• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Pengaturan Pembiayaan Terhadap Kredit Usaha Mikro,

B. Tujuan dan fungsi Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan

46

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit yang didasarkan atas kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan kredit

45

R. Tjiptoadinugroho, Perbankan Masalah Perkreditan, (Jakarta : Pradnya Paramita, 1994), hal. 153.

46

kalau lembaga kredit tersebut benar–benar yakin bahwa si penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Tanpa keyakinan tersebut, suatu lembaga kredit tidak akan meneruskan simpanan masyarakat yang akan diterimanya.47

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unsur yang terdapat di dalam kredit adalah :48

47

Ibid, hal. 15. 48

Ibid, hal. 16.

a. Kepercayaan, adalah keyakinan dari si pemberi kredit bahwa kepercayaan (prestasi) yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang, jasa, akan benar–benar diterima kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Dalam hal ini terdapat keterlibatan dua pihak, yaitu pemberi kredit dan penerima kredit. Selanjutnya, dari unsur kepercayaan ini juga termuat adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari pemberi kredit kepada penerima kredit.

b. Waktu, adalah suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai uang, bahwa uang yang ada sekarang ini lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang. c. Risiko, adalah suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat resikonya. Hal ini karena adanya unsur ketidakpastian pada masa mendatang, yang menyebabkan munculnya unsur risiko. Dengan adanya unsur resiko tersebut maka timbul jaminan dalam pemberian kredit.

d. Prestasi, adalah objek kredit, yang dalam praktiknya tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun, karena kehidupan modern tidak terlepas dari adanya uang, maka transaksi–transaksi kredit yang menyangkut uang sering dijumpai dalam praktek perkreditan.

e. Adanya unsur bunga sebagai kompensasi yang bagi pemberi kredit merupakan perhitungan atas beberapa komponen seperti biaya modal (cost of fund), biaya umum (overhead cost), biaya atau premi risiko dan lain – lain.

Oleh karena pemberian kredit dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan, maka bentuk bank hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat dalam bentuk kredit. Jika ia merasa benar-benar yakin bahwa nasabahnya akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya, begitu juga dalam membicarakan fungsi kredit maka tidak terlepas dari tujuan kredit yang mencakup ruang lingkup yang luas. Dalam hal ini terdapat 2 (dua) fungsi pokok yang saling berkaitan dari kredit, yaitu:49

1. Keuntungan ( Profitability )

Merupakan maksud dan tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang didapat dari pungutan bunga.

2. Keamanan ( Safety )

Yaitu prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, barang, atau jasa itu benar– benar terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan yang diharapkan itu akan menjadi kenyataan.

Pemberian kredit Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan wujud pembiayaan bagi usaha yang disediakan oleh Pemerintah/dunia usaha, khususnya

49

melalui kredit Perbankan sesuai dengan Undang–Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Sistem perkreditan mewajibkan setiap bank untuk menyalurkan 20% kreditnya kepada kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan kegiatan koperasi yang produktif yang dibiayai dari dana bank tersebut.

Pemerintah melalui kebijaksanaan tanggal 29 Tahun 1990 lebih lanjut menjelaskan bahwa untuk menyempurnakan program kredit Usaha Kecil tersebut agar pelaksanaannya lebih mantap dan makin terarah serta didukung dan dilakukan secara lebih luas oleh semua bank, maka pemberian kredit kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah tersebut akan diperhitungkan dalam penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.

Dengan latar belakang tersebut, langkah–langkah penyempurnaan sistem perkreditan termasuk penyempurnaan pemberian kredit untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan tujuan sebagai berikut:50

50

Hadiwidjadja dan Rivai Wirasasmita, Op.cit, hal. 92.

a. Memantapkan fungsi perbankan dan lembaga keuangan sebagai pengelolaan dan pelaksanaan sistem perkreditan nasional. Bank dan lembaga keuangan didorong untuk dapat mandiri dan mampu melaksanakan fungsi pengerahan dana masyarakat serta penyalurannya agar lebih mantap. Sejalan dengan ini, peranan Bank Indonesia didudukkan lebih tepat sebagai ” Lender Of Last Resort ” dan bukan sebagai ” Lender Of First Resort ” seperti dalam mekanisme kredit likuiditas yang selama ini berlaku.

b. Memantapkan peranan Bank Indonesia sebagai pemeliharaan keseimbangan moneter sekaligus sebagai pembina dan pengawas perbankan agar bank–bank di Indonesia dapat berkembang semakin sehat.

c. Menyehatkan Sistem Perkreditan Nasional, sehingga dapat lebih meningkatkan efisiensi dalam alokasi dana masyarakat serta mengurangi ketergantungan pada kredit likuiditas Bank Indonesia.

d. Menyempurnakan program kredit bagi Usaha Kecil agar pelaksanaannya lebih mantap dan makin terarah serta didukung dan dilakukan secara lebih luas oleh semua bank.

Karena negara Indonesia memiliki pancasila sebagai dasar falsafah negara, maka tujuan pemberian kredit perbankan di Indonesia bukan semata–mata mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara, yaitu untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian, maka tujuan pemberian kredit oleh bank khususnya Bank Indonesia yang mengemban tugas sebagai agent of development adalah:51

a. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan

b. Meningkatkan aktifitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat

c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya

Dari tujuan tersebut di atas, dapat disimpulkan adanya kepentingan yang seimbang antara:52

1. Kepentingan pemerintah

2. Kepentingan masyarakat ( rakyat )

3. Kepentingan pemilik modal ( pengusaha )

Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), tujuan dari kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi yang berkeadilan.

Pemberian fasilitas kredit yang diberikan perbankan di Indonesia secara garis besar berfungsi untuk:53

1. Meningkatkan daya guna uang

2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 3. Meningkatkan daya guna dan peredaran uang 4. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi 5. Meningkatkan kegairahan berusaha 6. Meningkatkan pemerataan pendapatan 7. Meningkatkan hubungan internasional

Fungsi kredit yang pada hakekatnya meningkatkan daya guna uang dapat digunakan dalam hal para pemilik modal dapat secara langsung meminjamkan uang kepada para pengusaha yang memerlukan untuk meningkatkan produksi ataupun untuk meningkatkan usahanya, atau pemilik modal juga dapat menyimpan uangnya pada lembaga – lembaga keuangan. Uang tersebut oleh

52

Ibid, hal. 95. 53

lembaga keuangan diberikan sebagai pinjaman kepada perusahaan–perusahaan untuk meningkatkan usahanya.54

Sebagai usaha untuk meningkatkan peredaran lalu lintas uang, kredit yang diberikan oleh pihak bank disalurkan dalam bentuk rekening giro sehingga dapat menciptakan pembayaran baru. Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, maka pemberian kredit diarahkan pada usaha–usaha untuk mengendalikan inflasi, meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan pokok rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri agar bisa di ekspor.55

Fasilitas kredit yang diberikan bank juga dapat meningkatkan kegairahan berusaha di Indonesia. Hal ini disebabkan karena setiap orang selalu ingin berusaha meningkatkan usahanya, namun adakalanya dibatasi oleh kemampuan permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh pihak bank akan dapat mengatasi kekurangan kemampuan di bidang permodalan tersebut sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.56

Berdasarkan uraian tentang fungsi kredit yang diuraikan di atas, maka fungsi kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah secara khusus antara lain

Dengan adanya bantuan dari bank, para pengusaha akan dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek–proyek baru, yang tentunya akan membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek–proyek tersebut. Dengan demikian, tenaga kerja tersebut akan memperoleh pendapatan. Dengan tertampungnya tenaga kerja tersebut, maka pemerataan pendapatan akan meningkat pula.

57 54 Ibid. 55 Ibid, hal. 18. 56 Ibid. :

1. Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah agar dapat tumbuh menjadi bagian dunia usaha yang mendorong perekonomian nasional khususnya dalam peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat serta penyerapan tenaga kerja

2. Menyediakan dana bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang digunakan untuk kegiatan usaha agar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat tetap terjaga kelangsungan hidupnya di dalam dunia usaha.

Kegunaan uang yang didapat dari kredit secara teori, yaitu untuk menambah/memperlancar usaha dagang, tetapi dalam praktek sukar dijajaki tentang kebenarannya. Pertama–tama dalam pengguna uang itu tersembunyi keperluan (cost of living) yang sudah dipisahkan dalam perhitungannya. Belum lagi keperluan konsumtif lainnya yang tentu tidak dapat dilihat dan ditangkap secara wajar.58

Menurut Undang–Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 1 angka 11, pengertian pembiayaan adalah penyediaan dana oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melalui lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank atau lembaga lain dalam rangka memperkuat permodalan Usaha Kecil. Penjaminan adalah pemberian jaminan pinjaman Usaha Mikro, Kecil dan Menengah oleh Faktor-faktor tersebut sudah harus a priori dihilangkan dari pemikiran dalam pertimbangan pemberian kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Dokumen terkait