• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rasio jari tangan

2.2.3 Kemampuan verbal dan numerik

Kecerdasan intelektual diperkenalkan oleh Alfred Binet seorang psikologi Perancis pada tahun 1900 mengembangkan alat ukur untuk memprediksi kemampuan siswa sekolah dasar di Paris. Kemudian dikembangkanlah berbagai tes lain seperti Scholastic Achievement Test (SAT). Tes ini mendasarkannya pada matematik dan kemampuan verbal seseorang (Bahaudin, 2007).

Dalam Sunaryo (2004), bakat didefinisikan sebagai taraf kecerdasan individu yang bersifat khusus dalam bidang atau pekerjaan tertentu. Menurut Guilford ada 3 dimensi faktor bakat, yaitu :

a. Dimensi perseptual : kemampuan di dalam melakukan persepsi yang mencakup kepekaan indra, perhatian, orientasi ruang, dan waktu, dan kecepatan persepsi.

b. Dimensi psikomotor : mencakup kekuatan, impuls, kecepatan gerak, kecermatan, dan koordinasi.

c. Dimensi intelektual : mencakup ingatan, pengenalan, berpikir dan evaluatif.

Kecerdasan itu menjadi dasar umum untuk berkembangnya bakat-bakat yang ada pada manusia (Fudyatanta, 2004). Bakat terkait dengan kemampuan khusus seseorang untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Bakat berasal dari faktor bawaan dan lingkungan. Inteligensi merupakan kemampuan umum seseorang sedangkan bakat merupakan kemampuan yang bersifat khusus. Tes bakat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan seseorang berhasil dalam bidang-bidang tertentu. Tes bakat, termasuk tes seri multipel bakat yang merupakan sejumlah tes yang dipakai untuk mengukur berbagai macam bakat seseorang, tidak hanya satu bakat saja. Misalnya tes seri FACT (Flanagan

Aptitude Classification Test), yang terdiri dari 14 subtes bakat, mulai dari bakat

untuk menjadi juru ketik sampai bakat teknik-insinyur. FACT disusun oleh Jc Flanagan dari USA (Fudyatanta, 2004).

Di dalam Fudyatanta (2004) terdapat bermacam-macam seri multipel bakat diantaranya yaitu :

a. Differential Aptitude Tes (DAT) b. General Aptitude Tes Battery (GATB)

c. Flanagan Aptitude Slassification Test (FACT) d. Academic Promise Tests (APT)

e. Flanagan Industrial Tests (FIT) f. Guilford-Zimmerman Aptitude Survey g. Nonreading Aptitude Test Battery (NATB) h. SRA Primary Mental Abilities

Berikut pembahasan dari beberapa jenis tes di atas :

1. Tes Perbedaan Bakat - Differential Aptitude Tests (DAT)

Tes ini disusun oleh : George K. Bennett, Harold G. Seashore, Aleander G. Wesman. Tes ini dibuat karena keterbatasan tes kecerdasan yang mendapatkan hasil skor tunggal. DAT terdiri dari 7 subtes, yaitu :

a. Tes Penalaran Verbal - Verbal Reasoning b. Tes Kemampuan Numerik - Numerikal Ability c. Tes Penalaran Abstrak - Abstract Reasoning

d. Tes Relasi Spasial - Space Relation

e. Tes Penalaran Mekanik - Mechanical Reasoning

f. Tes Keakuratan-Kecepatan Klerika - Clerical Speed and Acuracy

g. Tes Penggunaan Bahasa - Languange Usage (Spelling and Sentences) 2. Seri Tes Bakat Umum – General Aptitude Tes Battery (GATB)

GATB dikembangkan oleh United State Employment Service (USES). Tes GATB banyak dipakai para konselor untuk bimbingan kerja karyawan. GATB terdiri 12 macam subtes, yakni :

a. Tes Perbandingan Nama b. Tes Komputasi (Perhitungan) c. Tes Tiga Dimensi

d. Tes Perbendaharaan Kata e. Tes Memasangkan Alat f. Tes Aritmatik

g. Tes Memasangkan Bentuk (matching form) h. Tes Membuat Tanda (mark making)

i. Tes Meletakkan (place test) j. Tes Membalik (turn test) k. Tes Merakit (asembeling) l. Tes Mengurai (diasembel)

2.2.3.1 Kemampuan verbal

Kecerdasan verbal mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam berbicara, membaca, dan menulis (Lwin et al., 2008)

Istilah lain yang biasa digunakan yaitu kecerdasan linguistik, adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini adalah kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair dan pengacara. Jenis pemikiran inilah yang menghasilkan King Lear karya Shakespeare, Odyssey karya Homerus, dan Kisah Seribu Satu Malam dari Arab.Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Mereka mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu mengingat berbagai fakta. Mereka gemar sekali membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat mengartikan bahasa tulisan secara luas. Bisa jadi mereka adalah ahli sastra (Armstrong, 2002).

Akan tetapi, kecerdasan bermain kata-kata merupakan aset di setiap bidang lain juga. Misalnya, dokter harus berkomunikasi dengan pasiennya, pengusaha harus bernegosiasi dan menulis laporan, sedangkan komandan tentara harus mengilhami anak buahnya. Beberapa orang terkenal yang memiliki kemampuan ini adalah Sir Winston Churchill, Larry King, John F. Kennedy dan Martin Luther King (Lwin

et al., 2008).

Di dalam Armstrong (2002), secara sederhana kita dapat memeriksa kecerdasan apa yg paling menonjol dalam diri kita. Berikut adalah daftar periksa untuk kecerdasan verbal/linguistik :

a. Buku sangat penting bagi saya.

b. Saya dapat mendengar kata-kata di kepala saya sebelum saya membaca, berbicara, atau menuliskannya.

c. Saya mendapatkan lebih banyak hal dari mendengarkan radio atau kaset yang banyak berisi kata-kata daripada televisi atau film.

d. Saya tidak mengalami kesulitan dalam permainan kata seperti Scrabble, Anagrams, atau Password.

e. Saya senang menghiburdiri sendiri atau orang lain dengan lelucon, sajak lucu-lucuan, atau permainan kata.

f. Kadang-kadang orang lain terpaksa berhenti dan meminta saya untuk menjelaskan makna kata yang saya gunakan dalam tulisan atau pembicaraan saya.

g. Ketika bersekolah, saya menganggap pelajaran bahasa, studi sosial, dan sejarah lebih mudah daripada matematika dan ilmu alam.

h. Kalau saya berkendaraan di jalan bebas hambatan, saya lebih memperhatikan kata-kata yang tertulis di papan reklame daripada memperhatikan pemandangan.

i. Dalam percakapan, saya sering mengungkapkan segala sesuatu yang pernah saya baca atau dengar.

j. Akhir-akhir ini saya menulis sesuatu yang amat saya banggakan atau yang membuat saya mendapat pengakuan dari orang lain.

2.2.3.2 Kemampuan numerik

Kecerdasan matematis-logis adalah kemmapuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah (Lwin et al., 2008).

Kecerdasan logis-matematis adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemogram komputer. Newton menemukan kecerdasan ini ketika menemukan kalkulus. Demikian pula dengan Einstein ketika ia menyusun teori relatifitasnya. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-matematis mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional (Armstrong, 2002)

Berikut adalah daftar periksa untuk melihat apakah seseorang tersebut berbakat di bidang logis-matematis/numerik :

a. Dengan mudah saya dapat menghitung angka-angka dalam benak saya. b. Matematika dan atau sains merupakan mata pelajaran favorit saya di sekolah. c. Saya suka melakukan permainan atau memecahkan soal yang menuntut

pemikiran logis.

d. Saya suka mengadakan percobaan kecil "Bagaimana seandainya" (misalnya, "Bagaimana seandainya saya melipatduakan jumlah air yang saya tuangkan ke rumpun mawar di halaman rumah setiap minggunya?").

e. Saya selalu mencari pola keteraturan, atau urutan logis dari segala sesuatu. g. Saya menaruh minat pada perkembangan baru dalam sains.

h. Saya berpendapat bahwa hampir segala sesuatu mempunyai penjelasan yang masuk akal.

h. Kadang-kadang saya berpikir dalam konsep yang jelas, abstrak, tanpa kat, tanpa gambar.

i. Saya sering menemukn salah penalaran dalam segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan orang di rumah maupun di tempat kerja.

j. Saya merasa lebih nyaman bila segala sesuatu sudah diukur, dikelompokkan, dianalisis, atau dikuantifikasikan dengan cara tertentu.

2.3 Hubungan rasio jari tangan dan kemampuan verbal dan numerik

Dokumen terkait