BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Orang tua
Untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan pendidikan seks pada anak serta meningkatkan pemahaman mengenai perkembangan seksual pada anak dan pendidikan seks berdasarkan usia anak khususnya pada anak usia prasekolah.
2. Instalasi pendidikan anak usia dini
Dapat memasukan pendidikan seks sebagai salah satu program pendidikan baik untuk anak usia prasekolah maupun pada orang tua.
3. Perawat komunitas
Dapat menjalankan perannya sebagai edukator dan konselor baik bagi orang tua maupun anak terkait dengan perkembangan seksual pada anak dan pendidikan seks anak usia prasekolah dalam meningkatkan pentingnya pemberikan pendidikan seks sejak dini.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Perlu diadakannya penelitian yang lebih mendalam lagi tentang pengalaman ibu dalam memberikan pendidikan seks pada anak usia prasekolah (3 hingga 6 tahun) dalam waktu yang lebih lama dan
pendidikan seks pada anak pun dapat diteliti oleh peneliti selanjutnya untuk melihat peran serta orang tua selain ibu dalam memberikan pendidikan seks pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Almeida, Ana Carla Campos Hidalgo De & Centa, Maria De Lourdes. Parents Experience With The Sexual Education Of Their Children: Implications For Nursing Care. ACTA. 2008
Andika Alya. Ibu Dari Mana Aku Lahir? Cara Cerdas Mendidik Anak Tentang Seks. Yogyakarta: Pustaka Grhatama. 2010
Asmani, Jamal Ma’mur. Managemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Diva Press. 2009
Baharits Adnan Hasan Shalih. Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-laki. Jakarta: Gema Insani Press. 2005
Bastable, Susan B. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip dan Pembelajaran. Jakarta: EGC. 2002
Bkkbn. 2010. Mengapa Perlu Pendidikan Seks.
http://kepri.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/AllItems.aspx. Diakses pada 25
Desember 2012 pukul 10.30 WIB
BKKBN. 2013. Selama Januari Terjadi 42 Kasus Pelecehan Seksual Pada Anak. http://dkijakarta.bkkbn.go.id/Lists/Berita/DispForm.aspx?ID=698&Conten
tTypeId=0x0100A28EFCBF520B364387716414DEECEB1E. Diakses
pada tanggal 25 april 2013 pukul 19.53 WIB.
Bulecheck Gloria M. Butcher Howard K. Dochterman Joanne M & Wegner
Cheryl. Nursing Intervention Classification (NIC) Sixth Edition. Elsevier. 2013
Dharma, Kusuma. Metodelogi Penelitian Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Cetakan Pertama. Jakarta: CV. Trans Info Media. 2011
El- Qudsy, Hasan. Ketika Anaka Bertanya Tentang Seks, Panduan Islami Bagi Orang Tua Mendampingi Anak Tumbuh Menjadi Dewasa. Solo: Tinta Medina. 2012
Elliott Sinikka. Parents’ Constructions of Teen Sexuality: Sex Panics, Contradictory Discourses, and Social Inequality. North Carolina State University Symbolic Interaction Volume 33Number 2, 2010
Hasan, Maimunah. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Diva Press. 2009
Iskandar. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press. 2009 Johnson, Kerri L., Tassinary, Louis G., & Lurye, Leah E. Sex Categorization
Among Preschool Children: Increasing Utilization Of Sexually Dimorphic Cues. Child Development, Volume 81, Number 5, Pages 1346-1355. 2010 KBBI, 2013. www.KamusBahasaIndonesia.org. Diakses pada tanggal 27 April
2013 pukul 20.38 WIB
_________.http://kbbi.web.id/. Diakses pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 11.07 WIB.
Kenny, M.C & Wurtele, S. K. Toward Prevention of Childhood Sexual Abuse: Preschoolers’ Knowledge of Genital Body parts. In M. S. Plakhotnik & S. M. Nielsen (Eds.), Proceeding of the Seventh Annual College of Education Research Conference: Urban and Internasional Education Section (pp. 74-79). Miami: Florida Internasional University
Kliegman, Robert M. Nelson Textbook Of Pediatrics 19th Edition. United States of America: Saunders. 2011
Kurniawati, Tenti; Rahmat, Ibrahim & Lusmilasari, Lely. Hubungan antara persepsi ibu tentang pendidikan seks pada anak usia 0-5 tahun dengan sikap ibu dalam menerapkan pendidikan seks di Suronatan dan Serangan Notoprajan Yogyakarta. Jurnal kebidanan dan keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah, Yogyakarta. 2005
Kusumawati, Arum Tri. Hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang pendidikan seks dini dengan perkembangan perilaku seks pada anak 3-6 tahun di TK Cipto Rahayu Kec. Gedeg, Kab. Mojokerto. Jurnal keperawatan Bina Sehat. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. 2009
LAI, Ching Yuk. An Exploratory Study Of Parents’ Perceptions Of Teaching Sex Education In Hong Kong Preschool. The Hong Kong Institute Of Education. 2005
Lubis, Dina Putri Utami. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam mengajarkan pendidikan seksual pada anak usia 4-6 tahun di TK Dharma Bakti IV Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Samodra ilmu: jurnal kesehatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta. 2012
Madani, Yusuf. Pendidikan Seks Untuk Anak Dalam Islam: Panduan Bagi Orang
Tua, Guru, Ulama, Dan Kalangan Lainnya/ Yusuf Madani; Penerjemah,
Irwan Kurniawan; Penyunting, Yudi. –Cet. 1. Jakarta: Pustaka Zahra. 2003 Martin, Karin A & Luke, Katherine. Gender Differences In The ABC’s Of The Birds And The Bees: What Mothers Teach Young Children About
Sexuality And Reproduction. Department of Sociology, University of Michigan USA. 2010
Miller Kim S. Fasula E Amy M. Dittus E Patricia. Wiegand E Ryan E.
Wyckoff E Sarah & McNair Lily. Barriers and Facilitators to Maternal Communication with Preadolescents about Age-Relevant Sexual Topics. AIDS Behav (2009) 13:365–374 DOI 10.1007/s10461-007-9324-6
Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010
Nambambi Ndishishi M & Mufune Pempelani. What Is Talked About When Parents Discuss Sex With Children: Familiy Based Sex Education In Windhoek Namibia. Africa Journal Of Reproductive Health Desember 2011; 15(4):\2Q
Narendra, M. B. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: PT. Sagung Seto. 2002
Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. 2005
Novita, Windya. Serba-Serbi Anak, yang Perlu Diketahui Seputar Anak dari dalam Kandungan Hingga Masa Sekolah. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2007
Pinem Saroha. Kesehatan Reproduksi Dan Kontrasepsi. Jakarta: Tim. 2009 Potter, Patricia A. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan
Praktik, Edisi 4. Jakarta: EGC. 2005
Rimm Sylvia. Mendidik dan menerapkan disiplin pada anak prasekolah. Jakarta: gramedia pustaka utama. 2003
Roqib, Moh. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: LKis. 2009
Saringendyanti W, E. Pendidikan Seks untuk Anak. Jakarta: Puspa Swara. 1998 Saryono & Anggraeni, Mekar Dwi. Metodelogi Penelitian Kualitatif dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010
Setiadarma Monty P. Pura-Pura Sakit Untuk Mencari Simpati (Sindroma Munchausen) Sebuah Kajian Psikologis. Jakarta: Pustaka Populer Obor. 2002
Skripsiadi, Erwin J. Pendidikan Dasar Seks Untuk Anak Sebagai Panduan Diskusi Dalam Keluarga. Yogyakarta: Curiosita. 2005
Steubert, Helen J & Carpenter, Dona R. Qualitative Research in Nursing: Advancing the Humanistik Imperative. USA: Lippincott. 2003
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. 2010
Sumantri, Arif. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana Prenada. 2011 Sunaryo. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. 2004
Supartini, Yupi. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. 2004 Tripathi Niharika & Sekher T V. Youth in India Ready for Sex Education? Emerging Evidence from National Surveys. International Institute for Population Sciences, Deonar, Mumbai, Maharashtra, India. 2013
Walker, Joy L. A Qualitative Study Of Parents’ Experience Of Providing Sex Education For Their Children: The Implications For Health Education. SAGE Publication Health Education Journal 2001; 60; 132. 2001
Wasis. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC. 2008
Wawan, A dan Dewi, M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan. Perilaku Manusia.. Yogyakarta : Nuha Medika. 2010
Wilson Ellen K. Dalberth Barbara T. Koo Helen P & Gard Jennifer C. Parents’ Perspectives on Talking to Preteenage Children About Sex. Perspectives on Sexual and Reproductive Health, 2010, 42(1):56–63, doi: 10.1363/4205610 U.S.
Wong, Donna L. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, Edisi 6. Jakarta: EGC. 2008
Pedoman Wawancara
1. Apa saja yang ibu/bapak ketahui mengenai organ-organ seksual pada manusia?
2. Apa fungsi dari organ-organ seksual yang ibu/bapak sebutkan tadi?
3. Perubahan fisik apa saja yang akan terjadi pada anak ketika anak tumbuh remaja hingga dewasa? Sebutkan!
4. Apakah ibu/bapak sudah menjelaskan secara sederhana mengenai organ-organ seksual manusia serta fungsinya dan perubahan fisik yang akan terjadi pada anak usia 3 hingga 6 tahun ini?
Jika ya, bagaimana cara ibu/bapak menjelaskan hal tersebut kepada anak? 5. Bagaimana respon anak ketika ibu/bapak menjelaskan hal tersebut?
6. Bagaimana perasaan ibu/bapak ketika menjelaskan hal tersebut pada anak? 7. Hal-hal apa saja yang mendukung ibu/bapak dalam mengajarkan hal
tersebut kepada anak?
8. Apa saja kesulitan yang ibu/bapak rasakan ketika mengajarkan hal tersebut kepada anak?
9. Apa yang Ibu/Bapak ketahui mengenai pendidikan seks usia dini?
10.Sejak kapan sebaiknya pendidikan seks itu diberikan pada anak menurut ibu/bapak? Pada usia berapa?
11.Seberapa pentingkah pendidikan seks untuk anak Ibu/Bapak khususnya pada anak usia 3 hingga 6 tahaun?
12.Pendidikan seks apa saja menurut Ibu/Bapak yang dapat diberikan pada anak usia 3 hingga 6 tahun?
13.Sikap atau perilaku dan pertanyaan apa saja yang ditunjukan anak Ibu/Bapak terkait masalah seks?
14.Bagaimana sikap Ibu/Bapak dalam mengahapi perilaku atau sikap serta pertanyaan anak terkait masalah seks yang dilakukan oleh anak 3 hingga 6 tahun?
15.Apakah Ibu/Bapak menggunakan sumber informasi dalam memberikan pendidikan seks pada anak? Dari mana?
16.Apa ibu/bapak mendapatkan pengajaran mengenai pendidikan seks sebelumnya? Kapan dan oleh siapa?
17.Dari bapak maupun ibu siapa yang paling berperan aktif untuk menjelaskan mengenai pendidikan seks pada anak?
Matrikulasi Analisa Data
Pernyataan signifikan Kategori Subtema Tema P1 P2 P3 P4 P5 P6 “anak saya lebih dekat ya sama
saya. kalau tanya apa-apa juga ke saya. Kalau bapaknya kan kerja.” Ibu selaku pem beri pend idika n seks utam a pada anak
Orang tua yang berpera n aktif dalam member ikan pendidi kan seks pada anak
“seks itu suatu ilmu tapi yang anak kecil boleh mempelajarinya tapi dengan point-pointnya tersendiri gtu. Maksudnya anak-anak ini masih belom sampe kesenggama, jadi ke alat kelaminnya itu apa dan fungsinya.”
Mengajarkan men gena i alat kela min dan fung siny a.
Makna pendidikan seks Persepsi orang tua mengen ai pendidi kan seks pada anak
“biar ga melenceng dari norma
yang tak terduga, biar
ga dapet fitnah juga.” untuk kehi dupa nnya kela k. “diberi tahu bagaimana bahayanya
berhubungan seks bebas. Apa apa saja ya yang harus dia ketahui untuk dihindari. Bahaya seks beba s.
“ya tentang masa remaja dia masa pubernya atau masa baliqnya gitu.”
Masa pubertas
“Pendidikan seks ya penting” Penting Tingkat kepentingan pendidikan seks itu untuk anak
“Sekitar lima tahun gitu karena anak segitu kan dia mulai bisa bertanya.”
Usia 5 tahun saat anak mula i berta nya.
Usia anak untuk mendapatk anpendidik an seks itu diberikan pada anak.
“baiknya usia sekolah dasar.” Usia sekolah
dewasa pasti diajarin.” belum pant as diber ikan pend idika n seks. “Paling kalau anak bertanya baru
dijelaskan.” Orang menjtua elask an jika anak berta nya saja.
“Kalau usia segini kasih tahu yang bisa dia mengerti aja.” Dijelaskan sese derh ana mun gkin.
“Alat kelamin dan payudara.” Organ reproduksi ekste rnal
Organ seksualitas Pengetahuan orang tua mengen
ai seksuali tas.
“Muka atau wajah” Wajah
“Fungsi alat kelamin untuk buang air kecil dan berhubungan seksual.” Eliminasi urin Hubungan seks ual Fungsi organ seksualitas
“pada perempuan bisa juga untuk
melahirkan” Jalan lahir
“wanita bisa untuk menstruasi” Saluran untuk men galir kan dara h men strua si
“kalau payudara pada wanita
untuk menyusui.” menyusui
“Payudara misalkan untuk pria bisa meningkatkan gairah.”
Peranan seksual
“untuk menyukai, untuk menambah
semangat.”
Hasrat seksual
menstruasi dan
payudara membesar.” Pertumbuhan payu dara
seksual pada anak “Perubahan badan.” Perubahan bentuk
tubu h
“Perubahan suara pada laki-laki.” Perubahan suara
“Tumbuhnya rambut di bagian tertentu kaya kumis atau jenggot.” Tumbuh rambut di daer ah terte ntu.
“sikapnya lebih dewasa.” Perubahan sikap
“kalau dia punya suami bisa berhubungan dengan suaminya.” Dapat berh ubun gan seks ual
“Terus kalau laki-laki baliqnya
kan mimpi gitu kan” Mimpi basah
“payudaranya bisa mengeluarkan air susu kalau dia melahirkan.”
Mengeluarkan ASI Melahirkan
“ada malu.” Timbul perasaan
malu
“Kan ibu-ibu suka ngumpul kan? Dari informasi mereka juga bisa.”
Dari orang lain
“Dari TV” TV
“Paling aku pernah baca di majalah waktu itu pernah ada, baca di majalah atau di Koran” Majalah atau kora n
“Ya tahunya ya dari belajar dari
sekolah dari biologi” Dari guru di seko lah
Riwayat pendidikan seks orang tua
“iya suka bertanya. kalau lagi dia liat gitu suka bertanya. ya dijelaskan sebisanya kita aja ngejelasinnya gitu.” Menjelaskan sede rhan a jika anak berta nya.
Sikap orang tua terkait pertanyaan anak
Sikap orang tua dalam member ikan pendidi kan seks pada anak.
“kok laki-laki punya panjang, kalau perempuan ga ada katanya gitu. Ya belom terlalu di ini sih..paling dia bilang dipotong abis ya? Ya dipotong abis, Mengiyakan pern yata an anak
makanya jangan nakal, kalau nakal nanti dipotong abis kaya ibu.”
“kalau kemaluannya sendiri dia suka pegang. jangan kaka kotor.”
Melarang nya Sikap orang tua terkait perilaku seksual anak.
“palingan anak gatel aja, paling digaruk-garuk gitu aja. disuruh cebok ke kamar mandi.” Menganggap bah wa anak gatel .
“Paling sering kita kasih tahu kalau perbuatan kaya gitu engga baik
takutnya kalau dia dibiarkan takut keterusan.” Dinasehati bahwa tinda kan itu tidak baik
“biar dia lebih mengenal dan
mengerti.” Biar anak tahu Faktor pendukung Faktor-faktor yang mempe ngaruhi orang tua dalam member ikan
pendidi kan seks pada anak “Kalau lagi ga bete ya pengen
ngejelasin, saya jelasin.”
Kalau lagi ada kein gina n saja.
“paling buat jaga diri” Jaga diri
“Karna anak saya ga pernah bertanya jadi saya belom pernah ngajarin.”
“Biar dia ga cari tau diluar jadi
dia ga salah dalam mengambil informasi.” Agar tidak men dapa tkan infor masi yang salah dari luar.
“belom ada sih sampai sekarang.” Belum ada kesu litan
“Kesulitannya ya kalau dia nanya yang macem-macem lagi. Saya binggung jawabnya.” Mengalami kebi nggu ngan untu k menj awa b.
“Takut dibilang kotor.” Tabu
“perasaannya malu juga ketika
menjelaskannya.” Merasa malu
“Jadi dia yang dipertanyakan itu lagi…itu lagii..jadi saya tuh kalau dibilang bosen ya bosen.”
Merasa bosen
“takut dia ngomong sama
temen-temennya.” Takut menanak gata kan kepa da tema nnya .