• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sepsis Neonatal

kehamilan cukup bulan (65%), riwayat persalinan normal (61%), dan keadaan sewaktu pulang sembuh (97%). Jenis sepsis yang paling banyak terjadi adalah sepsis awitan diri (93%). Jenis antibiotika yang paling banyak diresepkan adalah ampisillin dan gentamisin, masing-masing 34%. Lima peresepan antibiotika termasuk kategori 0 yang berarti tepat menurut kriteria Gyssens, 10 kategori IIa, 12 kategori IIIa, 15 kategori IIIb dan 6 peresepan kategori IVa. Adanya ketidaktepatan peresepan antibiotika ini diperlukan pengawasan untuk meningkatkan ketepatan peresepan antibiotika.

Neonatal sepsis is a clinical syndrome of systemic disease caused by infection occurring in the first month of life. Neonatal sepsis still becomes a big problem in developing country such as Indonesia. Main therapy of neonatal sepsis is using antibiotics. The increasing of the events number of neonatal sepsis will increase needs of the antibiotic prescriptions. The purpose of this study was to evaluate the accuracy of the antibiotic prescriptions to the neonatal sepsis patient during March to April 2015 period at Panembahan Senopati hospital.

This research type was observational descriptive with case series research design by using retrospective data. Evaluation method used Gyssens method. It was a flowchart which contained categories to determine antibiotic prescription accuracy.

The analysis result of 31 cases indicated that neonatal sepsis occurred in male neonates (58%), sufficient weight born babies (55%), sufficient pregnant age history (65%), early onset sepsis (93%), normal childbirth history (61%) and recovered return condition (100%). The most prescribed antibiotics is ampicillin-gentamicin (34%). This research found 5 antibiotics prescription included in category-0 that indicated accurate according to Gyssens criteria, 10 category-IIa, 12 category-IIIa, 15 category-IIIb, and 6 category-IVa. This miss accuracy of the antibiotic prescription needs controlling to improve the antibiotic prescription accuracy.

EVALUASI PERESEPAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE GYSSENS PADA PASIEN INFEKSI SEPSIS NEONATAL PERIODE MARET-APRIL 2015 DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Paulina Nugraheni Ageng Prihanti NIM: 128114034

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

i

EVALUASI PERESEPAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE GYSSENS PADA PASIEN INFEKSI SEPSIS NEONATAL PERIODE MARET-APRIL 2015 DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Paulina Nugraheni Ageng Prihanti NIM: 128114034

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yang Maha Kasih sebagai sumber kehidupan, pengharapan dan kekuatanku

Bapak dan ibuku tercinta, sebagai ungkapan rasa homat dan baktiku Simbah putri, Adik dan keluarga tercinta

Semua orang yang berada disekitarku, yang ku sayangi Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma

vi

vii PRAKATA

Suatu titik dalam perjalanan perkuliahan di Universitas Sanata Dharma telah terlampaui. Proses dengan berbagai perjuangan dan pengorbanan. Berbagai pelajaran, ilmu, dan pengetahuan yang sudah didapatkan oleh penulis tercurah dalam penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Peresepan Antibiotika dengan Metode Gyssens Pada Pasien Infeksi Sepsis Neonatal Periode Maret-April 2015 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta”. Semua keberhasilan dan pencapaian dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari peran serta pihak-pihak yang senantiasa memberikan bantuan, arahan, bimbingan, dukungan, serta semangat kepada penulis. Oleh karena itu, ucapan terima kasih ingin penulis haturkan kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan, karunia, dan rahmat yang telah diberikan dengan cuma-cuma, serta terkabulnya doa-doa penulis dalam keluh kesah dan kebimbangan.

2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing I atas kesabaran dalam penyediaan bimbingan, dukungan, waktu, semangat, saran, dan arahan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Witri Susila Astuti, S.Si., Apt. selaku Apoteker RSUD Panembahan Senopati dan pembimbing II atas bantuan, waktu, bimbingan, kesabaran, saran dan arahan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI………...

HALAMAN PERSEMBAHAN...

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………...

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI………

PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENGANTAR... A. Latar Belakang... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... 1. Tujuan Umum... 2. Tujuan Khusus... D. Manfaat Penelitian... 1. Manfaat Teoritis... i ii iii iv v vi vii ix xiii xiv xv xvii xviii 1 1 3 3 3 4 4 4

x

2. Manfaat Praktis...

E. Keaslian Penelitian...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

A. Sepsis Neonatal...

1. Definisi, Gejala dan Tanda...

2. Jenis Sepsis Neonatal...

3. Kuman Penyebab……...

4. Patofisiologi dan Patogenesis...

5. Faktor Risiko...

B. Antibiotika...

1. Definisi Antibiotika...

2. Penggolongan Antibiotika...

3. Prinsip Penggunaan Antibiotika...

C. Terapi Antibiotika untuk Sepsis Neonatal...

D. Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens...

E. Keterangan Empiris...

BAB III METODE PENELITIAN...

A. Jenis dan Rancangan Penelitian...

B. Variabel Penelitian...

C. Definisi Operasional...

D. Bahan Penelitian...

E. Lokasi dan Waktu Penelitian...

F. Instrumen Penelitian... 4 4 7 7 7 8 9 10 12 12 12 12 14 16 20 22 23 23 23 24 25 26 26

xi

G. Tata Cara Penelitian dan Analisis Data ...

H. Keterbatasan Penelitian...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...

A. Profil Pasien...

1. Jenis Kelamin Pasien…...

2. Berat Badan Pasien...

3. Jenis Sepsis Neonatal...

4. Riwayat Usia Kehamilan…...

5. Riwayat Persalinan………...

6. Keadaan Pasien Sewaktu Pulang...

B. Profil Peresepan Antibiotik………...

1. Golongan dan Jenis Antibiotika…...

2. Rute Pemberian Antibiotika…...

3. Durasi Penggunaan Antibiotika...

C. Evaluasi Peresepan Antibiotika dengan Metode Gyssens...

1. Kategori VI... 2. Kategori V... 3. Kategori IVa... 4. Kategori IVb... 5. Kategori IVc... 6. Kategori IVd... 7. Kategori IIIa... 8. Kategori IIIb... 27 32 34 34 35 35 36 37 37 37 38 38 39 40 41 44 45 45 46 46 46 47 49

xii 9. Kategori IIa... 10.Kategori IIb... 11.Kategori IIc... 12.Kategori I ………... 13.Kategori 0...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...

A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN... BIOGRAFI PENULIS... 50 51 51 52 52 54 54 55 56 59 167

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Dosis Antibiotika untuk Terapi Sepsis Neonatal Menurut IDAI (2009) ... 18 Tabel II. Dosis dan Rute Pemberian Antibiotika (BNFC, 2012)... 20 Tabel III. Kategori Penilaian Penggunaan Antibiotika (Gyssens & Meers,

2001)... 21 Tabel IV. Profil Pasien Infeksi Sepsis Neonatal di RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta periode Maret-April 2015………... 34 Tabel V. Profil Golongan dan Jenis Antibiotika Pada Pasien Sepsis

Neonatal Rawat Inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Periode Maret-April 2015………... 38 Tabel VI. Distribusi Durasi Penggunaan Tiap Jenis Antibiotika pada Pasien

Sepsis Neonatal Rawat Inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Periode Maret-April 2015……….. 41 Tabel VII. Distribusi Hasil Evaluasi Tiap Peresepan Antibiotika Kombinasi

dan Antibiotika Tunggal Berdasarkan Metode Gyssens di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Periode Maret-April 2015………...…... 43

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Alir Menejemen Sepsis Neonatal Menurut SPO RSUD Panembahan Senopati tahun 2014... 19 Gambar 2. Diagram Alir Penilaian Kualitatif Antibiotika (Gyssens &

Meers 2001) ... 22 Gambar 3. Skema Pemilihan Bahan Penelitian di RSUD Panembahan

Senopati Bantul Periode Maret-April 2015... 26 Gambar 4. Distribusi Durasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Sepsis

Neonatal Rawat Inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Periode Maret-April 2015…... 40 Gambar 5. Distribusi Ketepatan Peresepan Antibiotika Berdasarkan

Kategori Gyssens di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Periode Maret-April 2015... 42

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Form pengambilan data penelitian……….……….………..

Lampiran 2. Surat keterangan permohonan ijin penelitian………...

Lampiran 3. Surat keterangan permohonan ijin penelitian………...

Lampiran 4. Surat ijin penelitian………...

Lampiran 5. Rekam Medis Kasus 1………..

Lampiran 6. Rekam Medis Kasus 2………..

Lampiran 7. Rekam Medis Kasus 3………..

Lampiran 8. Rekam Medis Kasus 4………..

Lampiran 9. Rekam Medis Kasus 5………..

Lampiran 10. Rekam Medis Kasus 6..………..

Lampiran 11. Rekam Medis Kasus 7..………..

Lampiran 12. Rekam Medis Kasus 8..………..

Lampiran 13. Rekam Medis Kasus 9..………..

Lampiran 14. Rekam Medis Kasus 10………..

Lampiran 15. Rekam Medis Kasus 11………..

Lampiran 16. Rekam Medis Kasus 12………..

Lampiran 17. Rekam Medis Kasus 13………..

Lampiran 18. Rekam Medis Kasus 14………..

Lampiran 19. Rekam Medis Kasus 15………..

Lampiran 20. Rekam Medis Kasus 16………..

Lampiran 21. Rekam Medis Kasus 17………..

60 61 62 63 64 66 70 74 77 79 82 87 90 93 96 99 102 107 110 113 115

xvi

Lampiran 22. Rekam Medis Kasus 18………..

Lampiran 23. Rekam Medis Kasus 19………..

Lampiran 24. Rekam Medis Kasus 20………..

Lampiran 25. Rekam Medis Kasus 21………..

Lampiran 26. Rekam Medis Kasus 22………..

Lampiran 27. Rekam Medis Kasus 23………..

Lampiran 28. Rekam Medis Kasus 24………..

Lampiran 29. Rekam Medis Kasus 25………..

Lampiran 30. Rekam Medis Kasus 26………..

Lampiran 31. Rekam Medis Kasus 27………..

Lampiran 32. Rekam Medis Kasus 28………..

Lampiran 33. Rekam Medis Kasus 29………..

Lampiran 34. Rekam Medis Kasus 30………..

Lampiran 35. Rekam Medis Kasus 31………..

119 123 127 130 133 136 141 143 147 150 154 156 160 162

xvii INTISARI

Sepsis neonatal merupakan sindrom klinis penyakit sistemik akibat infeksi yang terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan. Sepsis neonatal masih menjadi masalah besar di negara berkembang seperti Indonesia. Terapi utama sepsis neonatal yaitu menggunakan antibiotika. Peningkatan angka kejadian sepsis neonatal akan meningkatkan kebutuhan peresepan antibiotika. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui evaluasi peresepan antibiotika pada pasien infeksi sepsis neonatal periode Maret-April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan rancangan penelitian case series menggunakan data retrospektif. Metode evaluasi menggunakan metode Gyssens, yaitu suatu diagram alir yang memuat kategori-kategori untuk menentukan ketepatan peresepan antibiotika.

Hasil analisis 31 kasus didapatkan bahwa sepsis neonatal lebih tinggi terjadi pada neonatus laki-laki (58%), bayi berat lahir cukup (55%), riwayat usia kehamilan cukup bulan (65%), riwayat persalinan normal (61%), dan keadaan sewaktu pulang sembuh (97%). Jenis sepsis yang paling banyak terjadi adalah sepsis awitan diri (93%). Jenis antibiotika yang paling banyak diresepkan adalah ampisillin dan gentamisin, masing-masing 34%. Lima peresepan antibiotika termasuk kategori 0 yang berarti tepat menurut kriteria Gyssens, 10 kategori IIa, 12 kategori IIIa, 15 kategori IIIb dan 6 peresepan kategori IVa. Adanya ketidaktepatan peresepan antibiotika ini diperlukan pengawasan untuk meningkatkan ketepatan peresepan antibiotika.

xviii ABSTRACT

Neonatal sepsis is a clinical syndrome of systemic disease caused by infection occurring in the first month of life. Neonatal sepsis still becomes a big problem in developing country such as Indonesia. Main therapy of neonatal sepsis is using antibiotics. The increasing of the events number of neonatal sepsis will increase needs of the antibiotic prescriptions. The purpose of this study was to evaluate the accuracy of the antibiotic prescriptions to the neonatal sepsis patient during March to April 2015 period at Panembahan Senopati hospital.

This research type was observational descriptive with case series research design by using retrospective data. Evaluation method used Gyssens method. It was a flowchart which contained categories to determine antibiotic prescription accuracy.

The analysis result of 31 cases indicated that neonatal sepsis occurred in male neonates (58%), sufficient weight born babies (55%), sufficient pregnant age history (65%), early onset sepsis (93%), normal childbirth history (61%) and recovered return condition (100%). The most prescribed antibiotics is ampicillin-gentamicin (34%). This research found 5 antibiotics prescription included in category-0 that indicated accurate according to Gyssens criteria, 10 category-IIa, 12 category-IIIa, 15 category-IIIb, and 6 category-IVa. This miss accuracy of the antibiotic prescription needs controlling to improve the antibiotic prescription accuracy.

1 BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Sepsis neonatal merupakan sindrom klinis penyakit sistemik akibat infeksi yang terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan (IDAI, 2009). Bakteri, virus, jamur dan protozoa dapat menyebabkan sepsis pada neonatus (IDAI, 2009). Sepsis neonatal ditandai dengan adanya mikroba dalam cairan tubuh seperti darah, cairan sumsum tulang atau urin yang sering terjadi pada bayi berisiko seperti bayi kurang bulan, bayi berat lahir rendah, bayi dengan sindrom gangguan nafas, atau bayi yang lahir dari ibu yang berisiko (Aminullah, 2008).

Angka kejadian sepsis neonatal masih cukup tinggi di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Hal ini didukung dengan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 menyatakan bahwa penyebab kematian neonatus usia 0-6 hari di Indonesia adalah sepsis sebesar 12 %, sedangkan penyebab kematian neonatus usia 7-28 hari adalah sepsis dengan persentase 20,5 %. Menurut data dari Dinkes Provinsi DIY, jumlah kematian neonatal di DIY yang disebabkan oleh infeksi sepsis neonatal pada tahun 2011 sebanyak 10 bayi meninggal. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul tahun 2014, menyebutkan bahwa sepsis neonatal termasuk dalam 10 besar penyakit di RSUD Panembahan Senopati selama tahun 2013, yaitu 416 kasus. Menurut data dari RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2014 terjadi sepsis neonatal sebanyak 417 kasus.

Secara umum, terapi penanganan sepsis neonatal menggunakan antibiotika, namun penggunaan antibiotika masih banyak yang kurang tepat dan tidak optimal. Berdasarkan hasil penelitian AMRIN (Antimicrobial Resistance in Indonesia) yang dilakukan di dua rumah sakit pendidikan di Indonesia peresepan antibiotika yang tepat sebesar 21% dari total peresepan (Hadi, Lestari, Nagelkerke, Keuter, Huis, 2008). Masih tingginya ketidaktepatan penggunaan antibiotika tersebut membuat peneliti ingin mengevaluasi ketepatanan peresepan antibiotika di RSUD Panembahan Senopati pada kasus sepsis neonatal. Peresepan antibiotika yang tidak tepat dapat menyebabkan berbagai kerugian antara lain semakin tingginya resistensi bakteri, pemborosan biaya, dan kemungkinan efek toksik bagi pasien.

Pada penelitian ini digunakan metode Gyssens untuk menilai secara kualitatif mengenai peresepan antibiotika pada pasien sepsis neonatal di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Parameter yang dinilai dari metode Gyssens antara lain ketepatan indikasi, pemilihan antibiotika berdasarkan efektivitas, toksisitas, spektrum, harga, durasi pengobatan, ketepatan dosis, interval dan rute pemberian, serta waktu pemberian (Sivanandan, 2011).

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati yang terletak di Kecamatan Trirenggo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan memilih lokasi penelitian di rumah sakit ini adalah bahwa berdasarkan informasi dari RSUD Panembahan Senopati, sepsis neonatal masuk dalam 10 besar penyakit. Penelitian mengenai evaluasi peresepan antibiotika masih dibutuhkan di rumah sakit ini, dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai evaluasi peresepan antibiotika pada pasien sepsis neonatal

dengan metode Gyssens. Selain itu, alasan pemilihan lokasi penelitian di rumah sakit tersebut karena pengurusan perijinan yang jelas dan mudah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan peresepan antibiotika pada infeksi sepsis neonatal di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan ketepatan peresepan antibiotika di rumah sakit tersebut, khususnya pada pasien sepsis neonatal.

B. Rumusan Masalah

1. Seperti apakah profil pasien infeksi sepsis neonatal rawat inap periode Maret-April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta?

2. Seperti apakah profil peresepan antibiotika pada pasien infeksi sepsis neonatal rawat inap periode Maret-April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta?

3. Seperti apakah ketepatan peresepan antibiotika pada pasien infeksi sepsis neonatal rawat inap periode Maret-April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta yang dievaluasi menggunakan Metode Gyssens?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui evaluasi peresepan antibiotika dengan metode Gyssens pada pasien infeksi sepsis neonatal periode Maret-April 2015 di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan profil pasien infeksi sepsis neonatal rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

b. Mendeskripsikan profil peresepan antibiotika pada pasien infeksi sepsis neonatal rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta c. Mengevaluasi ketepatan peresepan antibiotika pada pasien infeksi sepsis

neonatal rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta yang dievaluasi menggunakan Metode Gyssens

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Mendapatkan informasi ketepatan peresepan antibiotika yang dievaluasi berdasarkan kriteria Gyssens. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti selanjutnya mengenai evaluasi kualitatif peresepan antibiotika yang dikaji dengan kriteria Gyssens.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi tenaga kesehatan dalam meningkatkan ketepatan peresepan antibiotik dari segi kualitas di rumah sakit yang bersangkutan.

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan evaluasi penggunaan antibiotika yang pernah dilakukan antara lain:

1. Penelitian dengan judul “Evaluasi pemberian antibiotik untuk mencegah

kejadian sepsis neonatorum klinis dini pada neonatus dengan potensial terinfeksi di RS. Dr. Sardjito,Yogyakarta” yang dilakukan oleh Darmawati

(2001) di RS Dr. Sardjito Yogyakarta dengan jenis penelitian kohort retrospektif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian antibiotika profilaksis pada bayi baru lahir dengan potensial terinfeksi sepsis neonatorum klinis dini tidak ada perbedaan bermakna dibandingkan dengan tanpa pemberian antibiotika profilaksis. Perbedaan dari penelitian tersebut adalah lokasi penelitian yang dilakukan di RS Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2000, penelitian tersebut menilai mengenai antibiotika profilaksis yang digunakan sedangkan penelitian ini mengevaluasi mengenai antibiotika terapi yang digunakan untuk sepsis neonatal. Penelitian tersebut menggunakan rancangan penelitian Cohort retrospektif, sedangkan penelitian ini dengan rancangan case series.

2. Penelitian dengan judul “Evaluasi Kualitatif Penggunaan Antibiotik dengan

Metode Gyssens di Ruang Kelas 3 Infeksi Departemen Ilmu Kesehatan Anak

RSCM Secara Prospektif” yang dilakukan oleh Pamela (2011). Perbedaan

dengan penelitian tersebut adalah lokasi penelitian yang dilaksanakan di RSCM Jakarta pada tahun 2011, dan jenis penelitian yaitu secara prospektif dengan disertai intervensi. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan penggunaan antibiotika yang rasional sebesar 60,4% dan penggunaan antibiotika yang tidak rasional sebesar 39,6%. Berdasarkan hasil penelitian

diketahui intervensi apoteker dapat meningkatkan kualitas penggunaan antibiotika.

3. Penelitian dengan judul “Kajian Literatur Rasionalitas Peresepan Antibiotika Berdasarkan Kriteria Gyssens Pada Pasien Pediatrik Rawat Inap di Rumah

Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Juli 2013” yang dilakukan oleh

Prabawa (2014). Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah lokasi penelitian yaitu di Rumah Sakit Umum Panti Nugroho Yogyakarta yang dilaksanakan pada tahun 2013, dan perbedaan objek penelitian dimana dalam penelitian ini dilaksanakan pada pasien infeksi (secara umum) pada pediatrik rawat inap. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa peresepan antibiotika yang rasional sebesar 52%.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, studi literatur ketepatan peresepan antibiotika pada infeksi sepsis neonatal di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dengan metode Gyssens belum pernah dilakukan.

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sepsis Neonatal 1. Definisi, Gejala dan Tanda

Sepsis neonatal adalah sindrom klinis penyakit sistemik akibat infeksi yang terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan (IDAI, 2009). Bakteri, virus, jamur dan protozoa dapat menyebabkan sepsis pada neonatus (IDAI, 2009). Sepsis neonatal dibagi menjadi 2 yaitu sepsis awitan dini dan sepsis awitan lambat. Tanda gejala sepsis awitan dini ditemukan dibawah umur 3 hari dan infeksi terjadi secara vertikal karena infeksi yang diderita ibu selama persalinan atau kehamilan. Sepsis awitan lambat disebabkan oleh kuman yang berasal dari lingkungan yang muncul setelah 3 hari kelahiran. Infeksi semacam ini disebut infeksi horizontal dan termasuk infeksi karena kuman nosokomial (Aminullah, 2008). Tanda dan gejala sepsis neonatal tidak spesifik dengan diagnosis banding yang sangat luas, termasuk gangguan nafas, penyakit metabolik, hematologik, susunan saraf pusat, penyakit jantung, dan proses infeksi lainnya (Pusponegoro, 2000). Menurut SPO RS (2014) penegakan diagnosis sepsis neonatal didasarkan pada terdapatnya lebih dari satu gejala/ tanda paling tidak dari 4 kelompok gejala sebagai berikut:

a. Gejala umum, seperti bayi tampak sakit, tidak mau minum, kenaikan atau penurunan suhu tubuh, sklerema/skleredema.

c. Gejala saluran pernapasan, seperti dyspnea, takipnea, sianosis. d. Gejala kardiovaskular, seperti takikardi, edema, dehidrasi. e. Gejala sistem saraf pusat, seperti letargis, iritabel, kejang.

f. Gejala hematologi, seperti icterus, splenomegaly, petekie, atau perdarahan, leukopenia, trombositopenia, CRP > 2 mg/dL, leukosit <8000/mm3, rasio batang/tembereng >0,2.

2. Jenis Sepsis Neonatal

Menurut Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito tahun 2005, berdasarkan mulai timbulnya gejala klinis, sepsis neonatal dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

a. Early Onset Sepsis (Sepsis Awitan Dini), gejala klinis mulai muncul pada hari-hari pertama kehidupan, rata-rata 48 jam setelah kelahiran, pada umumnya infeksi berkaitan dengan faktor ibu seperti infeksi transplasenta, infeksi yang didapatkan dari cairan amnion yang terinfeksi, saat bayi melewati jalan lahir. Kuman penyebabnya adalah streptokokus grup beta, H. influenza, S. pneumonia, E. coli, Klebsiella sp, L. monocytogenes. b. Late Onset Sepsis (Sepsis Awitan Lambat), gejala klinis mulai muncul

setelah 1 minggu kelahiran pada bayi tanpa kelainan perinatal. Umumnya agen penyebab infeksi didapatkan dari lingkungan sekitar atau rumah sakit (infeksi nosokomial). Pada kelompok sepsis ini sering terjadi komplikasi susunan saraf pusat. Kuman penyebab infeksi pada umumnya adalah S. aureus, S. epidermidis, Pseudomonas sp.

Menurut Dipiro (2008), berdasarkan penyebabnya, secara umum sepsis dapat digolongkan menjadi 3, yaitu sepsis yang disebabkan oleh bakteri gram-positif (seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus, Enterococcus), sepsis yang disebabkan oleh bakteri gram-negatif (Escherechia coli, Psedomonas aeruginosa), sepsis yang disebabkan oleh bakteri anaerobik dan bakteri lain (seperti meningococcus, gonococcus, chlamydia, dan spirochetes), sepsis yang disebabkan oleh jamur (seperti Candida species, Candida glabrata). 3. Kuman Penyebab

Pola kuman sepsis neonatal tidak selalu sama antara satu rumah sakit dengan rumah sakit yang lain. Perbedaan ini berdampak pada pemilihan antibotika yang dipergunakan untuk pasien. Sebagian besar kuman penyebab sepsis neonatal di negara berkembang adalah kuman Gram negatif seperti Enterobacter sp, Klebsiella sp, dan Coli sp (Aminullah, 2008). Indonesia merupakan negara berkembang, dimana kuman penyebab sepsis neonatal yang paling umum terjadi disebabkan oleh bakteri Gram negatif. Menurut penelitian Rasyidah (2014) di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan, karakteristik mikroorganisme penyebab sepsis neonatal terbanyak adalah Enterobacter sp (62,7%), Proteus sp (27,1%), Klebsiella sp (8,5%), dan Proteus vulgaris (1,7%). Menurut penelitian Juniatiningsih, Aminullah dan Firmansyah (2008) di RSCM Jakarta mikroorganisme penyebab sepsis neonatal terbanyak adalah bakteri Gram negatif, seperti Acinetobacter calcoaceticus, Enterobacter aerogenes, Pseudomonas sp dan Eschericia coli.

4. Patofisiologi dan Patogenesis

Janin relatif aman dari kontaminasi bakteri saat dalam kandungan karena terlindungi oleh selaput amnion dan cairan amnion, namun tetap ada kemungkinan janin terpapar bakteri yang bisa didapatkan dari ibu yang terinfeksi. Bakteri masuk ke tubuh janin melalui aliran darah menembus

Dokumen terkait