• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN dan SARAN

B. Saran

c. Sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman d. Sarana untuk mengembangkan kreatifitas.

e. Sarana meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.14 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah pola fikir, pembuktian yang logis yang didalamnya memuat logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi dalam tiga bidang, yaitu : aljabar, analisis dan geometri.

2. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab didengar oleh semua lapisan masyarakat, setiap orang dimulai sejak manusia lahir tidak lepas dari belajar untuk dapat menghasilkan suatu perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan serta untuk memperoleh hidup yang lebih baik lagi dari sebelumnya, baik proses belajar itu sendiri maupun tidak disadari.

13

Joula Ekaningsih Paimin,Agar Anak Pintar Matematika, (Jakarta :Puspa Swara, 1998) h.14

14

Joula Ekaningsih Paimin,Agar Anak Pintar Matematika, (Jakarta :Puspa Swara, 1998) h.15

Dikalangan ahli psikologi teradapat keragaman dalam cara menjelaskan/mendefinisikan makna belajar (leraning). Namun secara eksplisit maupun secaara implisit pada akhirnya terdapat pada kesamaan maknanya, ialah bahwa definisi manapun konsep belajar itu selalu menunjukaan kepada suatu pengalaman tertentu.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh asfek tingkah laku. Pengetian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya sendiri .15 menurut umar tri taraharjo belajar diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar dari bawaan bimbingan pengajar.16

Menurut James O Whittaker,” belajar merupakan proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.17Howard L Kingskey mengatakan bahwa” belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan ”.Sedangkan menurut Dr Slameto,” belajar adalah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.18

Menurut Morgan seperti yang dikutip Ngalim Purwanto, mendefinisikan bahwa:”belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Menurut Crowand alice Crow, berpendapat bahwa”

15

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 2

16

Dewa Ketut Sukardi, bimbingan dan konseling sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2002), h.40

17

Syaiful Bahri Djamrah,psikologi belajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 20 18

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 27

belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap belajar disini merupakan proses.”19

Gogne dalam teori belajarnya memberikan dua definisi tentang belajar antara lain:

a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan.

b. Perubahan terjadi melalui latihan dan pengalaman20.

Dari berbagai macam pengertian belajar, tercangkup beberapa dimensi belajar:

a. Aktivitas mental psikis, belajar merupakan kegiatan internal yang tidak dapat dilihat dari luar. Suatu hasil belajar tidak dapat dihasilkan kecuali jika individu tersebut merubah suatu perilaku seperti yang diharapkan dari belajar.

b. Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, baik dengan individu lain, benda atau dalam menghadapi suatu peristiwa. Individu yang sedang mengalami proses belajar harus aktif, bukan hanya dalam gerak badan, juga proses mental seperti pemikiran atau perasaan yang ikut bermain (belajar).

c. Belajar yang dilakukan menghasilkan perubahan-perubahan. perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari tahap belum mengetahui sampai mengetahui perubahan dari tingkah laku yang kurang baik.21

Dari beberapa pendapat para ahli disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, apektif dan psikomotor.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar pada hakekatnya adalah “perubahan” yang terjadi didalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.22 19

Rostiyah N.K,Masalah-Masalah Keguruan, (Jakarta : Bina Aksara, 1986), h.148 20

Syaiful Bahri Djamrah, dkk,psikologi belajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 20 21

Hasil belajar sebagaimana yang dituliskan dalam kamus besar Bahasa Indonesia Kontemporer, yaitu penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui tes.23 Ali Suparman mengemukakan, bahwa hasil belajar adalah penilaian keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku yang berada didalam dirinya dan tergantung pada tingkah laku yang dapat diterima atau dicapai oleh siswa secara sempurna.24

Menurut Gogne hasil belajar merupakan kapabilitas atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar dapat dikategorikan dalam 4 macam, yaitu:

a.Keterampilan motorik dalam hal ini perlu adanya koordinasi dari beberapa gerak badan

b.Informasi verbal. Seseorang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar, dalam hal ini untuk mengemukakan sesuatu perlu intelegensi.

c.Kemampuan intelektual, seseorang mampu berinteraksi dengan dunia luar dan dirinya sendiri. Dengan menggunakan simbol-simbol atau dalam bentuk representasi.

d.Strategi kognitif. Strategi kognitif adalah keterampilan intelektual khususs yang berkenaan dengan tingkah laku seseorang apa yang telah dipelajarinya.25

David Ausubel berpendapat sebagaimana dikutip oleh Ratna Wilis Dahar bahwa hasil belajar bermakna suatu proses yang mengaitkan informasi baru dengan konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.26Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, bahwa hasil belajar adalah hasil setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan diukur.27 22

Syaiful Bahri Djamrah, dkk,strategi belajar menajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 20

23

Peter Salim Dan Yeni Salim,Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), h.45

24

Alwi Suparman,Desain Instruksional, (Jakarta: Pendidikan UT, 1996)h. 26 25

Syaiful Bahri Djamrah, dkk,psikologi belajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 22 26

Ratna Wilis Dahar,Teori-Teori Belajar,(Jakarta: Erlangga, 1989), h.11 27

Suharsimi Arikunto,Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bina Aksara,1993), h. 133

Hasil pengalaman yang dicapai dari hasil usaha seseorang dalam belajar dapat menyebabkan perubahan tingkah laku yang diperoleh setelah proses belajar menurut afektif (sikap) dan ranah psikomotoris (keterampilan).Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah di tetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) stategi kognitif, (d) sikap, ( e) ketermpilan motoris.dalam sisitim pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. 28

Dari semua hal tentang belajar dapat dikemukan bahwa hasil belajar perubahan. Perubahan yang disadari dan timbul akibat praktik, pengalaman dan latihan bukan secara kebetulan. Perubahan dari hasil belajar salah satunya adalah terbentuknya tingkah laku. Terbentuknya tingkah laku sebagai hasil belajar mempunyai 3 pokok:29

1. Tingkah laku baru itu berupa kemampuan aktual dan potensial. 2. Kemampuan itu berlaku dalam waktu yang cukup lama. 3. Kemampuan baru diperoleh melalui usaha.

4. Tipe-Tipe Hasil Belajar

Tipe hasil belajar sebagai tujuan yang ingin dicapai ada 3 bagian, antara lain: bidang kognitif, afektif, dan bidang psikomotorik.

28

Nana Sujana, Penilaian Hasil Proser Belajar mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), h. 22

29

Nana Sujana, Penilaian Hasil Proser Belajar mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), h. 22

Bidang tersebut tidak bisa berdiri serndiri, namun merupakan satu kesatuan yng tidak dapat dipisahkan dan harus merupakan hasil belajar disekolah dalam proses pembelajaran. Berikut uraian unsur-ensur terdapat 3 bidang yaitu:

1). Hasil Belajar Bidang Kognitif

a. Tipe hasil belajar pengetahuan (know ledge)

Yaitu: Tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti, menilai atau dapat menggunakannya. Kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukur jenjang penguasaan tipe ini antara lain: menyuebutkan, menunjukan dan lain-lain.

b. Tipe hasil belajar pemahaman (komprehensif)

Yaitu : Tingkat kemampuan yang mengharapkan teste (responden) mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang ketahuinya, teste tidak hanya hafal serta verbalitas, tetapi memahami konsep dari fakta atau masalah yang ditanyakan kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukur tipe ini antara lain: membedakan, menjelaskan, memberi contoh, mendemonstrasikan dan lain-lain.

c. Tipe hasil belajar penerapan(aplikasi)

Yaitu: Kemampuan yang mengharapkan responden mampu untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahui dalam situasi yang baru baginya. Kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukurnya antara lain: menggunakan penerapan, menghubungkan dan lain-lain.

d. Tipe hasil belajar analisis

Yaitu: Tingkat kemampuan responden untuk menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau situasi tertentu kedalam komponen atau unsur pembentukannya. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur penguasaan jenjang analisis ini antara lain: membedakan, mengklasifikasikan, membandingkan, mengkategorikan dan lain-lain.

e. Tipe hasil belajar sintesis

Yang dimaksud dengan sintesis adalah penyatuan unsur atau bagian-bagian kedalam suatu bentuk menyeluruh. Jadi kemampuan sintesis adalah: kemampuan yang menuntut responden untuk dapat menemukan hubungan kasual atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya yang berupa integritas. Kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukurnya antara lain: menghubungkan, menggabungkan, menyimpulkan, mengklasifikasikan dan lain-lain.

f. Tipe hasil belajar evaluasi

Yaitu: Kemampuan yang menuntut responden untuk dapat memuat suatu penilaian tentang suatu pernyatan, konsep, situasi, suatu kriteria tertentu. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan jenjang evaluasi ini antara lain: membandingkan, menilai, memutuskan dan lain-lain.30

2). Hasil Belajar Afektif

Tipe ini berkenaan dengan sikap dan nilai yang condong atau mengacu kepada berbagai tingkah laku, seperti contoh perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain.

a. Recevling / attending yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa

b. Responding yaitu reaksi yang diberikan terhadap rangsangan dari luar c. Valuing / penilaian yaitu segala yang berkenaan dengan nilai atau

kepercayaan terhadap suatu gejala

d. Organisasi yaitu pengembangan nilai dalam suatu perkumpulan

30

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), cet. Ke-12, h. 44-47

e. Arakteristik nilai, yaitu keterpaduan dari semua system nilai yang dimilki seseorang.31

3). Hasil Belajar Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak pada bentuk keterampilan (skill) kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini meliputi antara lain:

a. Persepsi (Perception)

Level ini berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menangkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak. Contoh pada level ini seperti: siswa dapat membedakan beberapa warna.

b. Kesiapan Set

Level ini menunjukan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu yang meliputi kesiapan mental, fisik dan emosi. Contohnya seperti: siswa dapat menyusun langkah- langkah untuk membuat suatu prakarya.

c. Gerak Terbimbing (Guided Respone)

Level ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, hal ini meliputi peniruan (mengulang suatu gerakan yang didemonstrasikan oleh instruktur) serta trial dan eror. Contohnya: siswa dapat mengikuti langkah instrutur dalam memperagakan sesuatu.

d. Gerak Terbiasa

Gerak yang berkenaan dengan kinerja dimana respon siswa telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan yang dilakukan penuh dengan keyakinan dan kecakapan. Contoh: siswa mampu secara mandiri mengaktifkan computer dan menggunakannya.

31

Nana Sujana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1998), h.55

e. Gerak Kompleks

Merupakan gerak yang sangat terampil dengan pola-pola gerak yang sangat kompleks, keahlianya terindikasi dengan geraknya yang lancar, cepat, akurat tanpa keraguan.

f. Gerak Penyesuaian

Gerak ini berkenaan dengan keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga siswa dapat memodifikasikan pola-pola gerak untuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu.

g. Kreatifitas

Level ini merujuk kepada penciptaan pola-pola gerak baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus, hasil belajar ini menekankan kreativitas yang didasarkan pada keterampilan yang sangat hebat (piawai). Contoh: siswa dapat mendemonstrasikan suatu gerak dengan kombinasi tertentu.

Secara garis besar tipe-tipe hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe hasil belajar mempunyai tiga tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Bidang kognitif, yaitu berkenaan dengan kemampuan intelegensi (IQ). 2. Bidang apektif, yaitu berkenaan dengan siksap dan nilai yang mengacu

kepada tingkah laku.

3. Bidang psikomotorik, yaitu hasil belajar yang tampak pada bentuk keterampilan (skill) kemampuan bertindak.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Muhibin syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dirumuskan kedalam 3 kelompok, yaitu:

1. Faktor internal siswa yang meliputi aspek psiokologis dan aspek fisiologis (intelegensi, sikap, siswa, bakat, minat siswa dan motivasi siswa)

2. Faktor eksternal siswa yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.

3. Faktor pendekatan belajar.32

Menurut Gunarsa dan Surya Brata, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar digolongkan sebagai berikut33:

a. Faktor psikologis adalah yang berhubungan dengan jasmani dan panca indra.

b. Faktor eksogen adalah bahan yang dipelajarinya lingkungan alami, dan sosial, instrument (kurikukum, program, sarana atau fasilitas dan guru / tenaga pengajar).

Menurut Semiawan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak adalah34:

1. Pemenuhan kebutuhan psikologis anak yang meliputi kebutuhan primer, pangan, sandang, dan perumahan serta kasih sayang. Penghargaan terhadap dirinya serta peluang untuk mengaktualisasikan dirinya. 2. Kemampuan Intelektual, meliputi:

a. Kemampuan intelektual kognitif berupa intelegensi

b.Kemampuan intelektual non kognitif berupa emosi, motivasi, kepribadian serta pengaruh lingkungan

3. Pengembangan Kreatifitas

Menurut Roesgiantiasy dan Illyas menyebutkan bahwa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah pribadi siswa, pribadi guru, struktur jaringan, sekolah sesuai dengan situasi dan faktor-faktor situasional.35

32

Muhibin Syah, Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru. h. 69 33

Mexitalia Setiawati, et all, Hubungan Kecerdasan Emosional Status Gizi Dengan Prestasi Belajar, (semarang :Fakultas kedoteran , Universitas Dipenogoro, laporan penelitian , oktober, 2002 ), h.2

34

Cony R Semiawan, Belajar Dan Pembelajaran Taraf Pendidikan Usaia Dini, (Jakarta: Pereihollindo, 2002), h.11-12

35

Ilyas, Peran MotivasiMengajar Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa, (Medan: Juki dan Sons, Dinamika, vol II no 2, 2004), h. 172

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua macam, yaitu:yang berasal dari diri orang yang belajar dan ada dari luar dirinya.

1. Faktor dari dalam diri

a. Kesehatan

Apabila seoarang selalu sakit mengakibatkan orang tidak bergairah belajar dan secara psikologi sering mengalami gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik

b. Itelegensi

Faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar

c. Minat dan Motivasi

Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal terbesar untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan dorongan diri sendiri, umumnya karena kesadran akan pentingnya sesuatu. Motivasi juga dapat berasal dari luar dirinya yaitu dorongan dari lingkungan, misalnya guru dan orang tua

d. Cara belajar

Perlu diperhatikan teknik belajar, bagaimana bentuk catatan yang dipelajari dan pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas lainya.

2. Faktor dari luar diri

a. Situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik, kakak, serta family) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga. Pendidikan orang tua, setatus ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan orang tua, perkataan, dan bimbingan orang tua, mempengruhi pencapaian hasil belajar anak.

b. Sekolah tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrument pendidikan, lingkungan sekolah, dan rasio guru murid perkelas, mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

c. Masyarakat

Apabila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang-orang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.

d. Lingkungan sekitar

Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaliknya tempat- tempat yang sejuk dapat menunjang proses belajar.

Berdasarkan pendapat- pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua faktor yaitu: faktor dari dalam dan faktor dari luar.Faktor dari dalam meliputi: kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi. Sedangkan faktor dari luar meliputi: situasi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

B. Perhatian Ibu Berkarier

1. Pengertian Perhatian

Secara bahasa perhatian dapat diartikan sebagai minat, apa yang disukai atau yang disenangi. Secara istilah perhatian berarti keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek, baik didalam maupun diluar dirinya.36 Dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsang yang datang dari lingkungan sekitar.37 Dalam keterangan lain disebutkan bahwa perhatian adalah upaya mencurahkan waktu dan ruang seiring dengan perkembangan anak baik secara fisik maupun mental spiritual disamping memfokuskan pembinaan kepada perkembangan jasmani serta daya intelektualnya.

Perhatian menurut ahli psikologi dibagi menjadi dua macam yaitu: 36

Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan,(Jakarta : Rineka Cipta, 1998), cet, ke -2, h. 145

37

Slameto , Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta:Rineka Cipta, 1991), Cet, ke-2, h. 105

a. perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek. b.Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyerupai suatu

aktivitas yang dilakukan.

Dalam konteks Islam perhatian yang dimaksud lebih ditekankan kepada kemampuan memonitor atau mengontrol moralitas agar terhindar dari ancaman hukuman neraka. Dengan kata lain perhatian yang diberikan lebih kepada tanggung jawab Ilahi. Hal ini tercermin dalam firman Allah SWT (Q.S At-Tahrim: 6)

ﺓﺭﺎﺠﳊﺍﻭ ﺱﺎﻧﺍﺎﻫﺩﻮﻗﻭ ﺍﺭﺎﻧ ﻢﻜﻠﻫﺍﻭ ﻢﻜﺴﻔﻧﺍﻮﻗ ﺍﻮﻨﻣﺃ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﺎﻬﻳﺍﺎﻳ

)

ﱘﺮﺤﺘﻟﺍ

:

6

(

Artinya: “Hai orang- orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”(At-Tahrim : 6)

Dari definisi-definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa perhatian merupakan suatu keadaan, sikap dimana kesadaran jiwa dipusatkan kepada suatu objek tertentu baik dari dalam maupun dari luar dirinya dengan disertai reaksi-reaksi organisme yang dapat memungkinkan adanya perlakuan khusus terhadap objek tesebut.

2. Pengertian ibu berkarier

Pengertian ibu menurut kamus besar bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) halaman 365 pengertian ibu adalah: 1.Orang perempuan yang telah melahirkan seorang anak

2.Sebutan seorang wanita yang telah bersuami

3.Panggilan yang takzim kepada wanita yang sudah / belum bersuami 4.Bagian yang pokok (besar, asal dan sebagainya)

Menurut Websters New Dictionary ”karier” adalah suatu pekerjaan atau profesi yang membutuhkan suatu keterampilan dan mengikat diri sebagai suatu panggilan atau pekerjaan tetap.38

Menurut Wjs, Puswadarminta dalam kamusnya mengatakan ”karier” adalah kemajuan dalam kehidupan, perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, jabatan dan sebagainya. Misalnya karier itu dicapai dengan kerja keras dan berdisiplin yang tinggi.39

Membicarakan ibu berkarier, penekanannya justru pada ”karier”

itu sendiri meskipun dalam banyak hal mempunyai implikasi finansial, tetapi bukan merupakan tujuan utama. Karier dikonotasikan dengan tangga, hirarkhi dan stuktur organisasi, melibatkan perencanaan yang matang dan memungkinkan bagi individu yang potensial untuk meningkatkan posisi dan jabatanya dilingungan kerja. Artinya, tidak setiap ibu yang berkerja diluar rumah dapat disebut atau mengklaim dirinya sebagai ibu karier. Karier adalah profesi yang ditekuni secara serius dan total untuk mencapai setatus setinggi-tingginya dalam hirarkhi organisasi dilingkungan kerja. Mereka yang berorientasi karier, memandang keberhasilan kerja tidak hanya diukur dengan capaian materi, semisal gaji atau upah, melainkan juga ditentukan oleh prestasi kerja yang pada giliranya mengatarkan individu kejenjang tertinggi dalam organisasi atau atau pun prestige sosial lainnya.

Ibu berkarier adalah ibu yang berkecimpung dalam kegiatan profesi seperti bidang usaha, perkantoran dan sebagainya dilandasi pendidikan keahlian seperti keterampilan, kejujuran dan sebagainya yang menjanjikan untuk mencapai kemajuan. Ibu berkarier biasanya memiliki pendidikan atau pengalaman khusus, menjalani profesi sebagai suatu panggilan dan menekuninya seumur hidup melalui jenjang- jenjang peningkatan tertentu dan melakukanya secara fulltime.40

38

Websters New Dictionary,United Staties Of America, tp, tth, h.208 39

Wjs Puswadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka, 1976) h1147

40

Hj. Siti Muri’ah,Wanita Karir Dalam Bingkai Islam,(Bandung :Angkasa, 2004), cet, ke-1, h.29

Dari dua pengertian diatas menggambarkan adanya upaya untuk mengetahui perbedaan yang jelas antara kecendrungan wanita dan laki-laki dan sekaligus pula menjelaskan bahwa isu untuk memposisikan perbedaan peran wanita dan laki-laki dalam interaksi sosial mereka di masyarakat. Seorang wanita untuk menyandang predikat karier itu tidaklah mudah, dalam arti bukan merupakan suatu yang secara tiba-tiba diraihnya. Tetapi pada umumnya harus melalui usaha keras disertai kesabaran, ketekunan dan kontinyuitas yang panjang, kalau memang seseorang sudah dapat membentengi akan berbagai hal yang semula tidak dibayangkan, maka jalan menuju garis harapan akan segera terwujud.

Sedangkan yang dimaksud ibu berkarier menurut Prof. Dr. Maftuhah Yusuf: “Ibu berkarier, adalah ibu yang atas kemauan, asfirasi serta keinginan mendapatkan kepuasan dari berkerja diluar rumah tangga, dengan suatu fropesi yang mempersyaratkan keahlian, ketekunan dan dedikasi tertentu.41

Menurut Prof. Dr.M. YunanYusuf ibu berkarier adalah ibu yang berkerja diluar rumah yang dalam pekerjannya memerlukan pengetahuan dan keahlian khusus untuk berkerja dibidang profesinya.42

Berkarier adalah berkerja untuk mengembangkan kemajuan diri dalam pekerjaan. Jadi, berkarier dapat juga dikaitkan dengan harapan yang didalamnya ada standar keunggulan tertentu.

Sebagaimana didefinisikan oleh Dr. Muri’ah ibu berkarier adalah ibu yang menekuni atau mencintai suatu atau beberapa pekerjaan secara penuh dalam waktu yang relatif lama, untuk suatu kemajuan dalam hidup, pekerjaan atau jabatan. Umumnya karier, ditempuh oleh ibu diluar rumah sehingga ibu karier tergolong mereka yang berkifrah di sekolah publik.

Dokumen terkait