• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA JUDUL (Halaman 59-97)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Saran yang disampaikan merupakan saran yang ditujukan kepada pengelola STW Karya Bhakti, yaitu:

1. Asuhan keperawatan terkait risiko jatuh harus diberikan kepada setiap lansia yang memiliki risiko jatuh berupa latihan keseimbangan minimal dilakukan tiga kali dalam sepekan dengan durasi minimal 30 menit;

2. Latihan keseimbangan dapat dilatih kepada setiap lansia yang memiliki risiko jatuh;

3. Evaluasi risiko jatuh dievaluasi setiap tiga bulan sekali dengan melakukan penilaian jatuh menggunakan skala jatuh Morse dan skala keseimbangan Berg;

4. Perlu adanya perhatian khusus terhadap bidang perawatan dengan menempatkan perawat menjadi penanggung jawab wisma yang nantinya dapat melaksanakan asuhan keperawatan terkait risiko jatuh secara komprehensif.

Universita s Indone sia

49

DAFTAR PUSTAKA

Af’idah, et.al. (2008). Studi Risiko Jatuh Melalui Pemeriksaan Dynamic Gait Index (DGI) Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo SurabayA: Penelitian mahasiswa Fakultas Keperawatan

Anonym. (2004). Lansia Wanita Harus Lebih Dimanja. Diunduh pada

http://www.balikpapan.go.id/index.php?option=com_contentdantask=viewdan id=2904danItemid=0 pada tanggal 27 Juni 2013 pukul 22.00 pada tanggal 27 Juni 2013 pukul 22.00

Arnen, Z. (2012). Definisi Kota. Diunduh pada http://edukasi.kompasiana.com/201 2/03/01/definisi-kota-443157.html pada tanggal 28 Juni 2013 pukul 12.00 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. 2010. Laporan Nasional

Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Jakarta: Depkes RI

Ballard, J.E., et. al. (2004). The Effect Of 15 Weeks Of Exercise On Balance, Leg Strength, And Reduction In Falls In 40 Women Aged 65 To 89 Years. Journal Am Med Womens Association

Barnedh, H., Sitorus, F., dan Ali, W. (2006). Penilaian Keseimbangan menggunakan Skala Keseimbangan Berg pada Lansia di Kelompok lansia Puskesmas Tebet. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Tesis

Bogle Thorbahn, L.D., dan Newton, R.A. (1996). Use Of The Berg Balance Test To Predict Falls In Elderly Persons. Physical Therapy, Vol.76, 6, 576-585. Brown, J.B., Bedford, N.K., dan White, S.J. (1999). Gerontological Protocols for

Nurse Practitioners. Philadelphia: Lippincott Williams dan Wilkins

Carmeli, E., Reznick, A.B., Coleman, R., dan Carmeli, V. (2000). Muscle Strength And Mass Of Lower Extremities In Relation To Functional Abilities In Elderly Adults. Journal of Gerontology, 46: 249-257.

Carpino, Chris. (2006). New ideas in Balance and Falls Prevention 3 ed. St.Louis: Elsevier Saunders

Carter, N.D., Kannus, P., dan Khan, K.M. (2001). Exercise In The Prevention Of Falls In Older People: A Systematic Literature Review Examining The Rationale And The Evidence. Journal Sports Medicine: Volume 31 (6): 427-438

Colon-Emeric, C.S. (2002). Falls In Older Adults: Assessment And Intervention In primary care. Journal Hospital Physician, 55-66

Darmojo, B.R, dan Martono, H.H. (2004). Buku ajar Geriatrik; Ilmu kesehatan lanjut usia, Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Data riskesdas.(2007). Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyebab Kematian Terbanyak

Di Indonesia. Diunduh pada http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press- release/1637-penyakit-tidak-menular-ptm-penyebab-kematian-terbanyak-di-indonesia.html pada tanggal 27 Juni 2013 pukul 20.00

DeLaune, S.C dan Ladner., P.K. (2002). Fundamentals Of Nursing: Standard dan Pranctice.Clifton Park: Thomson Learning, Inc

Dharmmika, S., Pandji, T.D., dan Laksmi, W. (2005). Pengaruh Latihan Stabilitas Postural terhadap Keseimbangan Fungsional pada Pasien Polineuropati

Diabetik Anggota Gerak Bawah. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Tesis

Doenges, et. Al. (2008). Nursing Diagnosis Manual: Planning, Individualizing, and Documenting Client Care. Philadelphia: F.A. Davis Company

Fefendi. (2008). Latihan Keseimbangan Postural pada Lansia. Diunduh dari http://www.indonesiannursing.com, tanggal 28 Juni 2013 pukul 20.00

Hamid, A. (2007). Penduduk Lanjut Usia Di Indonesia Dan Masalah

Kesejahteraannya. Diunduh pada

http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Newsdanfile=printdansid=522

diunduh pada tanggal 25 Juni 2013 pukul 15.30

Harahap,J dan Amelia, R. (2010). Program Pelayanan Usia Lajut. Diunduh pada

http://www.google.co.id/url?sa=tdanrct=jdanq=danesrc=sdansource=webdanc d=2dancad=rjadanved=0CDMQFjABdanurl=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id %2Fcourse%2Fdownload%2F1110000112-dermatomusculoskeletal-system%2Fdms146_slide_program_pelayanan_kesehatan_usia_lanjut.pdfdan ei=4XTbUa2NKIjlrAeetYCIDwdanusg=AFQjCNEuqIzJ3bUXyJmDmwruX

mX7ZLbLVAdansig2=I4E560NmRoP-bVczaw28HQdanbvm=bv.48705608,d.bmk tanggal 9 Juli 2013

Maryam, S.R., dkk (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Maryam, S.R. (2009). Pengaruh Latihan Keseimbangan Fisik Terhadap Keseimbangan Tubuh Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Wilayah Pemda DKI Jakarta. Universitas Indonesia: Tesis

Miller, C.A. (2004). Nursing for Wellness in Older Adults. Theory and Practice. Philadelphia: Lippincott Williams dan Wilkins

Morse, J. (1997). Preventing Patient Falls Thousand Oaks. California: SAGE Publications, Inc

Morse Falls Scale. http://cf.networkofcare.org/library/Morse%20Fall%20Scale.pdf

diunduh pada tanggal 25 Juni 2013 pukul 15.30

NANDA International. (2012). Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell

Nataprawira, I. (2012). Strategi Customer Relations Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia V Jelambar Jakarta Barat Melalui Pendekatan Model Communicative Competence. Universitas Indonesia: Skripsi

Newton, R.A.(2003). Balance and Falls Among Older People. Journal The American Society on Aging, 1, 27-31

Piotrowski, A., dan Cole, J. (1994). Clinical Measures of Balance and Functional Assessment in Elderly Persons. Australian Journal Physiotherapy, Vol.40,3, 183-188

Pudjiastuti, S.S., dan Utomo, B. (2003). Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC. Puffer, J.C. (1996). Tai Chi an innovative approach to reduce falling in the elderly.

Journal Watch Dermatology

Rose, D.J. (2003). Berg Balance Scale. Diunduh pada http://www.aahf.info/pdf/Berg_ Balance_Scale.pdf

Skelton, D.A. (2001). Effects of physical activity on postural stability. Journal Age and Ageing, 30-S4, 33-39.

Siburian, P. (2007). Empat Belas Masalah Kesehatan Utama Pada Lansia. Diunduh pada http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_contentdanview= articledancatid=28:kesehatandanid=3812:empat-belas- masalah-kesehatan-utama-pada-lansia pada tanggal 25 Juni 2013 pukul 20.30

Siswono. (2006). Menabung Kalsium untuk Kesehatan Tulang. Diunduh pada http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews tanggal 25 Juni 2013 pukul 20.30 Stanley, M. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

Stanley, M.dan Beare, P. G. (2007). Buku ajar keperawatan gerontik. Jakarta: EGC Steffen, T.M., Hacker, T. A., dan Mollinger, L. (2002). Age and gender-related test

performance in community-dwelling elderly people: Six Minute Walk Test, Berg Balance Scale, Timed Up dan Go Test, and Gait Speeds. Journal Physical Therapy, Vol. 82, 2.

Stocklager, Jaime dan Schaeffer, Liz. (2008). Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta: EGC.

Undang-undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia di unduh pada

http://www.dpr.go.id/uu/uu1998/UU_1998_13.pdf pada tanggal 24 Juni 2013 pukul 13.05

Wiramihardja, T.S. (2005). Manfaat Latihan Tai Chi Chuan terhadap Keseimbangan pada Penderita Osteoartritis Lutut. Universitas Indonesia: Tesis

Universita s Indone sia

LAMPIRAN A. PENGKAJIAN

NAMA PANTI : STW Karya Bakti Ria Pembangunan ALAMAT PANTI : Jalan Karya Bakti No.2 Cibubur TANGGAL MASUK : Sabtu, 15 Maret 2008

NO. REGISTER : B18

I. IDENTITAS

A. Nama : Tjahaja Chaerani Siregar B. Jenis Kelamin : Perempuan

C. Umur : 66 tahun 7 bulan D. Agama : Islam

E. Status Perkawinan : Tidak Menikah F. Pendidikan terakhir : BA- Sarjana Muda G. Pekerjaan : Pensiunan Guru H. Alamat rumah : Gintung Ciputat

II. ALASAN KUNJUNGAN KE PANTI/PUSKESMAS

Klien ingin tinggal di STW atas kemauan sendiri untuk bertemu dengan teman sebaya yang bisa diajak berkomunikasi dan supaya tidak merasa kesepian.

III. RIWAYAT KESEHATAN

A. Masalah kesehatan yang pernah dialami dan dirasakan saat ini Pada tanggal 3 januari 1995 mengalami stroke ringan dan dilakukan perawatan di RS Mitra Bekasi Barat selama 15 hari, gejala berawal dari kaki yang bengkak, tiba-tiba mulut pelo sehingga ucapan klien saat mengajar sulit untuk dipahami, sesaat setelah itu klien ingin mengambil pulpen yang terjatuh dari meja, namun tangan kanan menjad i kaku dan sulit untuk mengambil pulpen tersebut, kemudian klien terjatuh dan lemah

seluruh tubuhnya. Terjadi kelemahan pada area tangan kanan. Pada kaki kiri klien mengalami osteoporosis sehingga terjadi kelemahan pada kaki kiri dan sulit digunakan untuk menopang tubuh melakukan aktivitas. Klien juga memiliki riwayat hipertensi, TD klien pernah mencapai 200/100 mmHg. Saat ini klien juga terlihat obesitas dengan IMT 34. B. Masalah kesehatan keluarga/keturunan

Ayah dan ibu klien meninggal karena stroke. Saudara kandung ke 1,2, dan 8 juga meninggal karena stroke dan penyakit jantung. Saudara kandung ke 9 juga sudah meninggal karena kanker darah. Klien menyampaikan bahwa di keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular.

IV. KEBIASAAN SEHARI-HARI A. Biologis

1. Pola Makan

Pola makan klien selama di STW sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh pihak dapur. Setiap harinya klien hanya makan nasi saat siang hari dan habis 1 porsi. Untuk sarapan pagi klien biasanya minum susu energen yang diberikan gula dan roti, saat jam 10,00 klien makan snack ringan seperti biscuit dan susu anlene. Sore hari klien makan biscuit lagi dan makan malam diganti dengan roti. Klien mengatakan jarang mengkonsumsi buah karena seringnya buah yang disediakan STW ialah pisang dan klien tidak menyukai pisang.

2. Pola Minum

Klien berusaha minum air putih yang banyak, setiap hari klien minum susu anlene dan energen masing- masing satu gelas ukuran 200ml, minum air putih kurang lebih 1 liter per hari.

3. Pola Tidur

Klien mengatakan tidak mengalami masalah tidur. Klien membiasakan diri untuk tidur malam mulai pukul 20.00. terbangun pukul 22.00 untuk BAK, sesaat dapat tidur kembali dan terbangun lagi pukul 24.00 untuk BAK lalu lanjut tertidur sampai dengan pukul 03.00. Pukul 03.00 sampai dengan pagi klien tidak dapat tertidur kembali karena bangun jam 3 pagi merupakan kebiasaan dari dahulu sejak berprofesi menjadi guru. Saat siang hari klien jarang untuk tidur siang, biasanya hanya tidur-tiduran di tempat tidur sambil menonton TV, namun terkadang juga menjadi ketiduran.

4. Pola Eliminasi

Klien mengatakan tidak mengalami masalah BAK dan BAB, tidak ada nyeri dan sakit dalam melakukan eliminasi, BAK saat siang hari kurang lebih 9 kali tergantung dari banyaknya minum, saat malam BAK 3 kali. Warna urin jernih, namun saat banyak mengkonsumsi obat warna urin menjadi kuning pekat. Jumlah urin sekali BAK sekitar 100 ml. BAB rutin dilakukan minimal 1x sehari, konsistensi normal, padat, dan berbau khas. Klien dapat melakukan proses eliminasi dengan mandiri.

5. Aktifitas Sehari- hari

Kagiatan sehari- hari yang dilakukan duduk berjemur di taman WK, berinteraksi dengan mahasiswa atau koas, makan di ruang makan, melakukan ibadah sholat di dalam kamar. Klien jarang mengikuti kegiatan panti seperti bermain angklung, senam, atau pengajian karena merasa fisiknya sudah lemah dan tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut. Namun jika ada kegiatan kelompok di wisma Bungur klien berusaha mengikuti dan menghadiri undangan tersebut.

Klien mengatakan tidak memiliki kegiatan rekreasi rutin di luar panti. Bagi klien berkumpul bersama keluarganya merupakan hiburan. Hiburan klien saat di wisma hanya nonton TV.

B. Psikologis

1. Keadaan Emosi

Keadaan emosi klien stabil, senang bercerita, sering tersenyum. Saat dilakukan pengkajian klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik, komunikasi lancar. Klien menceritakan bahwa dirinya sering dicibirkan oleh residen lainnya karena jalannya pincang, sering mendapat makanan dari saudara yang berkunjung, ataupun mengkomentari tentang penampilannya saat mengikuti acara kegiatan. Kondisi-kondisi seperti itu membuat klien malas untuk berinteraksi dengan residen lain di wisma Bungur. Namun, saat klien dicibir atau dikomentari klien hanya berusaha diam.

C. Sosial

1. Dukungan keluarga

Klien mendapatkan dukungan keluarga yang baik dari adik kandung dan keponakan-keponakannya. Baik adik atau keponakannya rutin berkunjung setiap sebulan sekali. Saat klien melaukan check up kesehatan di RS pihak keluarga juga mendampingi. Saat lebaran klien cuti dari STW untuk tinggal dan berkumpul bersama

saudara-saudaranya. Klien tidak menikah sehingga tidak ada suami dan anak-anak yang bisa memberikan dukungan.

2. Hubungan antar keluarga

Klien mengatakan hubungan antar keluarganya sangat harmonis. Klien sangat dekat dengan ibunya, dan ibunya hanya ingin di rawat oleh klien. Sampai dengan saat ini hubungan klien dengan adik dan kakak kandungnya masih sangat baik. Klien selalu menyampaikan apa

yang dirasakan kepada saudara-saudara yang datang ke STW saat menjenguk.

3. Hubungan dengan orang lain

Klien dapat membina hubungan interaksi yang baik dengan orang lain, namun klien tidak senang jika dicibir dan dikomentari tentang penampilannya sehingga klien tidak ingin berinteraksi dengan beberapa residen yang dianggap sering mencibir. Klien leb ih senang berinteraksi dengan perawat, mahasiswa magang, co ass. Klien mampu mengungkapkan perasaannya kepada orang lain,

D. Spiritual/Kultural 1. Pelaksanaan ibadah

Klien beragama islam dan sampai dengan saat ini berusaha melakukan ibadah dengan baik. Ibadah yang bisa dilakukan ialah sholat 5 waktu dengan posisi duduk di dalam kamar. Solat diusahakan untuk 5 waktu, namun terkadang ada waktu yang terlewat. Klien seringnya melakukan solat isya menjelang subuh. Kegiatan ibadah lainnya ialah berdzikir dan berdoa. Kegiatan pengajian hanya satu kali diikuti, karena saat pertama tersebut ada residen lain yang mengomentari penampilannya sehingga klien merasa sedih dan tidak ingin mengikuti pengajian lagi.

2. Keyakinan tentang kesehatan

Klien tidak memiliki keyakinan tertentu tentang kesehatannya, tidak ada ritual- ritual khusu yang dilakukan untuk meningkatkan status kegiatannya. Saat klien mengalami masalah kesehatan, klien segera mengunjungi dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk berkonsultasi.

E. Pemeriksaan Fisik 1. Tanda Vital

a. Keadaan umum: terlihat sehat, berjalan dengan kaki diseret. b. Kesadaran: CM c. Suhu: 37.1o C d. Nadi: 86x/menit e. Tekanan darah: 130/70mmHg f. Pernafasan: 18x/menit g. Tinggi badan: 154 cm h. Berat badan: 82 kg i. IMT: 34,2 j. LILA: 32,5 cm

2. Pemeriksaan sitematik dan kebersihan pe rorangan a. Kepala dan Leher

- Keadaan dan penampilan umum kepala : kepala bulat, simetris, tidak terdapat lesi. Keadaan dan penampilan umum rambut : rambut tebal, warna rambut putih (beruban), tidak mudah dicabut, kulit kepala dan rambut bersih (tidak ada kutu dan ketombe), rambut gimbal pendek, tidak bercabang, terdistribusi secara merata pada kulit kepala, tidak ada lesi pada kulit kepala

- Pada leher, tidak ada pembesaran KGB dan vena jugularis. - Mata : bersih, dilatasi pupil +/+ 2mm, konjungtiva

tidak anemis, alis mata simetris, sejajar, sklera tidak ikterik. Sekitar lensa agak putih (keruh). Mata kiri kanan jelas untuk melihat namun untuk membaca tulisan yang kecil klien menggunakan kacamata.

- Hidung : bersih, banyak terdapat bulu hidung, lesi tidak ada peradangan, tidak terdapat pengeluaran cairan

- Mulut : 3 Gigi depan tanggal, lidah bersih, lesi tidak ada, tidak ada sariawan, mukosa bibir lembab, tidak bau mulut

- Telinga : telinga sejajar mata, warna telinga sama dengan kulit wajah, lesi tidak ada, nyeri tidak ada, terdapat

pengeluaran cairan b. Dada/thorax

- Dada : Keadaan umum bentuk dada tegak, warna kulit sama, pergerakan dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri dada

- Paru-paru : tidak ada sesak, vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-

- Jantung : BJ 1, 2 normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop

c. Abdomen

I:Simetris, posisi abdomen lebih tinggi daripada dada pada posisi berbaring, tidak ada kemerahan, scar tidak ada, tidak ada tanda-tanda infeksi, umbilicus inverted dan bersih

A :BU yaitu 7x / mnt

P :suara timpani, nyeri tekan ataupun nyeri lepas abdomen tidak ada, nyeri ketuk pada ginjal kanan dan kiri (-)

P : abdomen teraba agak keras, limfa tidak teraba, ginjal tidak teraba

d. Ekstremitas

I : kulit tidak pucat, warna kulit sama dengan wa rna tubuh, tidak ada deformitas pada jari kaki, deformitas pada jari tangan kanan. Hanya saja cara berjalan klien seperti tidak seimbang, berjalan menyeret kaki dan berpegangan pada benda disekitarnya

P:Turgor kulit elastis, , capillary refill time kurang dari 3 detik, terdapat edema kaki kanan pitting edema 2.

P : Reflek bisep, trisep dan brakioradialis tangan kiri (+) sedangkan tangan kanan reflek bisep dan trisep (+) dan brakioradialis (-), Reflek Patela + /+

++ ++ ++ ++ _ _ e. Lain- lain

Reflek mata terhadap cahaya: Mata kanan (+) / mata kiri (+) Kekuatan otot : 3 4 4 4 5 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 f. Keadaan lingkungan

- Kamar tertata rapih, bersih, lantai tidak licin/becek, pencahayaan baik, pertukaran udara baik dari jendela dan pintu kamar.

V. INFORMASI PENUNJANG

A. Diagnosa Medis : osteoporosis, hipertensi, post stroke B. Laboratorium : as, urat 7,2 GDS 118mg/dl kolestrol 212 C. Terapi Medis : - Simvastatin 1x1 - Ranitidine 2x 1 - Furosemide 1x 1 pagi - Valsartan 1 x 1 sore - Amlodipin 1 x 1 pagi - Spironolactone 1 x 1 pagi - Paracetamol 2x1

PENGKAJIAN LANSIA

A. Geriatric Depression Scale

Beri tanda ceklist (√) antara jawaban ya atau tidak pada tiap pertanyaan.

Beri tanda silang ( √ ) di Kolom yang telah diberikan Ya Tidak 1. Apakah anda puas dengan kehidupan anda? V

2. Apakah anda mengurangi banyak aktivitas dan hobi anda? V 3. Apakah anda merasa kehidupan anda terasa hampa? V

4. Apakah anda senantiasa bosan? V

5. Apakah anda memiliki harapan pada masa depan? V 6. Apakah anda terganggu dengan pikiran yang tidak dapat

dilupakan?

V

7. Apakah anda bersemangat setiap waktu? V 8. Apakah anda takut tentang sesuatu yang buruk yang akan

menimpa anda?

V

9. Apakah anda merasa bahagia setiap waktu? V

10. Apakah anda merasa tidak berdaya? V

11. Apakah anda merasa gelisah dan gugup? V 12. Apakah anda lebih memilih di dalam rumah daripada

berjalan-jalan ke luar dan melakukan sesuatu yang baru?

V

13. Apakah anda selalu khawatir akan masa depan anda? V 14. Apakah anda memiliki masalah pada ingatan? V 15. Apakah anda berfikir bahwa luar biasa anda diberikan

kehidupan sampai sekarang?

V

16. Apakah anda selalu merasa kecewa dan sedih? V

17. Apakah anda merasa tidak berguna? V

18. Apakah anda mengkhawatirkan masa lalu anda? V 19. Apakah anda menemukan kehidupan yang menyenangkan? V

20. Apakah anda memiliki kesulitan untuk memulai hal yang baru?

V

21. Apakah anda memiliki energi maksimal? V 22. Apakah anda merasa situasi anda saat ini tidak tertolong? V

23. Apakah anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari anda?

V

24. Apakah anda selalu menangisi hal- hal kecil? V 25. Apakah anda selalu merasa ingin menangis? V 26. Apakah anda memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi? V 27. Apakah anda menikmati suasana bangun di pagi hari? V

28. Apakah anda lebih memilih untuk menghindari perkumpulan sosial?

V

29. Apakah anda mudah untuk membuat keputusan? V

30. Apakah pikiran anda jernih? V

Total nilai : 6

Inte rpretasi Hasil Nilai 0-9 : normal

Nilai 10-19 : depresi ringan Nilai 20-30 : depresi berat

B. Mini Mental State Examination (MMSE) Max Score

Orientation

5 ( 5 ) Sebutkan (tahun) (bulan) (tanggal) (hari) (musim/ jam)? 5 ( 5 ) Dimanakah kita sekarang (kamar) (wisma) (kota)

(provinsi)

(negara)?

Registration

3 (3 ) Sebutkan 3 ojek benda.: 1 detik utuk menyebutkan masing- masing.

Kemudian tanyakan kepada lansia setelah kita

menyebutkan 3 benda tersebut. Beri nilai 1 untuk masing-masing jawaban yang benar. Ulangi sampai lansia dapat menyebutkan semuanya. HItung berapa kali lansia mencoba menyebutkan. Mencoba _______

Attention and Calculation

5 ( 5 ) Menghitung kelipatan 7 sampai 5 kali, atau jika tidak mampu

dengan

hitungan uang. Atau jika tidak bisa memakai angka minta nenek

menyebutkan bacaan kebalik dari satu kata Recall

3 ( 3 ) Sebutkan kembali 3 benda yang disebutkan di awal. Beri 1 poin untuk jawaban yg benar

Language

2 ( 2 ) Menyebutkan 2 benda yang ada di meja/sekitar 1 (1 ) Buat/Ulangi satu kalimat tidak boleh ada penghubung (jangan

lebih dari 5 kata).Contoh matahari terbit dari timur

3 ( 3 ) Ikuti 3 Perintah “ Ambil kertas di tangan mu, lipat menjadi dua dan letakan diatas lantai”

1 ( 1 ) Baca dan ikuti perintah: Tutup matamu 1 (0 ) Tulis kalimat

1 ( 1 ) Gambarkan kembali gambar berikut. (yang dinilai jumlah sisi

dan ada yang beririsan)

Inte rpretasi Hasil Nilai hasil: 29 Nilai maksimal 30

Nilai < 23 : gangguan kognitif

C. Pengkajian Tingkat Ke mandirian: Indeks Katz

Total Skor:___6___ Inte rpretasi Hasil

Nilai 6 : Kemandirian penuh

Nilai 4: Gangguan fungsional sebagian (kemandirian sebagian) Nilai 0-2 : Gangguan fungsional berat (Ketergantungan tinggi)

Aktivitas Skor (1 atau 0)

Mandiri

(Skor 1) Tanpa pengawasan, pengarahan, atau

bantuan orang lain.

Tergantung (Skor 0) Dengan

Pengawasan, pengarahan, dan bantuan orang lain. MANDI

Skor:

_1_________

(Skor 1) Melakukan mandi secara mandiri atau

memerlukan bantuan hanya untuk bagian tertentu saja misalnya punggung atau bagian yang mengalami gangguan.

(Skor 0) Perlu bantuan lebih dari satu bagian tubuh, perlu bantuan total.

BERPAKAIAN Skor:

__1________

(Skor 1) Bisa memakai pakaian sendiri, kadang perlu bantuan untuk menalikan sepatu.

(Skor 0) Perlu bantuan lebih dalam berpakaian atau bahkan perlu bantuan total. KE TOILET

Skor:

___1_______

(Skor 1) Bisa pergi ke toilet sendiri , membuka

melakukan BAB BAK sendiri.

(Skor 0) Perlu bantuan dalam eliminasi

BERPINDAH Skor:

____1______

(Skor 1) Bisa berpindak tempat sendiri tanpa bantuan, alat bantu gerak

diperkenankan

(Skor 0) Perlu bantuan dalam berpindah dari bed ke kursi roda, bantuan dalam berjalan.

KONTINEN Skor:

_____1_____

(Skor 1) Bisa mengontrol eliminasi

(Skor 0) inkontinensia sebagian atau total baik bladder maupun bowel. MAKAN

Skor:

______1____

(Skor 1) bisa melakukan makan sendiri. Makanan dipersiapkan oleh orang lain diperbolehkan.

(Skor 0) Perlu bantuan dalam makan, nutrisi parenteral

D. Pengkajian Resiko Jatuh: Morse Fall Scale (MFS) Skala Jatuh dari Morse

Pengkajian Skala Nilai

1. Riwayat jatuh; apakah lansia pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir

Tidak 0 Ya 25

0

__________ 2. Diagnosa sekunder; apakah lansia memiliki lebih

dari satu penyakit

Tidak 0 Ya 15

15

__________ 3. Alat bantu jalan;

- Bed rest/ dibantu perawat - Kruk/ tongkat/ walker

- Berpegangan pada benda-benda di sekitar (kursi, lemari, meja)

0 15 30

30

________

4. Terapi intravena; apakah saat ini lansia terpasang infus?

Tidak 0 Ya 20

0

__________ 5. Gaya berjalan/ cara berpindah

- Normal/ bed rest/ immobile (tidak dapat bergerak sendiri)

- Lemah (tidak bertenaga)

- Gangguan/ tidak normal (pincang/ diseret) 0 10 20 10 _________ 6. Status Mental

- Lansia menyadari kondisi dirinya sendiri - Lansia mengalami keterbatasan daya

ingat

0 15

__0_______

Total Nilai 55

Inte rpretasi Hasil

Nilai 0-24 : Tidak memiliki risiko jatuh Nilai 25-50: Risiko jatuh rendah

E.BERG BALANCE SCALE (BBS) Perintah dalam Berg Balance Scale 1. Duduk ke berdiri

Instruksi: tolong berdiri, cobalah untuk tidak menggunakan tangan sebagai sokongan

( ) 4 mampu berdiri tanpa menggunakan tangan

( v ) 3 mampu untuk berdiri namun menggunakan bantuan tangan ( ) 2 mampu berdiri menggunakan tangan setelah beberapa kali mencoba

( ) 1 membutuhkan bantuan minimal untuk berdiri

( ) 0 membutuhkan bantuan sedang atau maksimal untuk berdiri 2. Berdiri tanpa bantuan

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA JUDUL (Halaman 59-97)

Dokumen terkait