• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Masukan yang dapat direkomendasikan kepada para pihak terkait, diantaranya:

1. Peningkatan jumlah sumberdaya manusia TNGHS dalam pengelolaan kawasan taman nasional yang berbasis masyarakat. Peningkatan jumlah SDM dapat dilakukan dengan merekrut tenaga honorer dari masyarakat Kasepuhan Citorek dengan sistem kontrak tahunan.

2. Peningkatan hubungan kerja antara TNGHS dengan lembaga adat Kasepuhan Citorek sebagai mobilisator masyarakat ke arah pengelolaan taman nasional. 3. Peningkatan hubungan kerja antara TNGHS dengan pemerintah daerah

Kabupaten Lebak dan perusahaan yang terkait dengan kawasan taman nasional untuk pengembangan pemberdayaan masyarakat dalam hal sumberdaya manusia dan sumber dana.

4. Sosialisasi intensif kepada masyarakat atas program-program TNGHS untuk memenuhi kesadaran masyarakat atas pentingya program pemberdayaan masyarakat yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Agusta I. 2003. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Makalah pada Pelatihan Metode Kualitatif di Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Litbang Pertanian Bogor. Bogor 27 Februari 2003.

Asep. 2000. Kesatuan adat Banten Kidul: Dinamika Masyarakat dan Budaya Sunda Kasepuhan di Kawasan Gunung Halimun, Jawa Barat [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lebak. 2006. Buku Data Pokok Pembangunan Kecamatan Tahun 2005/2006. Lebak: BAPPEDA Kabupaten Lebak.

[BPS] Biro Pusat Statistik Kabupaten Lebak. 2012. Kecamatan Cibeber dalam Angka Tahun 2011. Lebak: BPS Kabupaten Lebak.

Budiyanto. 2012. 22 Ribu Hektare Lahan TNGHS Kritis. http://m.inilah.com/read/detail/1874137/22-ribu-hektare-lahan-tnghs-kritis. [10 Juli 2012].

Chalcoun C, Donald L, Suzanne K. 1994. Sociology. New York: Mc Graw Hill inc.

Cohen S, Prusak L. 2001. In Good Company: How Social Capital Makes Organitation Work. London: Harvard Business Press.

Hanafi I, Ramdhaniaty N, Nurzaman B. 2004. Nyoreang Alam Ka Tukang Nyawang Anu Bakal Datang Penelusuran Pergulatan di Kawasan Halimun Jawa Barat-Banten. Bogor: RMI.

Hartono R. 2010. Pengaruh dan Wujud Pengembangan Modal Sosial untuk

Menciptakan Sistem Politik yang Dinamis.

http://masroed.wordpress.com/2010/05/26/pengaruh-dan-wujud- pengembangan-modal-sosial-untuk-menciptakan-sistem-politik-yang-dinamis/. [17 Mei 2012].

Hasbullah J. 2006. Social Capital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia). Jakarta: MR-United Press Jakarta.

Kaufmann FX, Majone G, Ostorm V. 1986. Guidance, Control and Evaluation in the Public Sector. Berlin: De Gruyer.

Khalil B. 2009. Analisis Perubahan Penutupan Lahan di Hutan Adat Kasepuhan Citorek Taman Nasional Gunung Halimun Salak. [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi Jilid 1. Jakarta: PT Rineka Cipta Margiati WD. 2007. Asset-Asset Sosial pada Komunitas Nelayan (Studi Kasus

Proses Mobilisasi Asset Sosial pada Komunitas Nelayan di Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap Jawa Tengah). [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Maryati K, Sujarwati J. 2004. Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

Miles MB, Huberman AM. 1992. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. Beverly Hills: SAGE.

Mirwanto E, Simbolon H. 1998. Vegetion Analysis of Citorek, Gunung Halimun National Park. Bio r. 643.012 [vol IV].

Oktadiyani P. 2010. Modal Sosial Masyarakat Kawasan Penyangga Taman Nasional Kutai (TNK) dalam Pengembangan Ekowisata. [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Putnam R D. 1993. Making Democracy of Civic Traditions in Modern Italy. Princeton N J: University Press.

Putnam R D. 1996. The Strange Disappearance of Civic America. The American Prospect, 24, 43-48.

Putnam R D. 2000. Bowling Alone: The Collapse and Revival of American Community. NY: Simon & Schuster.

Rianse U, Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Ridwan NA. 2007. Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Studi Islam dan Budaya 5 (1): 27-38.

Rogers EM, Kincaid DL. 1980. Communication Network : Toward a New Paradigm of Research. New York : The Free Press.

Ruttan VW, Hayani Y. 1984. Toward a Theory of Induced Intitusional Innovation. Jurnal Development Studies V (XX): 22-203

Saragih S, Jonatan L, Afan R. 2007. Kerangka Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood Framework). Jakarta: Circle Indonesia-Hivos South Asia.

Serrat O. 2008. The Sustainable Livelihoods Approach. Asian Development Bank V(XV): 1-5.

Soekanto S. 1984. Beberapa Teori Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: CV Rajawali.

Suparlan P. 2000. Ethnicity and Nationality among The Sakai: The Transformation of an Isolated Group into a Part of Indonesian Society. Jurnal Antropologi Indonesia 62: 55-74.

Taylor SJ, Bogdan R. 1984. Introduction to Qualitative Research Methods: The Search for Meanings, Second Edition. Toronto: John Wiley and Sons. Toronto.

Lampiran 1 Panduan wawancara masyarakat adat

Nama : …….

Jenis Kelamin : L/P

Umur : ……..Tahun

Jaringan dan hubungan kemasyarakatan 1. Kerjasama

a. Apakah ada kegiatan gotong royong yang dilakukan masyarakat untuk membersihkan lingkungan atau membantu sebuah hajatan? Apakah anda ikut serta didalamnya?

b. Apakah anda pernah ikut membantu dalam pembangunan fasilitas umum seperti sekolah atau masjid bersama masyarakat lainnya?

c. Apakah anda pernah menjadi panitia sebuah hajatan? (misal: seren taun, sunatan, atau nikahan)

d. Apakah anda pernah mengadakan acara sukuran yang mengundang tetangga sekitar dalam rangka perayaan suatu keberhasilan?

2. Mengatasi konflik

a. Bagaimana hubungan anda dengan tetangga sekitar? Baik, biasa, atau buruk.

b. Bila ada hubungan yang kurang baik, apakah penyebabnya bisa demikian? c. Bagaimana cara anda menyelesaikan masalah tersebut?

3. Hubungan yang berbasis rasa saling percaya dan saling mendukung.

a. Pernahkah tetangga atau anda meminjam, baik berupa barang atau uang kepada tetangga sekitar anda?

b. Bila ya. Apa yang dilakukan untuk mengembalikan barang atau uang yang dipinjam oleh tetangga tersebut. Menunggu atau menagihnya?

c. Apa alasan anda bersedia untuk menunggu tetangga anda untuk membayar atau mengembalikan barang anda?

d. Hal apa yang membuat anda perlu menagih tetangga anda untuk segera mengembalikan atau membayar uang yang dipinjam oleh tetangga anda?

Apakah karena membutuhkan barang/uang tersebut atau tidak percaya terhadap tetangga anda?

e. Seberapa besar tingkat kepercayaan anda terhadap tetangga anda? Tinggi, biasa saja, atau rendah?

f. Mengapa anda percaya terhadap tetangga anda? sudah sangat mengenal atau ada hal lain?

4. Identifikasi kelompok formal dan informal (misal: kelompok tani) a. Adakah kelompok bentukan masyarakat untuk berkumpul? b. Bila ada. Tahun berapa kelompok tersebut dibentuk?

c. Apakah anda mengetahui tujuan dari kelompok tersebut dibentuk? d. Adakah peraturan-peraturan yang dibuat dalam kelompok tersebut? e. Apakah kelompok tersebut memiliki syarat dalam keanggotaan?

f. Apakah anda mengetahui berapa jumlah anggota kelompok yang terdaftar saat ini?

g. Apa pendapat anda tentang kelompok tersebut? 5. Peraturan umum dan sanksi (aturan adat)

a. Apakah anda merupakan bagian dari masyarakat adat kasepuhan?

b. Apakah dalam aturan mengandung syarat-syarat untuk menjadi anggota dari Kasepuhan Citorek?

c. Adakah peraturan adat yang wajib dijalankan oleh anda?

d. Bila ada. Apakah anda menjalankan peraturan tersebut dengan baik? e. Apakah ada sanksi adat yang mengatur disaat masyarakat adat tidak

menjalankan aturan adat tersebut?

f. Apa tanggapan anda tentang Kasepuhan Citorek?

g. Manfaat apa yang anda dapat menjadi bagian dari Kasepuhan Citorek? 6. Keterwakilan aspirasi

a. Apakah anda nyaman tinggal di Kasepuhan Citorek ini?

b. Bila ya. Apa yang membuat anda nyaman tinggal di Kasepuhan Citorek ini?

c. Bila tidak. Apa yang membuat anda tidak nyaman tinggal di Kasepuhan Citorek ini?

d. Kepada siapa dan bagaimana anda menyampaikan keluahan-keluahan anda?

e. Apakah anda menyampaikannya secara langsung? f. Bila tidak. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

g. Apakah ada rencana anda untuk pergi atau pindah ke daerah lain keluar dari Citorek?

7. Mekanisme berpartisipasi didalam proses pengambilan keputusan

a. Apakah anda pernah mengikuti musyawarah yang diadakan baik di RT, RW, desa atau kelompok masyarakat lainnya?

b. Bila pernah. Apa kepentingan anda mengikuti musyawarah tersebut? c. Apa manfaat yang dapat anda ambil dari setiap musyawarah yang anda

ikuti?

d. Pernahkah anda mengikuti musyawarah untuk pengambilan keputusan? (misal: dalam penentuan tanggal pernikahan, tanggal tanam padi, tanggal seren taun, atau lainnya yang berhubungan dengan penentuan keputusan atas suatu masalah yang ada).

Lampiran 2 Kuisioner masyarakat adat

Nomor Responden :...

ANALISIS SUMBERDAYA SOSIAL (Sosial Capital) DALAM PENGELOLAAN KAWASAN TAMAN NASIONAL

(Studi Kasus Kasepuhan Citorek Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak Provinsi Banten)

Kuisioner ini diberikan dalam rangka penyusunan tugas akhir Septian Wiguna, NRP E34070029, Mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Harap anda dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik dan sejujur-jujurnya. Kejujuran anda akan memberikan manfaat yang berarti bagi penelitian ini, dan pada akhirnya akan menjadi masukan bagi pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi penilaian BTNGHS terhadap diri anda. Atas kerjasama yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN Nama : ………..

Jenis Kelamin : L/P Umur : ….. tahun

Asal : Asli/Pendatang dari ... Pekerjaan :

BAGIAN I

SUMBERDAYA MANUSIA

1. Apakah anda mempunyai riwayat sakit berat? 2. Sakit apa yang paling sering anda alami? 3. Bagaimana anda mengobati sakit anda?

a. Berobat secara tradisional b. Berobat secara medis

4. Kemanakah anda melakukan pengobatan secara medis tersebut? a. Dokter

b. Puskesmas atau rumah sakit 5. Berapa kali anda makan tiap harinya?

a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. >3 kali

6. Pilihan makanan yang anda makan tiap harinya? a. Nasi, daun singkong, jagung, dan ikan teri b. Nasi, jagung, dan ikan bandeng

c. Nasi, sayur, dan daging

Pilihan makanan relatif namun sejenis. 7. Tingkat pendidikan terakhir yang diikuti?

a. Sekolah Dasar (SD)

b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) c. Sekolah Menengah Akhir (SMA) d. Diploma atau sederajat

e. Strata 1 (S1) f. Lainnya….

BAGIAN II SUMBERDAYA ALAM

1. Pernahkah memanfaatkan sumberdaya alam yang ada didalam kawasan? a. Pernah (misal :…)

b. Tidak

2. Berapa kali dalam seminggu masuk kedalam kawasan? a. 1 kali

b. Kurang dari 3 kali c. Lebih dari 3 kali d. Lainnya …

BAGIAN III

SUMBERDAYA EKONOMI 1. Apakah memiliki tabungan?

a. Ada b. Tidak

2. (bila memiliki tabungan) berapa kisaran tabungan yang dimiliki? a. <1.000.000

b. 1.000.000 – 10.000.000 c. 10.000.000 – 20.000.000 d. >20.000.000

3. Apakah memiliki kredit atau cicilan yang harus dibayarkan setiap bulannya? a. Ada

b. Tidak

4. (bila memiliki kredit atau cicilan) berapakah kisaran yang ditanggung tiap bulannya?

a. <500.000

b. 500.000 – 1.000.000 c. 1.000.000 – 2.000.000 d. >2.000.000

5. Apakah ada uang kiriman dari keluarga yang bekerja di luar daerah Citorek? a. Ada

b. Tidak

6. Apakah ada dana pensiun yang diterima setiap bulannya? a. Ada

b. Tidak

7. (bila ada) berapakah kisaran dana pensiun yang diterima setiap bulannya? a. <500.000

b. 500.000 – 1.500.000 c. >1.500.000

8. Berapa kisaran pendapatan setiap bulannya dari usaha atau pekerjaan? a. <500.000

c. 1.000.000 – 2.000.000 d. 2.000.000 – 5.000.000 e. >5.000.000

BAGIAN IV SUMBERDAYA FISIK

1. Apakah ada penggunaan alat dalam berwirausaha, bertani atau lainnya?

2. Bagaimana cara penggunaan dan peruntukan alat tersebut?

3. Bagaimana cara mendapatkan alat tersebut? a. Membeli

b. Buat sendiri

4. Bibit apa yang digunakan dalam bertani selama ini?

5. Apakah dalam kegiatan bertani selama ini menggunakan pupuk? Bila ya. Pupuk apa yang digunakan?

6. Apakah ada penggunaan pemberantas hama seperti pestisida dalam kegiatan bertani?

7. Apakah kegiatan bertani yang dilakukan masih menggunakan cara-cara secara tradisional atau adat?

Lampiran 3 Panduan wawancara BTNGHS Nama : ……. Jenis Kelamin : L/P Umur : ……..Tahun Jabatan : ………. Masa Tugas : ……….

Pengelolaan kawasan TNGHS terhadap keberadaan enclave Citorek

1. Adakah kegiatan pengelolaan kawasan yang dilakukan dalam Kasepuhan Citorek?

a. Ada b. Tidak ada

2. Apakah kegiatan pengelolaan yang ada bersifat berkala atau rutin dilakukan oleh BTNGHS?

a. Ya b. Tidak

3. Kegiatan atau program apa yang saat ini lebih diprioritaskan oleh BTNGHS dari keberadaan enclave Citorek?

a. Pemberdayaan masyarakat

b. Penjagaan kawasan dari kegiatan illegal masyarakat c. Sosialisasi batas dan zonasi kepada masyarakat

4. Strategi dan upaya apa baik yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan oleh BTNGHS dalam realisasi prioritas program tersebut?

5. Adakah kemitraan dengan LSM, perusahaan, atau pemerintah daerah setempat untuk pengelolaan kawasan di wilayah enclave Citorek?

a. Ada b. Tidak

6. Program atau kegiatan apa yang dilakukan hasil dari kerjasama kemitraan tersebut?

7. Langkah–langkah apa yang dilakukan BTNGHS dalam merancang strategi untuk menanggulangi peningkatan kebutuhan lahan dari peningkatan laju pertumbuhan penduduk Kasepuhan Citorek?

8. Pernahkah BTNGHS melakukan sosialisasi terhadap ancaman kebutuhan lahan tersebut? Bila pernah. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadapnya?

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelolaan taman nasional tidak akan lepas hubungannya dengan masyarakat sebagai ukuran keberhasilan dan faktor kontrol suatu pengelolaan kawasan. Elemen masyarakat menjadi penting dalam sebuah pengelolaan kawasan taman nasional karena memiliki peran ekologis tersendiri yang telah menjadi kebiasaan yang mengakar turun temurun. Kebiasaan tersebut diadopsi melalui proses yang panjang dan melembaga hingga akhirnya lahirlah aturan-aturan adat dalam kaitannya dengan interaksi masyarakat dan sumberdaya alam.

Kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang berada di sekitar taman nasional telah menjadi satu bagian keberlanjutan dari sistem ekologis yang terbentuk secara alami melalui proses yang panjang. Kebiasaan tersebut pada umumnya diartikan sebagai kearifan lokal masyarakat. Menurut Ridwan (2007) kearifan lokal merupakan pengetahuan eskplisit yang muncul dari periode panjang yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah dialami bersama-sama. Proses evolusi yang begitu panjang dan melekat dalam masyarakat dapat menjadikan kearifan lokal sebagai sumber energi potensial dari sistem pengetahuan kolektif masyarakat untuk hidup bersama secara dinamis dan damai.

Masyarakat Kasepuhan Citorek yang merupakan salah satu kasepuhan yang berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) pun telah berinteraksi dengan kawasan taman nasional dan berada di dalam kawasan sejak zaman penjajahan masih berlangsung. Menurut sejarahnya yang dipaparkan oleh Hanafi et al. (2004) menyatakan bahwa, pada tahun 1579, merupakan puncak berakhirnya keberadaan Kerajaan Sunda Padjadjaran akibat serangan dari Kesultanan Banten. Sekitar 800 anggota Kerajaan Sunda Padjadjaran melarikan diri ke daerah sekitar kawasan Halimun. Daerah Citorek yang merupakan pelarian kerajaan yang membentuk komunitas yang disebut dengan Kasepuhan (Hanafi et al. 2004).

Pada prosesnya dari mulai terbentuknya kasepuhan hingga sekarang kebiasaan dalam bentuk adat hanya sebagian kecil yang masih dijalankan. Menurut Khalil (2009) hal tersebut disebabkan oleh sifat terbukanya masyarakat kasepuhan dengan dunia luar. Kearifan lokal pun yang ada sejak dulu perlahan mulai memudar. Balai TNGHS dalam hal ini sebagai pihak yang berwenang untuk kawasan perlu memperhatikan perubahan tersebut dalam pengertian pengaruh/dampak terhadap kawasan. Balai TNGHS dirasa perlu mempertimbangkan berbagai aspek agar masyarakat Kasepuhan Citorek tetap menjadi bagian dari rencana pengelolaan kawasan yang berkelanjutan. Pengelolaan kawasan yang berkelanjutan dalam hal ini ialah pengelolaan yang dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasannya sekaligus dapat menjaga kelestarian kawasan.

Pendekatan kehidupan yang berkelanjutan Sustainable Livelhood Approach (SLA) merupakan salah satu pendekatan sosial yang menempatkan masyarakat pada fokusnya.Hal tersebut diartikan dalam kaitannya dengan membangun relasi subyek-subyek people-centered dimana komunitas miskin (dianggap/diasumsikan atau dipersepsikan miskin) merupakan subyek yang konsep pengalamannya dibuatkan sebuah kerangka acuan (Saragih et al. 2007). Pendekatan ini dianggap menjadi sebuah jawaban disaat pendekatan melalui jalur regulasi kebijakan kawasan yang ada tidak dapat dijalankan. Elemen masyarakat yang sangat penting dalam pengelolaan sebuah kawasan taman nasional memberi ruang bagi penelitian ini untuk berusaha membangun faktor sinergi dalam mewujudkan pengelolaan kawasan yang berkelanjutan antara masyarakat dan kawasan. Dalam penelitian ini, SLA dibatasi pada ruang-ruang sosial yakni sumberdaya sosial (social capital). Sumberdaya sosial pada kerangka acuan SLA merupakan salah satu aset hidup suatu masyarakat pada umumnya.

Konsep social capital masyarakat Kasepuhan Citorek ini perlu diidentifikasi dan dianalisis melalui SLA. Konsep dan pendekatan tersebut digunakan pada masyarakat Kasepuhan Citorek untuk menghasilkan sebuah kesimpulan yang dapat dipakai di tingkat pengelolaan taman nasional. Hal ini dilakukan untuk mendukung kelestarian kawasan yang berkelanjutan dan beriringan dengan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan.

1.2 Tujuan

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan untuk mencapai sebuah pengelolaan yang berkelanjutan, diantaranya:

1. Mengetahui partisipasi sumberdaya sosial masyarakat Kasepuhan Citorek. 2. Mengetahui pengaruh sumberdaya sosial masyarakat Kasepuhan Citorek dalam

pengelolaan kawasan TNGHS.

3. Mengetahui faktor yang menentukan strategi penguatan kapasitas masyarakat Kasepuhan Citorek dalam pengelolaan taman nasional.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini secara umum ialah untuk mewujudkan pengelolaan yang sinergis antara pengelolaan kawasan TNGHS dengan masyarakat sekitar kawasan. Secara khusus penelitian ini diharapkan memberikan gambaran sosial sebagai acuan pengelolaan jangka menengah atau panjang kawasan TNGHS. Selebihnya manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan belajar bagi peneliti yang memiliki minat terhadap sosial masyarakat di sekitar kawasan.

1.4 Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian.

Kemantapan Pengelolaan Kawasn Ruang pengelolaan Kawasan

Bisa didukung Tidak bisa didukung Bertentangan Platform masyarakat Relasi

Kelembagaan Organisasi

Strategi

Basis Sumberdaya Alam

Basis non Sumberdaya Alam

Hasil-hasil Livelihoods Bertentangan dengan UU No.

5 Tahun 1990 Pasal 21 dan Pasal 33, PP No. 68 Tahun 1998 Pasal 44 dan Kepres No. 32 Tahun 1990

Sebagian besar wilayah masyarakat Kasepuhan Citorek merupakan Enclave TNGHS yakni sebesar 2.000 Ha (Moniaga

2006)

Tingkat ketergantungan terhadap kawasan tergolong masih tinggi salah satunya tambang emas. 29% dari 347 penambang di

kabupaten Lebak berasal dari Citorek (Suhaeri 1994).

Merupakan potensi ancaman terhadap kawasan TNGHS dalam

jangka panjang.

Pendekatan Kebijakan Pendekatan Sosial

Masyarakat Kasepuhan Citorek berada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Keberadaan kasepuhan yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan memberikan pengaruh langsung terhadap kawasan dari ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya alamnya. Ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan adalah emas yang dikelola secara tradisional. Tingkat ketergantungan terhadap kawasan tergolong masih tinggi salah satunya tambang emas. 29% dari 347 penambang di kabupaten Lebak berasal dari Citorek (Suhaeri 1994).

Penelitian dilakukan untuk menjadi dasar pengelolaan BTNGHS dalam jangka panjang. Pendekatan dilakukan melalui dua cara yakni pendekatan kebijakan oleh BTNGHS dan pendekatan sosial melalui Sustainable Livelihoods Approach (SLA). SLA memiliki 5 elemen kajian yakni sumberdaya sosial, sumberdaya manusia, sumberdaya ekonomi, sumberdaya fisik, dan sumberdaya alam. Fokus penelitian hanya pada sumberdaya sosial sebagai dasar pengelolaan BTNGHS dan fokus kajian lainnya dilakukan dengan studi literatur sebagai data pendukung.

SLA dipengaruhi oleh 3 hal penting dalam prosesnya, yakni relasi, organisasi, dan kelembagaan. Hal tersebut yang dapat memberikan perubahan terhadap situasi sosial yang ada dalam masyarakat Kasepuhan Citorek. Perubahan tersebut dikaji dengan melihat kecenderungan masyarakat dalam keseharian serta hasil studi literatur yang ada. Tahap selanjutnya adalah melihat potensi-potensi sosial yang ada untuk dapat dimobilisasi ke arah pengelolaan kawasan taman nasional. Potensi tersebut didasarkan pada pemanfaatan masyarakat yang berbasis sumberdaya alam dan non sumberdaya alam. Hasil-hasil pemetaan potensi pemanfaatan tersebut disinergikan dengan kebijakan yang ada dalam taman nasional sehingga diharapkan kemantapan pengelolaan dapat terwujud antara taman nasional dengan masyarakat Kasepuhan Citorek secara khusus.

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2012. Pengumpulan data sosial masyarakat dilaksanakan di Kasepuhan Citorek Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Sedangkan data mengenai pengelolaan TNGHS dikumpulkan di Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), kantor seksi, atau di kantor resort. Lokasi penelitian ditunjukkan pada Gambar 2.

Sumber: Khalil (2009)

Gambar 2 Peta kawasan Kasepuhan Citorek di kawasan TNGHS. 2.2 Alat dan Obyek Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain perekam suara, kamera, panduan wawancara, serta alat tulis. Sedangkan obyek penelitian yang dikaji antara lain masyarakat Kasepuhan Citorek serta pengelola kawasan taman nasional itu sendiri.

2.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur, pengamatan berperanserta dan wawancara. Metode tersebut digunakan secara kombinasi untuk mendapatkan data di lokasi penelitian.

2.3.1 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan melalui penulusuran dokumen dan pustaka. Penulusuran dokumen dalam hal ini seperti sistem zonasi TNGHS, rencana pengelolaan TNGHS 5-25 tahun kedepan, dan rencana BTNGHS dalam pemberdayaan masyarakat khusunya Kasepuhan Citorek. Pustaka dalam hal ini berkaitan dengan data-data dasar yang mendukung konsep social capital serta data-data pendukung lainnya yang berkaitan dengan sistem pengelolaan taman nasional.

2.3.2 Pengamatan Berperanserta

Pengamatan berperanserta merujuk pada proses studi yang mengkaji interaksi sosial antara peneliti dan subyek penelitiannya dalam lingkungan subyek penelitian itu sendiri (Agusta 2003). Pengamatan berperanserta akan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai kondisi terkini Kasepuhan Citorek berupa konsep adat yang masih dilaksanakan, interaksi masyarakat dengan sumberdaya alam di kawasan taman nasional, elemen-elemen yang terdapat di Kasepuhan Citorek dan pengaruhnya, serta potensi sumberdaya sosial dalam hal peran sertanya dalam pengelolaan kawasan. Pengamatan ini pun dapat digunakan untuk melihat kondisi wilayah kerja BTNGHS dalam mengelola kawasan khususnya di Kasepuhan Citorek.

2.3.3 Wawancara

Wawancara dilakukan melalui wawancara semi terstruktur, terstruktur dan mendalam. Wawancara mendalam dilakukan kepada narasumber kunci untuk mendapatkan acuan wawancara, baik untuk penentuan narasumber selanjutnya maupun untuk acuan pemahaman masyarakat. Penentuan ukuran sampel menggunakan teknik penentuan ukuran contoh memakai rumus Slovin. Sampel yang diambil meliputi masyarakat Kasepuhan Citorek yang berada di lima desa, yaitu Citorek Tengah, Citorek Timur, Citorek Barat, Citorek Kidul dan Citorek Sabrang.

Penggunaan teknik penentuan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin ialah mendapatkan nilai pendugaan proporsi populasi untuk mendapatkan asumsi persentase ketepatan data 95%. Selain itu nilai galat yang digunakan dalam rumus slovin diberi kebebasan bagi peneliti:

Rumus Slovin :

=

( ) dimana

:

n : Ukuran Sampel N: Jumlah total populasi

e : Persentase toleransi nilai pendugaan galat

Teknik penentuan responden dilakukan menggunakan teknik purposive random sampling. Penentuan responden pertama dengan menggunakan teknik tersebut dilakukan secara purposif sedangkan penentuan responden selanjutnya dilakukan secara random.

2.4 Parameter, Variabel, dan Metode Pengumpulan Data

Parameter, variabel, dan metode pengumpulan data yang dilakukan dan dikaji adalah sebagai berikut:

a. Sosial ekonomi masyarakat Kasepuhan Citorek dalam hubungannya dengan

Dokumen terkait