67 Lampiran 1: Bukti Transaksi dan Buku Kas Umum (BKU) Penerimaan
68
69
70
71
Lampiran 2: Bukti Transaksi dan Buku Kas Umum (BKU) Pengeluaran
72
73
74
75
76
Lampiran 3: Laporan Realisasi Anggaran
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86 Lampiran 4: Neraca
87
88 Lampiran 5: Catatan Atas Laporan Keuangan
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139 Lampiran: Rekapitulasi Barang Ke Neraca
140
Lampiran: Daftar Penambahan Aset Tetap
141
Lampiran: Daftar Penyusutan Aset Tetap
142
143
144
145
146 Lampiran: Berita Acara Pemakaian Barang Pakai Habis
147 Lampiran: Kartu Persediaan Barang
148
149 Lampiran: Rekonsiliasi Aset Tetap
65 DAFTAR PUSTAKA
Anisaa Syefira, 2013. Analisis Pencatatan dan Pelaporan Belanja Modal pada Dinas Perhubungan Kota Manado, Jurnal EMBA Universitas Sam Ratulangi, Manado
Arikunto,S.,2010. Prosedur Penelitian, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.
Darise, Nurlan, 2009. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan BLU, Indeks, Jakarta
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, 2011. Sistem Dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, Fokus Media, Bandung
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, 2011. Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Fokus Media, Bandung.
Endah Noviana, 2009. Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan Kota Medan ( Studi Kasus pada Dinas Tata Kota Tata Bangunan), Universitas Sumatera Utara, Medan
Erlina, dkk, 2012. Pengelolaan Dan Akuntansi Keuangan Daerah, USU Press, Medan.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Medan
Halim, Abdul, 2002. Akuntansi Keuangan Daerah, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Harianja, Riodinar, 2008. Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Indriantoro N dan Supomo B, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik, ANDI, Yogyakarta.
66 Nur Indrianto & Bambang, S, 1999. Metodelogi Penelitian Bisnis, BPFE
Yogyakarta, Yogyakarta.
Sari Nur Pangesti, Karunia, 2008. Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan SKPD: Studi Kasus Penerapan Permendagri No.13 tahun 2006 Di Pemerintah Daerah Kabupaten Batang. Skripsi. Universitas Gajah Mada.
Soemarso,S,R, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Jakarta.
Sudjana., 2002. Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Usman.,H. Purnomo,S,Akbar, 2000. Pengantar Statistika,Bumi Aksara, Jakarta.
Waren dan Reevas, 2005. Pengantar Akuntansi 1, Salemba Empat, Jakarta
http://tebingtinggikota.go.id (diakses pada 6 Februari 2014)
29 BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
menjelaskan sesuatu dengan cara menganalisis variabel-variabel . Yang dijelaskan
di sini adalah tentang kesesuaian pencatatan dan pelaporan keuangan dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah N0.24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah sebagai acuan di SKPD- Dinas Perhubungan Kota Tebing
Tinggi.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Data Primer : yaitu data yang diperoleh dengan cara melakukan penelitian
langsung ke lapangan guna memperoleh atau mengumpulkan keterangan untuk
selanjutnya diolah sesuai kebutuhan penelitian. Dalam penelitian ini data
primer yang digunakan terdiri dari hasil wawancara berupa Tanya jawab
langsung dengan Pejabat Penatausaha Keuangan –Satuan Kerja Perangkat
Daerah (PKK-SKPD), Bendahara Pengeluaran Dinas Perhubungan Kota
Tebing Tinggi.
b. Data Sekunder : yaitu data yang diolah sehingga menjadi lebih informatif dan
langsung dapat dipergunakan. Data sekunder yang penulis kumpulkan dalam
penelitian ini antara lain:
30 1. Sejarah singkat Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
2. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
3. Sistem Akuntansi Keuangan pada Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Teknik wawancara dilakukan dengan melakukan Tanya jawab dengan
pihak-pihak terkait dengan penelitian yaitu PKK-SKPD, Bendahara Penerimaan dan
Bendahara Pengeluaran.
b. Studi Dokumentasi, dilakukan dengan penelusuran terhadap dokumen-dokumen
yang mendukung penelitian seperti Analisis Transaksi, Jurnal, Buku Besar,
Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo Penyesuaian, Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan
3.4 Batasan Operasional
Atas pertimbangan-pertimbangan efisensi, minat, keterbatasan waktu dan
tenaga, serta pengetahuan peneliti, maka peneliti melakukan beberapa batasan
konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu diantaranya:
a. Penelitian ini dibatasi hanya selama 3 bulan yaitu dari Maret 2014 sampai
dengan Mei 2014.
b. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD)- Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi.
31 c. Penelitian ini meneliti kesesuaian Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)- Dinas Perhubungan Kota Tebing
Tinggi.
3.5 Teknik Analisis
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode deskriptif, yaitu suatu
metode yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, dan ciri dari jenis penelitian ini adalah yang
bermaksud untuk membuat gambaran tentang situasi-situasi atau
kejadian-kejadian.
32 BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
4.1.1. Lingkungan Strategis
Kota Tebing Tinggi terletak pada 3˚19’-3˚21’LU dan 98˚11’-98˚21’BT
dan berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Serdang Bedagai, dengan batas
wilayah: sebelah utara dengan PTPN III Kebun Rambutan Kecamatan Tebing
Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah timur dengan PT. Sochfindo Kebun
Tanah Besih Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah
selatan dengan PTPN III Kebun Pabatu Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten
Serdang Bedagai, dan sebelah barat dengan PTPN III Kebun Bandar Jambu
Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai. Hal ini membuat kota
Tebing Tinggi menjadi sangat strategis dan menjadi pusat ekonomi diwilayah
sekitarnya.
Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tebing Tinggi, luas
wilayah kota Tebing Tinggi 38.438 km2 yang tediri dari 5 kecamatan, yaitu: kec.
Padang Hulu, kec. Rambutan, kec. Padang Hilir, kec. Tebing TinggiKota dan
kec.Bajenis.
Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu pemerintahan daerah kota di
provinsi Sumatra Utara yang merupakan daerah lintasan masuk dan keluar dari
dan ke ibukota provinsi Sumatra Utara. Keberadaan kota Tebing Tinggi sebagai
salah satu kota lintasan terpenting dalam jaringan transpormasi di provinsi
33 Sumatra Utara, dibarengi dengan penggunaan kendaraan bermotor pada berbagai
aktivitas masyarakat menunjukkan pertumbuhan yang semakin pesat dari tahun
ketahun. Menyikapi pertumbuhan tersebut, pemerintah kota tebing tinggi secara
bertahap dan berkesinambungan melakukan berbagai upaya perbaikan dan
pengembangan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan.
4.1.2. Dasar Pembentukan
Adapun dasar hukum Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi adalah :
Perda Kota Tebing Tinggi No.13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas-dinas Daerah Kota Tebing Tinggi.
4.1.3. Tugas Pokok Dan Fungsi
4.1.3.1.Tugas Pokok
Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi mempunyai tugas pokok
melaksanakan Kewenangan Pemerintah Daerah dalam bidang perhubungan ,
komunikasi, dan informatika.
4.1.3.2.Fungsi
Adapun fungsi dinas perhubungan kota tebing tinggi adalah sebagai
berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang perhubungan, komunikasi dan
informatika.
b. Penyelenggaraan urusan Pemerintah dan pelayanan umum dibidang
perhubungan, komunikasi dan informatika.
c. Pembinaan dan pelaksanankan tugas dibidang perhubungan, komunikasi
dan informatika.
34 d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas
dan fungsi dibidang perhubungan, komunikasi dan informatika.
4.1.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi adalah sebagai
berikut:
1) Kepala Dinas
2) Sekretariat
a) Subbag Umum dan Kepegawaian
b) Subbag Program dan Perundang-Undangan
c) Subbag Keuangan
3) Bidang Bina Perhubungan Darat
a) Seksi Pengawasan dan Pengendalian
b) Seksi Angkutan
4) Bidang Bina Sarana dan Teknik
a) Seksi Prasarana, Keselamatan Teknis Sarana
b) Seksi Analisa Kebutuhan dan Pengadaan
5) Bidang Komunikasi dan Informatika
a) Seksi Pos, Telekomunikasi dan Orbit Satelit
b) Seksi Sarana Komunikasi dan Desiminasi Informasi
6) Unit Pelaksana Teknis Dinas
a) UPDT Terminal
b) UPDT Pengujian Kendaraan Bermotor
c) UPDT perpakiran
35 7) Kelompok Jabatan Fungsional
Untuk merealisasikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perhubungan,
gambaran umum organisasi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi pada
kondisi saat ini dapat digambarkan sebagai berikut.
4.1.4.1.Bidang Personil
Kondisi personil Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi sampai pada
tahun 2013 berjumlah 51 orang PNS dan 4 orang THL dengan latar belakang
pendidikan dan pengalaman pekerjaan yang berbeda. Untuk lebih jelasnya
gambaran Umum Personil dapat dipaparkan sebagai berikut.
Tabel 4.1. Tingkat Pendidikan PNS
NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (ORANG)
1 SD 2
2 SMP 3
3 SLTA 21
4 SARJANA MUDA / D-III 5
5 SARJANA (S1) 18
6 SARJANA TRANSPORTASI 2
JUMLAH 51
Sumber: LAKIP Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 2014
36 Tabel 4.2. Pangkat / Golongan PNS
NO PANGKAT / GOLONGAN JUMLAH (ORANG)
1 Juru Muda Tk.I 1
Sumber: LAKIP Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 2014
Tabel 4.3. Personil yang Mengikuti Diklat Teknis Perhubungan
NO JENIS DIKLAT YANG TELAH
MENGIKUTI (ORANG)
1 PPNS Khusus Perhubungan 4
2 Perencanaan Jaringan Trayek 1
3 APIL 1
4 Pembekalan Teknis Kepala Terminal
Penumpang
1
5 Administrasi PKB 1
6 Pengujian Kendaraan Bermotor Dasar 3
7 Pengujian Kendaraan Bermotor Lanjutan 1
8 Audit Keselamatan 2
9 Pengawasan dan Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan
3
10 Teknik Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas Angkutan
1
11 Traffic Light 1
12 Pengumpulan dan Analisis Data Kecelakaan LAJ
1
JUMLAH 21
Sumber: LAKIP Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 2014
37 4.1.4.2.Bidang Sarana Kerja
Sarana dan prasarana Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi yang dimiliki saat
ini guna pelaksanaan pelayanan baik yang bersifat administrasi maupum
operasional meliputi:
1. Sarana Perkantoran
a) Kantor dinas perhubungan : 1 unit
b) Terminal Induk : 1 unit
c) Terminal Pembantu : 1 unit
2. Sarana Kendaraan Dinas
Tabel 4.4. Sarana Kendaraan Dinas
NO Jenis Kendaraan Kondisi Jumlah
(unit)
Kendaraan dinas patrol roda empat
Kendaraan dinas patrol pengawal roda empat
Kendaraan dinas patrol roda dua Kendaraan dinas kantor roda dua Kendaraan derek roda empat Kendaraan tangga roda empat
1
Sumber: LAKIP Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 2014
38 3. Sarana perlengkapan yang dibutuhkan petugas di lapangan
Tabel 4.5. Sarana Perlengkapan Petugas Lapangan
NO Jenis Kendaraan Kondisi
Baik Rusak R Berat Sumber: LAKIP Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 2014
4.1.5. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
4.1.5.1.Visi
Penetapan visi suatu organisasi adalah komitmen bersama dari seluruh
anggota organisasi untuk diimplementasikan dan diwujudkan pencapaiannya
dalam jangka waktu tertentu, oleh karena itu visi merupakan milik bersama dan
diyakini oleh seluruh anggota organisasi yang bersangkutan dapat dicapai.
Dari uraian diatas dapat diambi suatu kesimpulan, bahwa rumusan visi
adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana harus dibawa dan
berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif.
Adapun visi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi adalah:
“Mewujudkan terselenggaranya sistem transportasi kota yang berdaya guna,
berhasil guna, tertib, teratur, aman dan nyaman sehingga dapat mendukung Kota
Tebing Tinggi menjadi Kota yang maju, sejahtera dan mandiri”
39 4.1.5.2.Misi
Untuk mewujudkan visi organisasi, perlu dilakukan usaha-usaha yang
jelas dan terarah yang dituangkan dalam misi organisasi. Misi merypakan usaha,
upaya dan cara yang ditetapkan sehingga visi dapat tercapai. Jadi misi merupakan
pendukung utama keberhasilan visi.
Adapun misi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi adalah:
1. Terciptanya suatu sistem pengawasan dan pengendalian terhadap arus lalu
lintas dan angkutan perkotaan yang tertib, lancer, dan terkendali.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan serta fasilitas
keselamatan kerja.
3. Tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat
memahami secara teknis bidang perhubungan.
4.1.6. Sistem Akuntansi Pada Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
Untuk melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan pada Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi harus dilakukan sesuaiPeraturan Menteri Dalam
Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Setelah dilakukan wawancara kepada PKK-SKPD Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi, didapat bahwa Dinas Perhubungan Kota
Tebing Tinggi telah menggunakan teknik komputerisasi (sudah tidak manual)
dalam prosespencatatan dan pelaporan keuangan.
40 Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi menggunakan bantuan aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) dalam proses pencatatan dan
pelaporan keuangan. SIMDA merupakan perangkat lunak yang dikembangkan
dengan tujuan untuk membantu Pemerintah daerah dalam rangka pengelolaan
keuangan secara efisien, efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan
mulai dari penyusunan anggaran, penatausahaan dan pertanggung jawaban APBD.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Transaksi
a. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk peningkatan aktiva
atau penurunan utang dari berbagai sumber dalam periode tahun anggaran
bersangkutan.Penerimaan Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi berasal dari
retribusi. Untuk tahun anggaran 2013 terdiri dari :
1. Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum
2. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
3. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
4. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
5. Retribusi Terminal
6. Retribusi Izin Trayek
41 b. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran pada satu periode anggaran.
Pengeluaran Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi dibagi dalam beberapa
kelompok, antara lain:
1. Belanja Administrasi Umum yaitu pengeluaran yang tidak
berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan.
2. Belanja Operasional atau Pemeliharaan Sarana dan Presarana Publik
yaitu semua pengeluaran yang berhubungan dengan aktivitas
pelayanan publik.
3. Belanja Modal merupakan pengeluaran yang bermanfaat melebihi satu
tahun anggaran dan menambah aset atau kekayaan dan selanjutnya
akan menambah biaya yang bersifat rutin seperti biaya operasional dan
pemeliharaan.
Pengeluaran Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi untuk tahun anggaran 2013,
terdiri dari :
1. Belanja administrasi umum, terdiri dari:
a) Belanja pegawai, yaitu yang berhubungan langsung dengan
pegawai berupa gaji dan tunjangan.
b) Belanja barang, yaitu pengeluaran untuk penyediaan barang
dan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan
publik, antara lain: biaya bahan pakai habis berupa listrik, air
dan telepon.
42 c) Belanja cetak dan penggandaan rencana anggaran dan belanja
jasa konsultan independen.
d) Belanja pemeliharaan, yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan
barang belanja kebersihan kantor, belanja pemeliharaan
mobiler kantor, biaya pemeliharaan peralatan kantor.
2. Belanja Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Publik,
antara lain : belanja pegawai yang sifatnya tidak tetap yaitu belanja
tambahan penghasilan PNS berupa uang makan, tunjangan
kesejahteraan, tunjangan Kepala Dinas dan tunjangan khusus
Bendahara.
3. Belanja Modal, terdiri dari :
a) Belanja pengadaan Konstruksi / pembelian gedung kantor
b) Belanja alat uji kendaraan bermotor
c. Aset
Aset yang dimaksud disini adalah aset tetap. Aset tetap yang dimiliki Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi tahun 2013 berupa tanah, peralatan dan mesin,
gedung, jalan, jaringan, dan instansi, dan aset tetap lainnya.
4.2.2. Jurnal
4.2.2.1 Akuntansi Pendapatan
Contoh jurnal untuk akuntansi pendapatan yang terjadi di Dinas Perhubungan
Kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut:
43 Pada tanggal 1 februari dan 5 februari 2013 PPK-SKPD menerima SPJ
penerimaan dan lampirannya dari bendahara penerimaan. Pada tanggal 4 dan
6 februari 2013 PPK-SKPD menyetor uang retribusi tersebut ke Bank
Kasda.PPK-SKPD mencatat transaksi-transaksi penerimaan dan penyetoran
dengan jurnal sebagai berikut:
Tgl Nomor Rekening
Keterangan Debet Kredit
1 Februari 2013
1.1.1.02.01
4.1.2.01.13
Kas di Bendahara Penerimaan
Retribusi Pengendalian
Kas di Bendahara Penerimaan
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
RetribusiTerminal
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
44 4.2.2.2 Akuntansi Belanja
Contoh jurnal untuk akuntansi belanja yang terjadi di Dinas Perhubungan
Kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :
a. Akuntansi Belanja Uang Persediaan (UP)/Ganti Uang
(GU)/Tambah Uang (TU).
Pada tanggal 11 maret 2013 , PPK- SKPD menerima uang atas pencairan
SP2D Uang Persediaan (UP).Maka PPK-SKPD membuat jurnal :
Tgl Nomor Rekening
Keterangan Debet Kredit
11 Maret 2013
1.1.1.03.01
2.3.1.01.01
Kas di bendahara Pengeluaran
RK PPKD
506.894.000
506.894.000
Secara berkala PPK-SKPD menerima SPJ dari Bendahara Pengeluaran SPJ
tersebut dilampiri dengan bukti transaksi atas pemakaian Uang Persediaan
tesebut, maka berdasarkan SPJ dan bukti transaksi tersebut, PPK-SKPD
menjurnal sebagai berikut:
45
Tgl Nomor
Rekening
Keterangan Debet Kredit
14 Maret
BelanjaMaterai dan Benda Pos Lainnya
BelanjaATK
Belanja Alat Listrik
Belanja Alat dan Bahan Kebersihan
Belanja Barang Cetakan
Belanja Penggandaan dan Foto Copy
Biaya Pemeliharaan
Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah
Biaya Perjalanan Dinas Dalam Daerah
Belanja Jasa Pelayanan Kantor
Biaya Tagihan Air
Kas di Bendahara Pengeluaran
500.000
Biaya Tagihan Listrik Warning Light
Kas di Bendahara Pengeluaran
150.035
6.551.135
6.701.170
b. Akuntansi Belanja LS (Langsung) :
Pada tanggal 26Maret 2013 diterima SP2D LS untuk pembayaran gaji dan
tunjangan bulan april 2013 dan pada tanggal 27 maret 2013 diterima SP2DLS
untuk pembayaran tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja bulan maret
2013. PPK-SKPD membuat jurnal sebagai berikut:
46
Tgl Nomor
Rekening
Keterangan Debet Kredit
26 Maret
Gaji Pokok PNS/Uang Representasi
Tunjangan Keluarga
Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja
RK PPKD
41.586.000
41.586.000
4.2.2.3 Akuntansi Aset
Contoh belanja modal yang menghasilkan asset tetap antara lain:
Pada tanggal 16 desember 2013 Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
melakukan belanja modal atas Pembangunan balai pengujian kendaraan
bermotor sebesar Rp. 742.680.000,-. PKK-SKPD membuat jurnal sebagai
berikut:
47
Tgl Nomor
Rekening
Keterangan Debet Kredit
12 september
2013
5.2.3.26.01
1.1.1.03.01
Belanja Modalatas pembangunan balai pengujian kendaraan bermotor
Balai pengujian kendaraan bermotor
Diinvestasikan dalam aset tetap
742.680.000
742.680.000
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap
disusutkan sesuai dengan metode garis lurus pada akhir priode. Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi melakukan penyusutan pada mini bus yang
diperoleh tahun 2007 seharga Rp. 119.355.000,- dengan estimasi manfaat mini
bus 8 tahun. PPK-SKPD membuat jurnal sebagai berikut:
Tgl Nomor Rekening
Keterangan Debet Kredit
31 des 2013
3.2.2.01.01
1.3.7.01.01
Diinvestasikan dalam aset tetap
Akumulasi penyusutan-mini bus
14.919.375
-
-
14.919.375
4.2.3 Posting ke Buku Besar
Setelah melakukan penjurnalan, maka secara periodik (bulanan) PPK-
SKPD melakukan posting ke buku besar rekening masing-masing. Contoh
buku besar yang telah disusun adalah sebagai berikut (diambil berdasarkan
contoh jurnal) :
48
KOTA TEBING TINGGI
BUKU BESAR
SKPD :DINAS PERHUBUNGAN
NAMA REKENING :REKENING KAS DAERAH (PPKD)
KODE REKENING :1.1.1.01.01
PAGU APBD :Rp.
PAGU PERUBAHAN APBD :Rp.
TGL URAIAN REF DEBET KREDIT SALDO
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di BendaharaPenerimaan
Kas di BendaharaPengeluaran
JUMLAH 25.408.000 674.749.482 (649.341.482)
49
KOTA TEBING TINGGI
BUKU BESAR
SKPD :DINAS PERHUBUNGAN
NAMA REKENING :REKENING KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN
KODE REKENING :1.1.1.02.01
PAGU APBD :Rp.
PAGU PERUBAHAN APBD :Rp.
TGL URAIAN REF DEBET KREDIT SALDO
1 feb 2013 Retribusi Pengendalian Menara
Telekomunikasi
50
KOTA TEBING TINGGI
BUKU BESAR
SKPD :DINAS PERHUBUNGAN
NAMA REKENING :REKENING KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN
KODE REKENING :1.1.1.03.01
BelanjaMaterai dan Benda Pos Lainnya
14 mar 2013 Belanja Alat dan Bahan Kebersihan 3 1.710.000
14 mar 2013 Belanja Barang Cetakan 3 1.704.000
14 mar 2013 Belanja Penggandaan dan Foto
Copy
3 1.250.000
14 mar 2013 Biaya Pemeliharaan 3 3.000.000
14 mar 2013 Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah 3 4.935.500
14 mar 2013 Biaya Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
3 1.785.000
14 mar 2013 Belanja Jasa Pelayanan Kantor 3 9.600.000
14 mar 2013 Biaya Tagihan Air 3 463.974
19 mar 2013 Biaya Tagihan Telepon 3 150.035
19 mar 2013 Biaya Tagihan Listrik Warning Light 3 6.551.135
JUMLAH 506.894.000 39.112.644 467.781.356
51 4.2.4 Neraca
Setiap akhir periode akuntansi PPK-SKPD Dinas Perhubungan Kota
Tebing Tinggi menyusun neraca saldo, contoh neraca saldo yang telah disusun
berdasarkan jurnal dan buku besar diatas adalah sebagai berikut:
Kode
Rekening Kas Daerah (PPKD) Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Pengeluaran
0 467.781.356
649.341.482
Jumlah Aset Lancar 181.560.126
4.2.5 Jurnal Penyesuaian
Pada akhir priode PPK-SKPD membuat jurnal penyesuaian atas kas
non anggaran (PFK) yang diperoleh dari penerimaaan atas PPn Pusat dan PPh
pasal 22 dan pasal 23 yang terjadi pada tanggal 14 dan 15 maret 2013.
PPK-SKPD melakukan jurnal sebagai berikut:
52
Tgl Nomor
Rekening
Keterangan Debet Kredit
31
Utang PFK- PPh Ps.23 Kas di Bendahara
4.2.6 Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah dilakukan posting atas jurnal penyesuaian, maka ada beberapa
saldo dari perkiraan mengalami perubahan dan juga terdapat pertambahan
rekening baru.
Saldo perkiraan-perkiraan yang ada dalam neraca saldo setelah
penyesuaian adalah rekening setelah disesuaikan. Apabila dalam jurnal
penyesuaian muncuk rekening baru, maka rekenung baru itu akan dimasukkan
dalam neraca saldo setelah penyesuaian.
4.2.7 Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun oleh Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi,
terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan
Keuangan Tahun Anggaran 2013. Rincian masing-masing Laporan Keuangan
tersebut adalah sebagai berikut:
53 a. Laporan Realisasi Anggaran
Berdasarkan data penelitian dalam Lampiran 9, Laporan Realisasi
Anggaran Tahun Anggaran 2013 terdiri dari:
1. Pos Pendapatan
Pos pendapatan hanya bergantung pada pendapatan asli daerah.
Pendapatan asli daerah Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi terdiri dari:
a) Retribusi Jasa Umum
b) Retribusi Jasa Usaha
c) Retribusi Perizinan Tertentu
Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2013 menunjukkan bahwa seluruh
penerimaan Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi berasal dari retribusi.
Pendapatan retribusi tersebut ditargetkan sebesar Rp. 1.665.570.000,- yang
terealisasikan hanya sebesar Rp. 1.556.186.513,- dan berkurang sebanyak Rp.
109.383.487,- atau hanya 93,43 % yang terealisasikan. Retribusi yang
terealisasikan antara lain:
(i) Retribusi Jasa Umum sebesar Rp. 849.056.513,- yang terdiri dari:
a) Pendapatan Retribusi parkir di tepi jalan umum sebesar Rp.
510.493.00,-
b) Pendapatan Retribusi pengujian kendaraan bermotor sebesar Rp.
168.405.000,-
c) Pendapatan Retribusi pengendalian menara telekomunikasi sebesar
Rp. 179.158.513,-
54 (ii) Retribusi jasa umum
a) Pendapatan Retribusi pemakaian kekayaan daerah sebesar Rp.
300.840,000,-
b) Pendapatan Retribusi terminal sebesar Rp. 399.270.000,-
(iii) Retribusi perizinan tertentu
a) Pendapatan Retribusi izin trayek sebesar Rp. 7.020.000,-
2. Pos Belanja
Pada pos belanja terbagi atas:
(i) Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak langsung terdiri atas belanja pegawai seperti: gaji dan tunjangan,
dantambahan penghasilan PNS.
(ii) Belanja Langsung
Belanja Langsung terdiri atas:
a) Belanja Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
b) Belanja Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
c) Belanja Program Peningkatan Disiplin Aparatur
d) Belanja Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
e) Belanja Program Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas
Perhubungan
f) Belanja Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan
Fasilitas LLAJ
g) Belanja Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
h) Belanja Program Pengendalian Dan Pengamanan Lalu Lintas
55 i) Belanja Program Peningkatan Kelayakan Pengoprasian Kendaraan
Bermotor
Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2013 menunjukkan bahwa total
belanja sebesar Rp. 8.783.536.500,- yang terealisasikan hanya sebesar Rp.
8.448.895.500,- dan berkurang sebanyak Rp. 334.641.000,- atau hanya 96,19 %
yang terealisasikan. Jumlah biaya yang terealisasikan terdiri dari:
a) Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 2.858.759.428,-
b) Belanja Langsung Sebesar Rp. 5.590.136.072,-
b. Neraca
Berdasarkan data penelitian dalam lampiran 10, Neraca Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi Anggaran Tahun 2013 menunjukkan bahwa
pada tahun 2013 Aset yang dimiliki Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
sebesar Rp. 5.384.962.659,- yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp.
12.586.500,- dan Aset Tetap sebesar Rp. 5.372.376.159,-. Tidak ada Kewajiban,
sedangkan Ekuitas Dana sebesar Rp. 5.384.962.659,-.
c. Catatan Atas Laporan Keuangan
Berdasarkan data data penelitian dalam lampiran 11, Catatan atas Laporan
Keuangan Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran 2013
menyajikan informasi mengenai:
1. Informasi tentang kebijakan fiskal/ keuangan, ekonomi, makro, dan
pencapaian target
2. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan
56 3. Kebijakan akuntansi
4. Penjelasan pos-pos pelaporan keuangan SKPD
5. Penjelasan atas informasi-informasi Non Keuangan SKPD
4.2.8 Jurnal Penutup
Setelah menyusun laporan keuangan PPK-SKPD membuat jurnal penutup
untuk menutup saldo nominal menjadi nol pada akhir periode akuntansi. Perkiraan
nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran,
yaitu Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan. Berikut adalah contoh jurnal penutup
yang disusun PPK-SKPD:
NOMOR REKENING
KETERANGAN JUMLAH
DEBET KREDIT
4.1.2.01.07 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 77.855.000
4.1.2.02.01 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 840.000
3.1.1.01.01 SILPA 78.695.000
3.1.1.01.01 SILPA 361.056.400
5.1.1.01 Gaji dan Tunjangan 169.789.072
5.1.1.02 Tambahan dan Pengahasilan PNS 7.478.000
5.2.1.01 Honorarium PNS 31.200.000
5.2.1.02 Honorarium Non PNS 16.870.000
5.2.1.03 Uang Lembur 52.500
5.2.2.01 Belanja Bahan Habis Pakai 10.695.000
5.2.2.02 Belanja Bahan/Material 3.983.000
5.2.2.03 Belanja Jasa Kantor 18.699.678
5.2.2.06 Belanja Cetak dan Pengandaan 19.842.000
5.2.2.11 Belanja Makanan dan Minuman 5.855.000
5.2.2.12 Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 475.000
5.2.2.14 Belanja Pakaian Khusus dan Hari-Hari
Tertentu
879.500
5.2.2.15 Belanja Perjalanan Dinas 498.350
5.2.3.10 Belanja Peralatan dan Mesin 27.065.400
5.2.3.11 Belanja Modal Perlengkapan Kantor 545.200
57 NOMOR
REKENING
KETERANGAN JUMLAH
DEBET KREDIT
5.2.3.13 Belanja Modal Mebeulair 803.200
5.2.3.17 Belanja Modal Alat-Alat Komunikasi 364.000
5.2.3.26 Belanja Gedung dan Bangunan 9.150.000
Jumlah 439.751.400 439.751.400
4.3. Pembahasan
4.3.1. Analisis Pencatatan
4.3.1.1 Kode Rekening
Permendagri No. 13 tahun 2006 Bab III bagian ketujuh membahas tentang
Kode Rekening Penganggaran. Kode rekening Penganggaran diatur pada Pasal 75
sampai dengan Pasal 77. Pasal 75 ayat 2 mengatakan bahwa kode pendapatan,
kode belanja, dan kode pembiayaan yang digunakan dalam penganggaran
menggunakan kode akun pendapatan, kode akun belanja, dan kode akun
pembiayaan. Kemudian Pasal 77 Ayat 1 mengatakan Kode dan klasifikasi urusan
pemerintahan daerah dan organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat 2
tercantum dalam lampiran A.I Permendagri No. 13 tahun 2006. Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi telah melakukan pencatatan kode rekening
sesuai dengan lampran A.I dan A.II Permendagri No. 13 tahun 2006. Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi memberi kode rekening 1 untuk aset, 2 untuk
kewajiban, 3 untuk ekuitas dana,4 untuk akun pendapatan dan memberi kode
rekening 5 untuk akun belanja. Sementara Pejabat Penatausahaan Keuanga
Daerah (PPKD) membuat kode rekening sesuai lampiran A.I untuk urusan
pemerintahan 1.07 yang merupakan urusan wajib perhubungan dan kode rekening
58 unit organisasi 1.07.1 sebagai kode akun dinas perhubungan serta kode rekening
sub unit organisasi 1.07.01.01 sebagai kode Dinas perhubungan.
4.3.1.2 Prosedur Akuntansi SKPD
Prosedur akuntansi pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer.
Permendagri No. 13 Tahun 2006 Bab XI bagian ketiga mengatur tentang
akuntansi keuangan daerah pada SKPD. Pasal 241 sampai dengan pasal 258
mengatur tentang prosedur akuntansi penerimaan, pengeluaran, dan akuntansi aset
SKPD. Lampiran E.III sampai dengan E.IX pada Permendagri No 13 ta hun 2006
merupakan contoh dari jurnal dan buku besar untuk akuntansi penerimaan,
pengeluaran, dan akuntansi aset.
a. Penerapan Akuntansi Pendapatan
Menurut PP Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah. Permendagri No 13 tahun 2006 ,
pengklasifikasian pendapatan daerah dibagi menurut organisasi, kelompok, jenis,
obyek,dan rincian obyek pendapatan. Akuntansi pendapatan dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak
59 mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Akuntansi Pendapatan SKPD dilakukan hanya untuk mencatat pendapatan asli
daerah yang dalam wewenang SKPD.
Dinas Perhubungan telah melakuakan klasifikasi pendapatan sesuai
Permendagri No 13 tahun 2006 dan telah melakukan prosedur akuntansi
pendapatan yang sesuai dengan pasal 241 sampai pasal 246 tentang Prosedur
Akuntansi Penerimaan Kas pada SKPD dan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dinas Perhubungan Kota Tebing
Tinggi telah melakukan jurnal dan buku besar akuntansi pendapatan sesuai
dengan lampiran E.III dan E.IV pada Permendagri No 13 tahun 2006.
b. Penerapan Akuntansi Belanja
Menurut PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam priode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Berdasarkan
Permendagri No 13 tahun 2006, pengklasifikasian belanja daerah dibagi menurut
fungsi, urusan, pemerintahan, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis,
obyek dan rincian obyek belanja.
Permendagri No.13 tahun 2006 pasal 247 ayat 2 membagi dua jenis
prosedur akuntansi pengeluaran kas SKPD, yaitu sub prosedur akuntansi
pengeluaran kas langsung dan sub prosedur akuntansi pengeluaran kas uang
persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uamg persediaan.
60 Dinas Perhubungan telah melakuakan klasifikasi belanja sesuai
Permendagri No. 13 tahun 2006 dan telah melakukan prosedur akuntansi belanja
yang sesuai dengan pasal 247 sampai pasal 252 tentang Prosedur Akuntansi
Penerimaan Kas pada SKPD dan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi telah
melakukan jurnal dan buku besar akuntansi pendapatan sesuai dengan lampiran
E.VII dan E.IV pada Permendagri No 13 tahun 2006.
c. Penerapan Akuntansi Aset
Permendagri No 13 tahun 2006 pasal 253 mengatakan bahwa prosedur
akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi
perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan
terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPD.
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) 07 tentang akuntansi
aset tetap yang diperjelas dengan Buletin Teknis (BULTEK) 05 tentang akuntansi
penyusutan mengatur pemerintah daerah untuk melakukan penyusutan pada aset
tetap.
Berdasarkan pasal 254 Permendagri No. 13 tahun 2006, Setiap aset tetap
kecuali tanah dan konstruksi dalam pengerjaan dilakukan penyusutan yang
sistematis sesuai dengan masa manfaatnya. Metode penyusutan yang dapat
digunakan antara lain: metode garis lurus, metode saldo menurun ganda, dan
metode unit produksi.
Dinas Perhubungan telah melakukan pencatatan perolehan aset tetap
sesuai dengan lampiran E.IX Permendagri No. 13 tahun 2006 dan melakukan
61 penyusutan terhadap aset tetap kecuali tanah dan konstruksi dalam pengerjaan
dengan metode garis lurus sesuai dengan Permendagri No.13 tahun 2006 dan
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005.
4.3.2 Analisis Pelaporan Keuangan
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 dan Permendagri No. 13 tahun
2006 pasal 265 menyebutkan bahwa SKPD menyusun dan melaporkan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD secara periodik yang meliputi: Laporan
Realisasi Anggaran SKPD, neraca SKPD, dan catatan atas laporan keuangan
SKPD.
Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi telah menyusun Laporan
Keuangan sesuai dengan format pada lampiran E.XI, E.XII, dan E.XIII Peraturan
Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
dan sesuai Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Laporan Keuangan Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi terdiri
dari:
a) Laporan Realisasi Anggaran menyajikan realisasi pendapatan dan belanja
yang diperbandingkan dengan anggarannya selama satu tahun anggaran.
b) Neraca menyajikan Aset, Utang, dan Ekuitas dan pada saat (tanggal) akhir
tahun anggaran.
c) Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Informasi tentang kebijakan fiskal/ keuangan, ekonomi, makro, dan
pencapaian target
2. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan
62 3. Kebijakan akuntansi
4. Penjelasan pos-pos pelaporan keuangan SKPD
5. Penjelasan atas informasi-informasi Non Keuangan SKPD
63 BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai Pencatatan dan Pelaporan
Keuangan pada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dinas Perhubungan Kota
Tebing Tinggi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi telah melakukan prosedur akuntansi
SKPD yang meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dengan menggunakan aplikasi
komputer SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah).
2. Pencatatan akuntansi pendapatan, akuntansi belanja, dan akuntansi aset yang
dilakukan Dinas Perhubungan Kota Tebing telah sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. Kegiatan pencatatan tersebut meliputi :
Jurnal, Buku Besar, Neraca Saldo, Jurnal penyesuaian, dan Jurnal penutup.
Kegiatan pencatatan tersebut dilaksanakan oleh PPK-SKPD (Pejabat
Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah) dengan aplikasi
SIMDA berdasarkan dokumen-dokumen yang diserahkan oleh Bendahara
Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran.
64 3. Laporan Keuangan yang dihasilkan Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
pada tahun anggaran 2013 terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
dan Catatan atas Laporan Keuangan, dimana format ini telah sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
5.2. Saran
Beberapa hal yang diusulkan penulis dalam skripis ini adalah:
1. Untuk tahun anggaran berikutnya hendaknya Dinas Perhubungan Kota Tebing
Tinggi tetap menggunakan teknik komputerisasi dalam melakukan pencatatan
dan pelaporan keuangan daerah dan mengembangkan sistem komputer
tersebut apabila terjadi perubahan-perubahan peraturan agar tetap berpedoman
sepenuh nya kepada peraturan-peraturan yang ada, agar tercipta pengelolaan
keuangan daerah yang efektif dan Laporan Keuangan yang disajikan dapat
berguna bagi setiap pengguna laporan keuangan tersebut.
2. Perlu adanya sumberdaya manusia yang memiliki spesialisasi dalam rangka
pengelolaan pencatatan dan pelaporan keuangan pada SKPD khususnya pada
Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi. Sumber daya manusia ini dapat
diperoleh melalui perekrutan pegawai dengan kualitas dibidang akuntansi
yang memadai serta melakukan pelatihan-pelatihan dan bimbingan teknis
terhadap SDM yang sudah ada.
6 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengelolaan Keuangan Daerah
Berdasarkan Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam
upaya penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Tujuan utama
kedua UU tersebut bukanlah hanya sekedar pemberian amanah tentang wewenang
pembiayaan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, tetapi yang lebih
penting adalah peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya
keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada
masyarakat. Semangat desentralisasi, demokratisasi, transparasi, dan akuntabilitas
menjadi sangat dominan dalam mewarnai proses penyelenggaraan pemerintah
pada umumnya dan proses pengelolaan keuangan daerah pada khususnya. Untuk
itu diperlukan suatu laporan keuangan yang handal dan dapat dipercaya agar dapat
menggambarkan sumber daya keuangan daerah berikut dengan analisis prestasi
pengelolaan sumber daya keuangan itu sendiri.
Menurut PP No. 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah,
keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Masih menurut PP No.58 tahun 2005, pengelolaan keuangan daerah adalah
7 keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan
pelaporan, pertanggung jawaban dan pengawasan keuangan daerah.
Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.13 tahun 2006
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah tak
lagi bertumpu dan mengandalkan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah (Sekda)
Kabupaten / Kota saja. Tetapi dalam Permendagri itupun disebutkan, setiap satuan
petangkat kerja daerah (SKPD) kini wajib menyusun dan melaporkan posisi
keuangannya, yang kemudian dikoordinasikan dengan bagian keuangan.
2.1.2. Akutansi Keuangan Daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD)
Dalam struktur pemerintahan daerah, satuan kerja merupakan identitas
akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas
transaksi-transaksi yang terjadi dilingkungan satuan kerja. Dalam konstruksi keuangan
daerah, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu:
a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
b. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
Selanjutnya dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah akuntansi
dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). SKPD adalah perangkat daerah
pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran / pengguna barang.
Permendagri No. 13 tahun 2006 ( pasal 241 sampai dengan 264) mengatur
tentang prosedur akuntansi SKPD yaitu meliputi serangkaian proses mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
8 pertanggung jawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual
atau dapat menggunakan aplikasi komputer. Selain itu Permendagri No.13 tahun
2006 pada pasal-pasal yang sama juga mengatur prosedur akuntansi penerimaan
kas, pengeluaran kas, akuntansi aset dan akuntansi selain kas.
Kegiatan akuntansi pada SKPD meliputi pencatatan atas pendapatan,
belanja, aset, dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh Pejabat
Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD)
berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang disertakan oleh bendahara.
PKK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mencatat transaksi-transaki pendapatan, belanja, aset, dan selain kas
berdasarkan bukti-bukti terkait.
b. Memposting jurnal-jurnal pendapatan, belanja, aset, dan selain kas ke dalam
buku besarnya masing-masing.
c. Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Selain PKK-SKPD, bendahara SKPD juga memiliki peranan yan besar
dalam kegiatan akuntansi keuangan SKPD. Bendahara SKPD memiliki tugas
menyiapkan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait dengan proses
pelaksanaan akuntansi SKPD. Sistem keuangan daerah dapat dijelaskan secara
rinci melalui komponen akuntansi. Komponen akuntansi adalah tahapan yang ada
dalam akuntansi.
9 2.1.3. Sistem Pencatatan Keuangan Daerah
Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian dari akuntansi,
maka didalam akuntansi keuangan daerah juga terdapat proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi-transaksi keuangan ekonomi
yang terjadi di pemerintahan daerah. Dalam proses pencatatan (merupakan salah
satu proses dari akuntansi), akuntansi menggunakan proses pencatatan. Ada
beberapa sistem pencatatan yang dapat digunakan yaitu sistem pencatatan single
entry, double entry dan triple entry. Salah satu yang membedakan pembukuan dan
akuntansi adalah dalam menggunakan sistem pencatatan. Pembukuan
menggunakan sistem pencatatan single entry, sedangkan akuntansi menggunakan
double entry dan triple entry.
Dalam Erlina (2012), penjelasan tentang sistem pencatatan akuntansi
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Single Entry
Sistem pencatatan single entry ini sering disebut juga dengan sistem tata
buku tunggal. Sebelumnya pemerintah daerah menggunakan sistem pencatatan
single entry. Dalam single entry, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan
mencatat satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat disisi
penerimaan di dalam buku kas umum (BKU) sedangkan transaksi yang berakibat
berkurangnya kas akan dicatat disisi pengeluaran didalam buku kas umum.
b. Double Entry
Sistem pencatatan double entry sering juga disebut sistem tata buku
berpasangan. Dalam sistem ini pencatatan transaksi ekonomi dua kali dalam arti,
10 setiap transaksi minimal akan mempengaruhi dua perkiraan, yaitu satu sisi debet
dan satu sisi kredit.
c. Triple Entry
Sistem pencatatan triple entry pada dasarnya adalah sistem pencatatan
yang menggunakan double entry ditambah dengan pencatatan pada buku
anggaran. Pencatatan pada buku anggaran ini merupakan pencatatan tentang
anggaran yang telah digunakan sesuai pada pencatatan pada double entry. Dengan
adanya pencatatan triple entry ini, maka dapat dilihat sisa anggaran untuk
masing-masing komponen yang ada di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
2.1.4. Siklus Akuntansi Daerah
Akuntansi adalah suatu sistem. Suatu sistem mengelola input (masukan)
dan menjadi output (keluaran). Input sistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi
dalam bentuk dokumen atau formulir. Outputnya adalah laporan keuangan. Dalam
konteks akuntansi keuangan daerah terdapat sistem akuntansi daerah. Sistem
akuntansi keuangan daerah adalah sistem akuntansi yang meliputi proses
pencatatan, pengelolaan, penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan
serta pelaporan keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD.
11 Menurut Erlina,dkk (2012) tahapan siklus akuntansi tersebut dapat
digambarkan seperti berikut.
Sumber: Erlina,dkk (2012)
Gambar 2.1 Siklus Akuntansi
2.1.4.1. Analisis Transaksi
Langkah awal dalam melakukan akuntansi untuk perkiraan-perkiraan yang
ada dalam laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (terutama
penjurnalan) adalah melakukan analisis transaksi. Jika tidak memahami makna
dari transaksi, maka akan sulit untuk menentukan perkiraan yang mana didebet
dan yang mana yang dikredit. Masing-masing dari elemen laporan keuangan dapat
bertambah ataupun berkurang.
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
LAPORAN PERUBAHAN SAL
NERACA
LAPORAN OPERASIONAL
LAPORAN ARUS KAS
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
12 Mendebet suatu perkiraan bukanlah berarti penambahan ataupun
pengurangan, tergantung pada jenis perkiraannya. Demikian juga dengan
mengkredit suatu perkiraan. Untuk lebih memahami bertambah dan berkurangnya
suatu perkiraan, maka perlu diketahui tentang saldo normal dari masing-masing
perkiraan.
2.1.4.2. Jurnal
Jurnal adalah catatan sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi
keuangan dengan menyebutkan rekening yang akan didebet atau dikredit disertai
jumlahnya masing-masing disertai referensinya.
Dengan bantuan jurnal, pencatatan ke masing-masing perkiraan akan
menjadi lebih mudah, sebab jurnal sudah memisahkan suatu pekerjaan dalam
debet dan kredit. Penjurnalan dapat dilakukan secara harian dan bulanan. Jurnal
dilakukan secara kronologis sesuai dengan terjadinya transaksi.
2.1.4.3. Posting Ke Buku Besar
Langkah selanjutnya setelah melakukan jurnal adalah melakukan posting
ke buku besar masing-masing perkiraan. Posting merupakan proses pemindahan
jumlah yang terdapat pada sisi debet dan sisi kredit ke perkiraan buku besar yang
bersangkutan. Posting kebuku besar dapat dilakukan secara harian maupun
bulanan. Buku besar merupakan catatan akuntansi permanen yang terakhir.
13 2.1.4.4. Neraca Saldo
Pada akhir periode akuntansi disusun neraca saldo. Neraca saldo adalah
daftar yang berisi kumpulan rekening / perkiraan buku besar. Neraca saldo
biasanya disiapkan pada akhir periode atau juga disiapkan kapan saja untuk
memastikan keseimbangan buku besar. Neraca saldo disusun untuk memastikan
bahwa buku besar secara sistematis adalah akurat dengan pengertian bahwa
jumlah saldo-saldo debet sama dengan jumlah saldo-saldo kredit. Namun
keseimbangan bukan berarti catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat. Untuk
menyiapkan neraca saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu.
2.1.4.5. Jurnal Penyesuaian
Setelah neraca saldo, tahapan selanjutnya adalah melakukan penyesuaian
terhadap perkiraan-perkiraan tertentu dengan membuat jurnal penyesuaian. Jurnal
penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo
rekening-rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode tertentu, atau untuk
memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang
lain. Akuntansi pemerintahan menganut basis kas untuk penyusunan laporan
realisasi anggaran dan basis akrual untuk menyusun neraca, sehingga perlu
melakukan penyesuaian untuk perkiraan-perkiraan tertentu.
14 2.1.4.6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah jurnal penyesuaian dibuat langkah berikutnya adalah
mempostingnya ke dalam perkiraan buku besar yang berhubungan. Setelah
melakukan posting maka prosedur berikutnya adalah menyusun neraca saldo
setelah penyesuaian. Perkiraan-perkiraan yang ada dalam neraca saldo setelah
penyesuaian adalah saldo rekening setelah disesuaikan. Apabila dalam jurnal
penyesuaian muncul rekening baru, maka rekening baru itu akan dimasukkan
dalam neraca saldo setelah penyesuaian.
2.1.5. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan menyajikan data keuangan termasuk catatan yang
menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber
daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau
perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi komprehensif
selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen
atau pertanggungjawaban manajamen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Menurut Warren (2005:24), laporan keuangan suatu entitas terdiri
atas:
15 a. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (matching
concept). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap
beban yang terjadi yang disebut laba bersih.
b. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama
jangka waktu tertentu. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba rugi karena
laba bersih ataupun rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam
laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca,
karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di dalam
neraca.
c. Neraca
Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik
pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian
aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva
tersebut dikonversikan kedalam kas atau digunakan dalam operasi.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan
pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga
bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
16 Laporan keuangan memiliki karateristik kualitatif yang membuat
informasi dalam laporan keuangan dapat berguna bagi pemakai. Keempat
karateristik tersebut adalah :
1. Dapat dipahami
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus dapat dengan
mudah dipahami oleh pemakai. Untuk itu, para pemakai diasumsikan telah
memiliki pengetahuan yang cukup dan memadai tentang kegiatan atau aktvitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi serta memiliki kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang semestinya atau wajar.
2. Relevan
Suatu informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini atau masa yang akan datang, menegaskan atau mengkoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat
dan materialitasnya.
3. Keandalan
Agar informasi keuangan yang disajikan bermanfaat bagi pemakai,
informasi keuangan harus andal. Informasi dapat diandalkan jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalah material dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang jujur dari apa yang seharusnya disajikan dan tepat waktu
dalam penyajiannya.
17 4. Dapat diperbandingkan
Informasi keuangan akan lebih berguna bagi para pemakainya apabila
dapat diperbandingkan dengan informasi keuangan pada laporan keuangan tahun
sebelumnya dan laporan keuangan antar perusahaan. Dengan demikian, pemakai
laporan keuangan akan lebih mudah untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja
perusahaan, dan posisi keuangan perusahaan.
Komponen laporan keuangan pada sektor privat berbeda dengan
komponen laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) .
Laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK).
2.1.5.1.Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat / daerah,
yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu
periode laporan. Menurut Erlina (2012:76) unsur yang dicakup secara langsung
oleh laporan realisasi anggaran terdiri dari LRA, belanja, transfer, dan
pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara / Daerah
atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah saldo anggaran lebih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.