• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasakan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi guru dan calon guru :

a. Pembelajaran dengan menggunakan metode representasi visual dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran di dalam kelas. Metode representasi visual juga dapat digunakan pada sistem persamaan linear dua variabel.

b. Pembelajaran dengan menggunakan metode representasi visual pada materi sistem persamaan linear dua variabel akan meningkatkan pemahaman siswa pada materi dan meningkatkan semangat belajar siswa.

2. Bagi calon peneliti selanjutnya :

a. Dalam melakukan penelitan serupa ada baiknya menggunakan subjek yang lebih banyak agar data yang diperoleh lebih bervariasi.

b. Dalam penelitian ini dibutuhkan kreatifitas agar dapat memicu semangat belajar dan kreatifitas siswa dalam pemahaman materi.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2012. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Cetakan ke-3. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadillah, Syarifah. 2010. Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel Matematis, Pemecahan Masalah Matematis, dan Self Esteem Siswa SMP melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: PPs UPI

Gerlach & Ely. 1980. Teaching & Media : A Systematic Approach. Second Edition. Boston, MA: Allyn and Bacon.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2017. Arti Kata Imajinasi. (Online). (http//kbbi.web.id/imajinasi, diakses 9 November 2017)

Kartini, 2009, Peranan Representasi Dalam Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Miles, M.B & Huberman A.M. 1984. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Misu, La & Rosdiana. 2013. Pengembangan Teori Pembelajaran Perilaku Dalam

Kaitannya Dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa di SMA. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

National Council of Teacher of Mathematics (NCTM). 2000. Principles and standards for school mathematics. Reston, VA: National Council of Teacher of Mathematics.

Neufeldt, Victoria. 1984. Webster’s New World Dictionary. New York: Webster’s New World Dictionary.

Polya, George. 1973. How to Solve It-A New Aspect of Mathematical Method (second edition). New Jersey: Princeton University Press.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 20 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran Negara RI tahun 2003, No. 4301. Jakarta: Sekertatiat Negara.

Saad, N.S. dan Ghani, S.A. 2008. Teaching Mathematics in secondary school: Theories And practices. Perak: Universiti Pendidikan Sultan Idris.

Suherman, Erman. 2003. Strategi pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.

Sujana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdikarya.

Suryana, Andri. 2012. Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Lanjut (Advance Mathematical Thinking) Dalam Mata Kuliah Statistika Matematika 1. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sutikno, M. Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: 2009

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta.

Winataputra, Udin S, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Lampiran 1

Soal Tes Representasi visual dengan perintah

Gambarkan dua pohon, satu rumah, satu kucing, satu tiang listrik, dua anak-anak, satu minion, dan satu mobil!

Hasil Pekerjaan siswa S1 pada Tes Representasi visual dengan perintah Lampiran 2

Hasil Pekerjaan siswa S2 pada Tes Representasi visual dengan perintah Lampiran 3

Hasil Pekerjaan siswa S3 pada Tes Representasi visual dengan perintah Lampiran 4

Hasil Pekerjaan siswa S4 pada Tes Representasi visual dengan perintah

Lampiran 6

Soal Tes Representasi Perasaan Hari Ini Gambarkan perasaanmu hari ini!

Hasil Pekerjaan siswa S1 pada Tes Representasi Perasaan Hari Ini Lampiran 7

Hasil Pekerjaan siswa S2 pada Tes Representasi Perasaan Hari Ini Lampiran 8

Hasil Pekerjaan siswa S3 pada Tes Representasi Perasaan Hari Ini Lampiran 9

Hasil Pekerjaan siswa S4 pada Tes Representasi Perasaan Hari Ini

Lampiran 11

Soal Pre-test

Kerjakan soal berikut dengan jawaban yang jelas beserta prosesnya :

1. SMP Sukajaya akan membentuk tim futsal namun tim tersebut belum memiliki peralatan berupa gawang dan bola. Tim futsal SMP Maju membutuhkan tiga buah gawang dan tujuh buah bola. Setelah anggota tim futsal bertanya di toko olahraga, harga sebuah gawang Rp. 250.000,00 dan harga sebuah bola Rp. 30.000,00. Berapakah dana yang dibutuhkan oleh tim futsal untuk melengkapi perlengkapan futsal tersebut?

2. Suatu siang Doni dan Toni duduk di taman dan menikmati makanan yang telah dibeli. Doni membeli dua buah roti dan empat buah gorengan dengan total harga Rp. 5000,00, sedangkan Toni membeli tiga buah roti dan tiga gorengan dengan total harga Rp. 6000,00. Kemudian beberapa saat Budi datang menghampiri Doni dan Toni dan Budi tergiur untuk membeli makanan yang sama dengan Doni dan Toni. Budi berencana membeli lima buah roti dan sebuah gorengan. Berapakah uang yang dibutuhkan Budi untuk membeli lima buah roti dan sebuah gorengan?

3. Setiap hari Baskoro menabung di sebuah celengan ayam jago. Pada hari senin sampai kamis Baskoro selalu menyisakan uang sakunya sebanyak Rp. 1000,00 untuk ditabung. Pada hari jumat sampai minggu Baskoro menyisakan uang sakunya sebanyak Rp. 500,00 untuk ditabung. Berapa jumlah uang Baskoro dalam celengan jika menabung dalam 2 minggu dan dimulai dari hari senin?

4. Perhatikan gambar berikut :

Berapakah uang yang dibutuhkan jika akan membeli lima buah topi dan lima buah dasi?

Lampiran 12

Kunci Jawaban Pre-test

1. Diketahui :

Harga sebuah gawang Rp. 250.000,00

Rp.8.000,00 Rp.13.000,00

Harga sebuah bola Rp. 30.000,00 Ditanya :

Harga untuk 3 buah gawang dan 7 buah bola. Jawab :

Misal :

𝑥 = harga sebuah gawang 𝑥 = 250.000

3𝑥 = 750.000

y = harga sebuah bola y = 30.000

7y = 210.000

3𝑥 + 7𝑦 = 750.000 + 210.000 = 960.000

Jadi harga untuk 3 buah gawang dan 7 buah bola adalah Rp. 960.000,00

2. Diketahui :

Harga 2 roti dan 4 gorengan = Rp. 5.000,00 Harga 3 roti dan 3 gorengan = Rp. 6.000,00 Ditanya :

Harga untuk 5 roti dan 1 gorengan. Jawab :

Misal :

𝑥 = harga untuk sebuah roti 𝑦 = harga untuk sebuah gorengan 2𝑥 + 4𝑦 = 5.000

Cara 1 : 2𝑥 + 4𝑦 = 5.000 |3| 6𝑥 + 12𝑦 = 15.000 3𝑥 + 3𝑦 = 6.000|2| 6𝑥 + 6𝑦 = 12.000 - 6y = 3.000 y = 500 2𝑥 + 4𝑦 = 5.000 2𝑥 + 4(500) = 5.000 2𝑥 + 2.000 = 5.000 2𝑥 + 2.000 − 2.000 = 5.000 − 2.000 2𝑥 = 5.000 − 2.000 2𝑥 = 3.000 𝑥 = 1.500 5𝑥 + 𝑦 = 5(1.500) + 500 = 7.500 + 500 = 8.000 Cara 2 : 2𝑥 + 4𝑦 = 5.000 |3| 6𝑥 + 12𝑦 = 15.000 3𝑥 + 3𝑦 = 6.000|4| 12𝑥 + 12𝑦 = 24.000 - −6𝑥 = −9.000 −𝑥 = −1.500 𝑥 = 1.500 2𝑥 + 4𝑦 = 5.000 2(1.500) + 4𝑦 = 5.000 3.000 + 4𝑦 = 5.000 3.000 − 3.000 + 4𝑦 = 5.000 − 3.000 4𝑦 = 2.000 𝑦 = 500

5𝑥 + 𝑦 = 5(1.500) + 500 = 7.500 + 500 = 8.000

Jadi harga untuk 5 roti dan 1 gorengan adalah Rp. 8.000,00

3. Diketahui :

Sisa uang saku hari senin, selasa, rabu, kamis = Rp. 1.000,00/hari Sisa uang saku hari jumat, sabtu, minggu = Rp. 500,00/hari Ditanya :

Sisa uang saku untuk 2 minggu. Jawab : Misal : Cara 1 : x = 1.000 4x = 4.000 y = 500 3y = 1.500 4x + 3y = 4.000 + 1.500 = 5.500 Untuk 1 minggu Rp. 5.500,00

Jika dua minggu maka Rp. 5.500,00 × 2 = Rp. 11.000,00

Cara 2 : x = 1.000 4x = 4.000 y = 500 3y = 1.500

karena 2 minggu, maka : 2×4x = 2×4.000

8x = 8.000 2×3y= 2×1.500 6y = 3.000

8x + 6y = 8.000 + 3.000 = 11.000

Jadi sisa uang saku untuk 2 minggu adalah Rp. 11.000,00

4. Diketahui :

Harga 1 topi dan 1 dasi = Rp. 8.000,00 Harga 2 topi dan 1 dasi = Rp. 13.000,00 Ditanya :

Harga untuk 5 topi dan 5 dasi. Jawab :

Misal :

𝑥 = harga untuk sebuah topi 𝑦 = harga untuk sebuah dasi 𝑥 + 𝑦 = 8.000 2𝑥 + 𝑦 = 13.000 Cara 1 : 𝑥 + 𝑦 = 8.000 |2| 2𝑥 + 2𝑦 = 16.000 2𝑥 + 𝑦 = 13.000|1| 2𝑥 + 𝑦 = 13.000 - y = 3.000 2𝑥 + 𝑦 = 13.000 2𝑥 + 3.000 = 13.000 2𝑥 + 3.000 − 3.000 = 13.000 − 3.000 2𝑥 = 13.000 − 3.000 2𝑥 = 10.000 𝑥 = 5.000

5𝑥 + 5𝑦 = 5(5.000) + 5(3.000) = 25.000 + 15.000 = 40.000 Cara 2 : 𝑥 + 𝑦 = 8.000 |1| 𝑥 + 𝑦 = 8.000 2𝑥 + 𝑦 = 13.000|1| 2𝑥 + 𝑦 = 13.000 - −𝑥 = −5.000 𝑥 = 5.000 𝑥 + 𝑦 = 8.000 5.000 + 𝑦 = 8.000 5.000 − 5.000 + 𝑦 = 8.000 − 5.000 𝑦 = 3.000 5𝑥 + 5𝑦 = 5(5.000) + 5(3.000) = 25.000 + 15.000 = 40.000

Hasil Pekerjaan siswa S1 pada Pre-test Lampiran 13

Hasil Pekerjaan siswa S2 pada Pre-test Lampiran 14

Hasil Pekerjaan siswa S3 pada Pre-test Lampiran 15

Hasil Pekerjaan siswa S4 pada Pre-test Lampiran 16

Lampiran 17

Soal Post-test

Kerjakan soal berikut dengan jawaban yang jelas beserta prosesnya :

1. SMP Maju Bersama akan membentuk tim futsal namun tim tersebut belum memiliki peralatan berupa gawang dan bola. Tim futsal SMP Maju membutuhkan tiga buah gawang dan tujuh buah bola. Setelah anggota tim futsal bertanya di toko olahraga, harga sebuah gawang Rp. 300.000,00 dan harga sebuah bola Rp. 50.000,00. Berapakah dana yang dibutuhkan oleh tim futsal untuk melengkapi perlengkapan futsal tersebut?

2. Suatu siang Doni dan Toni duduk di taman dan menikmati makanan yang telah dibeli. Doni membeli dua buah roti dan empat buah gorengan dengan total harga Rp. 5000,00, sedangkan Toni membeli empat buah roti dan dua gorengan dengan total harga Rp. 7000,00. Kemudian beberapa saat Budi datang menghampiri Doni dan Toni dan Budi tergiur untuk membeli makanan yang sama dengan Doni dan Toni. Budi berencana membeli lima buah roti dan sebuah gorengan. Berapakah uang yang dibutuhkan Budi untuk membeli lima buah roti dan sebuah gorengan?

3. Setiap hari Baskoro menabung di sebuah celengan ayam jago. Pada hari senin sampai kamis Baskoro selalu menyisakan uang sakunya sebanyak Rp. 2000,00 untuk ditabung. Pada hari jumat sampai minggu Baskoro menyisakan uang sakunya sebanyak Rp. 1000,00 untuk ditabung. Berapa jumlah uang Baskoro dalam celengan jika menabung dalam 2 minggu dan dimulai dari hari senin?

Berapakah uang yang dibutuhkan jika akan membeli tiga buah topi dan tiga buah dasi?

Lampiran 18

Kunci Jawaban Post-test :

1. Ditanyakan : Harga 3 buah gawang dan 7 buah bola Misalkan : = Rp. 300.000,00

= Rp. 50.000,00

+

(3 × 300.000) + (7 × 50.000) = 900.000 + 350.000

= 1.250.000

Jadi harga untuk 3 buah gawang dan 7 buah bola adalah Rp. 1.250.000,00

2. Diketahui :

+ = Rp. 5.000,00

+ = Rp. 7.000,00

Rp.9.000,00 Rp.15.000,00

Ditanyakan : Harga untuk 5 buah roti dan 1 buah gorengan. Jawab : Dimisalkan : =1.500 = 500 2 × = 3.000 4 × = 2.000 + 5.000 dan 4 × = 6.000 2 × = 1.000 + 7.000

Karena permisalan tersebut memenuhi dengan yang diketahui maka permisalan ini dapat digunakan.

+ = (5 × 1.500) + (500)

= 7.500 + 500 = 8.000

Jadi harga untuk 5 buah roti dan 1 gorengan adalah Rp. 8.000,00.

3. Diketahui :

= Rp. 2.000,00/hari, pada hari senin, selasa, rabu, dan kamis

= Rp. 1.000,00/hari, pada hari jumat, sabtu, dan minggu

Ditanya : Sisa uang saku dalam 2 minggu.

Cara 1 :

Dalam satu minggu jumlah sisa uang yang diperoleh adalah

4 × = Rp. 8.000,00

3 × = Rp. 3.000,00 +

Rp. 11.000,00

Dalam 2 minggu : 2 × Rp. 11.000,00 = Rp. 22.000,00

Jadi sisa uang saku baskoro dalam 2 minggu adalah Rp. 22.000,00

Cara 2 :

Dua minggu ada 14 hari, maka dalam 2 minggu sisa uang yang diperoleh adalah

8 × = Rp. 16.000,00

6 × = Rp. 6.000,00 +

Rp. 22.000,00

Jadi sisa uang saku baskoro dalam 2 minggu adalah Rp. 22.000,00 senin selasa rabu kamis jumat sabtu minggu

4. Diketahui :

+ = Rp. 15.000,00

+ = Rp. 9.000,00

Ditanyakan : Harga untuk 5 buah topi dan 5 buah dasi. Jawab : Dimisalkan : = 6.000 = 3.000 2 × = 12.000 1 × = 3.000 + 15.000 dan 1 × = 6.000 1 × = 3.000 + 9.000

Karena permisalan tersebut memenuhi dengan yang diketahui maka permisalan ini dapat digunakan.

= (5 × 6.000) + (5× 3.000) +

= 45.000

Hasil Pekerjaan siswa S1 pada Post-test Lampiran 19

Hasil Pekerjaan siswa S2 pada Post-test Lampiran 20

Hasil Pekerjaan siswa S3 pada Post-test Lampiran 21

Hasil Pekerjaan siswa S4 pada Post-test Lampiran 22

Lampiran 23 Transkrip Wawancara 1. Wawancara dengan S1 (SRP) P : Peneliti S1 : Siswa 1 (SRP) Sebelum pre-test

P : “Pelajaran di sekolah paling susah menurutmu apa?” S1 : “Matematika, bahasa jawa, bahasa arab mas.” P : “Kenapa susah?”

S1 : “Banyak hafalannya jadi susah. Kalau matematika susah gara-gara banyak rumus sama aku kadang gak teliti sama soal cerita. Kalau bahasa jawa aku gak hafal aksara jawa sama basa krama. Kalau bahasa arab aku agak sulit baca kalau tulisanya kayak guruku di sekolah, tapi kalau di buku bisa baca.”

P : “Guru matematikamu cowok apa cewek?” S1 : “Cowok mas.”

P : “Galak gak?” S1 : “Enggak sih mas.”

P : “Enak diajar sama gurumu?”

S1 : “Ya kadang mas. Enak kalau gak kasih PR. Gak enaknya kalau kasih PR, sering gak dibahas ujung-ujungnya.”

P : “Gak dinilai juga?”

S1 : “Enggak mas, cuma dicek aja.” P : “Kamu udah diajari SPLDV?”

S1 : “Udah mas. Ini juga masih SPLDV.”

P : “Biasanya guru matematika di sekolah kalau ngajar SPLDV gimana dek?”

S1 : “Biasanya jelasin dulu pakai slide terus nyoba ngerjain contoh soal, terus dikasih soal mas.”

S1 : “Susah mas pakai banget.”

P : “Kamu pernah belum mengerjakan soal SPLDV pakai gambar?” S1 : “Belum mas. Emang bisa?”

P : “Bisa, tapi sebelumnya coba aku mau lihat cara yang biasa kamu pakai di sekolah.”

S1 : “Ok mas.”

Sesudah post-test

P : “Menurutmu cara ini sama gak kaya yang dipakai guru matematika di sekolah?”

S1 : “Beda banget mas, kalau disekolah pakai x y itu lho.” P : “Gimana perasaanmu setelah pakai cara ini?

S1 : “Senang mas, ada cara yang mudah gini.”

P : “Kamu lebih merasa paham pakai cara ini atau cara yang diajarkan guru di kelas?”

S1 : “Pakai cara ini lebih paham mas.”

P : “Menurutmu cara yang kamu pakai tadi ada mafaatnya gak?” S1 : “Ada mas. Kalau lupa rumus bisa pakai cara digambar.” P : “Saat kamu pakai cara itu, apa kamu menemukan kesulitan?”

S1 : “Iya mas, saat membaca soal kadang ragu-ragu yang ini apa yang itu apa.”

2. Wawancara dengan S2 (MR) P : Peneliti

S2 : Siswa 2 (MR) Sebelum pre-test

P : “Kamu kalau berangkat sekolah naik apa?” S2 : “Sepeda mas.”

P : “Pulangnya sore terus?” S2 : “Enggak sih.”

S2 : “Ya kalau ada yang ajak main ya main ke rumah temen, kalau gak ada ya tidur di rumah.”

P : “Gak main game di HP? Tetangga temenku anak SMP seumuranmu kalau pulang sekolah langsung masuk kamar sambil main game mobile legend di HP.”

S2 : “Aku gak suka game. Mending main sama temen di luar.” P : “Pernah gak kamu belajar bareng temen di luar sekolah?” S2 : “Gak pernah. Tapi kalau di sekolah pernah”

P : “Matematika udah sampai SPLDV belum dek?” S2 : “Udah mas.”

P : “Susah gak?”

S2 : “Biasa aja sih mas.”

P : “Biasanya guru matematika di sekolah kalau ngajar SPLDV gimana dek?”

S2 : “Kalau di sekolah guru biasanya jelasin pakai slide gitu mas, contoh soal juga di slide. Nah abis itu baru mengerjakan latihan soal.” P : “Kamu pernah belum mengerjakan soal SPLDV pakai gambar?” S2 : “Belum pernah mas. Biasanya pakai rumus yang dikasih guru.” P : “Kamu mau coba cara selain yang diajari gurumu gak?”

S2 : “Mau mas, tapi kalau pakai rumus-rumus gitu kan?” P : “Enggak kok, tenang aja.”

S2 : “Ok mas.”

Sesudah post-test

P : “Menurutmu beda gak sama cara yang diajarkan guru matematika di sekolah?”

S2 : “Beda mas. Kalau di sekolah pakai x dan y gitu tapi yang ini pakai digambar.”

P : “Gimana perasaanmu setelah pakai cara ini? S2 : “Senang mas, ada cara yang mudah gini.”

S2 : “Menurutku ada mas. Kalau aku malas pakai rumus dan lupa rumusnya bisa pakai cara itu.”

P : “Enak pakai cara ini atau pakai cara yang diajarkan guru di kelas?” S2 : “Sebenarnya cara ini enak tapi kayanya guru gak mau nilai dengan

cara ini mas.”

P : “Saat kamu pakai cara itu, apa kamu menemukan kesulitan?” S2 : “Gak ada sih mas.”

3. Wawancara dengan S3 (DN) P : Peneliti

S3 : Siswa 3 (DN) Sebelum pre-test

P : “Kamu anggap matematika susah gak? S3 : “Susah banget mas.”

P : “Kenapa kok bisa bilang susah?”

S3 : “Ya susah aja mas. Banyak rumusnya jadi susah inget-ingetnya.” P : “Menurutmu materi matematika kelas VIII yang mana yang paling

susah?”

S3 : “Semuanya mas. Aku emang gak suka matematika.” P : “Tapi kalau ngitung duit suka kan?”

S3 : “Ya kalau itu suka mas. Hehehe.”

P : “Guru matematikamu cowok apa cewek?” S3 : “Cowok.”

P : “Masih muda? Ganteng kan?”

S3 : “ Udah tua mas. Ganteng apanya mas, gantengan pacarku. Hehehe.” P : “Matematika udah sampai SPLDV kan?

S3 : “Udah mas.”

P : “Biasanya guru matematika di sekolah kalau ngajar SPLDV gimana dek?”

S3 : “Biasanya guru matematika di sekolah banyak banget ngomongnya. Kadang juga gak ngomongin matematika malah ngomongin anaknya.”

P : “Kalau kasih contoh soal pernah?” S3 :” Ya pernah mas.”

P : “Sering latihan soal juga enggak?” S3 : “Jarang mas, yang sering PRnya.” P : “SPLDV menurutmu susah gak?” S3 : “Susah banget mas.”

P : “Kamu pernah belum mengerjakan soal SPLDV pakai gambar?” S3 : “Baru dengar mas kalau bisa dikerjain pakai gambar.”

P : “Biasanya gimana kalau di sekolah?” S3 : “Pakai rumus mas.”

P : “Nanti kita coba pakai gambar ya?” S3 : “Sama susahnya gak mas?” P : “Kalau menurutku enggak.” S3 : “Ya udah, awas kalau susah.” P : “Hehehe.”

Sesudah post-test

P : “Menurutmu beda gak sama cara yang diajarkan guru matematika di sekolah?”

S3 : “Beda banget, di sekolah pakai cara x terus apa gitu tapi ini caranya digambar.”

P : “Kamu lebih paham gak dengan cara ini?” S3 : “Iya mas, lebih paham.”

P : “Gimana perasaanmu setelah pakai cara ini?

S3 : “Bahagia mas, akhirnya bisa ngerjain soal kaya gini.” P : “Menurutmu cara yang kamu pakai tadi ada mafaatnya gak?”

S3 : “Ada mas. Kalau mengerjakan soal tidak pakai rumus soalnya cara ini mudah.”

P : “Saat kamu pakai cara itu, apa kamu menemukan kesulitan?”

S3 : “Aku tuh kesulitan saat baca soal mas dan sebenarnya aku takut keliru ngerjain.”

4. Wawancara dengan S4 (MVDN) P : Peneliti

S4 : Siswa 4 (MVDN) Sebelum pre-test

P : “Menurutmu matematika sulit gak?” S4 : “Kadang sulit, kadang enggak.” P : “Guru matematikamu galak?” S4 : “Baik kok mas.”

P : “Kalau guru matematikamu menjelaskan contoh yang ditulis di papan tulis kamu paham gak?”

S4 : “Kadang paham.”

P : “Kalau latihan soal juga mudah?”

S4 : “Ya kadang sih mas, tapi sering mudahnya.”

P : “Kamu pasti udah sampai SPLDV kan? Kalau ada soal yang kamu gak ngerti kamu tetap coba gak?”

S4 : “Tetap coba, tapi kalau masih gak bisa aku tanya temen kalau gak tanya guru.”

P : “Biasanya guru matematika di sekolah kalau ngajar SPLDV gimana dek?”

S4 : “Biasanya jelasin dulu mas pakai contoh soal, terus dikasih soal.” P : “Kamu suka menggambar?”

S4 : “Enggak mas. Kenapa?”

P : “Gak apa-apa sih. Tapi pernah menggambar kan?” S4 : “Pernah tapi gak sering.”

P : “Kamu pernah belum mengerjakan soal SPLDV pakai gambar?”

S4 : “Belum pernah mas, biasanya aku pakai rumus dan kalau lupa rumus aku ngira-ngira hasilnya.”

P : “Ok kalau gitu nanti nyoba ngerjain SPLDV pakai gambar ya?” S4 : “Emang bisa mas?”

S4 : “Ok mas.”

Sesudah post-test

P : “Menurutmu beda gak sama cara yang diajarkan guru matematika di sekolah?”

S4 : “Beda, di sekolah pakai cara x dan y tapi ini caranya digambar.” P : “Gimana perasaanmu setelah pakai cara ini?

S4 : “Senang mas, bisa belajar cara yang lain buat mengerjakan SPLDV.” P : “Menurutmu cara yang kamu pakai tadi ada mafaatnya gak?”

S4 : “Ada mas. Kalau lupa rumusnya bisa pakai cara itu.” P : “Kamu mau pakai cara ini buat UAS?”

S4 : “Iya mas, sepertinya cara ini lebih cepat.”

P : “Saat kamu pakai cara itu, apa kamu menemukan kesulitan?” S4 : “Gak ada sih mas. Malah enak pakai cara ini dari pada pakai cara

Lampiran 24

Dokumen terkait