• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

Perlu dilakukan pengujian efek analgetik dan antiinflamasi dari ekstrak daun sirih dengan metode yang sama tetapi dengan dosis ditingkatkan lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Wenny. 2008. Efek Anti Inflamasi Ekstrak EtanolDaun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Surakarta: Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Bowman, WC. 1980. Texbook of pharmacology 2nd ed. Blackwell Scientific Publication. Oxford, London, hal 13.15, 13.17.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2004. Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, volume 1. BPOM RI, Jakarta: 96-98.

Conforti, A., Paolo, B., Simone, B., Flavia, C., Francesca, M.I., Roberto, R., Rat models of acute inflammation: a randomized controlled study on the effects of homeopathic remedies. University of Verona. http://www.biomedcentral.com/1472(-)6882/7/1 on september, 2010 at 13.30 WIB

Dalimartha S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya. Jakarta : 178-181.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta: xxx.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Farnsworth, N.R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plant. J.Pharm, Sci: 55, 3.

Green, P., Solbritt, R.D., William, M.I., Holly, J.S., Frederick, J.P., Joh, D.L. Sex Steroid Regulation of the Inflammatory Response: Sympathoadrenal

Dependence in the Female Rat. The Journal of Neuroscience, 19(10), May 15, 1999 : 4082-4089.

Gunawan, D., Sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya, Jakarta : 9-17.

Guyton C. A. 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7. EGC. Jakarta : 307 Hariana, A. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3. Penerbit Swadaya.

Hamid Hinna, Tarique Abdullah, Asif Ali, M. Sarwar Alam, and Ansari. Anti-inflammatory and Analgesic Activity of Uraria Lagopoides. Pharmaceutical Biology, Vol. 42, No. 2, 2004, 114-116.

Kelompok Kerja Ilmiah. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka. Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica.: 3-2 , 43-45

Katzung, G.B. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 8. Salemba Medika. Jakarta: 567.

Mursito, Bambang. 2004. Tampil Percaya Diri dengan Ramuan Tradisional. Penebar Swadaya. Jakarta : 108 – 109.

Mustchler, E. 1991. Dinamika Obat Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi Edisi 5, diterjemahkan oleh Widianto, M. B. dan A.S, ranti, Penerbit ITB. Jakarta, 177-195.

Parwata, O.A., Wiwik Susanah Rita dan Raditya Yoga. Isolasi dan Uji Antiradikal Bebas Minyak Atsiri Pada Daun Sirih (Piper betle, Linn) Secara

Spektroskopi Ultra Violet –Tampak. Jurnal Kimia, Vol. 3, No. 1, Januari 2009, 7-13

Park, Eun-Hee., Ja-Hoon Kahng dan Eun-Ah Paek. Studies On The

Pharmacological Actions of Cactus : Identification of Its Anti-inflammatory Effect. Archive of Pharmacal Research, Vol. 21, No. 1, November 1998, 30-34

Price, S. A. dan Wilson, L. M, 1995. Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi IV, diterjemahkan oleh P. Nugraha, Penerbit EGC, Jakarta: 36-37.

Porchezhian, E., S.H. Ansari dan Sarfaraz Ahmad. Analgesic and Anti-Inflammatory Effect of Alangium salvifolium. Pharmaceutical Biology, Vol. 39, No. 1, 2001, 65-66

Putri, E. 2001. Uji Efek Analgetik, Antipiretik dan Anti Inflamasi Ekstrak Metanol Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers ex Hook. F. & Thems). Skripsi. UNAND

Rachmat, M., Mae Sri Hartati W dan Subagus Wahyuono. Aktivitas Antibakteri Sediaan Obat Kumur Berisi Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper betle, Linn.) Dan Analisis Komposisi Minyak Atsirinya. Majalah Farmasi Indonesia, Vol. 11, No. 4, 2000, 235-240

Reagan – Shaw, Shannon,. Nihal, Minakshi and Ahmad, Nihal. 2008. Dose translation from animal to human studies revisiteh. The FASEB Journal 2008; 22 : 649-661. http://www.faseb.org. Diakses tanggal 21 April 2009, pukul 13.55

Reynold, J.E.F (editor). 1982. Martindle the Extra Pharmacopie, 30th Ed, The Pharmaceutical Press, London.

Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi I. Binarupa Aksara. Jakarta, 76

Rumawas W. 1989. Patologi Umum. Bogor : Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

Rustam, E., Indah Atmasari dan Yanwirasti. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma domestica Val.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 2, No. 2, September 2007, 112-115

Sampurno, et al., 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta: 1-17.

Saeed, S. A., Farnas, S., Simjee, R. U., Malik, A., 1993, Triterpenes and ß-Sitosterol from Piper betle L.: Isolation, Antiplatelet and Antiinflamatory Effects, Biochem. Soc. Trans, Vol 21. No. 4: 462S

Santoso, S. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta : 237-247.

Shen, T.Y., “Non Steroidal Anti Inflammatory agents”, in M.E. Wolff, Burgers Medicinal Chemistry, 4th Ed, Part III, Jhon Willey & Son, New York, 1981 Sirait, M., Loohu, E., dan Sutrisno,R.B., 1980. Materia Medika Indonesia. Jilid

IV. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM). Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta : 92-98.

Sriningsih dan Agung EW. 2006. Efek Protektif Pemberian Ekstrak Etanol Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Makrofag Peritoneum Tikus. Dalam : Artocarpus Media Pharmaceutica Indonesiana Vol.6 (2). Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, Surabaya: 91-96.

Standard of ASEAN Herbal Medicine. 1993. Volume 1. Jakarta, Indonesia : ASEAN Countries. Hal. 341-344

Suhendi, A., Kuswandi dan Agung, E.N. Efek Analgetik Infusa Daun Dewa (Gynura procumbens (Lour) Merr.) Pada Mencit Putih Jantan Galur DDI. Jurnal Farmasi Indonesia, Vol. 4, No. 2, Desember 2003, 77-83.

Sudarsono., Pudjoarinto A., Gunawan D., Wahyuono S., Donatus IA., Dradjad., Wibowo S., dan Ngatidjan. 1996. Tumbuhan Obat. PPOT UGM.

Yogyakarta.

Soesilo,S., Andajaningsih., Panjaitan, R., 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta: 1ii; 7.

Takahashi, M., Umehara, N., Suzuki, S., Tezuka, M., 2001, Analgesic Action of a Sustained Release Preparation of Diclofenac Sodium in a Canine Urate-Induced Gonarthritis, Journal of Health Science, 464–467, (online), (http://jhs.pharm.or.jp/47(5)/47(5)p464.pdf, diakses tanggal 14 april 2007).

Tjay, Tan H., Kirana Rahardja. 2002. Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek sampingnya, edisi kelima. PT Elexmedia Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta : 313

Thompson E. B., Drug Bioscreening, Drug Evaluation Techniques in Pharmacology, Departement of Pharmacodinamics, College of Pharmacy, The University of Illion at Chicago, VCH, Weinheim Basel Cambridge, New York, 1990

Turner, A. 1965. Screenening Methods In Pharmacology. Academic Press, New York: 101-117, 152-163.

Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik Edisi 2. EGC. Jakarta : 232 – 235.

Vogel, H.G., W. H, Vogel, Drug Discovery And Evaluation, Pharmacological Assay, Springer, Verlag Berlin, Heidelberg, 2002.

Wilmana, P.F., Sulistia Gan. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. bagian Farmakologi FKUI. Jakarta : 230-240.

Gambar 8. Mencit Putih Jantan

Gambar 9. Perlakuan sonde Gambar 10. Penyuntikan

pada mencit secara intraperitoneal

Gambar 12. Pelaksanaan sonde Gambar 13. Penyuntikan pada tikus karagenan secara subkutan

Gambar 14. udem pada telapak Gambar 15. Pengukuran udem kaki tikus pada telapak kaki kiri tikus

Gambar 16. Bagan proses penyiapan simplisia

Lampiran 11. Aklimatisasi Hewan Percobaan Determinasi tanaman

Sortasi basah

Pencucian dengan air bersih Diangin-anginkan

Sortasi kering

Daun sirih digiling hingga menjadi serbuk Pembuatan ekstrak:

Simplisia dimaserasi dengan etanol 70% dan dilakukan pengadukan secara terus menerus. Proses tersebut dilakukan selama 1,5-2,5 jam dimana pelarut tetap diganti. Filtrat digabung dan disaring.

Filtrat diuapkan pada suhu 40oC Ekstrak kental

Pengujian parameter spesifik dan non spesifik ekstrak dan penapisan fitokimia

Gambar 17. Bagan aklimatisasi hewan percobaan

Lampiran 12. Skema Kerja Analgetik jantan putih dengan bobot

20-25 g

Diadaptasikan atau diaklimatisasi selama ± 2

minggu dalam kondisi percobaan

Dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok

5 ekor kelompok Kontrol Positif

5 ekor kelompok Kontrol Negatif

5 ekor kelompok Dosis Rendah

5 ekor kelompok Dosis Sedang

5 ekor kelompok Dosis Tinggi jantan putih dengan bobot

30 menit

5 menit

Gambar 18. Skema kerja analgetik 5 ekor mencit Kontrol Positif 5 ekor mencit Kontrol Negatif 5 ekor mencit Dosis 216mg/kg BB 5 ekor mencit Dosis 432mg/kg BB 5 ekor mencit Dosis 864mg/kg BB Diberikan Asam mefenamat dosis91mg/ kgBB dalam Na CMC 1% per oral Diberikan larutan 0,5 ml Na CMC 1% per oral Diberikan ekstrak daun sirih dosis 216mg/kgBB dalam Na CMC 1% per oral Diberikan ekstrak daun sirih dosis 432mg/kgBB dalam Na CMC 1% per oral

Setiap ekor disuntikan 0,4 ml/20grBB asam asetat 0,5% secara intraperitoneal (i.p)

Hitung geliat selama 30 menit dengan interval waktu 5 menit Diberikan ekstrak daun sirih dosis 864mg/kgBB dalam Na CMC 1% per oral

1 jam

Gambar 19. Skema kerja antiinflamasi menjadi 5 kelompok

Timbang berat badan

Ukur volume telapak kaki kiri belakang tikus

Perlakuan tiap kelompok

Kontrol positif diberikan Na diklofenak dosis 5,14mg/kgBB dalam Na CMC 1% per oral Kontrol negatif diberikan 2ml/200grBB larutan Na CMC 1% per oral Ekstrak daun sirih dosis 108mg/kgBB dalam Na CMC 1% diberikan per oral Ekstrak daun sirih dosis 216mg/kgBB dalam Na CMC 1% diberikan per oral Ekstrak daun sirih dosis 432mg/kgBB dalam Na CMC 1% diberikan per oral Masing-masing disuntikkan 0,4 ml/200grBB karagenan 2%

Ukur volume telapak kaki belakang tikus pada jam ke-1, 2, 3, 4, dan 5

Formula for Dose Translation Based on BSA

HED (mg/kg) = Animal dose (mg/kg) multiplied by Animal Km Human Km

Tabel 11. Conversion of animal doses to HED based on BSA

Species Weight (kg) BSA (m2) Km factor Human Adult 60 1,6 37 Child 20 0,8 25 Baboon 12 0,6 20 Dog 10 0,5 20 Monkey 3 0,24 12 Rabbit 1,8 0,15 12 Guinea pig 0,4 0,05 8 Rat 0,15 0,025 6 Hamster 0,08 0,02 5 Mouse 0,02 0,007 3

Ekstrak daun sirih

Berat rata-rata dari 10 helai daun sirih segar = 1,6 gram Berat serbuk simplisia yang diekstraksi = 400 gram Berat ekstrak kental yang didapat = 75,2 gram

% kadar ekstrak = Berat ekstrak kental yang didapat

_________________________________ x 100% Berat serbuk simplisia yang diekstraksi

= 75,2 gr x 100% 400

= 18,8 %

Dalam 400 gram serbuk daun sirih setara dengan : 400 gram = 250 helai daun sirih segar.

1,6 gram

Untuk berat ekstrak per satu daun yaitu = Berat ekstrak kental yang didapat Berat segar daun sirih

= 75,2 gram 250 helai

= 0,3 gram/helai daun sirih

Jadi, berat ekstrak untuk tiap satu daun sebanyak 0,3 gram.

Dosis untuk manusia 7 helai daun sirih untuk pengobatan bronchitis (Dalimartha, 2006) setara dengan :

7 helai daun sirih x 0,3 gram/helai daun sirih = 2,1 gram Jadi, dosis manusia

HED (mg/kg) = animal dose (mg/kg) x Km animal Km human 2100 mg/ 60 kg = animal dose (mg/kg) x 3 / 37

35 mg/kg = animal dose (mg/kg) x 3/ 37 Animal dose = 432 mg/kg atau 8,64 mg/20 gr BB

Dosis tikus (Uji antiinflamasi) :

HED (mg/kg) = animal dose (mg/kg) x Km animal Km human 2100 mg/ 60 kg = animal dose (mg/kg) x 6 / 37

35 mg/kg = animal dose (mg/kg) x 6 / 37 Animal dose = 216 mg/kg atau 43,2 mg/200 gr BB

Keterangan :

A. Dosis mencit ( Uji analgetik)

1. Dosis rendah = ½ x dosis sedang = ½ x 8,64 mg/20 grBB = 4,32 mg/20 grBB atau 216 mg/kgBB

2. Dosis sedang = 1 x 8,64 mg/20 grBB = 8,64 mg/20 grBB atau 432 mg/kgBB

3. Dosis tinggi = 2 x dosis sedang = 2 x 8,64 mg/20 grBB = 17,28 mg/20 grBB atau 864 mg/kgBB

B. Dosis tikus ( Uji antiinflamasi)

1. Dosis rendah = ½ x dosis sedang = ½ x 43,2 mg/200 grBB = 21,6 mg/200 grBB atau 108 mg/kgBB

2. Dosis sedang = 1 x 43,2 mg/200 grBB = 43,2 mg/200 grBB atau 216 mg/kgBB

3. Dosis tinggi = 2 x dosis sedang = 2 x 43,2 mg/200 grBB = 86,4 mg/200grBB atau 432 mg/kgBB.

0,5 ml = 20 gr x 4,32 mg/ 20 gr BB [ ]

[ ] = 8,64 mg/ml b. VAO pada dosis sedang =

0,5 ml = 20 gr x 8,64 mg/ 20 gr BB [ ]

[ ] = 17,28 mg/ml c. VAO pada dosis tinggi =

0,5 ml = 20 gr x 17,28 mg/ 20 gr BB [ ]

[ ] = 34,56 mg/ml

2. Konsentrasi setiap pemberian untuk tikus dengan berat badan 200 gr a. VAO pada dosis rendah =

2 ml = 200 gr x 21,6 mg/ 200 gr BB [ ]

[ ] = 10,8 mg/ml b. VAO pada dosis sedang =

2 ml = 200 gr x 43,2 mg/ 200 gr BB [ ]

[ ] = 21,6 mg/ml

c. VAO pada dosis tinggi =

2 ml = 200 gr x 86,4 mg/ 200 gr BB [ ]

1. Dosis Asam Mefenamat 0,5% b/v : (Andi Suhedi, Kuswandi dan Agung Endro Nugroho, 2003).

Dosis lazim asam mefenamat untuk manusia adalah 500 mg untuk sekali pakai. Untuk dosis analgetik adalah 91 mg/kgBB mencit sekali pakai maka dosis yang dapat diberikan pada mencit (20 gr) adalah:

Konsentrasi asam mefenamat : 0,5 gram = 500 mg = 5 mg/ml 100 ml 100 ml

VAO = Berat badan hewan(gr) x dosis (mg/grBB) Konsentrasi

= 0,02 kg x 91 mg/kg BB 5mg/ml

= 0,364 ml

VAOtotal = VAO x jumlah tikus = 0,364 ml x 5 ekor = 1,82 ml

Jumlah Asam mefenamat = VAOtotal x Konsentrasi = 1,82 ml x 5 mg/ml

= 9,1 mg dalam 5 ml suspensi Na CMC 1%

Jadi, bila membuat 10 ml menjadi:

9,1 mg x 10 ml = 18,2 mg dalam 10 ml suspensi Na CMC 1% 5 ml

untuk sekali pakai. Untuk dosis anti inflamasi adalah 25 - 50 mg sekali pakai maka dosis yang dapat diberikan pada tikus (200 gr) adalah:

HED (mg/kg) = animal dose (mg/kg) x Km animal Km human 50 mg/ 60 kg = animal dose (mg/kg) x 6 / 37

Animal dose = 5,14 mg/kg atau 1,03 mg/ 200 gr BB tikus

VAO = Berat badan hewan(gr) x dosis (mg/grBB) Konsentrasi

2 ml = 200 gr x 1,03 mg/200 gr BB [ ]

[ ] = 0,515 mg/ml VAOtotal = VAO x jumlah tikus = 2 ml x 5 ekor = 5 ml

Jumlah Diklofenak = VAOtotal x Konsentrasi = 5 ml x 0,515 mg/ml

= 2,575 mg dalam 5 ml suspensi Na CMC 1% Jadi, bila membuat 50 ml menjadi:

2,575 mg x 50 ml = 25,75 mg dalam 50 ml suspensi Na CMC 1% 5 ml

A. Penetapan nilai susut pengeringan

Berat botol timbang + tutup (berat awal kosong) = 23,6793 g Berat botol timbang + tutup + simplisia (berat awal) = 24,7052 g

Berat simplisia = 1,0259 g

Tabel 12. Susut pengeringan pada simplisia No Berat awal (gram) Berat akhir (gram) Susut pengeringan 1 24,7052 24,6824 4,4 % 2 24,6743 3 24,6633 4 24,6598

Susut pengeringan = berat awal – berat akhir berat ekstrak

= 24,7052 – 24,6598 1,0259

= 4,4 %

B. Penetapan kadar abu

Berat botol timbang + tutup (berat awal kosong) = 23,7466 g Berat botol timbang + tutup + simplisia (berat awal) = 24,7892 g

Berat ekstrak = 1,0426 g

X 100 %

(gram) (gram) 1 24,7892 24,6884 11,68 % 2 24,5384 3 24,2074 4 23,8684

Kadar abu = berat akhir – berat kosong berat simplisia = 23,8684 – 23,7466

1,0426 = 11,68 %

C. Penetapan kadar abu tak larut asam

Berat botol timbang + tutup (berat awal kosong) = 23,8571 g Berat botol timbang + tutup + ekstrak (berat awal) = 24,8597 g

Berat simplisia = 1,0026 g

Tabel 14. Kadar abu tak larut asam pada simplisia No Berat awal

(gram)

Berat akhir (gram)

Kadar abu tak larut asam 1 24,8597 24,7415 4,12 % 2 24,7207 3 24,1099 4 23,8984 X 100 % X 100 %

= 23,8984 – 23,8571 1,0026

= 4,12 %

A. Penetapan nilai kadar air

Berat botol timbang + tutup (berat awal kosong) = 22,6125 g Berat botol timbang + tutup + ekstrak (berat awal) = 23,6380 g

Berat ekstrak = 1,0255 g

Tabel 15. Kadar air pada ekstrak No Berat awal (gram) Berat akhir (gram) Kadar Air 1 23,6380 23,6174 4,15 % 2 23,6069 3 23,5984 4 23,5954

Kadar air = berat awal – berat akhir berat ekstrak = 23,638 – 23,5954 1,0255 = 4,15% B. Penetapan kadar abu

Berat botol timbang + tutup (berat awal kosong) = 23,8643 g Berat botol timbang + tutup + ekstrak (berat awal) = 24,8665 g

Berat ekstrak = 1,0022 g

X 100 %

(gram) (gram) 1 24,8665 23,9800 7,90% 2 23,9795 3 23,9671 4 23,9435

Kadar abu = berat akhir – berat kosong berat ekstrak = 23,9435 – 23,8643 1,0022 = 7,90 % X 100 % X 100 %

Berat botol timbang + tutup + ekstrak (berat awal) = 24,5441 g

Berat ekstrak = 1,0029 g

Tabel 17. Kadar abu tak larut asam pada ekstrak No Berat awal

(gram)

Berat akhir (gram)

Kadar Abu Tak Larut Asam 1 24,5441 24,5315 3,52% 2 23,9436 3 23,5770 4 23,5765

Kadar abu tak larut asam = berat akhir – berak kosong berat ekstrak = 23,5765 – 23,5412 1,0029 = 3,52 % X 100 % X 100 %

87 Lampiran 19. Data persentase inhibisi geliat pada semua kelompok perlakuan

Tabel 18. Data persen inhibisi geliat pada kelompok perlakuan

Kel Perlakuan Dosis Mencit Jumlah geliat menit ke Jumlah geliat

rataan % inhibisi geliat 5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’ 1 Kontrol negatif 0,5 ml/20 gBB 1 47 42 42 41 21 15 34,67 0 (Na CMC 1%) 2 40 38 37 29 22 14 30 0 3 45 37 35 35 29 15 32,67 0 Rata-rata ± SD 44 39 38 35 24 14,67 0 ± 0 2 Kontrol positif 91 mg/kgBB 1 9 8 5 4 3 1 5 85,57 ( As. mefenamat 0,5% b/v) 2 7 5 4 3 2 2 3,83 87,23 3 6 5 4 2 2 1 3,33 89,81 Rata-rata ± SD 7,33 6 4,33 3 2,33 1 87,54 ± 2,13 3 Ekstrak Daun 216 mg/kgBB 1 28 20 17 9 8 5 14,50 58,17 Sirih 2 24 20 16 14 10 8 15,33 48,90 3 21 20 17 11 8 6 13,83 57,66 Rata-rata ± SD 24,33 20 16,67 11,33 8,67 6,33 54,91 ± 5,21 4 Ekstrak Daun 432 mg/kgBB 1 22 19 12 10 7 5 12,5 63,95 Sirih 2 16 13 10 8 6 4 9,5 68,33 3 11 9 7 5 4 3 6,5 80,10 Rata-rata ± SD 16,33 10,33 9,67 7,67 5,67 4 70,79 ± 8,35 5 Ekstrak Daun 864 mg/kgBB 1 9 7 6 4 3 2 5,16 85,11 Sirih 2 7 5 4 4 3 2 4,16 86,13 3 8 7 6 5 4 3 5,5 83,16 Rata-rata ± SD 8 6,33 5,33 4,33 3,33 2,33 84,80 ± 1,50

a. Mencit Pertama

%inhibisi geliat = 100% - ( jumlah geliatan rataan zat uji x 100%) jumlah geliat rataan kontrol

= 100% - ( 14,50 / 34,67 x 100%) = 100% - 41,82%

%inhibisi geliat = 58,17 %

b. Mencit kedua

%inhibisi geliat = 100% - ( jumlah geliatan rataan zat uji x 100%) jumlah geliat rataan kontrol

= 100% - (15,33 / 30 x 100%) = 100% - 51,1%

%inhibisi geliat = 48,90 %

c. Mencit ketiga

%inhibisi geliat = 100% - ( jumlah geliatan rataan zat uji x 100%) jumlah geliat rataan kontrol

= 100% - (13,83 / 32,67 x 100%) = 100% - 42,33%

karagenan pada masing-masing perlakuan.

Kel Perlakuan Dosis N Volume udem (mL) selama 5 jam pengamatan

0 1 2 3 4 5 1 Kontrol negatif 2ml/200gBB 1 0,18 0,38 0,40 0,40 0,44 0,40 (Na CMC 1%) 2 0,18 0,36 0,38 0,40 0,42 0,40 3 0,22 0,40 0,48 0,50 0,52 0,48 Rata-rata 0,19 0,38 0,42 0,43 0,46 0,43 SD 0,02 0,02 0,05 0,05 0,05 0,05 2 Kontrol Positif 5,14mg/kgBB 1 0,20 0,24 0,30 0,32 0,36 0,34 (Na diklofenak) 2 0,20 0,26 0,32 0,34 0,36 0,32 3 0,24 0,34 0,40 0,42 0,48 0,46 Rata-rata 0,21 0,28 0,34 0,36 0,40 0,37 SD 0,02 0,05 0,05 0,05 0,07 0,07 3 Ekstrak Daun 108mg/kgBB 1 0,18 0,30 0,36 0,38 0,42 0,40 Sirih 2 0,20 0,34 0,38 0,40 0,4 0,38 3 0,22 0,36 0,42 0,44 0,48 0,44 Rata-rata 0,20 0,33 0,38 0,41 0,43 0,41 SD 0,02 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 4 Ekstrak Daun 216mg/kgBB 1 0,20 0,34 0,40 0,44 0,46 0,42 Sirih 2 0,22 0,32 0,38 0,40 0,42 0,40 3 0,22 0,32 0,36 0,40 0,40 0,36 Rata-rata 0,21 0,32 0,38 0,41 0,42 0,39 SD 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,03 5 Ekstrak Daun 432mg/kgBB 1 0,22 030 0,38 0,38 0,40 0,38 Sirih 2 0,20 0,28 0,34 0,36 0,38 0,34 3 0,20 0,30 0,34 0,36 0,40 0,38 Rata-rata 0,21 0,30 0,35 0,37 0,39 0,36 SD 0,01 0,01 0,02 0,01 0,01 0,02

Kel Perlakuan Dosis N Waktu pengamatan (jam) 0 1 2 3 4 5 1 Kontrol negatif 2ml/200gBB 1 0 111,1 122,2 122,2 144,4 122,2 (Na CMC 1%) 2 0 100 111,1 122,2 133,3 122,2 3 0 81,81 118,2 127,3 136,4 118,2 Rata-rata 0 97,64 117,2 123,9 138,03 120,86 2 Kontrol Positif 5,14mg/kgBB 1 0 20 50 60 80 70 (Na diklofenak) 2 0 30 60 70 80 60 3 0 41,67 66,67 75 100 91,67 Rata-rata 0 30,56 58,89 68,33 86,67 73,89 3 Ekstrak Daun 108mg/kgBB 1 0 66,67 100 111,1 133,3 55 Sirih 2 0 70 90 100 100 90 3 0 63,63 90,90 100 100 100 Rata-rata 0 66,76 93,63 103,7 118,18 81,67 4 Ekstrak Daun 216mg/kgBB 1 0 70 100 110 130 110 Sirih 2 0 45,45 72,72 81,81 90,90 81,81 3 0 45,45 63,63 81,81 109,09 63,63 Rata-rata 0 53,63 78,78 91,20 109,99 85,15 5 Ekstrak Daun 432mg/kgBB 1 0 36,36 72,72 72,72 81,81 72,72 Sirih 2 0 40 70 80 90 70 3 0 50 70 80 100 90 Rata-rata 0 42,12 70,90 77,57 90,60 77,57

Kel Perlakuan Dosis N Waktu pengamatan (jam) 0 1 2 3 4 5 1 Kontrol negatif 2ml/200gBB 1 0 111,1 122,2 122,2 144,4 122,2 (Na CMC 1%) 2 0 100 111,1 122,2 133,3 122,2 3 0 81,81 118,2 127,3 136,4 118,2 Rata-rata 0 97,64 117,2 123,9 138,03 120,86 2 Kontrol Positif 5,14mg/kgBB 1 0 82 59,08 50,90 44,59 42,72 (Na diklofenak) 2 0 70 46 42,72 39,98 50,90 3 0 49,06 43,60 41,08 26,68 22,44 Rata-rata 0 67,02 49,38 44,90 37,08 38,68 3 Ekstrak Daun 108mg/kgBB 1 0 40 18,16 9,08 7,68 33,16 Sirih 2 0 30 19 18,16 24,98 26,35 3 0 22,22 23,09 21,44 13,35 15,39 Rata-rata 0 30,74 20,08 16,23 15,34 24,96 4 Ekstrak Daun 216mg/kgBB 1 0 37 18,16 9,98 9,97 9,98 Sirih 2 0 54,55 34,54 33,05 31,80 33,05 3 0 44,44 46,16 35,73 20,02 46,16 Rata-rata 0 45,33 32,95 26,25 20,59 29,73 5 Ekstrak Daun 432mg/kgBB 1 0 67,72 40,50 40,50 43,34 40,49 Sirih 2 0 60 37 34,53 32,48 42,72 3 0 38,88 40,77 37,15 26,68 23,85 Rata-rata 0 55,38 39,42 37,39 34,16 35,68

1. % udem ekstrak daun sirih dosis 108 mg/kgBB a. Tikus pertama jam ke-1

% Udem = (X)t – (X)o x 100% (X)o = 0,30 – 0,18 x 100% 0,18 = 66,67 %

b. Tikus kedua jam ke-1

% Udem = (X)t – (X)o x 100% (X)o

= 0,34 – 0,20 x 100% 0,20

= 70 %

c. Tikus ketiga jam ke-1

% Udem = (X)t – (X)o x 100% (X)o

= 0,36 – 0,22 x 100% 0,22

% inhibisi udem = a – b x 100% a

= 111,1% – 66,67% x 100% 111,1%

= 40 %

b. Tikus kedua jam ke-1

% inhibisi udem = a – b x 100% a

= 100% - 70% x 100% 100%

= 30 %

c. Tikus ketiga jam ke-1

% inhibisi udem = a – b x 100% a

= 81,81% - 63-63% x 100% 81,81%

1. Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov dan Uji Homogenitas Levene Terhadap persen inhibisi geliat pada tiap kelompok perlakuan

a. Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov

Tujuan : untuk mengetahui kenormalan data sebagai syarat uji ANOVA Hipotesis

Ho : Data persen inhibisi geliat yang terdistribusi normal Ha : Data persen inhibisi geliat yang tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan

Jika nilai signifikan ≥0,05 maka Ho diterima Jika nilai signifikan ≤0,05 maka Ho ditolak

Persen inhibisi geliat

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hasil

N 15

Normal Parametersa Mean 59.6080

Std. Deviation 3.33299E1

Most Extreme Differences Absolute .210

Positive .182

Negative -.210

Kolmogorov-Smirnov Z .813

Asymp. Sig. (2-tailed) .522

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : Ho diterima artinya uji normalitas persen inhibisi geliat seluruh kelompok hewan uji terdistribusi normal.

Tujuan : Untuk melihat data persen inhibisi analgetik homogen atau tidak. Hipotesis

Ho : Data persen inhibisi geliat bervariasi homogen Ha : Data persen inhibisi geliat bervariasi tidak homogen

Pengambilan keputusan

Jika nilai signifikansi maka ≥0,05 Ho diterima Jika nilai signifikansi maka ≤0,05 Ho ditolak

Persen inhibisi geliat

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

5.654 4 10 .012

Keputusan : Hasil data signifikan (ρ = 0,012) lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa varian data tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis karena syarat homogenitasnya belum terpenuhi.

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data persen inhibisi geliat mencit pada semua kelompok perlakuan yang tidak memenuhi syarat pengujian ANOVA

Hipotesis

Ho : Data persen inhibisi geliat mencit tidak berbeda secara bermakna Ha : Data persen inhibisi geliat mencit berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak Persen inhibisi geliat

Test Statisticsa,b

Hasil

Chi-Square 13.329

df 4

Asymp. Sig. .010

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kelompok

Keputusan : Data persen inhibisi geliat mencit pada semua kelompok berbeda secara bermakna maka dilanjutkan dengan BNT menggunakan metode LSD. Uji BNT merupakan uji lanjutan yang dilakukan apabila hasil pengujian menunjukkan adanya perbedaan nilai secara bermakna. Tujuannya adalah untuk menentukan kelompok mana yang memberikan nilai yang berbeda secara bermakna dengan kelompok lainnya.

Tujuan : Untuk mengetahui persen inhibisi geliat yang bermakna di antara kelima kelompok perlakuan.

Hipotesis :

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang bermakna di antara kelima kelompok perlakuan.

Ha : Terdapat perbedaan yang bermakna di antara kelima kelompok perlakuan.

Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak Persen inhibisi geliat

Multiple Comparisons

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol negatif Kontrol positif -87.53667* 3.71939 .000 -95.8240 -79.2493

Dosis rendah -54.91000* 3.71939 .000 -63.1973 -46.6227

Dosis sedang -70.79333* 3.71939 .000 -79.0807 -62.5060

Dosis tinggi -84.80000* 3.71939 .000 -93.0873 -76.5127

Kontrol positif Kontrol negatif 87.53667* 3.71939 .000 79.2493 95.8240

Dosis rendah 32.62667* 3.71939 .000 24.3393 40.9140

Dosis sedang 16.74333* 3.71939 .001 8.4560 25.0307

Dosis tinggi 2.73667 3.71939 .479 -5.5507 11.0240

Dosis rendah Kontrol negatif 54.91000* 3.71939 .000 46.6227 63.1973

Kontrol positif -32.62667* 3.71939 .000 -40.9140 -24.3393

Dosis sedang -15.88333* 3.71939 .002 -24.1707 -7.5960

Dosis rendah 15.88333* 3.71939 .002 7.5960 24.1707

Dosis tinggi -14.00667* 3.71939 .004 -22.2940 -5.7193

Dosis tinggi Kontrol negatif 84.80000* 3.71939 .000 76.5127 93.0873

Kontrol positif -2.73667 3.71939 .479 -11.0240 5.5507

Dosis rendah 29.89000* 3.71939 .000 21.6027 38.1773

Dosis sedang 14.00667* 3.71939 .004 5.7193 22.2940

Keterangan : * berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05 Kesimpulan :

1. Kelompok kontrol negatif berbeda secara bermakna dengan kelompok kontrol positif dan seluruh kelompok dosis pada taraf uji 0,05.

2. Kelompok kontrol positif berbeda secara bermakna dengan kelompok dosis rendah dan dosis sedang sedangkan dengan kelompok dosis tinggi tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05.

3. Data persen inhibisi geliat semua kelompok dosis ekstrak memperlihatkan adanya perbedaan secara bermakna antara ketiga dosis tersebut pada taraf uji 0,05.

1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Uji Homogenitas Levene terhadap persen inhibisi udem kaki tikus

a. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Tujuan : Untuk melihat distribusi data persen inhibisi udem kaki tikus Hipotesis

Ho : Data persen inhibisi udem kaki tikus tidak terdistribusi normal Ha : Data persen inhibisi udem kaki tikus terdistribusi normal

Pengambilan keputusan

Jika nilai signifikansi maka ≥ 0,05 Ho diterima Jika nilai signifikansi maka ≤ 0,05 Ho ditolak Persen inhibisi udem

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jam1 Jam2 Jam3 Jam4 Jam5

N 15 15 15 15 15

Normal Parametersa Mean 39.7247 28.4040 24.9547 21.4367 25.8140

Std. Deviation 2.58721E1 1.88121E1 1.75570E1 1.56372E1 1.75471E1

Most Extreme Differences Absolute .138 .161 .211 .123 .132

Positive .138 .134 .136 .115 .129

Negative -.125 -.161 -.211 -.123 -.132

Kolmogorov-Smirnov Z .533 .624 .817 .476 .511

Asymp. Sig. (2-tailed) .939 .831 .517 .977 .957

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : Uji normalitas persen inhibisi udem kaki tikus seluruh kelompok hewan uji terdistribusi normal.

Tujuan : Untuk melihat data persen inhibisi udem kaki tikus homogen atau tidak.

Hipotesis

Ho : Data persen inhibisi udem kaki tikus bervariasi homogen Ha : Data persen inhibisi udem kaki tikus tidak bervariasi homogen

Pengambilan keputusan

Jika nilai signifikansi ≥ maka 0,05 Ho diterima Jika nilai signifikansi ≤ maka 0,05 Ho ditolak Persen inhibisi udem

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Jam1 2.393 4 10 .120

Jam2 3.937 4 10 .036

Jam3 6.754 4 10 .007

Jam4 1.725 4 10 .221

Jam5 2.581 4 10 .102

Keputusan : Uji homogenitas persen inhibisi udem telapak kaki tikus seluruh kelompok hewan uji bervariasi homogen kecuali persen inhibisi telapak kaki tikus pada jam ke-2 dan jam ke-3 (ρ ≥ 0,05)

Kesimpulan : Data persen inhibisi udem telapak kaki tikus jam ke-1, jam ke-4 dan jam ke-5 dapat dilanjutkan dengan ANAVA karena syarat normalitas dan homogenitasnya telah terpenuhi, sedangkan data persen inhibisi udem telapak

2. Uji Kruskal Wallis dan BNT (Beda NYata Terkecil) terhadap persen inhibisi udem kaki tikus.

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data persen inhibisi udem kaki tikus untuk data yang tidak memenuhi syarat pengujian ANOVA

Hipotesis

Ho : Data persen inhibisi udem kaki tikus tidak berbeda secara bermakna Ha : Data persen inhibisi udem kaki tikus berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak Persen inhibisi udem

Test Statisticsa,b

Jam2 Jam3

Chi-Square 11.175 12.791

df 4 4

Asymp. Sig. .025 .012

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kelompok

Keputusan : Data persen inhibisi udem telapak kaki tikus jam ke-2 dan jam ke-3 berbeda secara bermakna maka dilanjutkan dengan uji BNT menggunakan metode LSD. Uji BNT merupakan uji lanjutan yang dilakukan apabila hasil pengujian

bermakna dengan kelompok lainnya.

Uji BNT (LSD) persen inhibisi udem jam ke-2 dan jam ke-3

Multiple Comparisons

Dependent

Variable (I) Kelompok (J) Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

Jam2 Kontrol negatif Kontrol positif -49.56000* 6.09568 .000 -63.1420 -35.9780

Dosis rendah -20.08333* 6.09568 .008 -33.6654 -6.5013

Dosis sedang -32.95333* 6.09568 .000 -46.5354 -19.3713

Dosis tinggi -39.42333* 6.09568 .000 -53.0054 -25.8413

Kontrol positif Kontrol negatif 49.56000* 6.09568 .000 35.9780 63.1420

Dokumen terkait