• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI dan SARAN

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan peneliti, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Pelaksanaan bimbingan baca tulis al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan hendaknya tetap ditingkatkan dan dikembangkan kea rah yang lebih baik.

2. Kepala Madrasah sebagai leader dan supervisor agar kontinyu membimbing, guru, staf, dan kayawan penyelenggara pendidikan untuk bersama-sama mewujudkan implementasi pembelajaran secara baik dan professional.

3. Mengingat pentingnya pelaksanaan bimbingan baca tulis al-Qur’an hendaknya madrasah menerapkan bimbingan baca tulis al-Qur’an sebagai mata pelajaran atau muatan lokal.

4. Guru al-Qur’an Hadits terus berupaya mengembangkan trobosan-trobosan dalam pembelajaran agar pesan ajar tercapai dengan baik, dan mengarahkan keberhasilan pembelajaran dan kualitas peserta didik pada 3 ranah capain; kognitif, afektif dan psikomotorik.

5. Dalam pelaksanaan bimbingan baca tulis al-Qur’an hendaknya guru menggunakan metode cara membaca al-Qur’an beserta dengan sumbernya. Misalnya metode qira’ati, metode maghdadi, atau metode ummi. Sehingga bimbingan lebih terarah dan siswa dapat membaca dan mempelajari

kembali materi yang telah disampaikan guru. dan dalam metode penulisan guru dapat mengadopsi metode penulisan bahasa arab yaitu metode imla’ (dikte).

6. Dalam pelaksanaan bimbingan baca tulis al-Qur’an hendaknya guru menerapkan format penilaian, sehingga guru dapat melihat dan mengukur kecakapan yang telah dicapai oleh siswa, sehingga tidak terjadi simpang siur terhadap penilaian bimbingan baca tulis al-Qur’an atau pembelajaran al-Qur’an Hadits.

7. Penelitian ini masih terbatas pada visualisasi pelaksanaan bimbingan baca tulis al-Qur’an saja, peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain seputar dengan penelitian tindakan kelas, atau menambahkan lokasi penelitian agar terdapat suatu analisa perbandingan antara masing-masing penelitian.

114

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja Prawira, Purwa.Psikologi Pendidikan dalam Presepektif Baru.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.2012.

Arikunto, Suharismi.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2012.

Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia.Al-Qur’an dan Tafsir.Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf.t.t.

Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.2015.

Bahri, Syamsul.Cepat Pintar Membaca Menulis Al-Qur’an,.Bumi Aksara: Jakarta.1993.

Damsar.Pengantar Sosiologi Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.2011.

Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Terjemahnya.Bandung: Diponegoro.2009. Departemen Pendidikan Nasional.Kamus Besar Bahsa Indonesia.Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.2012.

Departemen Pendidikan Nasional.Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.2012.

Depdiknas.Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP.Jakarta: Direktoriat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Menengah.2007.

Emzir.Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.2010

Faridi, Miftah dan Agus Syihabudin,.Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama.Bandung: Pustaka.1989.

Fathoni, Ahmad.Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur’an Metode Maisuro.Jakarta Selatan: Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta.2014. Gunawan, Imam.Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik.Jakarta: PT

Guntur Tarigan, Henry.Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.2008.

. .Menulis sebagai Suatu eterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa, 2008.

Hamalik, Oemar.Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2009.

.Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara.2015.

.Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algesindo.2012.

.Psikologi Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algesindo.2012. Hikmah, Qash al_tha a.“Macam-Macam-Metode-Pembelajaran

Al-Qur’an”.http//www.qashthaalhikmah.blogspot.co.id.2016

Hikmawati, Fenti.Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010.

J. Moleong, Lexy.Metodologi Penelitian Kualitatif,.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2010.

Jalaludin.Metode Tunjuk Silang Membaca Al-Qur’an.Jakarta: LPPTKA BKPRMI Pusar.1998.

K Yin, Robert Studi Kasus Desain dan Metode.Terj. dari Case Study Research Design and Methods oleh M. Djauzi Mudzakir.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.2002.

Ketut Sukardi, Dewa.Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Jakarta: PT Rineka Cipta.2008.

L. Silberman, Melvi.101 Strategi Pembelajaran Aktif, Terj. dari Active Learning 101 Strategies to Teach Any Subject oleh Sarjuli, dkk.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.2009.

Majid, Abdul.Panduan Lengkap Ilmu Tajwid,Terj. dari Al-Wadhih fi Ahkami at-Tajwid oleh Muhammad Isham Muflih al-Qudhat.Jakarta: Turos.2015. Madjid Khan, Abdul.Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan Al-Qur’an Qira’at

Ashim dari Hafash.Jakarta: Amzah.2013.

Masitoh dan Laksmi Dewi.Strategi Pembelajaran.Jakarta: direktorat Pendidikan Agama Islam Departemen Agama Republik Indonesia.2009.

Mulyasa , E..Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013,.Bandung: 2014. Muthahar Ahmad bin Abdul Rahman Al-Maraqi As-Samarani,.Syifaul

Jinan.Surabaya: ’Ashriyyah, t.t.

Nata, Abuddin.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta: Gaya Media Pratama.2005. .Atay-Ayat Pendidikan Tafsir.Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada.2010.

.Persepektif Islam tentang Strategi Pembelajaran.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.2009.

Neni Iska, Zikri.Pengantar Bimbingan dan Konselin.Jakarta: Kizi Brother’s. 2012.

Purwadaminto, W.J.S. Kamus Besar Bahas Indonesia.Jakarta: Balai Pustak.1976. Purwanto MP, Ngalim.Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis.Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.2011.

Qathan, Manna Al.Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Terj. dari Mabaahits fi Ulumil Qur’an oleh Aunur Rafiq El-Mazni.Jakarta:Pustaka Al-Kautsar.2011.

Ramly, H. Masyur Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta: Badan Peneliti dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.2008.

Rifa’i, NH.Pedoman Ibadah.Jombang: Lintas Media.t.t.

Rosyid, Abdul, dkk.Cara Cepat Belajr Al-Qur’an: Juz Amma Metode Baghdadi.Tangerang Selatan: Pusat vdan Pelatihan Pengembangan Metode Baghdadi.2016.

Sanjaya, Wina.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.2010.

.strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Prenadamedia Group.2006.

Satori, Djama’an dan Aan Komariah.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta.2013.

Shalih,Subhi as.Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Terj. dari MAabahits fi Ulumil-Qur’an oleh Tim Pustaka Firdaus.Jakarta: Pustaka Firdaus.2011.

Strauss , Anselm & Juliet Corbin.Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.Terj. dari Basics of Qualitative Research oleh Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2009.

Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta.2013.

Sugono, Dendy dkk.Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.2010.

Suharto, Toto.Filsafat Pendidikan Islam.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.2014. Sujana, Nana.Dasar-dasar Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru

Aglesindo.1988.

Supian.Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Praktis.Jakarta: Gaung Persada Press.2012. Sutrisno.Metodologi Research 2.Yogyakarta: Andi Offset.1991.

Suyono, dan Hariyanto.Belajar dan Pembelajaran.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2012.

Syah, Muhinni.Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2011.

Syaodih Sukmadinata, Nana.Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2009.

Syarifuddin, .Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an,.Jakarta: Gema Insani.2004.

Tohirin.Psikologi Pembelajaran Agama Islam.Jakarta:PT Rajagrafindo Persada.2005.

.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi.Jakarata: PT Rajagrafindo Persad.2007.

Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2005.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial.Jakarta: Bumi Aksara.1998.

Usman, Basyruddin.Metodologi Pembelajaran Agama Islam,.Jakarta Selatan: Ciputat Press.2002.

W Creswell, John RESEARCH DESIGN Prndekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan campuran, Terj. dari RESEARCH DESIGN Qualitative,

Quantitative, and Mixed Methods Approaches oleh Achmad Fawaid dan Rianayati Kusmini Pancasari.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2016.

Walgito, Bimo.Bimbingan + Konseling.Yogyakarta: Penerbit Andi.2010.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan.Jakarta: Prenadamedia Group.2015.

Yusuf , Syamsul dan Juntika Nurihsan.Landasan Bimbingan Konseling.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2014.

Zaini, Hisyam, dkk.Strategi Pembelajaran Aktif.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.2008.

119

LAMPIRAN-LAMPIRAN

OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR MENGAJAR

1. Nama Mahasiswa : Arruum Arinda

2. Tempat Observasi : Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta 3. Kelas : VIII E

4. Mata Pelajaran : al-Qur’an Hadits 5. Waktu : 13:00-14:15 WIB 6. Tanggal : 31 Agustus 2016

No. Indikator Deskripsi

I Tempat Pelaksanaan Bimbingan Baca Tulis al-Qur’an

1. Kondisi Ruang Kelas Kelas VIII E terletak di lantai III sebelah kanan ruang bimbingan konseling. Kelas ini dilengkapi dengan AC, proyektor, loker siswa terletak di belakang tempat duduk siswa, lemari buku sebagai pendukung sumber belajar lain terletak di depan kelas samping meja guru, papan tulis, meja guru, mading, tempat siswa berkreasi, misalnya pada tahun baru Islam tema mading tentang Islam, hari pahlawan tema mading tentang pahlawan, dan sebagainya. Tiap-tiap siswa memiliki tempat duduk dan kursi, terdiri 4 banjar horizontal, tiap banjar terdiri dari 4

baris vertikal, tiap baris diisi oleh dua siswa. Sistem tempat duduk selang-seling baris pertama diisi oleh perempuan, baris ke dua diisi oleh laki-laki dan seterusnya. Di depan kelas terdapat kotak sampahdan rak sepatu sehingga lingkungan kelas tampak bersih dan rapi.

2. Suasana Kegiatan Belajar Mengajar

Guru mempersilahkan siswa merapihkan masing-masing tempat duduknya, karena pada saat itu telah berlangsung sholat zuhur berjamaah. Dan mempersilahkan siswa duduk di tempat duduk masing-masing. Setelah seluruh siswa merapihkan meja dan kursinya, duduk dengan rapih, lalu mereka mengeluarkan buku paket, dan menjawab salam pembuka dari guru. Sebelum memulai pelajaran, guru menanyakan kesiapan siswa, dengan cara bertanya apakah sudah siap menerima pelajaran, dan bertanya adakah siswa yang belum hadir atau berhalangan hadir. Pada saat itu terdapat satu siswa berhalangan hadir karena sedang sakit.

II Pelaku bimbingan baca tulis al-Qur’an

1. Guru al-Qur’an Hadits Guru al-Qur’an Hadits di kelas VIII E adalah seorang guru perempuan

bernama Ibu Alpiah, S.Pd.I, mengajar di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan sejak tahun 2012. Beliau merupakan guru rumpun bidang studi pendidikan agama Islam. Beliau mengajar pelajaran al-Qur’an Hadits. Selain itu, di luar kelas beliau merupakan mentor kegiatan tahsin bagi peserta didik yang belum cakap membaca al-Qur’an.

2. Peserta Didik Peserta didik di kelas VIII E berjumlah 28 siswa. terdiri dari 13 laki-laki dan 16 perempuan. Adapun latar belakang pendidikan peserta didik adalah 18 orang lulusan Madrasah Ibtadaiyah (MI) dan 11 orang lulusan Sekolah Dasar (SD). Dalam keseharianya pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan mengunakan seragam. dan jilbab bagi peserta didik perempuan. setiap hari rabu seluruh peserta didik memakai batik, tidak dimasukkan bagi peserta didik laki-laki dan dimasukkan bagi peserta didik perempuan. dan pada hari jum’at seluruh peserta didik memakai baju putih panjang dan celana atau rok putih panjang. Selain dua hari itu peserta didik memakai baju biru putih. 3. Faktor Pendukung di Luar

Kelas

Adapun faktor pendukung kegiatan belajar mengajar adalah peran wali kelas dan guru agama. Setiap senin

sampai rabu pagi di Madrasah

Tsanawiyah Pembangunan

melaksanakan kegiatan dinamakan dengan habitual curriculum (HC). Adapn kegiatanya adalah membaca asmaul husna bersama-sama, sholat dhuha berjama’ah, doa dipimpin oleh siswa secara bergiliran, tilawah, hafalan bacaan sholat beserta dengan arti, hafalan juz 30 dan surat-surat pilihan. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang kelas masing-masing dipimpin oleh wali kelas. Khusus untu hafalan, siswa dapat menyetorkan hafalan mereka di luar jam yang ditentukan kepada wali kelas atau guru agama Islam. Untuk siswa yang belum cakap membaca al-Qur’an madrasah memberikan fasilitas berupa kegiatan tahsin dua kali dalam satu minggu setiap pulang sekolah. dalam kegiatan ini setiap siswa mendapatkan mentor guru agama. Kegiatan ini sebagai sarana kegiatan pendukungdan pengayaan pembelajaran di dalam kelas. III Aktivitas bimbingan baca tulis

al-Qur’an

1. Proses Belajar Mengajar Sebelum melanjutkan materi berikutnya, guru mengajukan pertanya tentang materi minggu lalu. Tujuanya adalah mengetahui tingkat pemahaman

siswa tentang materi yang telah mereka pelajari. Selain itu juga guru me-recall ingatan siswa pada materi di kelas VII, yaitu tentang hukum nun mati/ nun sukun. Karena pada materi kali ini sedang membahas tentang hukum bacaan yang terdapat pada surah al-Quraisy. Namun pada saat akan memulai pembelajaran materi baru guru tidak menyebutkan atau menjelaskan kompetensi yang hendak dipelajari. 2. Kegiatan bimbingan BTQ Pada saat itu materi yang sedang

dibahas adalah mengenai kandungan surah al-Quraisy, guru tidak langsung menjelaskan namun terlebih dahulu guru melakukan bimbingan baca tulis al-Qur’an khususnya pada surah al-Quraiys. Bimbingan ini bertujuan agar saat melafalkan surah al-Quraisy siswa mampu melafalkan dengan tartil, dan pada saat menuliskan surah al-Quraiys siswa mampu menuliskan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah penulisan huruf hijaiyyah. Guru melafalkan surat al-Quraiys diikuti oleh siswa dengan tartil. Kemudian guru meminta siswa mengamati teks surah al-Quraisy ayat demi ayat, lalu guru bertanya terdapat hukum bacaan apa saja yang terdapat pada tiap ayat dari surah al-Quraisy berdasarkan materi

hukum bacaan yang telah mereka pelajari. Lalu dilanjtkan dengan kegiatan menulis surat al-Quraisy di dalam buku tugas siswa. dan meminta perwakilan siswa menuliskan di papan tulis.

3. Keaktifan Peserta Didik Guru memfasilitasi adanya interaksi antar siswa dengan cara guru meminta beberapa siswa menuliskan surah al-Quraisy di papan tulis dan siswa yang lain menanggapi hasil tulisan temanya, selain itu juga saat guru meminta siswa menyebutkan hukum bacaan dalam tiap ayat surah al-Quraisy siswa lain mendengarkan dan membenarkan apabila terdapat jawaban yang kurang benar. Pada saat menuliskan ayat siswa saling bertanya bagaimana penulisan huruf hijaiyyah dan syakkalnya. Misalnya pada lafaz basmallah syakal mim pada lafaz “نمحرلا” menggunakan alif kecil berdiri bukan fathah, dan penulisan lafaz “شيرقلا “ penulisan sha di akhir kata perutnya gendut atau tidak. Karena jika tidak gendut ia serupa dengan huruf ra’.

4. Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran

Dalam pelaksanaan bimbingan baca tulis al-Qur’an pendekatan berpusat pada guru. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa,

dengan cara guru menanyakan kepada siswa apakah sudah paham dengan materi yang mereka pelajari hari ini, jika ada materi yang belum paham guru mempersilahkan siswa mengangkat tangan dan guru mempersilahkan materi apa yang belum mereka pahami. Namun padaa saat itu tidak ada siswa yang bertanya sihingga dapat disimpulkan bahwa siswa telah memahami materi yang disampaikan pada saat itu. Karena tidak ada siswa yang bertanya pada saat sesi Tanya jawab, sehingga guru yang bertanya kepada siswa yaitu tentang hukum bacaan yang terdapat pada tiap ayat pada surah al-Quraisy, beberapa siswa menanggapi pertanyaan guru dan guru merespon jawaban siswa dengan mengucapkan, ahsanta/ahsanti, good, dan great kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar. berdasarkan uraian kegiatan di atas dapat diketahui metode yang diterapkan adalah metode ceramah, metode demonstrasi dan metode tanya jawab. 5. Sumber belajar Sumber belajar yang digunakan adalah

LKS, al-Qur’an dan terjemahanya. 6. Alat dan Media Pendukung Pada saat pembelajaran guru hanya

menggunakan media sederhana, yaitu papan tulis, penghapus, spidol, dan

penggaris. dan Sehingga kegiatan terfokus pada kegiatan di depan kelas,yaitu saat guru meminta siswa menuliskan surah al-Quraisy, guru kurang bereksplorasi, sehingga pada saat jam pelajaran terakhir dijumpai siswa yang semangat belajarnya menurun, karena ia duduk paling belakang dan jarang mendapat kesempatan duduk di depan, dan tulisan yang ditulis temanya di papan tulis kurang terlihat, sehingga ia mengeluh “ibu pengen pindah tempta duduk, saya duduk di belakang terus.”

7. Penilaian Setelah selesai menuliskan surah al-Quraisy, siswa mengumpulkan tulisanya kepada guru, lalu guru mengoreksi dan menilai hasil tulisan siswa, seperti cara memberi syakkal, dan kaidah penulisan arab.

127

PEDOMAN WAWANCARA KEPALA MADRASAH

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/ Tanggal : Kamis, 06 September 2016

Waktu : 14:00 WIB

Lokasi : Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta Sumber Data : Kepala Madrasah Tsanawiyah Pembangunan

A: Menurut ibu apa bentuk dukungan dan fasilitas yang diberikan pimpinan madrasah bagi guru PAI dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran al-Qur’an Hadits?

B: Sebenarnya kalau di MP itukan memang eee.., sudah terjadwal gitu yaa, jadi awal semester tu sudah ada ini program, gitu yaa, jadi baik program dari tingkat menejemen maupun dari kepala apa namanya ee… kepala unit, kepala unit melaporkan programnya seperti apa. Dan itu nanti di cocokkan gitu, jadi namanya program peningkatan SDM. Peningkata SDM guru gitu yaa, kepala unit punya program, menejemen juga punya program, dicocokkan pelatihan yang sama apa kira-kira, jadi nanti kita di ee.., diinfokan gitu yaa, nanti ee.. tidak sendiri yaa pelatihanya. Untuk peningkatkan SDM kita berusaha untuk selalu lakukan pelatihan, jadi tidak hanya guru al-Qur’an hadits yaa, jadi ini ee ini untuk semua, jadi ini untuk yang umum dulu, untuk yang khusus, jadi nanti kalau misalnya ada yang kita laksanakan misalnya guru matematika. Kayak kemaren misalnya ada undangan untuk guru qur’an hadits dari PSQ, yaa kita kirim guru qur’an hadits, pak romli yaa. Katakana kalau dunia pendidikan harus berkembang yaa, harus belajar, makanya kalau mengutip pak komarudin gitu kan yaa hehee yang namanya guru tuh yaa harus belajar terus, kalau gak mau belajar yaa gak usah jadi guru. jadi berusaha yaa, insyallah si selalu ada yaa, cuman untuk ketepantanya untuk guru apa guru apa itu yaa memang terbatas.

A: Apakah guru al-Qur’an Hadits menyampaikan materi sesuai dengan tujuan visi misi madrasah?

B: Iya, sesuai.

A: Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru al-Qur’an Hadits?

B: Kelas 8 kelas 9 masih KTSP yang kelas 7 baru K.13. sebenarnya kita kelas 8 tuh udah mau menerapkan K.13 tetapi kemarin di rubah kita tetap kembali di kurikuluk KTSP. Yang baru mulai yaa kelas tujuh he’eh.

A: Bagaimana kontribusi yang diberikan guru al-Qur’an Hadits dalam peningkatan kualitas pemahaman peserta didik?

B: Maksudnya, kontribusi? A: Seperti trik atau strategi bu?

B: Oh iya, he’e, jadi kita ada evaluasi yaa, setiap sepekan sekali setiap jum’at ada breafing guru-guru yaa, bentuknya breafung itu ee.. apa namanyayang dibicarakan evaluasi untuk sepekan kemarin mengajar, bagaimana, kesulitanya bagaimana, masing-masing guru, kalau ada masalah gitu yaa, kalau misalnya yang terlalu banyak, yang disoroti masalah akhlak misal, atau misal bacaan al-Qur’an anak-anak yang tidak benar, al-Qur’anya belum bisa gitu kan, jadi kita konsen ke situ, maka akhirnya kita timbul ada ini ee.. tahfidz, kalau dulukan ada BBQ gitu yaa, jadi fokus mengajarkan anak-anak yang belum bisa baca al-Qur’an. Nah kalau masalah pake metode apa, mm.. apa yaa.., jadi al-Qur’an Hadits itu selain bisa baca Qur’an juga harus bisa baca buku, gak Cuma guru ngomong inu mereka ngikutin aja. Kalau misal kendalanya seperti apa metodenya seperti apa itu harus guru-gurunya sendiri yang yang yang ini gitu yaa, yang ngajar. Cuman kalau fasilitas apa kita sudah menyediakan, misalnya kegiatanya itu sholat berjama’ah, mengaji, dan berdoa bergiliran.

A: Untuk saat ini tahsin masih ada yaa bu? B: Iya

A: Tahsin untuk peserta didik yang belum cakap membaca al-Qur’an bu?

B: mmm… he’e iya, karena bagaimanapun kita madrasah follow up nya yaa harus bica baca Qur’an, apaliagi disini kan berapa persenya dari umum juga, meskipun nggak selalu yang dari MI lebih bagus dari umum, kadang dari

umum lebih bagus gitu kann, kadang-kadang malah anak-anak yang gak bisa dari MI, kadang bacaanya belum benar gitu kan, tajwidnya belum benar gitu kan, yaa memang fokus kita ke arah situ, apa namanya minimal keluar madrasah itu sudah harus bisa gitu, dengan bacaan baik dan benar.

A: Iya bu. Kemarin saya telah melaksanakan wawancara dengan bu alif tentang pelaksanaan BTQ, dan wawancara siswa juga untuk pak idam juga menerapkan BTQ, Cuma peserta didik belum tau istilahnya apa tetang apa yang mereka pelajari yang penting belajar nulis gitu. Trus saya katakana itu namanya BTQ.

B: Apa itu BTQ bina tulis Qur’an?

A: Baca tulis al-Qur’an, iya baca tulis al-Qur’an bu. Jadi belajarnya tentang makhraj huruf, kaidah penulisan. Dari bu alif juga mengatakan banyak siswa yang belum bisa nulis kayak ‘ain itu masih terbalik seperti angka tiga, jadi di awal pembelajaran itu tidak langsung materi, iya, jadi bimbingan baca tulis dulu, informasi dari anak-anak juga sewaktu kelas tujuh pak idam juga begitu. Jadi saya menyimpulkan kalau oo.. penting berarti untuk penerapan BTQ ini

Dokumen terkait