KAJIAN LITERATUR 2.1 Perpustakaan Umum
2.2 Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Models)
2.2.1Pengertian Konsep Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Models)
Lokasi merupakan tempat dimana suatu bangunan berada.Menurut Tjiptono (2002, 41), “Lokasi fasilitas seringkali menentukan kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat sekali kaitanya dengan pasar potensial suatu perusahaan”.Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa lokasi merupakan tempat atau kedudukan secara fisik suatu lembaga atau instansi (perpustakaan) tersebut berada.
Pemilihan lokasi merupakan faktor yang sangat penting dalam persaingan terhadap instansi atau tempat-tempat penyedia jasa seperti toko buku, perpustakaan umum, warung internet, dan lain-lain. Menurut Tjiptono (2002, 41) pertimbangan yang tepat dalam menentukan lokasi penyediaan jasa melipiti faktor-faktor sebagai berikut:
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.
2. Visibilitas/keterlihatan, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.
3. Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
a. Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terjadinya impulse buying.
b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan. 4. Tempat parkir yang luas dan aman.
5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari.
6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. 7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing.
8. Peraturan pemerintah.
Adapun alokasi memiliki arti tersendiri.DalamKamus Besar Bahasa Indonesia(2014) Alokasi adalah:
1. Penentuan banyaknya barang yang disediakan untuk suatu tempat (pembeli dan sebagainya); penjatahan;
2. Penentuan banyaknya uang (biaya) yang disediakan untuk suatu keperluan;
Pengertian ‘mengalokasikan’ dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia(2014) adalah:
1. Menentukan banyaknya barang yang disediakan untuk suatu tempat (pembeli dan sebagainya);
2. Menentukan banyaknya uang (biaya) yang disediakan untuk suatu keperluan (kegiatan);
Masalah Lokasi-alokasi telah dipelajari sejak Weber menimbulkan masalah lokasi fasilitas pertama di awal abad ke-20Reid (1966).Sekarang ini, Konsep Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Model) telah berkembang dalam banyak jenis dan klasifikasi. Lokasi-Alokasi (Location-Allocation) adalah proses menemukan lokasi yang terbaik untuk satu atau lebih fasilitas yang akan dilayankan. Dengan memberikan titik-titik dan kemudian menentukan titik-titik untuk fasilitas, dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti jumlah fasilitas yang tersedia, biaya, dan impedansi maksimum dari fasilitas tertentu.
Lokasi-alokasi (location-allocation) adalah salah satu hal yang paling penting dalam pengambilan keputusan tentang masalah sebuah lokasi.Pemodelan lokasi-alokasi (location-allocation) pada awalnya dikembangkan untuk memecahkan masalah pemilihan situs di sektor publik untuk kegiatan seperti
sekolah, kantor pemadam kebakaran dan fasilitas medis, dalam situasi di mana suatu instansi perlu untuk mendapatkan distribusi yang paling efisien dari sistem fasilitas yang sesuai dengan standarnya.
Menurut Arifin (2011, 7), “Location-allocation can be based on onecriterion like optima distance or adding various combinations of criteria like optimal distance and capacity of the facility together or capacity of the facility or optimal cost together and so on”.Dapat diartikan bahwa lokasi-alokasi didasarkan pada sau kriteria seperti jarak optimal atau menambahkan berbagai kriteria kombinasi seperti jarak optimal, biaya dan fasilitas.
2.2.2Masalah dalam Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Problems)
Dalammasalah konsep lokasi-alokasi (Location-Allocation Problem), jumlahoptimalfasilitasharusditempatkan diarea yang di inginkandalam rangka untuk memenuhipermintaan pelanggan. Luas total dapat dibagi lagi menjadi daerah dengan karakteristik yang berbeda. Namun, ada masalah lain yang dapat terjadi misalnya: jarak optimal, waktu tempuh, dana, kapasitas dari berbagai fasilitas dan lain sebagainya.
Menurut Suomalainen (2006,1):
Many practical location-allocation problems are multicriteria in nature and the chosen objective function consists thus of several weighted subfunctions. Besides these optimization targets, there can also be other interesting properties that are only used as constraints or even disregarded in the optimization process. After the optimization, it is necessary to compare the values and spatial distributions of the optimization subfunctions and of other interesting properties in order to find the most suitable location-allocation option.
Dari kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa ada banyak masalah dalam lokasi-alokasi (location-allocation). Ada banyak cara mengatasi kendala-kendala tersebut, seperti mencari tau beberapa pertimbangan lain dari sebuah fasilitas atau membandingkan nilai-nilai fasilitas tersebut untuk menemukan lokasi terbaik dengan alokasi yang tepat dan sesuai.
Menurut Suomalainen (2006,2):
The solutions of location-allocation problems often have a geographical interpretation and can be visualized by using geographic information
systems (GIS). The visualization is especially interesting in situations where differences in the spatial distributions of solution characteristics can have great consequences; furthermore, this spatial element is rarely accounted for in the optimization process where usually only global values are being compared.
Dapat diartikan bahwa solusi masalah lokasi-alokasi (location-allocation) sering memiliki interpretasi geografis dan dapat divisualisasikan dengan menggunakan sistem informasi geografis.Cara ini sangat menarik dalam situasi di mana perbedaan dalam distribusi khusus untuk solusi karakteristik dapat memiliki konsekuensi yang besar.
2.2.3 Penerapan Lokasi Alokasi (Location-Allocation) dalam PenentuanLokasi Layanan Umum
Ada banyak penerapan lokasi-alokasi (location-allocation) tertama dalam penentuan lokasi layanan umum. Penerapan Lokasi Alokasi (Location-allocation) memiliki aplikasi yang luas dalam masalah-masalah kehidupan nyata seperti lokasi pelayanan kesehatan, membangun jaringan telekomunikasi dan sebagainya. Sebuah keputusan yang tidak efisien dapat menyebabkan kualitas layanan yang buruk terhadap pelanggan dalam pelayanan umum, seperti waktu tempuh yang lama, jarak tempuh yang jauh dan menghabiskan dana yang jauh dari perhitungan.
Menurut Suomalainen (2006, 1):
Location-allocation problems are common optimization problems that occur when choosing the locations of various public, industrial, or commercial service centers in regard to the needs these facilities aim to satisfy. Since Location-allocation problems are usually complex problems, explicitly formulating the model as well as analyzing the solution alternatives are often carried out by specialized analysts who later communicate the results to the decision maker. The use of experts is also preferred because the implementation of a chosen location-allocation option is often costly and, once carried out, cannot be easily altered. Dapat diartikan bahwa biasanya masalah lokasi-alokasi (Location-Allocation Problems) terjadi ketika memilih lokasi atau kebutuhan fasilitas yang tepat untuk pusat pelayanan publik, industri, atau komersial.