• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.2 Saran

1. Diperlukan sebuah model sosialisasi baru yang lebih baik yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui badan yang ditunjuk agar kesadaran dan perhatian dari para stakeholder yang ada akan bahaya dan manajemen penanggulangan kebakaran menjadi meningkat. Misalnya adalah dengan pembuatan modul yang dibuat dan disepakati bersama terkait dengan

manajemen penanggulangan kebakaran di lingkungan PPS Nizam Zachman pada umumnya.

2. Diperlukan mekanisme pengontrolan yang lebih baik dan lebih ketat oleh institusi yang terkait kepada seluruh unit kerja yang terdapat di lingkungan PPS Nizam Zachman Jakarta terkait dengan Manajemen Penanggulangan Kebakaran (MPK) di seluruh unit kerja tersebut. Misalnya dengan memberikan penghargaan (reward) kepada unit kerja yang melaksanakan MPK dengan baik dan memberikan sanksi (punishment) kepada unit kerja yang belum melaksanakan MPK dengan baik. Sehingga diharapkan setiap unit kerja dapat termotivasi dalam melaksanakan MPK dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Diperlukan kajian lebih lanjut dari segi aspek ekonomi untuk menganalisis kerugian yang ditimbulkan jika terjadi kebakaran di wilayah PPS Nizam Zachman Jakarta untuk mendukung dalam proses penyuluhan mengenai pentingnya memberikan perhatian pada bahaya kebakaran sehingga mendorong para stakeholder untuk melaksanakan MPK dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, T.M. 2003. Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Armando R. 2003. Analisi dan Desain Sistem Manajemen Data Produksi Ikan yang di

Daratkan di PPP Lempasing, Bandar Lampung. Skripsi. Departemen Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Davis, G.B. 1984. Manajemen Information System.Terjemahan oleh Drs.Bob Widyahartono. Jakarta: PT.Pustaka Bina manpressindo.

Dwi Mutiara I. 2003. Sistem Informasi Manajemen Pelabuahan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor. Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

(Grasindo).

Jogiyanto, H.M. 2005. Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Edisi Kedua, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit ANDI. M.

Lubis, E. 2006. Buku 1. Pengantar Pelabuhan. Bogor : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

McLeod, R dan George P.S. 2007.SistemInformasiManajemen: EdisiKesembilan. Jakarta: PT. Indeks.

Nurani, TW. 2002. Pendekatan Sistem. Suatu Metode untuk Kontrol dan Analisis di Bidang Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Materi Perkuliahan. Laboratorium Sistem dan Optimasi Perikanan Tangkap. Bogor : Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Pane, AB. 2006. Metode Penelitian. Bahan Kuliah. Bogor : Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Widiastuti. 2010. Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor. PER/16/MEN/2006. Tentang Pelabuhan Perikanan. DKP. Jakarta.

[DPU] Departemen Pekerjaan Umum. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor : 10/KPTS/2000. Tentang Ketentuan Teknis Penngamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. DPU. Jakarta.

[DPU] Departemen Pekerjaan Umum. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor : 11/KPTS/2000. Tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan. DPU. Jakarta.

[DPU] Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 25/PRT/M/2008. Tentang Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran. DPU. Jakarta.

[Depnaker]. Departemen Tenaga Kerja. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 186/MEN/1999. Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja. Depnaker. Jakarta.

[Dephumham]. Departemen Hukum dan HAM RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. Jakarta

Lampiran 2 Daftar perusahaan yang beraktivitas di PPS Nizam Zachman Jakarta

No Nama Perusahaan Spesifikasi Usaha

1 Toko Naga Mas Perbekalan

2 Toko 22 Perbekalan

3 Toko Perintis Jaya Perbekalan

4 Toko Berkat Perbekalan

5 Toko Dua Sekawan Perbekalan

6 Khe Sin Perbekalan

7 Toko Mandiri Toko

8 Bengkel (TPN No.1) Perbengkelan

9 Bengkel AA Perbengkelan

10 Bengkel 22 Perbengkelan

11 PT.Bina Wima Traco Penangkapan 12 PT.Anugerah Mina Nusantara Penangkapan

13 Kaslim Penangkapan

14 PT.Proskuneo Kadarusman Dock Gantung 15 PT.Safitrindo Dwisantosa Pabrik Es 16 PT.Citra Expres Processing

17 PT.Indo Mina Processing

18 PT.Indomaguro Tunas Unggul Tuna Olahan 19 PT.Arta Mina Tama Ikan Olahan 20 PT.Tuna Permata Rezeki Ikan Olahan

21 PT.Tridaya Eramina Bahari Tuna Loin, Ikan Filet

22 PT.Bonecom Olahan Ikan

23 PT.Lautan Niaga Jaya Tuna Fillet, Steak Tuna 24 PT.Muara Manggalindo Olahan Ikan

25 PT.Intimas Surya Olahan Tuna 26 PT.Panutan Minashaba Olahan Ikan

27 PT.Red Ribbon Indonesia Corp Olahan Tuna, Kodok

28 PT.Citra Dimensi Arthali Processing Kodok dan Olahan 29 PT.Sumbindo Perintis Tuna dan Ikan Segar

30 PT.TM Samudera Tuna dan Gindara 31 PT.Hookie Samudera Tuna Segar 32 PT.Mulya Sejahtera Mandiri Tuna Segar 33 PT.Fajar Cakrawala Sumbindo Ikan Segar 34 PT.Maju Setia Tuna Segar 35 PT.Mega Jaya Fishindo Tuna Segar 36 PT.Segarindo Mina Manunggal Tuna Segar 37 PT.Tuna Mina Indonesia Tuna Segar 38 PT.Charly Wijaya Tuna Tuna Segar 39 PT.Aharly Wijaya Tuna Tuna Segar 40 PT.Mina Sakti Kichitomindo Tuna Segar

41 PT.Bonerate Tuna Segar

42 PT.Bina Mitra Abadi Sejahtera Tuna Segar 43 PT.Hunindo Eratama Tuna Segar 44 PT.Gabungan Era Mandiri Tuna Segar 46 PT.Indoboga Jaya Makmur Ikan Segar 47 PT.Graha Insan Sejahtera Ikan Segar 48 PT.Sandimas Gapura Ikan Segar

Lanjutan Lampiran 2

No Nama Perusahaan Spesifikasi Usaha

49 PT.Benua Agri Sejahtera Cakalang 50 PT.Cilacap Samudera Fishing Industri Ikan Segar 51 PT.Gabungan Era Mandiri Cakalang 52 PT.Lautan Bahari Sejahtera Tuna Segar 53 PT.Awindo Internasional Tuna Segar 54 PT.Kraminaba Bina Artha Tuna Segar 55 PT.Inti Mas Surya Tuna Segar

56 PT.Lola Mina Udang Segar

57 PT.Tirta Sejahtera Abadi Water Treatment 58 PT.Bayu Utama Darma Laksana Water Treatment 59 PT.Centra Niaga Eropindo Water Treatment 60 PT.Mitra Manggalindo Pakan Ikan 61 PD.Cenhong Fisheries Cold Storage 62 PD.Cold Storage Cold Storage 63 PT.Karya Cipta Bayu Minapramata Cold Storage

64 PT.Bosco Cold Storage

65 PT.Bumi Agro Lestari Cold Storage 66 PT.Mitra Mina Lestari Cold Storage 67 PT.Unggul Mina Lestari Cold Storage 68 Gudang Barang Kaoal Pergudangan

69 NG Muliono Ikan Beku

70 PT.First arine Seafood Udang Beku 71 PT.Sinar Melalugis Makmur Ikan Beku 72 PT.Sembilan Timur Jaya Ikan Beku 73 PT.Lucky Samudera Pratama Ikan Beku 74 PT.Sumber Haslindo Ikan Beku 75 PT.First Marine Seafood Udang Beku 76 PT.Sinar Samudera Makmur Ikan Beku 77 PT.Daya Makmur Karetindo Ikan Beku

78 PT.Alam Jaya Ikan Beku

79 PT.Fajarida Adytama BBM 80 PT.Bumiyaso Panduta Artha BBM 81 PT.Tri Harun Samudera BBM 82 PT.Segara Lanjuta Dibya BBM

Lampiran 3 Rekapitulasi Absen Kolam Pelabuhan PPS Nizam Zachman Jakarta Tahun 2010

no jan peb mar apr mai juni juli agus sep okt nop des

1 361 354 359 338 370 408 390 348 355 309 268 279 2 362 357 356 338 375 404 400 350 362 302 274 287 3 373 346 349 340 350 403 387 354 377 305 271 285 4 367 347 352 343 356 397 394 348 392 310 271 283 5 367 345 352 325 349 394 380 333 390 310 270 279 6 350 341 342 310 344 383 385 322 394 312 261 282 7 351 334 310 309 323 374 372 324 414 306 250 280 8 331 344 309 305 327 366 356 324 417 302 266 288 9 345 347 304 302 331 362 360 328 422 305 275 299 10 328 339 309 305 320 358 355 309 421 277 265 313 11 323 344 302 307 331 351 343 307 420 287 268 307 12 335 331 293 299 317 349 344 305 413 271 280 315 13 332 334 289 296 318 341 333 308 414 268 267 319 14 327 333 293 298 318 343 342 304 418 276 281 328 15 335 347 278 309 309 346 340 296 425 271 276 333 16 339 340 289 306 317 342 333 282 425 279 299 327 17 337 331 295 312 321 326 341 285 423 282 300 328 18 352 349 295 309 325 336 336 300 413 284 309 335 19 347 335 298 319 329 345 338 306 419 280 305 332 20 348 348 302 334 329 354 342 302 403 285 301 340 21 352 350 302 333 330 360 345 320 407 278 319 351 22 348 360 295 339 337 364 346 338 394 283 320 348 23 364 365 300 350 360 367 335 332 406 290 318 350 24 349 359 303 354 368 371 338 336 411 309 326 355 25 359 365 312 365 373 385 357 353 405 300 321 356 26 355 360 317 369 383 399 348 356 373 295 314 359 27 355 362 332 378 389 405 359 350 383 290 305 365 28 347 354 328 379 388 403 370 343 357 283 303 374 29 349 0 334 384 387 381 376 344 344 285 291 371 30 352 0 327 378 391 392 363 350 334 276 298 364 31 349 0 335 0 406 - 362 345 - 273 344 JMLH 10789 9721 9761 9933 10771 11109 11070 10102 11931 8983 8672 10076 Rata 2 /hari 348 347 315 331 347 370 369 337 398 299 289 336

Lampiran 4 Dokumentasi unit penanggulangan kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta

TB. Mina Antasena

Ruang Kendali Kapal Sepatu dan Sarung Tangan anti api

Lanjutan (Lampiran 4)

Smoke signal

APAR Mesin Pemadam

Lanjutan (Lampiran 4)

Pompa GS Generator Penerangan

Mesin induk kapal Pipa pemadam (Internal)

Pompa minyak Pipa Eksternal fire fighting Lanjutan Lampiran 4

Internal Fire Fighting (Kiri) Internal Fire Fighting (Kanan)

Pipa Eksternal Fire Fighting Pipa Eksternal Fire Fighting

Lanjutan (Lampiran 4)

Tampak Depan Pos Jaga Armada Pemadam Kebakaran

Sekop dan Linggis Selang Air

Sepatu Petugas Tangki Air di Pos Jaga

Pemancar

Kapak Pipa Cabang

Masker Pompa APAR

Lampiran 5 Dokumentasi perusahaan yang diamati

PT. Awindo Internasional

PT. Lautan Niaga Jaya

PT. Bosco

Instalasi Air Bersih dan Hidran PT.Bosco

Instalasi Air Bersih dan Hidran PT.Bosco

Instalasi Air Bersih dan Hidran PT.Bosco Smoke detector

Alat Pemadam Api Portable

DATA UMUM :: GENERAL DATA No. Register : 9276

Nama Kapal : Mina Antasena Material : Baja

Pemilik : Dept.Kelautan dan Perikanan Dirjen Perikanan Tangkap

Jl. Medan Merdeka Timur 16 Jakarta Pelabuhan Pendaftaran : Jakarta Bendera : Indonesia

Tanda Kelas & Notasi Lambung : A100 P - TU G BOAT Instalasi Pendingin : CMS/CHS : Tgl.Masuk BKI : 10-3-2005 Pembaruan ke : 1 Status Pending : No.IMO : 9049229 Nama Sebelumnya : Jenis Kapal : TUG BOAT

Operator :Dept.Kelautan dan Perikanan Dirjen.Perikanan Tangkap

Jl. Medan Merdeka Timur 16 Jakarta

Tanda Pengenal : YDA4017 Ex. Dual Kelas :

Tanda Kelas & Notasi Mesin : SM

Bangunan : Lama

Tanggal Mulai Klas : 3-2005 Tahunan Ke : -

DATA LAMBUNG

Galangan : PT.Pahala Harapan Lestari Lokasi : Pangkal Pinang

Tanggal Peluncuran : 11-10-2004 LOA : 22,5 m LBP : 21 m LT : 672 mm GT : 125 T (m) : - J.Geladak : 1 Ukuran Palka : - J. Sekat Melintang : 5

O & Panj.Rantal Jangkar “ 16/220 J. & Kap. Crane : -x - T

Tahun Bangun : 2004 BMLD : 6,8 m HMLD : 3,1 m NT : 75 DWT (ton) : - J.Palka : - J.Sekat Memanjang : - J.& Berat Jangkar : 2/250 DATA MESIN Sistim Start : Gigi Reduksi : 1 : 5,95 Jumlah Baling-baling : 2 Kecepatan Dinas : 10 Voltage : 330 Daya Listrik : 60 Jenis Mesin : Diesel Cara Kerja Mesin : 4 Tak

Tipe Baling-baling : Solid/Pejal Kecepatan Coba : 10

Arus : AC

Jumlah Mesin Bantu : 2 Jumlah Mesin Induk : 2 Dla. x langkah : 132 x 145 DATA MESIN INDUK

DATA MESIN BANTU

No Merk Manufacture Location RPM BHP Year A01 DEUTZ DEUTZ MWM GERMANY D 226

B-4

54 - A02 YANMAR YANMAR DIESEL

ENGINE CO, LTD

JAPAN TF 155H-dl

HANIF FANSURYA, C44063002. Kajian Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Dibimbing oleh IIN SOLIHIN dan BUDY WIRYAWAN.

Pelabuhan perikanan merupakan pusat aktivitas perikanan. Selama ini perhatian orang terhadap pelabuhan perikanan kebanyakan hanya pada aktivitas produksi perikanan di pelabuhan tersebut. Akan tetapi hal-hal yang berkaitan dengan keamanan dari sebuah pelabuhan masih belum banyak diperhatikan. Salah satunya adalah tentang manajemen penanggulangan kebakaran. Padahal tindakan preventif terhadap bencana itu sangatlah diperlukan agar dapat mengurangi resiko timbulnya korban (materil dan jiwa) akibat bencana tersebut. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan Manajemen Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap manajemen penanggulangan kebakaran. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan metode purposive sampling. Sedangkan analisis datanya menggunakan analisis deskriptif dan analisis sistem dengan menggunakan diagram Ishikawa. Secara umum Manajemen Penanggulangan Kebakaran di tempat kerja di lingkungan PPS Nizam Zachman masih harus dibenahi. Diantaranya yang harus dibenahi adalah sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran yang mengacu pada Kepmen.PU No. 11/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis manajemen penanggulangan kebakaran di perkotaan. Tata operasional penanggulangan kebakaran, serta sumberdaya manusia yang bertugas menanggulangi kebakaran di setiap wilayah kerja baik dari segi jumlah maupun dari segi komposisi tingkat keahlian personil penanggulangan kebakaran. Dalam pelaksanaan manajemen penanggulangan kebakaran ternyata ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhinya, yaitu : sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, tata operasional, organisasi, hingga potensi penyebab kebakaran yang ada di suatu wilayah.

1.1 Latar Belakang

Pelabuhan perikanan merupakan pusat aktivitas perikanan. Sehingga tidak jarang orang menilai perkembangan dunia perikanan itu dari aktivitas pelabuhan perikanan yang ada. Jika aktivitas dari sebuah pelabuhan perikanan berjalan dengan lancar apalagi jika dalam volume produksi besar maka bisa dikatakan sektor perikanan di daerah tersebut baik begitu juga sebaliknya.

Pada saat sekarang ini pembangunan pelabuhan perikanan banyak terpusat pada fasilitas, infra struktur, serta upaya-upaya pendukung untuk meningkatkan hasil produksi. Akan tatapi hal-hal yang berkaitan dengan keamanan dari suatu pelabuhan perikanan masih belum banyak diperhatikan. Sebut saja manajemen penanggulangan kebakaran. Setiap pelabuhan perikanan memiliki resiko kebakaran baik di kolam pelabuhan, tempat pengisian bahan bakar, di atas kapal perikanan, bahkan industri perikanan serta lokasi-lokasi lainnya yang berpotensi terjadi kebakaran. Kebakaran yang terjadi tidak hanya menghancurkan dan menghilangkan transaksi dengan jumlah besar, akan tetapi kebakaran yang terjadi juga akan menghilangkan aset yang selama ini digunakan untuk memproduksi sumberdaya perikanan yang nilainya mungkin lebih besar dari total nominal transaksi yang dibatalkan pada saat tersebut.

Selain itu masyarakat Indonesia pada umumnya tidak mau melaksanakan langkah-langkah antisipatif (preventif) terhadap sebuah bencana/musibah sebelum bencana/musibah tersebut terjadi menimpa dirinya. Hal ini dikarenakan paradigma berfikir masyarakat yang menganggap dan mengharapkan bahwa kejadian yang buruk tidak akan terjadi meskipun kita tahu tidak ada garansi 100 % bahwa bencana itu tidak akan terjadi.

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman merupakan salah satu pelabuhan yang memiliki aktivitas perikanan yang besar. Pelabuhan Nizam Zachman Jakarta ini memiliki berbagai fasilitas yang cukup lengkap dan memadai untuk aktivitas eksport dan import produk hasil perikanan. Pelabuhan ini juga terdapat berbagai perusahaan dan industri perikanan baik dalam negeri maupun perusahaan asing.

Pada Pelabuhan Perikanan Samudera tentu saja memiliki fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan produksi hasil perikanan. Contohnya saja adanya fasilitas coldstorage, industri pengolahan hasil perikanan, industri pengemasan produk hasil olahan perikanan, dan lain sebagainya. Hampir semua dari industri tersebut menggunakan fasilitas tenaga listrik/bahan bakar untuk menjalankan industri tersebut. Oleh karena itu hampir semua bagian dalam industri perikanan memiliki potensi kebakaran akibat digunakannya listrik sebagai komponen utama penggerak industri tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :

1. Mendiskripsikan Manajemen Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta

1.3 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi pihak-pihak yang terkait dalam membuat atau mengevaluasi manajemen penanggulangan kebakaran yang ada dalam sebuah pelabuhan perikanan.

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelabuhan Perikanan

Menurut UU RI No.45 Tahun 2009 tentang perubahan atas UU No. 31 tahun 2004 tentang perikanan mengatakan bahwa pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.

Pengertian pelabuhan perikanan dilihat dari aspek aktivitas perikanan tangkap disebutkan bahwa pelabuhan perikanan adalah suatu pengebangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan dan pemasaran baik lokal, nasional maupun internasional (Lubis, 2006).

Produksi berarti bahwa pelabuhan perikanan sebagai tempat para nelayan melakukan kegiatan-kegiatan produksinya mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di laut sampai membongkar hasil tangkapannya.

Pengolahan berarti bahwa pelabuhan perikanan menyediakan sarana-sarana yang dibutuhkan untuk mengolah hasil tangkapan. Sedangkan pelabuhan perikanan ditinjau dari aspek pemasaran berarti bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat pengumpulan dan tempat awal pemasaran hasil tangkapan.

Menurut Direktoral Jenderal Perikanan (1994) diacu dalam (widiastuti, 2010) bahwa aspek-aspek tersebut secara terperinci yaitu produksi-bahwa pelabuhan perikanan sebagai tempat para nelayan untuk melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di laut sampai membongkar hasil tangkapannya, pengolahan-bahwa pelabuhan perikanan menyediakan sarana yang dibutuhkan untuk mengolah hasil tangkapannya, pemasaran-bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat pegumpulan dan tempat awal pemasaran hasil tangkapannya.

2.1.1 Fungsi dan peranan pelabuhan perikanan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang No.31 Tahun 2004 Tentang Perikanan menyatakan bahwa Pelabuhan Perikanan mempunyai fungsi pemerintahan dan pengusahaan guna mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran. Sedangkan fungsi pelabuhan perikanan menurut pasal 41A adalah mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya berupa:

1) Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan; 2) Pelayanan bongkar muat;

3) Pelaksanaan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan; 4) Pemasaran dan distribusi ikan;

5) Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;

6) Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan; 7) Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;

8) Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan; 9) Pelaksanaan kesyahbandaran;

10) Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan

11) Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas kapal perikanan

12) Tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan; 13) Pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari; 14) Pengendalian lingkungan

Salah satu fungsi pelabuhan perikanan sebagai tempat pelaksanaan kesyahbandaran. Adapun tujuan adanya kesyahbandaran adalah dalam rangka memantau keselamatan operasional kapal perikanan. Sedangkan tugas dan wewenang dari syahbandar di pelabuhan perikanan adalah :

1) Menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar

2) Mengatur kedatangan dan keberangkatan kapal perikanan 3) Memeriksa ulang kelengkapan dokumen kapal perikanan

4) Memeriksa teknis dan nautis kapal perikanan dan memeriksa alat penangkapan ikan, dan alat bantu penangkapan ikan

5) Memeriksa dan mengesahkan perjanjian kerja laut

6) Memeriksa log book penangkapan dan pengangkutan ikan

7) Mengatur olah gerak dan lalu lintas kapal perikanan di pelabuhan perikanan 8) Mengawasi pemanduan

9) Mengawasi pengisian bahan bakar

10) Mengawasi kegiatan pembangunan fasilititas pelabuhan perikanan 11) Melaksanakan bantuan pencarian dan penyelamatan

12) Memimpin penanggulangan pencemaran dan pemadaman kebakaran di pelabuhan perikanan

13) Mengawasi pelaksanaan perlindungan lingkungan maritim 14) Memeriksa pemenuhan persyaratan pengawakan kapal perikanan

15) Menerbitkan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Perikanan, dan

16) Memeriksa sertifikat ikan hasil tangkapan

2.1.2 Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan perikanan diklasifikasikan Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 16 tahun 2006 Tentang Pelabuhan Perikanan menjadi empat tipe pelabuhan perikanan yaitu (1) Pelabuhan Perikanan Samudera, (2) Pelabuhan Perikanan Nusantara, (3) Pelabuhan Perikanan Pantai, dan (4) Pangkalan Pendaratan Ikan.

Pelabuhan Perikanan Samudera mempunyai ciri-ciri teknis sebagai berikut: 1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut

teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan laut lepas;

2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 60 GT;

3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m;

4) Mampu menampung sekurang-kurangnya 100 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT kapal perikanan sekaligus;

5) Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor; 6) Terdapat industri perikanan.

Pelabuhan Perikanan Nusantara mempunyai ciri-ciri teknis sebagai berikut: 1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut

teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;

2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 30 GT;

3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m;

4) Mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT kapal perikanan sekaligus; 5) Terdapat industri perikanan.

Pelabuhan Perikanan Pantai mempunyai ciri-ciri teknis sebagai berikut : 1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan

pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial;

2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 10 GT;

3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 2 m;

4) Mampu menampung sekurang-kurangnya 30 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT kapal perikanan sekaligus.

Sedangkan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) mempunyai ciri-ciri teknis sebagai berikut :

1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan pedalaman dan perairan kepulauan;

2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 3 GT;

3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman kolam minus 2 m;

4) Mampu menampung sekurang-kurangnya 20 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 60 GT kapal perikanan sekaligus.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER/16/MEN/2006 ini setiap pelabuhan bisa ditingkatkan klas nya berdasarkan kriteria teknis yang ada. Peningkatan klas pelabuhan perikanan yang dibangun oleh Pemerintah diusulkan oleh Direktur Jenderal kepada Menteri setelah mendapat rekomendasi dari Bupati/Walikota.

2.2 Konsep Dasar Sistem

2.2.1 Definisi sistem

Sistem merupakan seperangkat unsur yang teratur dan terdiri dari unsur yang dapat dikenal, saling melengkapi karena satunya maksud, tujuan atau sasaran (Davis, 1984). Dent dan Blackie dalam Armando (2003), menyebutkan bahwa penelitian sistem mencakup analisis komponen dan hubungannya, serta proses sintesis yang mungkin membentuk sistem baru atau mengefisienkan sistem lama.

Sistem berasal dari kata systema dalam bahasa yunani yang berarti keseluruhan yang terdiri bagian-bagian. Secara umum sistem didefinisikan sebagai suatu himpunan atau kombinasi dari bagian-bagian yang membentuk sebuah kesatuan yang kompleks. Sistem dapat berarti seperangkat aturan-aturan yang membatasi, suatu set persamaan matematik atau suatu cara atau metode untuk mencapai suatu tujuan (Dwi, 2003). Definisi yang lebih lengkap diungkapkan oleh McLeod (2007) yang menyatakan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Davis (1984) sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang terdiri dari manusia, alat, konsep dan prosedur yang dihimpun menjadi satu untuk maksud dan tujuan bersama.

Hal terpenting dalam sebuah sistem adalah menentukan batas sistem, agar dapat mengerti fungsi sistem tersebut. Pendekatan sistem memberikan metode yang logis untuk penanganan masalah dan merupakan alat yang memungkinkan untuk mengidentifikasi, menganalisis, mensimulasi, serta mendesain sistem secara keseluruhan (Eriyanto diacu dalam Armando, 2003).

2.2.3 Karakteristik sistem

Menurut Jogiyanto (2005), suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batasan

Dokumen terkait