• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

1. Analisis Statistik

3.8.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian

hipotesis adalah sebagai berikut:

“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu”.

Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan

yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara

tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.

Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut:

1. Pengujian Secara Simultan

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara

simultan terhadap variabel terikat.

a. Rumus uji F yang digunakan adalah:

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

secara bersama-sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini

dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai

F-kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance

(ANOVA) dari hasil perhitungan dengan microsoft. Jika nilai Fhitung>

Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel

bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan

sebaliknya.

b. Hipotesis

H0; ρ = 0, Secara simultan kualitas sumber daya manusia dan sistem pengendalian interntidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

H1; ρ ≠ 0, Secara simultan kualitas sumber daya manusia dan sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Kriteria Pengujian

F = (n-k-1)R2/Y.X… K(1-R2/Y.X…)

59

H0 ditolak apabila Fhitung> Fkritis (α = 0,05) 2. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat, hipotesisnya sebagai berikut:

H01; ρ = 0, kualitas sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

H11; ρ ≠ 0, kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

H02; ρ = 0, sistem pengendalian intern tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

H12; ρ ≠ 0, sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Kriteria pengakuannya yaitu sebagai berikut:

H0 ditolak apabila t hitung> t tabel (α = 0,05)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:

a) Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

b) Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada

121

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya mengenai pengaruh kualitas sumber daya manusia

dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas sumber daya manusia memberikan pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada

Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPKAD), artinya

semakin baik kualitas sumber daya manusia, maka semakin baik pula

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Fenomena yang terjadi

yaitu, kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang masih opini

WDP terjadi karena minimnya sumber daya manusia.

2. Sistem pengendalian intern memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas

Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPKAD), maka semakin baik

sistem pengendalian intern, maka semakin baik pula kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah. Fenomena yang terjadi yaitu, sistem

pengendalian intern yang belum memadai yang berimplikasi pada kualitas

122

5.2 Saran

Diharapkan dengan adanya hasil penelitian membantu pihak yang terkait

dalam mengevaluasi dan bisa menjadi bahan pertimbangan dan dapat disampaikan

oleh penulis, yaitu sebagai berikut:

1. Kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan daerah, maka Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPKAD) perlu memberikan perhatian fokus terhadap kualitas sumber

daya manusia dilakukan dengan:

1) Pendidikan, meningkatkan kualifikasi pendidikan pegawainya dalam

bidang akuntansi sehingga mampu menghasilkan laporan keuangan

pemerintah daerah yang berkualitas.

2) Pelatihan, sering memberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan

dengan akuntansi, misalnya dengan diselenggarakannya seminar.

Sehingga kualitas sumber daya manusia dapat lebih ditingkatkan dan

mampu menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah yang

berkualitas.

2. Sistem pengendalian intern berpangaruh terhadap kualitas laporan

keuangan daerah, maka Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPKAD) perlu memberikan perhatian fokus terhadap sistem

pengendalian intern dilakukan dengan:

1) Lingkungan pengendalian, dengan memperhatikan struktur organisasi

dan memiliki prosedur yang efektif untuk memantau hasil

2) Penilaian Resiko, memiliki mekanisme untuk mengantisipasi,

mengidentifikasi terhadap resiko yang dapat menghambat pembuatan

laporan keuangan.

3) Aktivitas pengendalian, menetapkan dan mengkomunikasikan rencana

kebijakan dan prosedur pengamanan fisik kepada seluruh pegawai dan

seluruh aspek utama transaksi atau kejadian harus tidak dikendalikan

oleh satu orang.

4) Informasi dan komunikasi, dengan menggunakan berbagai bentuk

komunikasi yang sesuai dengan kebutuhannya serta mengelola,

mengembangkan, dan memperbaiki sistem informasinya dalam upaya

meningkatkan komunikasi secara berkesinambungan.

5) Pengawasan, sebaiknya aparat pengawasan hendaknya lebih efektif

1

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung)

Muliani 21110079

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRACT

Regional Autonomous Regional Government demanding to be able to provide the best possible service to the public. One form of such services is to provide transparent financial information. Still the results of the audit of the financial statements are reasonable with the exception of his opinion shows that the quality of the financial statements of the area still requires continuous improvement. Factors potentially affecting both the poor quality of local government financial statements is human resources and internal control systems.

The sample was 40 employees in four units in the field of Finance and Asset Management Agency Regions. Samples were selected based on the sampling saturated. The method used in this research is descriptive and verification method using primary data. Data was collected by distributing questionnaires. Data analysis was conducted that included the classic assumption test, multiple linear analysis, correlation analysis, the coefficient of determination and hypothesis testing and using IBM SPSS v.20 program.

The results of this study indicate that the partial quality of human resources and a significant positive effect on the quality of local government financial reporting, and internal control systems and a significant positive effect on the quality of local government financial reports.

Keywords: Quality of Human Resources, Internal Control Systems, Quality of Local Government Finance Report

I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Otonomi atau desentralisasi perlu dilakukan karena tidak ada suatu pemerintah dari suatu negara yang luas mampu secara efektif membuat kebijakan publik di segala bidang atau pun mampu melaksanakan kebijakan tersebut secara efisien di seluruh wilayah tersebut. Dengan adanya desentralisasi diharapkan beban pemerintah pusat dapat berkurang. Desentralisasi juga diharapkan akan mempercepat pelayanan kepada masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah faktor keuangan yang baik. Istilah keuangan disini mengandung arti setiap hak yang berhubungan dengan masalah uang, yang antara lain berupa sumber pendapatan, jumlah uang yang cukup, dan pengolahan keuangan yang sesuai dengan tujuan dan peraturan yang berlaku (Nogi, 2005:65-66).

Dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik, SKPD harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai pengalaman di bidang keuangan. Sehingga untuk menerapkan sistem akuntansi, sumber daya manusia (SDM) tersebut akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik. Kegagalan sumber daya manusia Pemerintah Daerah dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah (Febriady, 2013).

Sumber daya manusia atau human recources mengandung dua pengertian.

Pertama, SDM mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua,

2

Sistem pengendalian intern pemerintah, selanjutnya disebut SPIP, adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. SPIP bisa dijadikan indikator awal dalam menilai kinerja suatu entitas. SPIP merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi dan mengukur sumber daya suatu organisasi, dan juga memiliki peran penting dalam pencegahan dan pendeteksian penggelapan (fraud) secara dini. SPIP akan membantu memandu entitas berjalan bagaimana semestinya. Salah satu tujuan umum manajemen dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif adalah agar pelaporan keuangan reliabel (Arens, 2008:370).

Adapun kondisi yang terjadi di lapangan yang peneliti ambil pada tanggal 30 Mei

2014 dari “Bermasalah Pengelolaan Aset, Bandung Hanya Dapat WDP dari BPK” menurut

Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung mengatakan bahwa, menurut BPK banyak data aset kota yang tidak jelas luasnya. Tapi sedang kita kebut dari ratusan miliar piutang sekarang sudah menciut itu sudah progres. Pemerintah Kota Bandung hanya mendapat predikat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran (TA) 2013 dari BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Menanggapi hal itu Walikota Bandung Ridwan Kamil mengakui Bandung masih memiliki masalah keuangan khususnya terkait pengelolaan aset (Sumber: news.detik.com).

Kondisi lain yang terjadi di lapangan yang peneliti ambil pada tanggal 01 Februari 2012 dari “Laporan Keuangan Daerah Buruk” menurut Tahria Syafrudin sebagai Ketua Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bahwa dalam tiga tahun terakhir terjadi penurunan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Jawa Barat. Sejak tahun buku 2008 belum ada satu pemerintah daerah pun yang mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang belum memadai dan kurang ditaatinya ketentuan perundangan. Temuan BPK juga menunjukkan sebagian besar laporan keuangan pemda mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) bermasalah pada pencatatan aset/barang milik daerah, umumnya hal itu terjadi karena pencatatan, keberadaan fisik dan pengungkapannya dalam laporan belum memadai (Sumber: bandung.bpk.go.id).

Selain itu kondisi yang terjadi di lapangan yang peneliti ambil pada tanggal 19 September 2011 dari “Wapres: Masalah SDM jadi kendala untuk tingkatkan kualitas laporan

keuangan” menurut Boediono sebagai Wakil Presiden mengatakan berdasarkan laporan

yang diterimanya, minimnya SDM yang memiliki kemampuan membuat laporan keuangan dengan kualitas tinggi menjadi kendala utama rendahnya kualitas laporan keuangan di instansi pemerintah (Sumber: nasional.kontan.co.id).

Penelitian mengenai kualitas sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah diperkuat oleh I Gede dan Ni Made (2012), Yosefrinaldi (2013) dan Wiwik (2010), Sedangkan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah diperkuat oleh Susilawati (2014), Gerry (2013) dan Tuti (2014).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

3

1.2 Rumusan Masalah

1. Seberapa besar pengaruh kualitas sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung

2. Seberapa besar pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah, maka enelitian ini dimaksudkan oleh penulis adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kualitas sumber daya manusia dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, dengan mengumpulkan data yang akurat dan relevan yang terjadi pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis kualitas sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat memecahkan masalah bahwa kualitas sumber daya manusia lebih ditingkatkan dan lebih maksimal dan sistem pengendalian intern lebih memadai agar kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pun dapat lebih berkualitas dan mendapatkan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Hasil penelitian ini sebagai pembuktian kembali teori-teori dan hasil penelitian terdahulu dan diharapkan dapat menunjukkan bahwa kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dan sistem pengendalian intern yang memadai.

II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kualitas Sumber Daya Manusia

Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006:8) sumber daya manusia adalah sebagai berikut:

“Sumber daya manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari

setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuanya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu”.

2.1.1.1 Elemen-elemen Kualitas Sumber Daya Manusia

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2009:16), elemen-elemen pengembangan sumber daya manusia terdiri dari:

”1. Pendidikan

Pendidikan formal di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan.

4

Menurut Mahmudi (2010:20) sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut:

“Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral dari tindakan dan

kegiatan yang dilakukan oleh manajemen (eksekutif) dan jajarannnya untuk memberikan jaminan atau keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan”.

2.1.2.1 Komponen Sistem Pengendalian Intern

Model COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission) terdiri atas lima komponen sistem pengendalian intern dalam Sekar dan Puspa (2013:59) adalah sebagai berikut:

“1. Lingkungan pengendalian

2. Penentuan risiko 3. Aktivitas pengendalian 4. Informasi dan komunikasi

5. Pengawasan”.

2.1.3 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut Syofyan Syafri Harahap (2009:146) kualitas laporan keuangan adalah:

“Kualitas laporan keuangan merupakan kriteria persyaratan laporan akuntansi

keuangan yang dianggap dapat memenuhi keinginan para pemakai atau pembaca

laporan keuangan”.

2.1.3.1 Karakteristik Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut Dadang Suwanda (2013:96), Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:

“a. Relevan

b. Andal

c. Dapat dibandingkan

d. Dapat dipahami”.

2.2 Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan pemerintah daerah pada pemerintah provinsi/kabupaten/kota sangat tergantung pada laporan atas kompilasi puluhan atau bahkan ratusan SKPD, yang ada di pemerintah daerah yang bersangkutan. Bisa dibayangkan apabila ada beberapa SKPD yang lalai sehingga belum menyelesaikan laporan keuangan maka yang terjadi Laporan Keuangan Pemerintah daerah mengalami kendala dalam penyelesaiannya (Dadang Suwanda, 2013:137).

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri ini dituntut kemandirian SKPD sebagai suatu entitas dalam mengelola dan mempertanggungjawabkan atas alokasi keuangan yang diterimanya sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD) dalam APBD (Dadang Suwanda, 2013:137).

Hal pertama yang mempengaruhi keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah adalah kualitas sumber daya manusia. Menurut Wahyono (2004:12) dalam menghasilkan suatu informasi yang bernilai (keterandalan), disini menyangkut dua elemen pokok yaitu informasi yang dihasilkan dan sumber daya yang menghasilkannya.

5

Sumber daya manusia yang pengguna sistem dituntut untuk memiliki tingkat keahlian akuntansi yang memadai atau paling tidak memiliki kemauan untuk terus belajar dan mengasah kemampuan di bidang akuntansi. Di sini kemampuan sumber daya manusia itu sendiri sangat berperan dalam menghasilkan informasi yang bernilai (keterandalan dan ketepatwaktuan).

Hal kedua adalah sistem pengendalian intern. Sistem pengendalian intern bisa dijadikan indikator awal dalam menilai kinerja suatu entitas. Sistem pengendalian intern akan membantu memandu entitas berjalan bagaimana semestinya. Salah satu tujuan umum manajemen dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif adalah agar pelaporan keuangan reliabel (Arens, 2008:370).

Tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas dan pengendalian intern akuntansi diharapkan dapat membantu dalam proses pelaporan keuangan sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang handal dan tepat waktu (Yosefrinaldi, 2013).

Berdasarkan uraian diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk paradigma penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.2.1 Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut Mardiasmo (2002:146) mengungkapkan bahwa:

”Sumber daya manusia yang berkualitas juga dapat menghemat waktu pembuatan

laporan keuangan, disebabkan karena sumber daya manusia tersebut telah mengetahui dan memahami apa yang akan dikerjakan dengan baik sehingga penyajian laporan keuangan bisa tepat waktu. Semakin cepat waktu penyajian

laporan keuangan maka semakin baik untuk pengambilan keputusan”.

2.2.2 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut Mahmudi (2007:11) keterkaitan sistem pengendalian inten terhadap kualitas laporan keuangan adalah:

“Untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah diperlukan proses dan

tahap-tahap yang harus dilalui yang diatur dalam sistem akuntansi pemerintah daerah. Sistem akuntansi di dalamnya mengatur tentang sistem pengendalian intern (SPI), kualitas laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh bagus tidaknya sistem pengendalian intern yang dimiliki pemerintah daerah”.

Kualitas Sumber Daya Manusia (X1) Soekidjo Notoatmodjo (2009:2) Sistem Pengendalian Intern (X2) Mahmudi (2010:20)

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y) Syofyan Syafri (2009:146)

Wiwik (2010) Yosefrinaldi (2013) I Gede dan Ni Made

(2012)

Gerry (2013) Susilawati (2014)

6

H2 : Sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

III. Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:32) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulan”.

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Kualitas Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:2), pengertian metode penelitian adalah sebagai berikut:

“Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara

ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu

rasional, empiris dan sistematis”.

Metode penelitian ini menggunakan analisis metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh yang signifikan dari variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, metode deskriptif dan verifikatif tersebut digunakan untuk menguji kualitas sumber daya manusia dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Umi Narimawati (2010:30) pengertian desain penelitian adalah sebagai berikut:

“Desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh

seorang peneliti, dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang

dilakukan pada waktu tertentu”.

Menurut Sugiyono (2008:13) menjelaskan proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:

“1. Sumber masalah

2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrumen penelitian

7. Kesimpulan”.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2010:38) mendefinisikan variabel penelitian adalah:

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

7

Maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas / Independent (Variabel X1 dan X2)

Definisi variabel bebas menurut Sugiyono (2010:33) adalah sebagai berikut:

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terkait (dependen)”.

Variabel bebas dalam penelitian ini kualitas sumber daya manusia (X1) dan sistem pengendalian intern (X2).

2. Variabel Terikat / Dependent (Variabel Y)

Definisi variabel terikat menurut Sugiyono (2010:39) adalah sebagai berikut:

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Adapun variabel terikat atau variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunaan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Sugiyono (2010:137) data primer adalah sebagai berikut:

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Data primer dalam penelitian ini adalah hasil jawaban kuesioner yang diisi oleh responden. Responden dari penelitian ini adalah pegawai di empat bidang pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung.

3.5 Alat Ukur Penelitian 3.5.1 Uji Validitas

Menurut Juliansyah Noor (2011:132), mendefinisikan bahwa:

“Validitas/kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut

benar-benar mengukur apa yang diukur”.

Dalam hal ini Sugiyono (2012:188) menyatakan hal sebagai berikut:

“Teknik korelasi untuk menentukan validitas item sampai sekarang merupakan

teknik yang paling banyak digunakan. Dan item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukan bahwa item

tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula”.

Metode korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pearson product moment. Syarat minimum yang dianggap memenuhi syarat adalah apabila koefisien korelasi r = 0,3, jadi apabila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka

butir dalam instrumen tersebut dinyatakan “Tidak Valid”.

3.5.2 Uji Reabilitas

Menurut Juliansyah Noor (2011:131), uji reabilitas adalah:

“Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan”.

Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reabilitas adalah Split Half Method

Dokumen terkait