BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, migran perlu memaksimalkan lagi proses interaksi sosial demi mencapai kehidupan yang lebih berkualitas. Interaksi sosial sangat membantu migran dalam beradaptasi sehingga sangat disarankan untuk memasuki berbagai lembaga-lembaga yang ada di daerah tujuan migrasi. Organisasi menjadi sangat penting untuk membantu migran dalam melakukan adaptasi di daerah tujuan. Oleh karena itu dianjurkan kepada migran untuk memanfaatkan organisasi sebagai strategi bertahan hidup di daerah migrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Moh dan Moh. Asrori. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Anni, Catharina Tri et al. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK.
Batu Bara, Jafar Umar. 2008. Proses Migrasi dan Gerak Kebudayaan Migran Etnik Jawa (Kasus: Desa Sidojadi, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, IPB.
Daulay, Anwar Saleh. 2006. Adat Budaya Batak Dalihan Na Tolu: Analisis dari Sudut Prinsip Serta Urgensinya Dalam Merajut Integrasi dan Identitas Bangsa.
Http://www.depdiknas.go.id/jurnal/35/adat_budaya_batak_dalihan_na_tolu. html. Diakses: 6 April 2010.
Fadhilah, Aida Nurul. 2007. Migrasi dan Proses Interaksi Sosial Masyarakat Migran Batak Mandailing (Kasus: Masyarakat Migran Batak Mandailing, Desa Ciomas Rahayu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, IPB.
Fathoni, Abdurrahmat. 2005. Antropologi Sosial Budaya: Suatu Pengantar. Jakarta: Rineke Cipta.
Fierda, Grace. 2007. Migrasi dan Pemanfaatan Dalihan Na Tolu pada Migran Etnis Batak Toba (Kasus: Migran Kumpulan Marga Aritonang di Bogor, Propinsi Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, IPB .
Harahap, Taruli Asi. 2007. Tungku Tiga Batu.
Http://www.ruma_metmet.blogspot.com/dalihan_na_tolu.html. Diakses: 16 Maret 2010.
Ihromi, T.O. 1999. Antropologi Budaya. Jakarta: Obor Indonesia.
Kontjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Lee, Everett S. 1976. Suatu Teori Migrasi. Yogyakarta: Lembaga Kependudukan Universitas Gajah Mada.
Lubis, Djuara. 2010. Ai Ndang Adong Na Sotarpatupa Debata: Catatan Perjalanan HKBP Bogor. Bogor: HKBP Bogor.
Mugniesyah. 2003. Pendidikan orang Dewasa. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Munir, R. 2000. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Penerbit UI.
Munir, Rozy dan Budiarto. 1985. Aspek Demografis Tenaga Kerja. Jakarta: Akademika Presindo.
Naim, Mochtar. 1979. Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabau. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pane, Mei Dame. 2004. Migrasi Etnis Batak Toba dan Sektor Informal di DKI Jakarta (Kasus: Migran Etnis Toba yang Berusaha/ Bekerja pada Usaha Pelumas dan Tambal Ban di DKI Jakarta) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, IPB.
Purba, O.H.S. dan Elvis F. Purba. 1997. Migrasi Spontan Batak Toba (Marsesak). Medan: Monora.
Rajamarpodang, Gultom Dj. 1992. Dalihan Na Tolu Nilai Budaya Suku Batak. Medan: Armanda.
Ram, Wariso. 1989. Migrasi Sirkuler dan Sektor Informal di Kotamadya Bogor. [Disertasi]. Bogor: Fakultas Pascasarjana, IPB.
Ritonga, dkk. 1993. Peranan Pendidikan dalam Pembinaan Kebudayaan Daerah Sumatera Utara. Medan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rusli, Said. 1995. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES. Sihombing, T. M. 1986. Filsafat Batak. Jakarta: Balai Pustaka.
Sjahrir, Kartini. 1990. Pasar Tenaga Kerja Indonesia, Kasus Sektor Konstruksi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo Persada. Stevenson, Nancy, 2001. Seni Memotivasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Sudarsono. 1997. Kamus Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumantri, dkk. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi Rumah Tangga: Eksplorasi Data Sakerti 1997-2000. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Utomo, Agus Hari, 2005. Perbedaan Motivasi Berprestasi antara Siswa yang Menjadi Pengurus OSIS dengan Siswa yang Bukan Pengurus OSIS di SMU Yayasan Pendidikan Ekonomi Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. [Skripsi]. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Wibisono, Eka Adrian, 2004. Hubungan Interaksi Remaja dalam Peer group dengan Pengambilan Keputusan Remaja di SMA Unggulan Nurul Islami Semarang Tahun Pelajaran 2003/2004. [Skripsi]. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang .
Yulianto. 1993. Motivasi dan Partisipasi Pengurus Organisasi Berbagai Organisasi Wanita (Studi Kasus pada Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Tingkat I Provinsi Lampung. [Tesis]. Bogor: Fakultas Pertanian, IPB.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN
Responden Yth,
Saya MULIA SLAMAT SINAGA, mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor. Saat ini
saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Migrasi dan
Proses Interaksi Sosial Migran Batak”. Penelitian ini merupakan bagian dari skripsi yang sedang saya selesaikan. Demi tercapainya hasil penelitian ini, dimohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar.
Semua informasi yang diterima sebagai hasil kuesioner ini bersifat rahasia dan dipergunakan hanya untuk kepentingan akademis. Tidak ada jawaban yang salah dalam pengisian kuesioner ini.
Atas kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Isilah pertanyaan di bawah ini dan berilah tanda silang (x) pada setiap pertanyaan yang terdapat pilihan jawaban!
1. Nama : ……….. 2. Jenis Kelamin : a. Perempuan b. Laki-laki
3. Umur : ……….. tahun 4. Pendidikan Terakhir : a. SD/sederajat
b. SMP /sederajat c. SMU/sederajat d. Perguruan Tinggi 5. Domisili Sebelum pindah Ke Bogor
Kota ……… Propinsi………... Profil Responden
6. Apakah pekerjaan anda (responden)?
Beri tanda centang () pada kolom yang tersedia.
No Pekerjaan Sebelum ke Bogor Sesudah di Bogor Utama Tambahan Utama Tambahan 1 Petani/nelayan 2 Wirausaha 3 Pedagang/pemodal 4 Pegawai negeri 5 Pegawai swasta 6 Polisi/tentara 7 Tidak bekerja/pensiunan 8 Lainnya, sebutkan!
7. Apakah pekerjaan pasangan (suami atau istri) anda? Beri tanda centang () pada kolom yang tersedia.
No Pekerjaan Sebelum ke Bogor Sesudah di Bogor Utama Tambahan Utama Tambahan 1 Petani/nelayan 2 Wirausaha 3 Pedagang/pemodal 4 Pegawai negeri 5 Pegawai swasta 6 Polisi/tentara 7 Tidak bekerja/pensiunan 8 Lainnya, sebutkan!
8. Lokasi anda bekerja saat ini: a. Bogor
b. Jakarta c. Bekasi d. Tangerang
9. Apa faktor yang mendorong anda dalam melakukan migrasi dari daerah asal anda?
Jawaban: ……….
10.Apa faktor penarik dari Bogor sehingga anda melakukan migrasi ke Bogor?
Jawaban: ……….
11.Siapa yang memberi keputusan anda untuk pindah ke Bogor? Beri tanda centang () pada kolom yang tersedia.
No Anggota keluarga Dukungan
Ya Tidak 1 Ayah 2 Ibu 3 Suami/Istri 4 Anak 5 Lainnya, sebutkan…. Jelaskan :………
12.Saat tiba pertama kali di Bogor, siapa yang anda hubungi pertama kali agar dapat bertahan di daerah migrasi?
Beri tanda centang () pada kolom yang tersedia.
No Orang yang dihubungi Jawaban
Ya Tidak 1 Sahabat
2 Teman sekampung 3 Saudara
4 Rujukan dari orang
5 Lainnya, sebutkan….
Jelaskan
:………
13. Berapa kali frekuensi anda pulang ke daerah asal?
Jawaban: …… kali/tahun
14. Apakah saat ini anda sedang mengikuti perkumpulan atau organisasi? ( ) ya ( ) tidak
Jika jawaban ya, isi kolom dibawah ini N
O
Nama Perkumpulan atau Organisasi
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan Frekuensi mengikuti kegiatan/bulan
Peranan anda dalam perkumpulan atau
organisasi
1 a a 1-2 kali per bulan a Dewan pembina
b b 3-4 kali per bulan b Pengurus harian c c 5-6 kali per bulan c Anggota biasa
2 a a 1-2 kali per bulan a Dewan pembina
b b 3-4 kali per bulan b Pengurus harian c c 5-6 kali per bulan c Anggota biasa
3 a a 1-2 kali per bulan a Dewan pembina
b b 3-4 kali per bulan b Pengurus harian c c 5-6 kali per bulan c Anggota biasa
4 a a 1-2 kali per bulan a Dewan pembina
b b 3-4 kali per bulan b Pengurus harian c c 5-6 kali per bulan c Anggota biasa
5 a a 1-2 kali per bulan a Dewan pembina
b b 3-4 kali per bulan b Pengurus harian c c 5-6 kali per bulan c Anggota biasa
Untuk menjawab pertanyaan no 15-37 perhatikan panduan gambar yang disediakan di bawah ini!
Berikut adalah sebuah gambar tangga dengan sepuluh anak tangga.
Apabila tangga tersebut menggambarkan tingkat ekonomi anda,
15.Di anak tangga nomer berapakah anda sebelum pindah ke Bogor?
Anak tangga ke……
16.Di anak tangga nomer berapakah anda saat pertama kali pindah ke Bogor?
Anak tangga ke……
17.Di anak tangga nomer berapakah anda sekarang setelah tinggal di Bogor?
Anak tangga ke……
18.Di anak tangga nomer berapakah harapan anda 5 tahun mendatang? Anak tangga ke……
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Apabila tangga tersebut menggambarkan tingkat partisipasi anda dalam mengikuti kegiatan adat,
19.Di anak tangga nomer berapakah anda sebelum pindah ke Bogor?
Anak tangga ke……
20.Di anak tangga nomer berapakah anda saat pertama kali pindah ke Bogor?
Anak tangga ke……
21.Di anak tangga nomer berapakah anda sekarang setelah tinggal di Bogor?
Anak tangga ke……
22.Di anak tangga nomer berapakah harapan anda 5 tahun mendatang?
Anak tangga ke……
23.Berapa kali anda mengikuti kegiatan adat dalam sebulan dalam 3 bulan terakhir?
Sebutkan! …….. kali per bulan.
Apabila tangga tersebut menggambarkan tingkat partisipasi anda dalam mengikuti kegiatan lingkungan,
24.Di anak tangga nomer berapakah anda sebelum pindah ke Bogor?
Anak tangga ke……
25.Di anak tangga nomer berapakah anda saat pertama kali pindah ke Bogor?
Anak tangga ke……
26.Di anak tangga nomer berapakah anda sekarang setelah tinggal di Bogor?
Anak tangga ke……
27.Di anak tangga nomer berapakah harapan anda 5 tahun mendatang?
Anak tangga ke……
28.Berapa kali anda mengikuti kegiatan lingkungan dalam sebulan 3 bulan terakhir?
Apabila tangga tersebut menggambarkan tingkat partisipasi anda dalam mengikuti kegiatan parsahutaon,
29.Di anak tangga nomer berapakah anda sebelum pindah ke Bogor?
Anak tangga ke……
30.Di anak tangga nomer berapakah anda saat pertama kali pindah ke Bogor?
Anak tangga ke……
31.Di anak tangga nomer berapakah anda sekarang setelah tinggal di Bogor?
Anak tangga ke……
32.Di anak tangga nomer berapakah harapan anda 5 tahun mendatang?
Anak tangga ke……
33.Berapa kali anda mengikuti kegiatan parsahutaon dalam sebulan 3 bulan terakhir?
Sebutkan! …….. kali per bulan.
Apabila tangga tersebut menggambarkan tingkat partisipasi anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan,
34.Di anak tangga nomer berapakah anda sebelum pindah ke Bogor?
Anak tangga ke……
35.Di anak tangga nomer berapakah anda saat pertama kali pindah ke Bogor?
Anak tangga ke……
36.Di anak tangga nomer berapakah anda sekarang setelah tinggal di Bogor?
Anak tangga ke……
37.Di anak tangga nomer berapakah harapan anda 5 tahun mendatang?
Anak tangga ke……
38.Berapa kali anda mengikuti kegiatan keagamaan dalam sebulan 3 bulan terakhir?
39.Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati: a. Milik Sendiri
b. Kontrak/sewa c. Bebas sewa d. Dinas
e. Rumah milik orangtua/saudara
f. Lainnya, sebutkan…….
40.Jenis atap terluas a. Beton
b. Genteng c. Seng d. Asbes e. Lainnya
41.Jenis dinding terluas a. Tembok
b. Kayu c. Bambu d. Lainnya
42. Jenis lantai terluas a. Tanah
b. Bukan tanah
43. Luas lantai:………..m²
44. Sumber air minum a. Leding
b. Pompa c. Lainnya
45.Apakah rumah tangga anda memiliki harta berikut ini? Sebutkan jumblahnya
Harta Sebelum merantau Awal merantau Saat ini Mobil Motor Sepeda Televisi Cd atau dvd player Lemari es Mesin cuci 46.Sumber penerangan
a. PLN (berapa watt), sebutkan….
b. Non PLN, sebutkan……….
47.Berapa besar uang (Rp) yang dibelanjakan rumah tangga anda perbulan?
Sebutkan…….
48.Berapa pendapatan (Rp) rumah tangga anda perbulan?
Sebutkan…….
49.Apakah rumah tangga anda memiliki pendapatan tunai dari sumber berikut ini? (jawaban: ya dan tidak)
Sumber pendapatan Sebelum merantau Awal merantau Saat ini Gaji sebagai pegawai
Pendapatan dari usaha Menyewakan aset Bunga tabungan atau asset keuangan lainnya Uang pensiun
Bantuan sosial atau program pemerintah lainnya
Lampiran 2. Chi-Square TestsKarakteristik Individu dengan Proses Sosial
a. Chi-Square Tests Umur dan Jumlah Organisasi yang Dimasuki
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.131a 2 .344
Likelihood Ratio 3.075 2 .215
Linear-by-Linear
Association 1.837 1 .175
N of Valid Cases 70
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.03.
b. Chi-Square Tests Umur dengan Jenis Organisasi
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 9.984a 5 .076
Likelihood Ratio 10.668 5 .058
Linear-by-Linear
Association .066 1 .798
N of Valid Cases 70
c. Chi-Square Tests Umur dan Frekuensi Mengikuti Kegiatan Organisasi
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.726a 2 .256
Likelihood Ratio 2.778 2 .249
Linear-by-Linear
Association 2.369 1 .124
N of Valid Cases 70
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.34.
d. Chi-Square Tests Umur dan Status Dalam Organisasi
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 8.729a 6 .189
Likelihood Ratio 10.739 6 .097
Linear-by-Linear
Association 1.358 1 .244
N of Valid Cases 70
e. Chi-Square Tests Tingkat Pendidikan dan Jumlah Organisasi
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 6.856a 6 .334
Likelihood Ratio 7.226 6 .300
Linear-by-Linear
Association .643 1 .423
N of Valid Cases 70
a. 8 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .11.
f. Chi-Square Tests Tingkat Pendidikan dan Jenis Organisasi
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 26.965a 15 .029
Likelihood Ratio 23.740 15 .070
Linear-by-Linear
Association 4.299 1 .038
N of Valid Cases 70
g. Chi-Square Tests Tingkat Pendidikan dan Frekuensi Mengikuti Kegiatan Organisasi
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 6.735a 6 .346
Likelihood Ratio 9.053 6 .171
Linear-by-Linear
Association 1.769 1 .183
N of Valid Cases 70
a. 6 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .37.
h. Chi-Square Tests Tingkat Pendidikan dan Status dalam Organisasi
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 22.801a 18 .198
Likelihood Ratio 28.119 18 .060
Linear-by-Linear
Association .061 1 .805
N of Valid Cases 70
i. Chi-Square Tests Daerah Asal dan Jumlah Organisasi
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.208a 2 .547
Likelihood Ratio 1.076 2 .584
Linear-by-Linear
Association 1.093 1 .296
N of Valid Cases 70
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .11.
j. Chi-Square Tests Daerah Asal dan Jenis Organisasi
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.088a 5 .686
Likelihood Ratio 3.754 5 .585
Linear-by-Linear
Association 2.401 1 .121
N of Valid Cases 70
k. Chi-Square Tests Daerah Asal dan Frekuensi Mengikuti Kegiatan Organisasi
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.742a 2 .419
Likelihood Ratio 2.031 2 .362
Linear-by-Linear
Association .342 1 .559
N of Valid Cases 70
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .37.
l. Chi-Square Tests Daerah Asal dan Status dalam Organisasi
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 34.919a 6 .000
Likelihood Ratio 8.915 6 .178
Linear-by-Linear
Association .018 1 .894
N of Valid Cases 70
Lampiran 3
Paired Samples Correlations Perubahan Skor Ekonomi Responden
N Correlation Sig.
Pair 1 Tingkat Ekonomi Sebelum Migrasi &
Tingkat Ekonomi Awal Migrasi 70 .778 .000
Pair 2 Tingkat Ekonomi Awal Migrasi &
Tingkat Ekonomi Saat Penelitian 70 .626 .000
Pair 3 Tingkat Ekonomi Saat Penelitian &
Harapan Lima Tahun Mendatang 70 .501 .000
Lampiran 4
Paired Samples Correlations Perubahan Skor Partisipasi Mengikuti Kegiatan Adat Responden
N Correlation Sig.
Pair 1 Partisipasi Mengikuti Kegiatan Adat
Sebelum Migrasi & Partisipasi Mengikuti Kegiatan Adat Awal Migrasi
70 .804 .000
Pair 2 Partisipasi Mengikuti Kegiatan Adat
Awal Migrasi & Partisipasi Mengikuti
Kegiatan Adat Saat Penelitian 70 .356 .002
Pair 3 Partisipasi Mengikuti Kegiatan Adat
Saat Penelitian & Partisipasi Mengikuti Kegiatan Adat Lima Tahun mendatang
Lampiran 5
Paired Samples Correlations Perubahan Skor Partisipasi Mengikuti Kegiatan Lingkungan Responden
N Correlation Sig.
Pair 1 Partisipasi Mengikuti Kegiatan
Lingkungan Sebelum Migrasi & Partisipasi Mengikuti Kegiatan Lingkungan Awal Migrasi
70 .891 .000
Pair 2 Partisipasi Mengikuti Kegiatan
Lingkungan Awal Migrasi & Partisipasi Mengikuti Kegiatan Lingkungan Saat Penelitian
70 .704 .000
Pair 3 Partisipasi Mengikuti Kegiatan
Lingkungan Saat Penelitian & Partisipasi Mengikuti Kegiatan Lingkungan Lima Tahun Mendatang
Lampiran 6
Paired Samples Correlations Perubahan Skor Partisipasi Mengikuti Kegiatan Parsahutaon Responden
N Correlation Sig.
Pair 1 Partisipasi Mengikuti Kegiatan
Parsahutaon Sebelum Migrasi & Partisipasi Mengikuti Kegiatan Parsahutaon Awal Migrasi
70 .732 .000
Pair 2 Partisipasi Mengikuti Kegiatan
Parsahutaon Awal Migrasi & Partisipasi Mengikuti Kegiatan Parsahutaon Saat penelitian
70 .056 .644
Pair 3 Partisipasi Mengikuti Kegiatan
Parsahutaon Saat penelitian & Partisipasi Mengikuti Kegiatan Parsahutaon Lima Tahun Mendatang
Lampiran 7
Paired Samples Correlations Perubahan Skor Partisipasi Mengikuti Kegiatan Keagamaan Responden
N Correlation Sig.
Pair 1 Partisipasi Mengikuti Kegiatan
Keagamaan Sebelum Migrasi & Partisipasi Mengikuti Kegiatan Keagamaan Awal Migrasi
70 .448 .000
Pair 2 Partisipasi Mengikuti Kegiatan
Keagamaan Awal Migrasi & Partisipasi Mengikuti Kegiatan Keagamaan Saat penelitian
70 .365 .002
Pair 3 Partisipasi Mengikuti Kegiatan
Keagamaan Saat penelitian & Partisipasi Mengikuti Kegiatan Keagamaan Lima Tahun Mendatang
ABSTRACT
This study is aimed to indentify some factors that encourages Batak migrant doing migration into Bogor City, analyze social interaction process that weaved by Batak migrant in Bogor City, analyze connection between social interaction process with migrant economic and social success. This study is conducted with survey method. The main motivation of Batak migrant doing migration is an economic motive. Batak migrant migrate to Bogor because they have a better economic chances compared to their native place, an opportunities to develop themself wide open as well, and comfotable environtment. These migrants participated in various organization as a form of adaptation in Bogor. Migrant adaptation proccess affect migrant social and economic success. In general, they optimist will have a better life in Bogor.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup luas dari Sabang sampai Merauke dan dari Mianggas hingga Pulau Rote. Indonesia memiliki tidak kurang dari 400 suku bangsa (Ritonga dkk, 1993). Suku bangsa tersebut terbagi atas berbagai agama, kepercayaan, tingkat ekonomi, latar belakang pendidikan, pengetahuan politik yang sangat berbeda-beda. Nilai-nilai budaya yang terdapat pada masing-masing komunitas menjadi penanda identitas dan penjaga nilai-nilai serta pemersatu antar satu dengan yang lain. Salah satu kekayaan sosial kultural Indonesia adalah Suku Batak.
Suku Batak adalah salah satu suku dari sekian banyak suku yang ada di Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2008, “Batak”
mempunyai arti petualang, pengembara, sedang “membatak” berarti
berpetualang, pergi mengembara. Orang Batak sangat suka mengembara. Mobilitas yang tinggi dan semangat serta perasaan ingin tahu yang sangat besar menjadi salah satu faktor yang membuat suku ini tersebar dimana-mana di Nusantara pun di luar negeri (Naim, 1979).
Riwayat migrasi sudah setua riwayat manusia. Orang mungkin bermigrasi karena terpaksa, diatur atau tidak diatur, berkelompok atau secara perorangan. Sebagai pendorong mungkin keadaan alam (termasuk bencana alam), keadaan politik, keadaan ekonomi atau kelangkaan berbagai fasilitas. Walaupun dalam keputusan bermigrasi berbagai faktor mempengaruhi, secara umum kiranya faktor ekonomi dapat dianggap dominan. Faktor psikologi sosial jelas mengambil bagian pula karena tindakan ini menyangkut suatu pengambilan keputusan yang penting bagi seseorang atau keluarga yang bersangkutan. Bermigrasi sering merupakan keputusan yang begitu penting karena dapat merubah jalan hidup seseorang atau juga kelompok dan keturunan mereka secara fundamental (Singarimbun, 1979
dalam Naim, 1979).
Migrasi terjadi karena kesempatan untuk mengembangkan diri di daerah asal cukup terbatas, baik oleh faktor alam maupun ketersediaan insfrastruktur.
Pembangunan yang tidak merata antara daerah mereka dan kota, kesempatan memperoleh pendidikan, kesempatan memperoleh pekerjaan yang lebih baik di daerah tujuan, sehingga membuat mobilitas orang Batak cukup tinggi, salah satunya dengan merantau atau yang biasa disebut migrasi. Migrasi adalah suatu bentuk gerak penduduk secara geografis, spasial atau teroterial antara unit geografis, sehingga terjadi suatu perubahan tempat tinggal dari tempat tinggal ke tempat tujuan. Migrasi dilakukan dengan melewati batas administrasi suatu daerah atau wilayah dengan tujuan untuk mempertahankan atau memperbaiki kehidupan, baik untuk dirinya maupun untuk keluarganya (Rusli, 1995).
Menurut sensus 1930 suku bangsa Batak merupakan suku yang jumlah migrannya mencapai 15,3 persen dari jumlah penduduk yang bersuku Batak. Suku bangsa Batak yang terdata pada saat itu dan menempati urutan kedua secara persentase dalam hal migrasi penduduk pada suku-suku bangsa utama di Indonesia. Jumlah migran suku bangsa Batak mencapai 140.776 orang dari total 919.462 orang. Cunningham (1958) yang dikutip oleh Naim (1979) memperkirakan bahwa dalam periode tahun 1950-1956 terdapat seperempat juta orang Batak Toba yang bermigrasi ke Pesisir Timur Sumatera Utara. Sampai pada tahun 1960 lebih dari 1 juta orang Batak dari semua daerah di Tapanuli telah bermigrasi ke luar daerah Batak. Castles (1967) juga memperkirakan bahwa tahun 1961 terdapat kira-kira 29.000 orang Batak berdiam di Jakarta, 40.000 sampai 50.000, berada di Jawa (Naim, 1979).
Suku Batak juga tetap membawa budayanya ke daerah tujuan migrasi. Seperti yang disebutkan Siahaan (1982) yang dikutip oleh Daulay (2006) bahwa sekalipun di daerah rantau, suku Batak selalu peduli dengan identitas sukunya, seperti berusaha mendirikan perhimpunan semarga atau sekampung dengan tujuan untuk menghidupkan ide-ide adat budayanya. Proses belajar kebudayaan yang dilakukan migran ini akan berpengaruh terhadap pola sikap, pola tindak dan pola sarana masyarakat migran itu sendiri maupun terhadap penduduk asli setempat, tanpa harus meninggalkan identitas sukunya dan tetap mempertahankan adat- istiadat mereka. Hal ini bisa terjadi karena orang Batak selalu memegang teguh prinsip dalihan na tolu. Dalihan na tolu, sebagai identitas orang Batak akan selalu dihayati kemanapun mereka tinggal, karena dalihan na tolu merupakan hakekat
interaksi orang Batak dengan lingkungan hidupnya yang diwariskan oleh nenek moyangnya.
Masyarakat dengan etnik tertentu yang melakukan migrasi ke suatu tempat dengan membawa budaya yang berbeda akan mengalami proses belajar kebudayaan, sehingga akan beradaptasi dan belajar menerima kebudayaan penduduk asli begitu juga sebaliknya. Kaum migran akan melakukan strategi untuk dapat beradaptasi di daerah tujuan guna mempertahankan kehidupan dan kelangsungan pekerjaannya. Berbagai macam strategi adaptasi dilakukan oleh berbagai macam kaum migran di daerah tujuannya. Strategi adaptasi yang