• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Dari hasil kesimpulan, maka disarankan :

a. Honda IDK 2 Sei Batanghari memberikan saran kepada produsen Honda agar lebih memberikan harga – harga promosi dengan diskon – diskon yang dapat membantu calon pembeli serta tingkat harga cicilan yang lebih terjangkau.

b. Strategi promosi yang dilakukan lebih fokus pada segmen pasar tertentu, sehingga lebih efektif dalam penyampaian pesan kepada calon pembeli.

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler 2007). Pemasaran merupakan faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen.Dalam salah satu perusahaan, pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba, Kegiatan pemasaran perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan pada konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan.

Sejak orang mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda tetapi memiliki arti yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi-segi yang berbeda, ada yang menitik beratkan pada segi fungsi, segi barang dan segi kelembagaan.

Dapat diketahui bahwa kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan dengan orang lain sebagai suatu sistem.

Kegiatan pemasaran tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang terus-menerus berkembang sebagai konsekuensi hubungan antar perusahaan yang sama

atau antar perusahaan yang berbeda, yang dapat menimbulkan persaingan tetapi juga dibatasi oleh sumber daya dari perusahaan itu sendiri dan peraturan yang ada. Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan bisnis yang berbeda dengan kegiatan bisnis lainnya.Pada kegiatan pemasaran para manager berurusan dengan konsumen, baik konsumen interen perusahaan maupun kosnsumen ekteren perusahaan. Para manager dituntut untuk dapat memahami koamsumen, dengan demikian para manager dapat menyediakan produk atau jasa sesuai dengan keinginan konsumen.Tdiak hanya sampai di situ saja, para manager harus mampu menciptakan komunikasi yang efektif dengan komsumennya sehubung dengan produk atau jasa yang dihasilkan dari perusahaan yang dipimpinnya.

Selain itu para manager harus mampu menggerakkan perusahaannya untuk mengantarkan produk atau jasa sampai dinikmati oleh konsumen.Tujuan akhir dari semua itu agar terciptanya kepuasan bagi konsumen, yaitu seluruh komponen yang terlibat dengan kegiatan bisnis perusahaan, sehingga kegitan tersebut dapat menguntungkan perusahaan dan stakeholder-nya.

2.1.2 Pengertian pemasaran

Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002:7) memberikan definisi pemasaran adalah Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.

Sedangkan Assuari (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha

yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan

komunikasi yang tepat”.

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan.

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. ( Kotler, 2002 ).

Pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana setiap individu atau kelompok bias mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui kegiatan menghasilkan dan melakukan petukaran produk dan nilai dengan pihak lain.

2.1.3 Strategi pemasaran

Strategi pemasaran merupakan pernyataan mengenai bagaimna suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya.Tull dan Kahle (1990) mendefinisikan strategi pemasaran sebgai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapau tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemsaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemsasaran. Strategi

pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi.

2.1.4 Harga

Harga adalah sebuah nilai pengganti yang harus dibayarkan seseorang, saat mendapatkan produk yang bermanfaat baginya.Produk ini bisa berwujud barang atau jasa. Dan untuk menentukan nilai tersebut, bisa dilakukan dengan dua cara yaitu atas kesepakatan kedua belah pihak atau juga dengan cara ditetapkan oleh pihak penjual barang atau jasa. Sistem harga ini dibuat oleh masyarakat modern sebagai sarana untuk memudahkan transaksi jual beli antara dua pihak.

Pengertian harga dapat didefinisikan sebagai alat tukar, seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2003:430) yaitu jumlah semua nilai konsumen yang ditukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dan memiliki atau menggunakan suatu barang ataupun jasa.

Menurut Kartajaya (2002:481) harga adalah nilai estimasi penjual terhadap arti expresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi serta layanan yang menyertai suatu produk.

2.1.5 Kualitas produk

Konsumen yang merasa puas akan kembali membeli, dan mereka akan memberi tahu calon konsumen yang lain tentang pengalaman baik mereka dengan produk tersebut. Perusahaan yang cerdik memuaskan pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat mereka berikan, kemudian memberikan lebih banyak dari yang mereka janjikan. Faktorproduk (kualitas produk) tidak diragukan lagi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Kepuasan pelanggan sangat berkaitan erat dengan kualitas.Kualitas memuaskan yang sudah dirasakan konsumen memberikan kepuasan terhadap keinginan konsumen dan memenuhi kebutuhan konsumen dapat berpengaruh besar terhadap persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Persepsi positif ini memberikan keuntungan tersendiri baik bagi perusahaan dan image dari produk itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena kepuasan pelanggan sendiri dapat didefinisikan sebagai kualitas yang melekat pada produk atau jasa tersebut.

Menurut Fandy Tjiptono, 1997, pemahaman kualitas kemudian diperluas

menjadi ”fitness for use” dan ”conformance to requirements”. Kualitas

mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat bagi pelanggan. Istilah nilai (value) sering kali digunakan untuk mengacu pada kualitas relatif suatu produk dikaitkan dengan harga produk bersangkutan. Dampak kualitas terhadap pangsa pasar biasanya tergantung pada definisi tentang kualitas. Jika kualitas didefinisikan sebagai keandalan, estetika tinggi (bagaimana produk terlihat atau terasakan), atau konformansi (tingkat dimana produk memenuhi standar yang ditentukan) maka hubungannya dengan pangsa pasar adalah positif. Jika kualitas produk didefinisikan dalam konteks penampilan yang sangat baik atau lebih menarik, maka produk cenderung lebh mahal untuk diproduksi dan mungkin dijual dalam jumlah yang lebih sedikit karena harga yang lebih tinggi.

Hal ini membuat beberapa produk yang bernilai lebih mahal dari kompetitornya cenderung dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk atau jasa yang berkualitas lebih tinggi. Sebaliknya, ada beberapa produk yang berkualitas sama (dengan barang yang harganya lebih mahal) tetapi harganya murah cenderung dipersepsikan pelanggan sebagai produk atau jasa yang memiliki kualitas lebih

rendah. Ada beberapa dimensi yang mencerminkan kualitas (Fandy Tjiptono, 1997):

1. Kinerja (performance), karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli.

2. Tampilan (feature), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

3. Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

4. Konfirmasi (conformance), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standard-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat

terus digunakan. 6. Kemampulayanan (serviceability), meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga purna jual yang juga mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan. 7. Estetika (esthetic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya

desain artistik, warna, dan sebagainya.

8. Persepsi kualitas (perceived quality) yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya. Perusahaan harus selalu melakukan inovasi-inovasi baru terhadap produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Produk-produk yang berkualitas

akan memiliki sejumlah kelebihan yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Produk yang dihasilkan dengan kualitas yang tinggi pada tingkat harga yang kompetitif akan dipilih oleh konsumen. Kualitas produk yang tinggi dan dapat diterima oleh konsumen akan menjadi elemen utama dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Dari uraian diatas maka dapat dikemukakan suatu hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut:

Dimensi kualitas produk

Apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari:

1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk

2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.

3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan. 6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa

dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.

7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan negara asal.

2.1.6 Kepercayaan

Menurut Kimery dan Mc Card (Suryani 2013;255) kepercayaan didefenisikan sebagai kesediaan konsumen untuk menerima kerentanan dalam melakukan transaksi online berdasarkan harapannya yang positif mengenai perilakunya berbelanja online pada masa mendatang. Jika konsumen percaya, mereka yakin bahwa perilakunya dalam berbelanja tidak menimbulkan masalah, dan bersikap positif serta mau berbelanja online pada masa yang akan datang.

Kepercayaan merupakan pondasi dari suatu transaksi bisnis antara dua pihak atau lebih yang akan terjadi apabila masing-masing saling mempercayai. Kepercayaan (trust) ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain/mitra bisnis, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Menurut Yousafzai, Pallister, & Foxall, (Greenstein & Miklos 2002;120) Trust telah dipertimbangkan sebagai katalis dalam berbagai transaksi antara penjual dan pembeli agar kepuasan konsumen dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan.

Kepercayaan dibutuhkan oleh pengguna teknologi informasi dalam rangka menigkatkan kinerja individu dalam melakukan kegiatan organisasi atau perusahaan. Kepercayaan juga membantu pengguna untuk mengurangi kompleksitas sosial dalam menghadapi kemungkinan yang tidak diinginkan. (Mayer, Davis, & Schoorman, 1995) menjelaskan bahwa kepercayaan tidak akan diperlukan jika tindakan bisa dilakukan dengan pasti dan tidak ada risiko. Faktor kepercayaan (trust) menjadi hal yang sangat penting bagi transaksi yang melibatkan teknologi.Konsep kepercayaan ini berarti bahwa pengguna percaya terhadap keandalan teknologi ini dapat memberikan keamanan bagi pengguna.Keamanan berarti bahwa pengguna teknologi tersebut aman, resiko hilangnya data atau informasi sangat kecil, dan resiko pencurian rendah. Menurut (Mayer, Davis, & Schoorman, 1995), faktor yang membentuk kepercayaan seseorang terhadap yang lain ada tiga yaitu kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas (integrity). Ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kemampuan (Ability) Kemampuan mengacu pada kompetensi dan karakteristik penjual/organisasi dalam mempengaruhi dan mengotorisasi wilayah yang spesifik. Dalam hal ini, bagaimana penjual mampu menyediakan, melayani, sampai mengamankan transaksi dari gangguan pihak lain. Artinya bahwa konsumen memperoleh jaminan kepuasan dan keamanan dari penjual dalam melakukan transaksi.

2. Kebaikan hati (Benevolence) Kebaikan hati merupakan kemauan penjual dalam memberikan kepuasan yang saling menguntungkan antara dirinya dengan konsumen. Profit yang diperoleh penjual dapat dimaksimumkan, tetapi kepuasan konsumen juga tinggi. Penjual bukan semata-mata mengejar profit

maksimum semata, melainkan juga memiliki perhatian yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen.

3. Integritas (Integrity)

Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan penjual dalam menjalankan bisnisnya.Informasi yang diberikan kepada konsumen apakah benar sesuai dengan fakta atau tidak.Kualitas produk yang dijual apakah dapat dipercaya atau tidak.

2.1.7 Advertising( Iklan )

Menurut Keegan (2003) Periklanan dapat didefenisikan sebagai pesan yang disponsori, yang ditempatkan dalam media massa dengan bayaran tertentu. Dapat juga didefenisikan sebagai pemakaian imbauan periklanan, pesan, seni, naskah, foto, cerita dan potongan video.Iklan sering dirancang untuk menambah nilai psikologis suatu produk atau merek, iklan memainkan peran komunikasi yang lebih penting dalam pemasaran produk-produk konsumen. Meskipun iklan mungkin bukan sumber pendapatan untuk situs e-commerce namun iklan online (advertising online ) memperkuat pendapatan bagi pemasaran.

Pembelian yang sering dari produk berbiaya rendah umumnya membutuhkan dukungan periklanan yang kuat untuk untuk mengingatkan konsumen tentang produk tersebut. Sehingga sangat dibutuhkan iklan yang mampu menarik konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Demikianlah produk yang ditawarkan di toko online perlu untuk terus mempromosikan produknya melalui berbagai cara seperti (Greenstein & Feinman, 2000;362) :

1. Memasukan kedalam program iklan online 2. Press release dan berita online

3. Word of mouth online

4. Pengalaman pribadi konsumen 5. Dan lainnya

Fungsi-fungsi dari iklan atau advertising (Angipora,199;230) , antara lain adalah: 1. Membantu dalam memperkenalkan barang baru dan kepada siapa atau dimana

barang itu dapat diperoleh.

2. Membantu dan mempermudah penjualan yang dilakukan oleh para penyalur, 3. Membantu dalam mengenalkan adanya barang tertentu dan pembuatannya 4. Memberikan keterangan/penjualan kepada pembeli atau calon pembeli 5. Membantu mereka yang melakukan penjualan

6. Membantu ekspansi pasar

Tujuan Iklan atau advertising itu sendiri adalah :

1. Membangun, mengubah, dan memperkuat kembali cara lain dalam menyatakan tujuan iklan adalah berusaha mempengaruhi sikap dari pemirsa sasaran terhadap merek berhadapan dengan merek-merek pesaing atau merek subtitusi. Tujuan itu didasarkan pada model perilaku pembeli.

2. Model hirarki tiga tahap oleh Michael Ray menyatakan bahwa ada tiga hirarki perilaku yaitu : hirarki pembelajaran, hirarki pencirian disonansi, dan hirarki keterlibatan rendah.

Sebuah Iklan akan tertarik untuk dilihat apabila terdapat indikator-indikator penting dari sebuah iklan, yaitu ( Suhandang; 2010;73) :

1. Headline, adalah intisari atau tema dari pesan yang ingin disampaikan. 2. Lead, adalah sebagai sari dari pesan naskah iklan tersebut, lead biasanya

3. Body, adalah keterangan tambahan atau keterangan yang melengkapi informasi yang diperlukan, biasanya disajikan dalam bentuk keterangan lain yang menjelaskan kondisi dan manfaat dari barang atau jasa tersebut.

2.1.8 Keputusan Pembelian (Y)

Menurut Kotler (2009) keputusan pembelian adalah keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Kegiatan membeli adalah bagian yang mengagumkan dari hidup setiap orang karena kegiatan membeli merupakan aktivitas rutin yang jarang kita sadari secara mendalam proses kejiwaan yang terlibat didalamnya.

Kalau dilihat secara umum bahwa konsumen memiliki 5 tahap untuk mencapai suatu keputusan pembelian dan hasilnya (Angipora,1999;199), yaitu:

1. Tahap pengenalan masalah

Pada tahap ini konsumen mengenali sebuah kebutuhan, keinginan, atau masalah. Kebutuhan pada dasarnya dapat diragsang oleh rangsangan dari dalam maupun dari luar.

2. Tahap pencarian informasi

Calon konsumen yang telah dirangsang untuk mengenali kebutuhan, dan keinginan tersebut, dapat atau tidak dapat mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan tersebut kuat maka konsumen akan segera membelinya, jika tidak maka konsumen akan menjadi ingatan belaka sehingga konsumen tidak akan mencari informasi lebih lanjut.

3. Tahap Evaluasi Alternatif/Pilihan

Setelah mendapatkan informasi dari sumber-sumber diatas maka masalah selanjutnya adalah bagaimana konsumen menggunakan informasi tersebut untuk tiba pada satu pillihan merk akhir dan bagaimana konsumen memilih diantara merk-merk alternative.

4. Tahap Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian baru dapat dilakukan setelah tahap evaluasi dari berbagai merk dan ciri telah disusun menurut peringkat yang akan membentuk niat pembelian terhadap merk yang paling disukai.

5. Tahap Perilaku purna pembelian

Merupakan tahap lanjutan setelah konsumen memutuskan untuk membeli dan menggunakan produk yang dibelinya. Pada tahap ini konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan setelah menggunakan produk yang dibelinya.

Adapun sifat atau faktor-faktor individual yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari empat elemen yaitu :

1. Faktor kebudayaan

Kebudayaan mempengaruhi perilkau konsumen.Oleh karena itu setiap perusahaan memahami hal tersebut.Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat dimana mereka hidup dan berkembang.Selama masa pertumbuhan dari anak-anak sampai dewasa orang-orang belajar dari masyarakat sekitarnya tentang berbagai macam dasar nilai kehidupan, persepsi hidup, cita rasa maupun berbagai macam kebutuhan dan keinginan.Adapun

masyarakat yang paling besar pengaruhnya terhadap kebudayaan dan perkembangan perilaku orang perorangan adalah keluarga, organisasi keagamaan, lembaga pendidikan, suku dan kelas sosial.

2. Faktor Sosial Perilaku sosial juga dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, misalnya keanggotaan dalam kelompok sosial, keluarga dan kedudukan mereka dalam masyarakat. Keanggotaan dalam kelompok sosial yang paling besar pengaruhnya adalah keluarga Sedangkan sosial yang paling kecil pengaruhnya adalah teman seprofesi, sekolah, atau kuliah, berbagai macam organisasi professional dan klub-klub bisnis dan sosial. Dalam kelompok-kelompok sosial tersebut sering kali muncul kelompok-kelompok sosial tertentu yang dijadikan panutan sebagian konsumen. Oleh karena itu banyak perusahaan mempergunakan tokoh panutan kelompok sosial tersebut sebagai salah satu sarana program promosi penjualan produk mereka. Keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku orang perorangan, Gary Amstrong menyatakan berbagai macam riset pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan besar dan lembaga pendidikan dibanyak Negara membuktikan bahwa keluarga merupakan kelompok sosial yang penting peranannya dalam pengambilan keputusan berbagai macam jenis produk. Kedudukan dalm masyarakat, kedudukan konsumen dalam masyarakat atau organisasi sering kali menimbulkan kebutuhan barang atau jasa tertentu.

3. Faktor orang perorangan Keputusan konsumen membeli barang atau jasa juga dipengaruhi berbagai macam faktor yang bersifat pribadi atau individual. Dalam faktor pribadi yang mempengaruhi keputusan membeli barang atau jasa antara lain usia, gender, pekerjaan dan jumlaah penghasilan tetap. Faktor

usaha, tidak dapat dipungkiri lagi usia mempengaruhi jenis dan jumlah kebutuhan dan keinginan perorangan. Usia juga mempengaruhi cita rasa dan selera serta tingkat prioritas barang dan jasa dalam daftar kebutuhan mereka. Bagi anak-anak dibawah usia sepuluh tahun barang-barang permainan menduduki tingkat atas dalam daftar kebutuhan mereka. Sedangkan bagi kebanykan suami-istri baru sekitar 25 tahun, rumah dan perabotan rumah tangga akan menempati tingka teratas dalam daftar kebutuhan. Faktor gender, disamping kebutuhan yang sifatnya umum pria dan wanita mempunyai kebutuhan barang dan jasa yang sifatnya pribadi. Banyak jenis barang dan jasa yang dibutuhkan pria tidak dibutuhkan oleh wanita dan sebaliknya. Strategi pemasaran produk yang hanya dibutuhkan konsumen wanita tidak efektif bilamana diterapkan pada konsumen pria. Pekerjaan mempengaruhi jenis dan jumlah produk yang dibeli seseorang, para karyawan pria kantor yang sehari-hari mengerjakan pekerjaannnya diballik meja suka membeli kemeja dan celana halus , dasi dan sepatu. Tinggi rendahnya jabatan juga mempengaruuhi barang dan jasa. Jumlah penghasilan tetap seseorang menggambarkan tingkat tenaga beli mereka. Bagi kebanyakan konsumen jumlah penghasilan menjadi batas pihak produk, merek maupun jumlah produk yang dapat mereka beli. 4. Faktor Psikologis Pilihan konsumen terhadap barang dan jasa yang akan mereka

beli juga dipengaruhi oleh empat macam faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi dan kepercayaan diri. Moivasi adalah dorongan manusia untuk melakukan suatu guna memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka. Apabila yang mereka lakukan guna memenuhi kebutuuhan itu adalah membelli barang atau jasa, motivasi tersebut disebut motivasi pembelian. Seperti umumnya

diketahui setiap arang mempunyai baanyak kebutuhan baik bersifat psikologis maupun biologis.Persepsi terhadap rangsangan. Disamping motivasi pembelian yang mendominasi mereka keputusan konsumen membeli sesuatu juga dipengaruhi oleh persepsi terhadap keadaan maupun rangsangan yang dihadapi pada saat mereka akan mengambil suatu keputusan. Kepercayaan konsumen terhadap produk atau merek dagang juga mempengaruhi perilaku mereka dalam pembelian produk. Kepercayaan konsumen terhadap produk atau merek dagang dapat timbul karena barbagai macam sebab, antara lain karena pengalaman mereka dalam pemakaian produk, pengetahuan mereka tentang produk, opini aau pengaruh orang lain. Keputusan membeli barang atau

Dokumen terkait