BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Sejalan dengan penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat disarankan kepada beberapa pihak yang terkait antara lain :
1. Bagi guru, hendaknya memperhatikan distribusi pertanyaan yang dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik dalam pembuatan soal.
2. Bagi peneliti berikutnya, hendaknya melakukan penelitian terkait pengembangan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS).
63
DAFTAR PUSTAKA
Afri, L. D., & Rahmadani. (2020). Perbedaan Kemampuan Penalaran dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran TPS dan GI. AXIOM: Jurnal Pendidikan dan Matematika, 9(1), 35-50. Agustina, L. (2020). Analisis Pertanyaan Tipe HOTS (Higher Order Thingking
Skill) pada Buku Teks Kimia Kelas XII (Skripsi). Diambil kembali dari
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: http://repository.uinjkt.ac.id/ Al-hasanat, H. A. (2016). Analyzing Assessment Questions in an Arabic
Textbook (Communication Skills) for Eight Grade in Jordan According to Bloom’s Taxonomy of Levels of Knowledge Aims. World Journal of
Education, 6(2), 68-81.
Amelia, M. A. (2016). Analisis Soal Tes Hasil Belajar High Order Thinking Skills (HOTS) Matematika Materi Pecahan untuk Kelas 5 Sekolah Dasar. Jurnal
Penelitian (Edisi Khusus PGSD), 20(2), 123-131.
Amir, A. (2014). Kemampuan Penalaran dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Logaritma, 2(1), 18-33.
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2017). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anshori, I. (2003). Evaluasi Pendidikan. Sidoarjo: Muhammadiyah University Press.
Arifin, Z. (2014). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2016). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Assaly, I. R., & Smadi, O. M. (2015). Using Bloom's Taxonomy to Evaluate the Cognitive Levels of Master Class Textbook's Questions. English
Language Teaching, 8(5), 100-109.
Ayuningrum, D. (2017). Strategi Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Ditinjau dari Tingkat Berpikir Geometri Van Hiele. Kreano: Jurnal
Matematika Kreatif-Inovatif, 8(1), 27-34.
Brookhart, S. M. (2010). How to Assess Higher-Order Thinking Skills in Your
Farida, I. (2017). Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Frastiyanti, I., & Sukardiyono. (2017). Pengembangan LKPD Berbasis Conceptual Attainment untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas X SMA pada Materi Pokok Hukum Newton Tentang Gerak. Jurnal Pendidikan Fisika, 6(3), 197-205.
Hadi, S., & Radiyatul. (2014). Metode Pemecahan Masalah Menurut Polya untuk Mengembangkan Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematis di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Matematika,
2(1), 53-61.
Hamalik, O. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartini, & Sukardjo. (2015). Pengembangan Higher Order Thinking Multiple Choice Test untuk Mengukur Keterampilan Berpikir Kritis IPA Kelas VII SMP/MTs. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 1(1), 86-101.
Hidayati, D. (2018). Analisis Soal UKK Kimia Kelas X SMAN Se-Jakarta Barat
Tahun Ajaran 2014/2015 (Skripsi). Diambil kembali dari Repository UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta: http://repository.uinjkt.ac.id/
Himmah, W. I. (2019). Analisis Soal Penilaian Akhir Semester Mata Pelajaran Matematika Berdasarkan Level Berpikir. Journal of Madives: Journal of
Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, 3(1), 55-63.
Kemdikbud. (2017). Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Ditjen
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kemdikbud. (2019). Programme for International Student Assessment (PISA). Diambil kembali dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: http://litbang.kemdikbud.go.id/pisa
Kurniati, D., Harimukti, R., & Jamil, N. A. (2016). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP di Kabupaten Jember dalam Menyelesaikan Soal Berstandar PISA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 20(2), 142-155.
Kusaeri, & Suprananto. (2012). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kusuma, M. D., Rosidin, U., Abdurrahman, & Suyatna, A. (2017). The Development of Higher Order Thinking Skill (HOTS) Instrument Assessment in Pysics Study. IOSR Journal of Research & Method in
Lailly, N. R., & Wisudawati, A. W. (2015). Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam Soal UN Kimia SMA Rayon B Tahun 2012/2013. Kaunia, 11(1), 27-39.
Mahanal, S. (2019). Asesmen Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jurnal
Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-Saintika, 3(2), 51-73.
Manurung, O., & Kartono. (2016). Keterampilan Penalaran Induktif Deduktif dan Kemampuan Representasi Matematis Siswa pada Pembelajaran CTL Berbasis Hands on Activity. Unnes Journal of Mathematics Education
Research, 5(2), 155-165.
Mohamed, R., & Lebar, O. (2017). Authentic Assessment in Assessing Higher Order Thinking Skills. International Journal of Academic Research in
Business and Social Sciences, 7(2), 466-476.
Motlhabane, A. (2017). Unpacking the South African Physics Examination Questions According to Blooms' Revised Taxonomy. Journal of Baltic
Science Education, 16(6), 919-931.
Narayanan, S., & Adithan, M. (2015). Analysis of Question Papers in Engineering Courses with Respect to HOTS (Higher Order Thinking Skills). American
Journal of Engineering Education, 6(1), 1-10.
Novi. (2018). Analisis Soal Ulangan Harian Biologi SMP pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi,
4(2), 29-37.
Nugroho, A. (2018). HOTS (Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi: Konsep,
Pembelajaran, Penilaian, dan Soal-Soal). Jakarta: Kompas Gramedia.
Nursalam, & Suardi. (2016). Evaluasi Pembelajaran: Tes, Pengukuran dan
Penilaian. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Pratama, G. S., & Retnawati, H. (2018). Urgency of Higher Order Thinking Skills (HOTS) Content Analysis in Mathematics Textbook. Journal of Physics:
Conf. Series, 1-8.
Purwanto, M. N. (1986). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Karya.
Rahayu, R. Y., & Sutrisno, H. (2019). The Effect of Chemistry Learning Based on Analogy on Higher Order Thinking Skills of Senior High School Students
in Equilibrium Concept. European Journal of Education Studies, 5(12), 255-267.
Retnawati, H., Djidu, H., Kartianom, Apino, E., & Anazifa, R. D. (2018). Teacher's Knowledge About Higher-Order Thinking Skills and Its Learning Strategy. Problems of Education in the 21st Century, 76(2), 215-230.
Rochman, S., & Hartoyo, Z. (2018). Analisis High Order Thinking Skills (HOTS) Taksonomi Menganalisis Permasalahan Fisika. SPEJ: Science and Physics
Education Journal, 1(2), 78-88.
Rustam, A., Sari, E. D., & Yunita, L. (2018). Statistika dan Pengukuran
Pendidikan Analisis Menggunakan SPSS, Iteman, dan Lisrel. Tangerang
Selatan: PT. Ilham Sejahtera Persada.
Sa'idah, N., Yulistianti, H. D., & Megawati, E. (2019). Analisis Instrumen Tes Higher Order Thinking Matematika SMP. Jurnal Pendidikan Matematika,
13(1), 41-54.
Samo, D. D. (2017). Pre-service Mathematics Teachers' Conception of Higher-Order Thinking Level in Bloom's Taxonomy. Journal of Mathematics
Education, 6(2), 121-136.
Samo, D. D., Darhim, & Kartasasmita, B. (2017). Developing Contextual Mathematical Thinking Learning Model to Enhance Higher-Order Thinking Ability for Middle School Students. International Education
Studies, 10(12), 17-29.
Saygili, S. (2017). Examining The Problem Solving Skills and The Strategies Used by High School Students in Solving Non-routine Problems.
E-International Journal of Education Research, 8(2), 91-114.
Schleicher, A. (2019). Programme for International Student Assessment. Diambil kembali dari OECD: http://www.oecd.org/pisa/
Singh, C. K., Singh, R. K., Singh, T. S., Mostafa, N. A., & Mohtar, T. M. (2018). Developing a Higher Order Thinking Skills Module for Weak ESL Learners. English Language Teaching, 11(7), 86-100.
Singh, R. K., & Shaari, A. H. (2019). The Analysis of Higher-Order Thinking Skills in English Reading Comprehension Tests in Malaysia. Malaysian
Journal of Society, 15(1), 12-26.
Siswoyo, & Sunaryo. (2017). High Order Thinking Skills: Analisis Soal dan Implementasinya dalam Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas.
Sudijono, A. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sudijono, A. (2015). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suryapuspitarini, B. K., Wardono, & Kartono. (2018). Analisis Soal-Soal Matematika Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada Kurikulum 2013 untuk Mendukung Kemampuan Literasi Siswa. Prisma, Prosiding
Seminar Nasional Matematika, 1, 876-884.
Syah, D. (2014). Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah, Kinerja Mengajar Guru, dan Kultur Belajar terhadap Peningkatan Prestasi Madrasah Aliyah Negeri Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 20(2), 173-186.
Syahida, A., & Irwandi, D. (2015). Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Soal Ujian Nasional Kimia. Edusains, 7(1), 77-87.
Syahlan. (2017). Sepuluh Strategi dalam Pemecahan Masalah Matematika.
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education, 4(6), 358-369.
Tanujaya, B. (2016). Development of an Instrument to Measure Higher Order Thinking Skills in Senior High School Mathematics Instruction. Journal of
Education and Practice, 7(21), 144-148.
Upahi, J. E., Issa, G. B., & Oyelekan, O. S. (2015). Analysis of Senior School Certificate Examination Chemistry Questions for Higher-Order Cognitive Skills. Cypriot Journal of Education Sciences, 10(3), 218-227.
Wahyuni, S. (2017). Development Test System Based on Linear Equations Two Variable Revised Taxonomy Bloom to Measure High Order Thinking Skills at Students Class VII SMPN Sungguminasa Gowa. Jurnal Daya
Matematis, 5(1), 129-152.
Widana, I. (2017). Higher Order Thinking Skills Assessment (HOTS). Journal of
Indonesian Student Assessment and Evaluation, 3(1), 32-44.
Widana, I. W., Parwata, I. M., Parmithi, N. N., Jayantika, I. G., Sukendra, K., & Sumandya, I. W. (2018). Higher Order Thinking Skills Assessment
towards Critical Thinking on Mathematics Lesson. International Journal
of Social Sciences and Humanities, 2(1), 24-32.
Winarso, W. (2014). Membangun Kemampuan Berfikir Matematika Tingkat Tinggi Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif dan Induktif-Deduktif.
EduMa, 3(2), 95-118.
Yusoff, W. M., & Seman, S. C. ( 8). Teachers’ Knowledge of Higher Order Thinking and Questioning Skills: A Case Study at a Primary School in Terengganu, Malaysia. International Journal of Academic Research in
Progressive Education and Development, 7(2), 45-63.
Zaiturrahmi, Kasim, U., & Zulfikar, T. (2017). Analysis of Instructional Questions in an English Textbook for Senior High Schools. English
Lampiran 1. Dokumen Soal Penilaian Akhir Tahun (PAT) Kimia Kelas XI MAN A Tahun Ajaran 2018/2019
Kode Soal Soal A1 pH larutan NH4OH 0,1 M (Kb NH4OH = 10-5) adalah.... a. 9 b. 3 c. 5 d. 7 e. 11 A2
Jika dua larutan masing-masing mengandung 25 mL NaOH 0,2 M dan 25 mL CH3COOH 0,2 M dengan Ka CH3COOH = 10-5 dicampurkan, maka pHnya adalah....
a. 9 b. 6 c. 8 d. 7 e. 5 A3
Berikut adalah beberapa larutan: (1) (NH4)2SO4;
(2) Na2CO3; (3) KCN;
(4) CH3COONa dan; (5) K2SO4.
Pasangan garam yang pHnya lebih besar dari 7 adalah pasangan nomor.... a. 1 dan 4 b. 3 dan 5 c. 2 dan 3 d. 1 dan 3 e. 1 dan 2 A4
pH larutan campuran antara 250 mL larutan NH3 0,8 M dengan 250 mL larutan HCl 0,8 M (Kb = 10-5) adalah.... a. 9 + log 2 b. 6 + log 2 c. 6 – log 2 d. 4 – log 2 e. 5 – log 2 A5
Massa garam natrium benzoat C6H5OONa yang harus dilarutkan dalam 100 mL air untuk menghasilkan larutan garam yang pHnya 9 adalah.... (Ka C6H5OONa = 6 x 10-5 dan Mr C6H5OOH = 144)
a. 6,80 gram b. 10,50 gram
c. 8,64 gram d. 4,35 gram e. 9,45 gram
A6
pH 500 mL larutan (NH4)2SO4 0,4 M adalah.... (Kb NH3 = 2 x 10-5) a. 3 + log 2 b. 5 + log 2 c. 6 – log 2 d. 5 – log 2 e. 4 + log 2 A7
Berikut adalah beberapa larutan: (1) KNO3;
(2) NH4CN; (3) Na2SO4; (4) Na2CO3 dan; (5) CH3COONH4.
Pasangan garam yang mengalami hidrolisis total ditunjukkan oleh nomor.... a. 4 dan 5 b. 3 dan 4 c. 2 dan 5 d. 2 dan 3 e. 1 dan 3 A8
Sebanyak 2,64 gram kristal (NH4)2SO4 dilarutkan dalam air, sehingga volumenya menjadi 1 Liter (Ar N = 14, H = 1, O = 16, dan S = 32), maka besarnya pH larutan adalah.... (Kb = 10-5)
a. 9 + log 2 b. 5,5 + log 2 c. 5 – log 2 d. 5,5 – log 2 e. 8,5 + log 2 A9
Berikut tabel nilai Ka dari beberapa asam:
Asam Ka HA 7 x 10-4 HB 6,5 x 10-5 HC 6 x 10-10 HD 1,8 x 10-5 HE 1 x 10-8 HF 4,7 x 10-11
Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan asamnya adalah.... a. HC > HE > HF b. HC > HD > HE c. HA > HB > HD d. HA > HB > HC e. HF > HB > HD
adalah.... a. Natrium klorida b. Alumunium sulfida c. Amonium klorida d. Kalium asetat e. Natrium sulfat A11
Barium asetat, Ba(CH3COO)2 sebesar 2,55 gram dilarutkan dalam air sampai volumenya menjadi 500 cm3. Bila Ka = 10-5; Ar Ba = 137; C = 12; dan O = 16, maka pH larutan adalah....
a. 8 + log 2 b. 5,5 – log 2 c. 8,5 + log 2 d. 9 + log 2 e. 5 A12
Bila Ka CH3COOH = 1 x 10-5, maka pH larutan Ba(CH3COO)2 0,1 M adalah.... (√ , ) a. 1 b. 9 + log 1,4 c. 9 d. 5 – log 1,4 e. 9 – log 1,4 A13
Larutan garam berikut akan mengubah lakmus berwarna biru berubah menjadi merah adalah....
a. NH4CN b. NH4NO3 c. Na2SO4 d. KCN e. KNO3 A14
Untuk mengetahui konsentrasi larutan HCl dilakukan titrasi menggunakan larutan standar 0,1 M NaOH. Dari proses titrasi diperoleh data sebagai berikut:
No. Volume larutan (mL) Volume larutan (mL)
X M HCl 0,1 M NaOH
1. 25 10,3
2. 25 10,1
3. 25 10,2
Maka konsentrasi HCl adalah.... a. 0,05 M b. 0,04 M c. 0,10 M d. 1,02 M e. 0,08 M A15
Dicampurkan sejumlah CH3COOH dengan larutan NaOH membentuk larutan penyangga. Setelah reaksi terdapat 0,02 mol CH3COONa dan 0,6 gram CH3COOH pH larutan penyangga tersebut adalah.... (Ka CH3COOH = 10-5 dan Mr CH3COOH = 60)
a. 4 – log 3 b. 6 – log 5 c. 2 – log 3 d. 5 – log 5 e. 3 – log 5 A16
Larutan 25 mL NH3 0,2 M direaksikan dengan 25 mL HCl 0,2 M sesuai reaksi:
NH3(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq) + H2O(l)
Jika Kb NH3 = 10-5, pH larutan yang terbentuk adalah.... a. 10 b. 9 c. 4 d. 5 e. 6 A17
Perhatikan tabel berikut ini :
No. Sifat koloid Penerapan sifat koloid dalam kehidupan
1. Koagulasi Pembentukan delta di muara sungai 2. Elektroforesis Pemutihan gula tebu
3. Adsorbsi Cuci darah pada penderita gagal ginjal 4. Dialisis Menghilangkan bau badan
5. Efek Tyndall Sorot lampu di malam berkabut Pasangan data yang tepat adalah data nomor....
a. 1 dan 3 b. 1 dan 5 c. 3 dan 4 d. 4 dan 5 e. 2 dan 3 A18
Beberapa campuran penyangga berikut ini: (1) H2CO3 dengan HCO3
-(2) NaOH dengan NaCN (3) H2PO4- dengan HPO4 2-(4) HF dengan KF
(5) H3PO4 dengan NaHPO4
Komponen larutan penyangga yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup adalah.... a. 1 dan 3 b. 2 dan 3 c. 4 dan 5 d. 3 dan 4 e. 1 dan 2 A19 Campuran 50 mL NH3 0,2 M (Kb = 1 x 10-5) dengan 50 mL HCl 0,2 M mempunyai harga pH.... a. 1 – log 2 b. 8 c. 9
d. 5
e. 3 – log 2
A20
Berikut ini beberapa peristiwa sehari-hari: 1. Norit untuk menyerap racun
2. Sorot lampu mobil di malam hari
3. Pemberian tawas pada pengolahan air PAM 4. Penambahan gelatin pada es krim
5. Proses cuci darah pada penderita ginjal Proses koagulasi terdapat pada peristiwa.... a. 5 b. 1 c. 4 d. 2 e. 3 A21
pH larutan yang terbentuk dari 10 mL NH3 0,1 M dengan 10 mL H2SO4 0,05 M adalah.... (Kb NH3 = 10-5) a. 5,5 – log √5 b. 6 – log 6 c. 5 – log 1 d. 8 + log 5 e. 8,5 + log √5 A22
Berikut ini beberapa penerapan sifat koloid: 1. Penjernihan gula pasir
2. Langit berwarna jingga pada sore hari 3. Penyerapan asap pabrik dengan alat Cotrell 4. Penggumpalan karet alam menjadi lateks 5. Sorot lampu mobil di tempat berkabut
Penerapan sifat elektroforesis terdapat pada nomor.... a. 5 b. 4 c. 2 d. 3 e. 1 A23
Perhatikan reaksi asam basa menurut Bronsted-Lowry berikut: NH3 + HCOOH ⇌ NH4+
+ HCOO-
Pasangan asam basa yang berkonjugasi adalah.... a. HCOOH / NH4+ b. NH3 / NH4+ c. NH4+ / HCOO -d. NH3 / HCOOH e. NH3 / HCOO -A24
Dari hasil pengujian terhadap sampel air limbah A dan B dengan beberapa indikator asam-basa diperoleh data sebagai berikut:
Indikator Trayek pH Perubahan warna Warna Larutan Sampel A Sampel B
Metil Merah 4,2 – 6,3 Merah-kuning Kuning Kuning Bromtimol
Biru 6,0 – 7,5 Kuning-biru Biru Biru Fenolfhtalien 8,3 – 10,0 Tidak berwarna-merah Tidak berwarna Merah Harga pH untuk sampel A dan B berturut-turut adalah....
a. ≤ , dan 7,6 ≤ pH ≤ 8,3 b. ≥ , dan 7,6 ≤ pH ≤ 8,3 c. 7,6 ≤ pH ≤ 8,3 dan ≤ , d. ≤ 6,3 dan 7,5 ≤ pH ≤ 8,3 e. 7,6 ≤ pH ≤ 8,3 dan ≥ , A25
Zat berikut yang termasuk ke dalam aerosol adalah.... a. Susu b. Kabut c. Busa sabun d. Cat e. Kaca berwarna A26
Di antara cara pembuatan koloid berikut yang dilakukan secara hidrolisis adalah....
a. Pembuatan sol belerang dengan cara penggerusan b. Pembuatan sol logam busur Bredig
c. Pembuatan sol As253
d. Pembuatan sol belerang dari hidrogen sulfida dan SO2 e. Pembuatan sol Fe(OH)3
A27
Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara: 1. Hidrolisis
2. Peptisasi 3. Reaksi redoks
4. Penggilingan (penggerusan)
Pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah nomor.... a. 2 dan 4 b. 2 dan 3 c. 1 dan 3 d. 1 dan 4 e. 1 dan 2 A28
Larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan larutan....
a. 100 mL natrium hidroksida 0,1 M b. 80 mL natrium hidroksida 0,1 M c. 50 mL asam klorida 0,1 M d. 120 mL natrium hidroksida 0,1 M e. 100 mL asam klorida 0,1 M A29
Campuran larutan berikut yang dapat membentuk larutan buffer adalah....
a. Asam asetat dan natrium asetat b. Asam klorida dan natrium hidroksida
c. Kalium asetat dan kalium hidroksida d. Asam asetat dan kalium hidroksida e. Asam klorida dan natrium klorida
A30
Berikut ini contoh pembuatan sol: 1. Agar-agar dalam air
2. Gas H2S dalam larutan SO2 3. Larutan FeCl3 dalam air panas 4. Serbuk belerang dalam air
Sol yang dihasilkan dengan cara dispersi ditunjukkan oleh nomor.... a. 2 dan 4 b. 1 dan 2 c. 1 dan 4 d. 1 dan 3 e. 3 dan 4 A31
Peranan koloid dalam industri farmasi, yaitu pada pembuatan.... a. Semprot rambut b. Karet c. Parfum d. Pemutihan gula e. Norit A32
Pada suhu tertentu, nilai Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10-12. Kelarutan Ca(OH)2 dalam air pada suhu tersebut adalah....
a. 10-2 b. 10-1 c. 10-3 d. 10-4 e. 10-5
A33 Terhamburnya cahaya oleh partikel koloid disebut dengan efek....
A34 Gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah acak desebut
dengan gerak....
A35
Salah satu sifat koloid yang paling penting dari dispersi koloid adalah bila arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam dispersi koloid, maka partikel-partikel koloid bergerak menuju elektroda positif atau negatifnya. Peristiwa ini disebut dengan....
A36
Pembuatan sistem koloid dengan cara mengubah molekul-molekul berukuran kecil menjadi molekul-molekul berukuran partikel koloid, merupakan cara pembuatan sistem koloid yang disebut dengan....
A37 Peristiwa penggumpalan koloid karena peristiwa mekanis atau peristiwa
kimiawi disebut dengan....
A38
Rumusan hasil kali kelarutan Ag2CrO4 dinyatakan sebagai.... a. [Ag+]2[CrO-]4
b. [Ag+]2[CrO42-] c. [Ag4+]2[CrO2]4 d. [Ag][CrO4] e. [Ag+][CrO42-]
(dinyatakan dalam mol/L) paling sukar larut adalah.... a. AgCl (Ksp = 1,56 x 10-10) b. AgBr (Ksp = 7,7 x 10-13) c. AgSCN (Ksp = 1,2 x 10-12) d. Ag2CrO4 (Ksp = 2,4 x 10-12) e. Ag3PO4 (Ksp = 1,8 x 10-8) A40
Larutan Mg(OH)2 jenuh mempunyai pH = 9. Nilai Ksp Mg(OH)2 pada suhu tersebut adalah....
a. 5 x 10-15 b. 1 x 10-16 c. 1 x 10-15 d. 5 x 10-10 e. 5 x 10-16
Lampiran 2. Dokumen Soal Penilaian Akhir Tahun (PAT) Kimia Kelas XI MAN B Tahun Ajaran 2018/2019
Kode
Soal Soal
B1
Perhatikan data hasil percobaan untuk menentukan indikator berikut: Larutan Warna Larutan Setelah Diteteskan pada
Larutan Asam Larutan Basa
I Merah Kuning
II Biru langit Biru muda
III Kuning Biru
IV Krem Krem
Pasangan larutan yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa adalah …. a. I dan II b. I dan III c. II dan III d. II dan IV e. III dan IV B2
Menurut Arrhenius, larutan dikatakan memiliki sifat asam jika …. a. Dalam air melepaskan ion OH—
b. Dalam air melepaskan ion H+
c. Dapat menyumbangkan pasangan elektron pada spesi lain d. Penyumbang proton (ion H+) pada spesi lain
e. Dalam larutan dapat mengikat molekul air
B3
Menurut Bronsted-Lowry, basa adalah …. a. Penerima proton
b. Penerima pasangan elektron c. Donor pasangan elektron d. Pemberi proton
e. Pemberi ion H+
B4
Diketahui reaksi :
HSO4- + H2O → H3O+ + SO42-
Yang merupakan pasangan asam basa konjugasi adalah …. a. HSO4 dan H3O+
b. HSO4- dan H2O c. HSO4- dan SO4 2-d. H3O+ dan SO4 2-e. H3O+ dan HSO4
-B5
Pasangan basa konjugasi dari HCO3- adalah .... a. H2CO3
b. H2O c. H3O+ d. CO3
2-e. CO2
B6
Dari data percobaan pengenalan asam basa berikut : Larutan Lakmus merah Lakmus biru
I Tetap Merah
II Biru Tetap
III Tetap Merah
IV Biru Tetap
V Tetap Tetap
Yang termasuk larutan asam adalah …. a. I dan II b. I dan III c. II dan IV d. III dan IV e. IV dan V B7
Data trayek pH beberapa indikator sebagai berikut :
Indikator Perubahan warna Trayek pH PP Tak berwarna – merah 8,0 – 9,6 Metil merah Merah – kuning 4,2 – 6,2 Metil jingga Merah – kuning 3,1 – 4,4 Bromtimol Biru Kuning – biru 6,0 – 7,6 Berdasarkan data percobaan terhadap suatu larutan diperoleh data : 1. Dengan PP tidak berwarna
2. Dengan metil merah berwarna merah
3. Dengan bromtimol biru dan metil jingga berwarna kuning Perkiraan pH larutan tersebut adalah ….
a. 3,1 – 8,0 b. 3,1 – 6,0 c. 4,2 – 6,0 d. 4,4 – 6,0 e. 4,4 – 8,0 B8
Data hasil titrasi larutan KOH 0,2 M dengan larutan HCl 0,1 M sebagai berikut: No. KOH 0,2 M HCl 0,1 M 1. 20 mL 8 mL 2. 20 mL 10 mL 3. 20 mL 20 mL 4. 20 mL 40 mL 5. 20 mL 50 mL
Berdasarkan data tersebut, titik ekuivalen terletak pada nomor …. a. 1
b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
a. 5 x 10-3 b. 0,5 x 10-10 c. 10-3 d. 2 x 10-2 e. 5 x 10-2 B10
Campuran yang menghasilkan larutan penyangga adalah …. a. 100 mL HCl 0,1 M dan 100 mL NaOH 0,1 M
b. 100 mL HCl 0,1 M dan 100 mL NH4OH 0,2 M c. 400 mL KOH 0,01 M dan 100 mL HCl 0,1 M d. 50 mL CH3COOH 0,1 M dan 100 mL KOH 0,1 M e. 100 mL CH3COOH 0,1 M dan 100 mL NaOH 0,2 M
B11
Berikut merupakan sistem penyangga yang bekerja mempertahankan pH dalam tubuh manusia, kecuali ….
a. H2PO4- - HPO4 2-b. H2CO3 - HCO3 -c. NH3 - NH4Cl d. HHb - MHb e. Hprotein - Mprotein B12
Larutan penyangga adalah larutan yang …. a. Berisi campuran asam kuat dengan garamnya b. Berisi campuran asam lemah dengan basa kuat c. Berisi campuran asam kuat dengan basa kuat
d. pH nya tidak berubah dengan penambahan asam atau basa
e. pH nya tidak berubah dengan penambahan sedikit air asam basa atau air
B13
pH campuran 100 mL larutan NH3 0,2 M dengan 100 mL larutan HCl 0,1 M, Kb NH3 = 10-5 adalah …. a. 5 b. 6 c. 7 – log 2 d. 8 + log 2 e. 9 B14
pH larutan yang terdiri dari campuran 50 mL CH3COOH 0,1 M dan 50 mL CH3COONa 0,1 M (Ka = 10-5) adalah ….
a. 3 – log 5 b. 3 + log 5 c. 5 – log 3 d. 5 e. 9 B15
Perhatikan campuran berikut ! 1. NH3 dan NH4Cl
2. H3PO4 dan NaHPO4 3. CH3COONa dan NaOH 4. HNO3 dan NaNO3
Campuran yang menghasilkan larutan penyangga adalah …. a. 1 dan 2
b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 4 e. 3 dan 4
B16
Titrasi larutan amonia yang belum diketahui konsentrasinya dengan larutan asam sulfat 0,05 M diperoleh kurva titrasi sebagai berikut:
Perkiraan titik ekivalen ditunjukkan oleh huruf …. a. A b. B c. C d. D e. E B17
Perhatikan tabel data perubahan pH larutan dengan beberapa perlakuan berikut: Larutan pH Larutan Awal Ditambah 1 mL HCl 0,1 M Ditambah 1 mL NaOH 0,1 M Ditambah 10 mL Air M 4 3,5 4,5 4,3 N 10 9,5 10,5 9,7 O 7 3,0 11,0 7,0 P 8 5,0 10,0 7,5
Pasangan larutan yang mempunyai sifat larutan penyangga adalah…. a. M dan N b. M dan O c. M dan P d. N dan O e. O dan P B18
Garam berikut yang mengalami hidrolisis total dalam air adalah …. a. Natrium klorida
b. Natrium sulfat c. Natrium asetat d. Amonium asetat e. Natrium sianida
B19 Garam yang di dalam air bersifat basa adalah …. a. Amonium klorida
b. Kalium sulfat c. Natrium klorida d. Natrium asetat e. Amonium asetat
B20
Jika diketahui harga Ka CH3COOH = 1.8 x 10-5 maka tetapan hidrolisis CH3COONa adalah …. a. 1 x 10-10 b. 5,5 x 10-10 c. 5,5 x 10-5 d. 1,8 x 10-4 e. 5,5 x 10-4 B21
Larutan 0,4 M NH4NO3 (Kb NH3 = 1 x 10-5) mempunyai pH …. a. 5 – log 2 b. 6 – log 2 c. 9 + log 2 d. 12 – log 5 e. 13 + log 5 B22
Peristiwa hidrolisis tidak terjadi pada larutan …. a. CH3COOK b. (NH4)2SO4 c. NH4Cl d. CH3COONH4 e. K2SO4 B23
Garam berikut yang memiliki pH>7 jika dilarutkan ke dalam air adalah …. a. K2SO4 b. KCl c. NaCl d. (NH4)2SO4 e. NaCN B24
Sebanyak 50 mL larutan NH3 0,1 M dicampurkan dengan 50 mL larutan HCl 0,1 M (Kb NH3 = 10-5), pH campurannya adalah …. a. 5 – log 2,2 b. 5,5 – log 2,2 c. 5,5 + log 2,2 d. 6 – log 5 e. 8 – log 5 B25
Larutan (NH4)2SO4 dalam air akan terhidrolisis dengan reaksi …. a. 2NH4+(aq) + 2H2O(l) 2NH4OH(aq) + 2H+(aq)
b. SO42–(aq) + 2H2O(l) H2SO4(aq) + 2OH–(aq) c. NH4+(aq) + 2H2O(l) NH2–(aq) + 2H3O+(aq) d. HSO4–(aq) + H2O(l) H2SO4(aq) + OH–(aq) e. H+(aq) + OH–(aq) H2O(l)
B26
Suatu larutan mempunyai pH sebesar 4,4. Konsentrasi ion H+ dalam larutan tersebut adalah …. (log ,6)
b. 6 x 10-5 c. 4 x 10-5 d. 2,5 x 10-10 e. 2 x 10-11
B27
Larutan asam HX 0,1 M mempunyai pH = 3,7. Nilai Ka asam HX adalah …. (log ,3) a. 2 x 10-3 b. 3 x 10-4 c. 4 x 10-5 d. 2 x 10-7 e. 4 x 10-7 B28
Diketahui nilai tetapan ionisasi asam (Ka) dari asam benzoat dan asam asetat sebagai berikut:
Asam Ka
Asam benzoat 6,5 x 10-5 Asam asetat 1,8 x 10-5
Perhatikan beberapa pernyataan berikut : 1. Kedua asam merupakan asam lemah
2. Asam benzoat merupakan asam yang lebih kuat daripada asam asetat 3. Pada konsentrasi yang sama, asam benzoat mempunyai pH lebih besar
daripada asam asetat
Penyataan yang benar ditunjukkan oleh nomor …. a. 1 b. 2 c. 3 d. 1 dan 2 e. 1, 2, dan 3 B29
Aerosol merupakan jenis koloid yang fase terdispersinya adalah …. a. Padat dalam medium padat
b. Padat dalam medium cair c. Padat dalam medium gas d. Cair dalam medium cair e. Cair dalam medium padat
B30
Kabut adalah sistem koloid…. a. Gas dalam cairan
b. Cairan dalam gas c. Gas dalam zat padat d. Zat padat dalam gas e. Cairan dalam cairan
B31
Gerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut …. a. Elektrokimia