• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN............................... 84-90

5.3. Saran

Pada bagian ini, saran dibagi menjadi dua, bagian yaitu saran metodologis dan saran praktis. Penulis memberikan saran secara metodologis dengan harapan dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan penelitian selanjutnya. Selain itu, peneliti juga menguraikan saran secara praktis dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan, terutama bagi pembaca yang berniat melakukan penelitian. 5.3.1 Saran Metodologis

1. Pada penelitian ini, sampel yang digunakan hanya pelaku cyberbullying di satu sekolah sebaiknya penelitian selanjutnya peneliti menyarankan agar menggunakan sampel dari beberapa sekolah dan tidak terbatas melihat sampel pelaku saja, tetapi pada korban dan pengamat sehingga mampu mendapatkan gambaran lain lebih lengkap.

2. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak sampel penelitian agar lebih seimbang dan dapat merepresentasikan dari populasi dan melakukan screening lebih mendalam dalam pemilihan responden dan pastikan bahwa karakteristik sampel memenuhi syarat dengan baik sehingga tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik.

3. Pada penelitian ini, hanya meneliti variabel instrinsik, untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memasukkan variabel eksternal untuk diteliti seperti komunikasi orangtua-anak dan dapat menyertakan orangtua siswa sebagai subjek penelitian yang dapat melihat presepsi antara orangtua dan anak. 4. Pada penelitian selanjutnya yang akan menggunakan self-control,

item dari Tangney, Baumeister, & Boone (2004), alat ukur baku ini hanya mengukur satu aspek secara keseluruhan self-control.

5. Berdasarkan hasil penelitian ini, untuk penelitian selanjutnya yang ingin menggunakan variabel self-esteem lebih cocok diteliti pada korban

cyberbullying.

5.3.2 Saran Praktis

1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa ada pengaruh self-control dan empati terhadap perilaku cyberbullying pada remaja. Bagi para orangtua dan guru dapat melakukan pelatihan untuk pengembangan rasa empati atau tanggung jawab pada siswa. Sehingga diharapkan pada remaja agar dapat lebih bijak dalam menggunakan internet dan tidak menposting tulisan yang memicu terjadinya perilaku cyberbullying.

2. Bagi orangtua dapat lebih meningkatkan rasa peduli pada anak, karena dengan kemajuan zaman saat ini akan memberikan dampak baik secara langsung ataupun tidak langsung pada perkembangan anak. Disarankan bagi orangtua dapat meningkatkan pengawasan pada anak dalam setiap kegiatan dan keseharian pada anak.

3. Penelitian ini dapat menjadikan pertimbangan lebih lanjut dalam penanganan masalah cyberbullying di Indonesia dan pergerakan dalam penggunaan internet sehat pada remaja di sekolah dengan sarana seperti seminar dan pelatihan.

affective and cognitive empathy, and gender. Child Psychiatry Human Development, 41(4):387-97. doi: 10.1007/s10578-010-0176-3.

Ang, R.P., Tan, K.A., & Mansor, A.T. (2011). Normative beliefs about aggression as a mediator of narcissistic exploitativeness and cyberbullying. Journal of Interpersonal Violence, 26(13). 2619–2634.

Aoyama, I. (2010). Cyberbullying: What are the psychological profiles of bullies, victims and bully-victims?. Place unkown: Graduate Faculty of Baylor University

Asia Digital Marketing Association. (2012). Data asia pasific digital marketing

year book 2012. Retrived from

http://www.asiadigitalmarketingyearbook.com/resources/2012

Australian Federal Police. (2013). Cyberbullying –don’t start it. don’t be a part of it, http://www.afp.gov.au/policing/cybercrime/~/media/afp/pdf/c/cyber-bullying-no-crops.ashx diakses pada tanggal 8 Januari 2014

Averill, J.R. (1973). Personal control over aversive stimuli and its relationship to stress. Psychologi Bull. 80. 286-303

Baker, Ö. (2010). Cyberbullying and its correlation to traditional bullying, gender and frequent and risky usage of internet-mediated communication tools.

New media &Society, 12(1), 109-125. doi: 10.1177/1461444809341260 Badriyah, L. (2013). pengaruh empati dan self-control terhadap agresivitas remaja

SMA Negeri 3 kota tanggerang selatan. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Baron-Cohen, S., & Wheelwright, S. (2004). The empati question: An investigation of adult with asperger syndrome or high functioning autism, and normal sex differences. Journal of Autism and Developmental Disorder, 34, 2, 163-175.

BPS. (2012). Statistik telekomunikasi indonesia 2012. Jakarta: Badan Pusat statistika.

Calhoun, J.F. & Acocella, J.R. (1990). Psychology of adjustment and human relationship. New York: McGraw-Hill, Inc.

Campfield, D.C. (2006). Cyberbullying and victimization: Psychosocial characteristics of bullies, victims, and bully/victims. Theses, Dissertations, Professional Papers. Retrived from http://scholarworks.umt.edu/etd/288 Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Chapple.L.C., (2005). Self-control, peer relations, and delinquency. Justice Quarterly. 22 (1), 89-96.

Davis, C.M. (1990). What is empathy, and can empathy be taught. Physical Therapy. Journal of the American Physical Therapy Association. 70, 707-711.

Davis, M.H. (1980). A Multidimentional approach to individual differences in empathy. JSAS Catalog of Selected Document in Psychology.

Denson, T.F, Finkel, E.J, & DeWall, C.N. (2012). Self-contol and aggression.

Psychological Science, 21(1) 20 –25. DOI: 10.1177/0963721411429451 Dilmac, B. (2009). Psychological needs as a predictor of cyberbullying: A

preliminary report on college students. Educational Sciences: Theory & Practice, 9(3), 1307-1325

Eisenberg, N. (2000). Emotion regulation and moral development. Annual Review of Psychology, 51, 665-697. Retrived from http://psych-www.colorado.edu/~tito/sp03/7536/Eisenberg_2000.pdf.

Fong-Ching, C., Chiu, C.H., Miao, N.F., Chen, P.H., Lee., C.M., Chiang, J.T., & Pan, Y.C. (2013). The relationship between parental mediation and internet addiction among adolescents, and the association with cyberbullying and depression. Comprehensive Psychiatry, 57. Retrived 12 April 2014 http://dx.doi.org/10.1016/j.comppsych.2014.11.013

Garton, A.F., & Gringart, E. (2005). The development of a scale to measure empathy in 8- and 9-year old children. Australian Journal of Education and Developmental Psychology, 5, 17-25. Retrived from

http://www.newcastle.edu.au/__data/assets/pdf_file/0017/100394/v5-garton-gringart.pdf

Gottfredson, M. R., & Hirschi, T. (1990). General theory of crime. Stanford, CA: Stanford University Press.

factors on perpetration of bullying and cyberbullying. Adam Mickiewicz University Press. 23(6), 33-55. ISBN 978-83-232-2520-1. ISSN 1233-6688

Heatherton, C. & Wyland, L.(2003). Assessing self-esteem. Retrived 2 Juni 2014 from

http://www.dartmouth.edu/~thlab/pubs/03_Heatherton_Wyland_APP_ch.p df

Heirman, W., & Walrave, M. (2008). Assessing concerns and issues about the mediation of technology in cyberbullying. Cyberpsychology: Journal of Psychosocial Research on Cyberspace, 2(2), article 1. Diunduh pada

tanggal 22 Oktober 2013 dari

http://cyberpsychology.eu/view.php?cisloclanku= 2008111401&article=1 Hinduja, S. and Patchin, J. W. (2007). Offline consequences of online

vitimization: school violence and deliquence. Journal of school violence. 6 (3), 89-113. Doi: 10.1300/J202v6n3_06

Hinduja, S. and Patchin, J. W. (2010). Cyberbullying research summary: Cyberbullying and self-esteem. Diunduh pada tanggal 12 Oktober 2013 darihttp://www.cyberbullying.us

Hoff, D.L. & Mitchell, S.N. (2009). Cyberbullying: causes, effects, and remedies.

Journal of Educational Administration. 47(5), 652-665. Diunduh pada tanggal 22 Agustus 2014 dari www.emeraldinsight.com/0957-8234.htm Hoffman, M.L. (2000). Empathy and moral development: Implications for caring

and justice. Cambridge University Press.

Holt, T.J., Bossler, A.M., & May, D.C. (2012). Low self-control, deviant peer associations, and juvenile cyberdeviance. Journal Criminal Justice

37:378–395. DOI 10.1007/s12103-011-9117-3

Hurlock, E.B. Developmental psychology: A life-span approach, 5th ed. Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, edisi kelima. Istiwidayanti & Soedjarwo (terj). 1994. Jakarta: Erlangga

Juwita, R. (2009). Seminar nasional: School bullying, deteksi dan intervensinya. http://seminar.uii.ac.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=4 9

Juta. Di akses pada tanggal 8 mei 2014 http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo%3A+Pen gguna+Internet+di+Indonesia+Capai+82+Juta/0/berita_satker#.VH6Ps9K UcTI

Kowalski, R.M. (2008). Cyberbullying: Recognizing and treating victim and aggressor. Psychiatric Times: Child & Adolescent Psychiatry, 25(11).

Diunduh pada tanggal 11 November 2013 dari http://www.psychiatrictimes.com/display/article/10168/1336550

KPAI . (2014). KPAI: 2014, Ada 622 Kasus Kekerasan Anak.. Retrived from http://www.kpai.go.id/

Li, K. (2010). A study of relationship between cyber-bullying and personality of the elders at Kaohsiung, Taiwan. Diunduh pada tanggal 12 Oktober 2013 dari http://etd.npue.edu.tw/ ETD-db/ETD-search/view_etd?URN=etd-0720111-231019

Li, Q. (2007). Bullying in the new playground: Research into cyberbullying and cyber victimization. Australasian Journal of Educational Technology, 23(4), 435-454. Diunduh pada tanggal 12 April 2014 dari http://www.ascilite.org.au/ajet/ajet23/li.html

Marden, N.E. (2010). Exposing the cyberbully. Diunduh pada tanggal 2 Agustus

2014 dari

http://library.wcsu.edu/dspace/bitstream/0/526/1/CYBERBULLYING_THE SIS_FINAL .pdf

Menesini, E., Nocentini, A., & Palladino, B.E. (2012). Online and offline peer led models againts bullying and cyberbullying. Journal of Psychotema. 24(4), 634-636. ISSN 0214-9915. www.psicothema.com

Minchinton, J. (1995). Maximum self-esteem. Golden Book Center: Kuala Lumpur.

Mruk, C.J. (2006). Self-esteem research theory and practive:toward a positive psychology of self-esteem. New York: Springer Publishing Company, Inc. Office for Internet Safety. (2008). A guide to cyberbullying: Get with it!

Understanding and identifying cyberbullying to help protect your children. Dublin: Brunswick Press Ltd.

Permatasari, D.D,. (2012). Fenomena cyberbullying pada siswa SMA (Lima SMA di Kota Yogyakarta).Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/7331/

Powell, M.S., Newgent, R.A., & Le, M. (2006). Group cinematherapy: Using metaphor to enhance adolescent self-esteem. The art in psychotherapy, 33. 247-253. DOI: 10.1016/j.aip.2006.03.004

Pratiwi, D. (2011). Pengaruh trait kepribadian, strain, dan interaksi orangtua terhadap cyberbullying pada remaja. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Rahayu, F.S. (2012). Cyberbullying sebagai dampak negatif penggunaan teknologi informasi. Jurnal Sistem Informasi, 8(1). 22-29. Retrived from http://jurnal.mti.cs.ui.ac.id/index.php/jsi/article/view/321

Riebel, J., Jager, R.S., & Fischer, U.C.(2009). Cyberbullying in Germany – an exploration of prevalence, overlapping with real life bullying and coping strategies. Psychology Science Quarterly, 51(3). 298-314. ISSN 1866-6140

Robson, C., & Witenberg, R. T. (2013). The influence of moral disengagement, morally based self-esteem, age, and gender on traditional bullying and cyberbullying. Journal of School Violence, 12(2), 211-231. Retrived from http://dx.doi.org/10.1080/15388220.2012.762921

Salmivalli, C., Kaukiainen, A., Kaistaniemi, L., & Lagerspetz, K.M. (1999). Self-evaluated self-esteem, peer-Self-evaluated self-esteem, and defensive egotism as predictors of adolescents participation in bullying situations. Personality

and Social Psychology Bulletin, 25(10), 1268-1278.

doi: 10.1177/0146167299258008

Santrock, J.W. (2012). Adolescence. Fourteenth Edition. New York: Mc Graw Hill.

Smith, P.K., Mahdavi, J., Carvalho, M., Fisher, S., Russell, S., & Tippett, N. (2008). Cyberbullying : Its nature and impact insecondary school pupils.

Journal of psychology and psychiatry, 49(2). 376-385. Doi:10.1111/j.1469-7610.2007.01846.x

Tangney, J.P., Baumiester, R.F., & Boone, A.L. (2004). High self-control predicts good adjustment, less pathology, better grades, and interpersonal success.

Journal of Personality, 72(2), 271-324. DOI: 10.1111/j.0022-3506.2004.00263.x

Taufik. (2012). Empati pendekatan psikologi sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Topcu, C., & Erdur-Baker, Ö. (2010). The revised cyber bullying inventory (RCBI): validity and reliability studies. Procedia Social and Behavioral Sciences, 5, 660-664. doi: 10.1016/j.sbspro.2010.07.161

Trzesniewski, K.H., Donnellan, M.B., & Robins, R.W. (2003). Stability of self-esteem across the life span. Journal of Personality and social Psychology,

84(1), 205-220. DOI: 10.1037/0022-3514.84.1.205

Vazsonyi, A.T., Machackova, H., Sevcikova, A., Smahel, D., & Cerna, A. (2012). Cyberbullying in context: Direct and indirect effects by low self-control across 25 European countries. European Journal of Developmental Psychology, 2012, 9 (2), 210–227. DOI: 10.1080/17405629.2011.644919 Wang, A. (2002). Validation of a self-control rating scale in a Chinese preschool.

Journal of Research in Childhood Education. Spring; 16, 2; ProQuest pg. 189. DOI: 10.1080/02568540209594984

Willard, N. (2007). Educator’s guide to cyberbullying and cyberthreats. Diunduh pada tanggal 11 Agustus 2013 dari http://csriu.org/

Wright, B.R., Caspi, A., Moffitt, T., & Silva, P.A. (1999). Low self-control, social bonds, and crime: Social causation, social selection, or both?.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH TAHUN 2015

Kepada responden yang terhormat,

Saya mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang saat ini sedang melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas online. Kuesioner ini di rancang untuk mencari informasi dari pelajar mengenai aktivitas online. Hasil dari kuesioner ini akan digunakan sebagai bahan dasar penelitian mengenai aktivitas online dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Tidak ada jawaban benar atau salah dalam penelitian ini. Oleh karena itu, Anda diharapkan menjawab semua pernyataan dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda. Data yang Anda berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian. Partisipasi Anda di sangat berharga, untuk itu kami berharap Anda bersedia untuk memberikan jawaban dengan sungguh-sungguh.

Kuesioner ini terdiri dari IV bagian, bacalah dengan seksama petunjuk pengerjaan sebelum menjawab. Anda diharapkan menjawab dengan cermat dan teliti, jangan sampai ada pernyataan yang terlewat.

Atas kerja sama dan bantuannya, saya ucapkan terimakasih, serta mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat Saya,

Amalia Setianingrum

Usia :

Beri tanda (√) pada jawaban yang sesuai dengan Anda, jawaban boleh lebih dari satu! 1. Apakah Anda aktif menggunakan internet selama enam bulan terakhir?

O

Ya

O

Tidak

2. Apakah Anda memiliki akun pribadi pada media sosial seperti :

O

Yahoo

O

Gmail

O

Facebook

O

Twitter

O

Path

O

Instagram

O

MySpace

O

YouTube

O

Line

O

WhatsApp

O

Lainnya, sebutkan ... 3. Manakah dari akun tersebut yang masih aktif ?

4. Diantara perilaku dibawah, mana yang pernah Anda lakukan?

O

Membajak akun, berapa kali?

O

Memblokir, berapa kali?

O

Menghina seseorang di media sosial, berapa kali?

paling mewakili keadaan diri Anda. Keterangan :

SL : bila Anda SELALU melakukan aktivitas pada pernyataan tersebut. SR : bila Anda SERING melakukan aktivitas pada pernyataan tersebut.

HTP : bila Anda HAMPIR TIDAK PERNAH melakukan aktivitas pada pernyataan tersebut.

TP : bila Anda TIDAK PERNAH melakukan aktivitas pada pernyataan tersebut.

CONTOH PENGISIAN

Jika pernyataan dibawah ini SERING Anda rasakan, maka beri tanda (X) pada kolom SR.

No Pernyataan SL SR HTP TP

1. Saya sopan kepada siapapun di dunia maya. X

SKALA I

No Pernyataan SL SR HTP TP

1 Saya menjaga perkataan saya ketika saya online di media sosial. 2 Saya berulangkali mengirim SMS atau pesan melalui media sosial

mengenai kebencian saya terhadap seseorang secara online.

3 Saya berlaku sopan kepada siapapun penguna akun di media sosial. 4 Saya menahan diri agar tidak terjadi pertengkaran di media sosial. 5 Saya memposting kata kata kasar dan bohong mengenai seseorang di

media sosial.

6 Saya menjadi orang lain dan mengirimkan atau menuliskan hal yang memalukan tentang orang lain yang saya tidak sukai.

9 Saya dan teman-teman saya memblokir akun seseorang agar orang tersebut tidak dapat mengakses informasi mengenai kami.

10 Saya menyebarkan rahasia orang lain di media sosial.

11 Saya membuka foto diakun media sosial milik orang lain kemudian saya edit dengan hal yang memalukan.

12 Saya membalas setiap orang yang menghina saya di media sosial. 13 Saya berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan pada

media online atas namanya tanpa seizin orang tersebut.

14 Saya mengganti nama teman saya dengan nama panggilan yang tidak menyenangkan di akun media sosialnya.

15 Saya menyebarkan cerita yang memalukan mengenai seseorang di media sosial untuk membuatnya malu.

16 Saya menyebarkan rahasia teman dengan memposting pembicaraan pribadi di media sosial.

17 Saya menandai seseorang sebagai spam agar orang tersebut tidak bisa mengakses akunnya.

18 Saya sign-in menggunakan akun orang lain untuk mencari tau informasi seseorang untuk mempermalukannya.

19 Saya menggunakan akun milik orang lain untuk mencari tahu informasi seseorang.

20 Saya menyebarkan informasi yang saya dapat untuk mengejek, mempermalukan, atau menghina seseorang secara langsung.

21 Saya mengirimkan pesan kepada orang yang saya benci dengan kata-kata kasar.

22 Saya membuat atau ikut serta dalam grup media sosial yang menunjukkan kebencian saya terhadap seseorang.

paling mewakili keadaan diri Anda. Keterangan :

SS : bila pernyataan tersebut SANGAT SESUAI dengan diri Anda. S : bila pernyataan tersebut SESUAI dengan diri Anda.

TS : bila pernyataan tersebut TIDAK SESUAI dengan diri Anda.

STS : bila pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri Anda.

CONTOH PENGISIAN

Jika pernyataan dibawah ini SERING Anda rasakan, maka beri tanda (X) pada kolom SR.

No Pernyataan SS S TS STS

1. X

SKALA II

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya melamun dan berfantasi, tentang gal-hal yang mungkin terjadi pada saya.

2 Saya memiliki perasaan yang lembut dan peduli terhadap orang-orang yang kurang beruntung.

3 Saya kadang-kadang merasa sulit untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.

4 Kadang-kadang saya tidak merasa kasihan terhadap orang lain ketika mereka mengalami masalah.

8 Jika terjadi perselisihan, saya mencoba memahami sudut pandang orang lain sebelum saya membuat keputusan.

9 Ketika saya melihat seseorang dimanfaatkan, saya merasa kasihan terhadap mereka.

10 Saya terkadang merasa tidak berdaya ketika berada ditengah-tengah situasi yang sangat emosional.

11 Terkadang saya mencoba memahami teman saya melalui perspektif teman saya.

12 Saya jarang merasa sangat terlibat dengan buku atau film yang bagus. 13 Ketika saya melihat seseorang terluka, saya cenderung untuk tetap

tenang.

14 Saya merasa tidak terganggu terhadap kemalangan orang lain.

15 Jika saya yakin akan sesuatu, saya tidak mendengarkan pendapat orang lain.

16 Setelah bermain atau menonton film, saya merasa seolah-olah menjadi bagian dari karakter yang tadi saya tonton.

17 Berada dalam situasi emosional membuat saya takut.

18 Ketika saya melihat seseorang diperlakukan tidak adil, kadang-kadang saya tidak merasa kasihan terhadap mereka.

19 Saya biasanya cukup efektif dalam menangani keadaan darurat. 20 Saya sering tersentuh terhadap hal-hal yang saya lihat.

21 Saya mencoba untuk melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang.

22 Saya akan menggambarkan diri saya sebagai orang yang baik dan berhati lembut.

23 Ketika saya menonton film yang bagus, saya dapat dengan mudah menempatkan diri pada karakter yang baik.

24 Saya cenderung kehilangan kontrol selama keadaan darurat.

25 Ketika saya sedang marah pada seseorang, saya mencoba berdiam diri untuk sementara waktu.

27 Ketika saya melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan dalam keadaan darurat, saya ikut merasakan sedih.

28 Sebelum mengkritik orang lain, saya mencoba membayangkan dan merasakan jika saya berada di posisi mereka.

SKALA III

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya selalu merencanakan setiap hal yang akan saya lakukan setiap harinya.

2 Saya seorang yang spontan dan blak-blakan. 3 Saya seorang yang teratur dan terencana.

4 Saya selalu memiliki plan b apabila rencana yang saya lakukan tidak berjalan baik.

5 Saya selalu berpikir berulang kali sebelum saya memposting sesuatu di media sosial.

6 Saya akan meluapkan kemarahan kepada siapapun yang ada didekat saya.

7 Saya mengabaikan ejekan dan hinaan teman saya kepada saya. 8 Saya selalu butuh teman untuk mengalihkan emosi atau kemarahan

saya yang meledak-ledak pada diri saya.

9 Jika saya sedang marah, saya melampiaskan dengan melakukan hobi yang saya sukai atau pergi berjalan-jalan dengan teman. 10 Jika saya tidak sependapat dengan teman, saya langsung

mengungkapkannya dengan cara saya.

11 Saya mempertimbangkan setiap saran yang diberikan teman kepada saya.

12 Saya selalu menerima informasi dari teman tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu.

15 Saya jadikan kritikan teman saya sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik.

16 Saya akan membalas teman saya yang mengejek dan menjelekan saya.

17 Saya seorang yang teguh pada pendirian saya.

18 Saya jarang mendengar pendapat orang lain sebelum saya menjalani apa yang saya yakini.

19 Saya lebih memilih mencari kebenaran dengan data dan fakta, dari pada hanya mengandalkan intuisi.

20 Sebagian besar keputusan yang ada di hidup saya, selalu ditentukan oleh orang tua saya.

21 Saya selalu meminta saran pada teman untuk semua hal yang akan saya lakukan.

22 Saya mengikuti semua saran teman kepada saya.

23 Orang tua saya memberikan saya kebebasan untuk menentukan pilihan yang saya ingini.

setidaknya sama berharganya dengan orang lain. 2 Saya merasa bahwa saya memiliki kualitas yang baik. 3 Saya cenderung merasa gagal dengan semua yang saya

lakukan.

4 Saya dapat melakukan hal-hal yang kebanyakan orang lain dapat lakukan.

5 Saya merasa saya tidak memiliki banyak hal untuk dibanggakan.

6 Saya bersikap positif terhadap diri sendiri. 7 Secara keseluruhan, saya puas dengan diri saya. 8 Saya harap saya dapat lebih menghargai diri saya. 9 Saya merasa tidak berguna.

10 Kadang-kadang saya pikir saya tidak berguna.

Terima Kasih atas Partisipasinya

1. Path Diagram Cyberbullying

2. Path Diagram Empati a. Perspective Taking

c. Empathic Concern

Dokumen terkait