• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

B. Saran

Gambaran moral anak Indonesia saat ini sangat menentukan kualitas hidup masa depan bangsa ini. Harus dimaklumi, penerapan UU No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi ini pasti disertai kekhawatiran terhadap kelangsungan budaya, sosial, adat istiadat dan ekonomi yang terkorbankan. Tetapi, seharusnya kekhawatiran tersebut pasti dapat dipecahkan melalui jalan keluar yang lebih bijaksana. Kekhawatiran yang berlebihan tersebut mungkin dapat disikapi dengan bijak bila melihat dampak buruk pornografi yang mengancam generasi muda bangsa Indonesia. Kalaupun akhirnya, kekhawatiran tersebut tidak bisa dikesampingkan, mungkin dibutuhkn pengorbanan dari beberapa pihak yang merasa dirugikan untuk dilakukan evaluasi dalam satu kurun waktu tertentu. Bila memang kekhawatiran itu benar-benar terjadi, maka Pemerintah harus mengeluarkan Peraturan Pemerintah untuk mengatasinya. Kalau perlu dilakukan

Judicial Review dan amandemen Undang-Undang bila terjadi masalah yang lebih berat.

Tetapi semua pihak harus dapat berfikir positif dan lebih bijak dalam menyikapinya. Tampaknya sejauh ini mungkin tidak ada aturan positif yang malah merugikan. Kalaupun itu terjadi mungkin harus dikaji lebih arif bahwa benturan itu terjadi karena perilaku tersebut tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia yang beragama. Jangan sampai kontroversi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat membuat kita tidak menyadari bahwa harapan anak Indonesia terhadap UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi untuk melindungi mereka sangat besar.

BAB II

PENGATURAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA

Sebelum melihat bagaimana pengaturan pornografi dalam berbagai pertauran perundang-undangan yang berlaku positif di Indonesia, perlu diketahui terlebih dahulu apa saja yang termasuk dalam produk pornografi.

Menurut Abu Abdurrahman Nusantri dalam bukunya Menepis Godaan Prnografi, pornografi dapat merambah dalam berbagai saluran media yang terwujud dalam produk-produk pornografi. Ragam produk pornografi yang dimaksud adalah :15

1. Poster Porno

Poster porno biasa dijumpai dalam bentuk iklan, pengumuman, propaganda seperti poster film, iklan sabun atau kosmetik dan sebagainya. 2. Kartu dan Stiker Porno

Kadang materi pornografi dijumpai dalam bentuk kartu dan stiker (tempelan) dengan berbagai ukuran. Selain memperlihatkan gambar-gambar wanita dengan busana tidak senonoh, kadang juga disertai tulisan-tulisan yang berbau mesum.

3. Merchandise Porno

Bentuk merchandise bermacam-macam seperti topi, mug, T-shirt, mancis, dan sebagainya. Sebagian perluasan merchandise sengaja memuat materi

pornografi dalam bentuk foto wanita sensual seperti banyak dijumpai T-shirt yang menampilkan foto-foto wanita dengan aurat terbuka.

15

4. Kalender Bikini

Banyak beredar di masyarakat kalender-kalender yang memuat gambar wanita yang mengenakan busana bikini. Sungguh memalukan bila kita datang bertamu ke rumah seseorang dan terdapat kalender seperti itu di ruang tamunya.

5. Majalah dan Tabloit Porno

Bentuk media ini ada yang sangat vulgar dan semi vulgar. Media ini biasanya berbentuk majalah dengan cover depannya bergambar seorang wanita dengan fose yang dapat merangsang birahi. Cover itu memang sengaja dibuat agar menarik minat pria untuk membeli majalah tersebut. Isi media itu bisa berupa galeri foto, artikel, liputan, konsultasi, tips dan lain-lain yang berbau porno.

6. Surat Kabar Porno

Surat kabar yang diklaim sebagai surat kabar porno hampir tidak ada. Yang ada adalah surat kabar yang menggunakan materi-materi porno untuk memikat pembacanya.. mereka menampilkan foto-foto selebritis dengan dandanan binal di halaman depan, memuat berita-berita seputar pelacuran, pemerkosaan, cerita tentang perselingkuhan, cerita-cerita cabul dan berita-berita penyimpangan seks yang tidak pantas untuk disebarluaskan ke tengah-tengah masyarakat.

7. Cerita Fiksi Porno

Cerita fiksi itu berbentuk cerpen (cerita pendek). Ada sebagian media yang spesialis memuat cerita-cerita fiktif tentang praktek seks bebas, selingkuh,

pemerkosaan, dan lainnya. Para penulis melampiaskan fantasi-fantasi mereka tentang kejahatan atau petualangan seks yang tidak mampu mereka lakukan dalam bentuk cerita-cerita yang penuh dengan kebohongan.

8. Novel Porno

Novel-novel porno pernah berjaya di era tahun 70-an atau 80-an. Sesudah itu, dunia novel hampir-hampir tenggelam. Namun, di masa sekarang ini muncul pengarang-pengarang novel porno yang kebanyakan kaum perempuan.

9. Komik Porno

Komik identik dengan kartun. Jepang bisa disebut sebagai surga komik (film kartun). Dunia industri semakin maju di Jepang, tekanan stress rakyatnya lebih maju dari itu. Sebagai solusi, mereka sangat menggemari komik maupun film kartun untuk menghilangkan stresnya. Tapi, gambar-gambar animasi itu disalahgunakan untuk membuat komik-komik mesum dan film-film kartun yang sangat tak layak ditonton oleh anak-anak.

10.Buku Liputan Penyimpangan Seks

Mulai muncul penulis-penulis yang berpikiran cabul yang sengaja memuat buku-buku liputan tentang penyimpangan seks di kota besar. Mereka menulis buku-buku seperti itu adalah untuk mendapatkan uang yang banyak serta cepat dan mudah.

11.Lukisan Wanita Tanpa Busana

Ini adalah hasil karya dari seniman-seniman yang berotak ngeres. Mereka hidup mengabdi pada seni, popularitas, dan uang. Dengan alasan seni, mereka melukis bentuk-bentuk visual tubuh wanita.

12.Fotografi Porno

Di dunia fotografi tubuh wanita banyak dijadikan objek bidikan kamera. Banyak fotografer yang spesialis memotret tubuh wanita seperti wanita dengan busana sensual, setengah terbuka dan terbuka seluruhnya. Sudah tentu kehidupan pribadi fotografer-fotografer itu identik dengan dunianya. Mustahil jika mereka bisa memotret objek-objek mesum itu jika diri mereka sendiri tidak tercebur ke dunia mesum itu.

13.Billboard Porno

Billboard adalah papan-papan iklan berupa gambar besar atau tulisan-tulisan dipajang di kanan-kiri jalan raya, di persimpangan jalan, di depan warung atau toko, di halte-halte bis kota, di jembatan-jembatan layang, dan sebagainya. Terkadang di sana dipajang foto-foto wanita dalam pose-pose sensual atau berbusana minimalis. Biasanya berupa billboard iklan sabun, shampoo, kosmetik, obat kuat, minuman berenergi, atau iklan rokok. Billboard mesum juga kerap menimbulkan kecelakaan bagi pengendara kendaraan khususnya kaum lelaki di saat mereka sedang terbuai oleh gambar-gambar mesum tersebut, tidak merasa moncong kendaraannya sudah membentur kendaraan lain.

14.Siaran Radio Porno

Sebagian radio-radio FM sengaja memuat program siaran mesum yang dikemas dalam bentuk siaran interaktif dengan pendengar. Program-program ini biasanya disiarkan di hari-hari dan jam-jam tertentu.

15.Layanan Premium Call

Ini merupakan layanan obrolan seks via telepon dengan tarif premium (mahal). Pihak penyedia layanan ini menyiapkan wanita-wanita tertentu yang lihai berbicara jorok untuk melayani fantasi-fantasi kaum laki-laki kesepian.

16.Kaset dan CD Musik

Banyak juga terdapat kaset atau CD musik yang memasukkan suara-suara sensual, desahan-desahan, jeritan-jeritan atau syair-syair bernada mesum. Contohnya adalah musik dangdut.

17.Klip Musik Porno

Dari segi durasi, klip musik mirip dengan iklan atau siaran-siaran pendek, tapi dari segi materi media, klip sebenarnya masih satu paket dengan kaset atau CD musik. Jika dalam satu album berisi banyak lagu, maka dalam klip biasanya diputar sebagiannya saja. Klip musik Barat terutama jenis rap sangat pekat dengan unsur-unsur mesum, terutama dari penari-penari latarnya.

18.Film Siaran Porno

Stasiun TV-TV swasta masih kerap memutar film-film yang berbau porno. Hal ini dapat dilihat dari film-film Warkop yang kostum para pemain

wanitanya, dialog, dan aksi-aksi mereka kebanyakan cenderung porno. Selain itu masih terdapat film-film jorok sejenis “Gairah Tengah Malam” yang ditayangkan di Lativi maupun film-film asing lainnya yang menjadi menu mingguan setiap stasiun TV.

19.Spot Iklan Porno

Iklan media cetak, radio, atau TV , banyak yang menonjolkan unsur-unsur porno. Contohnya, adalah iklan Krisdayanti untuk produk obat kuat. 20.Video dan VCD Porno

Dulu terkenal dengan sebutan video BF (Blue Film), tapi sekarang berpindah-pindah ke kepingan-kepingan mika, dengan istilah baru : VCD. Keping VCD porno ada yang 100% hasil transfer dari video-video BF, tapi ada juga yang dibuat secara amatir oleh orang-orang lokal.

21.Situs Internet Porno

Dunia internet adalah dunia yang bebas, bebas sensor, bebas aturan. Negara-negara tertentu menerapkan undang-undang untuk menjerat pengelola situs-situs berbahaya. Di internet, seorang bisa memuat informasi apa saja tanpa ada batasan dan tanpa ada tekanan. Peluang ini terkadang dimanfaatkan oleh rumah-rumah pelacuran untuk menjaring pelanggan. Banyak juga yang sengaja memanfaatkan internet untuk mancari uang dengan menjual tayangan atu produk-produk pornografi via pos.

22.Game Interaktif

Sebagian game-game memuat permainan seksual orang dewasa, bahkan terkadang bersifat sangat agresif. Permainan itu lalu dikaitkan dengan skor atau poin-poin tertentu.

A. PENGATURAN PORNOGRAFI DALAM KUH PIDANA

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia, pornografi termasuk ke dalam kejahatan kesopanan di bidang kesusilaan. R.Soesilo membedakan kejahatan menjadi kejahatan secara juridis dan kejahatan secara sosiologis. Ditinjau dari segi juridis, pengertian kejahatan adalah suatu perbuatan tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang. Untuk dapat melihat apakah perbuatan itu bertentangan dengan undang maka undang-undang itu haruslah diciptakan terlebih dahulu sebelum adanya peristiwa pidana. Hal ini selain untuk mencegah adanya tindakan sewenang-wenang dari pihak penguasa, juga agar dapat memberikan kepastian hukum. Sedangkan jika ditinjau dari segi sosiologis, kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku yang merugikan si penderita, dan juga sangat merugikan masyarakat.16

a. kejahatan dengan melanggar kesusilaan umum (281);

Kejahatan terhadap kesopanan diatur dalam Bab XIV KUHP yang terdiri dari Pasal 281 sampai dengan Pasal 303, yang dikelompokkan menjadi :

b. kejahatan pornografi (282);

d. kejahatan pornografi dalam menjalankan pencahariannya (283 bis); e. kejahatan perzinahan (284);

f. kejahatan perkosaan atau bersetubuh (285);

g. kejahatan bersetubuh dengan perempuan di luar kawin yang dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya (286);

h. kejahatan bersetubuh dengan perempuan di luar kawin yang umurnya belum 15 tahun (287);

i. kejahatan bersetubuh dengan perempuan dalam perkawinan yang belum waktunya kawin dan menimbulkan akibat luka-luka (288); j. kejahatan perkosaan berbuat cabul atau perbuatan yang menyerang

kehormatan kesusilaan (289)

k. kejahatan percabulan pada orang pingsan, pada orang yang belum berusia 15 tahun atau belum waktunya untuk dikawini (290);

l. kejahatan yang diatur dalam pasal 285, 286, 287, 289, dan 290 dalam keadaan yang memberatkan (291);

m. kejahatan menggerakkan orang untuk berbuat cabul dengan orang yang belum dewasa (293);

n. kejahatan berbuat cabul dengan anaknya, anak di bawah pengawasannya dan lain-lain yang belum dewasa (294);

o. kejahatan permudahan berbuat cabul bagi anaknya, anak tirinya dan lain-lain yang belum dewasa (295);

p. kejahatan pemudahan berbuat cabul sebagai mata pencaharian atau kebiasaan (296);

q. kejahatan memperdagangkan wanita dan anak laki-laki yang belum dewasa (297);

r. kejahatan mengobati wanita dengan ditimbulkan harapan bahwa hamilnya dapat digugurkan (299);

s. kejahatan berupa memberikan minuman keras pada orang yang telah mabuk, membuat mabuk seorang anak yang belum berumur enam belas tahun, dan memaksa orang untuk meminum minuman yang memabukkan (300);

t. kejahatan menyerahkan anak yang umurnya belum dua belas tahun pada orang lain untuk dipakai melakukan pengemisan (301);

u. kejahatan penganiayaan dan penganiayaan ringan terhadap binatang atau hewan (302);

v. kejahatan mengenai perjudian (303 dan 303 bis).

Kejahatan pornografi yang akan dibahas dalam hal ini, diatur diatur dalam tiga pasal :

a. kejahatan Pornografi (Pasal 282 KUHP);

b. kejahatan pornografi terhadap orang yang belum dewasa (Pasal 283 KUHP);

c. kejahatan pornografi dalam menjalankan pencahariannya (Pasal 283 bis KUHP).

1. Kejahatan Pornografi

Dalam KUHP, kejahatan pornografi ini dimuat dalam Pasal 282, yang rumusan selengkapnya adalah sebagai berikut :17

(1) Barangsiapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka umum tulisan, gambar atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan, atau barangsiapa dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum. Membuat tulisan atau gambar atau benda tersebut, memasukkannya ke dalam negeri, meneruskannya, mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barangsiapa secara terang-terangan atau dengan mengedarkan surat tanpa diminta, menawarkannya atau menunjukkannya sebagai bisa diperoleh, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan atau pidana denda paling banyak Rp 4.500,-

(2) Barangsiapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka umum tulisan, gambar atau benda yang melanggar kesusilaan, ataupun barangsiapa dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, membikin memasukkan ke dalam negeri, meneruskan, mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barangsiapa secara terang-terangan atau dengan mengedarkan surat tanpa diminta, menawarkan, atau menunjukkan sebagai bisa diperoleh, diancam jika ada alasan kuat baginya untuk menduga bahwa tulisan, gambar atau benda itu melanggar kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak Rp 4.500,-

(3) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam ayat pertama sebagai pencaharian atau kebiasaan, dapat dijatuhka pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak Rp 7.500,

Ketentuan Pidana yang diatur dalam Pasal 282 ayat (1) KUHP itu melarang dilakukannya tiga jenis tindak pidana, masing-masing adalah :18

a. menyiarkan, mempertontonkan atau menempelkan dengan terang-terangan suatu tulisan yang diketahui isinya, suatu gambar atau barang yang dikenalnya yang melanggar perasaan kesopanan ;

17

R.Soesilo,op.cit.hal.205.

18

P.A.F Lamintang, Delik-Delik Khusus, Tindak Pidana Melanggar Norma Kesusilaan dan Norma Kepatutan,. Bandar Maju, Bandung, 1990, hal.41

Tindak pidana ini terdiri dari dua unsur, yaitu ; i. unsur subjektif : yang diketahui ii unsur objektif : barang siapa

1.menyiarkan 2.mempertontonkan

3.menempelkan dengan terang-terangan

4.suatu gambar atau barang yang dikenalnya yang melanggar perasaan kesopanan.

Menyiarkan adalah segala bentuk menyampaikan atau memberitahukan yang isinya tulisan atau gambar tentang sesuatu atau hal yang ditujukan kepada khalayak ramai atau siapa saja dan bukan orang tertentu. Menyiarkan dilakukan dengan menyebarkan tulisan atau gambar (dalam jumlah yang cukup banyak) tersebut kepada umum. Arah yang dituju oleh pembuat yang menyiarkan adalah khalayak ramai. Dalam hubungannya dengan objek, maka yang disiarkan itu isinya berupa tulisan dan sesuatu keadaan mengenai gambar dan benda yang diketahuinya melanggar kesusilaan. 19

Perbuatan mempertunjukkan lebih mengarah kepada objek benda yang melanggar kesusilaan. Mempertunjukkan adalah berupa tingkah laku dengan cara apapun dengan memperlihatkan kepada orang banyak terutama mengenai objek benda yang mengandung sifat melanggar kesusilaan.20

19

Adam Chazawi, Tindak Pidana Mengenai Kesopanan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,2005, hal. 25

Sementara itu, perbuatan menempelkan adalah berupa perbuatan dengan cara bagaimanapun yang ditujukan pada suatu benda sehingga benda itu melekat atau menjadi sesuatu dengan benda yang lain.21

b. membuat, membawa masuk, mengirimkan langsung, membawa keluar, atau menyediakan tulisan, gambar atau barang itu untuk disiarkan, dipertontonkan atau ditempelkan sehingga kelihatan oleh orang banyak;

Tindak pidana yang disebutkan dalam huruf b terdiri dari : i. unsur subjektif : yang diketahui isinya ii. unsur objektif : 1. barang siapa

2. membuat

3. membawa masuk

4. mengirimkan langsung atau

meneruskannya

5. membawa keluar

6. atau menyediakan

7. untuk disiarkan, dipertontonkan atau ditempelkan

8. suatu tulisan, gambar atau barang

Perbuatan membuat adalah berupa perbuatan mengadakan atau menjadikan adanya sesuatu. Pada perbuatan memasukkan ke dalam negeri, menunjukkan bahwa tulisan, gambar dan benda itu berasal atau keberadaan

semula ada di luar wilayah hukum Negara Republik Indonesia. Sedangkan maksud meneruskan atau mengirimkan langsung adalah meneruskan salah satu atau lebih objek pornografi setelah benda tersebut masuk ke wilayah Indonesia. Kemudian, perbuatan mengeluarkannya dari dalam negeri, adalah berupa perbuatan sebaliknya dari perbuatan memasukkannya ke Indonesia. Perbuatan ini dilakukan di dalam wilayah Indonesia , dan baru terwujud secara sempurna apabila objek pornografi itu telah melewati wilayah hukum Indonesia. Yang terakhir, perbuatan memiliki persediaan, adalah perbuatan menguasai objek-objek pornografi di suatu tempat tertentu, yang sewaktu-waktu diperlukan segera dapat dilakukan perbuatan-perbuatan tertentu terhadap objek itu.22

Kejahatan pada pasal 282 ayat (2) juga terdiri dari tiga macam seperti pada ayat pertama yang telah dibicarakan di muka. Pada setiap bentuk kejahatan c. berterang-terangan atau dengan menyiarkan sesuatu surat, ataupun dengan berterang-terangan diminta atau menunjukkan bahwa tulisan atau gambar itu boleh didapat.

Tindak pidana yang disebutkan dalam huruf c terdiri dari : i. unsur subjektif : yang diketahuinya ii. unsur objektif : 1. barang siapa

2. berterang-terangan

3. menyiarkan

4. menunjukkan bahwa tulisan, gambar

pornografi dalam ayat kedua ini mempunyai unsur-unsur yang sama dengan bentuk kejahatan pornografi pada ayat pertama, kecuali unsur kesalahannya. Pada ayat pertama kesalahannya dalam bentuk kesengajaan (dolus). Sedangkan unsur kesalahan yang terdapat pada ayat kedua adalah kesalahan dalam bentuk culva artinya si pembuat tidak berhati-hati dan tidak menyadari bahwa perbuatannya akan menimbulkan akibat berupa penyerangan terhadap rasa kesusilaan masyarakat.

Dibentuknya kejahatan pornografi dalam bentuk kelalaian dimaksudkan untuk menghindari pemidanaan yang sama dengan ayat pertama sementara pelaku tidak menyadari bahwa perbuatannya itu menyerang rasa kesusilaan masyarakat . Selain itu, dengan adanya ketentuan dalam ayat ini, setiap kejahatan pornografi dapat dihukum meskipun tidak disadari oleh pelakunya.

Pada ayat (3) terdapat pemberatan untuk kejahatan pornografi yang disengaja karena dilakukan berdasarkan kebiasaan atau untuk mata pencaharian. Yang dimaksud dengan mata pencaharian dalam hal ini adalah apabila kejahatan itu dilakukan demi tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan kebiasaan adalah perbuatan yang telah dilakukan berkali-kali dan ada kemungkinan akan terus berulang.

2. Kejahatan Pornografi pada Orang yang Belum Dewasa

Kejahatan pornografi terhadap orang yang belum dewasa dirumuskan dalam Pasal 283 yang selengkapnya adalah sebagai berikut :23

23

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak Rp 9.000,-, barangsiapa menawarkan, memberikan untuk terus-menerus maupun sementara waktu, menyerahkan atau memperlihatkan tulisan, gambar atau benda ynag melanggar kesusilaan, maupun alat untuk mencegah atau menggugurkan kehamilan kepada seorang yang belum dewasa, dan yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduga bahwa umurnya belum tujuh belas tahun, jika isi tulisan, gambar, benda atau alat itu telah diketahuinya.

(2) Diancam dengan pidana yang sama, barangsiapa membacakan isi tulisan yang melanggar kesusilaan di muka orang yang belum dewasa sebagaimana dimaksud dalam ayat yang lalu, jika isi tulisan tadi telah diketahuinya.

(3) Diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan atau pidana kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak Rp 9.000,-, barangsiapa menawarkan, memberikan untuk terus-menerus atau sementara waktu, menyerahkan atau memperlihatkan tulisan, gambar atau benda yang melanggar kesusilaan, maupun alat untuk mencegah atau menggugurkan kehamilan kepada seorang yang belum dewasa sebagaimana dimaksud dalam ayat pertama, jika ada alasan kuat baginya untuk menduga, bahwa tulisan, gambar atau benda yang melanggar kesusilaan atau alat itu adalah alat untuk mencegah atau menggugurkan kehamilan.

Kejahatan dalam Pasal 283 di atas, dibagi dalam tiga rumusan, yaitu :

a. Kejahatan menawarkan, memberikan dan sebagainya tulisan, gambar, benda yang melanggar kesusilaan atau alat untuk mencegah atau menggugurkan kehamilan;24

Unsur-unsur objektif :

- perbuatan : 1. menawarkan;

2. memberikan terus atau sementara waktu; 3. menyerahkan;

- objeknya : 1. tulisan yang melanggar kesusilaan; 2. gambar yang melanggar kesusilaan; 3. benda yang melanggar kesusilaan; 4. alat untuk mencegah kehamilan; 5. alat untuk menggugurkan kandungan; - kepada orang yang belum dewasa

Unsur subjektif :

- dan diketahuinya atau sepatutnya harus diduga bahwa umurnya belum tujuh belas tahun;

- isinya tulisan, gambar, benda yang melanggar kesusilaan, atau alat mencegah atau menggugurkan kandungan itu telah diketahuinya.

Yang dimaksud dengan menawarkan adalah perbuatan dengan cara bagaimanapun pada suatu benda dengan mengajukan atau menunjukkannya kepada orang lain dengan maksud agar orang lain itu melakukan suatu perbuatan tertentu pada benda itu.

Memberikan adalah perbuatan terhadap suatu benda dengan mengalihkan kekuasaan benda kepada orang lain secara cuma-cuma. Perbuatan ini selesai secara sempurna, apabila benda tersebut telah sepenuhnya beralih kekuasaannya pada orang yang menerimanya.

Perbuatan memperlihatkan adalah perbuatan terhadap suatu benda (objek kejahatan ini) dengan menempatkannya sedemikian rupa sehingga terbuka bagi orang yang memandang atau melihat dan mengamati benda itu. Di dalam

perbuatan memperlihatkan, ada terkandung maksud agar orang lain melihat, memperhatikan benda yang diperlihatkan itu.

b. Kejahatan membacakan tulisan cabul di muka orang belum dewasa;25

Kejahatan yang dimaksud dalamPasal 283 ayat (2), memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

- perbuatannya : membacakan;

- objeknya : tulisan yang isinya melanggar kesusilaan; - di muka orang yang belum dewasa

Perbuatan membacakan, maksudnya adalah untuk diperdengarkan bunyi kalimat-kalimat dalam suatu tulisan yang isinya melanggar kesusilaan.

c. Kejahatan menawarkan, memberikan, menyerahkan, memperlihatkan tulisan, gambar, benda dan alat pencegah dan penggugur kehamilan yang dilakukan dengan sengaja.26

Kejahatan yang dirumuskan pada ayat (3) Pasal 283 ini semua unsur objektifnya sama dengan kejahatan pada ayat pertama. Perbedaannya adalah kejahatan pada ayat (1) berupa kejahatan dolus, artinya dilakukan dengan sengaja.

Dokumen terkait