• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.   KESIMPULAN DAN SARAN 104

6.2.   Saran 106

1. Dalam rangka ketahanan pangan maka perlu adanya:

(a) upaya peningkatan produktivitas lahan melalui intensifikasi lahan sawah, yaitu melalui pemacuan teknologi,

(b) ekstensifikasi dengan mencetak sawah baru, dan

(c) mempertahankan areal sawah dengan mencegah terjadinya alih fungsi lahan sawah.

2. Untuk mencegah/meminimalkan terjadinya alih fungsi lahan sawah, maka perlu ada suatu insentif melalui instrumen pajak dan bantuan/subsidi bagi petani penggarap/pemilik sawah. Insentif tersebut akan mengurangi biaya produksi pertanian, sehingga diharapkan petani dapat mempertahankan lahan sawahnya. Upaya

tersebut selain untuk mengurangi laju konversi lahan pertanian, juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani;

3. Perlu ketegasan dalam penerapan aturan untuk mempertahankan eksistensi lahan pertanian abadi dan kawasan konservasi.

4. Kebijaksanaan pengendalian alih fungsi lahan sawah harus dapat diimplementasikan secara efektif di lapangan. Dalam konteks ini, pasar tidak dapat diharapkan menjadi instrumen kebijaksanaan yang kompatibel.

5. Keberadaan kelompok tani perlu dihidupkan kembali seperti masa kejayaannya dulu. Ini dapat mengadopsi budaya masyarakat tradisional yang produktif dan penuh gotong royong.

6. Peran media massa kembali dibutuhkan untuk memasyarakatkan dan menjadikan budaya agraris kembali menjadi primadona. Dalam hal ini Media TV merupakan yang paling efektif untuk menyampaikan pesan- pesan pembangunan pertanian. Peran TV swasta masih sangat perlu ditingkatkan dalam hal ini.

7. Perlu informasi yang akurat tentang perkembangan kondisi mutakhir tentang luasan lahan yang dipergunakan untuk berbagai keperluan oleh penduduk. Ketersediaan data ini dilakukan setiap tahun atau bisa saja secara periodik (tiga tahunan), sehingga ada semacam informasi peringatan dini (early warning) bagi para penentu kebijakan.

DAFTAR PUSTAKA

Apriantono, 2007. RUU Lahan Pertanian Pangan Abadi cegah konversi,

beri petani insentif. http:// pla.deptan.go.id/berita_detail.php

Bambang S. Widjanarko, M. Pakpahan, Bambang Rahardjono, dan Putu Suweken. 2007. Aspek Pertanahan dalam Pengendalian Alih

Fungsi Lahan Pertanian (Sawah). Pusat Penelitian dan

Pengembangan BPN, Jakarta.

Hadi, P.U., R. Sajuti, Saptana, Erwidodo, M. Rachmat, K.M. Noekman, dan A. Djauhari. 1994. Analisa Kebijaksanaan Pengembangan

Agribisnis Perikanan dan Hortikultura: Model Pengembangan Agribisnis Mangga. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian.

Bogor.

Hermanto, R. S. Rivai, Hendiarto, K. S. Indraningsih. 1992. Penelitian

Perkembangan Produktivitas Sektor Pertanian. Pusat Penelitian

dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Iqbal. M. 2007. Fenomena Dan Strategi Kebijakan Pemerintah Daerah

Dalam Pengendalian Konversi Lahan Sawah Di Provinsi Bali Dan Nusa Tenggara Barat. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian.

Volume 5 (4): 287- 303. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

_______ dan Sumaryanto. 2007. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan

Pertanian Bertumpu Pada Partisipasi Masyarakat. Jurnal

Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 5 (2): 167-182. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Irawan, B., B. Winarso, I. Sadikin, dan G. S. Hardono. 2003. Analisis

Faktor Penyebab Pelambatan Produksi Komoditas Tanaman Utama. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi

Pertanian, Bogor.

Irawan, B. 2005. Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola

Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan. Jurnal Penelitian

Agro Ekonomi Volume 23 (1). Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Masyhuri. 1992. Pengelolaan Agribisnis. Emperika, Jakarta

______. 1994. Pengembangan Agribisnis di Indonesia. Emperika, Jakarta Maulana Mohamad. 2004. Peranan Luas Lahan, Intensitas Pertanaman

Dan Produktivitas Sebagai Sumber Pertumbuhan Padi Sawah Di Indonesia 1980 – 2001. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 22

(1): 74–95. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Nasoetion, L.I. 2003. Konversi Lahan Pertanian : Aspek Hukum dan

Implementasinya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah

dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Pranadji Tri. 2005. Pemberdayaan Kelembagaan Dan Pengelolaan

Sumberdaya Lahan Dan Air. Mencari Strategi dan Kebijakan yang Sesuai untuk Pemantapan Ketahanan Pangan 2006- 2009. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 3 (3):236-

256. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Priyono. A., Zainal Abidin, Wahyunto, dan Sunaryo. 2000. Studi

Perubahan Penggunaan Lahan di Sub DAS Citarik, Jawa Barat dan DAS Kaligarang, Jawa Tengah. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.

_______. 2006. Penguatan Modal Sosial Untuk Pemberdayaan

Masyarakat Pedesaan Dalam Pengelolaan Agroekosistem Lahan Kering. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 24(2): 178-206.

Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor. Rahim. A. 1988. Water Yield Changes after Forest Conversion to

Agricultural Landuse in Peninsular Malaysia Journal of Tropical

Forest Science 1(1) : 67 - 84. Forest Research Institute Malaysia, Kepong, 52109 Kuala Lumpur, Malaysia.

Simatupang, P. dan B. Irawan. 2002. Pengendalian Konversi Lahan

Pertanian : Tinjauan Ulang Kebijakan Lahan Pertanian Abadi.

Makalah Seminar Nasional “Multifungsi dan Konversi Lahan Pertanian”, 25 Oktober 2002. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

_______, dan S. K. Dermoredjo. 2003. Produksi Domestik Bruto, Harga

dan Kemiskinan : Hipotesis ”Trickle Down” Dikaji Ulang. Jurnal

Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Vol. 51(3): 253-370.

_______, I W. Rusastra dan M. Maulana. 2004. How To Solve Supply

Bottleneck in Agricultural Sector. Paper presented at The

Thematic Workshop of Agriculture “ Agriculture Policy For The Future”. UNSFIR, UNDP, FAQ and Bappenas, Jakarta, Indonesia.

Soedirman, 1994. Keorganisasian Pengembangan Agribisnis. Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya

Soekartawi. 1994. Pembangunan Pertanian. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sogo Kenkyu. 1998. An economic Evolution of External Ecconomies from

Agriculture by the Replacement Cost Method. National

Sumaryanto, Syahyuti, Saptana, dan B. Irawan. 2002. Masalah

Pertanahan di Indonesia dan Implikasinya terhadap Tindak Lanjut Pembaruan Agraria. Jurnal Penelitian Agro Ekonomi,

Volume 20 (2). Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Sutawi, 2002. Manajemen Agribisnis. Bayu Media, Malang

Swastika Dewa K.S, Wargiono J., Soejitno, dan Hasanuddin A. 2007.

Analisis Kebijakan Peningkatan Produksi Padi Melalui Efisiensi Pemanfaatan Lahan Sawah Di Indonesia. Jurnal Analisis

Kebijakan Pertanian. Volume 5 (1): 36-52

Undang Kurnia, Sudirman, Ishak Juarsah, dan Yoyo Soelaeman. 2006.

Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Debit dan Banjir di Bagian Hilir DAS Kaligarang. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Wahyuni, S., W. K. Sejati, K. S. Indraningsih dan E. M. Lokollo. 2003.

Analisis Preferensi Petani Terhadap Karakteristik Teknologi Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial

Ekonomi Pertanian. Bogor.

Wibowo, S.C. 1996. Analisis Pola Konversi Sawah Serta Dampaknya

Terhadap Produksi Beras : Studi Kasus di Jawa Timur. Jurusan

Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Widjaja. A. 1996. Mengelola Resiko Dalam Agribisnis. PT. Hortikultura

Nusantara, Surabaya

Winoto, J. 2005. Kebijakan Pengendalian Alih Fungsi Tanah Pertanian

dan Implementasinya. Makalah Seminar “Penanganan Konversi

Lahan dan Pencapaian Lahan Pertanian Abadi”, 13 Desember 2005. Kerjasama Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (Institut Pertanian Bogor). Jakarta.

Yoshida, K. 1994. An economic Evolution of Multifunctional Roles of

Agriculture and Rural Areas in Japan. Ministry of Agriculture,

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perundang-undangan dan Peraturan tentang Alih Fungsi Lahan Sawah

Perundang-undangan dan Peraturan

Kandungan Isi

1. UU No. 24/1992 Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) harus mempertimbangkan budidaya tanaman pangan/sawah irigasi teknis (perubahan fungsi ruang kawasan pertanian menjadi kawasan pertambangan, pemukiman, kawasan industri, dan sebagainya memerlukan kajian dan penilaian atas perubahan fungsi ruang tersebut secara lintas sektor, lintas daerah, dan terpusat)

2. Kepres No. 53/1989 Pembangunan kawasan industri, tidak boleh

alih fungsi sawah irigasi teknis/tanah pertanian subur (pembangunan kawasan industri tidak mengurangi areal tanah pertanian dan tidak dilakukan diatas tanah yang mempunyai fungsi utama untuk melindungi sumberdaya alam dan warisan budaya)

3. Kepres No. 33/1990 Pelarangan pemberian izin perubahan fungsi

lahan basah dan pengairan beririgasi bagi pembangunan kawasan industri (pemberian izin pembebasan tanah untuk industri harus dilakukan dengan pertimbangan tidak akan mengurangi areal tanah pertanian dan tidak boleh di kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah berupa sawah dengan pengairan

irigasi serta lahan yang dicadangkan untuk usahatani irigasi)

4. SE MNA/KBPN 410-1 851/1994 Pencegahan penggunaan tanah sawah beririgasi teknis untuk penggunaan non-pertanian melalui penyusunan Rencana Tata Ruang (dalam menyusun RTRW Dati I maupun Dati II, agar tidak memperuntukkan tanah sawah beririgasi teknis guna penggunaan non-pertanian, kecuali terpaksa atas pertimbangan-pertimbangan tertentu dengan terlebih dahulu dikonsultasikan kepada Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional/BKTRN)

5. SE MNA/KBPN 410-2261/1994 Izin lokasi tidak boleh mengalih fungsikan sawah irigasi teknis

6. SE/KBappenas 5334/MK/9/1 994 Pelarangan alih fungsi lahan sawah irigasi teknis untuk nonpertanian

7. SE MNA/KBPN/5335/MK/1994 Penyusunan RTRW Dati II melarang alih fungsi lahan sawah irigasi teknis untuk non-pertanian (BKTRN pada prinsipnya tidak mengizinkan perubahan penggunaan sawah beririgasi teknis untuk penggunaan diluar pertanian, dan kesepakatan tersebut telah dilaporkan kepada Presiden. RTRW di beberapa Dati II perlu disempurnakan, karena di dalamnya tercantum rencana penggunaan lahan sawah beririgasi teknis untuk penggunaan non-pertanian)

8. SE MNA/KBPN/5417/MK/1994 Efisiensi pemanfaatan lahan bagi pembangunan perumahan (pada prinsipnya

perubahan penggunaan tanah pertanian/sawah beririgasi teknis untuk keperluan selain pertanian tidak diizinkan. Untuk peningkatan efisiensi pemanfaatan lahan, pembangunan perumahan baru diarahkan ke lahan yang telah mempunyai izin lokasi dan ke lokasi diluar lahan beririgasi teknis)

9. SE Mendagri 474/4263/SJ/1994 Mempertahankan sawah irigasi teknis untuk mendukung swasembada pangan.

10. SE MNA/KBPN 460-594/1996 Mencegah alih fungsi tanah sawah dan irigasi teknis menjadi tanah kering (perubahan sawah irigasi teknis ke tanah kering dalam 10 tahun terakhir diperkirakan lebih dari 500.000 hektar, melalui cara menutup saluran irigasi. Untuk hal tersebut, diminta kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk memberi petunjuk : (a) tidak menutup saluran irigasi; (b) tidak mengeringkan sawah irigasi menjadi tanah kering; (c) tidak menimbun sawah untuk membangun; (d) banyak sawah irigasi yang sudah menjadi tanah kering, untuk mengembalikan lagi seperti semula; dan (e) Gubernur dapat memberikan petunjuk pada Bagpro/Walikota agar meninjau kembali dan merevisi RTRW Dati II)

Lampiran 2. Out Put Regresi Alih Fungsi Lahan dengan Independen Variabel Jumlah Rumah Tangga, Pertumbuhan Ekonomi, dan Jumlah Petani. Regression Notes Variables Entered/Removed(b) | --- | --- | --- | --- | | Model | Variables Entered | Variables Removed | Method | | --- | --- | --- | --- | | 1 | PETANI, RUTA, EKONOMI(a) | , | Enter | | --- | --- | --- | --- | ¢

a All requested variables entered. b Dependent Variable: AFL

Model Summary

| --- | --- | --- | --- | --- | | Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | | --- | --- | --- | --- | --- | | 1 | ,932(a) | ,869 | ,853 | 299,59 | | --- | --- | --- | --- | --- | a Predictors: (Constant), PETANI, RUTA, EKONOMI

ANOVA(b)

| --- | --- | -- | --- | --- | --- | | Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | | -- | --- | --- | -- | --- | --- | --- | | 1 | Regression | 14883843,868 | 3 | 4961281,289 | 55,277 | ,000(a) | | | --- | --- | -- | --- | --- | --- | | | Residual | 2243846,339 | 25 | 89753,854 | | | | | --- | --- | -- | --- | --- | --- | | | Total | 17127690,207 | 28 | | | | | -- | --- | --- | -- | --- | --- | --- | a Predictors: (Constant), PETANI, RUTA, EKONOMI

b Dependent Variable: AFL Coefficients(a)

| --- | --- | --- | --- | ---- | | | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | | --- | --- | --- | --- | | | | Model | B | Std. Error | Beta | | | | -- | --- | --- | --- | --- | --- | ---- | | 1 | (Constant) | 3267,434 | 525,918 | | 6,213 | ,000 | | | --- | --- | --- | --- | --- | ---- | | | RUTA | 6,494E-04 | ,001 | -,090 | -1,060 | ,299 | | | --- | --- | --- | --- | --- | ---- | | | EKONOMI | 540,679 | 93,075 | -,620 | -5,809 | ,000 | | | --- | --- | --- | --- | --- | ---- | | | PETANI | -1,334E-03 | ,000 | -,326 | -3,083 | ,005 | | -- | --- | --- | --- | --- | --- | ---- | a Dependent Variable: AFL

Lampiran 3. Out Put Regresi Produksi Padi dengan Independen Variabel Alih Fungsi Lahan

Regression

Variables Entered/Removed(b)

| --- | --- | --- | --- | | Model | Variables Entered | Variables Removed | Method | | --- | --- | --- | --- | | 1 | AFL(a) | , | Enter | | --- | --- | --- | --- | ¢

a All requested variables entered. b Dependent Variable: PADI

Model Summary

| --- | --- | --- | --- | --- | | Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | | --- | --- | --- | --- | --- | | 1 | ,867(a) | ,752 | ,743 | 72.722,345 | | --- | --- | --- | --- | --- | ¢

ANOVA(b)

| --- | --- | -- | --- | --- | --- | | Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | | -- | --- | --- | -- | --- | --- | --- | | 1 | Regression | 433798517512,068 | 1 | 433798517512,068 | 82,026 | ,000(a) | | | --- | --- | -- | --- | --- | --- | | | Residual | 142790567278,022 | 27 | 5288539528,816 | | | | | --- | --- | -- | --- | --- | --- | | | Total | 576589084790,090 | 28 | | | | | -- | --- | --- | -- | --- | --- | --- | ¢

a Predictors: (Constant), AFL b Dependent Variable: PADI Coefficients(a)

| --- | --- | --- | --- | ---- | | | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | | --- | --- | --- | --- | | | | Model | B | Std. Error | Beta | | | | -- | --- | --- | --- | --- | --- | ---- | | 1 | (Constant) | 18080,567 | 28785,314 | | ,628 | ,535 | | | --- | --- | --- | --- | --- | ---- | | | AFL | -159,146 | 17,572 | -,867 | -9,057 | ,000 | | -- | --- | --- | --- | --- | --- | ---- | ¢

Lampiran 4. Out Put Regresi Produksi Jagung dengan Independen Variabel Alih Fungsi Lahan Regression

Variables Entered/Removed(b)

| --- | --- | --- | --- | | Model | Variables Entered | Variables Removed | Method | | --- | --- | --- | --- | | 1 | AFL(a) | , | Enter | | --- | --- | --- | --- | ¢

a All requested variables entered. b Dependent Variable: JAGUNG

Model Summary

| --- | --- | --- | --- | --- | | Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | | --- | --- | --- | --- | --- | | 1 | ,634(a) | ,402 | ,380 | 34.905,39 | | --- | --- | --- | --- | --- | ¢

ANOVA(b)

| --- | --- | -- | --- | --- | --- | | Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | | -- | --- | --- | -- | --- | --- | --- | | 1 | Regression | 22143173473,167 | 1 | 22143173473,167 | 18,174 | ,000(a) | | | --- | --- | -- | --- | --- | --- | | | Residual | 32896436977,723 | 27 | 1218386554,730 | | | | | --- | --- | -- | --- | --- | --- | | | Total | 55039610450,890 | 28 | | | | | -- | --- | --- | -- | --- | --- | --- | ¢

a Predictors: (Constant), AFL b Dependent Variable: JAGUNG Coefficients(a)

| --- | --- | --- | --- | ---- | | | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | | --- | --- | --- | --- | | | | Model | B | Std. Error | Beta | | | | -- | --- | --- | --- | --- | --- | ---- | | 1 | (Constant) | 47408,177 | 13816,424 | | 3,431 | ,002 | | | --- | --- | --- | --- | --- | ---- | | | AFL | -35,956 | 8,434 | -,634 | -4,263 | ,000 | | -- | --- | --- | --- | --- | --- | ---- | ¢

Dokumen terkait