• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.3 Saran

5.3.1 Peneliti perlu koordinasi dengan guru lain agar waktu pelaksanaan penelitian diketahui oleh guru lain dengan cara memberi jadwal pelaksanaan penelitian kepada guru-guru disalah satu SD swasta Yogyakarta agar penelitian dapat dilaksanakan pada pagi hari.

5.3.2 Penelitian disalah satu SD swasta ini dapat diujicobakan di Sekolah Dasar lain.

5.3.3 Peneliti sebaiknya lebih memperhatikan ancaman validitas internal terutaman perilaku kompensatoris supaya dapat dikendalikan dengan baik.

115 DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S. (2008). Strategi pembelajaran. Ditjen Dikti Depdiknas. Jakarta. Adrian, Degeng, & Utaya. (2016). Pengaruh pembelajaran kooperatif STAD

terhadap retensi siswa kelas V Sekolah Dasar. Jurnal PendidikanVolume 1 Nomor 2. Diakses pada tanggal 14 Maret 2018, dari http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6125

Arifin, Z. (1991). Evaluasi instruksional prinsip teknik dan prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Best, J. W. & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston:

Pearson Education Inc.

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education (6th ed.). London and New York: Routledge.

Crain, W. (2007). Teori perkembangan konsep dan aplikasi. Yogyakarta: pustaka belajar.

Creswell, J. (2015). Risetpendidikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi riset kualitatif dan kuantitatif. Yogyakarta: PustakaBelajar.

Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Dahar. (2011). Theories belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Facione, P. A. (2007). Critical thinking: What it is and why it counts. San Francisco: Insight Assessment. Diakses tanggal 7 Maret 2009, dariwww.Insight assessment.com/pdf_files/what&why2006.pdf

Field, A. (2009). Discovering statistic using SPSS third edition. London: Sage. Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate

research in education, eighth edition. New York: McGraw Hill.

Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Huda, M. (2011). Cooperative learning: Metode, teknik, struktur dan model terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

116 Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research: Quantitative, qualitative, and mixed approaches (3rd. Ed.). California: Sage Publications. Kargar, dkk. (2012). The effect of teaching critical and creative thinking skills on

the locus of control and psychological well-being in adolescents. Diakses pada tanggal 14 Maret 2018, dari https://ac.els-

cdn.com/S1877042813012901/1-s2.0-S1877042813012901-main.pdf?_tid=90beb90f-9b57-4c13 aa08 cda5 64642 729 &a cdnat =152 1600 550_6f68bfd0c33818d3b79b43a030cb21a4

Kirbas & Gunes. (2014). The effect of critical thinking disposition on entrepreneurship levels: A study on future teachers. Diakses pada tanggal 14 Maret 2018, dari https://ac.els-cdn.com/S1877042815006989/1-s2.0-S1877042815006989-main .pdf ?_tid=1a9f20ec-8973-4985-aef2 a62 9a16 93af5 &acdnat =1521 599544 _c6c83b043d18dce7d7625fd9c6668a78 Krathwol, D. R. (2004). Methods of educational and social science research, an

integrated approach, second edition. Illinois: Waveland.

Kusumawati, H. (2017). Udara bersih bagi kesehatan buku tematik terpadu kurikulum 2013. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Margono, S. (2010). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Meo. (2017). Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe student teams

achievement division (stad) terhadap prestasi belajari ps pada siswa kelasiv sdi bajawa kecamatan bajawa kabupaten ngada tahun ajaran 2015/2016. Jurnal Ilmiah Pendidikan Volume 4 Nomor 1. Diakses pada tanggal 14

Maret 2017, dari

http://ejournal.citrabakti.ac.id/index.php/jipcb/article/view/85

Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT Indeks.

Nurgiyantoro. (2011). Penilaian pembelajaran bahasa. Yogyakarta: BPFE.

OECD. (2014). PISA 2012 result: Whats students know and can do: Students performance in reading, mathematics, and science. Diakses tanggal 08 Juli 2018 dari http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf

OECD. (2018). PISA 2015 result in focus. Diakses pada 20 Oktober 2018 dari https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf

Pratiwi. (2014). Pengaruh penggunaan model discovery learning dengan pendekatan saintifik terhadap keterampilan berpikir kritis siswa sma. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran volume 3 nomor 7. Diakses pada tanggal 14

117

Maret 2018, dari

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/6488/6712

Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan nonparametrik dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis: Simple, praktis dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah. Yogyakarta: Gava media.

Rusman. (2012). Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Rajawali Pers.

Rusman. (2013). Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: PT. Rajagrafinda Persada.

Salkind, N. J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia. Bandung: Nusa media. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Samatowa, U. (2006). Bagaimana membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:

Direktorat Pendidikan Nasional.

Sanjaya, W. (2013). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana.

Santoso, S. (2015). Menguasai SPSS 22: From basic to expert skills. Jakarta: PT. Gramedia.

Santrock, J, W. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta selatan: Salemba. Schunk, D. H. (2012). Learning theories. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shoimin, A. (2014). 68 Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Siregar, S. (2011). Statistika deskriptif untuk penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Slavin, R. E. (2005). Cooperative learning teori, riset dan praktik. Diterjemahkan

oleh: Yusron, Nurulita. Bandung: Nusa Media.

Slavin, R. E. (2016). Cooperative learning teori, riset dan praktik. Diterjemahkan oleh: Yusron, Nurulita. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.

Suparno. (2003). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Suparno. (2006). Perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

118 Sunilawati, Dantes, & Candiasa. (2013). Pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe STAD terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari kemampuan numerik siswa kelas IV SD. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar Volume 3. Diakses pada tanggal 14 Maret 2017, dari http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_pendas/article/view/513

Suparmi. (2012). Pembelajaran kooperatif dalam pendidikan multikultural. Jurnal Pembangunan Pendidikan: fondasi dan aplikasi volume 1 nomor 1. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2017, dari download. Portalgaruda.org

Suyanto & Jihad, A. (2013). Menjadi guru profesional: Strategi meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru di era global. Yogyakarta: Erlangga.

Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Widoyoko, E. P. (2009). Evaluasi program pembelajaran: Panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

119

120 Lampiran 1. 1 Surat Ijin Penelitian

121 Lampiran 1. 2 Surat Ijin Validitas Soal

122 Lampiran 2. 1 Silabus Kelompok Eksperimen

125 Lampiran 2. 2 Silabus Kelompok Kontrol

128 Lampiran 2. 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen

141 Lampiran 2. 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol

151 Lampiran 2. 5 Lembar Kerja Siswa

157 Lampiran 3. 1 Soal Uraian

Bacalah cerita ini untuk menjawab pertanyaan nomor 1 sampai 6!

Jalan-Jalan ke Taman Kota

Suatu hari Rina pergi berjalan-jalan ke sebuah taman kota. Di taman kota tersebut, terdapat bermacam-macam tanaman hias, kolam renang, dan kolam ikan. Rina merasa udara di taman kota sangat

sejuk, karena banyak terdapat tanaman hias dan pepohonan di setiap sudut taman kota. Ia berjalan mendekat ke salah satu sudut untuk melihat bunga yang sedang bermekaran.

Taman kota

Tiba-tiba ada seekor belalang yang hinggap di sebuah daun. Rina penasaran melihat belalang tersebut, kemudian ia mencoba mengambil belalang tersebut dan memasukkannya ke dalam botol serta menutupnya dengan rapat agar belalang tidak terlepas kembali. Setelah itu, Rina kembali berjalan-jalan sambil membawa botol berisi belalang.

Belalang hinggap di daun

Nama :

158

Kolam Ikan Anjing sedang berenang

Ketika Rina berjalan di sekeliling kolam renang, ia melihat seseorang sedang melatih anjingnya berenang. Kemudian, Rina kembali berjalan menuju sisi timur taman, di sana ia melihat sebuah akuarium besar dengan berbagai jenis ikan. Ikan-ikan tersebut dapat berenang dengan lincah di dalam air.

Melihat kedua hal tersebut, Rina bertanya-tanya mengapa anjing memunculkan kepalanya ke permukaan air ketika berenang, sedangkan ikan mampu berenang dengan bebas dan lincah di dalam air. Lalu Rina berpikir, apa yang akan terjadi apabila anjing berenang seperti ikan? Sesampainya di rumah,

Rina bertanya kepada kakaknya, “Kak, apakah anjing mampu tinggal di dalam air

seperti ikan?”. Kakak Rina menjawab, “Tidak Rin, karena kedua hewan tersebut

memiliki organ pernapasan yang berbeda”. Setelah mendengar jawaban dari

kakaknya, Rina menuju ke kamarnya dan meninggalkan botol berisi belalang di meja ruang tamu. Kakak Rina menemukan botol tersebut dan melihat belalang telah terkulai lemas di dalam botol.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. a. Identifikasilah organ pernapasan hewan yang terdapat pada cerita di atas serta tuliskan 3 contoh hewan dengan organ pernapasan yang serupa!

Jawab:……… ……… ……… ………

159 b. Jelaskan 2 alasan, mengapa anjing harus memunculkan kepalanya saat berenang?

Jawab:……… ……… ……… ………

c. Tuliskan perbedaan cara bernapas antara anjing dan ikan!

Jawab:……… ……… ……… ………

2. a. Apakah fungsi organ pernapasan hewan itu sama? Jelaskan alasanmu!

Jawab:……… ……… ……… ………

b. Jelaskan 2 alasan mengapa hewan memiliki organ pernapasan yang berbeda-beda?

Jawab:……… ……… ……… ………

c. Berdasarkan cerita di atas, apakah hewan yang memiliki organ pernapasan seperti anjing tidak dapat hidup di air dan hewan yang memiliki organ pernapasan seperti ikan tidak dapat hidup di darat? Jelaskan dan berikan 1 contoh!

160

……..……… ……… ………

3. a. Menurutmu benar atau salah bahwa anjing tidak mampu tinggal di dalam air dalam seperti ikan? Berikan 1 alasanmu!

Jawab:……… ………. ……… ………

b. Menurutmu benar atau salah bahwa hewan dapat bernapas dengan baik jika organ pernapasan hewan sesuai dengan tempat hidupnya? Berikan 2 alasanmu!

Jawab:……… ……… ……… ………

c. Menurutmu benar atau salah bahwa belalang yang dibawa Rina lama-kelamaan akan mati? Berikan 2 alasanmu!

Jawab:……… ……… ……… ………

4. a. Menurutmu apa yang seharusnya dilakukan oleh Rina agar belalang yang dibawanya pulang tidak terkulai lemas di dalam botol plastik? Berikan 1 tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Rina!

Jawab:……… ……… ………

161

………

b. Menurutmu apabila serangga lain diperlakukan sama dengan belalang, apa yang akan terjadi? Berikan 1 alasanmu!

Jawab:……… ……… ……… ………

c. Menurutmu apabila ikan dibiarkan berada di daratan dalam waktu yang lama, apa yang akan terjadi? Berikan 1 alasanmu!

Jawab:……… ……… ……… ………

5. a. Mengapa saat belalang dimasukkan ke dalam botol plastik dapat terkulai lemas? Jelaskan 2 alasanmu!

Jawab:……… ……… ……… ………

b. Jika diperhatikan, saat ikan berenang di dalam air mulutnya selalu membuka dan menutup. Demikian juga dengan tutup insangnya yang selalu membuka dan menutup. Mengapa demikian? Jelaskan 2 alasan!

Jawab:……… ……… ……… ………

162 c. Bagaimana 4 tahap pernapasan pada serangga khususnya belalang?

Jelaskan!

Jawab:……… ……… ……… ………

6. a. Saat Rina menemukan belalang, ia memasukkan ke dalam botol plastik dan menutupnya dengan rapat agar tidak terlepas. Setujukah kamu dengan tindakan yang dilakukan oleh Rina? Jelaskan 2 alasanmu!

Jawab:……… ……… ……… ………

b. Sebutkan minimal 2 tindakan yang akan kamu lakukan agar belalang tidak terkulai lemas seperti pada cerita di atas!

Jawab:……… ……… ……… ………

c. Sebutkan minimal 2 tindakan yang dapat kamu lakukan untuk memelihara ikan dengan benar!

Jawab:………

……… ……… ………

163 Lampiran 3. 2 Kunci Jawaban

1. a. 3 contoh hewan dengan organ pernapasan yang serupa: - Belalang bernapas dengan trakea

Contoh lain: jangkrik, kupu-kupu, lebah - Anjing bernapas dengan paru-paru

Contoh lain: kucing, macan, kambing - Ikan bernapas dengan insang

- Contoh lain: kecebong, kuda laut, udang

b. 2 alasan anjing harus memunculkan kepalanya saat berenang: - Anjing memiliki organ pernapasan berupa paru-paru - Menghindari masuknya air ke dalam hidung

- Untuk menghirup udara - Supaya tetap dapat bernapas

c. Perbedaan cara bernapas antara anjing dan ikan:

- Anjing: melalui rongga hidung, faring, trakea, bronkus, hingga paru-paru. Pada waktu anjing menarik nafas, maka secara otomatis otot diagrafma akan berkontraksi. Dengan begitu, tulang rusuk juga akan berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Mengembangnya rongga dada akan membuat tekanan dalam rongga dada akan menjadi berkurang, sehingga udara yang dihirup melalui hidung akan masuk ke dalam paru-paru dan membuat paru-paru mengembang. Selanjutnya terjadi suatu proses yang dinamakan fase ekspirasi pernapasan yang ditantai dengan pelepasan udara melalui hidung. Proses ini disebabkan oleh melemasnya otot diafragma dan otot tulang rusuk dan juga dibantu oleh kontraksi otot perut. Melemasnya otot diafragma membuat otot diafragma ini akan melengkung ke atas, sedangkan tulang rusuk akan menurun yang mengakibatkan rongga dada mengecil dan tekanannya naik. Meningkatnya tekanan rongga dada ini akan membuat udara akan keluar dari paru-paru melalui sistem pernapasan.

- Ikan: tahap I (pemasukan) mulut ikan membuka dan tutup insang menutup sehingga air masuk rongga mulut, kemudian menuju lembaran insang, di sinilah oksigen yang larut dalam air diambil oleh darah, selain

164 itu darah juga melepaskan karbondioksida dan uap air dan tahap II (pengeluaran) mulut menutup dan tutup insang membuka sehingga air dari rongga mulut mengalir keluar melalui insang. Air yang dikeluarkan ini telah bercmpur dengan CO2 dan uap air yang dilepaskan darah untuk ikan.

2. a. Alasan dari fungsi organ pernapasan hewan itu sama: Sama.

Fungsi organ pernapasan hewan itu sama yaitu untuk bernapas, hanya saja yang membedakan adalah tempat penggunaannya (sesuai habitat). Misalnya:

- Fungsi trakea pada belalang adalah untuk bernapas (darat). - Fungsi paru-paru pada anjing adalah untuk bernapas (darat). - Fungsi insang pada ikan adalah untuk bernapas (air).

b. 2 alasan hewan memiliki organ pernapasan yang berbeda-beda: - Hewan memiliki tempat hidup yang berbeda-beda.

- Hewan memiliki jenis yang berbeda-beda

c. Hewan yang memiliki organ pernapasan seperti anjing ada yang dapat hidup di air meskipun memiliki organ pernapasanan berupa paru-paru, contohnya paus. Akan tetapi, hewan yang memiliki organ pernapasan seperti ikan tidak dapat hidup di darat karena organ pernapasannya adalah insang sehingga hewan seperti ikan hanya bisa hidup di air, contohnya ikan mas.

3. a. Benar. Alasan:

- Anjing memiliki organ pernapasan yang berbeda dengan ikan, anjing bernapas menggunakan paru-paru sedangkan ikan bernapas menggunakan insang.

- Tempat hidup anjing berbeda dengan ikan, anjing hidup di darat sedangkan ikan hidup di air.

165 b. Benar.

Alasan:

- Hewan hanya akan mendapatkan suplai oksigen sesuai dengan tempat hidupnya.

- Hewan tersebut akan mati, apabila organ pernapasan yang dimiliki hewan tidak sesuai dengan tempat hidupnya.

c. Benar. Alasan:

- Belalang tidak mendapat suplai oksigen untuk bernapas karena Rina menutup botol dengan rapat.

- Tidak ada sirkulasi udara di dalam botol plastik karena Rina tidak membuat lubang pada botol.

4. a. 2 tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Rina:

- Apabila Rina ingin membawa belalang tersebut, Rina harus menempatkan belalang tersebut di wadah yang memiliki sirkulasi udara yang cukup

- Rina harus membuat lubang pada botol plastik atau menempatkan belalang tersebut pada wadah yang berjaring.

b. Serangga akan mengalami hal serupa dengan belalang, yaitu serangga dapat terkulai lemas karena kekurangan oksigen dan bahkan serangga dapat mati. c. Apabila terlalau lama di daratan, ikan akan mati, karena ikan hanya dapat

mendapatkan suplai oksigen melalui air.

5. a. 2 alasan saat belalang dimasukkan ke dalam botol plastik dapat terkulai lemas:

- Rina menutup botol plastik dengan rapat, sehingga tidak ada proses pertukaran udara di dalam botol plastik dan mengakibatkan belalang tidak mendapat suplai oksigen.

166 b. Gerakan mulut dan tutup insang menunjukkan bahwa ikan sedang bernafas.

- Saat oksigen yang ada di dalam air akan berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat pada lembaran insang, maka mulut terbuka, air masuk ke dalam mulut dan tutup insang menutup.

- Demikian juga karbondioksida dari pembuluh darah akan berdifusi ke dalam air, maka mulut tertutup, tutup insang terbuka, dan air keluar melalui insang.

c. 4 tahap pernapasan pada serangga khususnya belalang:

Proses pernapasan pada serangga (belalang) terjadi sebagai berikut:

- Saat serangga melakukan pernapasan, udara masuk trakea melalui bagian yang terletak pada permukaan tubuh. Bagian tersebut dinamakan spirakel. Spirakel dilindungi oleh bulu halus dengan fungsi sebagai penyaring debu dan benda asing yang masuk menuju trakea. - Setelah itu, udara tersebut akan melewati pipa kecil yang

disebut trakeola. Trakeola juga ini akan terhubung dengan membran sel. Trakeola memiliki ujung kecil tertutup dan mengandung cairan dengan warna biru gelap.

- Oksigen akan berdifusi masuk ke dalam sel tubuh melalui trakeola, sedangkan karbondioksida akan berdifusi keluar.

- Setelah melewati trakeola, karbondioksida akan dikeluarkan ke seluruh tubuh melewati trakea.

6. a. Tidak setuju.

- Belalang tidak mendapat suplai oksigen yang cukup untuk bernapas - Tidak ada sirkulasi udara

- Belalang dapat terkulai lemas bahkan mati

b. 2 tindakan yang dilakukan agar belalang tidak terkulai lemas setelah dimasukkan ke dalam botol plastik seperti pada cerita:

- Tidak menangkap belalang, agar belalang dapat hidup bebas

- Apabila ingin menangkap belalang dan memasukkan ke dalam botol plastik, maka harus dilubangi agar ada sirkulasi udara yang masuk.

167 c. Tindakan yang dapat dilakukan untuk memelihara ikan dengan benar:

- Membersihkan akuarium atau kolam maksimal dua minggu sekali. - Mengganti air akuarium atau kolam maksimal dua minggu sekali. - Akuarium atau kolam diberi airator untuk menghasilkan gelembung

udara agar ikan dapat bernapas dengan baik - Memberi makan ikan sehari dua kali.

- Gunakan tanaman air di dalam akuarium atau kolam agar ikan merasa hidup di habitat aslinya.

168 Lampiran 3. 3 Rubrik Penilaian

Variabel Aspek No.

Soal

Kriteria Skor

Menginterpretasi Membuat kategori 1a Jika menyebutkan organ pernapasan dan menuliskan 3 contoh hewan yang memiliki organ pernapasan yang serupa

4

Jika menyebutkan organ pernapasan dan menuliskan 1 contoh hewan yang memiliki organ pernapasan yang serupa

3

Jika tidak menyebutkan organ pernapasan dan menuliskan 3 contoh hewan yang memiliki organ pernapasan yang serupa

2

Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah

1 Memahami arti 1b Jika menuliskan 2 alasan mengapa

anjing harus memunculkan kepalanya saat berenang

4

Jika menuliskan 2 alasan mengapa anjing harus memunculkan kepalanya saat berenang tetapi 1 alasan salah

3

Jika menuliskan 1 alasan mengapa anjing harus memunculkan kepalanya saat berenang dengan benar

2

Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah

1 Menjelaskan

makna

1c Jika menuliskan cara bernapas anjing dengan menyebut 5 organ dan ikan dengan menyebut 2 tahap

4

Jika menuliskan cara bernapas anjing dengan menyebut 4organ dan ikan dengan menyebut 1 tahap

3

Jika menuliskan salah satu cara bernapas anjing dengan menyebut 5 organ atau ikan dengan menyebut 2 tahap

2

Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah

1 Menganalisis Menguji

gagasan-gagasan

2a Jika menjawab sama dan memberikan alasan dengan disertai 3 contoh hewan yang memiliki organ pernapasan sesuai dengan habitatnya

4

Jika menjawab sama dan memberikan alasan dengan disertai 1 contoh hewan yang memiliki organ pernapasan sesuai dengan habitatnya

3

Jika menjawab sama dan tidak memberikan alasan dengan disertai 3 contoh hewan yang memiliki

169

organ pernapasan sesuai dengan habitatnya

Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah

1

Mengidentifikasi argumen-argumen

2b Jika menyebutkan 2 alasan mengapa hewan memiliki organ pernapasan yang berbeda-beda

4

Jika menyebutkan 2 alasan mengapa hewan memiliki organ pernapasan yang berbeda-beda tetapi 1 alasan salah

3

Jika menyebutkan 1 alasan mengapa hewan memiliki organ pernapasan yang berbeda-beda

2

Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah

1 Menganalisis

argumen-argumen

2c Jika menjelaskan 2 poin dengan tepat

4 Jika menjelaskan 2 poin tetapi 1 poin

salah

3 Jika menjelaskan 1 poin dengan

tepat

2 Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1 Mengevaluasi Menilai sah

tidaknya klaim-klaim

3a Jika menjawab pertanyaan dengan benar dan menuliskan alasan bahwa anjing tidak mampu berenang bebas di dalam air seperti ikan dengan tepat

4

Jika menjawab pertanyaan dengan salah dan menuliskan alasan bahwa anjing tidak mampu berenang bebas di dalam air seperti ikan dengan tepat

3

Jika menjawab pertanyaan dengan benar namun alasan bahwa anjing tidak mampu berenang bebas di dalam air seperti ikan salah

2

Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah

1 Menilai sah

tidaknya

argumen-argumen

3b Jika menjawab pertanyaan dengan benar dan menuliskan alasan bahwa organ pernapasan hewan harus sesuai dengan tempat hidupnya

4

Jika menjawab pertanyaan dengan salah dan menuliskan alasan bahwa organ pernapasan hewan harus sesuai dengan tempat hidupnya dengan tepat

3

Jika menjawab pertanyaan dengan benar namun alasan bahwa organ pernapasan hewan harus sesuai dengan tempat hidupnya salah

2

Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah

170

Menilai sah tidaknya

argumen-argumen

3c Jika menjawab pertanyaan dengan benar dan menuliskan alasan bahwa organ pernapasan hewan harus sesuai dengan tempat hidupnya dengan tepat

4

Jika menjawab pertanyaan dengan salah dan menuliskan alasan bahwa organ pernapasan hewan harus sesuai dengan tempat hidupnya dengan tepat

3

Jika menjawab pertanyaan dengan benar namun alasan bahwa organ pernapasan hewan harus sesuai dengan tempat hidupnya salah

2

Jika tidak menjawab sama sekali atau jawaban salah

1 Menarik

Kesimpulan

Menguji bukti-bukti

4a Jika menjawab 2 tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Rina

4 Jika menjawab 2 tindakan yang

seharusnya dilakukan oleh Rina tetapi 1 tindakan salah

3

Jika menjawab 1 tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Rina

2 Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1 Menerka

alternatif-alternatif

4b Jika menjawab pertanyaan dengan tepat dan memberikan alasan dengan tepat

4

Jika menjawab pertanyaan dengan salah namun alasan benar

3 Jika menjawab pertanyaan dengan

tepat namun alasan salah

2 Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1 Menarik

kesimpulan

4c Jika menjawab pertanyaan dengan tepat dan memberikan alasan dengan tepat

4

Jika menjawab pertanyaan dengan salah namun alasan benar

3 Jika menjawab pertanyaan dengan

tepat namun alasan salah

2 Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

Dokumen terkait