• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran-Saran

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai masukan yang perlu dipertimbangkan

untuk :

6.2.1. Bahan atau masukan dalam mendisain pekerjaan yang dapat mendukung dan

menumbuhkan motivasi intrinsik bagi perawat pelaksana dalam menjalankan

peran dan fungsinya terhadap pasien di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.

6.2.2. Perlu adanya pengembangan sumber daya keperawatan dalam bentuk

penghargaan dan reward yang jelas baik penghargaan yang berupa materi

ataupun peningkatan karir dan peningkatan pengetahuan sesuai dengan

prestasi sumber daya keperawatan untuk menimbulkan motivasi intrinsik yang

disertai dengan implementasi motivasi ekstrinsik yang diterapkan di RSU Dr.

Pirngadi Kota Medan.

6.2.3. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan masih sangat diperlukan penelitian

pada bidang yang sejenis, khususnya penelitian mengenai hubungan antara

motivasi intrinsik terhadap kinerja perawat pelaksana. Selain penelitian

sejenis perlu juga dilakukan penelitian berkelanjutan dengan menggunakan

berbagai faktor kondisional kemungkinan berpengaruh secara positif terhadap

kinerja perawat seperti motivasi ekstrinsik, sikap terhadap pekerjaan, struktur

Palembang

Ali, (2002). Dasar-dasar Keperawatan Profesional, Jakarta: Wydia Medika.

Andriyani, R. (2005). Analisa Pengarush Insentif terhadap Kualitas Pelayanan dengan

Motivasu Sebagai Veriabel Moderating di Ruang Rawat Inap RSU PTPN II Tanjung Morawa.

Anjaswarni, T, (2003). Tesis “Analisis Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Perilaku

Caring Perawat di Ruang Rawat Inap RS Umum Daerah Dr. Syaeful Anwar Malang.

Arikunto, (2002). Manajemen Penelitian, Edisi baru, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gitosudarmo, I. & Sudita, N.I (2000). Perilaku Keorganisasian. Edisi Pertama.Yogyakarta : BPFE.

Gibson.L (1996), Organisasi Prilaku, Struktur, Proses. Edisi VIII, Kincaid Professor. Handoko, H, T. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 2 . Yogyakarta: BPFE. Hariandja, E, T, T. (2002)/ Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Grasindo. Hasibuan, S. P. (2004). Manejemen, Dasar, Pengertian dan Masalah Edisis Revisi.

Jakarta : Bumi Aksara.

Hicks, G, H & Gullet, R, G. (1996). Organisasi: Teori dan Tingkah Laku. Edisi Ketiga. Jakarta : Bumi Aksara.

Ismaini, N, (2001). Etika Keperawatan, Jakarta : Wydia Medika.

Kuncoro, M. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga Mangkunegara Prabu Anwar (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

Edisi IV, Bandung.

____________ (2006). Evaluasi Kerja Sumber Daya Manusia, Bandung Edisi II

Norman, M (2006). Analsis Strategi Pemasaran Instalasi Diagnostik Terpadu RSU

Dr. Pirngadi Medan.

Hubungannya dengan Kinerja di Rumah Sakit drH. Marzoeki Mandi Bogor.

Rohayati (2003). Hubungan Motivasi Kerja Pegawai terhadap Sikap Pelayanan Kepada

Pasien di RSU Dr. Pirngadi Medan.

Sabarguna, S, B (2004). Pemasaran Rumah Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng –

DIY, Yogyakarta.

Santoro, S. (2004). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Siagian, P, S. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Siagian,

P, S. (2004). Teori Motiavasi dan Aplikasinya, Jakarta : Rineka Cipta.

Sudirinan, A.M. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali Press.

Tanjong, M, D (2004). Pengaruh Budaya Kerja terhadap Motivasi Kerja Tenaga

Juliani, 1 Ritha F. Dalimunthe, 2Heldy BZ, 3

Rumah Sakit Pirngadi Medan Jl. Prof. H.M Yamin No.47 Medan

23

Staf Pengajar Sekolah Pasca Sarjana USU Jl.Sivitas Akademika Kampus USU Padang Bulan Medan New paradigm for a hospital is to encourage private patients to visit the hospital that

utilization portion of its in-patient unit can be increased to above the 2004 current BOR of 60% of the beds available because the utilization of an in-patient unit facility is not yet efficient if its BOR is less than 75% of the beds available (Jhonson and Soejadi, 1996). The purpose of his study is to examine the influence of service quality on and the most

dominant service quality influencing the satisfaction of private patients at PTPN2 Tembakau Deli General Hospital Medan.

The data for explanatory survey study were obtained through direct observation at the hospital and distributing questionnaires to the private patients. The population of this study is all private patients visiting the in-patient unit of PTPN2 Tembakau Deli General Hospital Medan for the period of January 1,2005 to December 31,2005. through the accidental sampling technique, 70 patients in the in-patient unit were selected as samples for this study under the criteria that they have come or visited this hospital for treatment at least 2 (two) times.

The result og multivariate regression test shows that there are 4 (four) variables that influence the satisfaction of private patients namely, empathy with p = 0.001, reliability with p = 0.041, assurance with p = 0.00 and responsiveness with p = 0.043. The most dominant variables that influence the satisfaction of private patients are empathy while tangible with its significant value of 0.041 does not influence the satisfaction of private patients in the in-patient unit of PTPN2 Tembakau Deli General Hospital Medan.

PTPN2 Tembakau Deli General Hospital still needs to pay attention to the quality of their empathy to he private patients in supporting the recovery of the patients by involving the patient’s feelings in the process of treatment. To improve the quality of service of PTPN2 Tembakau Deli General Hospital, the standard to currently available service should be socialized and extra education and training supported by a good job distribution should be provided. The officials and workers need to provide a good health service that can improve the quality of service for private patients will be very influenced by a total and continuous control implemented by the management of PTPN2 Tembakau Deli Medan.

Key Words : Patient Perception, Service Quality, Patient’s Satisfaction Bibliography : 32 (1976 – 2006 )

Pendahuluan

Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai pelayanan kesehatan yang padat ilmu, padat karya, padat teknologi dan padat modal. Rumah Sakit Umum, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 983 tahun 1992 mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara efektif dan efisien, mengutamakan penyembuhan dan

pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

Tujuan rumah sakit adalah mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua lapisan masyarakat, adapun pendekatan yang dilakukan meliputi pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang

Dr. Pirngadi Medan dalam perencanaan kinerja jangka panjangnya juga menetapkan visi yang sejalan dengan visi Indonesia Sehat 2010, yaitu Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Mantap Tahun 2010 (Mandiri, Tanggap dan Profesional) adapun pengertian dari mandiri adalah mandiri dalam pendanaan dan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat, sedangkan tanggap terhadap tuntutan masyarakat, perubahan pola penyakit dan masyarakat, Tanggap terhadap tuntutan masyarakat, perubahan pola, penyakit dan kemajuan IPTEK di bidang kesehatan, profesional dalam pelaksanaan pelayanan sesuai standar dan etika.

Keperawatan sebagai suatu bidang profesi dapat terus dikembangkan dan

pentingnya dengan profesi lain yang ada di bidang Kesehatan.

Rumah Sakit merupakan sarana upaya. kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan adapun institusi ini merupakan penyedia jasa, pelayanan yang kompleks yang perlu dikelola secara profesional terhadap sumber daya manusianya. Salah satu tenaga penyedia jasa pelayanan di rumah sakit adalah tenaga perawat. Bagi tenaga perawat di rumah sakit melakukan praktik keperawatan yang berupa pelayanan keperawatan yang dikenal, dengan asuhan keperawatan.

Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap dalam upaya peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Penekanan pelayanan kesehatan haruslah sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan (Nursalam, 2001). Keperawatan memberikan pelayanan di rumah sakit selama 24 jam sehari, serta mempunyai kontak yang konstan dengan pasien. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Kontribusi yang diberikan keperawatan sangat menentukan kualitas pelayanan rumah sakit. Upaya untuk peningkatan pelayanan rumah sakit juga diikuti upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

Berdasarkan Undang-Undang No. 23/92 tentang kesehatan mengatakan bahwa profesi keperawatan adalah merupakan profesi tersendiri yang setara dan mitra dari disiplin profesi kesehatan lainnya. Dalam melakukan registrasi dan praktik keperawatan, perawat diberi lisensi sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 647/Menkes/SK/IV/2000 (Ismaini, 2001).

Rumah sakit sebagai suatu organisasi pelayanan kesehatan agar dapat tetap ”survive” harus memiliki sistem manajemen pelayanan yang terbaik sesuai dengan tuntutan/kebutuhan dan masyarakat. Semua aktivitas rumah sakit berlangsung dengan baik apabila mendapat dukungan dari seluruh anggota organisasi. Motivasi kerja dari anggota organisasi merupakan aspek penting bagi setiap orang yang berkepentingan dengan keberhasilan organisasi (Zainun, 1994).

Tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal harus memiliki ilmu dan keterampilan antara lain keterampilan konseptual, keterampilan kemanusiaan, keterampilan administrasi, dan keterampilan tehnik. Keterampilan kemanusiaan (human skills) merupakan kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasi orang lain, baik secara individu maupun kelompok. Motivasi yang dimiliki oleh seseorang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan, maka kuatnya motivasi dari seseorang bergantung pada pandangnya betapa kuatnya kenyakinan yang terdapat dalam dirinya bahwa ia akan dapat mencapai kebutuhannya dengan tercapainya tujuan organisasi. (Siagian, 2004)

Motivasi dasar bagi kebanyakan orang menjadi pegawai pada suatu organisasi tertentu adalah untuk mencari nafkah. Berarti apabila di satu pihak seseorang mengunakan pengetahuan, keterampilan, tenaga dan sebahagian waktunya untuk berkarya pada. suatu organisasi, di lain pihak ia mengharapkan menerima imbalan tertentu.

jawab dan pengembangan potensi individu, dan faktor job context yang meliputi gaji, kondisi kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan serta kualitas supervisi.

Penelitian terdahulu yang dilakukan Rohayati (2003), yang menyimpulkan bahwa secara umum motivasi kerja tenaga paramedis di rumah sakit umum Dr. Pirngadi Medan masih dikategorikan rendah, yang tampak dari masih rendahnya gairah kerja, disiplin, loyalitas, tanggung jawab dan semangat kerjasama yang dimiliki. Oleh karena itu, maka berdasarkan uraian permasalahan tersebut peneliti sangat berkeinginan untuk melihat lebih jauh pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja perawat pelaksana di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian berupa deskriptif kuantitatif untuk menganalisis pengaruh motivasi intrinsik (prestasi, pengakuan, pekerjaan, tanggung jawab, kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan pribadi) terhadap kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

Tempat penelitian dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2007 dan berakhir pada bulan Oktober 2007.

Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh perawat pelaksana yang berstatus Pegawai Negeri Sipil di Instalasi Rawat Inap Rurnah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan yaitu berjumlah 391 orang

Berdasarkan pertimbangan keterbatasan sumber daya dan waktu yang

dimiliki peneliti, maka peneliti tidak melakukan penelitian terhadap seluruh karyawan tetapi menggunakan teknik sampling secara acak sederhana (random sampling). Dengan menggunakan cara simple random sampling ditentukan kriteria sebagai berikut:

(Ijazah keperawatan)

d. Tidak menjabat sebagai kepala ruangan. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus, maka jumlah sampel yang ditentukan dalam penelitian ini berjumlah 80 orang.

Dari jumlah kuesioner yang diberikan yang kembali berjumlah 63 kuesioner

Hasil dan Pembahasan

1. Gambaran Umum

Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama GEMENTE ZIEKEN HUIS. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun 1930. Sebagai pimpinan pertama adalah Dr.W.Bays, pada tahun 1939 pimpinan Rumah Sakit ini diserahkan kepada Dr.A.A.Messing. Pada tahun 1942, Rumah Sakit ini diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi SYURITSU BYSONO INCE dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu Dr.Raden Pirngadi Gonggo Putro.

Pada masa negara Sumatera Timur pada tahun 1947 nama Rumah Sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Kota Medan dan pimpinannya dijabat oleh Dr.Ahmad Sofyan. Semasa kepemimpinan beliau Rumah Sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan yaitu pada tahun 1952. Tahun 1955 pimpinan Rumah Sakit Umum Medan diserah terimakan kepada Dr.H.A.Darwis Dt.Batu Besar. Tahun 1958 nama Rumah Sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Besar, pimpinannya dijabat oleh Paruhum Daulay.

Tahun 1969 pimpinan Rumah Sakit Umum Medan dipimpin oled Dr.Zainal Rasyid Siregar, SKM dan semasa kepemimpinan beliau nama Rumah Sakit Umum Pusat Medan berubah nama lagi menjadi Rumah Sakit Pusat Propinsi Medan (Provincial Top Reveral Hospital). Pada tanggal 26 Januari 1972 Rumah Sakit Paru-paru yang dahulunya berdiri sendiri masuk

keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 RSU Pusat Propinsi Medan diberi nama Rumah Sakit Dr.Pirngadi Medan, berasal dari nama seorang putra bangsa Indonesia pertama menjadi pimpinan Rumah Sakit ini. Sejak berdirinya Fakultas Kedokteran USU tanggal 20 Agustus 1952 maka Rumah Sakit Umum Pirngadi secara otomatis dipakai sebagai tempat kepaniteraan klinik para mahasiswa Fakultas Kedokteran USU.

Rumah Sakit Dr.Pimgadi Medan adalah unit organisasi disiplin, berada dibawah tanggung jawab langsung Walikota Medan.

Penandatanganan perjanjian kerja sama antara FK USU dengan RSU Dr.Pirngadi sebagai Teaching Hospital (Rumah Sakit Pendidikan) FK USU baru dilaksanakan pada tangga 20 Mei 1968. Tidak diperoleh data yang pasti kapan RSU Dr.Pirngadi ini diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, tapi yang jelas sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, RSU Dr.Pirngadi pada tanggal 27 Desember 2001 diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Medan. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka berdasarkan Perda Kota Medan No.30 tahun 2002 tanggal 6 September 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.Pirngadi Kota Medan sebutan dalam organisasi adalah Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.Pirngadi Kota Medan. a. Visi Rumah Sakit

Terwujudnya : MANTAP Tahun 2010

(Mandiri, Tanggap dan Profesional)

b. Misi Rumah Sakit

(1)Meningkatkan usaha kesehatan paripurna kepada semua golongan masyarakat secara merata dan terjangkau, sesuai dengan tugas pokok , fungsi serta peraturan yang berlaku; (2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialistik dan sub spesialistik

Rumah sakit sebagai tempat pendidikan, penelitian dan pengembangan IPTEK di bidang kesehatan.

2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 30 Tahun 2002 tanggal 06 September 2002 dan Keputusan Walikota No: 55 Tahun 2002 tanggal 06 September 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi, Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.Pirngadi Kota Medan adalah unsur penunjang Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.Pirngadi Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan pemulihan yang silaksanakan secra serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan peraturan perundang-ungdangan yang berlaku.

Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan mempunyai fungsi, sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pelayanan medis

b. Menyelenggarakan pelayanan

penunjang medis dan non medis c. Menyelenggarakan pelayanan asuhan

keperawatan

d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan e. Menyelenggarakan pendidikan dan

pelatihan

f. Menyelenggaran penelitian dan pengembangan

g. Mengelola administrasi dan keuangan h. Melaksanakan seluruh kewenangan

yang ada sesuai dengan bidang tugasnya

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah

Medis Fungsional (SMF) da 18 (delapan belas) Kepala Instalasi.

5. Pembahasan

5.1. Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Hasil analisis uji regresi linear sederhana antara variabel motivasi intrinsik yang terdiri dari prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab, peluang untuk kemajuan dan kepuasan kerja terhadap kinerja perawat pelaksana.

5.1.1. Pengaruh Prestasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh motivasi intrinsik berdasarkan prestasi terhadap kinerja perawat pelaksana didapatkan p= value 0.128. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara signifikasi prestasi terhadap kinerja perawat pelaksana di RSU Dr.Pirngadi Medan. Tetapi meskipun tidak terdapat pengaruh signifikan, berdasarkan nilai r2 = 38% dapat menjelaskan bahwa variasi kinerja perawat pelaksana dapat dijelaskan karena adanya prestasi.

Hasil penelitian ini berbeda dengan yang telah dilakukan Rohayati (2003) dalam penelitiannya tentang hubungan motivasi kerja terhadap kinerja yang diukur berdasarkan sikap perawat selama memberikan pelayanan kepada pasien, dimana didapatkan hasil hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Meskipun demikian, jika dilihat berdasarkan data deskriptif prestasi pada tabel 4.2 mayoritas perawat memiliki prestasi baik dan jika dilihat secara rinci diketahui yang paling tinggi pada prestasi perawat berdasarkan kemampuan mengajukan ide (61,91%) dan prestasi dalam pelaksanaan kerja (71,43%). Selain itu, hasil penelitian pada kinerja perawat pelaksana juga mayoritas pelaksana memiliki kinerja dalam kategori baik.

bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara kedua variabel tersebut, dimana diperoleh nilai p value 0.589. sehingga berdasarkan analisa regresi linear sederhana yang telah dilakukan dapat menjelaskan bahwa variabel pengaruh pengakuan orang lain tidak dapat digunakan untuk memprediksi kinerja perawat pelaksana di RSU Dr. Pirngadi Medan. Meskipun variabel pengakuan orang lain tidak berpengaruh secara signifikan jika dilihat berdasarkan tiga indikator pertanyaan pada penelitian hasilnya menunjukkan bahwa indikator keinginan untuk bekerja dengan baik memiliki nilai sebanyak 76.19%.

Tidak adanya pengaruh pengakuan orang lain terhadap kinerja perawat pelaksana hal ini diasumsikan oleh peneliti justru merupakan suatu hal yang positif karena menunjukkan kekuatan konsep diri yang dimiliki oleh perawat pelaksana, dimana pada saat bekerja tidak menunggu adanya pengakuan dari orang lain, tetapi bekerja berdasarkan tanggung jawab yang di embannya. Motivasi yang muncul timbul dari dalam diri sendiri. Sejalan dengan Malayu (2004) yang mendefinisikan motivasi sebagai daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upanya untuk mencapai kepuasan”.

Hick & Gullet (2002), menyatakan bahwa berbagai kebutuhan keinginan dan harapan yang terdapat di dalam pribadi seseorang dapat menyusun motivasi internal orang tersebut. Kekuatan ini mempengaruhi pribadinya dengan menentukan berbagai pandangan, yang menurut giliran untuk memimpin tingkah laku dalam situasi yang khusus.

Handoko (2001), menjelaskan bahwa motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berfungsi tanpa adanya rangsangan dari luar, dalam diri individu sudah ada suatu dorongan untuk melakukan tindakan.

kinerja perawat pelaksana didapatkan p value 0.000. Hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa variabel tanggung jawab berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja perawat pelaksana. Hasil ini didukung oleh nilai r2 (32.5%), dimana variasi kinerja perawat pelaksana dapat dijelaskan oleh variasi tanggung jawab sebesar 32.5%. Selain itu berdasarkan data deskriptif yang didapat diketahui tanggung jawab terbesar yang dilakukan oleh perawat pelaksana terkait dengan pekerjaan merawat pasien (57.14%). Hal ini sesuai dengan peran dan fungsi utama perawat pelaksana pada saat melakukan asuhan keperawatan.

Nursalam (2004), menjelaskan bahwa praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya. Praktik keperawatan profesional mempunyai ciri-ciri otonomi dalam pekerjaan, bertanggung jawab dan bertanggung gugat, pengambilan keputusan yang mandiri, kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, pemberian pembelaan (advocacy) dan memfasilitasi kepentingan pasien.

Secara umum praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat melakukan asuhan keperawatan. Gillies (2002), menjelaskan tentang peran fungsi perawat saat melakukan asuhan keperawatan melalui tahapan pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosa, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan.

5.1.4. Pengaruh Peluang Untuk Maju Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Hasil analisis bivariat pengaruh peluang kinerja perawat pelaksana hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kedua variabel tersebut, dimana diperoleh nilai p value 0.004. Sehingga berdasarkan analisis regresi linear sederhana yang telah dilakukan dapat menjelaskan bahwa variabel pengaruh pengakuan orang lain tidak dapat digunakan

sebanyak 57.14%.

Beberapa faktor yang berkaitan dengan motivasi internal menurut Hicks & Gullet (2002), berkaitan dengan kepentingan yang khusus bagi seseorang, menghendaki, dan menginginkan adalah merupakan hal yang unik baginya. Selain itu kepentingan, keinginan dan hasrat seseorang adalah juga unik karena kesemuanya ditentukan oleh faktor yang membentuk kepribadiannya, penampilan biologis, fisiologis dan psikologisnya.

Berdasarkan hasil penelitian dan konsep di atas, dapat diasumsikan bahwa mengikuti seminar dan workshop, bagian dari motivasi yang mendorong perawat pelaksana dalam melakukan kinerja yang berkualitas. Lebih lanjut Hicks & Gullet (2002), menjelaskan meskipun kualitas masing-masing individu dan adanya perbedaan kepentingan serta keinginan, beberapa kepentingan dan keinginan tertentu berada dalam keadaan yang sama untuk memungkinkan seseorang, menggunakan dan membentuk organisasi yang umum untuk mencapai tujuan bersama (organisasi).

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan kepentingan yang menjadi umum bagi semua individu. Dengan disadarinya kepentingan umum ini, para manajer dapat berusaha mendorong para karyawannya agar bekerja untuk menguntungkan perusahaan meskipun terdapat keunikan pribadi para karyawan dengan berbagai kepentingannya. Suatu pengertian dengan adanya kepentingan akan memungkinkan para karyawan untuk memenuhi berbagai kepentingannya itu dalam struktur organisasi. Kedua-duanya, baik organisasi maupun para anggotanya (dalam penelitian ini dilihat pada perawat pelaksana), memperoleh keuntungan dari keberhasilan memenuhi kepentingan bersama (Hicks & Gullet, 2002).

value 0.000. Hasil penelitian ini dapat

Dokumen terkait