BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.2. Saran
1. Pengetahuan, sikap dan tindakan pekerja yang sudah baik agar selalu dipertahankan dengan tetap menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
2. Pengetahuan pekerja mengenai pemakaian alat pelindung diri (APD), cara kerja dan posisi kerja yang baik dan pemberian izin kerja (work permit) perlu untuk lebih diperhatikan dan ditingkatkan lagi
3. Sikap pekerja mengenai pentingnya ventilasi (sirkulasi udara) yang baik di tempat kerja, pemeriksaan kesehatan dan berkala, prosedur yang benar dalam menggunakan alat pelindung diri, pentingnya alat pelindung diri untuk
kesehatan dan keselamatan kerja, dan pemberian izin kerja (work permit) perlu untuk lebih diperhatikan dan ditingkatkan lagi
4. Tindakan pekerja mengenai pemeriksaan kesehatan secara berkala, pemakaian seragam atau pakaian kerja yang standard, menjalankan peraturan K3 yang telah ditetapka perusahaan, dan bekerja dengan cara kerja dan posisi kerja yang baik perlu untuk lebih diperhatikan dan ditingkatkan lagi
5. Pihak perusahaan agar tetap meningkatkan pengawasan dan pembinaan dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) 6. Pihak perusahaan agar lebih mengoptimalkan penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) melalui pendidikan dan pelatihan kerja
7. Pihak perusahaan agar tetap melaksanakan program yang berkaitan dengan peningkatan keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Konsep dasar Keselamatan Kerja.2010. http://healthsafetyprotection.com/ Diakses tanggal 03 Maret 2012.
Anonim. Perkembangan Industri di Indonesia. 2010. Diakses tanggal 03 Maret 2012.
Anonim. Manfaat Penerapan SMK3. 2010. http://healthsafetyprotection.com/ Diakses tanggal 03 Maret 2012
Arikunto S. Manajemen Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta; 2000
Azwar S. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Edisi Kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar; 2007
Dalimunthe RA. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja oleh P2K3 untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja di PT. Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.
Depnaker RI. Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor: KEP.723/BW/2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Pengajuan, Penilaian dan Pemberian Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award). Jakarta : Departemen Tenaga Kerja RI; 2000
Departemen Loss Prevention and Control PT. Toba Pulp Lestari Porsea. Buku Pedoman Keselamatan Kerja. Porsea : 2008
Djumena. Kecelakaan Kerja di Indonesia Tergolong Tinggi. 2011.
http://bisniskeuangan.kompas.com/. Diakses tanggal 03 Maret 2012.
Ismail A. Konsep Sistem Manajemen K3.
Diakses pada tanggal 03 Maret 2012.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 1992.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia; 1996
_________. Review Rencana Strategis Kemenaker tahun 2010-2014.
http://www.depnakertrans.go.id/. Diakses tanggal 03 Maret 2012.
_________. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta; Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia; 1970.
_________. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jakarta; Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia; 2003.
Marpaung J. Persepsi Tenaga Kerja tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Pedoman Penerapan SMK3 di PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2005. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara, Medan; 2005
Nasution M. Manajemen Personalia (Aplikasi dalam Perusahaan). Jakarta : Penerbit Djambatan; 2000
Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta; 2003
_________. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta; 2005
_________. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta; 2007.
Prastyo E Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia Turun, Angka
Kematian Memprihatinkan.
Diakses tanggal 03 Maret 2012.
Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta; 2005.
Rosidi I. 2015,Kemenakertrans Targetkan Perusahaan Terapkan SMK3. 2012.
Salawati L. Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh Tahun 2009. Tesis.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan; 2009
Sastroasmoro S dan Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi Ketiga. Jakarta : CV Sagung Seto; 2010
Sastrohadiwiryo S. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia (Pendekatan Administratif dan Operasional). Jakarta : PT. Bumi Aksara; 2002
Setiawati S dan Dermawan AC. Proses Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan.
Jakarta : Trans Info Media; 2008.
Silaen DH. Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen K3 terhadap Perilaku Aman (Safety Behaviour) Pekerja PT FSC Medan Tahun 2005. Karya Akhir Profesional. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan; 2005.
Silalahi B dan Silalahi R. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo; 1985.
Suma’mur. Keselamatan kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV Haji Masagung; 1987.
_________. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta : CV Sagung Seto; 2009.
Yuli SBC. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang : UMM Press; 2005
Zulliyanti S. Pengaruh Perilaku Pekerja terhadap Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi PT. Gold Coin Indonesia tahun 2010. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara, Medan; 2011
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PEKERJA PADA BAGIAN PRODUKSI MENGENAI PENERAPAN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. TOBA PULP LESTARI PORSEA
TAHUN 2012 I. DATA UMUM Nama responden : Jenis Kelamin : Umur : Masa Kerja : Pendidikan terakhir : Departemen :
II. DATA KHUSUS (PERTANYAAN PENELITIAN) Petunjuk pengisian :
a) Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada.
b) Berilah tanda X pada pilihan jawaban yang sesuai menurut Saudara. Keterangan : B (Benar)
S (Salah) A. PENGETAHUAN
1. Penerapan SMK3 dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan akibat kerja.
2. Penerapan SMK3 tidak dapat mencegah dan mengurangi penyakit akibat kerja.
3. Tujuan SMK3 untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
4. Penerapan SMK3 hanya membutuhkan peran dari pihak
B
B
B
B
S
S
S
S
manajemen.
5. Alat Pelindung Diri (APD) disediakan oleh tenaga kerja.
6. Pekerja harus mengetahui arti dari setiap rambu-rambu mengenai keselamatan (safety sign) yang dipasang di tempat kerja.
7. Penggunaan APD untuk kepentingan kesehatan dan keselamatan pekerja.
8. Kecelakaan kerja yang terjadi tidak harus dilaporkan ke Team Leader/Coordinator.
9. Perusahaan perlu mengadakan pelatihan sesuai kebutuhan program K3.
10. Fasilitas P3K diperlukan untuk menangani pertolongan pertama pada saat terjadi kecelakaan
11. Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala perlu dilakukan pada pekerja.
12. Mengetahui Material Safety Data Sheet (MSDS) setiap bahan- bahan kimia yang digunakan merupakan kewajiban pekerja. 13. Semua pekerja dapat mengoperasikan mesin meskipun belum
dilatih cara menggunakannya.
14. Memelihara mesin dan peralatan kerja agar tidak cepat rusak juga merupakan kewajiban pekerja.
15. Ventilasi (sirkulasi udara) yang baik di tempat kerja sangat diperlukan.
16. Pemakaian Alat Pelindung Diri yaitu pelindung mata (goggles) tidak bisa menghindarkan pekerja dari debu kayu (chip file) dan bahan berbahaya lainnya.
17. Risiko terbentur (struck by) mesin yang berputar dapat terjadi jika tidak mematuhi prosedur kerja.
18. Banyaknya debu di tempat kerja tidak dapat mengganggu fungsi paru.
19. Pemantauan/pengujian lingkungan kerja secara berkala
(pengujian kualitas mesin, alat dan bahan) tidak perlu dilakukan di tempat kerja.
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
B
S
B
S
20. Kebisingan mesin dapat menyebabkan kerusakan pendengaran.
21. Modifikasi mesin dan peralatan dilakukan untuk mengurangi resiko yang ada pada mesin atau peralatan tersebut.
22. Komite keselamatan (P2K3) dapat melakukan inspeksi keselamatan di tempat kerja.
23. Cara kerja dan posisi kerja yang baik tidak dapat mengurangi kelelahan akibat kerja
24. Ijin kerja (work permit) diberikan bagi pekerjaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi untuk mempersiapkan kondisi kerja yang aman.
25. Pekerja tidak harus menggunakan jalan keluar masuk yang sudah disediakan di area kerja.
26. Keberadaan jalur evakuasi di tempat kerja diperlukan jika terjadi kondisi darurat.
27. Kelengkapan isi kotak P3K di tempat kerja sangat penting. 28. Setiap alat, mesin dan bahan yang digunakan di tempat kerja
memiliki potensi bahaya masing-masing.
29.Pencahayaan yang baik tidak terlalu penting di tempat kerja. 30.Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) harus sesuai dengan
prosedur yang benar.
B
B
B
B
S
S
S
S
B
B
S
S
B
B
B
S
S
S
B
B
S
S
B. SIKAP
1. Penerapan SMK3 penting untuk pencegahan kecelakaan akibat kerja. a. Setuju b. Tidak Setuju
2. Penerapan SMK3 tidak penting untuk pencegahan penyakit akibat kerja a. Setuju b. Tidak Setuju
3. SMK3 dapat menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. a. Setuju b. Tidak Setuju
4. Tenaga kerja tidak berperan dalam pelaksanaan penerapan SMK3. a. Setuju b. Tidak Setuju
5. Alat Pelindung Diri (APD) harus disediakan oleh perusahaan. a. Setuju b. Tidak Setuju
6. Rambu-rambu K3 (safety sign) di lingkungan kerja membantu mengingatkan pekerja untuk bekerja secara aman.
a. Setuju b. Tidak Setuju
7. Alat Pelindung Diri (APD) tidak penting untuk kesehatan dan keselamatan kerja. a. Setuju b. Tidak Setuju
8. Kecelakaan kerja harus segera dilaporkan kepada Team Leader/Coordinator. a. Setuju b. Tidak Setuju
9. Pekerja tidak harus mengikuti pelatihan dan kompetensi kerja. a. Setuju b. Tidak Setuju
10. Fasilitas P3K harus disediakan di tempat kerja. a. Setuju b. Tidak Setuju
11. Kesehatan awal dan berkala pada pekerja tidak perlu dilakukan. a. Setuju b. Tidak Setuju
12. Material Safety Data Sheet (MSDS) setiap bahan-bahan kimia yang digunakan harus ada di tempat kerja.
a. Setuju b. Tidak Setuju
13. Pekerja harus dilatih terlebih dahulu sebelum mengoperasikan mesin yang akan digunakan.
14. Pekerja tidak harus ikut memelihara mesin dan peralatan kerja. a. Setuju b. Tidak Setuju
15. Ventilasi (sirkulasi udara) yang baik tidak penting di tempat kerja. a. Setuju b. Tidak Setuju
16. Pekerja harus menggunakan alat pelindung diri misalnya kacamata atau masker untuk keselamatan kerja.
a. Setuju b. Tidak Setuju
17. Risiko terbentur (struck by) mesin yang berputar dapat dikurangi dengan memerhatikan dan bekerja sesuai Standard Operasional Prosedur.
a. Setuju b. Tidak Setuju
18. Banyaknya debu di tempat kerja tidak menjadi masalah bagi kesehatan pekerja. a. Setuju b. Tidak Setuju
19. Pemantauan/pengujian lingkungan kerja secara berkala (pengujian kualitas mesin, alat dan bahan) harus dilakukan di tempat kerja.
a. Setuju b. Tidak Setuju
20. Kebisingan mesin tidak berpengaruh pada sistem pendengaran pekerja. a. Setuju b. Tidak Setuju
21. Modifikasi mesin dilakukan untuk mengurangi resiko bahaya dari mesin tersebut. a. Setuju b. Tidak Setuju
22. Komite keselamatan (P2K3) di perusahaan melakukan inspeksi keselamatan untuk mencegah kecelakaan kerja.
a. Setuju b. Tidak Setuju
23. Cara kerja dan posisi kerja yang baik sangat diperlukan dan dapat mengurangi kelelahan akibat kerja
a. Setuju b. Tidak Setuju
24.Ijin kerja (work permit) tidak perlu diberikan pada pekerja meskipun resiko pekerjaannya sangat tinggi.
a. Setuju b. Tidak Setuju
25.Jalan keluar masuk di area kerja harus selalu diperhatikan oleh pekerja. a. Setuju b. Tidak Setuju
26.Keberadaan jalur evakuasi jika terjadi kondisi darurat di tempat kerja sangat penting diketahui pekerja.
a. Setuju b. Tidak Setuju
27.Isi kotak P3K di tempat kerja tidak harus selalu lengkap. a. Setuju b. Tidak Setuju
28.Potensi bahaya setiap alat, mesin dan bahan yang digunakan di tempat kerja harus diketahui oleh pekerja.
a. Setuju b. Tidak Setuju
29.Pencahayaan di tempat kerja harus baik dan memadai. a. Setuju b. Tidak Setuju
30.Prosedur yang benar tidak diperlukan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) di tempat kerja.
C. TINDAKAN
1. Apakah Anda selalu menggunakan alat pelindung diri ketika bekerja?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah Anda menggunakan alat pelindung diri hanya jika diawasi?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah Anda tidak memerhatikan setiap rambu-rambu mengenai keselamatan (safety sign) yang dipasang di tempat kerja?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah Anda memelihara alat pelindung diri dengan baik?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah Anda tidak pernah memeriksakan kesehatan secara berkala?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah Anda menggunakan fasilitas kotak P3K jika mengalami kecelakaan?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah Anda tidak menjalankan peraturan K3 yang telah ditetapkan?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah Anda bekerja dengan memerhatikan setiap Material Safety Data Sheet (MSDS) jika menggunakan bahan kimia?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah Anda selalu bekerja sesuai dengan Standard Operasional Prosedur?
a. Ya b. Tidak
10.Apakah Anda pernah bekerja dengan memakai seragam/pakaian kerja yang tidak standard?
a. Ya b. Tidak
11.Apakah Anda menggunakan jalan masuk ke area kerja dengan sesuka hati?
12.Apakah Anda memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan di perusahaan?
a. Ya b. Tidak
13.Apakah Anda bekerja selalu dengan cara kerja dan posisi kerja yang tidak baik?
a. Ya b. Tidak
14.Apakah Anda menggunakan jalur evakuasi pada saat terjadi kondisi darurat di tempat kerja?
a. Ya b. Tidak
15.Apakah Anda selalu melaporkan jika ada kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja kepada Team Leader/Coordinator