BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Berdasarkan pada hasil dan proses penelitian, maka peneliti memberikan
saran agar penelitian mendatang lebih baik, yaitu sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran discovery dapat digunakan dalam pembelajaran
materi fisika yang lain.
2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya :
Dalam pelaksanaan metode discovery ini hendaknya disediakan waktu yang banyak
supaya dapat lebih dalam menggali pengetahuan siswa dan menuntun siswa untuk
b. Soal pretest-posttest dan penyusunan angket sebaiknya disusun
selengkap mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Kartika. 2001. Berbagai Strategi Untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif Dalam Proses Pembelajaran Fisika Di SMU, Efektivitasnya, Dan Sikap Mereka Pada Strategi Tersebut. Widya Dharma, No 2 Th. XI, April 2001, hal 67.
Budi, Kartika. 2010. Penelitian tindakan kelas. Yogyakarta. Diktat.
Dahar, Ratna W. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.
Harjono, Nyoto. 2012. Evaluasi Pembelajaran Siswa Aktif Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 5 Sekolah Dasar. Diambil dari
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka/article/viewFile/117/108, hal 18-19 diunduh tanggal 23 juni 2012.
Hergenhahn, B. R. & Olson, Matthew H. 2010. Theories Of Learning. Jakarta : Kencana.
Indriana, Dina. 2011. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Yogyakarta: Diva Press.
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta : Erlangga.
Mindo, Risma Rosa & Retnaningsih. 2008. Relationship Between Social Support Parents In Children With Learning Achievement Elementary School. Diambil
darighttp://www.papers.gunadarma.ac.id/index.php/psychology/article/downloa d/23/24 diunduh tanggal 23 Juni, 2012.
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan Dalam Peoses Belajar & Mengajar. Jakarta ; Bumi Aksara.
Sochibin,dkk. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Untuk Peningkatan Pemahaman Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD. Diambilgdarighttp://journal.unnes.ac.id/index.php/JPFI/article/download/1017/ 927 diunduh tanggal 11 Juni 2012.
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Suparno, Paul.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.
Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget . Yogyakarta: Kanisius.
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran fisika Konstruktivistik &
Menyenangkan. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajardi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Tipler, A Paul. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Wardojo, Sri Sunaringsih Ika. Hubungan Pelaksanaan Psikotest Ditinjau Dari Aspekintelektual Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program S1 KeperawatangFakultasgIlmugKesehatan.gDiambilgdari,ghttp://ejournal.umm.ac .id/index.php/keperawatan/article/viewFile/630/650_umm_scientific_journal.pdf , hal 3 diunduh tanggal 23 juni 2012.
Lampiran 1. Materi Ajar
Listrik Dinamis
Sumber yang digunakan dalam materi listrik dinamis ini adalah buku
fisika untuk Sma Kelas X semester 2 tulisan Marthen Kanginan.
Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik yang
bergerak, yang menyebabkan munculnya arus listrik. Arus listrik adalah aliran
partikel-partikel bermuatan positif yang melalui konduktor (walau sesungguhnya
elektron-elektron bermuatan negatiflah yang mengalir melalui konduktor). Arus
listrik hanya mengalir dalam suatu rangkaian yang tertutup. Rangkaian tertutup
adalah suatu rangkaian yang bermula dari suatu titik, berkeliling dan akhirnya
kembali lagi ke titik tersebut.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hambatan Dalam Suatu Penghantar
Hambatan listrik penghantar bias diperoleh dari pengukuran berbagai nilai
kuat arus I untuk berbagai nilai tegangan. Caranya dengan membuat grafik V
terhadap i. Nilai hambatan listrik sama dengan kemiringan dari gravik v
terhadap i (R = ).
V
I
Gambar 1. Grafik V versus I
Untuk suatu penghantar dari kawat logam, misalnya kawat tembaga, jika suhu
i atau R = adalah tetap. Secara umum, untuk kawat-kawat logam, makin besar
suhu, makin besar hambatan listriknya. Namun, untuk kebanyakan logam
paduan, misalnya konstanta, hambatannya hanya sedikit dipengaruhi oleh
perubahan suhu.
Analogi hambatan arus listrik dan hambatan lalu lintas.
Pertama, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh jenis jalan (jalan berbatu
berbeda dengan jalan beraspal). Pada hambatan listrik, jenis jalan ini analogi
dengan jenis bahan kawat (kawat tembaga berbeda dengan kawat besi). Jenis
kawat ini ditampilkan oleh besaran hambatan jenis kawat (lambang ). Tentu
saja makin besar hambatan jenis kawat , makin besar juga hambatan listriknya.
Kedua, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh panjang jalan. Makin
panjang jalan, tentu makin besar hambatan lalu lintasnya. Pada hambatan listrik,
panjang jalan ini analog dengan panjang kawat (lambang L). Jadi, makin
panjang kawat, makin besar juga hambatan listriknya.
Ketiga, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh luas jalan (lebar jalan).
Makin luas jalan makin kecil hambatan lalu lintas (yang berarti makin lancar
lalu lintasnya). Pada hambatan listrik luas jalan ini analog dengan luas
penampang kawat (simbol A). Makin besar luas penampang kawat, makin kecil
hambatan listriknya.
Dengan menganalogikan hambatan listrik dengan hambatan lalu lintas,
kita telah memperoleh tiga faktor yang mempengaruhi hambatan listrik seutas
(A). Dari penjelasan tentang ketiga faktor ini sebelumnya, dapatkah
diperkirakan suatu persamaan untuk menghitung hambatan listrik seutas kawat.
Hambatan listrik seutas kawat dengan hambatan jenis ( ) , panjang L, dan luas
penampang A dapat dihitung dengan:
Persamaan hambatan listrik ……….………..(7-1) Penampang kawat berbentuk lingkaran dengan diameter D atau jari-jari r. tentu saja luas penampang
………..(7-2)
Telah diketahui bahwa dalam SI, satuan hambatan R adalah ohm, satuan panjang kawat L adalah m, dan satuan luas penampang A adalah m2.
Hukum I Kirchhoff
Kuat arus dalam rangkaian tidak bercabang.
A1 X A2 X A3 X A4
Gambar 2. Semua bacaan ampermeter dari A1 sampai A4 adalah sama.
Dalam suatu rangkaian arus yang tidak bercabang, kuat arus yang melalui
Kuat arus pada rangkaian yang bercabang
Pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus yang masuk
pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
cabang itu. i1 i4 i5 i3 i2 R1 R3 R4 R5 V R2
Gambar 3. Arus pada Rangkaian Bercabang
Hukum I Kirchhoff
………....(7-7)
Susunan Seri-Paralel Penghambat Listrik
Susunan Seri Penghambat Listrik
Penghambat-penghambat listrik, misalnya beberapa lampu pijar dapat
disusun seri. Dalam susunan seri, kuat arus yang melalui tiap-tiap
Gambar 4. Rangkaian seri
Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun seri, hambatan
penggantinya sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap penghambat.
Hambatan Pengganti Seri .(7-8)
Persamaan (7-8) dengan jelas menyatakan bahwa susunan seri bertujuan
untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian.
Prinsip susunan seri penghambat-penghambat listrik
Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu
rangkaian.
Kuat arus yang melalui tiap-tiap penghambat sama, yaitu sama
dengan kuat arus yang melalui hambatan pengganti serinya.
………(7-9)
Tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan
jumlah tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat
………...(7-10)
R1 R2 R3 R4
Kelemahan susunan seri
Apabila sederetan lampu disusun secara seri, jika salah satu
filament lampu putus, maka seluruh lampu akan padam. Maka harus
memeriksa satu demi satu lampu tersebut untuk menemukan lampu yang
rusak, kemudian menggantinya dengan yang baru.
Susunan Paralel Penghambat-penghambat Listrik
Komponen-komponen listrik disebut disusun paralel jika
komponen-komponen tersebut dihubungkan sedemikian sehingga tegangan pada ujung
tiap-tiap komponen sama besar.
Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun paralel, kebalikan
hambatan penggantinya sama dengan jumlah kebalikan hambatan dari
tiap-tiap penghambatnya.
V
R3
R2
R1
Gambar 5. Rangkaian Paralel
Hambatan pengganti paralel (7-12)
Persamaan (7-12) dengan jelas menyatakan bahwa susunan parallel
Prinsip susunan paralel komponen-komponen
a. Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu
rangkaian.
b. Tegangan pada ujung-ujung tiap komponen sama, yaitu sama dengan
tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya.
……….………(7-13)
c. Kuat arus yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan
jumlah kuat arus yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan
kebalikan hambatannya.
……….……(7-14)
Jika hanya dua komponen listrik dengan hambatan masing-masing
dan yang disusun parallel, tentu saja, persamaan (7-12)
memberikan
Manfaat susunan paralel
Seperti telah dijelaskan dalam susunan seri, kegagalan salah satu
komponen akan memadamkan komponen-komponen lain yang masih
baik. Oleh karena itu, komponen-komponen listrik di rumah Anda
biasanya disusun secara paralel. Dalam susunan parallel, jika salah satu
komponen rusak atau gagal (misalnya filament lampu pijar putus),
komponen-komponen lain dalam rangkaian (TV, radio, dan kulkas)
Latihan soal faktor-faktor yang mempengaruhi suatu penghantar
1. Seutas kawat memiliki panjang 150 m, diameter 4 mm, dan hambatan jenis 6,28 x 10-8Ω m. tentukan :
a. Hambatan kawat
b. Hambatan kawat kedua dari bahan dan berat yang sama, tetapi memiliki diameter 2 kali semula
Latihan soal hukum I Kirchhoff 1. Perhatikan rangkaian berikut:
V R1 R2 R3 I= 2 A I2=…? I3=…? I=…?
Berapakah besar I2, I3 serta I yang pada rangkaian diatas? 2. Perhatikanlah rangkaian berikut ;
V R1 R2 R3 R4 R5 I1=…? I2=…? I5=8A I4=3A I3=2A
Latihan soal rangkaian hambatan seri-paralel
1. Berapakah hambatan pengganti rangkaian berikut?
V
R1=2 Ω R2=3Ω R3=1Ω
2. Berapakah hambatan pengganti rangkaian berikut?
V R1= 2 Ω
R2= 4 Ω
3. Berapakah hambatan pengganti pada rangkaian berikut?
V R1= 2 Ω R2=3 Ω R3=3Ω R4= 3 Ω R5=2Ω
Lampiran 4. Soal Pretest
Pretest
1. Berapakah hambatan kawat yang memiliki panjang 200 m, diameter 2mm dan hambatan jenis 6,28 x 10-8Ωm ?
2. Dari persamaan , dengan :
R: hambatan (Ω)
: hambatan jenis (Ωm) : panjang bahan (m)
: Luas penampang bahan (m2)
Apa yang akan terjadi pada hambatan (R) apabila luas penampang bahan (A) diperbesar dan serta L tetap ?
3. Dua buah resistor masing-masing 4 Ω dan 2 Ω di susun seri dan ujung-ujungnya di hubungkan pada baterai 12 V.
Tentukanlah:
c. Besar hambatan pengganti seri
d. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian
V= 12 V
R1= 4 Ω R2= 2 Ω
4. Tiga buah resistor masing-masing memiliki hambatan 2 Ω dan terangkai seperti
pada rangkaian pada gambar dengan tegangan baterai 3 V. Tentukanlah:
e. Besar hambatan total rangkaian
f. Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2
R1 = 2 Ω
R2 = 2 Ω
R3 = 2 Ω
V= 3 V
Gambar rangkaian
5. Berapakah besar arus pada i3 seperti pada gambar di bawah ini, apabila berdasarkan Hukum I Kirchhoff ?
I1=7A I2=4A I3=…? R1 R2 R3 V Gambar soal
6. Perhatikanlah gambar di bawah ini. Tentukan besar kuat arus pada i3 dan i5 ? i1 =9 A i4=5A i5= … ? i3 = …. ? i2 = 3 A R1 R3 R2 R4 R5 V
7. Berapakah besar arus I2 seperti pada gambar berikut?
R1 R2
I
1=5A
I
2=?
Lampiran 5. Soal Posttest
Pretest dan Posttest
1. Berapakah hambatan kawat yang memiliki panjang 200 m, diameter 2mm dan hambatan jenis 6,28 x 10-8Ωm ?
2. Dari persamaan , dengan :
R: hambatan (Ω) : hambatan jenis (Ωm)
: panjang bahan (m)
: Luas penampang bahan (m2)
Apa yang akan terjadi pada hambatan (R) apabila luas penampang bahan (A) diperbesar dan serta L tetap ?
3. Dua buah resistor masing-masing 4 Ω dan 2 Ω di susun seri dan ujung-ujungnya di hubungkan pada baterai 12 V.
Tentukanlah:
g. Besar hambatan pengganti seri
h. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian
V= 12 V
R1= 4 Ω R2= 2 Ω
4. Tiga buah resistor masing-masing memiliki hambatan 2 Ω dan terangkai seperti
pada rangkaian pada gambar dengan tegangan baterai 3 V. Tentukanlah:
i. Besar hambatan total rangkaian
j. Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2
R1 = 2 Ω
R2 = 2 Ω
R3 = 2 Ω
V= 3 V
Gambar rangkaian
5. Berapakah besar arus pada i3 seperti pada gambar di bawah ini, apabila berdasarkan Hukum I Kirchhoff ?
I1=7A I2=4A I3=…? R1 R2 R3 V Gambar soal
6. Perhatikanlah gambar di bawah ini. Tentukan besar kuat arus pada i3 dan i5 ? i1 =9 A i4=5A i5= … ? i3 = …. ? i2 = 3 A R1 R3 R2 R4 R5 V
7. Berapakah besar arus I2 seperti pada gambar berikut?
R1 R2
I
1=5A
I
2=?
Lampiran 6. Kunci Jawaban Pretest Dan Posttest
Kunci Jawaban Pretest Dan Posttest
1. Diketahui: L=200m D=2mm=0,002m; r = 0,001m Ditanya : R=……..? Jawab : 2. Diketahui: Persamaan R=hambatan (Ω) = hambatan jenis (Ωm) panjang kawat (m) luas penampang ( Ditanya:
Apa yang akan terjadi pada hambatan (R) apabila luas penampang (A) diperbesar
Jawab :
Dari persamaan, dapat diketahui bahwa R berbanding lurus dengan dan
berbanding terbalik dengan A. maka jika A semakin besar yang terjadi pada R akan
menjadi semakin kecil.
3. Diketahui: R1=4Ω
R2=2Ω
V=12V
Terangkai seperti gambar berikut:
V= 12 V
R1= 4 Ω R2= 2 Ω
Ditanya:
k. Besar hambatan pengganti seri
l. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian
Jawab:
a. Besar hambatan seri (Rs)
Rs=R1+R2 = 4Ω + 2Ω = 6Ω
4. Diketahui:
R1=2Ω
R2=2Ω
R3=2Ω
V=3V
Terangkai seperti gambar berikut:
R1 = 2 Ω
R2 = 2 Ω
R3 = 2 Ω
V= 3 V
Ditanya:
c. Besar hambatan total rangkaian
d. Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2 Jawab:
a. Besar hambatan total rangkaian
5. Diketahui:
Seperti pada gambar berikut:
I1=7A I2=4A I3=…? R1 R2 R3 V Ditanya: Jawab: Hukum I Kirchhoff
6. Diketahui: i1 =9 A i4=5A i3 = …. ? i2 = 3 A R2 R4 R5 V R1 R3 Ditanya: Jawab: Hukum I Kirchhoff
7. Diketahui:
Terangkai seperti gambar berikut:
R1 R2 I1=5A I2=? V Ditanya: Jawab:
Lampiran 7. Soal Angket
Angket
1. Ceritakan sejujur-jujurnya ( apa adanya ) apa saja yang kamu rasakan selama
proses belajar mengajar berlangsung?
2. Apakah pembelajaran ini dapat membuat kamu terlibat aktif dalam belajar?
3. Apakah dengan aktif terlibat memberikan pengaruh dalam proses belajar,
misalnya menjadi semangat, menjadi paham akan materi yang disampaikan?
Mengapa?
4. Bagaimana pendapat anda apabila anda menjadi guru dan mengajar dengan
sistem pembelajaran yang sudah kita alami bersama dalam beberapa
Lampiran 12. Foto-Foto Proses Belajar Mengajar