• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat (2D:4D) dengan Tingkat Kemampuan Verbal dan Numerik pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungayang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat (2D:4D) dengan Tingkat Kemampuan Verbal dan Numerik pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungayang"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nola Soendang Dewi

Tempat/Tanggal Lahir : Batusangkar, 14 Desember 1992

Agama : Islam

Alamat : Jl. Dr. Sumarsono No. 3 Padang Bulan MEDAN Riwayat Pendidikan : 1. TK Cempaka Sungayang

Batusangkar Sumatera Barat 2. SD N 03 Sungayang

Batusangkar Sumatera Barat 3. SD N 11 Sungayang

Batusangkar Sumatera Barat

4. SMP N 2 Batusangkar Sumatera Barat 5. SMA N 1 Sungayang

Batusangkar Sumatera Barat

Riwayat Pelatihan : 1. Training Nasional Hipnoterapi Tahun 2012 Riwayat Organisasi : 1. PHBI FK USU

(2)

Lampiran 2

Lembar Penjelasan Penelitian

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya, Nola Soendang Dewi, mahasiswi semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat (2D:4D) dengan Tingkat Kemampuan Verbal dan Numerik pada Siswa Kelas X SMA N 1 Sungayang Tahun Pelajaran 2013-2014”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara rasio panjang jari tangan kedua dan keempat dengan tingkat kemampuan verbal dan numerik.

Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mohon kesediaan Anda dalam menjawab pertanyaan dalam wawancara tertulis ini dengan benar dan sejujur-jujurnya dan bersedia menjadi responden untuk dilakukan pengukuran jari tangan kedua (telunjuk) dan keempat (jari manis). Setiap data yang didapat pada saat proses penelitian ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini saja. Seandainya Anda menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak mendapat sanksi apapun.

Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya mengharapkan Anda dapat mengisi lembar persetujuan kesediaan dalam berpartisipasi pada penelitian ini.

Padang, ________________ 2014 Hormat Saya,

Peneliti

(3)

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Tempat/Tgl.Lahir :

Alamat :

Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang berjudul “Hubungan Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat (2D:4D) dengan Tingkat Kemampuan Verbal dan Numerik pada Siswa Kelas X SMA N 1 Sungayang Tahun Pelajaran 2013-2014”.

Saya mengerti bahwa saya akan diminta untuk menjadi responden pengukuran jari tangan, menjawab pertanyaan melalui wawancara tertulis yang memerlukan waktu sekitar 10-15 menit dan saya bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.

Padang, ... 2014

Yang memberikan Yang membuat pernyataan

penjelasan persetujuan

( Nola Soendang Dewi

(4)
(5)
(6)
(7)

Lampiran 6

Jenis Kelamin Verbal Numerik Rasio Kanan Rasio Kiri Verbalkel Numerikkel Rasio Kanankel

Rasio

Kirikel Usia

perempuan 10 60 0,952 0,966 Rendah Sedang Rendah Rendah 14,9

perempuan 80 60 0,956 0,972 Tinggi Sedang Rendah Rendah 15,1

lakilaki 20 25 1,014 1,023 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 16,3

lakilaki 30 50 0,948 0,941 Rendah Sedang Rendah Rendah 16,6

lakilaki 35 60 0,987 0,892 Rendah Sedang Rendah Rendah 15,3

perempuan 70 60 0,985 0,997 Tinggi Sedang Rendah Rendah 16

perempuan 65 55 0,95 0,973 Sedang Sedang Rendah Rendah 16,3

perempuan 25 75 1 0,954 Rendah Tinggi Tinggi Rendah 16,7

perempuan 10 25 0,929 0,959 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,6

perempuan 20 55 1,025 1 Rendah Sedang Tinggi Tinggi 15,8

lakilaki 50 55 0,929 0,96 Sedang Sedang Rendah Rendah 16,7

lakilaki 45 40 0,985 1 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,11

perempuan 1 25 1,04 1 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 15,1

lakilaki 10 55 0,955 0,961 Rendah Sedang Rendah Rendah 15,8

perempuan 10 55 0,968 0,966 Rendah Sedang Rendah Rendah 15,6

perempuan 10 35 1 1 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 15,11

perempuan 20 90 0,985 0,987 Rendah Tinggi Rendah Rendah 16

perempuan 5 55 1,015 1,023 Rendah Sedang Tinggi Tinggi 14,2

lakilaki 10 25 0,958 0,969 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,7

lakilaki 25 60 0,905 0,932 Rendah Sedang Rendah Rendah 15,3

perempuan 65 65 1,081 0,99 Sedang Sedang Tinggi Rendah 15,11

lakilaki 20 5 0,954 0,952 Rendah Rendah Rendah Rendah 14,11

(8)

perempuan 5 40 0,903 0,904 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,5

perempuan 30 15 0,944 0,947 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,6

lakilaki 70 55 0,937 0,897 Tinggi Sedang Rendah Rendah 15,7

lakilaki 35 55 0,902 0,884 Rendah Sedang Rendah Rendah 15,5

perempuan 50 55 0,966 0,981 Sedang Sedang Rendah Rendah 15,1

perempuan 10 65 1 0,956 Rendah Sedang Tinggi Rendah 15,2

lakilaki 40 45 0,999 0,929 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,4

lakilaki 30 40 0,961 0,905 Rendah Rendah Rendah Rendah 14,6

perempuan 3 45 0,997 0,972 Rendah Rendah Rendah Rendah 16,8

lakilaki 25 80 0,962 0,978 Rendah Tinggi Rendah Rendah 16,6

perempuan 45 30 1,044 1 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 15

lakilaki 5 35 0,98 1 Rendah Rendah Rendah Tinggi 16

perempuan 30 50 1,079 1,072 Rendah Sedang Tinggi Tinggi 15,4

lakilaki 1 25 1,019 0,981 Rendah Rendah Tinggi Rendah 15,1

perempuan 20 30 0,957 0,944 Rendah Rendah Rendah Rendah 16,6

lakilaki 85 55 0,951 1,02 Tinggi Sedang Rendah Tinggi 15,11

perempuan 15 30 1 1 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 15,9

perempuan 5 40 0,979 0,999 Rendah Rendah Rendah Rendah 14,7

perempuan 40 45 0,945 0,976 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,8

lakilaki 20 25 0,969 0,929 Rendah Rendah Rendah Rendah 16

perempuan 35 65 0,993 1 Rendah Sedang Rendah Tinggi 15,7

perempuan 25 30 0,985 1,025 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,7

perempuan 35 30 0,99 0,951 Rendah Rendah Rendah Rendah 16

perempuan 45 30 0,971 1,012 Rendah Rendah Rendah Tinggi 17,8

perempuan 45 45 0,979 0,936 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,11

perempuan 35 40 0,98 0,975 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,7

(9)

perempuan 20 80 1 0,974 Rendah Tinggi Tinggi Rendah 16

lakilaki 45 70 0,963 0,941 Rendah Tinggi Rendah Rendah 15,6

perempuan 35 70 1 1,002 Rendah Tinggi Tinggi Tinggi 15,11

perempuan 55 70 1,022 0,987 Sedang Tinggi Tinggi Rendah 15,1

perempuan 35 25 0,927 0,999 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,11

perempuan 10 10 1,034 1,035 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 15,9

perempuan 30 30 0,978 0,957 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,1

lakilaki 3 80 0,976 0,97 Rendah Tinggi Rendah Rendah 16,1

perempuan 30 30 1 0,963 Rendah Rendah Tinggi Rendah 15,4

perempuan 75 45 0,946 0,964 Tinggi Rendah Rendah Rendah 15,3

perempuan 25 30 0,944 0,982 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,8

lakilaki 15 5 0,993 1,044 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,3

lakilaki 3 25 0,966 1 Rendah Rendah Rendah Tinggi 16,2

perempuan 3 5 0,965 1,008 Rendah Rendah Rendah Tinggi 16,7

perempuan 10 60 0,953 0,963 Rendah Sedang Rendah Rendah 15,4

perempuan 1 55 1,03 0,945 Rendah Sedang Tinggi Rendah 16,1

lakilaki 15 20 0,97 1,032 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,8

perempuan 5 10 0,912 0,91 Rendah Rendah Rendah Rendah 16,3

perempuan 20 35 1,038 1,014 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 15,9

perempuan 10 25 0,965 0,929 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,4

perempuan 25 10 0,983 1,037 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,9

perempuan 15 15 0,981 1 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,7

perempuan 5 40 0,97 0,958 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,2

perempuan 10 20 0,967 0,962 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,2

perempuan 20 25 0,939 1 Rendah Rendah Rendah Tinggi 16,2

lakilaki 25 40 0,975 0,956 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,7

(10)

perempuan 5 25 0,978 0,989 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,3

lakilaki 20 25 0,982 0,926 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,5

lakilaki 1 15 1,007 1 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 16,9

lakilaki 1 20 0,938 0,954 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,9

lakilaki 5 20 0,97 0,829 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,11

perempuan 3 30 1 1 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 16,9

lakilaki 5 25 1,059 0,962 Rendah Rendah Tinggi Rendah 17,2

lakilaki 10 30 0,97 0,98 Rendah Rendah Rendah Rendah 14,5

perempuan 20 30 0,944 1,024 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,1

perempuan 10 30 0,945 1,013 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,4

perempuan 3 45 0,943 0,967 Rendah Rendah Rendah Rendah 16,8

perempuan 5 60 1 1 Rendah Sedang Tinggi Tinggi 15,3

perempuan 5 55 0,954 0,944 Rendah Sedang Rendah Rendah 15,3

perempuan 30 40 0,953 0,976 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,7

perempuan 25 65 0,985 1 Rendah Sedang Rendah Tinggi 15,8

lakilaki 1 15 0,971 0,993 Rendah Rendah Rendah Rendah 18,3

lakilaki 20 30 0,98 0,96 Rendah Rendah Rendah Rendah 17,3

perempuan 20 30 0,952 0,961 Rendah Rendah Rendah Rendah 16,4

perempuan 5 25 1 1,015 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 15,7

perempuan 1 20 0,863 0,965 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,1

perempuan 10 40 0,989 1,036 Rendah Rendah Rendah Tinggi 14,6

perempuan 3 40 0,964 0,968 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,8

lakilaki 50 10 0,955 0,93 Sedang Rendah Rendah Rendah 15,11

lakilaki 40 30 0,936 0,927 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,4

perempuan 1 25 0,973 0,988 Rendah Rendah Rendah Rendah 14,3

perempuan 10 30 0,97 0,946 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,9

(11)

lakilaki 5 30 1 0,993 Rendah Rendah Tinggi Rendah 16,2

perempuan 20 25 0,978 0,923 Rendah Rendah Rendah Rendah 16,2

lakilaki 40 70 0,957 1 Rendah Tinggi Rendah Tinggi 15,4

lakilaki 5 55 0,957 0,909 Rendah Sedang Rendah Rendah 16,2

lakilaki 10 25 0,971 0,994 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,11

lakilaki 10 20 0,96 0,952 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,11

perempuan 35 15 0,944 0,958 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,2

lakilaki 5 25 0,897 1,029 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,6

lakilaki 10 15 1,02 0,969 Rendah Rendah Tinggi Rendah 15,6

lakilaki 25 20 0,965 0,929 Rendah Rendah Rendah Rendah 17,5

perempuan 1 40 0,891 0,917 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,6

lakilaki 10 25 0,956 1,002 Rendah Rendah Rendah Tinggi 17,6

lakilaki 20 10 0,99 0,967 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,5

perempuan 3 5 0,929 0,926 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,6

perempuan 75 55 0,966 1,035 Tinggi Sedang Rendah Tinggi 15,9

perempuan 25 30 0,991 1,051 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,7

perempuan 1 25 1 0,992 Rendah Rendah Tinggi Rendah 16,3

perempuan 30 15 0,982 0,953 Rendah Rendah Rendah Rendah 15

lakilaki 15 20 0,954 0,937 Rendah Rendah Rendah Rendah 15

lakilaki 40 45 0,987 0,951 Rendah Rendah Rendah Rendah 17

lakilaki 3 1 0,973 0,963 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,1

lakilaki 1 15 0,967 0,988 Rendah Rendah Rendah Rendah 17,11

perempuan 25 20 0,94 0,958 Rendah Rendah Rendah Rendah 16,8

perempuan 1 25 0,967 0,946 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,8

lakilaki 30 1 0,93 0,883 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,2

perempuan 1 5 0,956 0,973 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,8

(12)

perempuan 1 15 0,991 0,999 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,11

lakilaki 15 20 0,971 1,003 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,6

perempuan 1 3 0,936 0,955 Rendah Rendah Rendah Rendah 16,7

perempuan 25 1 0,96 0,997 Rendah Rendah Rendah Rendah 18,5

lakilaki 10 5 0,999 1,028 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,6

perempuan 1 25 1 0,968 Rendah Rendah Tinggi Rendah 17,3

perempuan 10 20 0,942 0,983 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,1

perempuan 1 10 0,957 0,975 Rendah Rendah Rendah Rendah 16,8

lakilaki 25 50 0,98 0,939 Rendah Sedang Rendah Rendah 15,11

lakilaki 5 5 0,907 0,931 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,1

perempuan 20 30 0,895 1,086 Rendah Rendah Rendah Tinggi 15,6

perempuan 35 1 0,961 0,96 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,4

lakilaki 15 25 1 0,968 Rendah Rendah Tinggi Rendah 16,1

perempuan 10 30 0,923 0,936 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,11

lakilaki 15 30 1,003 0,945 Rendah Rendah Tinggi Rendah 16,2

perempuan 3 50 1 0,984 Rendah Sedang Tinggi Rendah 14,7

lakilaki 55 10 0,973 0,934 Sedang Rendah Rendah Rendah 15,5

perempuan 5 45 0,943 0,969 Rendah Rendah Rendah Rendah 16,1

lakilaki 5 25 1,043 1,037 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 16,1

perempuan 30 35 0,944 0,933 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,1

perempuan 15 55 0,996 1 Rendah Sedang Rendah Tinggi 16

perempuan 20 35 0,944 0,976 Rendah Rendah Rendah Rendah 16,1

perempuan 30 55 1,003 0,953 Rendah Sedang Tinggi Rendah 15,1

perempuan 25 25 0,977 0,977 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,9

perempuan 10 10 0,978 0,973 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,9

lakilaki 20 60 1,043 1 Rendah Sedang Tinggi Tinggi 15,5

(13)

perempuan 1 10 1,013 1,046 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 15,9

perempuan 1 10 0,875 0,958 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,8

lakilaki 30 20 0,949 0,981 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,3

lakilaki 25 10 0,935 0,947 Rendah Rendah Rendah Rendah 15,11

perempuan 5 25 0,983 0,995 Rendah Rendah Rendah Rendah 16,4

perempuan 15 20 1 1 Rendah Rendah Tinggi Tinggi 15,9

lakilaki 40 55 1,014 0,963 Rendah Sedang Tinggi Rendah 16,7

(14)

Lampiran 7

jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

lakilaki 62 37,3 37,3 37,3

perempuan 104 62,7 62,7 100,0

Total 166 100,0 100,0

Statistics

usia

N

Valid 166

Missing 0

Mean 15,7595

Median 15,7000

Mode 15,11

Std. Deviation ,75197

Minimum 14,10

Maximum 18,50

RasioKananKelompok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 126 75,9 75,9 75,9

Tinggi 40 24,1 24,1 100,0

Total 166 100,0 100,0

RasioKiriKelompok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 117 70,5 70,5 70,5

Tinggi 49 29,5 29,5 100,0

(15)

VerbalKelompok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 152 91,6 91,6 91,6

Sedang 8 4,8 4,8 96,4

Tinggi 6 3,6 3,6 100,0

Total 166 100,0 100,0

NumerikKelompok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 123 74,1 74,1 74,1

Sedang 34 20,5 20,5 94,6

Tinggi 9 5,4 5,4 100,0

Total 166 100,0 100,0

Statistics

verbal numerik

N

Valid 166 166

Missing 0 0

Mean 20,36 33,75

Median 15,00 30,00

Mode 10 25

Std. Deviation 18,295 19,677

Minimum 1 1

Maximum 85 90

Statistics

rasiolakikanan rasiolakikiri rasioprkanan rasioprkiri

N

Valid 62 62 104 104

Missing 42 42 0 0

Mean ,97140 ,96289 ,97274 ,98152

Median ,97000 ,96250 ,97750 ,97600

Mode ,970a 1,000 1,000 1,000

Std. Deviation ,032774 ,042330 ,037082 ,036825

Minimum ,897 ,829 ,863 ,904

(16)

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

verbal ,160 166 ,000 ,872 166 ,000

numerik ,166 166 ,000 ,958 166 ,000

rasiokanan ,084 166 ,006 ,984 166 ,055

rasiokiri ,087 166 ,004 ,981 166 ,020

a. Lilliefors Significance Correction

Correlations

rasiokanan verbal

Spearman's rho

rasiokanan

Correlation Coefficient 1,000 -,013

Sig. (2-tailed) . ,864

N 166 166

verbal

Correlation Coefficient -,013 1,000

Sig. (2-tailed) ,864 .

N 166 166

Correlations

rasiokanan numerik

Spearman's rho

rasiokanan

Correlation Coefficient 1,000 ,148

Sig. (2-tailed) . ,057

N 166 166

numerik

Correlation Coefficient ,148 1,000

Sig. (2-tailed) ,057 .

N 166 166

Correlations

rasiokiri verbal

Spearman's rho

rasiokiri

Correlation Coefficient 1,000 -,074

Sig. (2-tailed) . ,343

N 166 166

verbal

Correlation Coefficient -,074 1,000

Sig. (2-tailed) ,343 .

(17)

Correlations

rasiokiri numerik

Spearman's rho

rasiokiri

Correlation Coefficient 1,000 -,028

Sig. (2-tailed) . ,721

N 166 166

numerik

Correlation Coefficient -,028 1,000

Sig. (2-tailed) ,721 .

N 166 166

Correlations

rasioprkanan numerikpr

Spearman's rho

rasioprkanan

Correlation Coefficient 1,000 ,253**

Sig. (2-tailed) . ,009

N 104 104

numerikpr

Correlation Coefficient ,253** 1,000

Sig. (2-tailed) ,009 .

N 104 104

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

rasioprkanan verbalpr

Spearman's rho

rasioprkanan

Correlation Coefficient 1,000 ,094

Sig. (2-tailed) . ,343

N 104 104

verbalpr

Correlation Coefficient ,094 1,000

Sig. (2-tailed) ,343 .

N 104 104

Correlations

rasiolakikanan verballaki

Spearman's rho

rasiolakikanan

Correlation Coefficient 1,000 -,209

Sig. (2-tailed) . ,102

N 62 62

verballaki

Correlation Coefficient -,209 1,000

(18)

N 62 62

Correlations

rasiolakikanan numeriklaki

Spearman's rho

rasiolakikanan

Correlation Coefficient 1,000 ,005

Sig. (2-tailed) . ,969

N 62 62

numeriklaki

Correlation Coefficient ,005 1,000

Sig. (2-tailed) ,969 .

N 62 62

Correlations

rasiolakikiri verballaki

Spearman's rho

rasiolakikiri

Correlation Coefficient 1,000 -,338**

Sig. (2-tailed) . ,007

N 62 62

verballaki

Correlation Coefficient -,338** 1,000

Sig. (2-tailed) ,007 .

N 62 62

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

rasiolakikiri numeriklaki

Spearman's rho

rasiolakikiri

Correlation Coefficient 1,000 -,081

Sig. (2-tailed) . ,532

N 62 62

numeriklaki

Correlation Coefficient -,081 1,000

Sig. (2-tailed) ,532 .

N 62 62

Correlations

rasioprkanan verbalpr

Spearman's rho

rasioprkanan

Correlation Coefficient 1,000 ,094

Sig. (2-tailed) . ,343

N 104 104

(19)

Sig. (2-tailed) ,343 .

N 104 104

Correlations

rasioprkanan numerikpr

Spearman's rho

rasioprkanan

Correlation Coefficient 1,000 ,253**

Sig. (2-tailed) . ,009

N 104 104

numerikpr

Correlation Coefficient ,253** 1,000

Sig. (2-tailed) ,009 .

N 104 104

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

rasioprkiri verbalpr

Spearman's rho

rasioprkiri

Correlation Coefficient 1,000 ,106

Sig. (2-tailed) . ,283

N 104 104

verbalpr

Correlation Coefficient ,106 1,000

Sig. (2-tailed) ,283 .

N 104 104

Correlations

rasioprkiri numerikpr

Spearman's rho

rasioprkiri

Correlation Coefficient 1,000 -,013

Sig. (2-tailed) . ,895

N 104 104

numerikpr

Correlation Coefficient -,013 1,000

Sig. (2-tailed) ,895 .

N 104 104

Group Statistics

jeniskelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

rasiokanan

lakilaki 62 ,97140 ,032774 ,004162

(20)

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig.

(2-tailed) Mean Differe nce Std. Error Differe nce 95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

rasio kana n Equal variances assumed

1,255 ,264

-,234

164 ,815

-,00133 7 ,00570 2 -,01259 7 ,00992 3 Equal variances not assumed -,242 141, 001

,809

-,00133 7 ,00552 7 -,01226 3 ,00958 9

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig.

(2-tailed) Mean Differe nce Std. Error Differe nce 95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

rasi

okiri Equal

variances

assumed

1,493 ,223

-2,98

0

164 ,003

-,01863 2 ,00625 2 -,03097 6 -,00628 8 Equal variances not assumed -2,87 7 114, 641

,005

-,01863 2 ,00647 6 -,03146 1 -,00580 4 Group Statistics

jeniskelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

rasiokiri

lakilaki 62 ,96289 ,042330 ,005376

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T. 2002. SEVEN KINDS OF SMART Identifying and Developing

Your Multiple Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Bahaudin, T. 2007. Brainware Leardership Mastery. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Bailey, A. A., & Hurd, P. L. 2004. Finger length ratio (2D:4D) correlates with physical aggression in men but not in women. Biological Psychology .

Fink, B., Brookes, H., Neave, N., Manning, J. T., & Geary, D. C. 2006. Second to fourth diigit ratio and numerical competence in children. Brain and

Cognition. 211-218.

Fudyatanta, K. 2004. Tes Bakat dan Perskalaan Kecerdasan. Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR.

Ibegbu, A. O., fanjuma, Z. C., Hamman, W. O., Umana, U. E., Ikyembe, D., & Musa, S. A. 2012. association of the index (2nd) and ring (4th) digit ratios with some physical attributes in Ebira Ethnic Group of Nigeria. Applied

Technologies & Innovations 7: 46-54.

Jordan-Steen, M. 2009. Correlation Study between Second/Fourth Digit Ratio, Number of Older Brothers and Mathematics Inclination in Female Pres-service Teachers. Procedddings of the World Congres on Engineering, Vol II .

Luxen, M. F., & Buunk, B. P. 2005. Second-to-fourth digit ratio related to Verbal and Numerical Intelligence and the Big Five. Personality and Individual

Differences. 959-966.

Lwin, M., Khoo, A., Kenneth, L., & Caroline, S. 2008. Cara Mengembangkan

Berbagai Komponen Kecerdasan. Indonesia: PT INDEKS.

Manning, J. 2011. 2D:4D Finger length ratio reflects the balance between prenatal testosteron-& prenatal estrogen concentrations!. Available from:

(22)

Manning, J., Kilduff, L., Cook, C., Crewther, B., & Fink, B. 2014. Digit Ratio (2D:4D); a biomarker for prenatal sex steroids and adult sex steroids in challenge situations. Frontiers in ENDOCRINOLOGY. 5: 1-10.

Manning, T., 2002. Digit Ratio : A Pointer to Fertility, Behavior and Health.

Human Nature Review, 2 : 418-23

Mukhtar, Z., et al. 2011. Desain penelitian klisis dan statistika kedokteran. Medan: USU Press.

Nicolas, H. R., & Jacks, J. 2012. Right hand digit ratio (2D:4D) is associated with prostate cancer : Findings of an admixed population study. Journal of solid

Tumors. 2(1): 22-25.

Pasiak, T. 2006. Manajemen Kecerdasan: Memberdayakan IQ, EQ, dan SQ Untuk

Kesuksesan Hidup. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV Sagung Seto.

Smith, D., L. 1998. Lebih Tajam dari Pedang, terj. Widyamartaya. A., Yogyakarta: KANISIUS.

Tanuwidjaja, W. 2009. 8 Intisari Kecerdasan Finansial. Yogyakarta: Media Pressindo.

Trivers, R., Manning, J., & Jacobson, A. 2006. A longitudinal study of digit ratio (2D:4D) and other finger ratios in Jamaican children. Hormon and Behavior. 49: 150-156.

Wahyuni, A., 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta Timur: Bamboedoea Communication

(23)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana hubungan antara rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) terhadap kemampuan numerik.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional

Rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) adalah suatu perbandingan yang didapat dari pengukuran panjang jari tangan kedua dibagi dengan panjang jari tangan keempat.

Cara pengukuran panjang jari tangan kedua dan keempat adalah dengan mengukur jarak dari titik tengah lipatan ventral proksimal jari kedua dan keempat sampai ujung jari kedua dan keempat. Alat ukur yang digunakan ialah jangka sorong. Hasil dari pengukuran dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu rasio rendah yaitu nilainya <1 dan rasio tinggi yaitu nilainya >1. Skala pengukuran adalah skala ordinal.

Kemampuan verbal adalah hasil berupa skor pada seseorang yang telah mengerjaka salah satu subtes dari tes bakat diferensial (DAT) yaitu verbal

reasoning. Cara mengukur kemampuan verbal melaksanakan ujian psikotes. Alat

ukur yang digunakan yaitu tes bakat diferensial (DAT). Tingkat kemampuan verbal siswa dibedakan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Termasuk kedalam

Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat

(2D:4D)

(24)

kelompok rendah apabila skor antara 1-49, kelompok sedang antara skor 50-69, dan kelompok tinggi antara 70-99. Skala pengukuran adalah ordinal.

Kemampuan numerik adalah hasil berupa skor pada seseorang yang telah mengerjakan salah satu subtes dari tes bakat diferensial yaitu numerikal ability. Cara mengukur kemampuan numerik yaitu dengan melaksanakan ujian psikotes. Alat ukur yang digunakan yaitu tes bakat diferensial. Tingkat kemampuan numerik siswa dibedakan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Termasuk kedalam kelompok rendah apabila skor antara 1-49, kelompok sedang antara skor 50-69, dan kelompok tinggi antara 70-99. Skala pengukuran adalah ordinal.

3.3 Hipotesis

(25)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis/Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk menilai hubungan yang ada antara rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) dengan tingkat kemampuan verbal dan numerik. Adapun pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional, dimana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan pengukuran terhadap panjang jari tangan kedua dan keempat dan melihat data sekunder yaitu berupa hasil psikotes untuk mengetahui tingkat kemampuan verbal maupun numeriknya.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2014.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu (Sastroasmoro, 2011). Populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat tahun pelajaran 2013-2014.

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah subyek yang diambil dari populasi yang memenuhi kriteria penelitian yang diambil dengan metode total sampling, dan secara tertulis telah menyatakan ikut serta dalam penelitian dan telah menandatangani lembar persetujuan.

Kriteria inklusi:

(26)

3. Telah menandatangani lembar persetujuan Kriteria ekslusi :

1. Memiliki kelainan jumlah atau bentuk jari tangan 2. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap awal peneliti akan mengajukan permohonan izin pelaksana penelitian pada institusi pendidikan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kemudian permohonan izin yang diperoleh akan dikirim ke pihak SMA Negeri 1 Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Setelah mendapatkan izin, maka peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dimana pengumpulan data dilakukan dengan metode pemeriksaan langsung tehadap panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D). Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak sekolah yaitu berupa data hasil tes bakat siswa/i di SMA Negeri 1 Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui pengolahan data dengan bantuan komputer. Data perlu diterjemahkan ke dalam bahasa komputer yaitu dengan memberikan kode-kode tertentu sesuai dengan bahasa program yang digunakan untuk penelitian ini. Untuk penelitian ini,

software SPSS for windows akan digunakan untuk pengolahan data yang telah

dikumpulkan.

(27)

numerik yang akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Sementara analisis bivariat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kekuatan hubungan rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) dengan tingkat kemampuan verbal dan numerik. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik korelasi. Apabila data berdistribusi normal, uji korelasi yang digunakan ialah uji Pearson tetapi jika data tidak berdistribusi normal, uji korelasi yang digunakan ialah uji

Spearman.

4.6 Etika Penelitian

(28)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sungayang yang berlokasi di Jalan Kebun Indah Nagari Sungayang Kec. Sungayang Kab. Tanah Datar Prov. Sumatera Barat. Jumlah siswa-siswi SMA Negeri 1 Sungayang pada tahun ajaran 2013/2014 adalah 477 siswa, terdiri dari 185 siswa kelas X, 141 siswa kelas XI, 151 siswa kelas XII.

5.1.2 Karakteristik Responden

Subjek yang menjadi responden pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Sungayang kelas X yang setuju untuk menjadi responden penelitian. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 166 orang. Berikut ini adalah karakteristik dari responden penelitian berdasarkan jenis kelamin :

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentasi (%)

Laki-laki Perempuan

62 104

37,3 62,7

(29)

Tabel 5.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik Usia Nilai (tahun)

Nilai Maksimum Nilai Minimum Mean Modus Standar Deviasi 18,5 14,1 15,76 15,11 0,752

Pada tabel di atas, terlihat usia responden penelitian terbatas pada usia 14,1 – 18,5 tahun. Usia responden penelitian paling muda adalah 14,1 tahun dan tertua adalah 18,5 tahun. Usia responden terbanyak adalah usia 15,11 tahun dan rata-rata usia responden adalah 15,76.

5.1.3 Hasil Pengukuran Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat (2D:4D)

Semua reponden yang berpartisipasi dalam penelitian ini diukur panjang jari kedua dan keempat pada kedua tangannya kemudian ditentukan nilai rasio panjang jarinya. Berikut ini merupakan deskripsi nilai rasio panjang jari kedua dan keempat responden :

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat Responden

Rasio Panjang Jari (2D:4D) Jumlah (Orang) Persentasi (%) Tangan Kanan

Rasio Rendah (2D:4D<1) Rasio Tinggi (2D:4D>1)

126 40

75,9 24,1 Tangan Kiri

Rasio Rendah (2D:4D<1) Rasio Tinggi (2D:4D>1)

117 49

(30)

Pada Tabel 5.3 di atas, terlihat bahwa responden yang mempunyai rasio rendah lebih banyak dijumpai (75,9%) daripada jumlah responden dengan rasio tinggi (24,1%) pada pengukuran tangan kanannya. Begitupula pada pengukuran tangan kiri, jumlah siswa yang memiliki rasio rendah (70,5%) lebih banyak daripada rasio tinggi (29,5).

5.1.4 Gambaran Karakteristik Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat (2D:4D) menurut Jenis Kelamin

[image:30.595.108.516.383.468.2]

Berikut bisa dilihat gambaran karakteristik rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.6 :

Tabel 5.4 Gambaran Karakteristik Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat (2D:4D) menurut Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

Mean SD Mean SD

2D:4D tangan kanan 2D:4D tangan kiri

0,971 0,963

0,033 0,042

0,973 0,982

0,037 0,036

Pada tabel diatas dapat dilihat, nilai rata-rata 2D:4D pada laki-laki (0,971 dan 0,963) lebih rendah daripada 2D:4D pada perempuan (0,973 dan 0,982). Kemudian dengan menggunakan Uji T-Independen didapat bahwa perbedaan nilai rata-rata di atas signifikan untuk tangan kiri (p<0,05) dan tidak signifikan untuk tangan kanan (p>0,05).

5.1.5 Hasil Pengukuran Kemampuan Verbal

(31)
[image:31.595.114.511.135.219.2]

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Verbal Tingkat Kemampuan Verbal Jumlah (Orang) Persentasi (%)

Rendah Sedang Tinggi

152 8 6

91,6 4,8 3,6

Berdasarkan Tabel 5.5 di atas, siswa yang memiliki kemampuan rendah memiliki persentasi terbanyak yaitu 152 orang (91,6%).

5.1.6 Hasil Pengukuran Kemampuan Numerik

Data skor kemampuan numerik siswa juga didapat dari tes bakat yang telah dilakukan oleh sekolah. Berdasarkan skor yang didapat, tingkat kemampuan numerik responden penelitian dibedakan menjadi rendah (skor 1-49), sedang (skor 50-69), dan tinggi (skor 70-99), yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Numerik Tingkat Kemampuan Numerik Jumlah (Orang) Persentasi (%)

Rendah Sedang Tinggi

123 34

9

74,1 20,5 5,4

Berdasarkan Tabel 5.6 di atas, siswa yang memiliki kemampuan rendah memiliki persentasi terbanyak yaitu 74,1%.

5.1.7 Korelasi Antara Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat (2D:4D) dengan Kemampuan Verbal dan Numerik

[image:31.595.111.510.448.533.2]
(32)

Data yang telah dikumpulkan dari hasil pengukuran dengan 166 responden dianalisis melalui uji korelasi yang sesuai.

Sesuai dengan data yang ada, menurut Mukhtar (2011), uji hipotesis di mana variabel independen dan dependen yang keduanya berupa jenis data numerik digunakan uji korelasi. Pertama-tama, dilakukan uji normalitas dengan uji

Kolmogorov Smirnov pada variabel yang akan dikorelasikan untuk menentukan

[image:32.595.114.513.487.718.2]

apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hasil Kolmogorov Smirnov pada penelitian ini menghasilkan p value=0,001 yang berarti data dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, untuk menentukan korelasi rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) dengan kemampuan verbal dan numerik pada penelitian ini akan digunakan uji korelasi Spearman. Hasil statistik mengenai rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) tangan kanan dan kiri dengan kemampuan verbal dan numerik bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.7. Hasil Uji Korelasi Spearman mengenai Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat (2D:4D) Tangan Kanan dan Kiri dengan Kemampuan Verbal

dan Numerik

Kemampuan Verbal Kemampuan Numerik

r p r p

Laki-laki

Tangan Kanan -,209 ,102 ,005 ,969

Tangan Kiri -,388 ,007 -,081 ,532

Perempuan

Tangan Kanan ,094 ,343 ,253 ,009

Tangan Kiri ,106 ,283 -,013 ,895

Total

Tangan Kanan ,013 ,864 ,148 ,057

(33)

Berdasarkan Tabel 5.7 terlihat koefisien korelasi dan nilai p value untuk setiap korelasi. Responden juga dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan dicari hubungannya masing-masing. Setelah dilakukan uji korelasi, didapat dua hubungan yang signifikan yaitu antara 2D:4D tangan kiri dengan kemampuan verbal pada laki-laki (p = 0,007, r = - 0,388) dan 2D:4D tangan kanan dengan kemampuan numerik pada perempuan (p = 0,009, r = 0,253).

5.2 Pembahasan

Nilai rata-rata rasio panjang jari (2D:4D) laki-laki lebih rendah daripada rasio panjang jari (2D:4D) pada wanita. Hal ini sesuai dengan penelitian Manning (1998) yang menjelaskan bahwa laki-laki berpotensi untuk menghasilkan 2D:4D lebih rendah dari pada perempuan. Rasio rendah ini disebabkan oleh terpapar androgen prenatal yang tinggi dalam Manning (2002). Jari tangan ke empat lebih sensitif terhadap androgen prenatal. Seseorang yang terpapar androgen prenatal yang tinggi mempunyai jari tangan keempat lebih panjang dari jari tangan kedua sehingga rasio 2D:4D menjadi rendah. Fink (2006) juga mengemukakan bahwa laki-laki umumnya memiliki rasio lebih rendah yaitu sebagai indikasi dari paparan testosteron prenatal yang tinggi.

Pada hasil analisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman, hanya terdapat hubungan pada 2D:4D tangan kiri dengan kemampuan verbal pada laki-laki (p = 0,007, r = - 0,388) dan 2D:4D tangan kanan dengan kemampuan numerik pada perempuan (p = 0,009, r = 0,253). Nilai p value < 0,05 menyatakan adanya korelasi yg signifikan antara variabel yang diteliti. Kemudian nilai koefisien korelasi (r) menggambarkan keeratan suatu hubungan dan arahnya.

Menurut Wahyuni (2007), berdasarkan besar nilai r, maka tingkat hubungannya dapat ditafsirkan sebagai berikut :

(34)

• 0,800 – 1,000 : hubungan sangat kuat

Pada hasil analisis antara 2D:4D tangan kiri dengan kemampuan verbal pada laki-laki yaitu didapatkan nilai r = negatif 0,338 yang berada pada kisaran 0,200 – 0,399 berarti keeratan hubungan tergolong lemah. Nilai negatif pada koefisien korelasi untuk menyatakan arah hubungannya, berarti semakin tinggi 2D:4D tangan kiri maka semakin rendah lah kemampuan verbal pada laki-laki. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Luxen (2005) yang menunjukkan adanya hubungan antara 2D:4D tangan kanan dengan kemampuan verbal pada perempuan. Perbedaan ini bisa saja dikarenakan karakteristik responden dan alat yang digunakan untuk mengukur ratio panjang jari. Responden penelitian Luxen berasal dari negara Belanda. Hal ini tentu saja berbeda dengan penelitian ini karena pada penelitian respondennya dari negara Indonesia. Manning (2002) menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara etnik dengan rasio 2D:4D. Alat yang digunakan pada penelitian Luxen yaitu jangka sorong digital sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan jangka sorong biasa. Sangat memungkinkan untuk didapatkan perbedaan hasil pengukuran antara kedua alat tersebut.

Selanjutnya analisa antara 2D:4D tangan kanan dengan kemampuan numerik pada perempuan yaitu didapatkan nilai r = 0,253 yang berada pada kisaran 0,200 – 0,399 berarti keeratan hubungan tergolong lemah. Nilai positif pada koefisien korelasi menyatakan semakin tinggi 2D:4D tangan kanan maka semakin tinggi pula kemampuan numerik pada perempuan. Pada beberapa penelitian sebelumnya di dalam Valla (2001) seperti Fink (2006), Luxen (2005), Putz, et all (2004), Brosnan (2008) dan Valla (2010), hasil uji korelasi antara 2D:4D dengan kemampuan numerik didapatkan korelasi negatif, tetapi disini didapat korelasi positif.

(35)

tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan verbal dan numerik responden. Responden penelitian Fink rata-rata berusia 9,32 tahun dari Austria dan UK. Hal ini tentu berbeda dengan penelitian ini karena pada penelitian respondennya rata-rata berusia 15,76 tahun yang seluruhnya dari Indonesia. Fink (2006) menemukan ada hubungan antara kemampuan numerik dengan usia.

Perbedaan yang lain, yaitu teknik yang digunakan untuk pengukuran rasio jari tangan kedua dan keempat. Pada penelitian Fink, pengukuran dilakukan pada fotocopy jari tangan responden sedangkan pada penelitian ini, pengukuran dilakukan langsung pada jari responden. Hal ini bisa menimbulkan perbedaan hasil, apabila kualitas fotocopy yang kurang bagus sehingga batasnya tidak jelas ataupun teknik saat membuat fotocopy jarinya.

(36)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan mengenai korelasi rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) dengan kemampuan verbal dan numerik sebagai berikut :

1. Responden lebih banyak yang memiliki rasio rendah yaitu pada pengukuran tangan kanan (75,9%) dan tangan kiri (70,5%).

2. Kemampuan verbal dan numerik terbanyak pada kategori rendah yaitu 152 orang (91,6%) dan 123 orang (74,1%)

3. Rata-rata rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) pada kelompok responden laki-laki lebih rendah (0,971 dan 0,963) daripada kelompok responden perempuan (0,973 dan 0,982) dan perbedaan nilai rata-rata di atas signifikan untuk tangan kiri (p<0,05) dan tidak signifikan untuk tangan kanan (p>0,05).

4. Tidak ada hubungan antara rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) dengan kemampuan verbal (p tangan kanan = 0,057 dan p tangan kiri = 0,721) dan kemampuan numerik (p tangan kanan = 0,864 dan p tangan kiri = 0,343).

5. Terdapat hubungan negatif antara 2D:4D tangan kiri dengan kemampuan verbal pada laki-laki (p = 0,007, r = -0,388) dan hubungan positif antara 2D:4D tangan kanan dengan kemampuan numerik pada perempuan (p = 0,009, r = 0,253).

6.2. Saran

(37)

2. Pengukuran tes kemampuan verbal dan numerik sebaiknya dilakukan sendiri oleh peneliti supaya peneliti bisa langsung menilainya tanpa harus bekerja sama dengan suatu lembaga agar hasilnya lebih akurat. 3. Akan lebih baik digunakan alat ukur yang digital daripada alat ukur

manual karena lebih menyulitkan dalam penelitian yang jumlah sampelnya cukup banyak dan peneliti mengukurnya sendirian.

(38)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rasio jari tangan

Rasio jari merupakan perbandingan panjang dari 2 buah jari yang berbeda, yang diukur dari titik tengah pada lipatan paling bawah dimana jari bersendi dengan tangan sampai ujung jari, bukan ujung kuku. Telah lama di ketahui bahwa perkembangan jari tangan kedua dan keempat di dalam kandungan dipicu oleh paparan hormon seks saat itu. Maka rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) yang biasa digunakan sebagai sebuah indikator dari paparan testosteron prenatal (Jordan-Steen, 2009). Rasio ini dipertimbangkan menjadi sebuah tanda dari keseimbangan hormon testosteron dan estrogen ketika berada di dalam kandungan (Manning et al., 2014).

Rasio jari memiliki korelasi negatif dengan testosteron prenatal dan korelasi positif dengan estrogen prenatal. Rasio jari rendah (nilainya < 1) terjadi apabila testosteron prenatal yang tinggi dan estrogen prenatal yang rendah sedangkan Rasio jari tinggi (nilainya > 1) ketika testosteron prenatal rendah dan estrogen prenatal tinggi (Manning et al., 2000).

(39)
[image:39.595.123.443.168.317.2]

Gambar 2.1 Pola Rasio Jari Tangan Kanan

Pada tahun 2011, John Manning kembali mempublikasikan teori rasio jarinya. Dia mendeskripsikan bagaimana rasio jari 2D:4D bisa diterima sebagai ukuran keseimbangan antara konsentrasi testosteron dan estrogen prenatal. Terdapat pada artiket yang berjudul sebagai berikut : 'Resolving the role of prenatal sex steroids

in the development of digit ratio'.

Ada 7 elemen kunci di dalam hipotesis John Manning :

1. Rasio jari 2D:4D merupakan hasil dari keseimbangan antara testosteron prenatal dan estrogen prenatal.

2. Rasio jari 2D:4D tinggi merupakan hasil dari rendahnya konsentrasi testosteron atau tingginya konsentrasi estrogen.

3. Rasio jari 2D:4D rendah merupakan hasil dari tingginya konsentrasi testosteron atau rendahnya konsentrasi estrogen.

4. Jari keempat (4D) memiliki reseptor hormon yang lebih banyak daripada jari kedua (2D) sehingga rasio jari 2D:4D paling banyak dipicu oleh perubahan panjang jari keempat (karena konsentrasi hormon prenatal) 5. Penelitian terhadap manusia dan hewan tentang hubungan antara hormon

(40)

kanan.

6. Rasio jari 2D:4D bervariasi sesuai jenis kelamin (laki-laki umumnya memiliki jari keempat lebih panjang dari jari kedua dibandingkan perempuan).

7. Rasio jari 2D:4D berbeda-beda sesuai etnik.

Rasio panjang jari kemudian diketahui berhubungan dengan kesehatan, tingkah laku, dan kondisi psikologis (Nicolas & Jacks, 2012).

2.2 Kecerdasan

2.2.1 Definisi Kecerdasan

Kecerdasan adalah keunggulan atau kesempurnaan perkembangan akal budi, seperti kepandaian, kecermatan, dan ketajaman pikiran. Dalam bahasa Inggris digunakan dua istilah yang maksudnya sama, yaitu intelligence dan quotient (Sumardi, 2000).

Sedangkan menurut Gardner tahun 1983 di dalam Smith (2006), kecerdasan adalah Suatu kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan untuk menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai budaya.

2.2.2 Jenis-jenis kecerdasan

Penelitian tentang kecerdasan oleh seorang ahli psikolog dan ahli pendidikan dari

Harvard Univercity, Howard Gardner dalam bukunya yang berjudul “Frame of The Mind” (1983) di dalam buku Bahaudin tahun 2007 ditulis manusia memiliki

lebih dari 200 cara untuk menjadi cerdas, bukan hanya satu cara saja. Manusia tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi banyak kecerdasan yang disebut

multiple intelligences. Pada penelitian Gardner yang pertama kali, ditemukan

(41)

Di dalam buku Bahaudin (2007) dijelaskan secara singkat sepuluh kelompok kecerdasan sebagai berikut :

1. Kecerdasan Interpersonal adalah bagaimana manusia dapat saling memahami satu sama lain yang juga mempengaruhi bagaimana mereka berkomunikasi.

2. Kecerdasan logika/matematika adalah kemampuan untuk memproses secara analistis. Kemampuan ini terkait yang bersifat kuantitatif.

3. Kecerdasan spasial/visual adalah suatu kemampuan dalam membangun gagasan atau model, membayangkna penerapan dan mengubahnya yang semuanya dilakukan di dalam pikirannya.

4. Kecerdasan musical adalah sensitivitas terhadap irama, melodi dan nada. Kemampuan ini baik dalam posisi sebagai pendengar maupun sebagai pelaku, terutama dalam dunia musik.

5. Kecerdasan linguistik/verbal yaitu kemampuan untuk mengekspresikan pikiran-pikirannya secara jernih baik secara lisan maupun tertulis.

6. Kecerdasan intrapersonal adalah suatu kemampuan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri antara lain dengan melakukan refleksi, merenung mengenai dirinya dan sebagainya.

7. Kecerdasan fisik/tubuh suatu kemampuan dalam melakukan gerakan fisik. 8. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali situasi emosi

dirinya ataupun situasi emosi orang lain dan bereaksi dengan cara yang positif sesuai dengan budaya orang tersebut.

9. Kecerdasan terhadap alam adalah kemampuan menikmati hidup dan berinteraksi dan menyatu dengan alam secara baik.

10.Kecerdasan mengenai eksistensi diri adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami hidup dan kehidupannya, misalnya dalam menjawab pertanyaan apa hidup ini dan kenapa dan untuk apa saya hidup.

Di dalam buku Sumardi (2006) disebutkan pada tahun 2000-an, di kenal ada tiga belas macam kecerdasan. Ketiga belas kecerdasan itu ialah :

(42)

2. Kecerdasan logika (logical-mathematical intelligence) 3. Kecerdasan visual-ruang (visual-spatial intelligence) 4. Kecerdasan raga (bodily-kinesthetic intelligence) 5. Kecerdasan musik (musical intelligence)

6. Kecerdasan sosial (interpersonal intelligence) 7. Kecerdasan pribadi (intrapersonal intelligence) 8. Kecerdasan masak (culiner intelligence)

9. Kecerdasan alam (natural intelligence) 10.Kecerdasan emosi (emotional intelligence) 11.Kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) 12.Kecerdasan keuletan (adversity quotient) 13.Kecerdasan keuangan (financial quotient)

Berdasarkan konsep kecerdasan menurut Gardner, awalnya hanya ada tujuh kecerdasan (kemudian berkembang menjadi delapan) dan disebutnya sebagai kecerdasan majemuk (multiple intelligence) ialah verbal linguistik, logika matematika, kinestetik-jasmani, visual-spasial, musik, antarpribadi, intrapribadi dan naturalis (Smith, 2006).

Seseorang dapat memiliki beberapa kecerdasan sekaligus, hanya saja ada yang menonjol dan ada yang biasa-biasa saja. Sebagai contohnya sebagai berikut :

1. Albert Einstein, memiliki kecerdasan logika dan kecerdasan musik yang menonjol, membuat dia menjadi pemenang hadiah Nobel di bidang fisika tahun 1921 dan tampil bermain biola bersama Orkestra Wina yang prestisius itu (Sumardi, 2006).

2. Taufik Hidayat, atlet idola remaja awal tahun 2000-an merupakan contoh pemuda yang meiliki kecerdasan majemuk yang menonjol, yaitu kecerdasan raga, kecerdasan keuletan, dan kecerdasan logika (Sumardi, 2006).

3. Habibie memiliki 2 jenis kecerdasan yaitu matematik dan music (Pasiak, 2006).

(43)

(Tanuwidjaja, 2009).

5. Oprah Winfrey dan Barrack Obama adalah sosok dengan kecerdasan verbal-linguistik yang tinggi (Tanuwidjaja, 2009).

6. Bill Clinton bangkit untuk menjadi salah satu presiden yang paling dihormati dan disukai di Amerika Serikat karena dia memiliki kecerdasan interpersonal yang memungkinkannya memahami rakyatnya, berhubungan dengan mereka dan memotivasinya. Dia juga memiliki kecerdasan linguistik-verbal yang memungkinkannya menyampaikan pidato yang berbobot, menggetarkan emosi dan persuasif. Akhirnya, dia memiliki kecerdasan logis-matematis yabg relatif kuat yang memungkinkannya menganalisis, manafsirkan dan menyelesaikan masalah (Lwin dkk, 2008). 7. Sir Isaac Newton adalah salah satu intelek ilmiah pertama sepanjang masa.

Newton memberi sumbangan kepada semua cabang matematika, tetapi terutama terkenal karena penyelesaiannya atas masalah kontempirer dalam geometri analitik mengenai penggambaran garis tangent pada kurva (diferensiasi) dan penentuan luas yang dibatasi oleh kurva (integrasi). Newton dipilih menjadi Profesor Matematika di Cambridge University pada 1669 (Lwin dkk, 2008).

2.2.3 Kemampuan verbal dan numerik

Kecerdasan intelektual diperkenalkan oleh Alfred Binet seorang psikologi Perancis pada tahun 1900 mengembangkan alat ukur untuk memprediksi kemampuan siswa sekolah dasar di Paris. Kemudian dikembangkanlah berbagai tes lain seperti Scholastic Achievement Test (SAT). Tes ini mendasarkannya pada matematik dan kemampuan verbal seseorang (Bahaudin, 2007).

Dalam Sunaryo (2004), bakat didefinisikan sebagai taraf kecerdasan individu yang bersifat khusus dalam bidang atau pekerjaan tertentu. Menurut Guilford ada 3 dimensi faktor bakat, yaitu :

(44)

b. Dimensi psikomotor : mencakup kekuatan, impuls, kecepatan gerak, kecermatan, dan koordinasi.

c. Dimensi intelektual : mencakup ingatan, pengenalan, berpikir dan evaluatif.

Kecerdasan itu menjadi dasar umum untuk berkembangnya bakat-bakat yang ada pada manusia (Fudyatanta, 2004). Bakat terkait dengan kemampuan khusus seseorang untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Bakat berasal dari faktor bawaan dan lingkungan. Inteligensi merupakan kemampuan umum seseorang sedangkan bakat merupakan kemampuan yang bersifat khusus. Tes bakat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan seseorang berhasil dalam bidang-bidang tertentu. Tes bakat, termasuk tes seri multipel bakat yang merupakan sejumlah tes yang dipakai untuk mengukur berbagai macam bakat seseorang, tidak hanya satu bakat saja. Misalnya tes seri FACT (Flanagan

Aptitude Classification Test), yang terdiri dari 14 subtes bakat, mulai dari bakat

untuk menjadi juru ketik sampai bakat teknik-insinyur. FACT disusun oleh Jc Flanagan dari USA (Fudyatanta, 2004).

Di dalam Fudyatanta (2004) terdapat bermacam-macam seri multipel bakat diantaranya yaitu :

a. Differential Aptitude Tes (DAT) b. General Aptitude Tes Battery (GATB)

c. Flanagan Aptitude Slassification Test (FACT) d. Academic Promise Tests (APT)

e. Flanagan Industrial Tests (FIT) f. Guilford-Zimmerman Aptitude Survey g. Nonreading Aptitude Test Battery (NATB) h. SRA Primary Mental Abilities

(45)

Berikut pembahasan dari beberapa jenis tes di atas :

1. Tes Perbedaan Bakat - Differential Aptitude Tests (DAT)

Tes ini disusun oleh : George K. Bennett, Harold G. Seashore, Aleander G. Wesman. Tes ini dibuat karena keterbatasan tes kecerdasan yang mendapatkan hasil skor tunggal. DAT terdiri dari 7 subtes, yaitu :

a. Tes Penalaran Verbal - Verbal Reasoning b. Tes Kemampuan Numerik - Numerikal Ability c. Tes Penalaran Abstrak - Abstract Reasoning

d. Tes Relasi Spasial - Space Relation

e. Tes Penalaran Mekanik - Mechanical Reasoning

f. Tes Keakuratan-Kecepatan Klerika - Clerical Speed and Acuracy

g. Tes Penggunaan Bahasa - Languange Usage (Spelling and Sentences)

2. Seri Tes Bakat Umum – General Aptitude Tes Battery (GATB)

GATB dikembangkan oleh United State Employment Service (USES). Tes GATB banyak dipakai para konselor untuk bimbingan kerja karyawan. GATB terdiri 12 macam subtes, yakni :

a. Tes Perbandingan Nama b. Tes Komputasi (Perhitungan) c. Tes Tiga Dimensi

d. Tes Perbendaharaan Kata e. Tes Memasangkan Alat f. Tes Aritmatik

g. Tes Memasangkan Bentuk (matching form) h. Tes Membuat Tanda (mark making)

(46)

2.2.3.1 Kemampuan verbal

Kecerdasan verbal mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam berbicara, membaca, dan menulis (Lwin et al., 2008)

Istilah lain yang biasa digunakan yaitu kecerdasan linguistik, adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini adalah kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair dan pengacara. Jenis pemikiran inilah yang menghasilkan King Lear karya Shakespeare, Odyssey karya Homerus, dan Kisah Seribu Satu Malam dari Arab.Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Mereka mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu mengingat berbagai fakta. Mereka gemar sekali membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat mengartikan bahasa tulisan secara luas. Bisa jadi mereka adalah ahli sastra (Armstrong, 2002).

Akan tetapi, kecerdasan bermain kata-kata merupakan aset di setiap bidang lain juga. Misalnya, dokter harus berkomunikasi dengan pasiennya, pengusaha harus bernegosiasi dan menulis laporan, sedangkan komandan tentara harus mengilhami anak buahnya. Beberapa orang terkenal yang memiliki kemampuan ini adalah Sir Winston Churchill, Larry King, John F. Kennedy dan Martin Luther King (Lwin

et al., 2008).

Di dalam Armstrong (2002), secara sederhana kita dapat memeriksa kecerdasan apa yg paling menonjol dalam diri kita. Berikut adalah daftar periksa untuk kecerdasan verbal/linguistik :

a. Buku sangat penting bagi saya.

b. Saya dapat mendengar kata-kata di kepala saya sebelum saya membaca, berbicara, atau menuliskannya.

(47)

d. Saya tidak mengalami kesulitan dalam permainan kata seperti Scrabble, Anagrams, atau Password.

e. Saya senang menghiburdiri sendiri atau orang lain dengan lelucon, sajak lucu-lucuan, atau permainan kata.

f. Kadang-kadang orang lain terpaksa berhenti dan meminta saya untuk menjelaskan makna kata yang saya gunakan dalam tulisan atau pembicaraan saya.

g. Ketika bersekolah, saya menganggap pelajaran bahasa, studi sosial, dan sejarah lebih mudah daripada matematika dan ilmu alam.

h. Kalau saya berkendaraan di jalan bebas hambatan, saya lebih memperhatikan kata-kata yang tertulis di papan reklame daripada memperhatikan pemandangan.

i. Dalam percakapan, saya sering mengungkapkan segala sesuatu yang pernah saya baca atau dengar.

j. Akhir-akhir ini saya menulis sesuatu yang amat saya banggakan atau yang membuat saya mendapat pengakuan dari orang lain.

2.2.3.2 Kemampuan numerik

Kecerdasan matematis-logis adalah kemmapuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah (Lwin et al., 2008).

(48)

Berikut adalah daftar periksa untuk melihat apakah seseorang tersebut berbakat di bidang logis-matematis/numerik :

a. Dengan mudah saya dapat menghitung angka-angka dalam benak saya. b. Matematika dan atau sains merupakan mata pelajaran favorit saya di sekolah. c. Saya suka melakukan permainan atau memecahkan soal yang menuntut

pemikiran logis.

d. Saya suka mengadakan percobaan kecil "Bagaimana seandainya" (misalnya, "Bagaimana seandainya saya melipatduakan jumlah air yang saya tuangkan ke rumpun mawar di halaman rumah setiap minggunya?").

e. Saya selalu mencari pola keteraturan, atau urutan logis dari segala sesuatu. g. Saya menaruh minat pada perkembangan baru dalam sains.

h. Saya berpendapat bahwa hampir segala sesuatu mempunyai penjelasan yang masuk akal.

h. Kadang-kadang saya berpikir dalam konsep yang jelas, abstrak, tanpa kat, tanpa gambar.

i. Saya sering menemukn salah penalaran dalam segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan orang di rumah maupun di tempat kerja.

j. Saya merasa lebih nyaman bila segala sesuatu sudah diukur, dikelompokkan, dianalisis, atau dikuantifikasikan dengan cara tertentu.

2.3 Hubungan rasio jari tangan dan kemampuan verbal dan numerik Penelitian tentang rasio jari tangan dan kemampuan verbal dan numerik telah dimulai sejak lama. Di dalam Luxen (2005), dinyatakan Jensen (1998) telah menemukan bahwa rasio 2D:4D memiliki korelasi positif dengan tingkat kemampuan verbal tetapi korelasi negatif dengan kemampuan numerik.

(49)
(50)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sebagai sebuah alat ukur kecerdasan, psikotes adalah alat yang paling sering dipakai saat ini. Pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) biasanya dimanfaatkan dalam hal penentuan jurusan, bahkan juga digunakan untuk dasar perencanaan pendidikan, pekerjaan dan karier di masa mendatang. Salah satu komponen dari psikotes yaitu tes bakat. Bakat yang paling sering diperhatikan yaitu tingkat kemampuan verbal dan numerik. Terdapat hormon yang erat kaitannya dengan kemampuan verbal dan numerik yaitu androgen prenatal (Luxen & Buunk, 2005).

Pengukuran kadar androgen prenatal secara langsung tidak mungkin dilakukan untuk kepentingan penelitian karena bertentangan dengan etika sehingga perlu dikembangkan alternatif lain (Trivers, Manning, & Jacobson, 2005). Alternatif itu adalah dengan cara menentukan rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D). Rasio jari dan hubungannya dengan karakteristik individu telah menjadi fokus banyak penelitian akhir-akhir ini (Jordan-Steen, 2009).

Rasio panjang jari tangan kedua dan keempat sudah lama dikaitkan dengan tingkat kemampuan verbal maupun numerik. Pada tahun 1998, Jensen di dalam Luxen 2005, untuk pola feminim (rasio rendah) memiliki kemampuan numerik yang lebih tinggi namun kemampuan verbal nya yang rendah. Pada penelitian Putz dkk, 2004 di dalam Luxen 2005 ditemukan adanya hubungan antara kelancaran berbahasa, suatu indeks dari kemampuan verbal dan 2D:4D, tetapi hanya pada laki-laki. Terdapat juga 3 reviewed study yang menemukan hasil yang tidak signifikan (Luxen & Buunk, 2005).

(51)

1.2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara rasio panjang jari tangan kedua dan jari keempat (2D:4D) dengan tingkat kemampuan verbal dan numerik pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sungayang.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara rasio panjang jari tangan kedua dan jari keempat (2D:4D) dengan tingkat kemampuan verbal dan numerik pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat.

2.2.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) siswa kelas X SMA Negeri 1 Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat.

2. Mengetahui gambaran tingkat kemampuan verbal siswa kelas X SMA Negeri 1 Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. 3. Mengetahui gambaran tingkat kemampuan numerik siswa kelas X

SMA Negeri 1 Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat

4. Mengetahui perbedaan antara rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) laki-laki dan perempuan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. 5. Mengetahui hubungan antara rasio panjang jari tangan kedua dan jari

keempat (2D:4D) dengan tingkat kemampuan verbal dan numerik berdasarkan jenis kelamin pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat.

1.4. Manfaat Penelitian

(52)

memiliki tingkat kemampuan verbal atau numerik yang baik.

2. Mengembangkan ilmu antropometri tentang jari tangan yang masih kurang diketahui.

(53)

ABSTRAK

Androgen prenatal berperan dalam perkembangan kemampuan otak. Pengukuran dari androgen prenatal secara langsung tidak memungkinkan dalam penelitian. Sehingga metode alternative yang digunakan untuk memprediksi androgen prenatal yaitu pengukuran panjang jari kedua dan keempat (2D:4D). Rasio dari panjang jari kedua dan keempat biasa digunakan sebagai indikator dari paparan testosteron prenatal. Rasio jari juga telah banyak dihubungkan dengan kemampuan seseorang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) dengan tingkat kemampuan verbal dan numerik. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain

cross sectional dan menggunakan sampel sebesar 166 orang yang diambil secara total sampling di SMA N 1 Sungayang. Analisis data menggunakan program SPSS versi 21 dengan uji hipotesis Spearman Correlation.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara 2D:4D dengan kemampuan verbal (p tangan kanan = 0,057 dan p tangan kiri = 0,721) dan kemampuan numerik (p tangan kanan = 0,864 dan p tangan kiri = 0,343).

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, didapatkan ada hubungan positif antara 2D:4D tangan kanan dengan kemampuan numerik pada perempuan (p = 0,009, r = 0,253) dan hubungan negatif antara 2D:4D tangan kiri dengan kemampuan verbal pada laki-laki (p = 0,007, r = -0,388).

(54)

ABSTRACT

Prenatal androgen plays an important role in develovement of intelligence. Measurement of prenatal androgen level directly is not possible for the research. Therefore, the alternative method was developed for predicting prenatal androgen level by determining the second finger to fourth digit ratio (2D:4D). The ratio of the lengths of the index finger and ring fingers (2D:4D) is commonly used as an indicator of prenatal testosterone exposure. There are also many studied about 2D:4D and intelligence.

The aim of this study was to determine whether there are any relationship between 2D:4D with Verbal Intelligence and Numerical Intelligence. This study was an analytical study with cross sectional design using 166 people as the sample which was obtained through total sampling. These samples were taken

from the SMA N 1 Sungayang. Data was analysed using SPSS version 21 with Spearman Correlation hypothesis testing

The result of this study showed no correlation between 2D:4D with Verbal Intelligence (p right hand = 0,057 and p left hand = 0,721) and Numerical Intelligence (p right hand = 0,864 and p left hand = 0,343).

Then, based of sex showed a positive correlate between right hand 2D:4D and numerik intelligence in female (p = 0,009, r = 0,253) then also found a negative correlate left hand 2D:4D and verbal intelligence in male (p = 0,007, r = -0,388) in senior high school student of SMA N 1 Sungayang.

(55)

Oleh:

NOLA SOENDANG DEWI 110100154

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(56)

PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAYANG

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

NOLA SOENDANG DEWI 110100154

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(57)

LEMBAR PENGESAHAN MAHASISWA T.A 2013/2014

Nama : Nola Soendang Dewi NIM : 110100154

Judul : Hubungan Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat (2D:4D) dengan Tingkat Kemampuan Verbal dan Numerik Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungayang

Pembimbing, Penguji I

dr. Sufitni, M.Kes, Sp.PA

NIP. 19720404 200112 2 001 NIP.19700109 199702 2 001 dr. Tetty Aman Nst, M.Med.Sc

Penguji II

NIP.19791224 200812 2 001 dr. Riri Andri Muzasti, M.Ked(PD), Sp.PD

Medan, Januari 2015 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIP : 19540220 198011 1 001

(58)

ABSTRAK

Androgen prenatal berperan dalam perkembangan kemampuan otak. Pengukuran dari androgen prenatal secara langsung tidak memungkinkan dalam penelitian. Sehingga metode alternative yang digunakan untuk memprediksi androgen prenatal yaitu pengukuran panjang jari kedua dan keempat (2D:4D). Rasio dari panjang jari kedua dan keempat biasa digunakan sebagai indikator dari paparan testosteron prenatal. Rasio jari juga telah banyak dihubungkan dengan kemampuan seseorang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara rasio panjang jari tangan kedua dan keempat (2D:4D) dengan tingkat kemampuan verbal dan numerik. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain

cross sectional dan menggunakan sampel sebesar 166 orang yang diambil secara total sampling di SMA N 1 Sungayang. Analisis data menggunakan program SPSS versi 21 dengan uji hipotesis Spearman Correlation.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara 2D:4D dengan kemampuan verbal (p tangan kanan = 0,057 dan p tangan kiri = 0,721) dan kemampuan numerik (p tangan kanan = 0,864 dan p tangan kiri = 0,343).

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, didapatkan ada hubungan positif antara 2D:4D tangan kanan dengan kemampuan numerik pada perempuan (p = 0,009, r = 0,253) dan hubungan negatif antara 2D:4D tangan kiri dengan kemampuan verbal pada laki-laki (p = 0,007, r = -0,388).

(59)

ABSTRACT

Prenatal androgen plays an important role in develovement of intelligence. Measurement of prenatal androgen level directly is not possible for the research. Therefore, the alternative method was developed for predicting prenatal androgen level by determining the second finger to fourth digit ratio (2D:4D). The ratio of the lengths of the index finger and ring fingers (2D:4D) is commonly used as an indicator of prenatal testosterone exposure. There are also many studied about 2D:4D and intelligence.

The aim of this study was to determine whether there are any relationship between 2D:4D with Verbal Intelligence and Numerical Intelligence. This study was an analytical study with cross sectional design using 166 people as the sample which was obtained through total sampling. These samples were taken

from the SMA N 1 Sungayang. Data was analysed using SPSS version 21 with Spearman Correlation hypothesis testing

The result of this study showed no correlation between 2D:4D with Verbal Intelligence (p right hand = 0,057 and p left hand = 0,721) and Numerical Intelligence (p right hand = 0,864 and p left hand = 0,343).

Then, based of sex showed a positive correlate between right hand 2D:4D and numerik intelligence in female (p = 0,009, r = 0,253) then also found a negative correlate left hand 2D:4D and verbal intelligence in male (p = 0,007, r = -0,388) in senior high school student of SMA N 1 Sungayang.

(60)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) dengan judul Hubungan Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat (2D:4D) dengan Tingkat Kemampuan Verbal dan Numerik pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungayang ini dapat terselesaikan.

KTI ini disusun untuk menyelesaikan progam S-1 pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Besar harapan penulis KTI ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu kedokteran khususnya di bidang ilmu antropometri jari tangan.

Dalam penulisan KTI ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dosen pembimbing penulis dr. Sufitni, M.Kes, Sp.PA atas bimbingannya selama ini.

3. Ayah dan Ibunda tercinta, Ardi Efendi dan Wismarni. M, S.Pd dan keluarga besar penulis atas cinta dan kasih sayang serta motivasi untuk menyelesaikan program pendidikan dokter.

4. Dosen penguji, dr. Riri Andri Muzasti, M.Ked, Sp.PD, Prof. dr. Yasmaeiny Yazir, dan dr. Tetty Aman Nst, M.Med.Sc yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun.

5. Pihak SMA Negeri 1 Sungayang Kab. Tanah Datar Prov. Sumatera Barat atas izin penelitian yang diberikan khususnya buat Bapak Drs. H. Amrisman selaku Kepala Sekolah dan Ibu Dra. Zahraine selaku Wakil Kesiswaan.

6. Seluruh sahabat-sahabat penulis yang telah membantu secara langsung ataupun tidak langsung dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini. 7. Seluruh siswa-siswi SMA N 1 Sungayang yang telah bersedia menjadi

(61)

KTI ini juga tak luput dari kesalahan ataupun kekurangan disebabkan oleh keterbatasan penulis. Oleh sebab itu, penulis menerima apabila adanya

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.4 Gambaran Karakteristik Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat
+4

Referensi

Dokumen terkait

KORELASI PANJANG TULANG JARI TELUNJUK TANGAN ( Digiti II) TERHADAP TINGGI BADAN PRIA DEWASA SUKU BALI DAN SUKU BATAK DI KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR

Perbedaan Dimensi Tangan (Panjang, Lebar, dan Rasio Tangan) antara Mahasiswa Laki-Laki dan Perempuan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Merealisasikan pengembangan program yang dapat melakukan pengenalan terhadap citra telapak tangan dengan metode menghitung panjang dan lebar ruas jari. I.4 Pembatasan