• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

B. SARAN

1. Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pihak Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito untuk meningkatkan pemberian informasi penggunaan obat khususnya penggunaan tetes telinga pada pasien.

2. Penyerahan obat di setiap loket Apotek Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito sebaiknya selalu dilakukan oleh seorang apoteker.

62

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004, Handbook of Nonprescription Drugs, fourthteen edition, ApHA, USA.

Anonim, 2006, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelaksanaan Kefarmasian Di Apotek, 6,7,16, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2007a, Evaluasi Khasiat dan Keamanan Obat,

http://farklin.com/images/multirow3f1e1930753a3.pdf, diakses tanggal 1 April 2010.

Anonim, 2007b, Ear Drops in Eyes: A Painful Mistake, http://www.med.navy.mil/sites/nhbeaufort/Patients/Documents/Safe%20Me dicine.pdf, diakses tanggal 23 Juli 2010.

Anonim, 2007c, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, edisi 7, 333-334, PT InfoMaster lisensi CMPMedica, Jakarta.

Anonim, 2008 a, Obat Bebas dan Bebas Terbatas,

www.isfinational.or.id/info/22/741-obat-bebas-dan-bebas-terbatas.html,diakses tanggal 1 April 2010.

Anonim, 2008b, Informasi Spesialite Obat, Volume 43, Penerbit Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2009, Ear Drops, http://medicaltermsdictionary.net/articles/ear-drops.html, dikases tanggal 11 Agustus 2010.

Anonim, 2010 a, Antipyrine and Benzocaine (Otic), http://www.drugs.com/cons/ear-drops-otic.html, diakses tanggal 11 Agustus 2010.

Anonim, 2010 b, How To Instill Ear Drops, http://www.drugs.com/cg/how-to-instill-ear-drops.html, diakses tanggal 11 Agustus 2010.

Azwar.,S.,1999, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar,Yogyakarta.

Basuki, 2006, Metode Penelitian, Wedatama Widya Sastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Jakarta.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1983, Surat Edaran dari Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Dep.Kes.RI. No. 02469/A/VI/1983, Obat yang Boleh Dijual di Toko Obat Berijin, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, XXXIV, 10, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Ganie, M.W., 2009, Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tentang 3M (Mengubur Barang Bekas, Menutup dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 34-35, http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/123456789/14262/1/09E02923.pdf , diakses tanggal 7 September 2010.

Handayani, D.R., Satibi, Andayani, M.T., 2004, Evaluasi Pelayanan Informasi Obat di Apotek-Apotek Besar di Kota Yogyakarta, Seminar Ilmiah Nasional Hasil Penelitian Farmasi, 54-63, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Hartini, Y.S., Sulasmono, 2007, Apotek, Edisi Revisi, Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Ikasari, N.H., 2008, Perbedaan Tingkat Kepuasan Pemberian Informasi Obat Antara Apotek Di Kecamatan Kartasura Sukoharjo Dengan Apotek Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ortopedi. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, http://etd.eprints.ums.ac.id/1521/1/K100040131.pdf, dikases tanggal 6 Oktober 2010.

Kartono,K.,1990, Pengantar Metodologi Riset Sosial, edisi ke-2, Mandar Maju, Bandung.

Kulkarni, A., 2010, Instilling Ear Drops, http://www.buzzle.com/articles/instilling-ear-drops.html, diakses tanggal 1 April 2010.

Menteri Kesehatan RI, 1949, ST. No. 419 Tanggal 22 Desember 1949, Undang-Undang Obat Keras, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Menteri Kesehatan RI, 1990, KepMenKes Nomor: 347/Menkes/SK/VII/1990,

Obat Wajib Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Menteri Kesehatan RI, 2004, KepMenKes Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004,

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, 89, 92, Rineka Cipta, Jakarta

Notoamodjo,S.,2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, 133,136,139-145, PT Rineka Cipta, Jakarta.

64

Pratiknya, A.W., 1993, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, CV Rajawali, Jakarta.

Riduwan, 2008, Dasar-Dasar Statistika, 20-21, Penerbit Alfa Beta, Bandung. Sanjoyo, R., 2010, Obat (Biomedik Farmakologi),

http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/obat.pdf, diakses tanggal 6 Maret 2010.

Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta Aplikasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sevilla, C. G, Ochave, J. A, Punsalon, T. G, Regala, B. P, dan Uriarte, G. G., 1993, Pengantar Metode Penelitian, 76,160, Diterjemahkan oleh Tuwu, A, edisi pertama, UI Press, Jakarta.

Sugiyono, 2006, Statistika untuk Penelitian, 27, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Syamsuni, H., 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi,47,49, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Widayanti, A.W., 2007, Kapita Selekta Dispensing I, Edisi Revisi, 186-187, Laboratorium Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat (MFFM) Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.

Lampiran 2. Gambaran Karakteristik Responden A. Kajian umur (Jumlah Responden = 50 orang)

Kelompok Umur Jumlah Responden % Responden 18-25 tahun 9 18 26-33 tahun 10 20 34-41 tahun 13 26 42-49tahun 12 24 50-57 tahun 4 8 58-65 tahun 1 2 66-73 tahun 1 2

B. Kajian Jenis kelamin (Jumlah Responden = 50 orang)

Jenis Kelamin Jumlah Responden % Responden

Pria 24 48

Wanita 26 52

C. Kajian Tingkat Pendidikan (Jumlah Responden = 50 orang)

D. Kajian Pekerjaan (Jumlah Responden = 50 orang) Jenis Pekerjaan Tidak bekerja/ pensiunan Ibu Rumah Tangga

PNS Wiraswasta swasta Pelajar/ mahasiswa Jumlah Responden 3 7 3 4 27 6 % Responden 6 14 6 8 54 12

E. Data Responden Terhadap Penggunaan Tetes Telinga (Jumlah Responden = 50 orang)

Frekuensi penggunaan Jumlah Responden % Responden

Baru pertama kali 20 40

Sudah berulang kali 30 60

Tingkat Pendidikan Tidak

Sekolah

SD SLTP SLTA Diploma Sarjana Jumlah Responden 3 1 3 20 8 15 % Responden 6 2 6 40 16 30

68

F. Data Responden yang membeli obat di Loket Apotek Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito

(Jumlah Responden = 50 orang)

Jumlah Responden

% Responden Pertama kali membeli obat di Loket

Apotek Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito

22 44

Sering membeli obat di loket Apotek Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito

28 56

G. Data Responden yang pernah berkonsultasi obat di Loket Apotek Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito

(Jumlah Responden = 50 orang)

Konsultasi Obat Jumlah Responden % Responden

Pernah 8 16

Tidak Pernah 42 84

Lampiran 3. Gambaran Karakteristik Tetes Telinga

Jenis Tetes Telinga Yang Tersedia Di Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Berdasarkan Kelas Terapi menurut MIMS/ISO

No. Klasifikasi menurut MIMS/ ISO

Nama Obat Golongan

1. Antiinfeksi & Antiseptik Telinga

Kloramfenikol, polymyxin B sulfat (Otolin®)

OWA Ofloxacin (Taravid Otic®) Keras 2. Antiseptik telinga dengan

kortikosteroid

Polymyxin B sulfate, neomycin sulfat, lidocaine HCl (Otopain®)

OWA Fludrokortison acetate, polymyxin B

sulfate, neomycin sulfate, lidocaine HCl (Otopraf®)

Keras

Fludrocortisone acetate, polymyxin B sulfate,furaltadone HCl, neomycin sulfate, lidocaine HCl (Otozambon®)

Keras

3. Antibiotikum Framisetin sulfat, gramisidin, deksametason (Blecidex®)

Keras Kloramfenikol (Erlamycetin®) OWA 4. Preparat telinga lain Natrium dokusat (Forumen®) Bebas

Lampiran 4. Contoh Kuisioner

KERJASAMA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA DENGAN APOTEK KIMIA FARMA RSUP Dr. Sardjito

YOGYAKARTA

Judul Penelitian : Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Tetes Telinga Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito

Responden yang terhormat, kami Tim peneliti dari Fakultas Farmasi Sanata Dharma bekerja sama dengan Apotek Pelengkap Kimia Farma Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana respon pasien rawat jalan terhadap penggunaan tetes hidung dan tetes telinga , ingin meminta kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Responden dalam penelitian ini adalah orang yang terlibat atau termasuk sebagai pasien rawat jalan RSUP Dr. Sardjito periode Juni-Juli 2010. Usia responden adalah minimal 17 tahun.

Dalam partisipasi Anda selama penelitian ini, kami membutuhkan kesediaan Anda untuk meluangkan waktu. Peneliti akan menemui anda dengan maksud:

1) meminta anda membaca dan menandatangani surat pernyataan kesediaan sebagai responden penelitian;

2) meminta anda untuk mengisi kuisioner yang telah disediakan; 3) melakukan wawancara lanjutan untuk melengkapi informasi.

Penelitian ini mengharapkan ketulusan anda untuk berpartisipasi. Penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat untuk dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan dan sebagai sumber referensi di bidang kesehatan, klinik dan komunitas sebagai sumber kajian mengenai tetes hidung dan tetes telinga dan informasi penggunaan tetes hidung dan tetes telinga yang tepat di masyarakat.

Penelitian ini tidak memiliki risiko yang akan membahayakan Anda secara fisik. Kerahasiaan anda akan kami jaga. Kami tidak akan menyebutkan nama anda. Kami hanya akan memberikan nama samaran. Semua informasi yang anda berikan akan kami jaga kerahasiaannya sehingga identitas anda tetap kami lindungi. Wawancara akan direkam dan kemudian diketik. Semua informasi menjadi rahasia peneliti. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan sebagai skripsi.

Anda dengan sepenuh hati berpartisipasi dalam penelitian ini. Sewaktu-waktu, anda bisa menarik diri untuk terlibat dalam penelitian ini. Jika ada pertanyaan, anda tidak perlu sungkan atau ragu untuk bertanya. Jika anda menyetujui kerjasama ini, dimohon kesediaannya untuk melengkapi surat pernyataan kesediaan sebagai bukti kesediaan responden.

Atas kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.

70

Surat Pernyataan Kesediaan Sebagai Responden Penelitian

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Pekerjaan : Pendidikan terakhir :

Saya (baru pertama kali/sudah berulang kali)* menggunakan obat tetes telinga

Saya (pertama kali/sering membeli obat)* di Apotek Kimia Farma Sardjito Saya (pernah/tidak pernah)* berkonsultasi obat di Apotek Kimia Farma Sardjito

*(coret yang tidak perlu)

Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang berjudul "EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PENGGUNAAN TETES TELINGA PADA PENGUNJUNG APOTEK PELENGKAP KIMIA FARMA RSUP Dr SARDJITO". Semua penjelasan diatas telah disampaikan kepada saya. Saya mengerti bahwa bila masih memerlukan penjelasan, saya akan mendapat jawaban dari tim peneliti.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam penelitian ini.

Yogyakarta, Responden

Kuesioner yang digunakan untuk penelitian Tetes Telinga Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini di tempat yang telah disediakan dengan memberi tanda silang ( X ).

Keterangan :

Benar : Bila saya cederung menganggap penyataan yang diajukan adalah benar Salah : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah salah

Aspek Pengetahuan

No Pernyataan Jawaban

1 Semua jenis obat harus digunakan sampai habis. Benar Salah 2 Cara penggunaan obat yang benar akan

mempengaruhi kesembuhan penyakit.

Benar Salah 3 Penyimpanan obat tetes telinga harus di suhu

kamar tempat yang kering, dan terlindung cahaya.

Benar Salah 4 Setelah meneteskan tetes telinga harus didiamkan

beberapa menit

Benar Salah 5 Penggunaan tetes telinga tidak harus secara tegak

lurus.

Benar Salah 6 Jika warna, bau dan kejernihan dari larutan obat

sudah berubah, obat tetes masih dapat digunakan kembali.

Benar Salah

7 Penggunaan tetes mata boleh digunakan untuk tetes telinga jika punya kegunaan yang sama.

Benar Salah 8 Pembacaan brosur pada kemasan obat akan

mengurangi resiko yang tidak dikehendaki

Benar Salah 9 Cara meneteskan tetes telinga untuk dewasa

dengan menarik daun telinga ke atas lalu ke arah belakang

Benar Salah

10 Kebersihan adalah hal yang penting dalam penggunaan obat tetes.

Benar Salah

Aspek Sikap

No Pernyataan Jawaban

11 Saya merasa perlu menggunakan tetes telinga sesuai petunjuk penggunaan

Benar Salah 12 Saya merasa perlu bertanya pada petugas apotek

tentang informasi obat yang kurang jelas mengenai cara penggunaan obat tetes.

Benar Salah

13 Saya memilih petugas apotek sebagai sumber informasi cara penggunaan obat tetes.

Benar Salah 14 Saya yakin penggunaan tetes telinga bisa

digunakan untuk tetes mata jika mempunyai kegunaan yang sama.

72

15 Saya yakin setelah segel obat dibuka maka pemakaian obat tetes harus memperhatikan warna, bau, kejernihan dari obat tetes meskipun belum kadaluwarsa.

Benar Salah

16 Saya merasa dalam penggunaan obat tetes, bagian ujungnya boleh mengenai bagian tubuh yang akan diobati.

Benar Salah

17 Saya merasa perlu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan obat tetes.

Benar Salah 18 Saya merasa penggunaan obat tetes dengan benar

akan mengurangi resiko yang tidak dikehendaki.

Benar Salah 19 Saya merasa informasi penggunaan obat tetes yang

benar akan mempengaruhi kesembuhan saya.

Benar Salah 20 Saya merasa semakin banyak meneteskan obat

tetes, maka akan semakin cepat sembuh

Benar Salah

Aspek Perilaku

No Pernyataan Jawaban

21 Saya selalu mencuci tangan sebelum menggunakan obat tetes.

Benar Salah 22 Saya akan bertanya pada petugas apotek bila tidak

jelas cara penggunaan obat tetes.

Benar Salah 23 Saya akan langsung menutup rapat tutup obat

setelah menggunakan obat tetes.

Benar Salah 24 Dalam menggunakan obat tetes saya tidak

memperhatikan aturan penggunaanya.

Benar Salah 25 Saya akan memiringkan kepala sehingga telinga

yang diobati menghadap ke atas.

Benar Salah 26 Saya tidak memperhatikan tanggal kadaluarsa

yang tercantum pada obat tetes.

Benar Salah 27 Saya tetap memperhatikan label/etiket penggunaan

yang tercantum pada kemasan obat tetes meskipun sudah diberi informasi obat.

Benar Salah

28 Saya selalu menyimpan obat tetes pada suhu kamar, tempat yang kering dan terlindung cahaya.

Benar Salah 29 Saya tidak akan melihat warna, bau dan kejernihan

obat tetes sebelum menggunakannya kembali.

Benar Salah 30 Saya selalu meneteskan obat tetes hidung/ telinga

tidak tepat di lubang hidung/ telinga

Benar Salah

Pengukuran pengetahuan ( 1-10), sikap (11-20), perilaku (21-30)

Pertanyaan favorable : 2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,15,17,18,19,21,22,23,25,27,28. Pertanyaan unfavorable : 1,6,14,16,20,24,26,29,30

Lampiran 5. Kunci Jawaban Kuisioner A. Kunci Jawaban Kuisioner Aspek Pengetahuan

No Pernyataan Jawaban

1 Semua jenis obat harus digunakan sampai habis.

Benar Salah 2 Cara penggunaan obat yang benar akan

mempengaruhi kesembuhan penyakit.

Benar Salah 3 Penyimpanan obat tetes telinga harus di

suhu kamar tempat yang kering, dan terlindung cahaya.

Benar Salah

4 Setelah meneteskan tetes telinga harus didiamkan beberapa menit

Benar Salah 5 Penggunaan tetes telinga tidak harus secara

tegak lurus.

Benar Salah 6 Jika warna, bau dan kejernihan dari larutan

obat sudah berubah, obat tetes masih dapat digunakan kembali.

Benar Salah

7 Penggunaan tetes mata boleh digunakan untuk tetes telinga jika punya kegunaan yang sama.

Benar Salah

8 Pembacaan brosur pada kemasan obat akan mengurangi resiko yang tidak dikehendaki

Benar Salah 9 Cara meneteskan tetes telinga untuk dewasa

dengan menarik daun telinga ke atas lalu ke arah belakang

Benar Salah

10 Kebersihan adalah hal yang penting dalam penggunaan obat tetes.

Benar Salah

B. Kunci Jawaban Kuisioner Aspek Sikap

No Pernyataan Jawaban

11 Saya merasa perlu menggunakan tetes telinga sesuai petunjuk penggunaan

Benar Salah 12 Saya merasa perlu bertanya pada petugas

apotek tentang informasi obat yang kurang jelas mengenai cara penggunaan obat tetes.

Benar Salah

13 Saya memilih petugas apotek sebagai sumber informasi cara penggunaan obat tetes.

Benar Salah

14 Saya yakin penggunaan tetes telinga bisa digunakan untuk tetes mata jika mempunyai kegunaan yang sama.

74

15 Saya yakin setelah segel obat dibuka maka pemakaian obat tetes harus memperhatikan warna, bau, kejernihan dari obat tetes meskipun belum kadaluwarsa.

Benar Salah

16 Saya merasa dalam penggunaan obat tetes, bagian ujungnya boleh mengenai bagian tubuh yang akan diobati.

Benar Salah

17 Saya merasa perlu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan obat tetes.

Benar Salah 18 Saya merasa penggunaan obat tetes dengan

benar akan mengurangi resiko yang tidak dikehendaki.

Benar Salah

19 Saya merasa informasi penggunaan obat tetes yang benar akan mempengaruhi kesembuhan saya.

Benar Salah

20 Saya merasa semakin banyak meneteskan obat tetes, maka akan semakin cepat sembuh

Benar Salah

C. Kunci Jawaban Kuisioner Aspek Tindakan

No Pernyataan Jawaban

21 Saya selalu mencuci tangan sebelum menggunakan obat tetes.

Benar Salah 22 Saya akan bertanya pada petugas apotek

bila tidak jelas cara penggunaan obat tetes.

Benar Salah 23 Saya akan langsung menutup rapat tutup

obat setelah menggunakan obat tetes.

Benar Salah 24 Dalam menggunakan obat tetes saya tidak

memperhatikan aturan penggunaanya.

Benar Salah 25 Saya akan memiringkan kepala sehingga

telinga yang diobati menghadap ke atas.

Benar Salah 26 Saya tidak memperhatikan tanggal

kadaluarsa yang tercantum pada tetes telinga.

Benar Salah

27 Saya tetap memperhatikan label/etiket penggunaan yang tercantum pada kemasan obat tetes meskipun sudah diberi informasi obat.

Benar Salah

28 Saya tidak selalu menyimpan obat tetes pada suhu kamar, tempat yang kering dan terlindung cahaya.

Benar Salah

29 Saya tidak akan melihat warna, bau dan kejernihan obat tetes sebelum menggunakannya kembali.

30 Saya selalu meneteskan tetes telinga tepat di lubang telinga

Benar Salah

Lampiran 6. Wawancara Terstruktur untuk Responden dan Apoteker Evaluasi tentang penggunaan tetes telinga :

1. Bagaimana cara anda meneteskan tetes telinga?

2. Bagaimana cara anda menyimpan obat tetes telinga setelah dibuka (di lemari es/lemariobat/tempat terlindung cahaya)?

3. Apakah anda menggunakan tetes telinga milik orang lain?Mengapa? 4. Apa yang menjadi kesulitan dalam menggunakan tetes telinga?

5. Manfaat dan informasi apa saja yang bisa anda dapat dari pemberian informasi yang dilakukan oleh Apoteker pada saat menyerahkan obat tetes telinga?

Wawancara terstruktur untuk apoteker

1. Berapa lama durasi pemberian informasi obat kepada pasien ?

2. Sumber informasi apa yang sering digunakan dalam pemberian informasi kepada pasien?

3. Apakah disediakan ruang khusus/tempat khusus untuk melakukan pemberian informasi?

4. Bagaimana teknik konseling/pemberian informasi yang dilakukan oleh apoteker pada pasien?

5. Kendala apakah yang sering terjadi dalam memberikan informasi kepada pasien?

76

Lampiran 7. Jawaban Kuisioner Reponden A. Jawaban Responden Pada Aspek Pengetahuan

Responden Ke-

Aspek Pengetahuan (pertanyaan ke 1-10)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 B B B B S S S B B B 2 B B S B S B S B B B 3 S B S B B S S B S B 4 S B B B B B S B S B 5 B B B B B S S B S B 6 B B S B B S S S S B 7 B B B S B S S B S B 8 B B B B B S S B B B 9 S B B B S S S B S B 10 S B B B B B S B B B 11 B B S S B S S B S B 12 S B B B B S S B S B 13 B B B B S S S B B B 14 S B B B B S S S S B 15 S B B S B S S S B B 16 S B B B B S S S S B 17 B B B B B S B B S B 18 S B B B S S S B B B 19 S B B B B S S B S B 20 B B S B B B S S S B 21 S B B B B S B B S B 22 B B S B B B S S S B 23 S B B B B S S B B B 24 S B B B S B S B S B 25 S B S B B B S B S B 26 S B B S S S S B B B 27 B B B B B B S B S B 28 S B B B B S B B B B 29 B B S B S S B B S B 30 S B S B B S S B B B 31 S B B S S S S B S B 32 S B B B B B S B S B 33 S B S B B S S B S B 34 B B S B B S S S S B 35 S B B B B B B B B B 36 S B S B B S B B B B 37 B B B B S B S B B B 38 S B B S B B S B S B 39 S B B B S B S B B B 40 B B B B B S S S B B

Responden Ke-

Aspek Pengetahuan (pertanyaan ke 1-10)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 41 B B S B B S S B B B 42 S B B B B S S B S B 43 B B S S B S S B B B 44 B B S B B B S B S B 45 S B B B B S S B B B 46 B S B B B S S B B B 47 S B B B B S S B S B 48 B B B B B S S B B B 49 B B B B B S S B B B 50 S B B B B S S B B B Jumlah 29 49 35 43 39 36 6 42 23 50 21 1 15 7 11 14 44 8 27 0 B. Jawaban Responden Pada Aspek Sikap

Responden Ke-

Aspek Sikap (pertanyaan ke 11-20)

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 B B B S B S B B B S 2 B B B S B B B B B B 3 B B S S S S S B B S 4 B B B S B S B B B S 5 B B B S B S B B B S 6 B B B S B B B B B S 7 B B B S B B S B B S 8 B B B B S S B B B S 9 B B B S B B S B S B 10 B B B S B S B B B S 11 B S S S B S B B B S 12 B S S S B B B B B B 13 B B B S B S S B S S 14 B B B S S B B B B S 15 B B S S B S B B S S 16 B B B S B S S B B S 17 B B B B B S B B S S 18 B B B S B B S B S S 19 B B S S B S B S B S 20 B S S B B S S B B B 21 B B B B B B S S B S 22 B B B S B S B B B S 23 B B B S B B B B B S 24 B S S S B S B B B S 25 B B B S S S S B B S 26 B S S S B B B B B S 27 B S S S B S B B S B

78

Responden Ke-

Aspek Sikap (pertanyaan ke 11-20)

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 28 B S S B B S B B B S 29 B B S S B S B B B S 30 B B B S B B B B B B 31 B B S S B B B B B B 32 B S S S B B B B B S 33 B B B S B B B B B S 34 B B S B B S S S S B 35 B B B B B B B B B S 36 B B B S B B B B B B 37 B B S S B S S B B B 38 B S S B B B S B B S 39 B B B S B B B B B B 40 B B B S B S B B B B 41 B B B S B S B B B S 42 B S S S B S B B B S 43 B S S S B S B B B S 44 B B B B S B B B B B 45 B B B S B S B B B S 46 B B B B B S S B B S 47 B S S S S B S B B S 48 B B B S B B B B B B 49 B B B S B B B B B B 50 B B B B B B S B B S Jumlah 50 38 31 39 45 27 35 47 43 35 0 12 19 11 5 23 15 3 7 15

C. Jawaban Responden Pada Aspek Tindakan Responden

Ke-

Aspek Tindakan (pertanyaan ke 21-30)

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 B B B S B S B B S B 2 B B B S B S B S S S 3 S B B S B S B B S S 4 B B B S B B B B S S 5 B B B S B S B S B S 6 B B B S B B S B S B 7 S B B S B S B B S S 8 B B S B B S B B B S 9 S B B S B B S B S S 10 B B B S B S B B S S 11 B B B S B S S S B S 12 B B B S B S B B S S

Responden Ke-

Aspek Tindakan (pertanyaan ke 21-30)

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 13 S B B B B B B B B B 14 S S B S B B B B S S 15 S S B S B B B S S S 16 S B B S B S S S B B 17 B B B S B B B B B S 18 S B B S B S S S S S 19 B B B S B B B B B B 20 S S B B B B B S S S 21 S B B S B S B B S S 22 B B B S B S S S B S 23 S B B B B B S S B S 24 B B B S B S B B S S 25 S B B S B B B S S S 26 S B B B B S B B S S 27 B B B S B B B S S S 28 S S B S B S B B S S 29 B B B S B S B B S S 30 B B B S B S B S S S 31 S S B B B S B B B S 32 B S B B B S S S S S 33 B B B B B B B B B S 34 S B B B B B B B B B 35 B B B S B S B B B S 36 S B B B B B S B S S 37 S B B B B B B S S S 38 B S B B B B S B B S 39 B B B B B B B B S S 40 B B B S B S B B B B 41 B B B S B B B S S S 42 B B B S B S B B B S 43 B B B S B S B B S S 44 S B S S B S B B S S 45 B B B S B S B B S S 46 S S B S B S B B S S 47 S B B S B B S B B S 48 B B B B B S S B B B 49 B B S B B S B B S S 50 B B B S B S B B B S Jumlah 29 43 47 35 50 30 38 35 30 42 21 7 3 15 0 20 12 15 20 8

80

Lampiran 8. Hasil Wawancara Dengan Apoteker

Lama durasi pemberian informasi obat kepada pasien adalah 1-3 menit, tapi tergantung jenis obatnya kalau jenisnya banyak bisa lebih lama. Bila pharmaceutical care (konseling) biasanya 3 menit.

Sumber informasi yang biasa digunakan adalah brosur dari obat, MIMS, panduan kefarmasian dari Depkes,dan pengalaman.

Tempat pemberian informasi adalah loket, tidak ada ruang khusus untuk berkonsultasi.

• Informasi yang biasanya diberikan tidak detail, yaitu aturan pakai (berapa kali sehari, berapa tetes, telinga sebelah mana yang perlu diteteskan). Apoteker tidak menjelaskan cara penggunaan tetes telinga secara detail seperti telinga harus ditarik terlebih dahulu dan pemberian leaflet dirasa sudah cukup menjelaskan cara penggunaan.

Urutan teknik konseling/ pemberian informasi kepada pasien : pasien ditanya sakitnya apa, pasien diberi tahu ada berapa macam obat yang diberikan oleh dokter, pasien diberi tahu aturan pakai, peringatan,dan yang terakhir diberi tahu indikasi obat (jarang dilakukan). Terkadang pasien disuruh mengulangi kembali informasi yang telah diberikan oleh apoteker. • Bila pasien masih merasa bingung setelah diberi informasi obat, biasanya

apoteker menyuruh pasien membaca brosur dalam kemasan obat, atau apoteker menuliskan cara pakai di kertas.

Kendala yang sering terjadi dalam memberikan informasi kepada pasien adalah waktu dan tempat (pasien biasanya mau cepat mendapat obat),

bahasa (terutama orang tua, harus menggunakan bahasa jawa yang halus), kebersediaan pasien untuk mendengarkan informasi.

Informasi yang diberikan untuk pasien untuk mengingatkan pasien agar menggunakan obat secara tepat.

82

BIOGRAFI PENULIS

Linda Kurniasari, penulis skripsi berjudul Evaluasi Ketersediaan dan Perilaku Penggunaan Tetes Telinga Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Juni-Juli 2010, lahir di kota Samarinda, Kalimantan Timur pada tanggal 16 Februari 1990, merupakan anak kedua dari pasangan Handojo Poerwanto dan Khong Phei Tjin.

Awal pendidikannya ditempuh di TK Kristen Kalam Kudus Pekanbaru (1993-1995). Selanjutnya penulis menempuh pendidikannya di SD Kristen Kalam Kudus Pekanbaru (1995-2001), SMP Kristen Kalam Kudus Pekanbaru (2001-2002), SMP Stella Duce 2 Yogyakarta (2002-2004). Masa SMA ditempuhnya di SMA Stella Duce I Yogyakarta (2004-2007). Setelah lulus dari pendidikan di tingkat SMA, penulis melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2007-2011).

Selama menjalani pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis pernah mengikuti kegiatan kepanitiaan, yaitu sebagai panitia pelaksana sumpah apoteker angkatan XVII dan sebagai seksi konsumsi dalam panitia penyambutan studi banding dari himpunan mahasiswa fakultas “ARS PAEPARANDI” Institut Teknologi Bandung. Penulis pernah tiga kali menjadi Asisten Praktikum yaitu Spektroskopi (2009), FTS Solid-B (2010), dan Bioanalisis (2010) serta berbagai kegiatan lainnya yang masih dalam lingkup Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dokumen terkait