• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.2. CA-125

CA 125 adalah suatu glycoprotein dengan berat molekul tinggi 14,19-21 yaitu 200.000 Dalton6,10,20 yang biasa digunakan sebagai marker tumor pilihan pada tumor epithel ovarium.2,10,11 Antigen CA 125 dihasilkan oleh epitel yang berasal dari epitel coelom (sel mesothelial pleura, pericardium dan peritoneum)10,11,22 dan epitel saluran muller (tuba, endometrium, dan endoserviks).10,16 Permukaan epitel ovarium fetus dan dewasa tidak menghasilkan CA 125 kecuali kista inklusi, permukaan epitel ovarium yang mengalami metaplasia dan yang mengalami pertumbuhan papiler.16

Pada kelainan ginekologi yang jinak, peningkatan kadar CA 125 ditemukan pada endometriosis, penyakit radang panggul, myoma uteri,10,21,22 abses tubo ovarial dan TB multiviseral.6,23 Pada awal kehamilan juga dapat dijumpai peningkatan CA 125.10,13,22

18   

Serum level dari CA 125 dapat berbeda pada berbagai tingkatan usia. Akan tetapi beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda terhadap level dari CA 125 bila dihubungkan dengan perubahan usia.23

Hubungan antara endometriosis dengan peningkatan kadar CA 125 telah dikemukakan sejak tahun 1980-an, dimana peningkatan ini terjadi karena konsentrasi yang lebih tinggi dari ektopik endometrium dibanding eutopik endometrium. 2 CA 125 dihasilkan juga oleh ektopik endometrium. Selama siklus haid normal, ektopik endometrium adalah sumber utama dari produksi dan sekresi CA 125 ke dalam rongga kelenjar dan pembuluh darah10 sehingga pada beberapa wanita dapat dijumpai peningkatan CA 125 selama menstruasi,12 baik yang mengalami endometriosis maupun tidak.24,24 Hal ini mungkin disebabkan refluks endometrium menstrual ke rongga peritoneum.6,23 Deposit ektopik endometrium ini dapat dijumpai di ovarium, peritoneum, ligamentum uterosacral dan kavum douglas.12

Kadar CA 125 ini juga secara langsung berkaitan terhadap skor adhesi, keterlibatan peritoneal pada endometriosis. 25 CA 125 meningkat pada endometriosis lanjut, sehingga lebih baik sebagai penapisan bagi diagnosis endometriosis sedang hingga berat (stadium III dan IV). Kegunaannya terbatas untuk menasah endometriosis minimal dan ringan, karena kepekaan teranya rendah.6,10

Kadarnya sangat beragam tergantung dalamnya implantasi, pada endometriosis superfisial sekresi CA 125 cenderung ke peritoneum dan lambat diserap karena berat molekul yang tinggi sedangkan infiltrasi yang dalam menyebabkan sekresi CA 125 banyak ke dalam darah. Kista endometriosis mengandung konsentrasi CA 125 yang sangat tinggi.13,25

19   

Tabel 3. Tingkat kepercayaan CA 125 untuk diagnosis endometriosis (nilai titik-potong 35 mU/mL)16

Penelitian meta analisis terbaru yang dilakukan untuk menilai performa diagnostik dari serum CA 125 dalam mendeteksi endometriosis. 23 penelitian dimasukkan pada penelitian awal, 16 penelitian berupa kohort studi dan 7 penelitian merupakan case control studi. Penelitian tersebut meneliti wanita infertil atau wanita dengan nyeri pelvis. Sensitivitas dan spesifisitas kemudian dipresentasikan dalam bentuk kurva Receiver Operating Characteristic (ROC). Data kemudian dilaporkan untuk mendiagnosis endometriosis dalam berbagai stadium. Sensitivitas berkisar antara 4% – 100% dan spesifitas berkisar antara 38% – 100% untuk mendiagnosis penyakit dalam berbagai stadium. Untuk stadium lanjut, sensitivitas berkisar antara 0

Stadium

Waktu pengambilan percontoh serum

Kepekaan (%)

Kekhasan (%)

Semua Tak tentu 14 – 36 96

Fase haid 27 100

Fase proliferasi 17 93

Fase luteal 13 96

Berat (III-IV) Tak tentu 54 96

Fase haid 67 100

Fase proliferasi 42 93

20   

– 100% dan spesifisitas berkisar antara 44% – 95%. Kurva ROC menunjukkan performa diagnostik yang lebih baik.26

Keterbatasan utama dari penelitian metaanalysis ini adalah bahwa penelitian tersebut tidak memasukkan kemungkinan yang dapat meningkatkan sensitivitas ataupun spesifisitas dari penelitian (seperti riwayat terjadinya dismenore). Bila tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengidentifikasi mayoritas pasien dengan penyakit maka akurasi diagnostik dari kadar serum CA 125 adalah tidak adekuat. Penggunaan pemeriksaan kadar serum CA 125 secara rutin tidak dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk menyingkirkan endometriosis pada pasien dengan keluhan nyeri pelvis yang kronik ataupun infertil.26

Kegunaan lain yang lebih penting terhadap peranan CA 125 adalah untuk mengevaluasi kekambuhan penyakit ataupun untuk menilai keberhasilan terapi operatif. Pada penelitian yang ditujukan untuk menilai prognosis dengan memeriksakan kadar CA 125 secara serial yang dilakukan terhadap 342 orang pasien yang telah menjalani laparoskopi karena infertil menunjukkan sebanyak 123 pasien (36%) menderita endometriosis dan telah diterapi secara operatif. 56 orang dari 123 pasien tersebut (45%) merupakan wanita infertil yang menderita endometriosis yang memiliki kadar CA 125 sebelum operasi lebih besar atau sama dengan 16 IU/mL yang kemudian dilanjutkkan dengan pemeriksaan kadar CA 125 serial selama 12 bulan. Hasil utama yang diinginkan adalah kehamilan yang terjadi dalam kurun waktu 12 bulan setelah operatif. Peneliti kemudian mendapatkan hasil bahwa kadar CA 125 sebelum tindakan operatif secara statistik tidak berbeda jauh dengan wanita yang sedang hamil, namun kadar CA 125 setelah tindakan operatif akan berbeda jauh pada wanita yang sedang hamil. Analisa univariat lainnya menunjukkan hasil bahwa kadar CA 125 preoperatif berkisar antara 16 dan 25 IU/mL

21   

sedangkan kadar CA 125 postoperatif adalah kurang dari 16 IU/mL yang berhubungan dengan angka kehamilan yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kadar CA 125 memiliki nilai prognostik terhadap kehamilan bagi wanita infertil yang menderita endometriosis dan telah menjalani pembedahan.27

Kadar CA 125 juga dapat berguna pada pasien yang menderita endometriosis stadium awal maupun lanjut. Penelitian yang dilakukan di beberapa pusat pendidikian menunjukkan nilai diagnostik yang tinggi terhadap kekambuhan penyakit bila terjadi peningkatan kadar CA 125 yang diamati setelah pengobatan. Hal ini mungkin berguna bagi pasien yang tidak mungkin menjalani laparoskopi ulangan.28

Matalliotakis IM dkk (2004) di Yunani, membandingkan efek pengobatan Leuproline asetat dan Danazol terhadap serum CA 125 wanita endometriosis mendapatkan kadar serum CA 125 meningkat signifikan pada wanita endometriosis daripada kontrol. Sebelum pengobatan, kadar CA 125 pasien dengan endometriosis stadium III/IV lebih tinggi signifikan dibandingkan stadium I/II. Enam bulan setelah penggunaan Danazol ataupun Leuproline asetat terjadi penurunan kadar serum CA 125.29

Tiga bulan setelah penghentian Danazol, kadar CA 125 tetap lebih rendah signifikan daripada kadar sebelum pengobatan, sedangkan pada 3 bulan setelah penghentian Leuproline asetat, kadar CA 125 kembali ke kadar sebelum pengobatan.29

Selain kegunaan dalam ginekologi, CA 125 juga meningkat pada kanker lain seperti kanker pankreas, kanker payudara, kanker liver dan kanker paru.30

22   

Dokumen terkait