• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Metode Gyssens lebih disarankan dilakukan dengan pendekatan prospektif sehingga dapat melihat dan mencatat perkembangan pasien dari hari ke hari. 2. Perlunya penulisan rekam medis yang lengkap, sistematis dan jelas terbaca

guna mempermudah pembacaan jika akan dilakukan evaluasi pengobatan atau untuk kepentingan penelitian.

3. Perlu dilakukan revisi Standar Prosedur Operasional Perinatal Risiko Tinggi RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2014 yang berjudul

“Penatalaksanaan Sepsis Neonatorium” mengenai dosis antibiotika yang disarankan dan perlu dijelaskan lebih rinci mengenai kriteria pasien yang harus melakukan kultur darah.

4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan pendekatan yang berbeda dan dalam waktu yang lebih lama serta subyek penelitian yang lebih banyak agar didapatkan data yang lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan ketepatan peresepan antibiotika secara keseluruhan.

5. Perlunya pengawasan penggunaan antibiotika oleh tenaga kesehatan di rumah sakit yang bersangkutan untuk menjaga dan meningkatkan ketepatan peresepan antibiotika sehingga resistensi dapat dikendalikan.

DAFTAR PUSTAKA

Aminullah, A., 2008, Sepsis Pada Bayi Baru Lahir, dalam Kosim, M.S., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G.I., Usman, A., Edisi I, Buku Ajar Neonatologi, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal. 170-187.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2007, Riset Kesehatan Dasar 2007, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

BMJ Group, 2012, BNF for Children, Pharmaceutical Press, London, pp. 262-278.

Darmawanti, T., Surjono, A., Wandita, S., 2001, Evaluasi pemberian antibiotik untuk mencegah kejadian sepsis neonatorum klinis dini pada neonatus dengan potensi terinfeksi di RS. Dr. Sardjito Yogyakarta, Berkala Ilmu Kedokteran, 33 (3), 1-7.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013, Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, hal. 57-59.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014, Profil Kesehatan Kabupaten Bantul, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Bantul, hal. 15.

Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., and Posey, L. M., 2008, Pharmacotherapy A Phathophysiologic Approach, Seven Edition, USA, The McGraw-Hill Companies, Inc., pp. 1943-1953.

El-Din, E.M.R.S., El-Sokkary, M.M.A., Bassiouny, M.R., Hassan, R., 2015, Epidemiology of Neonatal Sepsis and Implicated Pathogens: A Study from Egypt, BioMed Research International.

Goodman & Gilman, 2001, Edisi 10, volume 2, The Pharmacological Basis of Therapeutics, diterjemahkan oleh Hardman, J. G., Limbird, L. E., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 1117-1119.

Gyssens I.C., Van der Meers, J.W.M., 2001, Quality of Antimicrobial Drug Prescription in Hospital, CMI, Volume 7, Supplement 6, 12-15.

Hadi, U., Deurink, D.O., Lestari, E.N., Nagelkerke, N.J., Keuter, M., Huis in’t

Veld, D., et al., 2008, Audit of antibiotic prescribing in two governmental teaching hospitals in Indonesia, CMI., 14, 698–707.

Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009, Pedoman Pelayanan Medis, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta, hal., 263-268.

Imron dan Munif, 2010, Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan: Bahan ajar untuk Mahasiswa, Sagung Seto, Jakarta, hal. 97.

Juniatiningsih, A., Aminullah, A., Firmansyah, A., 2008, Profil Mikroorganisme Penyebab Sepsis Neonatorum di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Sari Pediatri, 10,1.

Komite Medik RS Dr. Sardjito, 2005, Standar Pelayanan Medis RS Dr. Sardjito, Edisi III, MEDIKA Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal. 10-61.

Lestari, D.A., Sarumpaet, S.M., Hiswani, 2011, Karakteristik Penderita Sepsis Neonatorum Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011, http://download.portalgaruda.org/article.php?article=51394&val=4108, diakses tanggal 17 Sepstember 2015.

Pamela, D.S., 2011, Evaluasi Kualitatif Penggunaan Antibiotika Dengan Metode Gyssens di Ruang Kelas 3 Infeksi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Secara Prospektif, Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia, 2008, Modul Penggunaan Obat Fasional, Menteri Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia, 2011, Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Terapi Antibiotik, Menteri Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia, 2011, Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Menteri Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Polin, R. A., 2012, Management of Neonates With Suspected or Proven Early-Onset Bacterial Sepsis, American Academy of Pediatrics, 1-12.

Prabawa, G. W. S., 2014, Kajian Literatur Rasionalitas Peresepan Antibiotika Berdasarkan Kriteria Gyssens Pada Pasien Pediatrik Rawat Inap Di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Juli 2013, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pusponegoro, T. S., 2000, Sepsis pada Neonatus (Sepsis Neonatal), Sari Pediatri, 2 (2), 96-102.

Putra, P.J., 2012, Insiden dan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sepsis Neonatus di RSUP Sanglah Denpasar, Sari Pediatri, 14, 205-210.

Rasyidah, 2014, Pola Kuman dan Uji Kepekaan Antibiotik pada Sepsis Neonatorum di Unit Perawatan Neonatus RSUD dr. Pirngadi Kota Medan, Sari Pediatri, 15, 5.

Setiabudy, R., 2007, Pengantar Antimikroba, Edisi kelima, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, hal. 585.

Sivanandan, S., Soraisham, A. S., and Swarnam, K., 2011, Choise and Duration of Antimicrobial Therapy for Neonatal Sepsis and Meningitis, International Journal of Pediatrics, 1-9.

Staf Medis Fungsional Kesehatan Anak, 2014, Standar Prosedur Operasional Perinatal Resiko Tinggi, Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta, hal. 26-28.

Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, hal. 51-57.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, Edisi VI, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, hal. 65-67.

Utomo, M.T., 2010, Risk Factors of Neonatal Sepsis: A Preliminary Study in Dr. Soetomo Hospital, Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease,1,1,23-26.

Waller, D. G., Renwick, A. G., Hiller, K., 2010, 3th edition, Medical Pharmacology and Therapeutics, Unders Elsevier, China, p. 587.

Wibowo, S., 2007, Perbandingan Kadar Bilirubin Neonatus dengan dan Tanpa Defisiensi Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase, Infeksi dan Tidak Infeksi, Tesis, 56-66, Universitas Diponegoro, Semarang.

World Health Organization, 2012, Guideline on Maternal, Newborn, Child and Adolescent Health, WHO, Geneva.

BB:

Pkl:

Anamnesa: Tgl keluar:

Pkl: Riwayat Ibu/Kelahiran/Kesehatan:

Pemeriksaan tanda vital:

T: RR: TD: N:

Diagnosis Utama : Diagnosa penyerta :

Status pulang: Pemeriksaan Laboratorium

Parameter Hasil pemeriksaan (/waktu) Rujukan Satuan

Hematokrit Platelet Eritrosit Hemoglobin Leukosit Trombosit Limfosit C-reactive protein (CRP)

Parameter Pemeriksaan Tanda Vital

Waktu T RR TD N

Nama dan Dosis pemberian obat

Dosis Pemberian

Tanggal & waktu Pemberian / /

P S M

No. RM : 5515xx

Jenis kelamin : P Umur: 0 hari Berat badan: 3600 gram Tanggal masuk : 3 Maret 2015 pukul: 12:10 WIB

Tanggal keluar : 6 Maret 2015 pukul: - Diagnosa utama : Infeksi neonatus/sepsis neonatal Diagnosa penyerta : Ikterik patologis

Status pulang : sembuh 2. Riwayat kesehatan:

Riwayat : BBLC, cukup bulan, bayi lahir spontan, air ketuban berwarna hijau Anamnesa : Bayi tampak kuning, umbilicus bau, keadaan umum lemah, suhu

tubuh 37,5 oC, respiration rate sebanyak 48 x/mnt, denyut nadi sebanyak 152 x/mnt, ikterik patologis

3. Pemeriksaan Laboratorium:

Pemeriksaan Laboratorium

Parameter Hasil pemeriksaan (/waktu) Rujukan Satuan 3/3/15 Hematokrit 40,2 42-52 Vol % Eritrosit 3,91 4,5-5,5 10 6 / uL Hemoglobin 12,6 14-24 g/dL Leukosit 9 10-26 103 /dL Trombosit 338 150-450 103 /dL Limfosit 28 45-65 % Segmen 50 40-60 % Eosinofil 7 2-4 % Basofil 0 0-1 % Batang 6 2-5 % Monosit 14 2-8 % C-reactive protein (CRP) 5 <6 mg/dL Biliribun Total 10,96 <1 mg/dL Bilirubin Direk (BC) 0,34 <0,25 mg/dL

Bilirubin Indirek (BU) 10,62 0-1,1 mg/dL

4. Pemeriksaan Tanda Vital

Parameter Pemeriksaan Tanda Vital Waktu 3/3/15 4/3/15 5/3/15 6/3/15 T (oC) 37,5 36,1 35,9 36,4

RR (x/mnt) 50 46 40 40

N (x/mnt) 128 132 138 138

5. Pengobatan

Nama Obat Dosis Pemberian

Tanggal & Waktu Pemberian 3/3/15 4/3/15 5/3/15 6/3/15 Inj. Ampisillin 2x180 mg 12:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 - Inj. Gentamisin 2x9 mg 12:00 09:00 09:00 -

6. Evaluasi Penggunaan Antibiotika Menurut Alur Gyssen a. Kombinasi ampisillin-gentamisin

Kategori Gyssens

Hasil Assessment (Lolos/Tidak Lolos Per Kategori) Kategori VI Lolos kategori VI (Data rekam medis pasien lengkap).

Assessment: data rekam medis pasien lengkap Kategori V Lolos kategori V (Ada indikasi infeksi bakteri).

Assessment: Terdapat indikasi penyakit akibat bakteri, terbukti dari kadar leukosit dibawah nilai rujukan (leukopenia) dan kadar batang yang melebihi normal. Pasien terdiagnosa menderita sepsis neonatal. Diagnosa sepsis neonatal ditegakkan dari beberapa anamnesa, seperti keadaan umum lemah, kulit menguning, umbilicus bau, terdapat riwayat air ketuban ibu berwarna hijau, ikterus patologis (IDAI, 2009).

Kategori IVa Lolos kategori IVa (Tidak ada antibiotika lain yang lebih efektif). Assessment: tidak ada antibiotika lain yang lebih efektif, karena antibiotika ini merupakan terapi lini pertama untuk terapi sepsis neonatal (WHO, 2012). Dilihat dari kondisi pasien, pasien menunjukkan perbaikan klinis yaitu keadaan umum membaik, suhu mulai stabil, tonus otot baik dan gerak aktif.

Kategori IVb Lolos kategori IVb (Tidak ada antibiotika lain yang lebih aman/kurang toksik).

Assessment: antibiotika ini cukup aman digunakan dan tidak ada interaksi merugikan dengan obat lain (Kemenkes, 2011).

Kategori IVc Lolos kategori IVc (Tidak ada antibiotika lain yang lebih murah). Assessment: antibiotika yang digunakan adalah antibiotika generik dan merupakan terapi lini pertama, sehingga tidak ada antibiotika lain yang lebih murah.

Kategori IVd Lolos kategori IVd (Tidak ada antibiotika lain dengan spektrum lebih sempit).

Assessment: tidak ada antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit dikarenakan dalam kasus ini belum diketahui jenis kuman penyebab penyakit/ terapi empiris, jadi digunakan antibiotik dengan spektrum luas. Pemilihan ampisillin-gentamisin sebagai terapi dikarenakan kombinasi tersebut merupakan terapi empiris lini pertama untuk sepsis neonatal (WHO, 2012).

Kategori IIIa Lolos kategori IIIa (Pemberian antibiotika tidak terlalu lama). Assessment: antibiotika diberikan selama 3 hari, pemberian tidak terlalu lama. Bila keadaan membaik sesudah pengobatan selama 3 hari, pemberian antibiotika dilanjutkan 5-7 hari (SPO, 2014).

Kategori IIIb Tidak lolos kategori IIIb (Pemberian antibiotika terlalu singkat). Assessment: antibiotika diberikan selama 3 hari, pemberian terlalu singkat. Bila keadaan bayi membaik sesudah pengobatan selama 3 hari, pemberian antibiotika dilanjutkan 5-7 hari (SPO, 2014).

No. RM : 5538xx

Jenis kelamin : L Umur: 0 hari Berat badan: 1600 gram Tanggal masuk : 2 April 2015 pukul: 07:15 WIB Tanggal keluar : 24 April 2015 pukul: -

Diagnosa utama : Sepsis neonatus Diagnosa penyerta : ikterik patologis Status pulang : Sembuh

2. Riwayat kesehatan:

Riwayat : BBLR, kurang bulan, lahir spontan, air ketuban jernih, SMK Anamnesa : Letargis, Keadaan umum lemah, kremer II, hipoglikemia, suhu

tubuh 37,2 o C, respiration rate sebanyak 60 x/mnt, denyut nadi sebanyak 125 x/mnt

3. Pemeriksaan Laboratorium:

Pemeriksaan Laboratorium

Parameter Hasil pemeriksaan (/waktu) Rujukan Satuan 4/4/15 10/4/15 15/4/15 Hematokrit 53,4 58 59 42-52 Vol % Eritrosit 4,48 - - 4,5-5,5 10 6 / uL Hemoglobin 16,9 - - 14-24 9/dL Leukosit 9,3 - - 10-26 103 /dL Trombosit 177 - - 150-450 103 /dL Limfosit 28 - - 45-65 % Segmen 54 - - 40-60 % Eosinofil 1 - - 2-4 % Basofil 1 - - 0-1 % Batang 7 - - 2-5 % Monosit 11 - - 2-8 % C-reactive protein (CRP) 4 - - <6 mg/dL Biliribun Total 10,57 13,75 9,54 <1 mg/dL Bilirubin Direk (BC) 0,37 0,83 1,01 <0,25 mg/dL Bilirubin Indirek (BU) 10,2 12,92 8,53 0-1,1 mg/dL 4. Pemeriksaan Tanda Vital

Parameter Pemeriksaan Tanda Vital

Waktu 2/4/15 3/4/15 4/4/15 5/4/15 6/4/15 7/4/15 8/4/15 9/4/15 10/4/15 T (oC) 36,2 36,9 36,2 36,4 36,2 36,1 36,1 36,9 37,3

RR (x/mnt) 58 59 56 50 56 48 44 50 44

N (x/mnt) 120 149 132 128 134 155 151 126 140

Parameter Pemeriksaan Tanda Vital

Waktu 11/4/15 12/4/15 13/4/15 14/4/15 15/4/15 16/4/15 17/4/15 18/4/15 19/4/15 T (oC) 36,5 36,5 37 36,8 36 36,7 37,3 36,9 36,5

Waktu 20/4/15 21/4/15 22/4/15 23/4/15 24/4/15 T (oC) 36,7 36,4 36,4 36,1 36 RR (x/mnt) 48 46 48 48 44 N (x/mnt) - - 138 140 139 5. Pengobatan

Nama Obat Dosis Pemberian

Tanggal & Waktu Pemberian

2/4/15 3/4/15 4/4/15 5/4/15 6/4/15 7/4/15 Inf. D10% √ √ √ √ √ √ Vit. K √ - - - - - Headbox √ - - - - √ Inj. Ampisillin 2x80 mg - 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 Inj. Gentamisin 2x4 mg - 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 Termoregulator - √ - - - -

Nama Obat Dosis

Pemberian

Tanggal & Waktu Pemberian

8/4/15 9/4/15 10/4/15 11/4/15 12/4/15 13/4/15 Inf. D10% √ √ √ √ √ √ Inj. Ampisillin 2x80 mg 09:00 21:00 - - - - - Inj. Gentamisin 2x4 mg 09:00 21:00 - - - - - FT 6x6 √ - - - - - Sanmol - √ - - - - Sefotaksim 2x80 mg - - 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 Amikasin 1x24 mg - 21:00 21:00 21:00 21:00 21:00

Nama Obat Dosis Pemberian

Tanggal & waktu Pemberian

14/4/15 15/4/15 16/4/15 17/4/15 18/4/15 19/4/15 Inf. D10% √ √ √ - - - Sefotaksim 2x80 mg 09:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 - - - Amikasin 1x24 mg 21:00 21:00 21:00 - - - LT/LS - - - √ √ √ KMC - - - √ √ √

Nama Obat Dosis Pemberian

Tanggal & Waktu Pemberian 20/4/15 21/4/15 22/4/15 23/4/15 24/4/15

LT/LS √ √ √ √ √

KMC √ √ √ √ √

6. Evaluasi Penggunaan Antibiotika Menurut Alur Gyssen a. Kombinasi ampisillin-gentamisin

Assessment: data rekam medis pasien lengkap Kategori V Lolos kategori V (Ada indikasi infeksi bakteri).

Assessment: Terdapat indikasi penyakit akibat bakteri, terbukti dari kadar leukosit yang lebih rendah dari nilai rujukan dan tingginya kadar neutrophil batang. Pasien terdiagnosa menderita sepsis neonatal. Diagnosa sepsis neonatal ditegakkan dari beberapa anamnesa, seperti riwayat BBLR, letargis, keadaan umum lemah, hipoglikemia, ikterik patologis (IDAI, 2009).

Kategori IVa Lolos kategori IVa (Tidak ada antibiotika lain yang lebih efektif). Assessment: tidak ada antibiotika lain yang lebih efektif. Antibiotika ini merupakan terapi lini pertama untuk sepsis neonatal (WHO, 2012). Walaupun kondisi klinis pasien tidak membaik setelah pengobatan selama 3-5 hari, namun pemilihan antibiotika pada pasien tersebut sudah tepat sehingga lolos kategori IVa.

Kategori IVb Lolos kategori IVb (Tidak ada antibiotika lain yang lebih aman/kurang toksik).

Assessment: antibiotika ini cukup aman digunakan dan tidak ada interaksi merugikan dengan obat lain (Kemenkes, 2011).

Kategori IVc Lolos kategori IVc (Tidak ada antibiotika lain yang lebih murah). Assessment: antibiotika yang digunakan adalah antibiotika generik dan merupakan terapi lini pertama, sehingga tidak ada antibiotika lain yang lebih murah.

Kategori IVd Lolos kategori IVd (Tidak ada antibiotika lain dengan spektrum lebih sempit).

Assessment: tidak ada antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit dikarenakan dalam kasus ini tidak dilakukan kultur bakteri sehingga diberi terapi empiris. Digunakan antibiotika dengan spektrum luas. Ampisillin-gentamisin merupakan terapi lini pertama untuk terapi empiris (WHO, 2012).

Kategori IIIa Tidak lolos kategori IIIa (Pemberian antibiotika terlalu lama).

Assessment: pemberian antibiotika terlalu lama, pemberian antibiotika pada kasus ini adalah 7 hari. Menurut SPO (2014) durasi terapi antibiotika bagi pasien yang tidak menunjukkan perbaikan klinis adalah 3-5 hari, setelah itu diganti dengan Sefotaksim-Amikasin (SPO, 2014).

Kesimpulan Pemberian antibiotika terlalu lama (kategori IIIa) b. Kombinasi sefotaksim-amikasin

Kategori Gyssens

Hasil Assessment (Lolos/Tidak Lolos Per Kategori) Kategori VI Lolos kategori VI (Data rekam medis pasien lengkap).

Assessment: data rekam medis pasien lengkap. Kategori V Lolos kategori V (Ada indikasi infeksi bakteri).

Assessment: Terdapat indikasi penyakit akibat bakteri, terbukti dari kadar leukosit yang lebih rendah dari nilai rujukan dan tingginya kadar neutrophil batang. Pasien terdiagnosa menderita sepsis neonatal. Diagnosa sepsis neonatal ditegakkan dari beberapa anamnesa, seperti riwayat BBLR, letargis, keadaan umum lemah,

pasien ini, terbukti dari kondisi klinis pasien yang membaik dan sembuh. Sefotaksim-amikasin bukan merupakan terapi lini pertama untuk sepsis neonatal. Sefotaksim-amikasin merupakan terapi lini kedua setelah ampisillin-gentamisin tidak banyak memberikan perubahan klinis (SPO, 2014).

Kategori IVb Lolos kategori IVb (Tidak ada antibiotika lain yang lebih aman/kurang toksik).

Assessment: Sefotaksim-amikasin aman untuk pasien tersebut, namun ada kemungkinan peningkatan risiko nefrotoksisitas bila dikombinasikan dengan antibiotika golongan Aminoglikosida (Kemenkes, 2011). Sefotaksim diberikan untuk pasien dikarenakan tidak ada perbaikan klinis pada pasien setelah menerima terapi Ampisillin-Gentamisin (SPO, 2014). Ampisillin-Gentamisin diganti dengan Sefotaksim-Amikasin (SPO, 2014).

Kategori IVc Lolos kategori IVc (Tidak ada antibiotika lain yang lebih murah). Assessment: tidak ada antibiotika lain sejenis yang lebih murah. Kategori IVd Lolos kategori IVd (Tidak ada antibiotika lain dengan spektrum

lebih sempit).

Assessment: tidak ada antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit dikarenakan dalam kasus ini tidak dilakukan kultur bakteri sehingga tidak diketahui jenis kuman penyebab penyakit. Terapi empiris lini kedua adalah sefotaksim-amikasin (SPO, 2014).

Kategori IIIa Lolos kategori IIIa (Pemberian antibiotika tidak terlalu lama).

Assessment: pemberian antibiotika tidak terlalu lama, pemberian antibiotika Sefotaksim pada kasus ini adalah 8 hari. Menurut SPO (2014) durasi terapi antibiotika Sefotaksim-Amikasin adalah selama 7 hari, terhitung sejak pertama kali dijumpai perbaikan (SPO, 2014). Kategori IIIb Lolos kategori IIIb (Pemberian antibiotika tidak terlalu singkat).

Assessment: pemberian antibiotika pada kasus ini tidak terlalu singkat yaitu selama 8 hari, menurut SPO (2014) durasi terapi antibiotika Sefotaksim-Amikasin adalah selama 7 hari, terhitung sejak pertama kali dijumpai perbaikan (SPO, 2014).

Kategori IIa Tidak lolos kategori IIa (Dosis pemberian antibiotika tidak tepat). Assessment: Dosis pemberian antibiotika tidak tepat, dosis Sefotaksim untuk neonatal usia 7-21 hari sebesar 25 mg/kgBB/8 jam (BNFC 2012), dalam kasus ini diberikan dosis 160 mg/hari dengan berat badan pasien 1600 gram. Dosis yang seharusnya diberikan untuk pasien tersebut adalah 40 mg/8 jam atau 120 mg/hari. Dosis amikasin untuk sepsis neonatal sebesar 15 mg/kg BB/24 jam (BNFC 2012), dalam kasus ini diberikan dosis 24 mg/hari dengan berat badan pasien 1600 gram. Dosis tersebut sudah sesuai dengan dosis literatur, walau dosis amikasin tepat namun tetap disimpulkan bahwa kombinasi tersebut tidak lolos kategori IIa dikarenakan dosis sefotaksim tidak tepat.

Nama pasien : By. Ny.A (B) No. RM : 5538xx

Jenis kelamin : Perempuan Umur: 0 hari Berat badan: 1600 gram Tanggal masuk : 2 April 2015 pukul: -

Tanggal keluar :24 April 2015 pukul: - Diagnosa utama : Sepsis

Diagnosa penyerta : Afiksia Berat, Ikterik Patologis Status pulang : sembuh

2. Riwayat kesehatan:

Riwayat : Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), Kurang bulan, SMK, lahir secara spontan, Air ketuban jernih

Anamnesa : Fleksi Maksimal, Afiksia Berat, ikterik patologis, suhu 36,7oC, respiration rate 58 kali/menit, denyut nadi 135 kali/menit 3. Pemeriksaan Laboratorium:

Pemeriksaan Laboratorium

Parameter Hasil pemeriksaan (/waktu) Rujukan Satuan 5/4/15 11/4/15 Hematokrit 47,5 46 42-52 Vol % Eritrosit 4,07 - 4,5-5,5 10 6 / uL Hemoglobin 15,4 - 14-24 g/dL Leukosit 9 - 10-26 103 /dL Trombosit 227 - 150-450 103 /dL Limfosit 42 - 45-65 % Segmen 43 - 40-60 % Eosinofil 4 - 2-4 % Basofil 0 - 0-1 % Batang 6 - 2-5 % Monosit 7 - 2-8 % I/T rasio 0,1 - <0,2 C-reactive protein (CRP) 3 - <6 mg/dL Biliribun Total 10,63 7,78 <1 mg/dL Bilirubin Direk (BC) 0,35 0,39 <0,25 mg/dL Bilirubin Indirek (BU) 10,28 7,39 0-1,1 mg/dL 4. Pemeriksaan Tanda Vital

Parameter Pemeriksaan Tanda Vital

Waktu 2/4/15 3/4/15 4/4/15 5/4/15 6/4/15 7/4/15 8/4/15 9/4/15 T (oC) 36,3 36,5 36,4 36,3 36 36,1 36,4 36

RR (x/mnt) 56 52 58 52 50 50 46 50

N (x/mnt) 130 138 124 128 130 151 135 129

Parameter Pemeriksaan Tanda Vital

Parameter Pemeriksaan Tanda Vital Waktu 18/4/15 19/4/15 20/4/15 21/4/15 22/4/15 23/4/15 24/4/15 T (oC) 36,8 36,4 36,2 36,4 36,3 36,5 36,5 RR (x/mnt) 48 46 48 44 45 46 44 N (x/mnt) 145 140 138 139 141 142 138 5. Pengobatan

Nama Obat Dosis Pemberian

Tanggal & Waktu Pemberian

2/4/15 3/4/15 4/4/15 5/4/15 6/4/15 7/4/15 8/4/15 Inj. Vit K √ - - - - Inf. D10% √ √ √ √ √ √ √ Inj. Ampisillin 2x80 mg - 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 10:00 22:00 10:00 22:00 09:00 21:00 10:00 22:00 Inj.Gentamisin 2x4 mg - 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 10:00 22:00 10:00 22:00 09:00 21:00 10:00 22:00 Nama Obat Dosis

Pemberian

Tanggal & Waktu Pemberian

9/4/15 10/4/15 11/4/15 12/4/15 13/4/15 14/4/15 15/4/15 Inf. D10% √ √ √ √ √ √ Inj. Ampisillin 2x80 mg 09:00 - - - - Inj.Gentamisin 2x4 mg 09:00 - - - - Inj. Sefotaksim 2x80 mg - 21:00 10:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 09:00 21:00 Inj. Amikasin 1x24 mg 21:00 21:00 21:00 21:00 21:00 21:00 21:00

Nama Obat Dosis Pemberian

Tanggal & Waktu Pemberian

16/4/15 17/4/15 18/4/15 19/4/15 20/4/15 21/4/15 22/4/15 Inf. D10% √ - - - - Inj. Sefotaksim 2x80 mg 09:00 21:00 - - - - - - Inj. Amikasin 1x24 mg 21:00 - - - - LT/LS- KMC - √ √ √ √ √ √

Nama Obat Dosis Pemberian

Tanggal & Waktu Pemberian 23/4/15 24/4/15

LT/LS- KMC √ √

6. Evaluasi Penggunaan Antibiotika Menurut Alur Gyssen a. Kombinasi ampisillin-gentamisin

Kategori Gyssens

Hasil Assessment (Lolos/Tidak Lolos Per Kategori) Kategori VI Lolos kategori VI (Data rekam medis pasien lengkap).

normal. Pasien terdiagnosa menderita sepsis neonatal. Diagnosa sepsis neonatal ditegakkan dari beberapa anamnesa, seperti riwayat BBLR, bayi kurang bulan, asfiksia berat, ikterik patologis, bilirubin diatas normal (IDAI, 2009).

Kategori IVa Lolos kategori IVa (Tidak ada antibiotika lain yang lebih efektif). Assessment: tidak ada antibiotika lain yang lebih efektif. Antibiotika ini merupakan terapi lini pertama untuk terapi sepsis neonatal (WHO, 2012). Walaupun kondisi klinis pasien tidak membaik setelah pengobatan selama 3-5 hari, namun pemilihan antibiotika pada pasien tersebut sudah tepat sehingga lolos kategori IVa.

Kategori IVb Lolos kategori IVb (Tidak ada antibiotika lain yang lebih aman/kurang toksik).

Assessment: antibiotika ini cukup aman digunakan dan tidak ada interaksi merugikan dengan obat lain (Kemenkes, 2011).

Kategori IVc Lolos kategori IVc (Tidak ada antibiotika lain yang lebih murah). Assessment: antibiotika yang digunakan adalah antibiotika generik dan merupakan terapi lini pertama, sehingga tidak ada antibiotika lain yang lebih murah.

Kategori IVd Lolos kategori IVd (Tidak ada antibiotika lain dengan spektrum lebih sempit).

Assessment: tidak ada antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit dikarenakan dalam kasus ini belum diketahui jenis kuman penyebab penyakit/ terapi empiris, jadi digunakan antibiotik dengan spektrum luas. Ampisillin-gentamisin merupakan terapi empiris lini pertama untuk sepsis neonatal (WHO, 2012).

Kategori IIIa Tidak lolos kategori IIIa (Pemberian antibiotika terlalu lama).

Assessment: pemberian antibiotika terlalu lama, pemberian antibiotika pada kasus ini adalah 7 hari. Menurut SPO (2014) durasi terapi antibiotika bagi pasien yang tidak menunjukkan perbaikan klinis adalah 3-5 hari, setelah itu diganti dengan Sefotaksim-Amikasin (SPO, 2014).

Kesimpulan Pemberian antibiotika terlalu lama (kategori IIIa) b. Kombinasi sefotaksim-amikasin

Kategori Gyssens

Hasil Assessment (Lolos/Tidak Lolos Per Kategori) Kategori VI Lolos kategori VI (Data rekam medis pasien lengkap).

Assessment: data rekam medis pasien lengkap. Kategori V Lolos kategori V (Ada indikasi infeksi bakteri).

Assessment: Terdapat indikasi penyakit akibat bakteri, terbukti dari kadar leukosit dibawah nilai rujukan dan nilai batang yang melebihi normal. Pasien terdiagnosa menderita sepsis neonatal. Diagnosa sepsis neonatal ditegakkan dari beberapa anamnesa, seperti riwayat BBLR, bayi kurang bulan, asfiksia berat, ikterik patologis, bilirubin diatas normal (IDAI, 2009).

Kategori IVa Lolos kategori IVa (Tidak ada antibiotika lain yang lebih efektif). Assessment: tidak ada antibiotika lain yang lebih efektif untuk pasien ini, terbukti dari kondisi klinis pasien yang membaik dan

2012). Sefotaksim-amikasin merupakan terapi lini kedua setelah Ampisillin-gentamisin tidak banyak memberikan perubahan klinis pada pasien (SPO, 2014).

Kategori IVb Lolos kategori IVb (Tidak ada antibiotika lain yang lebih aman/kurang toksik).

Assessment: Sefotaksim-amikasin aman untuk pasien tersebut, namun ada kemungkinan peningkatan risiko nefrotoksisitas bila dikombinasikan dengan antibiotika golongan Aminoglikosida (Kemenkes, 2011). Kombinasi ini diberikan untuk pasien dikarenakan tidak ada perbaikan klinis pada pasien setelah menerima terapi Gentamisin (SPO, 2014). Ampisillin-Gentamisin diganti dengan Sefotaksim-Amikasin (SPO, 2014). Kategori IVc Lolos kategori IVc (Tidak ada antibiotika lain yang lebih murah).

Assessment: tidak ada antibiotika lain sejenis yang lebih murah. Kategori IVd Lolos kategori IVd (Tidak ada antibiotika lain dengan spektrum

lebih sempit).

Assessment: tidak ada antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit dikarenakan dalam kasus ini tidak dilakukan kultur bakteri sehingga tidak diketahui jenis kuman penyebab penyakit. Terapi empiris lini kedua setelah Ampisillin-Gentamisin adalah Sefotaksim-Amikasin (SPO, 2014).

Kategori IIIa Tidak lolos kategori IIIa (Pemberian antibiotika terlalu lama). Assessment: pemberian antibiotika tidak terlalu lama, pemberian antibiotika sefotaksim-amikasin pada kasus ini adalah 8 hari. Menurut SPO (2014) durasi terapi antibiotika sefotaksim-amikasin adalah selama 7 hari, terhitung sejak pertama kali dijumpai perbaikan (SPO, 2014).

Kategori IIIb Lolos kategori IIIb (Pemberian antibiotika tidak terlalu singkat). Assessment: pemberian antibiotika pada kasus ini tidak terlalu singkat yaitu selama 8 hari, menurut SPO (2014) durasi terapi antibiotika Sefotaksim-Amikasin adalah selama 7 hari, terhitung sejak pertama kali dijumpai perbaikan (SPO, 2014).

Kategori IIa Tidak lolos kategori IIa (Dosis pemberian antibiotika tidak tepat). Assessment: Dosis pemberian antibiotika tidak tepat, dosis Sefotaksim untuk neonatal usia 7-21 hari sebesar 25 mg/kg BB/8 jam (BNFC 2012), dalam kasus ini diberikan dosis 160 mg/hari dengan berat badan pasien 1600 gram. Maka dosis yang seharusnya diberikan untuk pasien tersebut adalah 40 mg/8 jam atau 120 mg/hari. Dosis Amikasin untuk sepsis neonatal sebesar 15 mg/kg BB/24 jam (BNFC 2012), pasien diberi dosis 24 mg/hari dengan berat badan pasien 1600 gram. Dosis tersebut sudah sesuai dengan dosis literatur, walau dosis amikasin tepat namun tetap disimpulkan bahwa kombinasi tersebut tidak lolos kategori IIa dikarenakan dosis sefotaksim tidak tepat.

No. RM : 5552xx

Jenis kelamin : Perempuan Umur: 28 hari Berat badan: 2500 gram Tanggal masuk : 21 April 2015 pukul:-

Tanggal keluar : 30 April 2015 pukul:- Diagnosa utama : Sepsis

Diagnosa penyerta : Anemia, Dehidrasi berat Status pulang : sembuh/boleh pulang 2. Riwayat kesehatan:

Riwayat : berat badan lahir cukup, kehamilan cukup bulan, SMK, lahir secara spontan

Anamnesa bayi : KU lemah, tugor kulit menurun, tonus otot lemah, dehidrasi berat, berat badan turun 600 gram, dengan suhu 37,4oC 3. Pemeriksaan Laboratorium:

Pemeriksaan Laboratorium

Parameter Hasil pemeriksaan (/waktu) Rujukan Satuan 21/4/15 29/4/15 Hematokrit 28,6 28 42-52 Vol % Eritrosit 2,72 - 4,5-5,5 10 6 / uL Hemoglobin 9,8 - 14-24 9/dL Leukosit 12,4 - 10-26 103 /dL Trombosit 87,5 - 150-450 103 /dL Limfosit 61 - 45-65 % Segmen 32 - 40-60 % Eosinofil 4 - 2-4 % Basofil 0 - 0-1 % Batang 7 - 2-5 % Monosit 7 - 2-8 % I/T rasio 0,125 - <0,2 C-reactive protein (CRP) 4 - <6 mg/dL Biliribun Total 10,63 - <1 mg/dL Bilirubin Direk (BC) 0,35 - <0,25 mg/dL

Bilirubin Indirek (BU) 10,28 - 0-1,1 mg/dL

4. Pemeriksaan Tanda Vital

Parameter Pemeriksaan Tanda Vital

Waktu 21/4/15 22/4/15 23/4/15 24/4/15 25/4/15 26/4/15 27/4/15

T (oC) 37,4 36,6 36,5 36,3 36,3 36,5 36,5

RR (x/mnt) 51 48 44 48 44 46 46

N (x/mnt) 150 140 136 138 140 - 138

Parameter Pemeriksaan Tanda Vital

5. Pengobatan

Nama Obat Dosis Pemberian

Tanggal & Waktu Pemberian

21/4/15 22/4/15 23/4/15 24/4/15 25/4/15 26/4/15 Inj. Ampisillin 2x150 mg 05:00 16:00 05:00 17:00 05:00 17:00 06:00 17:00 05:00 17:00 05:00 17:00 Inj. Gentamisin 2x6,5 mg 05:00 16:00 05:00 17:00 05:00 17:00 06:00 17:00 05:00 17:00 05:00 17:00 Infus D10% √ √ √ √ √ √ Feris 2x0,34 - - - √ √ -

Nama Obat Dosis

Dokumen terkait