• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN............................... 60-65

5.3. Saran

Pada bagian ini, saran dibagi menjadi dua, bagian yaitu saran metodologis dan saran praktis. Penulis memberikan saran secara metodologis dengan harapan dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan penelitian selanjutnya, terutama dalam ranah psikologi keluarga. Selain itu, peneliti juga menguraikan saran secara praktis dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan, terutama bagi pembaca yang berniat melakukan penelitian mengenai komunikasi efektif dan kecerdasan emosional terhadap kebahagiaan pasangan suami istri.

5.3.1. Saran Metodologis

1. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

insidental sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan secara kebetulan. Oleh karena itu untuk penelitian berikut, dapat dipertimbangkan menggunakan teknik probability sampling misalnya teknik cluster sampling.

2. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen hanyalah komunikasi efektif dan kecerdasan emosional. Oleh karena itu perlu kiranya memperkaya variabel lain sebagai variabel independen yang mempengaruhi kebahagiaan, seperti pendapatan, usia pernikahan, relijiusitas dan lain sebagainya.

3. Alat ukur kebahagiaan pernikahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi emosi positif dari aspek penentu kebahagiaan pernikahan yang dikembangkan oleh Gottman. Sehingga untuk penelitian selanjutnya diperlukan alat ukur lain yang secara langsung dapat mengukur kebahagiaan pernikahan tersebut.

5.3.2. Saran Praktis

1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa ada pengaruh dari variabel komunikasi efektif dan kecerdasan emosional terhadap kebahagiaan pasangan suami istri. Untuk itu bagi pasangan suami istri hendaklah berupaya meningkatkan komunikasi efektif dan kecerdasan emosional agar kondisi rumah tangga menjadi lebih bahagia.

2. Bagi calon pasangan suami istri, hendaknya mengikuti bimbingan pranikah terlebih dahulu, agar dapat memperoleh informasi mengenai bekal berumah tangga.

3. Bagi pasangan suami istri yang bermasalah hendaknya mengikuti konseling keluarga, agar kondisi rumah tangga kembali bahagia.

Al-Othman, H. M. (2012). Marital happiness of married couples in the UAE society: A sampel from Sharjah. Jurnal of Science and Education, 8(4). Amato, P. R., & Previti, D. (2003). People’s reasons for divorcing gender, social

class the life course, and adjustment. Journal of Family Issues, 24(5), 602-626.

Animasahun, R. A., & Oladeni, O.O. (2012). Effect of assertiveness training and marital communication skills in enhancing marital satisfaction among bapist couples state, Nigeria. Global Journal of Human Social Science Arts & Humanities,12, 27-38.

Azrin, N., Naster, B., & Jones, R. (1973). Reciprocity counseling: A rapid learning-based procedure for marital counseling. Behaviour Research and Therapy, 11, 365-382.

Batool, S.S., & Khalid, R. (2012). Emotional intelligence: A predictor of marital quality in Pakistan couples. Pakistan Journal of Psychology Research, 27(1), 65-88.

Canary, D.J., Stafford, L., & Semic, B.A. (2002). A panel study of the associations between maintenance strategies and relational characteristics.

Journal of Marriage and family, 64(2), 395-406. Diunduh tanggal 09 September 2014 dari http://www.jstor.org/stable/3600113.

Caruso, D. (2002). Mayer salovey caruso emotional intelligence test. Multi-health system inc.

Conte, J. M. (2005). A review and critique of emotional intelligence measures.

Journal of Organizational Behavior, 26, 433-440. Diunduh tanggal 09 September 2014 dari http://www.jstor.org/stable/4093838.

Esere, M., Yusuf, J., & Otomosho, J.A. (2011). Influence of spousal communication on marital stability: Implication for conducive home environment. Edo Journal of Counseling, 4(1&2).

Fatima, M., & Ajmal M. A. (2012). Happy mariage: A qualitative study in pakistan. Journal of Social and Clinical Psychology, 9(2), 37-42.

Fitness, J (2001). Emotional intelligence and intimate relationships. In J. Ciarrochi, J. P. Forgas, & J.D. Mayer (Eds.) Emotional intelligence and everyday life (pp.xi-xviii).New York: Psychology Press.

Furnham, A., & Christoforou, I. (2007). Personality traits, emotional intelligence, and multiple happiness. North American Journal of Psychology, 9(3), 439-462.

Goleman, D. (2000). Kecerdasan emosional mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utara.

Goleman, D. (1998). The emotional intelligence of leaders. Journal of Leader to Leader,10, 20-26.

Gottman, J.M (1999). The seven principles for making marriage work. New York: Crown Publishers, Inc.

Gottman, J.M., & Notarius C.I. (2002). Marital research in the 20th century and a research agenda for the 21st century. Family Process, 41(2), 159-197. Hurlock, EB. (1980). Development psychology: A life-span approach. Psikologi

perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Istiwidyanti dan Soedjarwo (terj). Jakarta: Erlangga.

Joshi, S.J., & Thingujam, N.S. (2009). Perceived emotional intelligence and marital adjustment: Examining the mediating role of personality and social desirability. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, 35(1), 79-86.

Kidenda, T.J. (2002). A study of cultural variability and relational maintenance behaviors for international and domestic proximal and long distance interpersonal relationships. Thesis.

Mayer, J.D., Caruso D.R., & Salovey, P. (2000). Emotional intelligence meets traditional standards for an intelligence. Intelligence, 27(4), 267-298.

McCroskey, J.C. (1992) Reliability and validity of the willingness to communicate scale. Communication Querterly, 40(1), 16-25.

Osakinle, E.O., & Okafor, V.C. (2013). Lack of effective communication among couples in ekiti state, nigeria. Asian Journal of Education and e-Learning,

01(05), 2321-2454.

maintenance and satisfaction in father-daughter relationship. Human Communication. A Publication of the Pacific and Asian Communication Association, 11(1), 157-172.

Salovey, P., & Grewal, D. (2005). The science of emotional intelligence.

American Psychological Society, 14(6). Diunduh tanggal 09

September 2014 dari http://www.jstor.org/stable/20183048.

Scoen. R., et.al. (2002). Women’s emplyoment, marital happiness, and divorce.

Social Forces, 81(2), 643-662. Diunduh tanggal 11 September 2014 dari http://www.jstor.org/stable/3086485.

Schutte, N.S., et.al (2001). Emotional intelligence and interpersonal relations. The Journal of Social Psychology, 14(4), 523-536. Diunduh tanggal 08 September 2014 dari http://www.tandfonline.com/loi/vsoc20.

Smith, L., Ciarrochi, J., & Heaven C.L. (2008). The stability and change of trait emotional intelligence, conflict communication pattern, and relationship satisfaction: A one-year longitudinal study. Personality and Individual Difference, 45, 738-743.

Supriyanto, B (2013). Sebaiknya anda tahu, 212.000 kasus perceraian terjadi di

Indonesia per tahun. Diunduh tanggal 07 Juni 2014 dari

m.bisnis.com/quick- news/read/20130914/79/162913/sebaiknya-anda-tahu-212000-kasus- perceraian-terjadi-di-indonesia-per-tahun.

Stutzer. A., & Frey. B.S. (2003). Does marriage make people happy, or do happy people get married?. The Journal of Socio-Economics, 35, 326-347.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tabinda, J., & Amina, M. (2013) Emotional intelligence as a predictor of marital adjustment to infertility. International Journal of research Studies in Psychology, 2(3), 45-58.

Tim Penyusun. (2012). Panduan penulisan skripsi dengan pendekatan kuantitatif. Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia tentang Perkawinan (1974).

Vanhorn, S.C. (2010). The communication, speech & theatre association of north dakota. Journal of the Communication, Speech & Theatre Association of North Dakota, 23, 1-87.

Assalamu’alaikum Wr. Wb Selamat pagi/ siang/ sore/ malam,

Saya adalah Siti Atiqoh, mahasiswi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini sedang melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir. Peneliti mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam menjawab pernyataan-pernyataan yang ada disini, Bapak/ibu cukup menjawab sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu apa adanya. Kuesioner ini digunakan hanya untuk tujuan penelitian dan setiap jawaban yang Bapak/Ibu berikan akan terjamin kerahasiaannya. Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih.

Identitas Responden Inisial Nama : Jenis Kelamin : Usia : Usia Pernikahan : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : Jumlah Anak : ... (Inisial Nama & Tanda Tangan) Petunjuk Pengisian

Berikut ini Anda dihadapkan pada beberapa bentuk pernyataan, baca dan pahami setiap pernyataan yang tersedia. Anda diminta untuk mengemukakan apakah

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Selamat Mengerjakan Skala 1

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya merasa dicintai dan diperhatikan.

2 Keromantisan adalah sesuatu yang saya dan

pasangan saya miliki.

3 Saya senang melakukan banyak hal

bersamanya.

4 Saya sering merasa kecewa terhadap pasangan

saya.

5 Kami tidak begitu dekat.

6 Pertengkaran seringkali datang dari arah yang tak diduga.

7 Saya merasa tidak dihargai oleh pasangan.

akhir pekan.

10 Kami menikmati liburan dan jalan-jalan

bersama.

Skala 2

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya memberitahukan kepada pasangan saya bahwa ia sangat berarti untuk saya.

2 Saya membicarakan kepada pasangan saya tentang beberapa rencana untuk masa yang akan datang.

3 Dengan mudah saya memberitahukan kepada pasangan saya tentang perasaan saya kepadanya.

4 Saya terbuka dengan perasaan saya.

5 Saya sabar dan memaafkan kesalahan pasangan saya.

6 Saya mendengarkan apa yang pasangan saya ucapkan dan mencoba untuk tidak mengkritik/menyalahkannya.

7 Saya bertindak ceria dan bersikap positif ketika berada di dekat pasangan saya.

9 Saya memberikan pendapat saya kepada pasangan mengenai masalah yang sedang ia alami.

10 Saya mendengarkan persoalan pasangan saya

dan membantu untuk memecahkan

masalahnya.

11 Saya membantu tugas pasangan saya.

12 Saya melakukan tanggung jawab saya sebagai suami/istri.

13 Memiliki teman yang sama dengan pasangan adalah penting dalam hubungan pernikahan.

14 Jika ada kesempatan untuk dekat dengan pasangan orang lain, saya lebih memilih dia daripada pasangan saya.

Skala 3

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya memahami pasangan saya dengan baik.

2 Rasa sayang saya kepada pasangan merupakan hal yang tepat.

pasangan saya.

5 Saya dapat merasakan apa yang pasangan saya rasakan.

6 Saya terbuka dengan pasangan mengenai perasaan saya, namun ada perasaan-perasaan lain yang mungkin saya tutupi.

7 Saya dapat memotivasi diri saya sendiri.

8 Saya dapat merubah suasana/kondisi menyedihkan menjadi gembira.

9 Saya memiliki kesadaran akan emosional dan pikiran.

10 Saya mengetahui setiap emosi yang terjadi pada diri saya. Seperti ketika saya sedang marah atau bahagia.

11 Saya memperhatikan tujuan yang ingin dicapai oleh pasangan saya.

12 Saya mampu mengekspresikan (menunjukkan) emosi dengan cara yang tepat.

13 Dalam mengambil keputusan, saya melibatkan perasaan dan pikiran.

14 Saya fokus saat sedang memecahkan masalah.

LAMPIRAN

3. Path Diagram Kecerdasan Emosional a. Perceiving Emotions

Dokumen terkait