BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian mengenai cara pengolahan rimpang temulawak yang dapat mengurangi cemaran bakteri pada rimpang temulawak, seperti adanya pengontrolan pada kondisi simpan rimpang secara khusus sehingga jumlah cemaran bakteri yang ada dapat minimal dan dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
2. Pada pengujian ALT perlu digunakan reagen yang dapat membedakan pertumbuhan koloni bakteri dengan koloni mikroba lain, salah satunya adalah
Triphenyl Tetrazolium Chloride (TTC). Selain itu diperlukan pengontrolan kondisi aseptis pada tiap tahapan perlakuan sampel, termasuk lama dan kondisi penyimpanan sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Materia Medika, jilid III, 63-70, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 2-40, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1994a, Peraturan Prundang-undangan Obat Tradisional,Jilid I, 21-5, 9-46, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1994b, Teknologi Pengeringan Simplisia Untuk Pedesaan, Prosiding Symposium Penelitian Bahan Obat Alami,VII, 78-79, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.
Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama, 4-5, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2004, Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Vol. I, 114-117, Badan POM RI, Jakarta
Anonim, 2005a, Gerakan Nasional Minum Temulawak, http://www.pom.go.id/oai/info/GNMT.htm, diakses tanggal 28 Januari 2010
Anonim, 2005b, Tanaman Obat Indonesia : Temulawak,
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=129, diakses tanggal 28 Januari 2010
Anonim, 2006, Standar Teknis Prosedur Operasional Pengolahan Temulawak, 2-4, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian Indonesia, Jakarta. Anonim, 2008, Budidaya dan Pasca Panen Tanaman Obat Untuk Meningkatkan
Kadar Bahan Aktif,
http://balittro.litbang.deptan.go.id/eng/index.php?option=com_content&ta sk=view&id=88&Itemid=44, diakses tanggal 29 Januari 2010
Anonim, 2009a, Faktor Lingkungan Bagi Pertumbuhan Mikroba,
http://bahanajar.unila.ac.id/wasetiawan/files/2009/09/faktor-lingkungan-pertumbuhan-mikroba-revisi-270909.pdf, diakses tanggal 26 Januari 2010
48
Anonim, 2009b, Teknologi Penyiapan Simplisia Terstandar Tanaman Obat, http://balittro.litbang.deptan.go.id/index/view+penyiapan+simplisia&cd =9&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a, diakses tanggal 29 Januari 2010
Atlas, R. M., 1997, Handbook of Micribiological Media, 2nd Edition, 207, 497, 506, 796, CRC Press Inc, New York.
Djaafar, T.F, dan Rahayu S., 2007, “Cemaran Mikroba Pada Produk Pertanian,
Penyakit yang Ditimbulkan, dan Pencegahannya”, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, Jurnal Litbang Pertanian.
Fardiaz, S., Mikrobiologi Pangan, Edisi I, 130, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hadioetomo, R. S., 1985, Mikrobiologi Dasar dan Praktek-Teknik dan Prosedur
Dasar Dalam Laboratorium, 42-46, Gramedia, Jakarta.
Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia, 50-51, Penerbit ITB, Bandung.
Huda, M. D. K., Cahyono, B., dan Limantara, L., 2006, “Pengaruh Proses
Pengeringan Terhadap Kandungan Kurkuminoid Dalam Rimpang Temulawak”, Universitas Diponegoro Semarang, Jurnal Teknologi Pangan.
Jawetz, E. J. I., Melnick and Adelberg, E. A., 1995, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, 234-240, 286-290, Diterjemahkan oleh Tonang, A., Edisi XVI, EGC, Jakarta.
Jawetz, E. J. I., Melnick and Adelberg, E. A., 1996, Mikrobiologi Kedokteran,
234-240, 286-290, Diterjemahkan oleh Nugroho, E., dan Maulany, Edisi XX, EGC, Jakarta.
Jayaprakasha, G.K., Rao, L.J.M., Sakariah, K.K., 2005, “Chemistry and Biological Activities of Curcuma Longa”, Trends in Food Science & Technology 16, 533-548.
Lay, B.W., 1994, Analisis ,Mikroba di Laboratorium, Edisi I, 47-54, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pelczar, J.R., dan Michael, J., 1986, Microbiology, 20-25, Mc Grawhill Book Company, New York.
Plantus, 2008, Sembilan Tanaman Obat Unggulan Hasil Uji Klinis Badan POM,
http://anekaplanta.wordpress.com/2008/03/02/sembilan-tanaman-obat-unggulan-hasil-uji-klinis-badan-pom/, diakses tanggal 11 November 2009
Pothitirat, W., Supabphol, R., Dritsanapan, W. 2004. “Comparison of Free Radical Scavenging Activity and Curcuminoids Content of Turmeric Extracts Using Different Methods of Extraction”. Mahidol University Journal of Pharmaceutical Sciences.
Rahardjo, M., dan Otih Rostiana, 2005, Budidaya Tanaman Temulawak, Edisi I, 24-28, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika, Jakarta
Rukmi, I., 2009, “Keanekaragaman Aspergilus Pada Berbagai Simplisia Jamu Tradisional”, Universitas Diponegoro Semarang, Jurnal Sains dan Matematika.
Sembiring, B.S., 2008, Teknologi Pengolahan Tanaman Obat, http://balittro.litbang.deptan.go.id/eng/index.php?option=com_content&
view=article&id=106:teknologi-pengolahan-tanaman-obat&catid=19:artikel&Itemid=38, diakses tanggal 28 Januari 2010 Setiawan, W.A., 2009, Kultivasi, reproduksi, dan Pertumbuhan Mikroba,
http://unila.ac.id/wasetiawan/files/2009/07/kultivasi-reproduksi-dan-pertumbuhan-bakteri.pdf., diakses tanggal 26 Januari 2009
Sidik, 2006, Gerakan Nasional Minum Temulawak, Majalah Farmacia, 6039, 72 Soediro, 1997, Tinjauan Aspek Keamanan Obat Tradisional, Makalah Seminar
Nasional Tanaman Obat Indonesia, 76-79
Sumarsih, 2008, Mikroba dan Kesuburan Tanah,
http://sumarsih07.files.wordpress.com/2008/11/vi-mikroba-dan-kesuburan-tanah.pdf, diakses tanggal 29 Januari 2010
Sylvia, 2005, Pengujian Cemaran Bakteri dan Cemaran Kapang/Khamir Pada Produk Jamu Gendong di Daerah Istimewa Yogyakarta,http://eprints.ums.ac.id/journal/index.php?t=pharmacon&v= 2005v6n1, diakses pada tanggal 20 Desember 2009
Taufik, 2004, Amankah Makanan Yang Disimpan Dingin?, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0104/11/1002.htm, diakses tanggal 28 Januari 2010 Voigt, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 5, 579-582 Gadjah Mada
50
Lampiran 1.
Hasil Pengujian ALT Rimpang Basah Temulawak Sampel : Rimpang Segar Temulawak Nomor sampel : B
Tanggal Pengujian : 29 Desember 2009 Pengambilan Sampel:1gram
Pengenceran : 9 ml PDF Media/Suhu:PCA/35-37OC
a. Pengamatan Jumlah Koloni Setelah Inkubasi Selama 48 Jam
Tingkat Pengenceran
Pengamatan
Replikasi I Replikasi II Replikasi III
I II I II I II 10-1 ~ ~ ~ ~ ~ ~ 10-2 ~ ~ ~ ~ ~ ~ 10-3 ~ ~ ~ ~ ~ ~ 10-4 ~ ~ ~ ~ ~ ~ 10-5 ~ ~ ~ ~ ~ ~ 10-6 287 293 281 273 294 282 Kontrol Media 0 0 0 0 0 0 Kontrol Pelarut 0 0 0 0 0 0 Kontrol Media 0 0 0 0 0 0 Kontrol Pelarut 0 0 0 0 0 0
b. Perhitungan Angka Lempeng Total
Perhitungan nilai ALT dilakukan setelah inkubasi selama 48 jam. Dipilih cawan petri dengan jumlah koloni bakteri 30-300 koloni.
Pada hasil perhitungan untuk sampel rimpang segar, dipilih cawan petri pada tingkat pengenceran 10-6, karena semua cawan petri pada tingkat pengenceran ini menunjukkan jumah koloni antara 30-300.
Cara perhitungan dilakukan menurut cara 1 yaitu : Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 30-300. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung
52
lalu dikalikan faktor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total dalam tiap gram contoh.
Replikasi I → 281+293 x 106= 290 x 106 = 290.000.000 koloni/gram sampel 2 → 290.000.000 koloni (perbandingan 1 : 100.000.000) = 2,9 x 108 koloni/gram sampel Replikasi II → 281+273 x 106 = 277 x 106 = 277.000.000 koloni/gram sampel 2 → 277.000.000 koloni (perbandingan 1 : 100.000.000) = 2,8 x 108 koloni/gram sampel Replikasi III → 294+282 x 106= 291 x 106 = 291.000.000 koloni/gram sampel 2 → 291.000.000 koloni (perbandingan 1 : 100.000.000) = 2,9 x 108 koloni/gram sampel Rata-rata → (2,9x108)+(2,8x108)+(2,9x108) = 2,9 x 108 koloni/gram sampel 3
Lampiran 2.
Hasil Pengujian ALT Rimpang Kering Temulawak Sampel : Rimpang Kering Temulawak Nomor sampel : A
Tanggal Pengujian : 29 Desember 2009 Pengambilan Sampel:1gram
Pengenceran : 9 ml PDF Media/Suhu:PCA/35-37OC
a. Pengamatan Jumlah Koloni Setelah Inkubasi Selama 48 Jam
Tingkat Pengenceran
Pengamatan
Replikasi I Replikasi II Replikasi III
I II I II I II 10-1 ~ ~ ~ ~ ~ ~ 10-2 ~ ~ ~ ~ ~ ~ 10-3 ~ ~ ~ ~ ~ ~ 10-4 ~ ~ ~ ~ ~ ~ 10-5 153 129 137 133 128 136 10-6 13 15 11 8 12 9 Kontrol Media 0 0 0 0 0 0 Kontrol Pelarut 0 0 0 0 0 0 Kontrol Media 0 0 0 0 0 0 Kontrol Pelarut 0 0 0 0 0 0
b. Perhitungan Angka Lempeng Total
Perhitungan nilai ALT dilakukan setelah inkubasi selama 48 jam. Dipilih cawan petri dengan jumlah koloni bakteri 30-300 koloni. Pada
hasil perhitungan untuk sampel serbuk dari rimpang kering, dipilih cawan petri pada tingkat pengenceran 10-5, karena semua cawan petri pada tingkat pengenceran ini menunjukkan jumah koloni antara 30-300.
Cara perhitungan dilakukan menurut cara 1 yaitu : Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 30-300. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung lalu dikalikan faktor
54
pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total dalam tiap gram contoh.
Replikasi I → 153+129 x 105 = 141 x 105 = 14.100.000 koloni/gram sampel 2 → 14.100.000 koloni (perbandingan 1 : 10.000.000) = 1,4 x 107 koloni/gram sampel Replikasi II → 137+133 x 105 = 135 x 105 = 13.500.000 koloni/gram sampel 2 → 13.500.000 koloni (perbandingan 1 : 10.000.000) = 1,4 x 107 koloni/gram sampel Replikasi III → 128+136 x 105 = 132 x 105 = 13.200.000 koloni/gram sampel 2 → 13.200.000 koloni (perbandingan 1 : 10.000.000) = 1,3 x 107 koloni/gram sampel Rata-rata → (1,4x107)+(1,4x107)+(1,3x107) = 1,4 x 107 koloni/gram sampel 3
Lampiran 3.
Hasil Pengujian ALT Ekstrak Etanolic Temulawak Sampel : Ekstrak Etanolik Temulawak Nomor sampel : C
Tanggal Pengujian : 29 Desember 2009 Pengambilan Sampel:1ml
Pengenceran : 9 ml PDF Media/Suhu:PCA/35-37OC
a. Pengamatan Jumlah Koloni Setelah Inkubasi Selama 48 Jam
Tingkat Pengenceran
Pengamatan
Replikasi I Replikasi II Replikasi III
I II I II I II 10-1 92 130 137 75 88 78 10-2 10 8 15 16 7 3 10-3 0 0 0 0 0 0 10-4 0 0 0 0 0 0 10-5 0 0 0 0 0 0 10-6 0 0 0 0 0 0 Kontrol Media 0 0 0 0 0 0 Kontrol Pelarut 0 0 0 0 0 0 Kontrol Media 0 0 0 0 0 0 Kontrol Pelarut 0 0 0 0 0 0
b. Perhitungan Angka Lempeng Total
Perhitungan nilai ALT dilakukan setelah inkubasi selama 48 jam. Dipilih cawan petri dengan jumlah koloni bakteri 30-300 koloni. Pada
hasil perhitungan untuk sampel ekstrak etanolik, dipilih cawan petri pada tingkat pengenceran 10-1, karena semua cawan petri pada tingkat pengenceran ini menunjukkan jumah koloni antara 30-300.
Cara perhitungan dilakukan menurut cara 1 yaitu : Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 30-300. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung lalu dikalikan faktor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total dalam tiap gram contoh.
56 Replikasi I → 130+92 x 101 = 111 x 101 = 1.110 koloni/gram sampel 2 → 1.110 (perbandingan 1 : 1.000) = 1,1 x 103 koloni/ml sampel Replikasi II → 137+75 x 101 = 106 x 101 = 1.060 koloni/ml sampel 2 → 1.060 koloni (perbandingan 1 : 1000) = 1,1 x 103 koloni/gram sampel Replikasi III → 88+78 x 101 = 83 x 101 = 830 koloni/ml sampel 2 → 830 koloni (perbandingan 1 : 100) = 8,3 x 102 koloni/gram sampel Rata-rata → (1,1x103)+(1,1x103)+(8,3x102) = 1,0 x 102 koloni/ml sampel 3
Lampiran 4.
Gambar Hasil Uji ALT Sampel Rimpang Segar Temulawak
A B
C D
Keterangan Gambar :
A = Gambar Hasil Uji ALT Sampel Rimpang Basah Temulawak Pada Tingkat Pengenceran 10-6
B = Gambar Hasil Uji ALT Sampel Rimpang Basah Temulawak Pada Tingkat Pengenceran 10-5
C = Gambar Hasil Uji ALT Sampel Rimpang Basah Temulawak Pada Tingkat Pengenceran 10-4
D = Gambar Hasil Uji ALT Sampel Rimpang Basah Temulawak Pada Tingkat Pengenceran 10-3
58
Lampiran 5.
Gambar Hasil Uji ALT Sampel Serbuk Rimpang Kering Temulawak
A B
C D
Keterangan Gambar :
A = Gambar Hasil Uji ALT Sampel Rimpang Kering Temulawak Pada Tingkat Pengenceran 10-6
B = Gambar Hasil Uji ALT Sampel Rimpang Kering Temulawak Pada Tingkat Pengenceran 10-5
C = Gambar Hasil Uji ALT Sampel Rimpang Kering Temulawak Pada Tingkat Pengenceran 10-4
D = Gambar Hasil Uji ALT Sampel Rimpang Kering Temulawak Pada Tingkat Pengenceran 10-3
Lampiran 6.
Gambar Hasil Uji ALT Sampel Ekstrak Etanolik Temulawak
C
Keterangan Gambar :
A = Gambar Hasil Uji ALT Sampel Ekstrak Etanolik Temulawak Pada Tingkat Pengenceran 10-3
B = Gambar Hasil Uji ALT Sampel Ekstrak Etanolik Temulawak Pada Tingkat Pengenceran 10-2
C = Gambar Hasil Uji ALT Sampel Ekstrak Etanolik Temulawak Pada Tingkat Pengenceran 10-1
60
Lampiran 7.
Perbandingan Hasil Pengamatan Organoleptis, Makroskopis, dan Mikroskopis Temulawak Bahan Penelitian dengan Standar MMI Jilid III
a. Tabel Hasil Perbandingan Organolepstis
b. Tabel Hasil Perbandingan Makroskopis Pengamatan
Makroskopis Hasil Pengamatan Standar MMI III
Bentuk
Kepingan bulat, lonjong, ringan, keras tapi rapuh, pinggir berkerut
Diameter= 4-6 cm, tebal= 1-3 mm
Keping bundar atau jorong, ringan, keras, rapuh, pinggir berkerut. Diameter 6 cm, tebal 2 mm-5 mm
Warna
Kuning kecoklatan sampai coklat, bidang irisan berwarna lebih buram
Coklat kuning sampai coklat, bidang irisan berwarna coklat kuning buram
Pengamatan
Organoleptik Hasil Pengamatan Standar MMI III Bau Khas aromatis Khas aromatik Rasa Agak pahit, tajam Tajam dan pahit Warna Kuning-orange
Kuning jingga sampai coklat kuning jingga Bentuk Pipih, bulat Bundar atau jorong Pengamatan
Organoleptik Hasil Pengamatan Standar MMI III Bau Khas aromatis Khas aromatik Rasa Agak pahit, tajam Tajam dan pahit Warna Kuning-orange
Kuning jingga sampai coklat kuning jingga Bentuk Pipih, bulat Bundar atau jorong Pengamatan
Organoleptik Hasil Pengamatan Standar MMI III Bau Khas aromatis Khas aromatik Rasa Agak pahit, tajam Tajam dan pahit Warna Kuning-orange
Kuning jingga sampai coklat kuning jingga Bentuk Pipih, bulat Bundar atau jorong
c. Tabel Hasil Perbandingan Mikroskopis
Temulawak Gambar
Hasil Pengamatan
Keterangan Gambar :
1. dan 4. Parenkim Silinder Pusat 2. Endodermis 3. Parenkim Korteks 5. Berkas Pembuluh Kolateral 6. Butir Pati 7. Hipodermis 8. Epidermis Standar MMI III Keterangan Gambar :
1: rambut penutup 6 : sklerenkim 2: epidermis 7 : parenkim korteks 3: hipodermis 8 : butir pati
4: periderm 10: endodermis
62
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Maria Diyan Monica, merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Yohanes Bambang Soenarko dan Ibu M.M. Siti Subaryati. Penulis lahir di Kulon Progo pada tanggal 04 Agustus 1988. Penulis mulai menempuh pendidikan di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Puspayoga pada tahun 1992 sampai 1994 dan melanjutkan di Sekolah Dasar Percobaan IV Wates (1994-2000). Pada tahun 2000 sampai 2003 penulis mengenyam pedidikan tingkat menengah pertama di SLTP N 1 Wates. Pendidikan menengah tingkat atas dilanjutkan di SMA PL Van Lith Muntilan mulai dari tahun 2003 sampai 2006, dan selanjunya penulis meneruskan ke jenjang perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dari 2006 sampai 2010.
Selama menempuh studi di Fakultas Farmasi, penulis aktif menjadi panitia beberapa kegiatan mahasiswa seperti panitia Pharmacy Performance 2007 dan panitia Pharmacy Performance and Event Cup tahun 2008. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah praktikum Farmakognosi Fitokimia.