• Tidak ada hasil yang ditemukan

Susut pasca panen yang terjadi dapat diperkecil jumlahnya dengan memperbaiki teknologi dan sistem pemanenan yang selama ini dilakukan, misalnya memanfaatkan mesin penggiling mobile yang sekarang sudah banyak diterapkan di beberapa daerah. Sebaiknya dilakukan pula penghitungan susut pasca panen pada tahap-tahap lain, seperti proses pengangkutan dan penyimpanan, agar diperoleh data yang lebih lengkap. Proses perhitungan susut pemanenan juga sebaiknya dilakukan dengan

metode lain yang lebih tepat agar diperoleh data yang lebih lengkap dan akurat. Pengamatan terhadap pengaruh kadar air gabah terhadap rendemen beras giling sebaiknya dilakukan dengan pengkombinasian suhu pengeringan agar dapat dilihat pengaruh suhu pengeringan terhadap rendemen dan mutu kadar air.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1980. Gema Penyuluhan Pertanian: Bercocok Tanam Padi. Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan. Proyek Penyuluhan Pertanian Tanaman Pangan.

Anonim. 1983. Studi Konversi dan Susut Gabah ke Beras Tingkat nasional. Biro Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Badan Urusan Logistik, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.

Allidawati dan B. Kustianto. 1989. Metode uji mutu beras dalam program pemuliaan padi. Dalam: Ismunadji, M., M. Syam dan Yuswadi. Padi Buku 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hal: 363-375.

Ayap, J.N.B., R.E Valdez., E.D. Antolin., M.B. Guloy., P.A. Tibayan., D.V Aquino., M.J.C. Ablaza., and M.V. Romero. 2001. Grain quality profile of hybrid rice lines and parentals. Dalam: E.D. Redona and M.G. Gaspar (ed.). Proceeding of the 2nd national workshop on hybrid rice : Hybrid rice in the Philippines : Progress and new horizons. P. 88-92.

Bailey. C. G. 1940. The handling and storage of cereal grains and flaxseed. Cereal Chem. 72:304-307

Breckenridge, C. 1979. Rice grain evaluation in Srilanka. Dalam: Proceeding of the workshop on chemical aspect of rice grain quality. IRRI, Los Banos, Philippines. Hal : 175-181

BPS. 1996. Badan Pusat Statistik Indonesia.

Damardjati, D.S. 1979. Pengaruh tingkat kematangan padi (Oryza sativa L.) terhadap sifat dan mutu beras. Tesis M.S. Institut Pertanian Bogor (Tidak dipublikasikan).

Damardjati, D.S., H. Suseno, dan S. Wijandi. 1981. Penentuan umur panen optimum padi sawah (Oryza sativa L.). Penelitian Pertanian 1 : 19-26. Damardjati, D. S. 1988. Struktur kandungan gizi beras. Dalam: Ismunadji, M.,

S.Partohardjono, M.Syam, A. Widjono. Padi-Buku 1. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Hal : 103- 159

Damardjati, D.S dan E.Y. Purwani. 1991. Mutu beras. Dalam: Padi-Buku 3. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PAU Pangan dan Gizi IPB bekerja sama dengan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Grist, D. H. 1959. Rice. Longmans, Green and Co Ltd, Great Britain.

Harianto. 2001. Pendapatan, harga, dan konsumsi beras. Dalam: Suryana, A. dan S. Mardianto. Bunga rampai ekonomi beras. Penerbit Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI).

Hermanto. 2006. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 28, No. 2. [Artikel]. Hal : 14-15.

Ikehashi, H. dan G. S.Khush. 1979. Methodology of assessing appearance of the rice grain, including chalkiness and whiteness. Dalam: Proceeding of the workshop on chemical aspects of rice grain quality. IRRI, Los Banos, Philippines. Hal : 223-229.

Kumendong, J. 1987. Model Sorpsi Isotermis Jagung dan Gabah serta Penerapannya dalam Penyimpanan. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kunze, O.R. , dan Choudhary, M.S. U. 1972. Moisture adsorption related to the tensile strength of rice. Cereal Chem., 49(4):684.

Kunze, O.R., Yubin L., Finis T.W. 2004. Phisycal and mechanical properties of rice. Dalam: Champagne, E.T. (ed). Rice : Chemistry and technology. Third Edition. American Association of Cereal Chemists, Inc, USA. Hal : 191-218

Kunze, O.R dan Calderwood, D.L. 2004. Rough-rice drying-moisture adsorption and desorption. Dalam: Champagne, E.T. (ed). Rice : Chemistry and technology. Third Edition. American Association of Cereal Chemists, Inc, USA. Hal : 223-264

Lague, C. 1989. Modeling pre-harvest stress cracking of rice kernels. Ph. D. dissertation, University of California , Davis, CA.

Litbang Deptan. 2002. www.puslittan.bogor; net /html. [9 Oktober 2006]. Matz, S.A. 1965. Water in Foods. The AVI Publishing Company, Inc., USA. Mulyawati, R. 1988. Model Simulasi Susut Giling Berdasarkan Mutu Hasil dari

Proses konversi Gabah ke Beras untuk Penunjang Kebijakan Industri Beras. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nagato, K., Ebata, M., and Ishikawa, M. 1964. On the formation of cracks in rice kernels during wetting and drying of paddies. Nippon Sakumotsu Gakkai Kiji 33:82-89.

Nugraha, S., A. Setyono dan D.S. Damardjati. 1990. Penerapan teknologi pemanenan dengan sabit. Kompilasi hasil penelitian 1988/1989. Pascapanen Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi.

Nugraha, U.S., S.J. Munarso, Suismono dan A. Setyono. 1998. Tinjauan tentang rendemen beras giling dan susut pascapanen : 1. Masalah sekitar rendemen beras giling, susut dan pemecahannya. Makalah. Balai Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi. (Unpublished). 15 Hal.

Partohardjono, S., R. Damanhuri, dan A. Munandar. 1982. Beberapa usaha agronomis pra panen untuk meningkatkan mutu hasil padi. Dalam: Risalah Lokakarya Pasca Panen Tanaman Pangan, 5-6 April 1982, Cibogo, Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hal : 83-90. Peleg M, Edward B, Bagley. 1983. Physical Properties of Foods. Dalam: Peleg M,

editor. Physical Characteristics of Food Powders. AVI Publishing Company, Inc. Wesport Connecticut. USA, Hal : 293-323.

Puspitasari. 2001. Produksi dan Perhitungan Kehilangan Hasil Padi serta Pengujian Terhadap Mutu Fisik Gabah dan Beras di Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rumiati dan Soemardi, 1982. Evaluasi hasil penelitian peningkatan mutu padi dan palawija. Risalah Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Cibogo, 5-6 April 1982. Bogor.

Rumiati, 1982. Cara panen dan perontokan padi VUTW untuk menentukan jumlah kehilangan. Laporan Kemajuan Penelitian Seri Teknologi Lepas Panen No. 13 Sub Balittan Karawang.

Setyono A., dan A. Hasanuddin. 1997. Teknologi pascapanen padi. Makalah disampaikan pada Pelatihan Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan di BPLPP Cibitung, tanggal 21 s/d 25 Juli 1995.

Setyono, A., Sutrisno dan S. Nugraha. 1998. Uji coba kelompok jasa pemanen padi di daerah Subang. Makalah Balai Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi. (Unpublished). 15 Hal.

Setyono, A., Sutrisno, Nugraha, S dan Jumali. 2001. Uji coba kelompok jasa pemanen dan jasa perontok. Laporan Akhir Tahun TA. 2000. Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi.

Setyono, A. 2006. Teknologi Penanganan Pascapanen Padi. Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi.

Siebenmorgen. 1994. Moisture content and head rice yield. Dalam:Marshall, E.W and James I. Wadsworth. ed. Rice Science and Technology. Marcel Dekker, Inc, USA. Hal : 353-377

Siebenmorgen, T.J., Meullenet, J-F. 2004. Impact of drying, storage, and milling on rice quality and functionality. Dalam: Champagne, E.T. (ed). Rice : Chemistry and technology. Third Edition. American Association of Cereal Chemists, Inc, USA. Hal : 301-325.

Stahel, G. 1935. Breaking of rice in milling in relation to the condition of the paddy. Trop. Agric. Lond. 12 :255-260

Soemardi dan R. Thahir. 1991. Penanganan Pasca Panen Padi. Dalam: Soenarjo, E., D.S. Damardjati, M. Syam. Padi Buku 3. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hal : 915-933

Taslim, H., S. Partohardjono, dan Djunainah. 1989. Bercocok tanam padi sawah. Dalam: Ismunadji, M., M. Syam dan Yuswadi. Padi Buku 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hal: 363-375.

Tjiptadi, W. dan Zein Nasution. 1976. Padi dan Pengolahannya. Departeman Teknologi Hasil Pertanian. Fatemeta-IPB. Bogor.

Villareal, R.M., A.P. Resurreccion, L.B. Suzuki and B.O. Juliano. 1976. Change in physicochemical properties of rice during storage.

Wadsworth, J.I. 1994. Degree of milling. Dalam: Marshall, E.W and James I. Wadsworth. ed. Rice Science and Technology. Marcel Dekker, Inc, USA. Hal : 139-151

Waries, A. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Webb, B. D., and Calderwood, D.L. (1977). Relationship of moisture content to degree of milling in rice. Cereal Foods world, 22(9) :484.

Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wratten, F. T., and Kendrick, J.H. 1970. A further treatment of hygroscopic equilibrium of rough rice and soybean at elevated temperature. (Abstr.)

page 38 in: Proc. Rice Tech. Working Group. 13th. Texas Agricultural Experiment Station, Colege Station, TX.

LAMPIRAN Lampiran 1 . Istilah-istilah

1. Padi : tanaman penghasil beras

2. Gabah: butiran padi yang sudah dilepaskan dari malainya dan terpisah satu sama lain.

3. Gabah kering panen (GKP) : gabah yang baru dipanen

4. Gabah kering giling (GKG) : gabah yang telah dikeringkan hingga mencapai kadar air optimum untuk melakukan penggilingan.

5. Beras utuh : butir beras yang bentuknya masih utuh dan tidak terpotong atau patah.

6. Beras kepala : butir beras yang memiliki ukuran lebih besar dari 6/10 bagian dari butir beras utuh.

7. Beras patah : butir beras patah yang memiliki ukuran 6/10 bagian dari butir beras utuh dan tidak dapat lolos dari intended plate standard Bulog berukuran lubang 4,2 mm.

8. Menir : butir beras patah, baik yang memiliki penampakan yang baik, maupun yang cacat, yang memiliki ukuran ≤ 2/10 bagian butir utuh dan yang lolos dari ayakan menir standar Bulog dengan lubang berdiameter 2.0 mm.

9. Beras pecah kulit : gabah yang telah dikupas.

10. Butir rusak beras pecah kulit: Butir beras pecah kulit (setelah gabah dikupas) yang rusak, yang disebabkan faktor mekanis, patologis, atau fisiologis. Termasuk dalam kategori butir rusak adalah butir- butir gabah yang isinya berwarna putih/ bening, putih mengapur, dan mempunyai bintik-bintik warna lain.

11. Butir kuning beras pecah kulit: butir beras pecah kulit (setelah gabah dikupas) yang berwarna kuning , coklat, atau kekuning-kuningan dan kuning rusak akibat proses perubahan warna yang terjadi selama perawatan

12. Butir mengapur beras pecah kulit: butir beras pecah kulit (setelah gabah dikupas) yang berwarna putih seperti kapur dan memiliki tekstur

yang lunak. Butir beras yang berwarna putih dan teksturnya keras tidak dimasukkan ke dalam kategori butir mengapur

13. Butir hijau beras pecah kulit : Butir beras pecah kulit (setelah gabah dikupas) yang warnanya kehijauan dan teksturnya lunak seperti kapur. Hal ini disebabkan karena gabah yang dipanen umurnya terlalu muda ( belum masak sempurna). Butir hijau ini juga memiliki tekstur yang lunak dan mudah patah. Beras yang berwarna hijau tetapi memiliki tekstur yang keras tidak digolongkan ke dalam butir hijau

14. Butir merah beras pecah kulit : butir beras pecah kulit (setelah gabah dikupas)yang berwarna merah karena varietas padi asalnya 15. Beras sosoh : butiran beras yang telah terbebas dari bekatul dan telah digosok

untuk mendapatkan warna putih mengkilap

16. Beras butir mengapur : butir beras berwarna putih seperti kapur dan bertekstur lunak seperti kapur (ditandai dengan patahnya butir-butir tersebut) yang diakibatkan oleh proses fisiologis. Butir beras yang berwarna putih namun teksturnya keras dan dan tidak patah, tidak dikategorikan sebagai butir kapur dan dianggap sebagai butir sehat. Butir beras muda yang berwarna putih kehijau-hijauan dan lunak seperti kapur akibat dipanen sebelum proses pematangan buah/ padi sempurna dikategorikan sebagai butir mengapur

17. Beras butir kuning :butir beras baik utuh maupun patah, yang berwarna kuning , kuning kecoklatan, kuning semu, atau kuning rusak akibat proses perubahan warna yang terjadi selama perawatan 18. Beras butir rusak : butir beras baik utuh maupun patah yang rusak disebabkan

oleh faktor patologis atau fisiologis. Termasuk dalam butir rusak adalah butir beras berwarna putih , putih mengapur , merah, dan ada bintik-bintik berwarna lain di permukaannya

19. Beras butir merah : butir beras baik utuh maupun patah yang berwarna merah karena varietas padi asalnya.

20. Benda asing ; benda-benda asing yang tidak tergolong beras, misalnya butir- butir tanah, butir-butir pasir, batu-batu kecil, potongan logam, potongan kayu, tangkai padi, biji-biji lain, bangkai serangga/ hama dan lain sebagainya

21. Butir gabah : butir gabah yang belum terkupas atau terkupas sebagian dalam proses penggilingan. Termasuk ke dalam kategori ini adalah butir beras patah yang masih bersekam

22. Varietas lain : butir beras yang beras dari varietas lain

23. Butir hampa : butir gabah yang tidak berkembang sempurna atau akibat serangan hama, penyakit, atau sebab lain sehingga tidak berisi butir beras walaupun kedua tangkup sekamnya tertutup maupun terbuka. Butir gabah setengah hampa tergolong ke dalam butir hampa.

24. Susut/losses pasca panen : jumlah gabah atau beras yang hilang/losses selama proses pasca panen, baik pada proses pemanenan, perontokan, pengeringan, penggilingan, dan tahapan-tahapan pasca panen lainnya.

SKRIPSI

KAJIAN SUSUT PASCA PANEN DAN PENGARUH KADAR AIR GABAH TERHADAP MUTU BERAS GILING VARIETAS CIHERANG

(Studi Kasus di Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang).

Oleh LISTYAWATI

F24103050

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KAJIAN SUSUT PASCA PANEN DAN PENGARUH KADAR AIR GABAH TERHADAP MUTU BERAS GILING VARIETAS CIHERANG

(Studi Kasus di Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang).

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : LISTYAWATI

F24103050

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

KAJIAN SUSUT PASCA PANEN DAN PENGARUH KADAR AIR GABAH TERHADAP MUTU GILING BERAS VARIETAS CIHERANG

(Studi Kasus di Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang).

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : LISTYAWATI

F24103050

Dilahirkan pada tanggal 22 November 1984 Di Bekasi, Jawa Barat

Tanggal lulus : 21 Juni 2007 Menyetujui:

Bogor, Juli 2007

Prof. Dr. Ir. Rizal Syarief, DESS Dr. Ir. Nugraha Edhi Suyatma, DEA Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Dahrul Syah, Msc. Ketua Departemen ITP

Listyawati. F24103050. Kajian Susut Pasca Panen dan Pengaruh Kadar Air Gabah Terhadap Mutu Beras Giling Varietas Ciherang (Studi Kasus di Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang). Di bawah bimbingan : Prof. Dr. Ir. Rizal Syarief, DESS dan Dr. Ir. Nugraha Edhi Suyatma, DEA. (2007)

RINGKASAN

Beras varietas Ciherang merupakan salah satu beras varietas unggul, namun dalam pemasarannya beras ini belum banyak dikenal oleh masyarakat banyak. Hal ini disebabkan karena beras Ciherang biasa dipasarkan tanpa merek. Beras varietas Ciherang ini banyak ditanam di daerah Karawang, Jawa Barat dikarenakan iklim dan keadaan tanah yang cocok untuk pertumbuhan beras varietas Ciherang ini. Salah satu daerah yang menanam beras varietas Ciherang ini adalah Kecamatan Telagasari, yang terletak di Kabupaten Karawang.

Keberhasilan dari upaya peningkatan produksi beras selain dengan upaya pembudidayaan dan perluasan lahan, juga sangat dipengaruhi oleh jumlah loss atau susut yang terjadi mulai dari pemanenan padi hingga penggilingan gabah menjadi beras. Salah satu kendala besar yang dihadapi oleh petani adalah masih tingginya loss pasca panen. Apabila kita dapat menekan jumlah loss yang terjadi selama pasca pemanenan, maka produktivitas beras secara nasional juga akan meningkat dan hal ini dapat memberikan keuntungan bagi berbagai pihak, mulai dari petani, masyarakat, juga pemerintah. Oleh sebab itu peneliti mencoba untuk menganalisis susut pasca panen yang terjadi di Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang. Berdasarkan hasil pengamatan, susut pasca panen yang terjadi di Kecamatan Telagasari adalah sebesar 8%, yang meliputi susut pemanenan sebesar 0.3%, susut perontokan sebesar 4.6%, susut pengeringan sebesar 1.3%, dan susut penggilingan sebesar 1.8%

Pada penelitian ini juga dilakukan pengaruh kadar air gabah kering giling terhadap mutu dan rendemen beras yang dihasilkan. Pengujian dilakukan dengan mengkondisikan gabah pada kadar air yang berbeda kemudian digiling dengan metode dan alat yang sama. Berdasarkan pengamatan, gabah dengan kadar air 14% menghasilkan rendemen beras giling dan persentase beras kepala tertinggi dibandingkan gabah dengan kadar air 12% dan 16%. Kekerasan butiran beras akan berbeda bila gabah digiling pada kadar air yang berbeda-beda. Kadar air yang disarankan untuk gabah kering giling yaitu 14%. Bila kadar air gabah lebih atau kurang dari itu maka akan menyebabkan terjadinya penurunan rendemen dan mutu beras giling.

RIWAYAT PENULIS

Penulis dilahirkan di Bekasi, 22 November 1984 dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis memulai pendidikannya di TK Mardi Yuana, dan selanjutnya penulis meneruskan pendidikannya di SD Mardi Yuana, SLTP Mardi Yuana, dan SMUN 3 Bogor. Pendidikan terakhirnya dia tempuh di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyelesaikan tugas akhirnya dengan melakukan penelitian yang berjudul ” Kajian Susut Pasca Panen dan Pengaruh Kadar Air Gabah terhadap Mutu Beras Giling Varietas Ciherang ( Studi Kasus di Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang)”. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2006 sampai dengan bulan April 2007. Penelitian ini bertempat di Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang, dan juga laboratorium ITP.

Penulis berkesempatan menjadi finalis lomba Presentasi Pemikiran Kritis Mahasiswa (PPKM 2006) dan Lomba Karya Tulis Mahasiswa-Lingkungan Hidup (LKTM_LH) 2006 yang keduanya diadakan oleh DIKTI (Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi). Penulis juga berkesempatan menjadi 5 besar Mahasiswa Berprestasi tingkat Departemen ITP. Penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Penulis pernah menjabat sebagai koordinator bendahara di UKM KEMAKI (Keluarga Mahasiswa Katolik IPB) pada masa jabatan 2005-2006, dan juga pernah menjabat sebagai anggota fgW Student Forum yang berpusat di Universitas Atmajaya. Penulis juga berperan serta sebagai panitia dalam kegiatan Konferensi HMPPI (Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia), LCTIP 2005, dan 5th NSPC (National Student Paper Competition) 2006. Saat ini penulis bertempat tinggal di Citeureup, Bogor bersama keluarganya.

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya lah skripsi ini dapat saya selesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Rizal Syarief, DESS. selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas bimbingan, masukan, dorongan, dan saran Bapak selama ini.

2. Dr. Ir. Nugraha Edhi Suyatma, DEA selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas masukan, dorongan dan saran Bapak selama saya menyelesaikan tugas akhir saya.

3. Dr.Ir. Yadi Haryadi, Msc selaku dosen penguji. Terima kasih atas kesediaan bapak sebagai penguji.

4. Keluargaku : Papa, Mama, Novi. Terima kasih telah memberikan semangat, keceriaan, penghiburan, dan dukungannya. I love u all

5. Bapak Ujang, selaku pengurus KUD yang telah membantu saya selama di Karawang

6. Bapak Hasanuddin dan Ibu Kurnia yang telah bersedia rumahnya ditumpangi oleh saya selama berada di Karawang

7. Para petani di Kecamatan Telagasari, karawang yang telah membantu saya memperoleh data untuk penelitian saya

8. Petugas Dinas Pertanian Karawang, terimakasih atas bantuan dan dukungannya selama saya menjalankan penelitian di Karawang

9. Kak Pahrudin, terima kasih karena sudah mau bersusah-susah menemani saya dan menjadi guide selama saya di Karawang.

10.Bapak Sulyaden yang telah membantu saya di Laboratorium Metatron 11.Sahabat-sahabatku : Rika, Aji, Agnes, Anas, Fena, Titin, Thia, Dina.

Thanks for all. Thanks for our beautiful friendships, thanks for your supports, thanks for everything.

12.Teman-teman satu bimbinganku, Beti dan Natalia. Tetap semangat yah dalam menjalankan penelitian dan tugas akhir. Perjuangan kita selama 4 tahun akan ditentukan disini. Terima kasih atas dukungan dan persahabatan kalian.

13.Teman-teman TPG 40 : Andreas, Agus, Eko, Bebe, Lasty, Dion, Andal, Wayan, Ari, Angel, Gilang, dan semua teman-teman sekalian yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih untuk semua dukungannya. 14.Teman-teman SMPku : Ribkah, Heny, Kurniawan, Ito makasih yah buat

dukungannya selama penelitian dan pembuatan skripsi ini.

15.Para teknisi di Laboratorium ITP : Ibu Rubiyah, Teh Ida, Pak Gatot, Pak Koko, Pak Rojak, Ibu Sri, dan teknisi lainnya yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penelitian saya

16.Program B dan Teh Dewi, terima kasih atas bantuannya dan dukungannya. 17.Semua pihak yang telah membantu, dan tidak dapat disebutkan satu-

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ...1

A. LATAR BELAKANG ...1

B. TUJUAN ...2

C. MANFAAT ...2

II. TINJAUAN PUSTAKA ...3

A. BERAS ...3

B. TANAMAN PADI ...7

C. BERAS CIHERANG ...8

D. PASCA PANEN ...8

E. KADAR AIR GABAH ...14

III. METODOLOGI PENELITIAN ...16

A. BAHAN ...16

B. ALAT ...16

C. METODE PENELITIAN ...16

1. Analisis Karakteristik Fisik ...16

2. Analisis Susut Pasca Panen ...19

3. Analisis Pengaruh Kadar Air terhadap Beras Giling ...22

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ...23

A. ANALISIS KARAKTERISTIK FISIK ...23

B. ANALISIS SUSUT PASCA PANEN ...30

1. Susut Pemanenan ...31

2. Susut Perontokan ...34

3. Susut Pengeringan ...37

C. ANALISIS PENGARUH KADAR AIR GABAH TERHADAP BERAS

GILING ...40

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...47

A. KESIMPULAN ...47

B. SARAN ...47

DAFTAR PUSTAKA ...49

Dokumen terkait