• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan tempat pendidikan yang sepantasnya memberikan contoh kepada intstitusi lain atau masyarakat dalam menciptakan area pendidikan tanpa perilaku merokok..

2. Perlu adanya program pendidikan atau promosi kesehatan yang lebih terintegrasi dengan sosialisasi secara menyeluruh tentang bahaya merokok kepada mahasiswa, contohnya seperti: menyebarkan famplet, poster, aklirik, serta mengadakan seminar tentang keuntungan tidak merokok maupun bahaya merokok yang diselenggarakan oleh pihak Universitas dengan melibatkan pihak Fakultas, pihak Program studi, dan organisasi kemahasiswaan.

3. Perlu adanya penerapan aturan larangan merokok yang maksimal untuk mempersempit ruang gerak perokok contohnya seperti: pengawasan penerapan aturan larangan merokok.

4. Membatasi atau menghilangkan ketersediaan rokok dari lingkungan UIN Jakarta, contohnya mengurangi atau menghilangkan ketersediaan rokok di kantin semua fakultas dengan adanya surat edaran dari pihak Universitas.

5. Sebagai orang yang menjadi panutan (seperti: dosen, karyawan, serta civitas akademik) sewajarnya memberikan contoh untuk tidak merokok di lingkungan UIN Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Yoga. Rokok dan Kesehatan. Jakarta: UI Press. 1992

Aula, Lisa E. STOP MEROKOK! Sekarang atau Tidak Sama Sekali. Yogyakarta: Gara Ilmu. 2010.

Baequni dan Narila. Gambaran Perilaku Merokok Civitas Akademika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jurnal Medika Islami, Vol. 2, No. 1, Mei 2005.

Bastable, Susan B. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan

Pembelajaran. Alih bahasa: Wulandari, Gerda. Widiyanto, Gianto. Jakarta:

EGC. 2002.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa

edisi keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008.

Fathurrahman. Skripsi: “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Untuk Berhenti Merokok pada Perokok di DKI Jakarta dan Kabupaten

Sukabumi Tahun 2001”. Depok: FKM UI. 2006.

Fitriani, Sinta. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011.

Fitriyani, Yeni. Skripsi: “Hubungan Tingkat pengetahuan dan Sikap tentang Merokok dengan Perilaku Merokok pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Ciputat: FKIK UIN Jakarta. 2010.

Green, Lawrence W, et.al. Health Program Planning, An Educational Ecological

Approach. McGraw-Hill Companies, Inc. New York. 2005.

Nurbaeti & Utomo. Metodologi Penelitian Dalam Bidang Keperawatan. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2010.

Kurniasih, Agustina. Faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok siswa

SLTP di Bekasi Tahun 2008. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia. 2008.

Meiyetriani, Eflita. “Jakarta Bebas Rokok?” Tinjauan Penyelengaraan Perda

Larangan Merokok di DKI Jakarta Tahun 2006. Kaya Tulis Mahasiswa

Berprestasi. Depok: FKM UI. 2006.

Muchtar. Siapa Bilang Merokok Makruh?. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. 2009. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka

Salam, Syamsir & Aripin, Jaenal. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006.

Semium, Yustinus. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius. 2006.

Smet, B. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 1994. Soedarmadji. Tesis: Kajian Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Berhenti

Merokok di Lapangan Panas Bumi X tahun 2011. Depok: Fakultas

Kesehatan Masyarakat Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Indonesia. 2011.

Tim Penyusun. 2011. Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011-2012. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Yunita, Ratna. Tesis: Hubungan Antara Perilaku Merokok Orang Tua Dengan

Perilaku Merokok Siswa SMP di Kota Bogor. Depok: Program Pasca

Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2008.

Zulkifli. Kontroversi ROKOK: Sumbangan Rokok, Fatwa Haram, dan Politisasi

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN I1

Wawancara dengan I1 dilakukan di salah satu sekretariat Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) UIN Jakarta. Waktu wawancara antara pukul 11.40 – 11.56 WIB (16 menit). Suasana sewaktu wawancara cukup tenang. Informan sedang santai dan tidak ada kesan terburu-buru ketika wawancara karena tidak ada acara. P : Selamat siang Mas.

I1 : Siang.

P : Saya Rifqi dari fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan jurusan ilmu keperawatan. Nama Mas siapa?

I1 : Tn. I1

P : Ehmmm..Mas biasanya dipanggil apa Mas? I1 : Dipanggilnya I1.

P : I1..ox..Mas anda merokok Mas? I1 : Iya saya merokok.

P : Berapa lama anda merokok? Dari kapan gitu? I1 : Eeee..saya merokok dari...kelas satu SMA

P : Kelas satu SMA, berarti sekitar umur berapa tuh Mas? I1 : Sekitar umur delapan belas tujuh belasan lah.

P : Waktu itu mengapa ya anda merokok itu?

I1 : Eeeee.. Karena faktor temen juga, faktor kumpulan temen jadi ya kebawa-bawalah gitu, jadi, kaya gitu.

P : Selain itu ada ga kenapa merokok itu?

I1 : Kenapa?

P : Selain faktor temen?

I1 : Ooohh..ya pengen nyoba aja kaya gimana..eh sekarang jadi merokok.

P : Baiklah, perasaan anda nih pas waktu merokok itu bagaimana perasaan anda?

I1 : Kalau waktu pertama-tama sih emang ga enak, sedikit bau di mulut ya

kalau sekarang ya karena faktor udah banyak faktor ini sih jadi udah kebanyakan ngrokok sih jadi udah biasalah namanya rokok baunya kaya gimana, rasanya kaya gimana (informan tampak tersenyum sewaktu menjawab pertanyaan).

P : Menurut anda nih, apa sih dampak dari merokok itu? Apa ada positif atau negatif itu, baik atau buruknya yang anda rasakan menurut anda? I1 : Eeee..itu baik negatif atau positifnya ya satu dari sisi negatif itu bisa

menyebabkan yang ada di rokok itu, nikotinnya katanya, terus kanker, ya ama impoten itu. Sisi positifnya kalau menurut saya bisa menenangkan kalau menurut saya, diwaktu lagi posisi penat atau pusing gimana gitu, rokok bisa membuat berinspirasi tapi menurut saya, tapi menurut pandangan orang lain kan beda dan rokok juga kalau sisi negatif selain ya mengakibatkan itu ya mengurangi kesehatan.

P : Mengurangi kesehatan dalam artian merusak kesehatan gitu maksud Mas?

I1 : Ooohh..nah iya betul maksudnya gitu (informan tersenyum sambil

P : Itu kan dampak negatif dari sisi kesehatan, ada lagi yang lain selain dari sisi kesehatan?

I1 : Ya menyebabkan kantong kering aja (informan tampak tersenyum).

P : Kantong kering berarti ekonomi gitu yang dimaksud Mas? I1 : Ekonomi..bener bener faktor ekonomi bener.

P : Sebelumnya kalau boleh tau Mas ini pernah mencoba untuk berhenti merokok ga?

I1 : Waktu itu..waktu kelas 3 SMA udah pernah berhenti merokok, cuma beberapa bulan doang, jadi karena faktor ini juga sih faktor lingkungan juga karena temen-temen kebanyakan itu mayoritas kebanyakan merokok jadi saya ngambil kesimpulan ja, lebih baik ngikut meskipun sedikit-sedikit buat ngehargain tapi ya kalau ga ngrokok kan timbulnya kan lebih dampak ininya lebih besar ketimbang apa ya ga ngrokok gitu cuma kan kalau yang ngrokok kan emang dia udah kena tapi kalau yang ga ngrokok kan lebih kena lebih parahlah gitu udah ngrokok aja daripada ngehindar ga enak.

P : Ga enak takut dijauhin temen atau gimana ya Mas?

I1 : Bisa kemungkinan..ya biasanya sih disepelein gitu Mas karena biasanya orang-orang kaya gitukan biasanya ledek-ledekan cuma ga enak ja. Maksud gw, ini nih, kalau seandainya kita samping-sampingan ama temen merokok kan asepnya tuh kalau yang ga ngrokok, jadi daripada asepnya ga ngrokok ya kalau ngehindar kita lagi asik lg asik ngobrol ya terpaksa dibakar.

P : Ooohh gitu..berapa kali Mas I1 ini pernah berhenti merokok?

I1 : Eeee..sebetulnya sih saya tuh emang ngrokok cuma saya itu bisa menahan buat ga ngrokok sebenernya, cuman kalo kondisinya lagi banyak temen yang ngrokok-ngrokok ya ngrokok aja kalau seandainya ga ngrokok ya masih bisa, bukan maksain buat ga ngrokok tapi kalau lingkungannya lagi ga ngrokok gw bisa bisa nahanlah gitu. Kalau buat nahan saya masih kuat, kalau berhenti seringlah cuman kan lagi-lagi liat kondisi kalau posisi temen-temen lagi pada ngrokok ya kita ngrokok, kalau lagi sepi mah lagi ga ada orang-orang perokok-perokok itu ya bisa nahan buat ga ngrokok.

P : Pernah usaha apa gitu untuk berhenti merokok? Dengan cara apa? I1 : Caranya kalau saya caranya menghindar dari orang merokok, paling

makan permen aja, nyemil-nyemil aja, yang penting ada cemilan ya rokok minggir gitu aja.

P : Ooohh gitu.. efektif ga, berhasil ga itu?

I1 : Kadang berhasil juga kalau liat kondisi ga ada orang yang ngrokok,

kalau ada yang ngrokok ya saya makan permen atau cemilan, efektif sih efektif cuma ga bertahan lama.

P : Berapa lama berhenti merokok itu Mas? I1 : Saya berhenti merokok paling dua bulan.

P : Dua bulan, dengan cara itu?

I1 : Iya dengan cara itu, dengan cara menghindari temen-temen. P : Waktu itu mengapa anda bisa berhasil berhenti merokok?

I1 : Karena saya masih bisa tahan masih bisa kuat tanpa rokok masih doyan olahraga jadi lebih baik ngehindar. Karena dulu saya juga aktif olahraga lari-lari, sering maen bola.

P : Itu kan dari diri Mas sendiri, ada ga faktor lain? Faktor dari luar misalkan faktor pacar, faktor orang tua, faktor keluarga, atau faktor temen-temen yang lain gitu, jangan ngrokok atau apa gitu?

I1 : Oiya..ada dua faktor sih sebenernya, waktu posisi dulu-dulu itu, waktu

dulu ada faktor keluarga khususnya orang tua, mereka nglarang saya, “ga boleh ngrokok kalo belum kerja” gitu, yang kedua ya dari cewek` ga

boleh ngrokok jadi banyak yang support kalo ga ngrokok itu.

P : Pas waktu berhenti merokok itu, apa yang Mas rasakan sampai sekarang masih merokok?

I1 : Yang belum ama yang sudah?

P : Iya..

I1 : Ya banyak sih, waktu belum ngrokok sih fitnya lebih kuat, lebih segeran banyakan olahraga. Kalau sekarang sih jarang olahraga iya, jadi badan gampang engap.

P : Sekarang kan Mas masih merokok, kalau Mas ga merokok perasaan Mas gimana? Apa yang Mas rasakan?

I1 : Sebenernya sih kalau ga ngrokok sih biasa ja, cuma karena di sekeliling

banyak temen ngrokok (lingkungan faktor temen) ya saya bakar tuh rokok cuma kalau disamping saya ga ngrokok ya saya bisa nahan.

P : Emmm itu ya..berarti kesulitannya cuma itu aja ya? I1 : Yaaa..paling sebatas itu aja.

P : Cuma kesulitan lingkungan itu ya?

I1 : Lingkungan, lingkungan, karena faktor temen itu juga sih karena

menurut pribadi saya kalau temen-temen kalau ga ngroko udah keliatan ngrokok terus ga ngrokok ga enak aja bawaannya.

P : Ada ga faktor dari lingkungan kampus atau lingkungan sekitar misalkan ada kantin jual rokok jadi gampang untuk dapetin rokok itu, faktor itu ngaruh ga?

I1 : Kalau itu sih sebenernya ga ngaruh sih, yang ngaruh mah duit, kalau

pengen rokok ada duit ya beli tapi kalau ga ada ya ga. P : Di fakultas mas itu ada ga larangan untuk merokok?

I1 : Ada sih ada aja cuman kalo mau ngrokok ya diluar jangan di dalem kelas. Biasanya masih ada aja yang ngrokok mah cuma ga kaya dulu, kalau dulu mah lontang lantung rokok sambil duduk ya bisalah waktu ada kantin, sekarang kan kantin udah pindah tuh (kafe cangkir) jadi di fakultas ga banyak kaya dulu, paling beberapa orang doang yang ngrokok.

P : Itu penerapannya gimana Mas? Aturan larangannya gimana sih?

I1 : Aturannya mah berupa ga teguran cuma ada tulisan “dilarang merokok”

gitu cuma tempat tertentu doang yang ga boleh ngrokok itu area smoking itu tempat-tempat tertentu.

P : Emmm gitu ya. Berarti hanya tempat-tempat khusus gitu ya?

I1 : Iya. Kalau di saya kan hanya emang ada jurusan ada bengkel juga

intinya bukan di kelas aja cuma kalau banyak orang banyak cewek-cewek ya harus hargai mereka kalau mau ngrokok.

P : Kalau misalkan faktor dosen yang ngrokok itu ngaruh ga Mas? I1 : Itu sih ga ngaruh karena tergantung pribadinya juga.

P : Baik Mas terimakasih atas waktunya nanti kalau ada perlu atau data yang kurang saya bisa hubungi Mas lagi?

I1 : Ox.. santai..santai..slow aja.

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN I2

Wawancara dengan I2 dilakukan di salah satu sekretariat Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) UIN Jakarta. Waktu wawancara antara pukul 12.43 – 11.53 WIB (10 menit). Suasana sewaktu wawancara cukup tenang. Informan sedang santai dan tidak ada kesan terburu-buru ketika wawancara karena tidak ada acara.

P : Assalamu`alaikum Mas.

I2 : Wa`alaikum salam.

P : Perkenalkan nama saya Rifqi dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jurusan Ilmu Keperawatan. Nama Mas siapa?

I2 : I2.

P : Dipanggilnya apa Mas?

I2 : Dipanggilnya I2 aja.

P : Baik, Mas I2 benerkah anda merokok? I2 : Benar saya merokok.

P : Baik, mulai kapan anda merokok? Berapa lama anda merokok? I2 : Saya merokok dari kelas dua SMP.

P : Kelas dua SMP, umur berapa itu Mas?

I2 : Sekarang umur 20, terus merokok dari usia 13 tahun.

P : 13 tahun, baiklah, mengapa anda itu merokok?

I2 : Kalau merokok penyakitnya paru-paru, tapi kalau ga merokok penyakitnya rupa-rupa, itulah gambaran saya.

P : Faktor apa yang menyebabkan anda merokok?

I2 : Kalau merokok kita bisa mengisi waktu luang. Awalnya sih merokok cuma buat isi waktu luang karena dulu sering nunggu-nunggu.

P : Ada faktor lain Mas?

I2 : Ga, ga ada faktor lain sih, cuma enak aja kalau merokok gitu. P : Apa yang anda rasakan waktu merokok?

I2 : Ketika merokok ada rasa kenyangnya ada rasa enaknya juga, sebaliknya

kalau ga ngrokok bawaannya laper. Kalau misalkan merokok tertunda rasa laper.

P : Apakah anda tau dampak apa yang ditimbulkan dari merokok itu? I2 : Tau, ya cuma sekedar dampak ya tau sih tau karena sudah lama

ngrokok, pengen sih berhenti merokok tapi perlahan-perlahan gitu ga sekaligus.

P : Dampak itu dampak negatif atau positif?

I2 : Dampaknya sih negatif, yang namanya rokok ya dampaknya negatif. P : Ada dampak positifnya ga Mas?

I2 : Dampak positifnya ketika lagi nunggu orang sambil ngrokok enak.

P : Kalau dampak negatifnya?

I2 : Dampak negatifnya ya bisa ngerusak tubuh, ngrusak anggota badan. P : Ada ga selain itu?

I2 : Bisa nguras uang kas juga sih (I2 tampak tersenyum)

P : Nguras uang kas ya bro (P & I2 tertawa), kalau dari dampak sosial gimana Mas?

I2 : Dampak sosialnya ngrokok itu ibaratnya jaman sekarang rokok sudah

banci. Kalau kita merokok udah langsung diterima aja di masyarakat, karena kebanyakan masyarakat indonesia kan kebanyakan ngrokok. P : Kalau untuk keluarga?

I2 : Kalau untuk keluarga kebetulan bapak juga perokok, kakak juga

perokok jadi fair-fair aja.

P : Ooo fair-fair aja. Pernah ga Mas I2 ini mencoba berhenti merokok?

I2 : Pernah, paling dalam hitungan jam.

P : dalam hitungan jam? (Ulang P). I2 : Iya hitungan jam.

P : Karena apa anda mencoba berhenti merokok? Sudah berapa kali?

I2 : Paling kalau lagi ada niat nih mau ngurangin istilahnya bukan mencoba berhenti sih tapi sekedar ngurangin. Kadang biasanya sehari abisin satu bungkus dikurangin menjadi setengah bungkus.

P : Berapa kali tuh mencoba berhenti merokok?

I2 : Berhenti waktu mau tes masuk UIN jadi coba ngurangin ngrokok. P : Upayanya apa saja tu Mas? Caranya gimana tuh nerhenti merokok? I2 : Berhenti ngrokok ya pertama banyakin minum air putih terus pastinya

kalau ga ngrokok bawaannya pengen makan aja ngemil mulu doyannya gitu. Kalau ngrokok mungkin pengeluarannya dikit karena kalau untuk beli cemilan kan ga cukup kaya gorengan aja kan makanan ringan kan minimal 5.000 sedangkan cemilan kan ga cukup satu.

P : Berapa banyak sih Mas ngrokok dalam sehari? I2 : Biasanya sebungkus sehari.

P : Waktu itu untuk berhenti merokok itu berhasil.

I2 : Berhasil ngurangin (potong I2) bisa ampe setengah bungkus.

P : Ooo ngurangi. Faktor apa yang bisa membuat mas seperti itu, selain tadi karena masuk UIN gitu?

I2 : Pertama sih kita mikir ngirit duit juga terus ketika badan lagi ga enak, kalau kondisi badan ga fit ya mencoba ngurangin ngrokok gitu.

P : Sekarang anda masih merokok gitu ya.

I2 : Sekarang masih merokok (potong I2) karena ga ada niat untuk berhenti ngrokok.

P : Apa kesulitan yang bisa menyebabkan anda ga bisa berhenti merokok? I2 : kesulitannya ya kalau lagi ga ngrokok bawaanya laper terus juga gitu

mulut ga enak kalau ga ngrokok.

P : Ga ada faktor lain gitu misalkan dari temen-temen, lingkungan sekitar, faktor keluarga atau dari yang lain mungkin?

I2 : Ga ada, kalau untuk nglarang-nglarang berhenti ngrokok itu ga ada bahkan cewek sekalipun misalkan nglarang ngrokok mending diputusin aja.

P : Ooo gitu mending milih ngrokok daripada cewe (tersenyum). I2 : Iya..

P : Ox. Di Fakultas anda ada ga aturan mengenai laranga berhenti merokok?

I2 : Ada, aturan dilarang merokok. Boleh merokok di kantin atau pinggiran kantin itu doang.

I2 : Kantin emang kagak nyediain rokok, pastinya kan orang kalau misalkan abis makan di kantin nih mungkin rokok bisa menjadi cuci mulut setelah abis makan kagak enak kalau ga ngrokok.

P : Kalau di fakultas ada ga dosen-dosen atau orang yang jadi panutan merokok?

I2 : Ada sih, bahkan Dekan atau Kajur itupun juga ngrokok.

P : Dekan atau Kajurnya ngrokok, ngaruh ga itu?

I2 : Ngaruh juga sih. Kajur atau dekan yang bikin aturan aja ngrokok, jadi ya ngrokok bareng ja gitu.

P : Ox deh Mas terimakasih atas waktunya.

I2 : Sama-sama.

P : Kalau nanti perlu data tambahan bisa saya hubungi Mas kembali? I2 : Ox siap.

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN I3

Wawancara dengan I3 dilakukan di depan gedung Student Center UIN Jakarta.

Waktu wawancara antara pukul 14.24 – 14.31 WIB (7 menit). Suasana sewaktu wawancara cukup tenang. Informan sedang santai merokok sendirian dan tidak ada kesan terburu-buru ketika wawancara.

P : Assalamu`alaikum Mas.

I3 : Wa`alaikum salam.

P : Nama saya Rifqi dari Jurusan Ilmu Keperawatan sedang melakukan penelitian. Nama Mas siapa?

I3 : I3

P : Biasa dipanggil apa?

I3 : Biasanya sih I3 tapi terserah yang manggil sih ( I3 tersenyum).

P : Baik Mas, Mas I3 seorang perokok Mas?

I3 : Iya.

P : Kapan Mas I3 mulai merokok? Sudah berapa lama Mas?

I3 : Kalau pertama-pertamanya sih kelas 6 SD tapi sempet fakum juga sih sekitar 2 tahun sampe kelas 3 SMP mulai lagi.

P : Mengapa Mas ini bisa sampai merokok?

I3 : Kalau pertamanya sih cuma ikut-ikutan temen, tapi lama kelamaan jadi

kebiasaan jadi ngrasa enak aja gitu.

P : Apa yang Mas I3 rasain waktu merokok itu?

I3 : Eeee..yang dirasain sih suasana mulut jadi beda, jadi rasa nyaman aja

gitu biasanya. Ga tau ini faktor kebiasaan ga tau kenapa juga.

P : Mas tau ga dampak dari merokok itu? Barangkali mas tau dampak negatif atau positifnya gitu?

I3 : Tau sih, salah satunya pernapasannya jadi terganggu sedikit kaya pas olahraga jadi kaya ngerasa dadanya sakit. Seperti itu kira-kira.

P : Kalau dampak positifnya ada ga?

I3 : Positifnya sih kalau lagi stress rada bisa ngurangin tapi saya pernah baca buku juga kalau orang lagi stress merokok justru tambah stress tapi yang saya rasakan sih ga sih.

P : Pernah ga punya keinginan untuk berhenti merokok itu? I3 : Pernah, bahkan enam bulan kemarin juga sempet berhenti. P : Berapa lama berhasil berhenti merokok?

I3 : Enam bulanan itu sempet berhenti.

P : Faktor apa yang bisa membuat mas ini berhasil berhenti?

I3 : Yang pertama faktor karena ada tuntutan dari seseorang (I3 tersenyum).

Dia sering nasihatin tentang kejelekan merokok jadi rada-rada tau gitu tapi sekarang-sekarang sih memudar lagi tuh.

P : Kenapa bisa merokok lagi mas? Karena faktor apa gitu?

I3 : Ya salah satunya banyak pikiran, kalau sendirian bengong bingung mau

ngapain lagi biasanya seperti itu.

P : Tadi yang sempet berhasil berhenti merokok selama enam bulan, kenapa bisa berhasil selain faktor seseorang? Atau hanya karena faktor seseorang bisa berhasil berhenti? (P dan I3 tersenyum).

I3 : Ya salah satunya karena seseorang, selain itu karena faktor dari kemauan diri kita juga sih sebenernya.

P : Cara apa bisa sampe berhasil berhenti tuh?

I3 : Eeee..ini biasanya kita memperhitungkan misalnya setiap hari kita

ngrokok berapa kali terus dalam seminggu pokoknya dijatah nih misalnya satu minggu satu bungkus terus kedepannya berkurang, berkurang, berkurang lagi gitu Mas.

P : Pas waktu berhenti merokok, apa yang dirasakan Mas?

I3 : Rasanya dadanya lebih plong aja kalau beraktivitas yang memerlukan

energi banyak jadi lebih fit, lebih tahan lama energinya biasanya.

P : Nah sekarang kan Mas masih merokok nih, apa sih kesulitannya untuk berhenti merokok?

I3 : Faktor kesulitannya sih karena pengaruh pergaulan juga sih mas, yang

pertama itu pergaulan, terus biasanya bingung mau nglakuin apa lagi jadi akhir-akhirnya ngrokok deh. Kaya gitu biasanya Mas.

P : Kalau lingkungan misalkan di kantin tersedia rokok atau dosen yang merokok itu ngaruh ga Mas untuk kesulitan itu?

I3 : Ya ga juga sih itu tergantung masing-masing diri pribadinya juga sih Mas.

P : Ooo..tergantung diri pribadinya juga.

I3 : Iya..kalau dia ngrasa nyamannya ngrokok ya ngrokok aja.

P : Mas I3 Fakultas apa?

I3 : Adab

P : Jurusan?

I3 : Ilmu Perpustakaan.

P : Ada ga peraturan untuk larangan merokok itu? I3 : Ada sih.

P : Seperti apa larangannya?

I3 : Di dalam gedung tidak boleh merokok, tidak boleh nyampah gitu aja.

P : Ooo gitu..penerapannya gimana tuh Mas? I3 : Bagus bagus Mas (I3 jawab dengan tegas).

P : Baik Mas terimakasih, lain kali kalau diperlukan data tambahan nanti saya hubungi Mas lagi.

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN I4

Wawancara dengan I4 dilakukan di depan Koperasi mahasiswa UIN Jakarta.

Dokumen terkait