• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Terdapat beberapa saran peneliti terkait hasil penelitian pada skripsi ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Guru yang hendak menggunakan model pembelajaran value clarification

technique (VCT) dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat menentukan

pilihan tehnik pembelajaran yang tepat agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan memaksimalkan penggunaan waktu pembelajaran yang tersedia.

2. Model pembelajaran value clarification technique (VCT) dapat dijadikan alternatif pembelajaran bagi sekolah untuk mengembangkan dan membentuk sikap siswa terhadap nilai-nilai yang terdapat didalam materi pembelajaran.

3. Siswa hendaknya lebih meningkatkan pemahaman mengenai materi ilmu pengetahuan sosial. Selain itu bukan hanya sebatas pemahaman saja, namun juga nilai-nilai yang terdapat di dalam materi IPS, karena di dalam materi IPS terdapat nilai-nilai yang sangat berguna bagi siswa dalam membentuk siswa menjadi warga negara yang baik.

4. Karena beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini, maka disarankan ada penelitian lanjutan yang meneliti tentang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran value clarification technique

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, J.R, Sutarjo. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan VCT

Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran afektif. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2012.

Ainun Najib, Ivan Nove. “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata

Pelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VIII Di

SMP N 1 Nglegok Kabupaten Blitar”. jurnal online. 2013.

Al-anshori, M. Junaedi. Sejarah Nasional Indonesia: masa pra sejarah sampai

masa proklamasi kemerdekaan. Jakarta: PT. Mitra Aksara Panaitan, 2010.

Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2011.

Anggarini, Kd. Dewi dkk. “Pengaruh Model Pembelajaran Value Clarification

Technique Berbantuan Media Gambar Terhadap Nilai Karakter Siswa

Kelas V Sd Gugus VI Tajun”. e.journal. 2013.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ed. Kedua, Cet. Pertama, 2012.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, ed.rev., cet.14, 2010.

Ekasari, Dyah Kartika. “Pengaruh Value Clarification Technique (Teknik Klarifikasi Nilai) Terhadap Materi Perilaku Harga Diri Pada Mata

Pelajaran Pkn Siswa Tunarungu Kelas III Di SLB Siti Hajar Sidoarjo”.

Jurnal Pendidikan Khusus, 2013.

Enggarwati, Gita. “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir”. Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta 2014.

Hamalik Oemar. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Kosasih Djahiri, S. Achmad. Strategi Pengajaran Afektif- Nilai-Moral Vct Dan

Games Dalam Vct. Bandung :Jurusan PMPKN IKIP Bandung, 1985.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013.

Muslim. “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran

Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI Ma Al Asror

Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”, Skripsi Pada Universitas Negeri

Semarang. Semarang: 2013. tidak dipublikasikan

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Prenada Media Group, 2010.

Sapriya, dkk. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS, 2007. Sapriya, H, dkk. Konsep dasar IPS, Bandung: UPI Press. Edisi kesatu, Cetakan

Pertama, 2006.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. Ke.5, 2006.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. cet. V, 2008.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. cet. Ke-9, 2010.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana, Cet.Ke-1, 2013.

Taniredja, Tukiran dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Afektif.

Bandung: Alfabeta, 2013.

Thobroni, Muhammad dkk. Belajar dan Pembelajaran.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan Implementasinya

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)). Jakarta: Bumi

Aksara, Ed1, Cet 2, 2010.

Triatna, Asep Tantan. “Peranan Ekstrakurikuler Paskibra Dalam Meningkatkan Nasionalisme Siswa) : Studi Deskriptif Analitis Terhadap Ekstrakurikuler Paskibra SMP Pasundan 1 Banjaran, Kabupaten Bandung”, S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, tidak dipublikasikan

Wuryandani, Wuri. “Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pembelajaran

Untuk Menanamkan Nasionalisme Di Sekolah Dasar”. artikel pada

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : 5/II

Pertemuan Ke : 1

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A.Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan mempertahankaan kemerdekaan

B.Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan

C. Indikator Pencapaian

Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan besar dalam pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

2.4.3Menyebutkan sebab-sebab terjadinya

pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

2.4.2 Menjelaskan secara singkat gambaran terjadinya pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu menyebutkan pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.

2.4.2 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan besar dalam pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.

pertempuran yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.

2.4.4 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

Menjelaskan secara singkat gambaran terjadinya pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.

E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan 1. Materi pokok : Pertempuran-pertempuran mempertahankan

kemerdekaan

2. Sub materi pokok : a.Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya b.Pertempuran Ambarawa

c. Pertempuran “Medan Area”

d. Bandung Lautan Api 3. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)

F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : Teknik VCT dengan Model Menilai Bahan Tulisan

G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pendahuluan (waktu 10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai

Karakter Kegiatan awal

 Guru mengucapkan salam

 Guru mengkondisikan siswa untuk belajar

 Guru mempersiapkan murid untuk berdoa sebelum belajar

 Guru mengabsen siswa

Apersepsi

 Guru mengajak siswa untuk

Siswa menjawab salam guru

Siswa mengkondisikan diri untuk belajar

Satu orang siswa memimpin

untuk membaca do’a bersama

Siswa memperhatikan saat guru mengabsen

Siswa bersama-sama menyayikan

 Menghargai orang lain

 disiplin

 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

Tujuan

 Guru menjelaskan tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari pelajaran pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan

 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa bersemangat untuk belajar.

Siswa berkumpul didalam .kelompoknya masing-masing

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari pelajaran pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan

 Siswa mmperhatikan dengan baik motivasi yang diberikan guru.  aktif  menghargai orang lain  disiplin menghargai orang lain cermat menghargai orang lain disiplin

4. Kegiatan Inti (waktu 50 menit) 2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kepada siswa.

Guru bertanya kepada siswa mengenai pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan yang diketahui siswa.

Guru menjelaskan mengenai pertempuran-pertempuran

mempertahankan kemerdekaan seperti Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya,

Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai langkah-langkah pembelajaran.

Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai pertempuran-pertempuran mempertahankan yang mereka ketahui.

Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan seperti Pertempuran 10 November 1945 Cermat Menghargai orang lain  Teliti  Menghargai orang lain  Tekun  Tekun  Cermat  Teliti

 Guru memberikan bahan tulisan kepada masing-masing kelompok.

 Siswa memperhatikan bahan tulisan yang diberikan guru.

2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

 Guru mengarahkan siswa secara

berkelompok untuk

mendiskusikan bahan tulisan yang diberikan guru dan memberikan penilaian dengan memberi tanda baik/buruk, benar/salah, setuju/tidak setuju dsb.

 Guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan alasan mereka atas penilaian terhadap bahan tulisan yang telah diberikan guru.

 Siswa secara berkelompok mendiskusikan bahan tulisan yang diberikan guru dan memberikan penilaian dengan memberi tanda baik/buruk, benar/salah, setuju/tidak setuju dsb.

 Siswa mendiskusikan alasan mereka atas penilaian terhadap bahan tulisan yang telah diberikan guru. Ketekunan Bekerja keras Kerjasama Ketelitian

2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru mengarahkan kepada masing-masing kelompok untuk membacakan hasil penilaian mereka terhadap bahan tulisan yang telah diberikan guru beserta alasannya.

 Masing-masing kelompok membacakan hasil penilaian mereka terhadap bahan tulisan yang telah diberikan guru beserta alasannya.

Kejasama

Ketelitian

Karakter

Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil penilaian dan alasan terhadap bahan tulisan telah dibacakan oleh teman mereka di depan kelas.

Guru menyampaikan agar dapat mengambil nilai-nilai positif yang terdapat didalam teks dan menjauhi nilai yang negatifnya

Guru memberikan penugasan kepada siswa

Guru menyampaikan informasi mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran hari ini dengan doa bersama

Siswa menyimpulkan hasil menyimpulkan hasil penilaian dan alasan terhadap bahan tulisan telah dibacakan oleh teman mereka di depan kelas bersama guru.

Siswa mendengarkan penyampaian guru

Siswa memperhatikan penugasan yang di berikan guru

Siswa memperhatikan informasi mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yang dijelaskan guru.

Siswa berdoa bersama

keberanian menghargai orang lain keaktifan disiplin menghargai orang lain religius menghargai orang lain

H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 5

I. Penilaian :

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa

ban Skor 1 Menyebutkan beberapa pertempuran dalam rangka Tes tulis Pilihan Ganda

1. Yang termasuk pertempuran pertempuran yang dilakukan oleh para pahlawan kemerdekaan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan adalah ...

a. Perjanjian Roem-Royen, perjanjian Renville, Bandung Lautan Api

Surabaya

c. Perjanjian Linggajati, Pertempuran Medan Area, Bandung Lautan Api

d.Perjanjian Renville, konfrensi Meja Bundar, pertempuran Medan Area

2 Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam pertempuran-pertempuran mempertahanka n kemerdekaan

2. Tokoh yang mengobarkan semangat

perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-pidatonya adalah .... a. Ir. Sukarno b. Bung Tomo c. Jenderal Sudirman d. Mohammad Toha b 1

3. Komandan Resimen Banyumas yang gugur

dalam Pertempuran Ambarawa adalah .... a. Letkol M. Sarbini

b. Letkol Sudirman c. Letkol Isdiman d. Sastrodiharjo

c 1

4. Pemimpin TKR Sumatra Timur yang terbentuk

pada tanggal 10 Oktober 1945, adalah ... . a.Achmad Tahir

b.Mr. Amir Syarifudin c.Kol A. H. Nasution

d.Teuku Mohammad Hasan

a 1

5. Siapakah nama pahlawan yang gugur dalam peristiwa Bandung Lautan Api....

a. Muhammad Toha b. Letnan Kolonel Sarbini c. Kolonel Sudirman d. Sastrodiharjo

terjadinya pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka mempertahanka n kemerdekaan

a. Awalnya sekutu datang ke surabaya untuk melucuti senjata tentara jepang namun, Pada tanggal 27 Oktober 1945, Sekutu menyerbu

penjara Kalisosok. Mereka berhasil

membebaskan Kolonel Huiyer, yaitu seorang perwira angkatan laut Belanda yang ditawan Jepang.

b. Sekutu ingin mengambil rempah-rempah

yang ada di Surabaya

c. Sekutu ingin membumi hanguskan kota

surabaya

d. Sekutu menyerang kota Surabaya secara tiba-tiba

7. Penyebab terjadinya pertempuran Medan Area adalah....

a. Kedatangan tentara Inggris ke Medan untuk membantu Belanda menyerang kota Medan b. Pasukan Inggris yang mendarat di Medan

(Sumatera Utara) pada tanggal 9 Oktober 1945 dibonceng Tentara NICA yang telah dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan.

c. Pada tanggal 1 Desember 1945 pihak Inggris memasang papan-papan pengumuman bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.”

Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara sepihat batas-batas kekuasaan mereka.

d. Tentara Inggris ingin mengambil alih hotel-hotel yang ada di kota Medan

c 1

8. Pertempuran ambarawa terjadi akibat....

a. Tentara Sekutu menyerang kota Ambarawa

b. Tentara sekutu berniat membantu Belanda untuk kembali menjajah Indonesia

c. Kedatangan tentara sekutu ke Ambarawa

untuk mengambil alih pemerintahan

d. Kedatangan tentara sekutu ke Semarang

diboncengi NICA yang hendak

membebaskan tawanan perang Belanda di Magelang dan Ambarawa.

d 1 4 Menjelaskan secara singkat gambaran terjadinya

pertempuran-9.Insiden seorang anggota NICA menginjak-injak

bendera merah putih yang dirampas dari seorang pemuda di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan terjadi pada tanggal....

a. 13 Oktober 1945

b. 12 desember 1945

c. 9 Oktober 1945

d. 17 Agustus 1945

dalam rangka mempertahanka n kemerdekaan

10.Peristiwa pembumihangusan kota Bandung

bagian selatan terjadi pada saat....

a. Pada tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu

mengeluarkan ultimatum kedua yang

menuntut agar semua masyarakat dan para pejuang TRI untuk mengosongkan kota Bandung bagian selatan.

b. Pada tanggal 21 November 1945, tentara

Sekutu mengeluarkan ultimatum

(peringatan) pertama agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945.

c. Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki Kota Bandung. Tentara Sekutu menduduki dan menguasai kantor-kantor penting. Tentara NICA membonceng tentara Sekutu.

d. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Inggris memasang papan-papan pengumuman bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.”

a 1

11.Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Inggris memasang papan-papan pengumuman bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.”

Hal tersebut mengakibatkan terjadinya.... a. Perundingan linggajati

b. Perundingan Roem-Royen c. Pertempuran Medan Area d. Pertempuran Ambarawa c 1 Penilaian: Jakarta, 2015 Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.

Nama Kelompok:

Pilihlah salah satu pernyataan berikut yang menurut kalian paling sesuai dengan tanda memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban yang kalian pilih disertai alasannya!

No Pernyataan Pendapat

Setuju Tidak setuju 1 Para pejuang kemerdekaan sebaiknya menyerah saja kepada

sekutu pada saat sekutu mengeluarkan ultimatum pertama untuk mengosongkan kota Bandung karena sekutu memiliki lebih banyak senjata dibandingkan dengan senjata yang dimiliki oleh para pejuang kemerdekaan.

2. Pada saat terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan. Pada saat seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah putih yang dirampas dari seorang pemuda, sebaiknya pemuda Indonesia tidak boleh marah kepada anggota NICA yang menginjak-injak bendera merah putih.

3 Ketika guru memberikan tugas yang sulit, Ani malas untuk mengerjakan tugasnya, karena menurut Ani para pejuang kemerdekaan pun mudah menyerah ketika menghadapi musuh yang bersenjata lebih banyak.

4 Ketika ada temannya yang merasa kesulitan memahami pelajaran, Dani membantu temannya dengan mengajarkannya karena ia ingin meniru sifat pahlawan yang rela berkorban

5 Ketika berteman, Rina mau berteman dengan siapa saja, ia tidak mau membeda-bedakan temannya, karena Ia ingin meniru sifat pahlawan kemerdekaan yang berjuang dengan persatuan dan kesatuan tanpa membedakan kawan yang berbeda suku, agama dsb.

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Ada dua bentuk perjuangan mempertahakan kemerdekaan, yaitu perjuangan fisik dan perjuangan diplomasi. Perjuangan fisik dilakukan dengan cara bertempur melawan musuh. Perjuangan diplomasi dilakukan dengan cara menggalang dukungan dari negara-negara lain dan lewat perundingan-perundingan.

1. Pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan

Setelah Jepang menyerah, Sekutu masuk Indonesia untuk mengambil alih kekuasaan. Pasukan Sekutu diboncengi Belanda. Belanda ingin menguasai Indonesia lagi. Rakyat Indonesia tidak senang Belanda kembali ke bumi pertiwi. Terjadilah pertempuran-pertempuran. Pertempuran terjadi di Surabaya, Ambarawa, Bandung, Palembang, Bali, Medan, dan kota-kota lainnya.

a. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Tentara Sekutu mendarat untuk pertama kali di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Komandan pasukan Sekutu yang mendarat di Surabaya adalah Brigjen A.W.S Mallaby. Tentara Sekutu bertugas melucuti tentara Jepang dan membebaskan interniran

(tawanan perang).

Awalnya, pemerintah dan rakyat Indonesia menyambut kedatangan tentara Sekutu tersebut dengan tangan terbuka. Namun, Sekutu mengabaikan uluran tangan tersebut. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Sekutu menyerbu penjara Kalisosok. Mereka berhasil membebaskan Kolonel Huiyer. Kolonel Huiyer ialah seorang perwira angkatan laut Belanda yang ditawan Jepang.

Pada tanggal 28 Oktober 1945, pos-pos Sekutu di seluruh kota Surabaya diserang oleh rakyat Indonesia. Dalam berbagai serangan itu, pasukan Sekutu terjepit. Pada tanggal 29 Oktober 1945, para pemuda dapat menguasai tempat-tempat yang telah dikuasai Sekutu. Komandan Sekutu menghubungi Presiden Sukarno untuk menyelamatkan pasukan Inggris dari bahaya kehancuran. Presiden Sukarno bersama Moh. Hatta, Amir Syarifudin, dan Jenderal D.C. Hawthorn tiba di Surabaya untuk menenangkan keadaan. Akhirnya, pada tanggal 30 Oktober 1945 dicapai kesepakatan untuk menghentikan tembak-menembak.

Namun, pada sore harinya terjadi pertempuran di gedung Bank International, tepatnya di Jembatan Merah. Dalam peristiwa itu, Brigjen Mallaby tewas. Menanggapi peristiwa ini, pada tanggal 9 November 1945, pimpinan Sekutu di Surabaya mengeluarkan ultimatum. Isi

06.00 tanggal 10 November 1945. Jika sampai batas waktunya tidak menyerahkan senjata,

maka Surabaya akan diserang dari darat,laut, dan udara”.

Batas waktu itu tidak diindahkan rakyat Surabaya. Oleh karena itu, pecahlah pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Tentara Sekutu berjumlah kira-kira 10 sampai 15 ribu orang. Mereka terdiri dari pasukan darat, laut, dan udara. Pasukan Sekutu ini merupakan gabungan dari tentara Gurkha, Inggris, dan Belanda.

Dalam pertempuran yang berjalan sampai awal bulan Desember 1945 itu telah gugur beribu-ribu pejuang. Perjuangan rakyat Surabaya ini mencerminkan tekad perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Untuk memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya itu, pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.

b. Pertempuran Ambarawa

“Pertempuran Ambarawa” diawali oleh mendaratnya tentara Sekutu di bawah

pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di Semarang. Tentara Sekutu mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang di Jawa Tengah.

Kedatangan Sekutu semula disambut baik oleh rakyat Semarang. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah menawarkan bantuan bahan makanan dan keperluan-keperluan lainnya. Pihak Sekutu pun berjanji untuk tidak mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.

Bentrokan bersenjata mulai timbul di Magelang. Bentrokan itu mulai meluas menjadi pertempuran antara pasukan Sekutu dengan pejuang Indonesia. Penyebabnya adalah tentara Sekutu diboncengi NICA. NICA adalah singkatan dari Netherlands Indies Civil

Administration, yaitu pemerintahan peralihan Belanda. NICA hendak membebaskan tawanan

perang Belanda di Magelang dan Ambarawa.

Setelah diadakan perundingan antara Presiden Sukarno dengan Brigadir Jenderal Bethel, tentara Sekutu kemudian meninggalkan Magelang menuju Ambarawa pada tanggal 21 November 1945. Para pejuang Indonesia yang dipimpin Letnan Kolonel M. Sarbini mengejar pasukan Sekutu yang mundur ke Ambarawa. Di desa Jambu, pasukan Sekutu dihadang pejuang Angkatan Muda yang dipimpin oleh Sastrodiharjo. Di desa Ngipik, pasukan Sekutu diserang pejuang Indonesia yang dipimpin oleh Suryosumpeno.

Pada saat mundur, pasukan Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Dalam pertempuran untuk membebaskan kedua desa tersebut, Letnan Kolonel Isdiman gugur. Letnan Kolonel Isdiman adalah Komandan Resimen Banyumas.

Kehadiran Kolonel Sudirman memberi semangat baru bagi pejuang Indonesia. Pasukan Indonesia mengepung kota Ambarawa dari berbagai jurusan. Siasat yang dipakai adalah mengadakan serangan serentak dari berbagai jurusan pada saat yang sama. Pasukan Indonesia mendapat bantuan dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan lain-lain.

Pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan Indonesia melancarkan serangan serentak ke Ambarawa. Pada tanggal 15 Desember 1945 pasukan Sekutu berhasil dipukul mundur ke Semarang. Dalam pertempuran di Ambarawa ini banyak pejuang yang gugur. Untuk memperingati hari bersejarah itu, maka setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri. Selain itu, di Ambarawa juga didirikan sebuah monumen yang diberi nama Palagan Ambarawa.

c. Pertempuran “Medan Area”

Pasukan Inggris di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mulai mendarat di Medan (Sumatera Utara) pada tanggal 9 Oktober 1945. Tentara NICA yang telah dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan ikut membonceng pasukan Inggris itu. Mereka menduduki beberapa hotel di Medan.

Pasukan Inggris bertugas untuk membebaskan tentara Belanda yang ditawan Jepang. Para tawanan dari daerah Rantau Prapat, Pematang Siantar, dan Brastagi dikirim ke Medan atas persetujuan Gubernur Moh. Hasan. Ternyata kelompok tawanan itu dibentuk menjadi

“Medan Batalyon KNIL”. Mereka ini bersikap congkak.

Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang mantan perwira Tentara Sukarela (Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia. Mereka mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dan merebut senjata dari tangan tentara Jepang. Kemudian pada tanggal 10 Oktober 1945 dibentuklah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sumatera Timur. Anggotanya para pemuda bekas Giyugun dan Heiho Sumatera Timur yang dipimpin oleh Ahmad Tahir.

Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan. Seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah putih yang dirampas dari seorang pemuda. Pemuda-pemuda Indonesia marah. Hotel tersebut dikepung dan diserang oleh para pemuda dan TRI (Tentara Republik Indonesia). Terjadilah pertempuran. Dalam peristiwa itu banyak orang Belanda terluka. Peperangan pun menjalar ke Pematang Siantar dan Brastagi.

sepihat batas-batas kekuasaan mereka. Sejak saat itulah dikenal istilah Pertempuran Medan Area.

Jenderal T.E.D Kelly kembali mengancam para pemuda agar menyerahkan senjata. Siapa yang melanggar akan ditembak mati. Namun, para pemuda Indonesia tidak menggubris ancaman tersebut. Perlawan terus berlangsung dan semakin sengit. Para pemuda membentuk Komando Resimen Laskah Rakyat Medan Area. Perlawanan terhadap Inggris dan Belanda terus berlanjut sampai Agresi Militer Belanda I pada bulan Juli 1947.

d. Bandung Lautan Api

Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki Kota Bandung. Ketika itu para pejuang Bandung sedang melaksanakan pemindahan kekuasaan dan merebut senjata dan peralatan dari tentara Jepang. Tentara Sekutu menduduki dan menguasai kantor-kantor penting. Tentara NICA membonceng tentara Sekutu itu. NICA berkeinginan mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Para pe-juang yang tergabung dalam TKR, laskar-laskar, dan badan-badan pejuang mengadakan perlawanan terhadap tentara Sekutu dan Belanda.

Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum (peringatan) pertama agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945. Para pejuang kita harus menyerahkan

Dokumen terkait