BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji iritasi terhadap sabun yang dihasilkan.
2. Dapat menggunakan minyak atsiri lain sebagai fragrance yang cocok dengan komposisi sabun.
DAFTAR PUSTAKA
Annual book of ASTM Standarts, 2001, volume 15.04 West Conshocken, United State
Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 1994, Standar Mutu Sabun Mandi, SNI 06- 3532-1994. Dewan Standar Nasional, Jakarta
Barrel, A.O., Paye, M., dan Maibach, H.I., 2001, Handbook of Cosmetics Science and Technology, Marcel Dekker Inc., New York
Budianto, V., 2010, Optimasi Formula Sabun Transparan dengan Humectant Gliserin dan Surfaktan Cocoamidopropyl Betaine; Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Burke, M.R., 2005, Bailey’s Industrial Oil and Fat Product, Volume Set, 6th edition, John Willey and Son, Canada
Corredoira, R.A., dan Pandolfi, A.R., 1996, Raw Materials and Their Pretreatment for Soap Production, in Spitz, L. (ed), 1996, Soaps and Detergents, A Theoretical and Practical Review, AOCS Press, Illinois
Dayan, N., dan Wertz, P. W., 2011, Innate immune system of skin and oral mucosa: Proprties and Impact in Pharmaceutics, Cosmetics, and Personal Care Products, p. 93.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Fachmi, C., 2008, Pengaruh Penambahan Gliserin dan Sukrosa Terhadap Mutu Sabun Transparan, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Ghaim, J.B., dan Volz, E.D., 2001, Skin Cleansing Bar in Barrel, A.O., Paye, M., dan Maibach, H.I., 2001, Handbook of Cosmetics Science and Technology, Marcel Dekker Inc., New York
Gubitz, G.M., Mittelbach M., dan Trabi M., 1999, Exploitation of the Tropical Oil Seed Plant JatrophaCurcas L. Bioresources Technology
Gunther, E., 1990, Minyak Atsiri, Jilid III A, Universitas Indonesia, Jakarta
Hambali, E., Suryani, A., Rivai, M., 2005, Membuat Sabun Transparan, Penebar Plus, Jakarta
Hambali, E., Suryani, A., Dadang, Hariyadi, Hanafie, H., Reksowardojo, I.K et al, 2006, Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel, 110-119, Penebar Swadaya
Hernani dan Marwati, T., 2006, Peningkatan Mutu Minyak Atsiri Melalui Proses Pemurnian, Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Bogor
Hill, M., dan Moaddel, T., 2004, Soap Structure and Phase Behaviour, AOC Press, USA
Jannah, B., 2009, Sifat Fisik Sabun Transparan dengan Penambahan Madu pada Konsentrasi yang Berbeda, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Jongko, 2014, Sabun Transparan Bebas Etanol, http://www.scrib.com/doc /11527862/e-book-sabun-transparan-non-etanol,diakses tanggal 20 Maret 2014
Kirk, R.E., Othmer, D. F., Scott , J. D. and Standen, A., 1954, Encyclopedia of Chemical Technology, New York : Interscience Publishers
Mabrouk, S.T., 2005, Making Usable Quality Opaque or Transparent Soap, Journal of Chemical Education, Vol. 82 No. 10, 1534 - 1537
Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier, Amsterdam
Purnamawati, D., 2006, Kajian Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan Asam Sitrat Terhadap Mutu Sabun Transparan, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor Retmana, I.A., 2009, Formulasi dan Perbandingan Sifat Fisis Sabun Transparan Berbahan Dasar VCO dengan Minyak Atsiri (Minyak Kayu Putih, Sereh dan Cengkeh) sebagai Fragrance Oil, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Rieger, M.M., dan Rhein, L.D., 1997, Surfactant In Cosmetic, 2nd edition, New York: Marcell Dekker Inc
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E., 2009, Handbook Of Pharmaceutical Excipient 6th edition, The Pharmaceutical Press, London
Sevilla, C. G., Ochave, J. A., Punsalan, T. G., Regala, B. P., dan Uriarte, G. G., 1993, Pengantar Metodologi Penelitian, diterjemahkan oleh Tuwu., A., 160-171, Universitas Indonesia Press, Jakarta
Shrivastava, S.B, 1982, Soap, Detergent and Parfume Industry, Small Industry Research Institute, New Delhi
Spiegel, M.R., dan Stephens, L.J., 2007, Schaum’s Outlines Teori dan Soal – Soal Statistik, Edisi 3, Erlangga, Jakarta
Spitz, L. 1996, Soap and Detergent a Theoretical and Practical Review, AOCS Press, Champaign-Illinois
Wasitaatmadja, S.M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medic, Universitas Indonesia Press, Jakarta
LAMPIRAN
Lampiran 1. Komposisi sabun “L” sebagai pembanding
Komposisi yang digunakan : Water, sodium palm kernelate, sodium palmate, sorbitol, glycerin, sodium rosinate, propylene glycol, sodium lauryl sulfate, PEG 4, iso propyl alcohol, sodium chloride, perfume, sodium meta B1 sulfite, triclosan, terpineol, tertrasodium etidronate, thymol, BHT, pentasodium pentetate, glycerin laurate, tetrasodium EDTA, curcuma aromatic root oil, trisodium NTA, sodium hydroxide, trideceth-9, PEG 40 hydrogenated Castrol oil dan Cl 17200.
Lampiran 2. Komposisi sabun “M” sebagai pembanding
Komposisi yang digunakan : Cocos nicifera oil, glycerine, sodium hydroxide, sodium lauryl sulfate, perfume, magnesium ascorbyl phosphate, DMDM hydantoin, yambean extract, tocopheryl acetate dan Cl 47005.
Lampiran 3. Certificate of Analysis A. Minyak jarak
Lampiran 4. Hasil penyusutan bobot A. Penyusutan bobot sabun sukrosa
Formula Replikasi Berat Sabun (gram) Penyusutan Bobot (%)
m12 m23 m34
s
12s
23s
34Rendah 1 58,9 57,3 48,6 47,7 40,5 40,5 2,72 1,85 0,00 2 59,4 58,3 47,5 47,5 39,8 39,7 1,85 1,05 0,25 3 63,7 61,9 50,7 50,1 43,5 43,3 2,83 1,18 0,46 Rata – rata penyusutan bobot (%) 2,47 1,36 0,23 Tengah 1 52,5 52,5 43,5 43,2 36,8 36,8 0,00 0,69 0,00 2 55,4 53,1 42,2 42,2 37,9 37,9 4,15 0,00 0,00 3 54,4 54,2 46,2 46 37,8 37,7 0,37 0,43 0,26 Rata – rata penyusutan bobot (%) 1,51 0,37 0,09
Tinggi 1 60 57,2 48,6 48,1 40 40 4,67 1,03 0,00
2 51,4 45,9 39,3 39 32,3 32,3 10,70 0,76 0,00 3 57,2 54 45,7 45 38,8 38,6 5,59 1,53 0,52 Rata – rata penyusutan bobot (%) 6,98 1,11 0,17
B. Penyusutan bobot sabun glukosa
Formula Replikasi Berat Sabun (gram) Penyusutan Bobot
m12 m23 m34
s
12s
23s
34Rendah 1 68,3 66,9 57,1 56,8 46,2 46,1 1,40 0,30 0,10 2 68 67,1 57,2 57,1 47,8 47,7 0,90 0,10 0,10 3 77,4 75,1 64,1 63,5 50,3 50,3 2,30 0,60 0,00 Rata – rata penyusutan bobot (%) 1,53 0,33 0,07
Tengah 1 61,8 61 51,1 51,1 42,3 42,1 1,29 0,00 0,47
2 68,9 66,9 57,7 57 47 47 2,90 1,21 0,00
3 65,7 64,1 54,6 54,4 44,7 44,6 2,44 0,37 0,22 Rata – rata penyusutan bobot (%) 1,47 0,30 0,23 Tinggi 1 68,4 66,9 60,1 59,5 47,2 47,1 1,50 0,60 0,10 2 69,1 67,2 61,3 61 48 47,9 1,90 0,30 0,10 3 71 68,8 59,9 58,9 49,2 49,2 2,20 1,00 0,00 Rata – rata penyusutan bobot (%) 1,87 0,63 0,07
Keterangan :
m12 : bobot sabun pada minggu 1 ke 2 m23 : bobot sabun pada minggu 2 ke 3 m34 : bobot sabun pada minggu 3 ke 4
s
12 : persentase penyusutan berat pada minggu 1 ke 2s
23 : persentase penyusutan berat pada minggu 2 ke 3Lampiran 5. Hasil pengujian kekerasan, kemampuan membentuk busa dan persentase penurunan busa
A. Hasil pengujian kekerasan
Jenis sabun Formula Replikasi Kekerasan sabun
(Kg) Rata - rata ± SD Sabun sukrosa Rendah 1 2,6 2,63 ± 0,15 2 2,8 3 2,5 Tengah 1 3 2,70 ± 0,26 2 2,5 3 2,6 Tinggi 1 3 2,73 ± 0,25 2 2,5 3 2,7 Sabun glukosa Rendah 1 2,3 2,47 ± 0,21 2 2,4 3 2,7 Tengah 1 2,8 3,20 ± 0,36 2 3,5 3 3,3 Tinggi 1 3,2 3,03 ± 0,15 2 3 3 2,9
B. Hasil pengujian kemampuan membentuk busa Jenis
sabun Formula Replikasi Busa Awal (mm)
Rata - rata ± SD Sabun sukrosa Rendah 1 34 41 ± 6,08 2 44 3 45 Tengah 1 36 37,67 ± 2,08 2 37 3 40 Tinggi 1 38 36,33 ± 2,08 2 34 3 37 Sabun glukosa Rendah 1 44 47,33 ± 3,05 2 48 3 50 Tengah 1 45 44,67 ± 1,53 2 46 3 43 Tinggi 1 47 45,33 ± 1,53 2 45 3 44
C. Hasil pengujian persentase penurunan busa Jenis
sabun Formula Replikasi
Busa Awal (mm) Busa Akhir (mm) Persen penurunan busa (%) Rata - rata ± SD Sabun sukrosa Rendah 1 34 23 32,35 36,27 ± 4,32 2 44 26 40,91 3 45 29 35,56 Tengah 1 36 25 30,56 31,9 ± 2,82 2 37 24 35,14 3 40 28 30 Tinggi 1 38 24 36,84 35,76 ± 0,94 2 34 22 35,29 3 37 24 35,14 Sabun glukosa Rendah 1 44 32 27,27 28,17 ± 2,74 2 48 33 31,25 3 50 37 26 Tengah 1 45 32 28,89 29,96 ± 4,49 2 46 34 26,09 3 43 28 34,89 Tinggi 1 47 34 27,66 26,44 ± 1,34 2 45 33 26,67 3 44 33 25 Keterangan : % Penurunan Busa =
D. Hasil pengujian kekerasan, kemampuan membentuk busa dan persen penurunan busa sabun “L”
Replikasi Kekerasan (Kg) Kemampuan membentuk busa (mm) Persen penurunan busa (%) 1 4,2 46 28,27 2 4,5 47 29,79 3 4,0 44 34,09 Rata - rata ± SD 4,23 ± 0,251 45,67 ± 1,53 30,72 ± 3,02
E. Hasil pengujian kekerasan, kemampuan membentuk busa dan persen penurunan busa sabun “M”
Replikasi Kekerasan (Kg) Kemampuan membentuk busa (mm) Persen penurunan busa (%) 1 2,1 45 26,67 2 2,5 43 32,55 3 2,0 42 35,71 Rata - rata ± SD 2,2 ± 0,26 43,33 ± 1,53 31,64 ± 4,59
Lampiran 6. Hasil uji Normalitas
A. Uji normalitas penyusutan bobot pada sabun sukrosa Penyusutan bobot dari minggu 3 ke 4 formula rendah
Penyusutan bobot dari minggu 3 ke 4 formula tengah
B. Uji normalitas penyusutan bobot pada sabun glukosa Penyusutan bobot dari minggu 3 ke 4 formula rendah
Penyusutan bobot dari minggu 3 ke 4 formula tengah
C. Uji normalitas kekerasan sabun sukrosa dan sabun glukosa Kekerasan minggu 4 formula rendah
Kekerasan minggu 4 formula tengah
Kekerasan minggu 4 formula tinggi
D. Uji normalitas kemampuan membentuk busa sabun sukrosa dan sabun glukosa
Kemampuan membentuk busa minggu 4 formula tengah
Kemampuan membentuk busa minggu 4 formula tinggi
E. Uji normalitas persentase penurunan busa sabun sukrosa dan sabun glukosa
Persentase penurunan busa minggu 4 formula rendah
Persentase penurunan busa minggu 4 formula tinggi
F. Uji normalitas kekerasan busa sabun sukrosa, sabun glukosa dan sabun yang di pasaran
Kekerasan sabun glukosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
G. Uji normalitas kemampuan membentuk busa sabun sukrosa, sabun glukosa dan sabun di pasaran
Kemampuan membentuk busa sabun sukrosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
Kemampuan membentuk busa sabun glukosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
H. Uji normalitas persen penurunan busa sabun sukrosa, sabun glukosa dan sabun di pasaran
Persentase penurunan busa sabun sukrosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
Persentase penurunan busa sabun glukosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
Lampiran 7. Hasil uji Paired t - Test
A. Uji Paired t – test penyusutan bobot sabun sukrosa Penyusutan bobot sukrosa minggu 3 ke 4 formula rendah
Penyusutan bobot sukrosa minggu 3 ke 4 formula tinggi
B. Uji Paired t – test penyusutan bobot sabun glukosa Penyusutan bobot glukosa minggu 3 ke 4 formula rendah
Lampiran 8. Hasil uji Unpaired t – Test
A. Uji Unpaired t – test kekerasan sabun sukrosa dan sabun glukosa Kekerasan minggu 4 formula rendah
Kekerasan minggu 4 formula tengah
B. Uji Unpaired t – test kemampuan membentuk busa sabun sukrosa dan sabun glukosa
Kemampuan membentuk busa minggu 4 formula rendah
Kemampuan membentuk busa minggu 4 formula tengah
C. Uji Unpaired t – test persentase penurunan busa sabun sukrosa dan sabun glukosa
Persentase penurunan busa minggu 4 formula rendah
Persentase penurunan busa minggu 4 formula tengah
Lampiran 9. Hasil uji Levene Test
A. Uji levene test kekerasan sabun sukrosa, sabun glukosa dan sabun di pasaran
Kekerasan sabun sukrosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
Kekerasan sabun glukosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
B. Uji levene test kemampuan membentuk busa sabun sukrosa, sabun glukosa dan sabun di pasaran
Kemampuan membentuk busa sabun sukrosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
Kemampuan membentuk busa sabun glukosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
C. Uji levene test persentase penurunan busa sabun sukrosa, sabun glukosa dan sabun di pasaran
Persentase penurunan busa sabun sukrosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
Persentase penurunan busa sabun glukosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
Lampiran 10. Hasil uji ANOVA
A. Uji ANOVA kekerasan sabun sukrosa, sabun glukosa dan sabun yang di pasaran
Kekerasan sabun sukrosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
Kekerasan sabun glukosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
B. Uji ANOVA kemampuan membentuk busa sabun sukrosa, sabun glukosa dan sabun yang di pasaran
Kemampuan membentuk busa sabun sukrosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
Kemampuan membentuk busa sabun glukosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
C. Uji ANOVA persen penurunan busa sabun sukrosa, sabun glukosa dan sabun yang di pasaran
Persentase penurunan busa sabun sukrosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
Persentase penurunan busa sabun glukosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
Lampiran 11. Hasil uji lanjut Post Hoc TukeyHSD
A. Uji lanjut Post Hoc TukeyHSD kekerasan sabun sukrosa, sabun glukosa dan sabun yang di pasaran
Kekerasan sabun sukrosa tiap formula dan sabun yang di pasaran
B. Uji lanjut Post Hoc TukeyHSD kemampuan membentuk busa sabun sukrosa dan sabun yang di pasaran
Lampiran 12. Kuesioner Subjective Assessment
A. Tabel kuesioner yang dibagikan oleh responden
No. Parameter Nilai
Sangat tidak suka Tidak suka Suka Sangat suka 1 Aroma 0% 16,67% 73,33% 10%
2 Bentuk produk sabun 0% 0% 50% 50%
3 Sensasi rasa lembut setelah pemakaian
0% 10% 73,33% 16,67%
4 Busa yang dihasilkan 10% 6,67% 76,67% 6,67%
5 Kekerasan produk 0% 23,33% 63,33% 13,33%
No. Parameter Nilai
Sangat tidak setuju Tidak setuju Setuju Sangat setuju 1 Sabun memiliki aroma jahe 0% 16,67% 56,67% 26,67% 2 Sabun tidak melunak dan
dapat mempertahankan bentuk saat digunakan
0% 10% 70% 20%
3 Terasa lembut saat digunakan
0% 13,33% 63,33% 23,33%
4 Busa yang dihasilkan baik 6,67% 10% 73,33% 10% 5 Sabun memiliki penampilan
yang transparan
0% 0% 56,67% 43,33%
6 Saya tertarik menggunakan sabun ini
Lampiran 13. Dokumentasi
Gula glukosa formula rendah Gula glukosa formula tengah
Gula glukosa formula tinggi Gula sukrosa formula rendah
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Go Yoanita Gunawan dan dilahirkan pada tanggal 4 Juli 1992 di Semarang sebagai putri pertama dari dua bersaudara pasangan Yohanes Gunawan dan Monica. Penulis telah menyelesaikan masa studi di TK Pertiwi Gubug pada tahun 1997 - 1998, SDN Gubug I pada tahun 1998 – 2004, SMP Keluarga Gubug pada tahun 2004 – 2007 dan SMA Sedes Sapientiae pada tahun 2007 – 2010. Penulis melanjutkan studi program S1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2010 – 2014. Selama kuliah, penulis pernah menjadi seksi konsumsi pada acara seminar HIV Aids, koordinator konsumsi pada acara pelepasan wisuda pada tahun 2012 dan penulis pernah menjadi anggota pada acara Pengabdian Masyarakat.