• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Beberapa hal yang diusulkan penulis dalam skripis ini adalah:

1. Untuk tahun anggaran berikutnya hendaknya Dinas Perhubungan Kota Tebing

Tinggi tetap menggunakan teknik komputerisasi dalam melakukan pencatatan

dan pelaporan keuangan daerah dan mengembangkan sistem komputer

tersebut apabila terjadi perubahan-perubahan peraturan agar tetap berpedoman

sepenuh nya kepada peraturan-peraturan yang ada, agar tercipta pengelolaan

keuangan daerah yang efektif dan Laporan Keuangan yang disajikan dapat

berguna bagi setiap pengguna laporan keuangan tersebut.

2. Perlu adanya sumberdaya manusia yang memiliki spesialisasi dalam rangka

pengelolaan pencatatan dan pelaporan keuangan pada SKPD khususnya pada

Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi. Sumber daya manusia ini dapat

diperoleh melalui perekrutan pegawai dengan kualitas dibidang akuntansi

yang memadai serta melakukan pelatihan-pelatihan dan bimbingan teknis

terhadap SDM yang sudah ada.

6 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengelolaan Keuangan Daerah

Berdasarkan Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam

upaya penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Tujuan utama

kedua UU tersebut bukanlah hanya sekedar pemberian amanah tentang wewenang

pembiayaan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, tetapi yang lebih

penting adalah peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya

keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

masyarakat. Semangat desentralisasi, demokratisasi, transparasi, dan akuntabilitas

menjadi sangat dominan dalam mewarnai proses penyelenggaraan pemerintah

pada umumnya dan proses pengelolaan keuangan daerah pada khususnya. Untuk

itu diperlukan suatu laporan keuangan yang handal dan dapat dipercaya agar dapat

menggambarkan sumber daya keuangan daerah berikut dengan analisis prestasi

pengelolaan sumber daya keuangan itu sendiri.

Menurut PP No. 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah,

keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan

pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala

bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

Masih menurut PP No.58 tahun 2005, pengelolaan keuangan daerah adalah

7 keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan

pelaporan, pertanggung jawaban dan pengawasan keuangan daerah.

Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.13 tahun 2006

tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah tak

lagi bertumpu dan mengandalkan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah (Sekda)

Kabupaten / Kota saja. Tetapi dalam Permendagri itupun disebutkan, setiap satuan

petangkat kerja daerah (SKPD) kini wajib menyusun dan melaporkan posisi

keuangannya, yang kemudian dikoordinasikan dengan bagian keuangan.

2.1.2. Akutansi Keuangan Daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Dalam struktur pemerintahan daerah, satuan kerja merupakan identitas

akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas

transaksi-transaksi yang terjadi dilingkungan satuan kerja. Dalam konstruksi keuangan

daerah, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu:

a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

b. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)

Selanjutnya dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah akuntansi

dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). SKPD adalah perangkat daerah

pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran / pengguna barang.

Permendagri No. 13 tahun 2006 ( pasal 241 sampai dengan 264) mengatur

tentang prosedur akuntansi SKPD yaitu meliputi serangkaian proses mulai dari

pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka

8 pertanggung jawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual

atau dapat menggunakan aplikasi komputer. Selain itu Permendagri No.13 tahun

2006 pada pasal-pasal yang sama juga mengatur prosedur akuntansi penerimaan

kas, pengeluaran kas, akuntansi aset dan akuntansi selain kas.

Kegiatan akuntansi pada SKPD meliputi pencatatan atas pendapatan,

belanja, aset, dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh Pejabat

Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD)

berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang disertakan oleh bendahara.

PKK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mencatat transaksi-transaki pendapatan, belanja, aset, dan selain kas

berdasarkan bukti-bukti terkait.

b. Memposting jurnal-jurnal pendapatan, belanja, aset, dan selain kas ke dalam

buku besarnya masing-masing.

c. Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran,

Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Selain PKK-SKPD, bendahara SKPD juga memiliki peranan yan besar

dalam kegiatan akuntansi keuangan SKPD. Bendahara SKPD memiliki tugas

menyiapkan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait dengan proses

pelaksanaan akuntansi SKPD. Sistem keuangan daerah dapat dijelaskan secara

rinci melalui komponen akuntansi. Komponen akuntansi adalah tahapan yang ada

dalam akuntansi.

9 2.1.3. Sistem Pencatatan Keuangan Daerah

Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian dari akuntansi,

maka didalam akuntansi keuangan daerah juga terdapat proses pengidentifikasian,

pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi-transaksi keuangan ekonomi

yang terjadi di pemerintahan daerah. Dalam proses pencatatan (merupakan salah

satu proses dari akuntansi), akuntansi menggunakan proses pencatatan. Ada

beberapa sistem pencatatan yang dapat digunakan yaitu sistem pencatatan single

entry, double entry dan triple entry. Salah satu yang membedakan pembukuan dan

akuntansi adalah dalam menggunakan sistem pencatatan. Pembukuan

menggunakan sistem pencatatan single entry, sedangkan akuntansi menggunakan

double entry dan triple entry.

Dalam Erlina (2012), penjelasan tentang sistem pencatatan akuntansi

keuangan adalah sebagai berikut:

a. Single Entry

Sistem pencatatan single entry ini sering disebut juga dengan sistem tata

buku tunggal. Sebelumnya pemerintah daerah menggunakan sistem pencatatan

single entry. Dalam single entry, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan

mencatat satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat disisi

penerimaan di dalam buku kas umum (BKU) sedangkan transaksi yang berakibat

berkurangnya kas akan dicatat disisi pengeluaran didalam buku kas umum.

b. Double Entry

Sistem pencatatan double entry sering juga disebut sistem tata buku

berpasangan. Dalam sistem ini pencatatan transaksi ekonomi dua kali dalam arti,

10 setiap transaksi minimal akan mempengaruhi dua perkiraan, yaitu satu sisi debet

dan satu sisi kredit.

c. Triple Entry

Sistem pencatatan triple entry pada dasarnya adalah sistem pencatatan

yang menggunakan double entry ditambah dengan pencatatan pada buku

anggaran. Pencatatan pada buku anggaran ini merupakan pencatatan tentang

anggaran yang telah digunakan sesuai pada pencatatan pada double entry. Dengan

adanya pencatatan triple entry ini, maka dapat dilihat sisa anggaran untuk

masing-masing komponen yang ada di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

2.1.4. Siklus Akuntansi Daerah

Akuntansi adalah suatu sistem. Suatu sistem mengelola input (masukan)

dan menjadi output (keluaran). Input sistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi

dalam bentuk dokumen atau formulir. Outputnya adalah laporan keuangan. Dalam

konteks akuntansi keuangan daerah terdapat sistem akuntansi daerah. Sistem

akuntansi keuangan daerah adalah sistem akuntansi yang meliputi proses

pencatatan, pengelolaan, penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan

serta pelaporan keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD.

11 Menurut Erlina,dkk (2012) tahapan siklus akuntansi tersebut dapat

digambarkan seperti berikut.

Sumber: Erlina,dkk (2012)

Gambar 2.1 Siklus Akuntansi

2.1.4.1. Analisis Transaksi

Langkah awal dalam melakukan akuntansi untuk perkiraan-perkiraan yang

ada dalam laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (terutama

penjurnalan) adalah melakukan analisis transaksi. Jika tidak memahami makna

dari transaksi, maka akan sulit untuk menentukan perkiraan yang mana didebet

dan yang mana yang dikredit. Masing-masing dari elemen laporan keuangan dapat

bertambah ataupun berkurang.

JURNAL BUKU TRANSAKSI NERACA SALDO PENYESUAIAN BUKU BESAR NERACA SALDO JURNAL PENYESUAIAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN PERUBAHAN SAL

NERACA

LAPORAN OPERASIONAL

LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DATA PENDUKUNG LAPORAN KEUANGAN BUKU PEMBANTU JURNAL PENUTUP NERACA SALDO SETELAH PENUTUP

12 Mendebet suatu perkiraan bukanlah berarti penambahan ataupun

pengurangan, tergantung pada jenis perkiraannya. Demikian juga dengan

mengkredit suatu perkiraan. Untuk lebih memahami bertambah dan berkurangnya

suatu perkiraan, maka perlu diketahui tentang saldo normal dari masing-masing

perkiraan.

2.1.4.2. Jurnal

Jurnal adalah catatan sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi

keuangan dengan menyebutkan rekening yang akan didebet atau dikredit disertai

jumlahnya masing-masing disertai referensinya.

Dengan bantuan jurnal, pencatatan ke masing-masing perkiraan akan

menjadi lebih mudah, sebab jurnal sudah memisahkan suatu pekerjaan dalam

debet dan kredit. Penjurnalan dapat dilakukan secara harian dan bulanan. Jurnal

dilakukan secara kronologis sesuai dengan terjadinya transaksi.

2.1.4.3. Posting Ke Buku Besar

Langkah selanjutnya setelah melakukan jurnal adalah melakukan posting

ke buku besar masing-masing perkiraan. Posting merupakan proses pemindahan

jumlah yang terdapat pada sisi debet dan sisi kredit ke perkiraan buku besar yang

bersangkutan. Posting kebuku besar dapat dilakukan secara harian maupun

bulanan. Buku besar merupakan catatan akuntansi permanen yang terakhir.

13 2.1.4.4. Neraca Saldo

Pada akhir periode akuntansi disusun neraca saldo. Neraca saldo adalah

daftar yang berisi kumpulan rekening / perkiraan buku besar. Neraca saldo

biasanya disiapkan pada akhir periode atau juga disiapkan kapan saja untuk

memastikan keseimbangan buku besar. Neraca saldo disusun untuk memastikan

bahwa buku besar secara sistematis adalah akurat dengan pengertian bahwa

jumlah saldo-saldo debet sama dengan jumlah saldo-saldo kredit. Namun

keseimbangan bukan berarti catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat. Untuk

menyiapkan neraca saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu.

2.1.4.5. Jurnal Penyesuaian

Setelah neraca saldo, tahapan selanjutnya adalah melakukan penyesuaian

terhadap perkiraan-perkiraan tertentu dengan membuat jurnal penyesuaian. Jurnal

penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo

rekening-rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode tertentu, atau untuk

memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang

lain. Akuntansi pemerintahan menganut basis kas untuk penyusunan laporan

realisasi anggaran dan basis akrual untuk menyusun neraca, sehingga perlu

melakukan penyesuaian untuk perkiraan-perkiraan tertentu.

14 2.1.4.6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Setelah jurnal penyesuaian dibuat langkah berikutnya adalah

mempostingnya ke dalam perkiraan buku besar yang berhubungan. Setelah

melakukan posting maka prosedur berikutnya adalah menyusun neraca saldo

setelah penyesuaian. Perkiraan-perkiraan yang ada dalam neraca saldo setelah

penyesuaian adalah saldo rekening setelah disesuaikan. Apabila dalam jurnal

penyesuaian muncul rekening baru, maka rekening baru itu akan dimasukkan

dalam neraca saldo setelah penyesuaian.

2.1.5. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan menyajikan data keuangan termasuk catatan yang

menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber

daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau

perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi komprehensif

selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen

atau pertanggungjawaban manajamen atas sumber daya yang dipercayakan

kepadanya. Menurut Warren (2005:24), laporan keuangan suatu entitas terdiri

atas:

15 a. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode

waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (matching

concept). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban yang terjadi yang disebut laba bersih.

b. Laporan Ekuitas Pemilik

Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama

jangka waktu tertentu. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba rugi karena

laba bersih ataupun rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam

laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca,

karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di dalam

neraca.

c. Neraca

Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik

pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian

aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva

tersebut dikonversikan kedalam kas atau digunakan dalam operasi.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan

pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga

bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

16 Laporan keuangan memiliki karateristik kualitatif yang membuat

informasi dalam laporan keuangan dapat berguna bagi pemakai. Keempat

karateristik tersebut adalah :

1. Dapat dipahami

Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus dapat dengan

mudah dipahami oleh pemakai. Untuk itu, para pemakai diasumsikan telah

memiliki pengetahuan yang cukup dan memadai tentang kegiatan atau aktvitas

ekonomi dan bisnis, akuntansi serta memiliki kemauan untuk mempelajari

informasi dengan ketekunan yang semestinya atau wajar.

2. Relevan

Suatu informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa

masa lalu, masa kini atau masa yang akan datang, menegaskan atau mengkoreksi

hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat

dan materialitasnya.

3. Keandalan

Agar informasi keuangan yang disajikan bermanfaat bagi pemakai,

informasi keuangan harus andal. Informasi dapat diandalkan jika bebas dari

pengertian yang menyesatkan, kesalah material dan dapat diandalkan pemakainya

sebagai penyajian yang jujur dari apa yang seharusnya disajikan dan tepat waktu

dalam penyajiannya.

17 4. Dapat diperbandingkan

Informasi keuangan akan lebih berguna bagi para pemakainya apabila

dapat diperbandingkan dengan informasi keuangan pada laporan keuangan tahun

sebelumnya dan laporan keuangan antar perusahaan. Dengan demikian, pemakai

laporan keuangan akan lebih mudah untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja

perusahaan, dan posisi keuangan perusahaan.

Komponen laporan keuangan pada sektor privat berbeda dengan

komponen laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) .

Laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terdiri dari Laporan

Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan

(CALK).

2.1.5.1.Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan

pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat / daerah,

yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu

periode laporan. Menurut Erlina (2012:76) unsur yang dicakup secara langsung

oleh laporan realisasi anggaran terdiri dari LRA, belanja, transfer, dan

pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendapatan LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara / Daerah

atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah saldo anggaran lebih

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak

pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

18 b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara / Daerah

yang mengurang saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

pemerintah.

c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas

pelaporan dari / kepada pelaporan entitas lain, termasuk dana perimbangan

dan dana bagi hasil.

d. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan / pengeluaran yang tidak

berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali, baik

pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya .

Transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam bentuk barang dan

jasa dapat dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran atau dilaporkan dalam

Neraca. Untuk laporan realisasi anggaran dapat dilakukan dengan cara menaksir

nilai barang dan jasa tersebut pada tanggal transaksi. Disamping itu, transaksi

semacam ini juga harus diungkapkan sedemikian rupa pada catatan dan laporan

keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai

bentuk dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang diterima.

Laporan realisasi anggaran SKPD (LRA-SKPD) disusun untuk semester

satu dan tahunan. Laporan ini menyajikan informasi realisasi pendapatan dan

belanja SKPD yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam

satu periode. Laporan Realisasi Anggaran SKPD sebelum konvensi adalah

sebagai berikut:

19 PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

SKPD DINAS PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMAPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013

Nomor Urut

Uraian Anggaran Setelah

Perubahan

Realisasi Lebih

(Kurang)

1 Pendapatan

1.1 Pendapatan Asli Daerah

1.1.1 Pendapatan pajak daerah xxx Xxx Xxx

1.1.2 Pendapatan retribusi daerah xxx Xxx Xxx 1.1.3 Pendapatan hasil pengelolaan

Kekayaan daerah yang Dipisahkan

xxx Xxx Xxx

1.1.4 Lain-lain

Jumlah xxx Xxx Xxx

2 Belanja

2.1 Belanja tidak langsung

2.1.1 Belanja pegawai xxx Xxx Xxx

2.2 Belanja langsung

2.2.1 Belanja pegawai xxx Xxx Xxx

2.2.2 Belanja barang dan jasa xxx Xxx Xxx

2.2.3 Belanja modal xxx Xxx Xxx

Jumlah xxx Xxx Xxx

Surplus / (Defisit) xxx Xxx Xxx

Sumber : Erlina (2012:78)

Gambar 2.2 Contoh Format Laporan Realisasi Anggaran 2.1.5.2.Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai

aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh

neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan / atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akubat dari peristiwa masa lalu dandari mana manfaat

ekonomi dan / atau social dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh

pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk

20 sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah

dan budaya.

Aset secara umum diklasifikasikan ke dalam aset lancer dan nonlancar.

Suatu aset diklasifikasikan kedalam aset lancar jika diharapkan untuk segera dapat

direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas)

bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria

tersebut diklasifikasikan kedalam aset nonlancar.

Secara rinci aset di Pemerintahan daerah dibedakan atas:

1. Aset lancar; meliputi kas, setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan

persediaan.

2. Aset tetap; meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,

jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam

pengerjaan.

3. Aset lainnya; meliputi aset tak berwujud.

b. Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

Kewajiban dikelompokkan kedalam:

1. Kewajiban jangka pendek, yaitu kelompok kewajiban yang diselesaikan

dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

21

2. Kewajiban jangka panjang yaitu kelompok kewajiban yang

penyelesaiannya selesai setelah dua belas bulan terhitung setehan tanggaal

pelaporan.

c. Ekuitas

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara

aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas dana dapat dikelompokkan menjadi:

1. Ekuitas dana lancar adalah selisih antara aset lancer dengan kewajiban

jangka panjang.

2. Ekuitas dana investasi adalah kekayaan pemerintahan yang tertahan dalam

aset nonlancar selain dana cadangan dikurangi dengan kewajiban jangka

panjang.

3. Ekuitas dana cadangan mencerminkan kekayaan pemerintahan yang

dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai

peraturan sebelumnya sesuai peraturan perundang-undangan.

22 Menurut Erlina (2012:101), format Neraca SKPD adalah sebagai berikut:

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI Neraca SKPD DINAS PERHUHUBUNGAN Per 31 Desember Tahun 2013 dan Tahun 2012

Uraian Jumlah Kenaikan (Penurunan)

Tahun n Tahun n-1 Jumlah %

ASET

ASET LANCAR Kas

Investasi Jangka Pendek Piutang

Persediaan Jumlah ASET TETAP Tanah

Peralatan dan Mesin Peralatan Kantor Jumlah

ASET LAINNYA

Tagihan penjualan angsuran Aset tak berwujud

Aset lain-lain Jumlah JUMLAH ASET KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang perhitungan pihak ketiga Uang muka dari kas daerah Utang jangka pendek lainnya Jumlah

EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR Cadangan piutang

Cadangan persediaan Jumlah

EKUITAS DANA INVESTASI Investasi aset tetap

Investasi aset lainnya Jumlah

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Sumber : Erlina (2012:101) Gambar 2.3 Contoh Format Neraca

2.1.5.3.Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian

dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, laporan perubahan

SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan

23 Arus Kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan informasi mengenai berbagai hal yang tidak “terbaca” dari laporan realisasi anggaran dan neraca. Berbeda dengan fungsi buku besar pembantu,catatan atas laporan keuangan tidak

hanya merinci lebih jauh lebih jauh rekening-rekening dalam laporan keuangan

tersebut, tetapi juga menjelaskan berbagai kebijakan, pendekatan, metode, dan

Neraca. Selain itu, di dalam catatan atas laporan keuangan juga dapat dijelaskan

berbagai faktor, asumsi, dan kondisi yang mempengaruhi angka-angka laporan

keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/ keuangan, ekonomi makro,

pencapaian target perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi

dalam pencapaian target.

b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.

c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas

transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.

d. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh tandar akuntansi

pemerintahan yang belum disajikan pada lembar muka (on the face) laporan

keuangan.

e. Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul

sehubungan dengan penerapan basis actual atas pendapatan dan belanja da

rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, dan

f. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyediaan yang

Dokumen terkait