Mirsha V.,Smith.,Kirk R.,Retherford R.,2005.Effect Of Cookig Smoke
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISPA
5. Menghindari pajanan asap rokok, asap dapur
2.2.2 Status Imunisasi
Imunisasi adalah menyuntikkan virus atau bakteri yang sudah dilemahkan
atau dimatikan dengan dosis tertentu (kecuali untuk vaksin polio, yang biasanya
diberikan lewat mulut). Vaksin dirancang untuk memicu tubuh agar membuat
antibodi,tapi tidak cukup kuat untuk bisa menimbulkan infeksi atau penularan dari
penyakit itu sendiri.Imunisasi dapat mencegah atau meminimalkan risiko terkena
beberapa penyakit menular yang sering menyerang bayi,balita dan anak-anak
seperti ISPA (Grifford,2008).
Menurut Adelina (2014), sebagian besar kematian ISPA berasal dari jenis
ISPA yang berkembangdari penyakit yang dapat di cegah dalam imunisasi seperti
difteri, pertusis,campak, maka peningkatan cakupan imunisasi akan berperan
besar dalamupaya pemberantasan ISPA. Untuk menghindari faktor yang
meningkatkan mortalitas ISPA, diupayakan imunisasi lengkap. Balita
yangmempunyai status imunisasi lengkap bila menderita kejadian ISPA dapat
diharapkan perkembangan penyakit tidak akan menjadi lebih berat dan parah.
Ketidakpatuhan imunisasi dengan peningkatan penderita ISPA walaupun tidak
bermakna. Hal ini sesuai dengan penelitian lain yang mendapatkan bahwa
imunisasi yang lengkap dapat memberikan peranan yang cukup berarti dalam
mencegah kejadian ISPA (Hidayat, 2009). Manfaat imunisasi ialah imunisasi
dapat mencegah atau meminimalkan risiko terkena beberapa penyakit menular
18
kematian bayi serta balita yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit
(Adelina,2014).
Menurut Adelina (2014), jenis-jenis imunisasi dan jadwal pemberian
imunisasi yang diharuskan di Indonesia yaitu sebagai berikut :
1.Imunisasi BCG(bacillus calmette-guerrin )
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
tuberculosis (TBC).Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi
yang pada saat berumur 2 bulan atau 3 bulan.Imunisasi ini cukup diberikan satu
kali saja. Bila pemberian imunisasi ini berhasil maka setelah beberapa minggu di
tempat suntikan akan timbul benjolan kecil. Dengan cara pemberian imunisasi
BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan
atas.
2.Imunisasi DPT
Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit
difteri, pertusis dan tetanus. Pemberian imunisasi DPT sebanyak 3 kali yaitu pada
usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan. Cara pemberian imunisasi melalui suntikanintar
muskuler. Efek samping dari imunisasi ini hanya gejala-gejala ringan seperti
sedikit demam dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan agak nyeri dan pegal-pegal
di daerah penyuntikan dan akan hilang sendiri dalam beberapa hari.
3.Imunisasi Polio
Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit
polio yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan
interval 4 minggu.Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama setelah
lahir.Selanjutnya, vaksin ini diberikan tiga kali, yakni saat bayi berumur 2, 4, dan
6 bulan.
4.Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegahan penyakit liver
(hati).Virus ini dapat ditularkan dari ibu ke bayinya dalam kandungan. Pemberian
imunisasi dilakukan dalam waktu kurang dari 12 jam sejak lahir (0 hari)
dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 6 bulan.
5.Imunisasi Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak.
Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali yaitu pada usia 9 bulan.
Cara pemberian imunisasi campak melalui subkutan.
2.2.3 Status ASI Ekslusif
Menurut Grifford (2008), ASI adalah makanan pertama yang paling cocok
bagi bayi karena mengandung semua asupan gizi yang diperlukan agar bayi
tumbuh sehat dengan proporsi yang tepat dan bisa tersedia langsung tanpa harus
repot mensterilkan peralatan untuk memberikan susu pada bayi. Susu formula
yang dibuat mendekati karakteristik dari ASI, tetapi susu formula tetap tidak bisa
memberikan manfaat kesehatan seperti ASI, yang akan memberikan banyak
keuntungan banyak bagi bayi.
ASI ekslusif merupakan pemberian ASI pada 6 bulan pertama kelahiran
tanpa disertai pemberian makanan atau minuman apapun (WHO dalam Harahap,
20
sedangkan bayi yang mendapatkan ASI non-ekslusif cenderung sering mengalami
ISPA (Rusca et al, 2011).
Pemberian ASI secara ekslusif dianjurkan minimal 4 bulan lamanya tetapi
lebih baik jika diberikan selama 6 bulan. Para ahli mengemukakan bahwa manfaat
ASI akan semakin meningkat jika bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan
pertama kehidupannya. Setelah bayi berusia 6 bulan,barulah bayi mulai
diperkenalkan dengan makanan pendamping secara benar dan tepat, sedangkan
ASI tetap diberikan kepada bayi sampai berusia 2 tahun atau bahkan lebih 2
tahun. Bayi sehat umumnya tidak memerlukan makanan tambahan apapun sampai
berusia 6 bulan kecuali terdapat keadaan-keadaan khusus yang membuat bayi
perlu diberi makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan.Misalnya terjadi
peningkatan tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa pemberian ASI ekslusif
tidak berjalan dengan baik. Namun,sebelum diberikan makanan tambahan, ibu
sebaiknya memperbaiki terlebih dahulu cara pemberian ASI kepada bayi (Roesli,
2001).
ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan
kelebihan. Menurut Grifford (2008) ada tiga manfaat ASI yaitu:
1. ASI meningkatkan daya tubuh
ASI tidak hanya mengandung antibodi tetapi juga bahan-bahan lain yang
lain seperti anti infeksi dan anti virus, maka bayi yang mendapatkan ASI akan
lebih kuat dan jarang mengalami sakit. ASI juga akan menurunkan kemungkinan
bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, penyakit alergi, dan ISPA.
tanpa bantuan makanan akan menghasilkan lebih banyak antibodi sebagai
responsnya terhadap vaknisasi.
2. ASI meningkatkan kecerdasan
ASI mengandung asam lemak non jenuh yang memiliki rantai panjang,
yaitu DHA (docosahexaenoic acid) dan AA (aracbidonic acid), yang sangat
diperlukan bagi perkembangan otak, jaringan syaraf dan retina mata bayi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi yang menerima DHA dan AA memiliki
kecerdasan kognitif yang lebih tinggi pada usia 10 bulan jika dibandingkan
dengan kelompok kendali dari bayi yang tidak menerima zat-zat itu. Sebuah
laporan yang dimuat dalam Lancet menyebutkan bahwa IQ dari bayi-bayi yang
mendapatkan ASI pada umumnya lebih tinggi delapan poin daripada bayi-bayi
yang tidak diberikan ASI.
3. Menghemat pengeluaran biaya
Menyusui secara ekslusif dapat menghemat biaya pengeluaran rumah
tangga karena tidak mengeluarkan biaya untuk membeli susu formula dan
makanan bayi selama 6 bulan.
Menurut Suraatmaja dalam Harahap (2010), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI antara lain:
1.Terjadinya perubahan sosial budaya
a.Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya.
b.Meniru teman, tetangga, atau orang terkemuka yang memberikan susu botol.
c.Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya.