial Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Petani Tembakau Di Kabupaten Wonosobo. Cbam-FE Universitas Islam Sulatan Agung Semarang vol 1 no 1. Semarang.

Coleman, J.S. (1999). Social Capital in the Creation of Human Capital. Cambridge Mass: Harvad. University Press. Cox, E. 1995. A Truly Civil Society . ABC Books. Sidney

Creswell, Jhon W. (2016). Research Design Pendekatan Kulitatif,Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Damanik, Janianton dan Weber, Helmut F. (2006). Perencanaan Ekowisata: dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Flora, Jan L. (1998). “Social Capital and Communities of Place.” Rural Sociology 63(4):481–506.

Freddy, Rangkuti. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta: Gramedia Utama.

Friedmann, J. (1992). Empowerment: The Politics Of Alternative Development. Cambridge: Blackwell.

Hartono, Jogiyanto. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman Edisi 5. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta

Hausler, N. (2005). Planning for Community Based Tourism- A Complex and Challenging Task. The international ecotourism society

Healy, Tom. and Sylvain Cote. (2001). The WellBeing of Nations : The Role of Human and Social Capital. Organisation for Economic Co-operation and Development.

Hutapea, Wolter W, dkk. (2016). Modal Sosial Sebagai Strategi Bertahan Hidup Buruh Tani Di Desa Kopiwangker, Kecamatan Langowan Barat, Minahasa. Agri-SosioEkonomi Unsrat Volume 12 Nomor 2A. Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Hwang, Doohyun & William P. (2017). Social Capital and Collective Action in Rural Tourism. Journal of Travel Research, Vol. 56(1). South Korea.

84

Jalil, Fadli. (2015). Modal Sosial dan Pendapatan Masyarakat. Jurnal agrium 2(1), Universitas Malikussaleh. Aceh.

Jordan, Julie. (2015). “A Study in How Linking Social Capital Functions in Community Development.” University of Southern Mississippi.

Kifli, Fahmi dkk, (2017). Pengaruh Modal Sosial Terhadap Permintaan Pangan Rumah Tangga Tani Di Provinsi Riau. Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 14 No. 3. Yogyakarta

Kline, Carol, dkk. (2018). Built Capital as a Catalyst for Community-Based Tourism. Journal of Travel Research 1-7. USA.

Kollmuss, Anja dan Julian, Agyeman. (2002). Mind the Gap: Why Do People Act Environmentally and What Are the Barriers to Pro-Environmental Behavior. Environmental education research vol 8 no 3.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta.

Kusuma, Arifin F & Darwanto. (2015). Nilai-Nilai Modal Sosial yang Terkandung dalam Perkembangan Pariwisata (Studi Kota Solo). Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE) vol 22 no 1. Surakarta.

Lestari, Rini, dkk. (2018). Analisis Modal Sosial untuk Kesejahteraan Masayarakat Lokal (Studi pada Wisata Petik Jeruk Di Dusun Borogragal, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang). Jurnal Litbang Kebijakan Cakrawala Volume 12. Jawa Timur.

Ecotourism’s Infrastructure. Asia Pacific Journal of Advanced Business and Social Studies (APJABSS). Jakarta.

McGee, E. J. & M. Peterson. (2000). Toward the Development of Measures of Distinctive Competencies Among Small Independent Retailers. Journal of Small Business Management, 38 (2), pp. 151- 160.

Moleong, Lexy K. (2015). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Narayan, Deepa, and Michael Cassidy. (1999). “A Dimensional Approach to Measuring Social Capital: Development and Validation of a Social Capital Inventory.” World Bank, Poverty Reduction and Economic Management Network, Washington, D.C. Processed

Nurdiani, N. (2014). Teknik Sampling Snowball dalam Penelitian Lapangan Architecture Department, Faculty of Engineering. Jurnal comtech vol. 5(2). 1110-1118.

Ontorael, Meditran R, dkk. (2015). Pengaruh Modal Sosial Masyarakat Pedesaan terhadap Keberhasilan Pembangunan Desa di Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. Jurnal adminitrasi publik, Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Paxton, Pamela. (2002). “Social Capital and Democracy: An Interdependent Relationship.” American Sociological Review 67(2):254–77

Pongponrat, Kannapa & Naphawan Jane. (2012). Mechanism of Social Capital In Community Tourism Participatory Planning in Samui Island, Thailand. Tourismos: An International Multidisciplinary. Journal of Tourism Volume 7, Number 1. Thailand

86

Pookaiyaudom, Gulapish. (2013). The Integrated Learning of Community-Based Tourism in Thailand. Procedia social and behavioral sciences 106 (2013) 2890-2898

Pramanik, Purwanti D., dkk, (2018). Community Participation as an Aspect of Social Capital at Tourism Village. International Conference on Tourism, Gastronomy, and Tourist Destination Vol 52. Jakarta.

Prayitno, Gunawan., dkk. (2019). Social Capital In Poverty Alleviation Through Pro-Poor Tourism Concept In Slum Area (Case Study: Kelurahan Jodipan, Malapng City). International Journal of GEOMATE Vol.16. Japan.

Pretty, J., Smith, D. (2003). Social Capital in Biodiversity Conservation and Management. Conservation biology 18, 631-638.

Purnamasari, A. M. (2011). Pengembangan Masyarakat untuk Pariwisata di Kampong Wisata Toddabojo Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal perencanaan wilayah dan kota 22(1):49-64

Putnam, R.D. (1993). Making Democrasy Work: Civil Tradition in Modern Italy. Princeton: Princeton University Press

Putra, Raden, dkk. (2017). Pengaruh Modal Sosial Terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Peternak: Studi Kasus Pada Kelompok Peternak Ayam Kampung Ngudi Mulyo, Gunungkidul. Buletin Peternakan Vol. 41 (3). Yogyakarta.

Qi, Xiaoying. (2018). Social Capital. The Wiley-Blackwell Encyclopedia of Social Theory. London

Ramos-Pinto, Pedro. (2012). “Social Capital as a Capacity for Collective Action.” Pp. 53–69 in Assessing Social Capital: Concept, Policy and Practice. Cambridge Scholars Press

Revida, Erika., dkk. (2018). Community participation based on social capital to enhance tourist visit at Lake Toba Parapat North Sumatera. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Rezazadeh, Masoumeh H dkk. (2016). The Study of Moderating Role of Social Capital in the Relationship between Development of Urban Tourism and Sustainable Urban Development (Case Study: Zahedan). Current Urban Studies 4. Islamic Azad University. Iran.

Rosalinda, Emi. (2018). Social capital of the community in the management of Danau Sentarum National Park,West Kalimantan, Indonesia. BIODIVERSITAS Volume 19 Number 4. Surakarta.

Salvatore, Rita dkk. (2018). Tourism Transition in Peripheral Rural Areas: Theories, Issues and Strategies. Annals of Tourism Research 68. Italy.

Scheyvens, Regina. (1999). Ecotourism and the Empowerment og Local Communities. Tourism Management 20 245-249.

Seftyono, Cahyo dkk. (2018). Accelerating Rural Development in Central Java Indonesia: Connecting Leadership, Social Capital and Policy in Local Context. Earth and Environmental Science 175. Makassar.

Shakya, Martina. (2016). Tourism and Social Capital: Case Studies from Rural Nepal. Springer Science Business Media Dordrecht. Germany

88

Literasi Media Publishing.

Suandi. (2014). Hubungan Modal Sosial Dengan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga Di Daerah Perdesaan Jambi. Jurnal Komunitas 6 (1). Semarang.

Sudirah. (2015). Modal Sosial Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Wisata. Prosiding Seminar Nasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka. Jakarta.

Suci,A.R.,& Pahlawan, I.(2015). Dampak Tour De Singkarak Terhadap Ekonomi Pariwisata di Indonesia(Studi Kasus Provinsi Sumatera Barat).JOM FISIP,2(2).

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix metods). Bandung: Alfabeta.

Sunkar, Arzyana, dkk. (2016). Social Capital: a Basis for Community Participation in Fostering Environmental Education and the Heritage Tourism Development of Cibalay Megalithic Site. E Journal of Tourism Vol.3. No.2. Bogor.

Supriyadi, Haeruddin dan Nurjannah. (2016). Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah antara Model Penalaran Kausal Berbasis Etnosains dan Sains Modern. JRKPF. 3(2): 35-39

Syahra, Rusydi. )2003). Modal Sosial: Konsep dan Aplikasi. Jurnal Masyarakat dan Budaya, Vol 5 (1): 1-22

Tristan, Claridge. (2018). Functions of social capital – bonding, bridging, linking. Social Capital Research & Training, Dunedin. New Zealand.

Malik Ibrahim, (6), 67-72. Malang.

Wahyuni, Dinar. (2018). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Masalah-Masalah Sosial Volume 9. Jakarta.

Wakka, Abd. Kadir & Achmad R. (2018). Peningkatan Modal Sosial Masyarakat Dalam Penyelesaian Konflik Melalui Mediasi: Kasus Khdtk Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 15 No. 2. Makassar.

Widodo,Y.,Fandeli,C.,Baiquni,M., Damanik,J.(2011). Dampak Pariwisata Waduk Kedung Ombo (WKO) terhadap Kesejahteraan Masyarakat Lokal.. Jurnal Widyatama,11(2).

Woolcok, M. (1998). Social Capital and Economic Development:Toward Theoretical, Synthesis and Policy Framework. Theory and Society, 27 (1), 151-208. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Fondation of Social Capital. Massachusetts, Edward Elgar Publishing Limit

Yoga,I Gde A.D.,& Wenagama,I.W. (2015). Pengaruh Jumlah Kunjungan dan Pengeluaran Wisatawan Mancanegara Terhadap PDRB Provinsi Bali Tahun 1996-2012. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 4(2).

90

LAMPIRAN 1

FORMAT WAWANCARA PENELITIAN

IDENTIFIKASI MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI DESA NGLANGGERAN

Pembuka :

Perkenalkan nama saya D. Kukuh Tiyasmono. Saya mahasiswa Program Studi Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Saya membutuhkan pendapat Bapak/Ibu mengenai modal sosial dalam pengembangan pariwisata. Pendapat Bapak/Ibu sangat bermanfaat bagi penelitian saya, khususnya untuk mengidentifikasi, menjelaskan, dan memahami modal sosial dalam pengembangan wisata alam di Desa Nglanggeran. Kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab pertanyaan saya dengan lengkap dan mendalam..

Isi :

A. Profil Pengembangan Wisata Alam Desa Nglanggeran:

1. Mohon dijelaskan/diceritakan sejarah awal mula pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran.

2. Mohon dijelaskan/diceritakan perkembangan terkini terkait dengan pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran.

3. Mohon dijelaskan/diceritakan bagaimana kepengurusan dan pengelolaan wisata alam Desa Nglanggeran

4. Mohon dijelaskan/diceritakan tujuan pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran.

5. Mohon dijelaskan/diceritakan kekuatan/kelebihan/keunggulan (strength) dalam pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran.

6. Mohon dijelaskan/diceritakan kelemahan/kekurangan/hambatan (weakness) dalam pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran.

7. Mohon dijelaskan/diceritakan peluang-peluang (opportunity) dalam pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran.

91

8. Mohon dijelaskan/ diceritakan ancaman-ancaman (threat) dalam pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran.

B. Identifikasi Modal Sosial:

Bonding Social Capital

1. Apakah ada bentuk/jenis/wujud hubungan sosial yang bisa mempererat/mengikat hubungan kerja sama antar-anggota atau pengurus wisata alam Desa Nglanggeran?

Ada………. Tidak ada………. Tidak tahu………..

2. Jika ada, sebutkan dan jelaskan/ceritakan apapun bentuk/jenis/wujud hubungan sosial yang bisa mempererat/mengikat hubungan kerja sama antar-anggota atau pengurus wisata alam Desa Nglanggeran tersebut.

3. Jika jawaban nomor 1 ternyata tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada atau tidak tahu.

4. Gotong Royong antar anggota/pengurus wisata alam Desa Nglanggeran ➢ Apakah ada gotong-royong antar anggota/pengurus yang bisa

mempererat/mengikat hubungan kerja sama antar-anggota atau pengurus wisata alam Desa Nglanggeran?

Ada………. Tidak ada………. Tidak tahu………… ➢ Jika ada, jelaskan/ceritakan bentuk/jenis/wujud gotong-royong

tersebut.

➢ Jika tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada atau tidak tahu.

5. Solidaritas antar anggota/pengurus wisata alam Desa Nglanggeran ➢ Apakah ada solidaritas antar-anggota/pengurus yang bisa

mempererat/mengikat hubungan kerja sama antar-anggota atau pengurus wisata alam Desa Nglanggeran?

Ada………. Tidak ada………. Tidak tahu………… ➢ Jika ada, jelaskan/ceritakan bentuk/jenis/wujud solidaritas tersebut. ➢ Jika tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada

atau tidak tahu.

6. Arisan antar anggota/pengurus wisata alam Desa Nglanggeran ➢ Apakah ada arisan antar-anggota/pengurus yang bisa

mempererat/mengikat hubungan kerja sama antar-anggota atau pengurus wisata alam Desa Nglanggeran?

➢ Jika ada, jelaskan/ceritakan bentuk/jenis/wujud arisan tersebut. ➢ Jika tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada

atau tidak tahu.

7. Saling membantu antar anggota/pengurus wisata alam Desa Nglanggeran ➢ Apakah ada saling membantu antar-anggota/pengurus yang bisa

mempererat/mengikat hubungan kerja sama antar-anggota atau pengurus wisata alam Desa Nglanggeran?

Ada………. Tidak ada………. Tidak tahu………… ➢ Jika ada, jelaskan/ceritakan bentuk/jenis/wujud saling membantu

tersebut.

➢ Jika tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada atau tidak tahu.

8. Saling terlibatnya anggota/pengurus wisata alam Desa Nglanggeran dalam kegiatan bersama

➢ Apakah ada saling terlibat antar-anggota/pengurus yang bisa mempererat/mengikat hubungan kerja sama antar-anggota atau pengurus wisata alam Desa Nglanggeran?

Ada………. Tidak ada………. Tidak tahu…………

➢ Jika ada, jelaskan/ceritakan bentuk/jenis/wujud saling terlibat tersebut. ➢ Jika tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada

atau tidak tahu.

9. Saling percaya antar anggota/pengurus wisata alam Desa Nglanggeran ➢ Apakah ada saling percaya antar-anggota/pengurus yang bisa

mempererat/mengikat hubungan kerja sama antar-anggota atau pengurus wisata alam Desa Nglanggeran?

Ada………. Tidak ada………. Tidak tahu………… ➢ Jika ada, jelaskan/ceritakan bentuk/jenis/wujud saling percaya

tersebut.

➢ Jika tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada atau tidak tahu.

10. Silaturahmi antar anggota/pengurus wisata alam Desa Nglanggeran ➢ Apakah ada silaturahmi antar-anggota/pengurus yang bisa

mempererat/mengikat hubungan kerja sama antar-anggota atau pengurus wisata alam Desa Nglanggeran?

Ada………. Tidak ada………. Tidak tahu………… ➢ Jika ada, jelaskan/ceritakan bentuk/jenis/wujud silaturahmi tersebut.

93

➢ Jika tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada atau tidak tahu.

11. Kekerabatan/hubungan keluarga antar anggota/pengurus wisata alam Desa Nglanggeran

➢ Apakah ada kekerabatan/hubungan keluarga antar-anggota/pengurus yang bisa mempererat/mengikat hubungan kerja sama antar-anggota atau pengurus wisata alam Desa Nglanggeran

Ada………. Tidak ada………. Tidak tahu…………

➢ Jika ada, jelaskan/ceritakan bentuk/jenis/wujud kekerabatan/hubungan keluarga tersebut.

➢ Jika tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada atau tidak tahu.

12. Sebutkan dan jelaskan/ceritakan apa saja fungsi/peran/kegunaan/manfaat bonding social capital tersebut di dalam pengembangan wisata alam di Desa Nglanggeran.

13. Apakah fungsi/peran/kegunaan/manfaat bonding social capital tersebut berpengaruh efektif dalam pengembangan wisata alam di Desa Nglanggeran? Ya………. Tidak………. Tidak tahu……….

14. Jika jawaban nomor 13 ternyata ya, sebutkan dan jelaskan/ceritakan apa saja bentuk/wujud efektivitasnya dalam pengembangan wisata alam di Desa Nglanggeran.

15. Jika jawaban nomor 13 ternyata tidak atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak atau tidak tahu.

16. Apakah fungsi/peran/kegunaan/manfaat bonding social capital tersebut berpengaruh efektif dalam mendukung pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran dari aspek kualitas pengelolaannya?

Ya………. Tidak………. Tidak tahu………..

17. Jika jawaban nomor 16 ternyata ya, sebutkan dan jelaskan/ceritakan apa saja bentuk/wujud efektivitas pengaruhnya dari aspek kualitas pengelolaan wisata alam Desa Nglanggeran.

18. Jika jawaban nomor 16 ternyata tidak atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak atau tidak tahu.

19. Apakah fungsi/peran/kegunaan/manfaat bonding social capital tersebut berpengaruh efektif dalam mendukung pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran dari aspek jumlah pengunjungnya?

20. Jika jawaban nomor 19 ternyata ya, sebutkan dan jelaskan/ceritakan apa saja bentuk/wujud efektivitas pengaruhnya dari aspek jumlah pengunjungnya. 21. Jika jawaban nomor 19 ternyata tidak atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan

mengapa tidak atau tidak tahu.

22. Apakah fungsi/peran/kegunaan/manfaat bonding social capital tersebut berpengaruh efektif dalam mendukung pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran dari aspek kinerja keuangannya (omzet dan profit usahanya)? Ya………. Tidak………. Tidak tahu………..

23. Jika jawaban nomor 22 ternyata ya, sebutkan dan jelaskan/ceritakan apa saja bentuk/wujud efektivitas pengaruhnya dari aspek omzet usahanya.

24. Jika jawaban nomor 22 ternyata tidak atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak atau tidak tahu.

25. Apakah fungsi/peran/kegunaan/manfaat bonding social capital tersebut berpengaruh efektif dalam mendukung pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran khususnya dalam mencapai tujuan 1 dibangunnya atau dikembangkannya wisata alam Desa Nglanggeran? (Lihat jawaban tentang tujuannya di bagian Profil di depan)

Ya………. Tidak………. Tidak tahu………..

26. Jika jawaban nomor 25 ternyata ya, sebutkan dan jelaskan/ceritakan apa saja bentuk/wujud efektivitas pengaruhnya dalam mencapai tujuan 1 tersebut. 27. Jika jawaban nomor 25 ternyata tidak atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan

mengapa tidak atau tidak tahu.

28. Apakah fungsi/peran/kegunaan/manfaat bonding social capital tersebut berpengaruh efektif dalam mendukung pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran khususnya dalam mencapai tujuan 2 dibangunnya atau dikembangkannya wisata alam Desa Nglanggeran?

Ya………. Tidak………. Tidak tahu………..

29. Jika jawaban nomor 28 ternyata ya, sebutkan dan jelaskan/ceritakan apa saja bentuk/wujud efektivitas pengaruhnya dalam mencapai tujuan 2 tersebut. 30. Jika jawaban nomor 28 ternyata tidak atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan

mengapa tidak atau tidak tahu.

31. Apakah fungsi/peran/kegunaan/manfaat bonding social capital tersebut berpengaruh efektif dalam mendukung pengembangan wisata alam Desa Nglanggeran khususnya dalam mencapai tujuan n dibangunnya atau dikembangkannya wisata alam Desa Nglanggeran?

95

32. Jika jawaban nomor 31 ternyata ya, sebutkan dan jelaskan/ceritakan apa saja bentuk/wujud efektivitas pengaruhnya dalam mencapai tujuan n tersebut. 33. Jika jawaban nomor 31 ternyata tidak atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan

mengapa tidak atau tidak tahu.

Bridging Social Capital

34. Apakah ada bentuk/jenis/wujud hubungan sosial yang bisa menjembatani hubungan kerja sama antara anggota/pengurus wisata alam Desa Nglanggeran dengan pihak lain yang setara (hubungan horisontal)?

Ada………. Tidak ada………. Tidak tahu………..

35. Jika ada, sebutkan dan jelaskan/ceritakan apapun bentuk/jenis/wujud hubungan sosial yang bisa menjembatani hubungan kerja sama antara anggota/pengurus wisata alam Desa Nglanggeran dengan kelompok/organisasi/komunitas lain yang setara (hubungan horisontal) tersebut.

36. Jika jawaban nomor 34 ternyata tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada atau tidak tahu.

37. Pokdarwis (kelompok sadar wisata)

➢ Apakah menjadi anggota Pokdarwis yang bisa menjembatani

hubungan kerja sama antara anggota atau pengurus wisata alam Desa Nglanggeran dengan desa wisata lainnya?

Ada………. Tidak ada………. Tidak tahu……….. ➢ Jika ada, jelaskan/ceritakan bentuk/jenis/wujud pokdarwis tersebut. ➢ Jika tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada

atau tidak tahu.

38. Kerjasama dengan desa wisata lainnya

➢ Apakah ada kerjasama dengan desa wisata lainnya yang bisa menjembatani hubungan kerja sama antara anggota atau pengurus wisata alam Desa Nglanggeran dengan desa wisata lainnya tersebut? Ada………. Tidak ada………. Tidak tahu……….. ➢ Jika ada, jelaskan/ceritakan bentuk/jenis/wujud kerja sama tersebut. ➢ Jika tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada

atau tidak tahu.

39. Kerjasama/Kolaborasi dengan institusi pendidikan

➢ Apakah ada kerjasama/kolaborasi dengan institusi pendidikan yang bisa menjembatani hubungan kerja sama antara anggota atau pengurus wisataa alam Desa Nglanggeran dengan institusi pendidikan tersebut?

Ada………. Tidak ada………. Tidak tahu……….. ➢ Jika ada, jelaskan/ceritakan bentuk/jenis/wujud kerjasama/kolaborasi

tersebut.

➢ Jika tidak ada atau tidak tahu, jelaskan/ceritakan mengapa tidak ada

Dokumen terkait