• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGATURAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA MEDAN

A. Tinjauan Umum Tentang Retribusi 4.Pengertian Retribusi 4.Pengertian Retribusi

5. Jenis-jenis Retribusi

Retribusi dibagi atas tiga golongan, penggolongan jenis retribusi ini dimaksudkan guna menetapkan kebijakan umum tentang prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi, yaitu:

a. Retribusi Jasa Umum ; b. Retribusi Jasa Usaha;

c. Retribusi Perizinan Tertentu24

Retribusi Jasa Umum adalah Retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.25

23 Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah Di Indonesia, Sinar Grafika, Makasar, 2005, hal 78

24 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, Pasal 18 ayat (3)

25 Tjip Ismail. Pemberdayaan Sumber-Sumber Pendapatan Daerah dalam Rangka Memperkuat Kapasitas Fiskal Daerah. Disampaikan pada Kuliah Umum S2 Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung, 12 Mei 2006.

31

Berdasarkan UndangUndang No. 28 Tahun 2009 tentang retribusi daerah digolongkan menjadi tiga yaitu:26

1. Retribusi jasa umum, yaitu retribusi atau jasa yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati orang pribadi atau badan. Jenis-jenis retribusi jasa umum antara lain retribusi pelayanan kesehatan; retribusi pelayanan persampahan/kebersihan; retribusi penggantian biaya cetak kartu penduduk dan akta catatan sipil; retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat; retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum; retribusi pelayanan pasar; retribusi pengujian kendaraan bermotor; retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran; retribusi pengujian kapal perikanan;

2. Retribusi jasa usaha, yaitu retribusi atas jasa usaha yang disediakan Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan sektor swasta. Jenis-jenis usaha, antara lain retribusi pemakaian kekayaan daerah; retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan; retribusi tempat pelelangan; retribusi terminal; retribusi tempat khusus parkir; retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa; retribusi penyedotan kakus; retribusi rumah potong hewan; retribusi pelayanan pelabuhan kapal; retribusi rekreasi dan olahraga; retribusi penyeberangan di atas air; retribusi pegelolaan limbah cair; etribusi penjualan produksi usaha daerah.

3. Retribusi perizinan tertentu, yaitu retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang

26

Marihot P. Siahaan. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (berdasarkan UU No. 28

32

dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. jenis-jenis retribusi perizinan tertentu antara lain retribusi izin peruntukan penggunaan tanah; retribusi izin mendirikan bangunan; retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol; retribusi izin gangguan; retribusi izin trayek; retribusi izin pengambilan hasil hutan.

Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan tertentu dapat ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintahan dengan kriteria sebagai berikut:27

1) Retribusi Jasa Umum:

a) Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Usaha atau Retribusi Perizinan tertentu;

b) Jasa yang bersangkutan merupakan Kewenangan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi;

c) Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar Retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum;

d) Jasa terssebut layak untuk dikenakan Retribusi;

e) Tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya;

33

f) Dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber pendapatan Daerah yang potensial; dan

g) Pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik.

2) Retribusi Jasa Usaha:

a) Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Umum atau Retribusi Perizinan Tertentu ;dan

b) Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai Daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.

3) Retribusi Perizinan Tertentu:

a) Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah dalam rangka asas desentralisasi

b) Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum; dan

c) Biaya yang menjadi beban Daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tertentu cukup besar sehingga layak dibiayai dari Retribusi Perizinan.

Penetapan jenis-jenis retribusi jasa umum dan jasa usaha dengan peraturan Pemerintah dimaksudkan agar tercipta ketertiban dalam penerapannya , sehingga dapat memberikan kepastian bagi masyarakat dan disesuaikan dengan kebutuhan

34

nyata Daerah yang bersangkutan. Penetapan jenis-jenis Retribusi Perizinan Tertentu dengan Peraturan Pemerintah dilakukan karena perizinan tersebut, walaupun merupakan kewenangan Pemerintah Daerah, tetap memerlukan koordinasi dengan instansi-instansi teknis terkait. Berdasarkan Peraturan Daerah dapat ditetapkan jenis Retribusi selain yang ditetapkan di atas, sesuai dengan kewenangan otonominya dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

Hasil penerimaan jenis Retribusi tertentu Daerah Kabupaten sebagian diperuntukkan kepada Desa. Bagian Desa tersebut ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten dengan memperhatikan aspek keterlibatan Desa dalam penyediaan layanan tersebut.

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi ditentukan sebagai berikut:

a. Untuk Retribusi Jasa Umum, berdasarkan kebijakan Daerah dengan mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan;

b. Untuk Retribusi Jasa Usaha, berdasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak; dan

c. Untuk Retribusi Perizinan Tertentu, berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan (Pasal 21 UU No. 34 Tahun 2000)

Penetapan tarif Retribusi Jasa Umum pada dasarnya disesuaikan dengan peraturan perundang undangan yang berlaku mengenai jenis-jenis Retribusi yang berhubungan dengan kepentingan nasional. Di samping itu tetap memperhatikan

35

aspek keadilan dan kemampuan masyarakat. Tarif Retribusi Jasa Usaha ditetapkan oleh Daerah sehingga dapat tercapai keuntungan yang layak, yaitu keuntungan yang dapat dianggap memadai jika jasa yang bersangkutan diselenggarakan oleh swasta.

Tarif Retribusi Perizinan Tertentu ditetapkan sedemikian rupa sehingga hasil Retribusi dapat menutup sebagian atau seluruh perkiraan biaya yang diperlukan untuk menyediakan jasa yang bersangkutan. untuk pemberian izin bangunan, misalnya dapat diperhitungkan biaya pengecekan dan pengukuran lokasi, biaya pemetaan, dan biaya pengawasan.

Retribusi Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang tidak dapat berlaku surut sama halnya dengan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah. Peraturan Daerah tersbut sekurang-kurangnya mengatur ketentuan mengenai:

a. nama, objek, dan subjek Retribusi; b. golongan Retribusi;

c. cara mengukur tingkat penggunaan jasa yang bersangkutan;

d. prinsip yang dianut dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi; e. struktur dan besarnya Retribusi;

f. wilayah pemungutan; g. tata cara pemungutan; h. sanksi administrasi; i. tata cara penagihan; dan

36

Jenis-jenis Retribusi yang termasuk dalam golongan Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu yang prinsip tarifnya telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, Peraturan Daerah mencantumkan prinsip tertentu. Untuk jenis-jenis Retribusi yang termasuk dalam golongan Retibusi Jasa Umum, Peraturan Daerah harus mencantumkan prinsip penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi. Ketentuan dalam tata cara pemungutan ini termasuk mengatur penentuan pembayaran, tempat pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayaran.

Peraturan Daerah tentang Retribusi Daerah dapat juga mengatur ketentuan selain yang disebut diatas seperti:

a. masa retribusi;

b. pemberian keringanan, pengurangan, dan pembebasan dalam hal-hal tertentu atas pokok Retribusi dan/atau sanksinya; dan

c. tata cara penghapusan piutang Retribusi yang kadaluwarsa (Pasal 24 ayat (4) UU No. 34 tahun 2000)

Pengurangan dan keringanan dikaitkan dengan kemampuan wajib Retribusi, misalnya dalam Retribusi tempat rekreasi, pengurangan dan keringanan diberikan untuk orang jompo, orang cacat, dan anak sekolah. Pembebasan Retribusi dikaitkan dengan fungsi objek Retribusi, misalnya pelayanan kesehatan bagi korban bencana alam. Peraturan Daerah untuk jenis-jenis Retribusi yang tergolong dalam Retribusi Perizinan Tertentu harus terlebih dahulu disosialisasikan kepada masyarakat sebelum ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

Baca selengkapnya

Dokumen terkait