1
(Studi Kasus diMadrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair)
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNUVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M /1430 H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul :“Hubungan Perhatian Ibu Berkarier Terhadap Hasil Belajar Matematika” yang disusun oleh Abkoriah, Nomor Induk Mahasiswa 102017023971, Jurusan Pendidikan Matematika. telah melalui bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasyah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.
Jakarta, 20 Januari 2009
Yang Mengesahkan
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Afidah Mas’ud Dr.A. Kadir, M.Pd
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul:“Hubungan Perhatian Ibu Berkarier Terhadap Hasil
Belajar Matematika” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada tanggal 26 Oktober 2009 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika.
Jakarta, 26 Oktober 2009
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan Maifalinda Fatra, M.Pd
NIP : 19700528199603 2 002 ………. ………..
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Otong Suhyanto, M.Si
NIP : 150 293 239 ……….. ………
Penguji I
Maifalinda Fatra, M.Pd
NIP : 19700528199603 2 002 ……….. ………
Penguji II
Abdul Muin, M.Pd
NIP : 19751201200604 1 003……… ………
Mengetahui: Dekan,
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Abkoriah
NIM : 102017023971
Jurusan / Semester : Pendidikan Metematika Angkatan Tahun : 2002
Alamat : Jl. Menjangan IV RT 001/03 Pondok Ranji Ciputat Timur Tangerang Selatan Banten
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PERHATIAN IBU
BERKARIER TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA”
Adalah benar hasil karya sendiri dibawahg bimbingan dosen :
Nama : Dra. Afidah Mas’ud
NIP : 150 228 775
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
Alamat : Taman Kedaung Jl.Melati No. 14 Blok D No 5/18 Pamulang
Dan
Nama : Dr. A. Kadir, M.Pd
NIP : 150 265 632
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
Alamat : Vila pamulang Blok DH 4 No 22 Pamulang
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima konsekwensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri.
Jakarta, 20 Januari 2009 Yang menyatakan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perhatian ibu berkarier dengan hasil belajar matematika siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perhatian ibu berkarier (X) dan variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika (Y). penelitian ini dilakukan di Mts. Jam’iyyatul Khair Ciputat pada tahun ajaran 2006/2007. Metode pelitian ini adalah survei dengan teknik korelasi subjek penelitian berjumlah 38 siswa, teknik pengumpulan sampel menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan skala perhatian ibu berkarier dan skala hasil bealajar matematika. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Penguasa alam semesta atas ridho dan kenikmatan lahir dan batin yang telah dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Penulis dalam menyelesikan skripsi ini banyak mendapat kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, dorongan serta masukan-masukan positif atas karya ilmiah ini semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maifalinda Fatra M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus Dosen Penasihat Akademik.
4. Ibu DraAfidah Mas’ud, Dosen PembimbingI yang secara sabar dan ikhlas memberikan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu bapak dan ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT, amin. 7. Bapak Drs. Maman Sukirman, selaku Kepala Sekolah Mts. Jam’iyyatul
Khair Ciputat Timur yang telah membantu dan memberikan kesempatan melaksanakan penelitian ini.
8. Kepada Pimpinan dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk menelaah serta meminjamkan sumber literatur yang diperlukan.
9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, ayahanda Busro dan ibunda Sati yang tak henti-hentinya mendoakanku, selalu sabar dan limpahan kasih sayangnya dan memberikan dukungan moril serta materil. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.
10. Kakaku Sofiah dan adik-adikku (Adah, Mamay, Siska, Fadlah, Fahmi) yangselalu memberikan do’a dan dukungannya kepada penulis.
12. Anakku tercinta (Siti Humaerotul Bariyah) yang selalu memberikan senyuman manis sebagai penghibur dikala kesepian, ketenangan dikala susah, semoga menjadi anak yang shalihah amin.
13. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2002, Iis, Kokom, Alfi, Ipat, Endang, Sule, Anjan, Khaeriah, Elawati dan teman-teman mahasiswi yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berjuang keras melewati hari-hari kuliah yang penuh suka duka.
Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, mudah-mudahan bantuan, bimbingan, arahan dan do’a yang telah diberikan menjadiamal shalih dan diterima oleh Allah SWT serta mendapat balasan yang berlipat ganda, Amin. Semoga karya tulis ini bisa bermanfa’at bagi penulis khususnya dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan umumnya.Wassalam.
Jakarta, Januari 2009
DAFTAR ISI
Abstrak ... i
Kata Pengantar... ii
Daftar Isi... v
Daftar Tabel... vii
Daftar Gambar ... x
Daftar Lampiran ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Landasan Teori... 8
1. Pengertian Matematika ... 8
2. Pengertian Belajar ... 10
3. Hasil Belajar... 12
4. Tipe-Tipe Hasil Belajar ... 14
5. Faktor–faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18
B. Perhatian ibu berkarier ... 21
1.Pengertian Perhatian... 21
2. Pengertian ibu berkarier... 22
3. Perhatian ibu berkarier... 25
4. Ciri-Ciri Ibu Berkarier ... 27
5. Faktor-Faktor Penyebab Ibu Berkarier ... 28
6. Nilai Karier Bagi Seorang Ibu ... 30
7. Problematika Ibu Berkarier... 31
C. Kerangka Berfikir... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 35
B. Populasi Dan sampel Penelitian... 35
C. Metode penelitian... 35
D. Instrumen Penelitian... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ... 47
F. Teknik Analisa Data... 48
G. Hipotesis Statistik... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 52
A. Deskripsi Data... 52
B. Analisis Data... 57
1. Uji Normalitas ... 57
2. Uji linearitas ... 57
C. Pengujian Hipotesis... 59
BAB V KESIMPULAN dan SARAN ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Validitas Instrument Perhatian Ibu Berkarier Dengan Product Momen ... . 38
Tabel 2 Validitas Instrument Tes Matematika ... 41
Tabel 3 Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal... 45
Tabel 4 Daya Pembeda Soal ... 46
Tabel 5 Teknik Pengumpulan Data Untuk Setiap Variabel ... 47
Tabel 6 Skor Perhatian Ibu Berkarier ... 53
Tabel 7 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Perhatian Ibu Berkarier... 54
Tabel 8 Skor Tes Matematika ... 55
Tabel 9 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Tes Matematika ... 57
Tabel 10 Anava Regresi ... 59
Tabel 11 Kisi-Kisi Instrument Perhatian Ibu Berkarier Sebelum Uji Validitas... 66
Tabel 12 Perhitungan validitas Instrument Perhatian Ibu Berkarier Dengan Product Momen ... . 71
Tabel 13 Perhitungan validitas Instrumen Perhatian Ibu Berkarier setelah drop (yang valid) ... 72
Tabel 14 Tabel Perhitungan Reliabilitas Instrument Angket Perhatian Ibu Berkarier... 73
Tabel 15 Kisi-Kisi Instrument Perhatian Ibu Berkarier Sesudah Uji Validitas ... 75
Tabel 16 Cuplikan Kurikulum Matematika Mts ... 85
Tabel 17 Reliabilitas Instrument Tes Matematika ... 86
Tabel 18 Kisi-Kisi Instrument Tes Matematika Sesudah Uji Validitas... 95
Tabel 19 Pengujian Instrument Penelitian Matematika ... 96
Tabel 20 Perhitungan Uji Normalitas Perhatian Ibu Berkarier ... 99
Tabel 21 Perhitungan Uji Normalitas Tes Matematika ... 100
Tabel 22 Hasil Pengamatan Perhatian Ibu Berkarier Dengan Hasil Belajar Matematika... 103
Tabel 23 Rekapitulasi Data Nilai Siswa ... 105
Tabel 24 Nilai- Nilai r Product Moment... 106
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Polygon Dan Histogram Instrument Perhatian Ibu Berkarier... 53 Gambar 2 : Polygon Dan Histogram Instrument Tes Matematika ... 56 Gambar 3 : Diagram Pancar Hubungan Perhatian Ibu Berkarier Dengan Hasil
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi-Kisi Instrument Perhatian Ibu Berkarier Sebelum Uji Validitas ... Lampiran 2 : Angket Perhatian Ibu Berkarier Sebelum Uji Validitas... Lampiran 3 : Perhitungan validitas Instrument Perhatian Ibu Berkarier Dengan
Product Moment... Lampiran 4: Perhitungan validitas Instrument Perhatian Ibu Berkarier setelah drop
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu agenda penting nasional dalam rangka penciptaan dan peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas yang terus menerus dilaksanakan. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan nasional perlu dilakukan pembenahan dalam unsur yang terkait dengan pendidikan, di antaranya penyediaan buku-buku pelajaran, sarana dan prasarana, pembinaan tenaga guru yang profesional, serta perbaikan kurikulum sekolah.
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Ibarat biji mangga bagaimanapun wujudnya jika ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon mangga bukan menjadi pohon jambu.
Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia mengandung banyak asfek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya sangat kompleks itu, maka tidak sebuah batasanpun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lainnya. Perbedaan tersebut.
Sabda Rasulullah SAW:
ﻢﻠﺴﻣ ﻞﻛ ﻰﻠﻋ ﺔﻀﻳﺮﻓ ﻢﻠﻌﻟﺍ ﺐﻠﻃ ﻥﺈﻓ ﲔﺴﺑ ﻮﻟﻭ ﻢﻠﻌﻟﺍﺍﻮﺒﻠﻃﺍ
)
ﻩﺍﻭﺭ
ﻯﺪﻋ ﻦﺑﺍ
ﻰﻘﻬﻴﺒﻟﺍﻭ
(
Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di Negeri Cina, dan sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam”(H.R Ibnu ‘Adiy dan Baihaqi)
Proses belajar mengajar adalah aspek dari lingkungan sekolah yang terorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan turut menentukan dan lingkungan itu turut membantu kegiatan belajar mengajar. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Proses belajar mengajar akan memperoleh kesuksesan apabila guru yang mengajar adalah orang yang benar-benar mampu dalam melaksanakan tugasnya, baik dari segi ilmu atau kemampuan yang dimiliki maupun kharisma yang dimiliki oleh guru tersebut.
Untuk meningkatkan kehidupannya, manusia akan selalu berusaha untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman baru, usaha tersebut kita sebut pendidikan.
dilakukan. Penigkatan kualitas sumberdaya manusia merupakan rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat indonesia seluruhnya, yaitu mencakup pembangunan manusia, baik sebagai insan maupun sebagai sumberdaya pembangunan. Penekananya adalah pada harkat, martabat, hak dan kewajiban manusia. Hak tersebut tercermin dalam nilai-nilai yang terkandung dalam diri manusia, baik etika, estetika maupun logika. Hal yang akan menjadi fokus masalah atau objek penelitian adalah tentang budaya keilmuan ibu dengan segala dimensi dan indikasinya yang akan dijabarkan dalam bab berikutnya.
Salah satu dari tujuan didirikannya Negara Republik Indonesia yang ingin mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan diselenggarakannya pendidikan yang saat ini umumnya berbentuk sebagai lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat proses belajar mengajar. Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa itulah pendidikan nasional yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan dalam UU Sisdiknas (UUSPN) Bab II pasal 3, disebutkan bahwa : “Pendidikan nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa-bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.1
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu mewujudkan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, serta mampu menciptakan program pendidikan yang dapat meningkatkan prestasi para peserta didik. Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama tak kalah pentingnya berperan untuk mencetak generasi yang berkualitas. Generasi yang berkualitas dalam keimanannya mau pun
1
intelektualnya didukung oleh kehidupan keluarga yang berjalan dengan baik dan harmonis.
Lembaga pendidikan yang ada untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut merupakan tumpuan dan harapan orang tua, siswa diharapkan memperoleh pengetahuan keterampilan, sikap dan sifat-sifat kepribadian utama. Sebagai sarana pengembangan karier. Peningkatan status sosial dan bekal hidup lainnya di dunia dan di akhirat.2 “Sering kali kedua orang tua bekerja sehari penuh, akibatnya para guru menggantikan fungsi seorang ibu. Jelaslah bahwa pengganti ibu tersebut tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan emosional dan kejiwaan anak-anak. Hampir setiap anak-anak memiliki potensi yang tak terbatas, mereka membutuhkan kasih sayang, perlindungan dan bimbingan dari seorang ibu.3
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap-tahap bersinambung sistemik dan karena berlangsung semua situasi kondisi sistematis oleh karena proses pendidikan melalui tahap-tahap bersinambungan dan sistemik oleh karena berlangsung dalam semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi.4rapor yang diberikan oleh guru merupakan suatu hal yang dituju dan ingin dicapai oleh orang tua dan lembaga pendidikan di mana anak tersebut belajar bahkan hal itu juga merupakan suatu yang ingin dicapai dan diketahui oleh siswa itu sendiri.
Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa, dan bagi mereka yang sudah atas usaha sendiri. Kedua-duanya bersifat alamiah dan menjadi keharusan. Bayi yang baru lahir
2
Abin Syamsudin Makmun,Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998).
3
Yedi Kurniawan, Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, (Jakarta : CV. Firdaus 1992). Cet. Ke-1, h. 22
4
kepribadiannya belum terbentuk, belum pempunyai warna dan corak kepribadian yang tertentu. Ia baru merupakan individu, belum suatu pribadi. Untuk menjadi suatu pribadi perlu mendapat bimbingan, latihan-latihan dan pengalaman melalui bergaul dengan lingkungannya, khususnya dengan lingkungan pendidikan.
Banyak faktor yang dijadikan tolok ukur keberhasilan. Pendidikan dapat dikatakan berhasil salah satunya dengan melihat hasil belajarnya di sekolah baik atau buruk, yang bisa diketahui melalui hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki hasil belajar baik dikatakan berhasil dalam pendidikanya, sedangkan siswa yang hasil belajarnya kurang baik dianggap tidak berhasil dalam pendidikanya.
Hasil belajar siswa yang kurang baik menyebabkan masalah bagi dunia pendidikan, sehingga perlu kita teliti apa penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Hasil belajar sebagai tolok ukur keberhasilan siswa dapat dipengaruhi dua faktor, yaitu : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi: kesiapan mental dan fisik, kecemasan, sikap terhadap pendidikan, kebiasan belajar, motivasi kesehatan, umur dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal meliputi: guru, lingkungan dan keluarga (ibu).
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang sangat penting salah satunya adalah faktor keluarga (ibu) artinya untuk mendapatkan hasil belajar yang baik diperlukan suasana yang menyenangkan. Matematika salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan, bahkan sering disebut sebagai sentral ilmu pengetahuan, matematika menurut sebagian besar siswa masih dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan. Sebabnya, matematika penuh dengan rumus-rumus dan memerlukan konsentrasi sempurna dalam mempelajarinya.
secara intelektual, emosional, sosial, bahkan juga fisiknya.5 Konsep diri seseorang mula-mula terbentuk dari perasaan apakah ia diterima dan diinginkan kehadirnnya oleh keluarganya, melalui perlakuan yang berulang-ulang dan setelah menghadapi sikp-sikap tertentu seorang ibu ataupun orang lain di lingkungan kehidupannya, akan berkembanglah konsep diri seseorang.konsep diri ini yang pada mulanya berasal dari perasaan dihargai atau tidak dihargai .perasaan inilah yang menjadi landasan dari pandangan, penilaian, atau bayangan seseorang mengenai dirinya sendiri yang keseluruhanya di sebut konsep diri. 6
Kaitannya dengan hasil belajar dalam sebuah buku membahas tentang pendidikan tersebut bahwa terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar seorang anak, di antaranya faktor lingkungan, keluarga, sekolah, teman sepermainan, atau organisasi pemuda yang telah disebut di atas, bahkan karena faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri baik fisik maupun psikis. Masalahnya apakah perhatian ibu berkarier khususnya mengenai perhatian dan kepedulian terhadap pendidikan anaknya itu dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar anaknya, dan apakah perhatian ibu berkarier itu dapat tergolong ke dalam faktor yang sangat berpengaruh dengan hasil belajar matematika anak.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas penulis tertarik menyusun skripsi yang berjudul: “Hubungan Perhatian Ibu Berkarier Terhadap Hasil Belajar Matematika Di Mts Jam’iyyatul
Khair Cempaka Putih Ciputat”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini, maka yang akan dibahas dibatasi. Dengan batasan-batasan sebagai berikut:
5
Conny Semiawan , et, al, Kifrah Wanita Islam Dalam Keluarga Karier Dan Masyarakat, (Jakarta, Pustaka Antar ,1996), Cet, Ke-2, h.79
6
1. Perhatian ibu berkarier
Yang diteliti disini asfek yang menunjang hasil belajar anak, berupa kelebihan-kelebihan yang dimiliki ibu berkarier, misalnya keteladanan perilaku dan pengetahuan.
2. Hasil belajar matematika
Hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh siswa dalam mempelajari suatu materi dan yang diambil dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes dengan mengunakan instrumen yang dibuat peneliti. 3. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah siswa. Siswa disini adalah siswa Madrasah Tsanawiyah kelas VIII.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah ada hubungan antara perhatian ibu berkarier dengan hasil belajar matematika siswa?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perhatian ibu berkarier dengan hasil belajar matematika siswa.
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.Memberikan masukan-masukan kepada para ibu berkarier agar lebih memperhatikan anaknya.
2.Menambah khazanah intelektual.
3.Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang pentingnya memberikan perhatian lebih kepada putra-putrinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Matematika
Istilah Mathematics (Inggris), Mathematik (Jerman), Mathematique (Prancis), berasal dari bahasa latin mathematica yang mulanya diambil dari perkataan yunani, mathematike yang berarti” relating to learning”. Perkatan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge science). Perkataan matematika berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lain yang serupa yaitu mathanein yang berarti (belajar berfikir).7
Berbagai pendapat muncul, tentang pengertian matematika, baik dipandang dari ilmu pengetahuan maupun pengalaman masing-masing yang berbeda. Berdasarkan ertimologis (Elea Tinggi, 1972; 5), Matematika berarti: “Ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan cara bernalar”. Ini berarti dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), matematika terbentuk dari hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan proses dan penalaran Russefendi (ET, 1980 :148).8
Lebih lanjut dalam buku strategi pembelajaran matematika kontemporer Suherman mengemukakan beberapa pengertian matematika menurut para tokoh antara lain:
1. James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainya dengan jumlah banyak yang terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.
2. Menurut Jhonson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, 7
Herman Suherman, dkk,Strategi Pembelajaran Kontemporer,(Jakarta: Jica, 2002), h. 16-17
8
pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol yang padat lebih dari bahasa symbol mengenai ide dari pada bunyi.9
Jhonson dan Myklebust menyatakan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisinya untuk mengekpresikan hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya ialah untuk memudahkan berfikir. Sedangkan menurut Hudoyono ,”Matematika berkenaan dengan ide-ide struktur, dan hubungan yang diatur secara logis, sehingga matematika berkaitan dengan yang diatur secara logis, sehingga matematika berkaitan dengan konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan dengan penalaran dedukatif.10
Palling menyatakan bahwa ide manusia berbeda-beda tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masimg. Selanjutnya Palling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; atau cara menggunakan informasi, mengunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, mengunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang terpenting adalah pemikiran dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.11
Berkaitan dengan hasil belajar, Bruner mendefinisikan belajar matematika adalah:12
a. Belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat didalam materi pelajaran.
b. Mencari hubungan-hubungan tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika.
Loughin dan Lewis, membagi 3 aspek bidang kecakapan matematika, antara lain:
9
Herman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Kontemporer, (Jakarta: Jica, 2002), h..15-16
10
Herman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Kontemporer, (Jakarta: Jica, 2002), h..17
11
Mulyono Abdurahman,Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 252
12
1. Computation Skill, yaitu suatu kecakapan yang mengacu kepada kemampuan siswa menggunakan perhitungan dalam mengerjakan soal.
2. Problem Solving Skill, suatu kecakapan yang mengacu kepada kemampuan siswa menggunakan perhitungan untuk memecahkan masalah.
3. Application Skill, suatu kecakapan berhitung dan kecakapan menyelesaikan masalah-masalah dalam situasi kehidupan nyata.13
Ada beberapa alasan mengapa matematika perlu diajarkan kepada siswa. Alasan ini dikemukakan oleh Cornelius:
a. Sarana berpikir yang jelas dan logis
b. Sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari
c. Sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman d. Sarana untuk mengembangkan kreatifitas.
e. Sarana meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.14 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah pola fikir, pembuktian yang logis yang didalamnya memuat logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi dalam tiga bidang, yaitu : aljabar, analisis dan geometri.
2. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab didengar oleh semua lapisan masyarakat, setiap orang dimulai sejak manusia lahir tidak lepas dari belajar untuk dapat menghasilkan suatu perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan serta untuk memperoleh hidup yang lebih baik lagi dari sebelumnya, baik proses belajar itu sendiri maupun tidak disadari.
13
Joula Ekaningsih Paimin,Agar Anak Pintar Matematika, (Jakarta :Puspa Swara, 1998) h.14
14
Dikalangan ahli psikologi teradapat keragaman dalam cara menjelaskan/mendefinisikan makna belajar (leraning). Namun secara eksplisit maupun secaara implisit pada akhirnya terdapat pada kesamaan maknanya, ialah bahwa definisi manapun konsep belajar itu selalu menunjukaan kepada suatu pengalaman tertentu.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh asfek tingkah laku. Pengetian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya sendiri .15 menurut umar tri taraharjo belajar diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar dari bawaan bimbingan pengajar.16
Menurut James O Whittaker,” belajar merupakan proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.17Howard L Kingskey mengatakan bahwa” belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan ”.Sedangkan menurut Dr Slameto,” belajar adalah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.18
Menurut Morgan seperti yang dikutip Ngalim Purwanto, mendefinisikan bahwa:”belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Menurut Crowand alice Crow, berpendapat bahwa”
15
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 2
16
Dewa Ketut Sukardi, bimbingan dan konseling sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2002), h.40
17
Syaiful Bahri Djamrah,psikologi belajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 20 18
belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap belajar disini merupakan proses.”19
Gogne dalam teori belajarnya memberikan dua definisi tentang belajar antara lain:
a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan.
b. Perubahan terjadi melalui latihan dan pengalaman20.
Dari berbagai macam pengertian belajar, tercangkup beberapa dimensi belajar:
a. Aktivitas mental psikis, belajar merupakan kegiatan internal yang tidak dapat dilihat dari luar. Suatu hasil belajar tidak dapat dihasilkan kecuali jika individu tersebut merubah suatu perilaku seperti yang diharapkan dari belajar.
b. Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, baik dengan individu lain, benda atau dalam menghadapi suatu peristiwa. Individu yang sedang mengalami proses belajar harus aktif, bukan hanya dalam gerak badan, juga proses mental seperti pemikiran atau perasaan yang ikut bermain (belajar).
c. Belajar yang dilakukan menghasilkan perubahan-perubahan. perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari tahap belum mengetahui sampai mengetahui perubahan dari tingkah laku yang kurang baik.21
Dari beberapa pendapat para ahli disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, apektif dan psikomotor.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar pada hakekatnya adalah “perubahan” yang terjadi didalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.22 19
Rostiyah N.K,Masalah-Masalah Keguruan, (Jakarta : Bina Aksara, 1986), h.148 20
Syaiful Bahri Djamrah, dkk,psikologi belajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 20 21
Hasil belajar sebagaimana yang dituliskan dalam kamus besar Bahasa Indonesia Kontemporer, yaitu penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui tes.23 Ali Suparman mengemukakan, bahwa hasil belajar adalah penilaian keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku yang berada didalam dirinya dan tergantung pada tingkah laku yang dapat diterima atau dicapai oleh siswa secara sempurna.24
Menurut Gogne hasil belajar merupakan kapabilitas atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar dapat dikategorikan dalam 4 macam, yaitu:
a.Keterampilan motorik dalam hal ini perlu adanya koordinasi dari beberapa gerak badan
b.Informasi verbal. Seseorang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar, dalam hal ini untuk mengemukakan sesuatu perlu intelegensi.
c.Kemampuan intelektual, seseorang mampu berinteraksi dengan dunia luar dan dirinya sendiri. Dengan menggunakan simbol-simbol atau dalam bentuk representasi.
d.Strategi kognitif. Strategi kognitif adalah keterampilan intelektual khususs yang berkenaan dengan tingkah laku seseorang apa yang telah dipelajarinya.25
David Ausubel berpendapat sebagaimana dikutip oleh Ratna Wilis Dahar bahwa hasil belajar bermakna suatu proses yang mengaitkan informasi baru dengan konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.26Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, bahwa hasil belajar adalah hasil setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan diukur.27
22
Syaiful Bahri Djamrah, dkk,strategi belajar menajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 20
23
Peter Salim Dan Yeni Salim,Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), h.45
24
Alwi Suparman,Desain Instruksional, (Jakarta: Pendidikan UT, 1996)h. 26 25
Syaiful Bahri Djamrah, dkk,psikologi belajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 22 26
Ratna Wilis Dahar,Teori-Teori Belajar,(Jakarta: Erlangga, 1989), h.11 27
Hasil pengalaman yang dicapai dari hasil usaha seseorang dalam belajar dapat menyebabkan perubahan tingkah laku yang diperoleh setelah proses belajar menurut afektif (sikap) dan ranah psikomotoris (keterampilan).Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah di tetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) stategi kognitif, (d) sikap, ( e) ketermpilan motoris.dalam sisitim pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. 28
Dari semua hal tentang belajar dapat dikemukan bahwa hasil belajar perubahan. Perubahan yang disadari dan timbul akibat praktik, pengalaman dan latihan bukan secara kebetulan. Perubahan dari hasil belajar salah satunya adalah terbentuknya tingkah laku. Terbentuknya tingkah laku sebagai hasil belajar mempunyai 3 pokok:29
1. Tingkah laku baru itu berupa kemampuan aktual dan potensial. 2. Kemampuan itu berlaku dalam waktu yang cukup lama. 3. Kemampuan baru diperoleh melalui usaha.
4. Tipe-Tipe Hasil Belajar
Tipe hasil belajar sebagai tujuan yang ingin dicapai ada 3 bagian, antara lain: bidang kognitif, afektif, dan bidang psikomotorik.
28
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proser Belajar mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), h. 22
29
Bidang tersebut tidak bisa berdiri serndiri, namun merupakan satu kesatuan yng tidak dapat dipisahkan dan harus merupakan hasil belajar disekolah dalam proses pembelajaran. Berikut uraian unsur-ensur terdapat 3 bidang yaitu:
1). Hasil Belajar Bidang Kognitif
a. Tipe hasil belajar pengetahuan (know ledge)
Yaitu: Tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti, menilai atau dapat menggunakannya. Kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukur jenjang penguasaan tipe ini antara lain: menyuebutkan, menunjukan dan lain-lain.
b. Tipe hasil belajar pemahaman (komprehensif)
Yaitu : Tingkat kemampuan yang mengharapkan teste (responden) mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang ketahuinya, teste tidak hanya hafal serta verbalitas, tetapi memahami konsep dari fakta atau masalah yang ditanyakan kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukur tipe ini antara lain: membedakan, menjelaskan, memberi contoh, mendemonstrasikan dan lain-lain.
c. Tipe hasil belajar penerapan(aplikasi)
Yaitu: Kemampuan yang mengharapkan responden mampu untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahui dalam situasi yang baru baginya. Kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukurnya antara lain: menggunakan penerapan, menghubungkan dan lain-lain.
d. Tipe hasil belajar analisis
e. Tipe hasil belajar sintesis
Yang dimaksud dengan sintesis adalah penyatuan unsur atau bagian-bagian kedalam suatu bentuk menyeluruh. Jadi kemampuan sintesis adalah: kemampuan yang menuntut responden untuk dapat menemukan hubungan kasual atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya yang berupa integritas. Kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukurnya antara lain: menghubungkan, menggabungkan, menyimpulkan, mengklasifikasikan dan lain-lain.
f. Tipe hasil belajar evaluasi
Yaitu: Kemampuan yang menuntut responden untuk dapat memuat suatu penilaian tentang suatu pernyatan, konsep, situasi, suatu kriteria tertentu. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan jenjang evaluasi ini antara lain: membandingkan, menilai, memutuskan dan lain-lain.30
2). Hasil Belajar Afektif
Tipe ini berkenaan dengan sikap dan nilai yang condong atau mengacu kepada berbagai tingkah laku, seperti contoh perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain.
a. Recevling / attending yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa
b. Responding yaitu reaksi yang diberikan terhadap rangsangan dari luar c. Valuing / penilaian yaitu segala yang berkenaan dengan nilai atau
kepercayaan terhadap suatu gejala
d. Organisasi yaitu pengembangan nilai dalam suatu perkumpulan
30
e. Arakteristik nilai, yaitu keterpaduan dari semua system nilai yang dimilki seseorang.31
3). Hasil Belajar Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak pada bentuk keterampilan (skill) kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini meliputi antara lain:
a. Persepsi (Perception)
Level ini berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menangkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak. Contoh pada level ini seperti: siswa dapat membedakan beberapa warna.
b. Kesiapan Set
Level ini menunjukan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu yang meliputi kesiapan mental, fisik dan emosi. Contohnya seperti: siswa dapat menyusun langkah- langkah untuk membuat suatu prakarya.
c. Gerak Terbimbing (Guided Respone)
Level ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, hal ini meliputi peniruan (mengulang suatu gerakan yang didemonstrasikan oleh instruktur) serta trial dan eror. Contohnya: siswa dapat mengikuti langkah instrutur dalam memperagakan sesuatu.
d. Gerak Terbiasa
Gerak yang berkenaan dengan kinerja dimana respon siswa telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan yang dilakukan penuh dengan keyakinan dan kecakapan. Contoh: siswa mampu secara mandiri mengaktifkan computer dan menggunakannya.
31
e. Gerak Kompleks
Merupakan gerak yang sangat terampil dengan pola-pola gerak yang sangat kompleks, keahlianya terindikasi dengan geraknya yang lancar, cepat, akurat tanpa keraguan.
f. Gerak Penyesuaian
Gerak ini berkenaan dengan keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga siswa dapat memodifikasikan pola-pola gerak untuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu.
g. Kreatifitas
Level ini merujuk kepada penciptaan pola-pola gerak baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus, hasil belajar ini menekankan kreativitas yang didasarkan pada keterampilan yang sangat hebat (piawai). Contoh: siswa dapat mendemonstrasikan suatu gerak dengan kombinasi tertentu.
Secara garis besar tipe-tipe hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe hasil belajar mempunyai tiga tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Bidang kognitif, yaitu berkenaan dengan kemampuan intelegensi (IQ). 2. Bidang apektif, yaitu berkenaan dengan siksap dan nilai yang mengacu
kepada tingkah laku.
3. Bidang psikomotorik, yaitu hasil belajar yang tampak pada bentuk keterampilan (skill) kemampuan bertindak.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Muhibin syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dirumuskan kedalam 3 kelompok, yaitu:
2. Faktor eksternal siswa yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.
3. Faktor pendekatan belajar.32
Menurut Gunarsa dan Surya Brata, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar digolongkan sebagai berikut33:
a. Faktor psikologis adalah yang berhubungan dengan jasmani dan panca indra.
b. Faktor eksogen adalah bahan yang dipelajarinya lingkungan alami, dan sosial, instrument (kurikukum, program, sarana atau fasilitas dan guru / tenaga pengajar).
Menurut Semiawan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak adalah34:
1. Pemenuhan kebutuhan psikologis anak yang meliputi kebutuhan primer, pangan, sandang, dan perumahan serta kasih sayang. Penghargaan terhadap dirinya serta peluang untuk mengaktualisasikan dirinya. 2. Kemampuan Intelektual, meliputi:
a. Kemampuan intelektual kognitif berupa intelegensi
b.Kemampuan intelektual non kognitif berupa emosi, motivasi, kepribadian serta pengaruh lingkungan
3. Pengembangan Kreatifitas
Menurut Roesgiantiasy dan Illyas menyebutkan bahwa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah pribadi siswa, pribadi guru, struktur jaringan, sekolah sesuai dengan situasi dan faktor-faktor situasional.35
32
Muhibin Syah, Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru. h. 69 33
Mexitalia Setiawati, et all, Hubungan Kecerdasan Emosional Status Gizi Dengan Prestasi Belajar, (semarang :Fakultas kedoteran , Universitas Dipenogoro, laporan penelitian , oktober, 2002 ), h.2
34
Cony R Semiawan, Belajar Dan Pembelajaran Taraf Pendidikan Usaia Dini, (Jakarta: Pereihollindo, 2002), h.11-12
35
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua macam, yaitu:yang berasal dari diri orang yang belajar dan ada dari luar dirinya.
1. Faktor dari dalam diri
a. Kesehatan
Apabila seoarang selalu sakit mengakibatkan orang tidak bergairah belajar dan secara psikologi sering mengalami gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik
b. Itelegensi
Faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar
c. Minat dan Motivasi
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal terbesar untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan dorongan diri sendiri, umumnya karena kesadran akan pentingnya sesuatu. Motivasi juga dapat berasal dari luar dirinya yaitu dorongan dari lingkungan, misalnya guru dan orang tua
d. Cara belajar
Perlu diperhatikan teknik belajar, bagaimana bentuk catatan yang dipelajari dan pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas lainya.
2. Faktor dari luar diri
a. Situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik, kakak, serta family) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga. Pendidikan orang tua, setatus ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan orang tua, perkataan, dan bimbingan orang tua, mempengruhi pencapaian hasil belajar anak.
c. Masyarakat
Apabila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang-orang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.
d. Lingkungan sekitar
Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaliknya tempat- tempat yang sejuk dapat menunjang proses belajar.
Berdasarkan pendapat- pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua faktor yaitu: faktor dari dalam dan faktor dari luar.Faktor dari dalam meliputi: kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi. Sedangkan faktor dari luar meliputi: situasi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
B. Perhatian Ibu Berkarier
1. Pengertian Perhatian
Secara bahasa perhatian dapat diartikan sebagai minat, apa yang disukai atau yang disenangi. Secara istilah perhatian berarti keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek, baik didalam maupun diluar dirinya.36 Dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsang yang datang dari lingkungan sekitar.37 Dalam keterangan lain disebutkan bahwa perhatian adalah upaya mencurahkan waktu dan ruang seiring dengan perkembangan anak baik secara fisik maupun mental spiritual disamping memfokuskan pembinaan kepada perkembangan jasmani serta daya intelektualnya.
Perhatian menurut ahli psikologi dibagi menjadi dua macam yaitu:
36
Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan,(Jakarta : Rineka Cipta, 1998), cet, ke -2, h. 145
37
a. perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek. b.Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyerupai suatu
aktivitas yang dilakukan.
Dalam konteks Islam perhatian yang dimaksud lebih ditekankan kepada kemampuan memonitor atau mengontrol moralitas agar terhindar dari ancaman hukuman neraka. Dengan kata lain perhatian yang diberikan lebih kepada tanggung jawab Ilahi. Hal ini tercermin dalam firman Allah SWT (Q.S At-Tahrim: 6)
ﺓﺭﺎﺠﳊﺍﻭ ﺱﺎﻧﺍﺎﻫﺩﻮﻗﻭ ﺍﺭﺎﻧ ﻢﻜﻠﻫﺍﻭ ﻢﻜﺴﻔﻧﺍﻮﻗ ﺍﻮﻨﻣﺃ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﺎﻬﻳﺍﺎﻳ
)
ﱘﺮﺤﺘﻟﺍ
:
6
(
Artinya: “Hai orang- orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”(At-Tahrim : 6)
Dari definisi-definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa perhatian merupakan suatu keadaan, sikap dimana kesadaran jiwa dipusatkan kepada suatu objek tertentu baik dari dalam maupun dari luar dirinya dengan disertai reaksi-reaksi organisme yang dapat memungkinkan adanya perlakuan khusus terhadap objek tesebut.
2. Pengertian ibu berkarier
Pengertian ibu menurut kamus besar bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) halaman 365 pengertian ibu adalah: 1.Orang perempuan yang telah melahirkan seorang anak
2.Sebutan seorang wanita yang telah bersuami
3.Panggilan yang takzim kepada wanita yang sudah / belum bersuami 4.Bagian yang pokok (besar, asal dan sebagainya)
Menurut Websters New Dictionary ”karier” adalah suatu pekerjaan atau profesi yang membutuhkan suatu keterampilan dan mengikat diri sebagai suatu panggilan atau pekerjaan tetap.38
Menurut Wjs, Puswadarminta dalam kamusnya mengatakan ”karier” adalah kemajuan dalam kehidupan, perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, jabatan dan sebagainya. Misalnya karier itu dicapai dengan kerja keras dan berdisiplin yang tinggi.39
Membicarakan ibu berkarier, penekanannya justru pada ”karier”
itu sendiri meskipun dalam banyak hal mempunyai implikasi finansial, tetapi bukan merupakan tujuan utama. Karier dikonotasikan dengan tangga, hirarkhi dan stuktur organisasi, melibatkan perencanaan yang matang dan memungkinkan bagi individu yang potensial untuk meningkatkan posisi dan jabatanya dilingungan kerja. Artinya, tidak setiap ibu yang berkerja diluar rumah dapat disebut atau mengklaim dirinya sebagai ibu karier. Karier adalah profesi yang ditekuni secara serius dan total untuk mencapai setatus setinggi-tingginya dalam hirarkhi organisasi dilingkungan kerja. Mereka yang berorientasi karier, memandang keberhasilan kerja tidak hanya diukur dengan capaian materi, semisal gaji atau upah, melainkan juga ditentukan oleh prestasi kerja yang pada giliranya mengatarkan individu kejenjang tertinggi dalam organisasi atau atau pun prestige sosial lainnya.
Ibu berkarier adalah ibu yang berkecimpung dalam kegiatan profesi seperti bidang usaha, perkantoran dan sebagainya dilandasi pendidikan keahlian seperti keterampilan, kejujuran dan sebagainya yang menjanjikan untuk mencapai kemajuan. Ibu berkarier biasanya memiliki pendidikan atau pengalaman khusus, menjalani profesi sebagai suatu panggilan dan menekuninya seumur hidup melalui jenjang- jenjang peningkatan tertentu dan melakukanya secara fulltime.40
38
Websters New Dictionary,United Staties Of America, tp, tth, h.208 39
Wjs Puswadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka, 1976) h1147
40
Dari dua pengertian diatas menggambarkan adanya upaya untuk mengetahui perbedaan yang jelas antara kecendrungan wanita dan laki-laki dan sekaligus pula menjelaskan bahwa isu untuk memposisikan perbedaan peran wanita dan laki-laki dalam interaksi sosial mereka di masyarakat. Seorang wanita untuk menyandang predikat karier itu tidaklah mudah, dalam arti bukan merupakan suatu yang secara tiba-tiba diraihnya. Tetapi pada umumnya harus melalui usaha keras disertai kesabaran, ketekunan dan kontinyuitas yang panjang, kalau memang seseorang sudah dapat membentengi akan berbagai hal yang semula tidak dibayangkan, maka jalan menuju garis harapan akan segera terwujud.
Sedangkan yang dimaksud ibu berkarier menurut Prof. Dr. Maftuhah Yusuf: “Ibu berkarier, adalah ibu yang atas kemauan, asfirasi serta keinginan mendapatkan kepuasan dari berkerja diluar rumah tangga, dengan suatu fropesi yang mempersyaratkan keahlian, ketekunan dan dedikasi tertentu.41
Menurut Prof. Dr.M. YunanYusuf ibu berkarier adalah ibu yang berkerja diluar rumah yang dalam pekerjannya memerlukan pengetahuan dan keahlian khusus untuk berkerja dibidang profesinya.42
Berkarier adalah berkerja untuk mengembangkan kemajuan diri dalam pekerjaan. Jadi, berkarier dapat juga dikaitkan dengan harapan yang didalamnya ada standar keunggulan tertentu.
Sebagaimana didefinisikan oleh Dr. Muri’ah ibu berkarier adalah ibu yang menekuni atau mencintai suatu atau beberapa pekerjaan secara penuh dalam waktu yang relatif lama, untuk suatu kemajuan dalam hidup, pekerjaan atau jabatan. Umumnya karier, ditempuh oleh ibu diluar rumah sehingga ibu karier tergolong mereka yang berkifrah di sekolah publik. Disamping itu untuk berkarier, ibu harus menekuni propesi tertentu yang membutuhkan kemampuan kapasitas dan keahlian dan acap kali hanya bisa diraih dengan persyaratan telah menempuh pendidikan tertentu.43
41
Maftuhah Yusuf, Problematika Wanita Karier, makalah seminar. IIQ 1986. 42
Hj. Siti Muri’ah,Wanita Karir Dalam Bingkai Islam,(Bandung :Angkasa, 2004), cet, ke-1, h.16
43
Jadi, suatu pekerjaan baru dikatakan sebagai karier, apabila pekerjaan itu diperoleh atau dilakukan berdasarkan pendidikan khusus atau keterampilan, dan merupakan suatu program tetap yang membutuhkan keseriusan dalam pengembanganya. Disini yang paling menentukan adalah ada keahlian tertentu yang dimiliki dan tidak bersifat sampingan yakni merupakan pekerjaan tetap serta ada ambisi untuk maju dalam pekerjaanya.
Untuk mencapai puncak karier yang diinginkan seorang harus menyiapkan dirinya, baik yang bersifat materi maupun moril. Hal ini sangat jelas, sangat diperlukan oleh ibu berkarier, karena dalam meniti karier kadang-kadang harus melalui perjalanan yang cukup panjang dan terjal, sehingga untuk dapat melangkah ke jenjang kenaikan karier yang dicita-citakan adalah merupakan suatu perjuangan tersendiri. Disamping itu seseorang bisa saja naik turun dalam kariernya.
Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ibu berkarier adalah ibu yang berkecimpung dalam kegiatan fropesi.kegiatan seperti bidang usaha, keterampilan, kejujuran, dan sebagainya yang menjajikan untuk kemajuan.
3. Perhatian Ibu Berkarier
Perhatian ibu berkarier adalah sikap atau upaya seorang ibu berkarier mncurahkan waktunya yang sedikit dengan penuh kesadaran dengan cara mengawasi dan membinanya guna mendorong anak mendapatkan hasil belajar dan harmonis untuk belajar anak dirumah.
Dalam praktiknya perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kebutuahan kewajiban, pembawaan, latihan, keadaan jasmani, suasana jiwa dan sekitar kita kuat tidakanya rangsangan dari objek itu sendiri.44
Dalam teori psikologi dijelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya perhatian yang diberikan ibu terhadap 44
anaknya. Secara umum faktor-faktor yang dimaksud bergantung pada 2 aspek:45
Pertama : aspek internal, meliputi kondisi jasmani rohani dan intelektual ibu selaku pemberi perhatian merupakan hal terpenting adalam aspek ini. Contoh: ibu berkarier yang keadaan jasmaninya dan rohaninya lemah tentu tidak dapat memberikan perhatian yang lebih besar, karena mereka sendiri memiliki keterbatasan tersebut dapat dikarenakan antara lain: bodoh, gila, cacat, sering sakit dan lain-lain.
Kedua: asfek eksternal, yaitu kondisi-kondisi diluar ibu berkarier selaku pemberi perhatian seperti keadaan ekonomi, budaya sekitar, rangsangan dari objek itu sendiri dan lain-lain.
Berdasarkan intensitasnya perhatian dibagi menjadi dua: 1) Perhatian insentif
2) Perhatian tidak insentif Berdasarkan
Semakin tinggi kesadaran dan kesiapan yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman, berarti semakin insentif perhatiannya. Dalam hal ini membantu suksesnya aktivitas yang dilakukan tersebut.46
Perhatian ibu berkarier guna mendorong anak untuk mendapatkan hasil belajar yang diinginkan secara aktif mengatur dan memonitor waktu anak.
Khususnya di Indonesia gerakan emansipasi menuntut apa yang disebut peran ganda wanita. Wanita boleh memasuki bidang dan tugas yang seharusnya untuk kaum laki-laki, karena konstitusinya tidak melarang yang lain. Selain itu wanita tetap mengemban atau mempertahankan kodrat kewanitaannya, yaitu tetap menjalankan tugas-tugas kewanitaan, seperti hamil, menyusui, merawat anak dan mengurus
45
Fuaddin, Pengasuh Anak Dalam Keluarga Islam,(Jakarta: Lembaga kajia Agama dan Gender, 1999), h.65
46
rumah tangga. Disamping melayani suami, jadi wanita harus memainkan kariernya ia harus meraih 2 sukses sekaligus yaitu:
1. Sukses dengan tugas kewanitaanya yang sesuai dengan kodratnya. 2. Sukses dalam berkarier.47
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perhatian ibu berkarier adalah sikap atau upaya seorang ibu berkarier mencurahkan waktunya yang sedikit untuk mengawasi dan membina serta mendorong anaknya untuk mendapat kan hasil yang baik
4. Ciri–Ciri Ibu Berkarier
Berkarier adalah bekerja untuk mengembangkan kemajuan diri dalam pekerjaan. Membicarakan ibu berkarier, penekananya justru pada
‘karier’ itu sendiri meskipun dalam banyak hal mempunyai implikasi finansial, tetapi bukan merupakan tujuan utama.
Menurut Siti Musdah Mulia ciri- ciri umum ibu berkarier adalah memiliki konsep diri yang lebih positif, mandiri , profesional, dan bakat kepemimpinan yang baik.ketika masih kanak-kanak, mereka pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan minat yang luas.pengaruh orang tua sangat dominan dalam menumbuhkan dan merangsang minat anak.48
Sementara itu Hafidz Anashary memberikan ciri-ciri ibu berkarier sebagai berikut:
a. Aktif melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.
b. Kegiatan yang dilakukan itu merupakan kegiatan profesional sesuai dengan bidang yang ditekuninya, baik dibidang politik, ekonomi, pemerintahan, ilmu pengetahuan, ketentaraan, dan lai-lain.
47
Ibnu Ahmad Dahniri,Peran Ganda Wanita Modern, (Jakarta:Cv Pustaka Al- Kausar ,1991)h. 12-13
48
b.Bidang-bidang yang ditekuni ibu berkarier dapat mendatangkan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan atau jabatan dan sebagainya49
Menurut G. Alper ciri-ciri ibu berkarier yang baik yakni:50
1.Menyukai situasi kerja yang menunutut tanggung jawab pribadi, sebagai tantangan untuk maju
2.Memilih tujuan yang realistis sebagai upaya untuk mengembangkan karier
3.Catatan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan mengharapkan cepat memperoleh umpan balik
4.Senang berkerja sendiri dan bersaing untuk menunjukkan kemajuan prestasinya.
Ibu berkarier biasanya memiliki pendidikan dan pengalaman khusus, menjalani profesi sebagai suatu panggilan dan menekuninya seumur hidup melalui jenjang-jenjang penigkatan tertentu dan melakukannya secara full time.51
Berdasarkan pendapat- pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri ibu berkarier adalah: aktif melakukan kegiatan, kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang professional, sesuai bidang yang ditekuni, dan bidang yang ditekuninya dapat mendatangkan kemajuan.
5. Faktor-Faktor Pendukung Ibu Berkarier
Seorang doktor filsafat wanita Indonesia yang lulus cumlaud. Teoty Heraty Noerhadi, kini menjabat sebagai ketua jurusan filsafat sastra universitas Indonesia dalam suatu wawancara di TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) mengatakan; bahwa gejala kaum wanita bekerja diluar rumah
49
Hafidz, Wardah dan Tatif Kirnawati , Perempuan Dan Pengembangan Study Kebijakan Pemerintah dan Islam Dalam Program Pengembangan Perempuan,(Jakarta :tnp 1988), h. 30
50
G. Alper¸ Women and Islam, Antihistorical and Theological Inquiry, Terjemahan Yaziar Radianti, (Bandung: Pusaka, 1994), h.70
51
merupakan kenyataan yang tidak bias diingkari, karena itu masyarakat kita tidak bisa menolak gejala tersebut.
Adapun beberapa faktor yang mendorong kaum ibu terjun kedunia karier antara lain:
1. Pendidikan, kesempatan yang diberikan kepada kaum wanita merupakan faktor yang paling dominan. Sebagaimana pendidikan dirasakan mampu melahirkan ibu berkarier dalam berbagai lapangan pekerjaan. Pendidikan bagi kaum wanita tidak hanya untuk menghilangkan status dan derajat serta menghilangkan anggapan bahwa wanita itu makhluk yang lemah dan sebagainya
RosulullahSalallahu’alaihi Wasallambersabda :
ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺮﻤﻋ ﻦﺑﺍ ﻦﻋ
:
ﻢﻠﻌﻟﺍ ﺐﻠﻃ ﻡ ﺹ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻞﻗ
ﺔﻤﻠﺴﻣ ﻭ ﻢﻠﺴﻣ ﻰﻠﻋ ﺔﻀﻳﺮﻓ
Artinya: “Dari Umar RA. Rosulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”.52
2. Ekonomi, Seorang ibu yang karena penghasilan suaminya tidak mencukupi terpaksa turut bekerja.
3. Sebagai alternatif, ibu bekerja bukan semata-mata karena uang, tetapi tidak betah tinggal dirumah terlalu lama, sedangkan penghasilan suaminya cukup untuk menghidupi keluarganya
Menurut Dr. Muri’ah Faktor pendukung terbesar dari ibu berkarier itu adalah pengertian dan dukungan suami. Bila seorang suami mendukung karier istri maka akan diperolah kesuksesan dalam berkarier tersebut. Sebaliknya bila dukungan suami tidak ada maka disana akan muncul konflik yang pada giliran berikutnya bisa berakibat fatal.53
52
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Darrul Al- Fikr Al-Araby Qohirah,Tth, juz.1, h. 181 53
Secara garis besar motif yang mendasari para ibu berkarier dapat dibedakan menjadi dua motif:
1.Motif ekonomi Seorang istri yang karena penghasilan suaminya tidak mencukupi kebutuhan sehari- hari
2.Motif sebagai alternaif Seorang ibu yang menganggap bahwa karier bukan cuma dambaan kaum pria, tetapi serang ibu juga mendambakannya
6. Nilai Karier Bagi Seorang Ibu
Karier mempunyai nilai positif bagi seoarang ibu. Nilai-nilai positif bagi ibu berkarir dapat dilihat dari berbagai perspektif berikut ini:54 1. Ekonomi
Berkarir berarti menekuni sutu pekerjaan yang menghasilkan intensif ekonomi dalam bentuk upah atau gaji.dengan hasil itu,wanita dapat membantu mencukupi kebutuhan keluarganya.
2. Psikologis
Berkarir umumnya diasosiasikan dengan kebutuhan ekonomis-produktif. Namun sebenarnya ada kebutuhan lain bagi setiap individu, termasuk wanita yang dapat dipenuhi dengan berkerja.diantara kebutuhan itu adalah kebutuhan akan pengakuan, penghargaan,dan aktualisasi diri. 3. Sosiologis
Acapkali dapat dijumpai di perusahaan, adanya pegawai atau karyawan yang menolak di pindahkan atau diberhentikan bukan karena khawatir kehilangan upah atau fasilitas tertentu, tetapi karena tidak ingin berpisah dengan teman kerjanya.bahkan ia rela tetep dibayar rendah, sedang ditempat yang baru gajinya lebih tinggi.ini menunjukan bahwa motif ekonomi bukan satu-satunya faktoryang melatarbelakangi seseorang berkerja dan menekuni karier.
54
4. Religius
Berkaitan dengan perspektif pertama (ekonomi), karier bagi wanita dapat bernilai religius; sebagai wujud ibadah atau amal saleh. Jika seorang ibu berkarier untuk mencukupi kebutuhan hidup anaknya dan keluarganya, melakukanya dengan penuh ketulusan, dan menghindari hal-hal yang dilarang oleh agama, maka ia telah melakukuan kebajikan.
Semantara itu nilai karier terbesar yang diperoleh dari karier adalah meningkatnya penghasilan keluarga. Tidak jarang dan bukan rahasia umum lagi banyak rumah tangga dewasa ini yang biayanya itu diupayakan oleh istri
Oleh karena itu para wanita harus memikul tugas sebagai ibu rumah tangga sekaligus memburu karier itulah di Indonesia maka dikenal istilah peran ganda wanita Indonesia harus menggapai dua sukses sekaligus, yaitu:
1. Sukses dalam mengatur rumah tangga: hamil, melahirkan, merawat anak anak dan mengatur rumah tangga
2. Sukses dalam berkarier,yaitu mampu berperan mengerjakan pekerjaan sektor publik, yang selama ini menjadi dunia kaum laki-laki.
7. Problematika Ibu Berkarier
Namun fungsi sebagai ibu berkarier ini ternyata tidak sepi dari dari problema. Ia banyak mengadung persoalan.persoalan itu antara lain:55
Tentang pengasuhan anak, secara emosional anak lebih dekat pada ibunya, ketimbang pada ayahnya.oleh sebab itu, ketergantungan anak terhadap ibu sebagai pengasuh, pendidik, serta yang mengawasi anak banyak diletakan pada ibu.
a.Tentang kerumahtanggaan.dengan istri berkarier sering diasumsikan akan mengganggu keharmonisan rumah tangga. Meninggalkan rumah karena sibuk berkerja, bisa memicu konflik rumah tangga.
55
b.Tentang kecemburuan sosial rekan sekerja wanita sendiri, tiadak dapat dihindari persaingan didunia kerja juga melanda kehidupan berkarier. sedang tantangan yang paling berarat dirasakan oleh ibu berkarier adalah pengembangan diri dan pengoptimalan prestasi kerja. Pengembangan diri memerlukan keluangan waktu,dukungan lingkungan serta aktivitas yang harus dilipatgandakan. Hal ini juga sejalan dengan pengoptimalan prestasi kerja.
Dr. Kasy Kareel penah berbicara tentang keluarnya seorang ibu kelapangan pekerjaan dapat mengesampingkan tugas utamanya, yaitu menjadi ibu dan mengasuh anaknya.56
C. Kerangka Berfikir
Perhatian ibu berkarier adalah dorongan untuk sesuatu yang sebaik mungkin dengan mencapai suatu keberhasilan atau keunggulan yang digambarkan melalui indikator; tanggung jawab, kreatif, inovatif, keinginan menjadi yang terbaik, memperhatikan umpan balik tentang perbuatannya, mengorbankan waktu dan mempertimbangkan resiko.
Perhatian ibu berkarier perlu ditumbuh kembangkan didalam peningkatan belajar karena dengan siswa memiliki perhatian ibu berkarier yang tinggi maka ia akan bersungguh-sungguh untuk belajar tanpa merasa terpaksa dan hasil yang diperoleh akan lebih optimal. Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar matematika, diantaranya adalah faktor dari seorang ibu. Memberikan perhatian kepada anak mealakukan salah satu langkah awal yang harus dilakukan seorang ibu dalam mendidik dan memberikan pengajaran.
Memberikan perhatian adalah dorongan untuk mencapai sesuatu dengan sebaik mungkin demi mencapai suatu keberhasilan atau keunggulan yang digambarkan melalui indikator tanggung jawab, kreatif, inovatif, keinginan menjadi yang terbaik, memperhatikan umpan balik 56
tentang perbuatannya, mengorbankan waktu, dan mempertimbangkan resiko.
Ibu berkarier merupakan ibu yang mempunyai keahlian dan memiliki kepribadian yang kuat, sehingga dengan perhatian yang dimiliki ibu akan mudah dalam membentuk interaksi kepada anak-anaknya untuk belajar dengan baik. Ucapan-ucapan ibu akan mudah diperhatikan dan diikuti oleh anaknya, sehingga disiplinpun akan dilaksanakan dirumah.
Perhatian ibu berkarier adalah kelebihan-kelebihan yang dimiliki terhadap anak-anaknya dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, dimana dengan kelebihan-kelebihan itu anak akan mengakui, menerima, tunduk dan menghormati terhadap kehendak ibu secara sukarela tidak karena terpaksa. Kelebihan-kelebihan itu digambarkan melalui indikator; memilki pengetahuan yang luas, sikap pada saat mengajar, moral yang baik, disiplin dan performance.
Pendidikan keluarga (ibu) adalah fundamental (dasar) dari pendidikan anak dimasa selanjutnya, hasil yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu di sekolah maupun dimasyarakat. Sekolah merupakan lembaga atau institusi masyarakat, didirikan oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu dalam rangka mempersiapkan anggota masyarakat sebagaimana yang diharapkan masyarakat. Masyarakat yang dimaksud didalamnya termasuk Pemerintah atau Negara, lembaga pemberi kerja serta lembaga-lembaga sosial yang berkepentingan dengan hasil pendidikan.
Dari hal diatas dapat dikatakan bahwa ibu berkarier dapat meningkatkan hasil belajar anak dalam belajar matematika. Hasil belajar siswa dalam belajar matematika disekolah-sekolah sangat kurang, hal ini terjadi karena siswa merasa tidak senang, takut untuk belajar matematika dan mereka menganggap matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan membosankan.
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis mengambil hipotesis penelitian sebagai berikut:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair, Ciputat Timur. Penelitian ini dilakukan pada semester II, yaitu bulan Januari sampai bulan Februari 2006.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi terbatas
Populasi terbatas dalam penelitian ini adalah siswa MTs. Jam’iyatul khair Ciputat timur, pada tahun ajaran 2006-2007 yang berada di kelas VII yang terdiri dari dua kelas.
2. Sampel
Sampel yang diambil dari populasi terbatas yang pengambilannya dengan menggunakan teknik random sampling (pengambilan secara acak sederhana) dari 60 siswa yang memiliki ibu berkarier diambil sampel sebanyak 38 siswa.
C. Metode penelitian
Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode survei dengan teknik korelasi, di mana dalam penelitian tersebut peneliti tidak melakukan pengondisian dan mengendalikan variabel yang diteliti. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual.
Variabel di dalam teknik korelasi dalam arti keeratan hubungan antara kedua variabel.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini secara pokok melibatkan dua macam data, yaitu data yang berkenaan dengan perhatian ibu berkarier (X) dan hasil belajar (Y).
1. Perhatian Ibu Berkarier
a. Definisi konseptual perhatian ibu berkarier
Perhatian ibu berkarier adalah perhatian-perhatian yang dimiliki seorang ibu berkarier terhadap anak-anaknya dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, dimana dengan perhatian-perhatian itu anak mengakui, menerima dan menghormati terhadap kehendak seorang ibu berkarier. Perhatian-perhatian itu digambarkan melalui indikator: perhatian terhadap anak dan perkembangannya, perhatian terhadap sarana belajar anak, perhatian dan gemar terhadap hal-hal yang memiliki nilai edukatif atau yang berhubungan dengan pendidikan.
b. Definisi oprasional
Perhatian ibu berarier adalah skor yang diperoleh siswa dalam mengisi angket tentang perhatian ibu berkarier yang didalamnya membuat indikator, keteladanan dan pengetahuan. Pengukurannya menggunakan skala nilai dengan nilai 1-4 skor 4 sampai 1 untuk pernyataan positif dan sebaliknya 1 sampai 4 untuk pernyataan negatif.
2. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh siswa dalam mempelajari suatu materi. Dan yang diambil dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes dengan menggunakan instrument yang dibuat peneliti. Hasil belajar yang digambarkan melalui indikator, menyatakan masalah sehari-hari dalam bentuk himpunan dan mendata anggotanya, menyatakan himpunan dalam diagram venn, menentukan irisan dan gabungan dari himpunan, menyelesaikan masalah yang menggunakan konsep himpunan.
b. Definisi oprasional
Hasil belajar matematika adalah skor yang diperoleh siswa dalam mengisi instrumen tes matematika yang didalamnya memuat indikator-indikator, menyatakan masalah sehari-hari dalam bentuk himpunan dan mendata anggotanya, menyatakan himpunan dalam diagram venn menentukan irisan dan gabungan dari himpunan, menyelesaikan masalah yang menggunakan konsep himpunan skor yang digunkan adalah nilai satu untuk jawaban yang benar dan jawaban yang salah diberi nilai nol.
3. Uji Validitas Instrumen
a. Uji validitas instrument angket
Untuk mengetahui validitas instrumen angket maka digunakan validitas konstruk. Hal ini dilakukan dengan cara mengembangkan indikator-indikator perhatian ibu berkarir dan hasil belajar anak sehingga lebih mudah dalam penilaiannya. P