• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.2. SARAN

Dengan diketahuinya hubungan antara kadar CA 125 pre-operatif dengan stadium endometriosis, maka diharapkan pada setiap kasus dugaan endometriosis dapat diprediksi stadium endometriosis dengan menggunakan kadar CA 125 pre-operatif sehingga dapat dilakukan persiapan operasi yang lebih maksimal (preparasi usus dan pemberian hormonal sebelum operasi). Dan dari hasil penelitian ini dapat dilanjutkan penelitian mengenai hubungan respon efek pengobatan endometriosis dengan menggunakan CA 125 sebagai marker-nya.

40   

DAFTAR PUSTAKA

1. Cheng Ya-Min, Wang Shan-Tair, and Chou Cheng-Yang. Serum CA-125 in Preoperative Patients at High Risk for Endometriosis. The American College of Obstetricians and Gynecologists.Original Research 99, 2002 ; 375-380

2. Salehpour Saghar, Sene AA, Mehjerdi EK, and Akhoond MR. The Correlation between Serum and Peritoneal Fluid CA 125 Level in Women with Pelvic Endometriosis. International Journal of Fertility and Sterility.Royan Institute 3 [1], 2009 ; 29-34

3. Valentine G and Sumapraja K. Peranan Sel Punca Endometrium dalam Patogenesis Endometriosis. Cermin Dunia Kedokteran 177, 2010 ; 269-273 4. Royal College of Obstetricians and Gynaecologist. The Investigation and

Management of Endometriosis. Green-top Guideline 24, 2010 ; 1-14

5. American Society For Reproductive Medicine. Infertility : An Overview - A Guide for Patients. 2003 ;

6. Bedaiwy MA and Falcone T. Laboratory testing for endometriosis. Clinica Chimica Acta 340, 2004 ; 41-56

7. Falcone T and Lue JR. Management of Endometriosis. The American College Of Obstetricians and Gynecologists.Practice Bullettin 116 [1], 1-7-2010 ; 223- 236

8. Giudice LC. Endometriosis. The New England Journal of Medicine 362 [25], 24-6-2010 ; 2389-2398

9. Winkel CA. Evaluation and Management of Women with Endometriosis. The American College of Obstetricians and Gynecologists.Clinical Gynecologic Series: An Expert's View 102 [2], 2-8-2010 ; 397-408

41   

10. Koninckx PR, Muyldermans M, Mueleman C, and Cornillie FJ. CA 125 in the management of endometriosis. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology 49, 1993 ; 109-113

11. Moloney MD, Thornton JG, and Cooper EH. Serum CA 125 Antigen levels and Disease Severity in Patients With Endometriosis. The American College of Obstetricians and Gynecologists 73 [5], 1989 ; 767-769

12. Mounsey AL, Wilgus A, and Slawson DC. Diagnosis and Management of Endometriosis. American Family Physician 74 [4], 15-8-2010 ; 594-600

13. Johansson J, Santala M, and Kauppila A. Explosive rise of serum CA 125 following the rupture of ovarian endometrioma. Human Reproduction Update.European Society of Human Reproduction and Embryology 13 [12], 1998 ; 3503-3504

14. Garzetti GG, Ciavattini A, Tranquili AL, Arduini D, and Romanini C. Serum CA- 125 concentration in endometriosis patients: Role of pelvic and peritoneal irritation. Gynecologic Endocrinology 8 [1], 1994 ; 27-31

15. Kondo W, Bourdel N, Tamburro S, Cavoli D, and et al. Complications After Surgery For Deeply Infiltrating Pelvic Endometriosis. BJOG An International Journal of Obstetrics & Gynaecology 118, 2010 ; 292-298

16. Jacoeb TZ and Hadisaputra W. Penanganan Endometriosis. Panduan Klinis dan Algoritme. 1 ed. Jakarta: Sagung Seto; 2009.

17. Healy DL, Rogers PAW, and Wingfield M. Angiogenesis : a new theory for endometriosis. Human Reproduction Update.European Society of Human Reproduction and Embryology 4 [5], 1998 ; 736-740

18. Vercellini P, Fedele L, Aimi G, Pietropaolo G, Consonni D, and Crosignani PG. Association between Endometriosis Stage, Lesion Type, Patient Characteristics

42   

and Severity of pelvic pain Symptoms: A Multivariate Analysis of Over 1000 patients. Human Reproduction Update.European Society of Human Reproduction and Embryology 22 [1], 2007 ; 266-271

19. Baziad Ali. Endokrinologi Ginekologi. 3 ed. Jakarta: Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.

20. Barbieri RL, Niloff JM, Bast RC, Scaetzl E, Kistner RW, and Knapp RC. Elevated serum concentrations of CA-125 in patients with advanced endometriosis. Fertility Sterility 45, 1986 ; 630-634

21. Herzog TJ and et al. Understanding CA 125 Levels. A Guide for Ovarian Cancer Patients. Gynecologic Cancer Foundation , 2010 ; 1-9

22. O'Shaughnessy, Check JH, Nowroozi K, and Lurie D. CA 125 Levels Measured in Different Phases of the menstrual Cycle in Screening for Endometriosis. The American College of Obstetricians and Gynecologists 81 [1], 1993 ; 99-103 23. Meden H and Fattahi-Meibodi A. CA 125 in Benign Gynecological Conditions.

International Journal Biology Markers 13 [231], 1998 ; 237

24. Pittaway DE and Fayez JA. Serum CA-125 Antigen Levels Increase During Menses. American Journal of Obstetrics Gynecology 156, 1987 ; 75-76

25. Hompes PGA, Koninckx PR, Kennedy S, van Kamp GJ, Verstraeten RA, and Cornillie FJ. Serum CA-125 Concentrations During Midfollicullar Phase, a Clinically Useful and Reproducible Marker in Diagnosis of Advanced Endometriosis. Clinical Chemistry 42 [11], 1996 ; 1871-1874

26. Mol BW, Bayram N, Lijmer JG, Wiegerinck MA, Bongers MY, van der Veen F, and Bossuyt PM. The Perfomance of CA - 125 measurement in the detection of endometriosis: A Meta-analysis. Fertility Sterility 70, 1998 ; 1101-1108

43   

27. Pittaway DE, Rondinone D, Miller KA, and Barnes K. Clinical evaluation of CA - 125 concentrations as a prognostic factor for pregnancy in infertile women with surgically treated endometriosis. Fertility Sterility 64, 1995 ; 321-324

28. Fedele L, Arcaini L, Vercellini P, Bianchi S, and Candiani GB. Serum CA 125 Measurements in the Diagnosis of Endometriosis Recurrence. The American College of Obstetricians and Gynecologists 72 [1], 1988 ; 19-22

29. Matalliotakis IM, Arici A, Goumenou AG, Katassos T, Karkavitsas N, and Koumantakis EE. Comparison of the effects of leuprorelin acetate and danazol treatments on serum CA-125 levels in women with endometriosis. International Journal of Fertility Womens Medicine 49 [2], 2004 ; 75-78

30. Perkins GL, Slater ED, Sanders GK, and Prichard JG. Serum Tumor Markers. American Family Physician 68 [6], 2003 ; 1075-1082

31. Murti B. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. 2 ed. Gadjah Mada University Press; 2010.

32. Dahlan MS. Uji Hipotesis Komparatif Variabel Kategorik Tidak Berpasangan (Tabel B x K). In: Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Uji Kesehatan : Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi aplikasi dengan Menggunakan SPSS. 3 ed. Jakarta: Salemba Medika; 2008. 121-140.

LAMPIRAN

LEMBAR INFORMASI PASIEN JUDUL PENELITIAN

HUBUNGAN KADAR CA 125 PRE OPERATIF DENGAN STADIUM ENDOMETRIOSIS

Assalamu’alaikum Wr Wb

Salam Sejahtera bagi kita semua,

Nama saya Dr. Rizka Heriansyah, saat ini saya sedang menjalani pendidikan spesialisasi di bidang kebidanan dan penyakit kandungan di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan, RSU Dr. Pirngadi Medan, RSU Permata Bunda Medan dan RSIA Stella Maris Medan dibawah bimbingan langsung dua supervisor penelitian saya yaitu Prof.Dr. Budi R. Hadibroto, SpOG(K) dan Dr. Henry Salim Siregar, SpOG(K). Penelitian ini akan dilakukan pada setiap pasien yang akan menjalani operasi baik laparoskopi maupun laparotomi atas indikasi endometriosis di Rumah Sakit tersebut di atas.

Terlebih dahulu akan saya jelaskan mengenai Endometriosis. Endometriosis adalah suatu penyakit dimana dijumpai sel-sel endometrium di luar rongga rahim. Endometriosis juga dapat muncul sebagai kista coklat. Endometriosis terkadang muncul dengan keluhan nyeri haid yang hebat, nyeri pinggang yang menahun, nyeri saat melakukan hubungan seksual dan susah mendapatkan keturunan. Diagnosa pasti dari endometriosis hingga saat ini hanya dapat ditegakkan secara operasi dan endometriosis itu memiliki stadium yang dinilai melalui tindakan operasi. CA 125 merupakan salah satu penanda biokimiawi endometriosis yang diperoleh melalui pemeriksaan darah vena. Dimana kadar CA 125 ini biasanya akan meningkat pada kasus endometriosis stadium lanjut.

Pada penelitian ini, akan dilakukan pemeriksaan kadar CA 125 yaitu darah vena sebanyak ± 5 cc, sebelum operasi. Selanjutnya peneliti akan mengambil beberapa data yang dibutuhkan serta melakukan analisa hubungannya terhadap stadium Endometriosis ibu yang akan diperoleh pada setelah operasi. Pemeriksaan kadar CA 125 akan bekerja sama dengan Laboratorium Prodia dimana biaya pemeriksaan CA 125 ditanggung oleh peneliti.

Adapun manfaat penelitian ini adalah mengetahui kadar rata – rata CA 125 pre- operatif pada penderita endometriosis serta ada tidaknya hubungan kadar CA 125 pre-operatif dengan stadium dari endometriosis sehingga dapat dilakukan persiapan operasi yang lebih maksimal karena pada stadium yang lebih tinggi akan didapati

2  perlengketan yang lebih luas. Dari hasil penelitian ini juga dapat dilanjutkan penelitian hubungan respon efek pengobatan endometriosis dengan menggunakan CA 125 sebagai markanya sehingga dapat menggantikan laparoskopi ulangan dalam evaluasi pengobatan.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini sepenuhnya bersifat sukarela, ibu boleh menolak dan juga boleh menghentikan partisipasi dalam penelitian ini setiap saat.

Demikian penjelasan saya mengenai penelitian ini, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk kesediaan ibu berpartisipasi dalam penelitian ini.

Hormat Saya

Dr. Rizka Heriansyah

Alamat : Jl. Asrama Gg. Ampera II no. 40 Komplek Bank Indonesia Medan. Telepon : 061-77369244 / HP. 081264940353

3  LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN SETELAH PENJELASAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Usia :

Alamat :

Kepada saya telah diberikan penjelasan mengenai prosedur penelitian yang berjudul;

HUBUNGAN KADAR CA 125 PRE OPERATIF DENGAN STADIUM ENDOMETRIOSIS

Dan saya telah memahaminya. maka dengan sadar saya menyatakan bersedia mengikuti penelitian ini.

Medan, ... 2011

Yang memberi persetujuan

KRITERIA PENERIMAAN

a. Dugaan endometriosis (nyeri haid, infertilitas dapat disertai kista ovarium ukuran >

2x2 cm maupun tidak) yang akan menjalani laparoskopi atau laparotomi

b. Bersedia dilakukan pemeriksaan kadar CA 125 serum sebelum operatif c. Belum mendapatkan terapi hormonal pada saat pemeriksaan kadar CA 125 d. Tidak pernah menjalani operasi laparotomi

e. Bersedia ikut dalam penelitian ini.

KRITERIA PENOLAKAN

a. Dijumpai tanda – tanda kemungkinan keganasan dari pemeriksaan USG, seperti

septa dan papil.

b. Hasil PA merupakan bukan endometriosis

DATA PASIEN No. DATA PRIBADI Nama : Tanggal lahir : Alamat : No. Telepon :

Status : Menikah / Belum Menikah Paritas :

Haid Terakhir :

Tanggal pengambilan darah : Tanggal operasi :

Rumah Sakit : RSHAM / RSPM / RS Permata Bunda / RSIA Stella Maris

Operator :

Stadium Endometriosis (ASRM) :

KELUHAN KLINIS

Dysmenorhea : Ada / Tidak Ada Dyspareunia : Ada / Tidak Ada Nyeri pelvis kronis : Ada / Tidak Ada Infertilitas : Ada / Tidak Ada

HASIL USG :

HASIL LABORATORIUM

1 WT 33 Menikah SM BIN (+) (‐) (‐) (+) (+) 29.7 I

2 SS 29 Menikah SM BIN (+) (‐) (‐) (+) (+) 8.7 II

3 SO 29 Menikah SM BIN (+) (‐) (+) (+) (+) 480.1 IV

4 EW 37 Menikah SM BIN (+) (+) (‐) (+) (+) 155.5 IV

5 WL 29 Menikah SM BIN (+) (‐) (‐) (+) (‐) 37.9 III

6 KP 26 Menikah SM BIN (‐) (‐) (‐) (+) (‐) 21.7 II

7 IH 24 Menikah SM BIN (+) (‐) (‐) (+) (+) 37.1 IV

8 YT 34 Menikah SM BIN (+) (‐) (‐) (+) (+) 32.5 II

9 AER 37 Menikah SM BIN (‐) (‐) (‐) (+) (+) 102.8 IV

10 MH 32 Menikah SM BIN (+) (‐) (‐) (+) (+) 294.2 IV

11 WY 39 Menikah SM BIN (+) (‐) (‐) (‐) (+) 63.8 III

12 FS 18 Menikah SM BIN (+) (‐) (‐) (‐) (+) 66.3 III

13 NS 27 Menikah PB IA (+) (‐) (‐) (‐) (+) 177.5 III

14 SUM 38 Menikah HAM IA (+) (+) (‐) (‐) (+) 106.7 III

15 SL 31 Menikah HAM FGS (+) (+) (+) (+) (+) 180.2 IV

16 JG 29 Menikah HAM FGS (+) (+) (+) (+) (+) 359.6 IV

17 ZM 27 Menikah SM BIN (+) (+) (‐) (‐) (+) 37.1 III

18 DR 30 Menikah SM BIN (+) (‐) (‐) (+) (+) 55.2 III

19 PL 29 Menikah SM BIN (+) (+) (+) (+) (+) 97.9 IV

20 MGG 43 Menikah SM BIN (+) (+) (+) (+) (‐) 38.8 III

21 SW 31 Menikah SM BIN (‐) (‐) (‐) (+) (‐) 20.3 III

22 FKT 32 Menikah SM BIN (+) (‐) (‐) (‐) (+) 24 I

23 JMS 33 Menikah SM BIN (+) (‐) (+) (‐) (+) 79.5 III

24 RI 36 Menikah SM BIN (+) (+) (+) (+) (‐) 238 IV

25 MG 38 Menikah SM BIN (+) (+) (+) (‐) (+) 51.9 III

26 NS 32 Menikah SM BIN (‐) (‐) (‐) (+) (‐) 26.8 IV 27 DSN 30 Menikah SM BIN (+) (+) (‐) (+) (+) 27.4 IV 28 RA 35 Menikah SM BIN (‐) (‐) (‐) (+) (+) 33.4 IV 29 LM 46 Menikah HAM FGS (+) (‐) (‐) (+) (+) 115,6 IV 30 JA 25 Menikah SM BIN (+) (‐) (‐) (+) (+) 14.6 I 31 RD 43 Menikah HAM FGS (+) (‐) (+) (+) (+) 77.3 IV

32 MIS 44 Menikah HAM FGS (+) (‐) (‐) (+) (+) 58 III

OPERATOR NO NAMA USIA   (TAHUN) STATUS       (MENIKAH/       BELUM MENIKAH)

RUMAH SAKIT STADIUM 

ENDOMETRIOSIS DYSMENORE 

(+/‐)

DYSPARENI 

(+/‐)

NYERI PELVIS KRONIS 

(+/‐) INFERTILITAS  (+/‐) KISTA ENDOMETRIOSIS  (+/‐) CA‐125  (U/mL)

Dokumen terkait