BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Berdarkan hasil analisis dan kesimpulan hasil penelitian, maka dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian pengembangan ini baru sampai pada tahap revisi disain jadi dapat dilanjutkan oleh peneliti lain untuk menyempurnakan perangkat pembelajaran yang telah dihasilkan.
2. Bagi Guru-guru Kelas
Guru sebaiknya mengelola interaktivitas yang baik dalam pembelajaran. Pemberian kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya akan membantu siswa dalam membangun pengetahuan dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
3. Bagi Program Studi
Program studi PGSD sebaiknya mengembangkan jenis penelitian R & D karena jenis penelitian ini jarang dilakukan di PGSD.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.
Copeland. Richard W. 1967. Mathematics and The Elementary Teacher. Tokyo: Toppan Company.
_______________. 1979. How Children Learning Mathematics: Teaching Implications Of Piagets Research. New York: Macmillian Publishing. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Depdikbud: Jakarta.
Fatimah, Setiani. 2011. Pengembangan Asesmen Alternatif dalam Pembelajaran Metematika dengan Pendekatan Realistik di Sekolah Dasar. Disertasi doktor, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hollingsworth, Pat dan Gina Lewis. 2008. Pembelajaran Aktif: Meningkatkan Keasyikan Kegiatan di Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Hudoyo, Herman. 1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas. Surabaya:Usaha Nasional.
Hudoyo, Herman. 1980. Teori Belajar Dalam Proses Belajar-Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Marks, John L, dkk. 1988. Metode Pengajaran Matematika untuk Sekolah Dasar. Jakarta:Erlangga.
Muslich, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Disain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Media Grup.
Saputri, Feriska Surya. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing pada Materi Pecahan Kelas VII Semester I. Skripsi, tidak diterbitkan, Universitas Yogyakarta, Yogyakarta. Sardiman, A. M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:Kencana.
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Konstatasi Keadaan Masa Kini Meuju Harapan Masa Depan. (-):Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana, Nana, DR. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suryanto, dkk. 2010. Sejarah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Jakarta: Tim PMRI.
Tim Realiti. 2008. Kamus terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher. Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trivieri, Lawrence A. 1989. Basic Mathematics. USA: McGraw Hill.
Wijaya, Ariyadi. 2011. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hasil Analisis Kebutuhan (Wawacara)
Panduan Wawancara dengan Guru KelasNo. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana cara Ibu mengawali pembelajaran ketika mengajarkan materi pecahan?
2. Bagaimana cara Ibu mengajarkan materi pecahan?
3. Apakah Ibu menggunakan alat peraga saat mengajar? 4. Apa saja metode
pembelajaran yang sudah Ibu gunakan untuk mengajarkan materi pecahan?
5. Apakah siswa mudah memahami penjelasan Ibu? 6. Apakah Ibu mengalami
kesulitan saat mengajarkan materi penjumlahan
pecahan?
7. Bagaimana upaya Ibu untuk mengatasi masalah
tersebut?
Transkrip Wawancara dengan Guru Kelas Hari/ Tanggal Wawancara : Kamis, 12 Januari 2012 Peneliti : “Selamat pagi bu..”
Guru : “ Iya, selamat pagi. Ada yang bisa dibantu”
Peneliti : “Maaf bu sebelumnya. Apakah ibu ada waktu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang saya butuhkan untuk informasi awal
penelitian yang akan saya laksanakan di kelas ibu?”
Guru : “ O..iya tidak apa-apa. Silakan. Langsung dimulai saja”
Peneliti : “ Baik bu. Saya ingin menanyakan bagaimana cara Ibu
mengawali pembelajaran ketika mengajarkan materi pecahan?”
Guru : “ Ya biasanya saya langsung mengajarkan materinya terus nanti langsung dikasih soal.”
Peneliti : “Lalu bagaimana cara Ibu mengajarkan materi penjumlahan
pecahan kapada anak-anak?”
Guru : “Ya awalnya saya menjelaskan cara-caranya menjumlahkan terlebih dulu. Setelah anak-anak bisa nanti baru diberi soal-soal yang ada di buku paket, kalau soalnya kurang ya nanti saya
buatkan soal lagi.”
Peneliti : “Lalu metode apa saja yang Ibu gunakan selama ini dalam
mengajarkan materi penjumlahan pecahan?”
Guru : “Biasanya saya menggunakan ceramah. Selain itu, ada juga yang lainnya seperti metode penugasan.”
Peneliti : “ Apakah siswa-siswa dapat memahami dengan baik penjelasan
dari Ibu?”
Guru : “ Ya biasanya mereka memahami tetapi ada juga beberapa anak yang sulit untuk menerima materi yang diajarkan. Jadi mereka lambat menerima materi dan harus dijelaskan lagi tapi ya tetap saja
ada yang bingung.”
Peneliti : “Lalu apakah Ibu mengalami kesulitan saat mengajarkan materi
penjumlahan pecahan?”
Guru : “ Ya kalau kesulitan pasti ada, seperti kalau waktu pelajaran pasti
ada siswa yang ramai sehingga mengganggu konsentrasi yang lain. Ada juga siswa yang lambat sehingga saya harus menjelaskan berkali-kali.”
Peneliti : “Apakah ada kesulitan lain, misalnya dalam penyediaan media atau perlengkapan lainnya?”
Guru : “Kalau media saya jarang menggunakan karena waktunya kurang.
Selain itu, membutuhkan waktu yang tidak sedikit juga untuk
mempersiapkan media.”
Peneliti : “Lalu bagaimana upaya Ibu untuk mangatasi kesulitan itu?”
Guru : “Ya kalau siswa ramai biasanya saya berikan saja soal-soal. Kalau mereka sibuk mengerjakan kan jadi tidak ramai. Selain itu, ini juga melatih bagi siswa yang masih sering bingung. Nantikan mereka bisa memahami sedikit demi sedikit dari penjelasan saat
pembahasan.”
Peneliti : “Baik bu, cukup sekian dulu pertanyaan yang kami tanyakan
kepada Ibu. Terimakasih atas kesedian Ibu untuk menjawab pertanyaan dalam wawancara ini. Saya juga minta maaf kalau ada
perkataan maupun tindakan yang kurang berkenan kepada Ibu”
Hasil Analisis Kebutuhan (Observasi)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo II Tanggal Pengamatan : 13, 16, dan 17 Januari 2012 1. Pengamatan terhadap penggunaan konteks
No Aspek Narasi Singkat
1 Menggunakan masalah kontekstual
a. Menggunakan soal cerita yang dekat dengan kehidupan siswa
Guru langsung menjelaskan materi sesuai contoh pada buku paket tanpa mengkaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari b. Permasalahan kontekstual yang disampaikan mampu mengarahkan siswa menemukan konsep
Guru hanya memberikan soal yang sudah ada di buku paket. Soal yang diberikan berbentuk isian dan kurang mengarahkan siswa untuk
menemukan konsep karena konsep sudah dijelaskan guru pada awal pembelajaran.
c. Permasalahan kontesktual yang disampaikan mudah dimengerti siswa
Selama pembelajaran guru tidak menggunakan permasalahan kontekstual. Guru hanya
memberikan soal yang berbentuk isian singkat sehingga siswa langsung menerapkan penggunaan rumus yang disampaikan oleh guru. 2 Menggunakan media dan
alat peraga
a. Media dan alat peraga yang digunakan mudah ditemukan/dekat dengan siswa.
Media yang digunakan guru berupa papan tulis. Guru belum
menggunakan media dan alat peraga yang dapat memfasilitasi siswa menemukan strategi pemecahan soal. b. Media dan alat peraga
dapat menarik perhatian siswa
Media yang digunakan guru tidak dapat menarik perhatian siswa. Beberapa siswa terlihat sering
berbicara dengan temannya saat guru menjelaskan. Selain itu, beberapa siswa terlihat kurang bersemangat dan mengantuk saat pembelajaran.
3 Menggali pengetahuan awal yang dimiliki siswa
a. Pengetahuan awal yang digali sesuai dengan materi
Guru tidak tampak menggali pengetahuan siswa, baik melalui pertanyaan langsung maupun pre test.
2. Pengamatan terhadap penggunaan pemodelan
No Aspek Narasi
1. Penggunaan strategi informal oleh siswa dalam pemecahan masalah
Saat proses pembelajaran guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan soal dengan cara sendiri. Siswa hanya menyelesaikan soal sesuai cara yang diberikan guru yaitu dengan
menggunakan rumus matematika sehingga siswa tidak menggunakan strategi informal untuk memecahkan soal atau masalah.
2. Penggunan strategi formal oleh siswa dalam
pemecahan masalah a. Memodelkan masalah
dalam kalimat matematika
Siswa bisa memodelkan masalah menggunakan kalimat matematika seperti contoh yang diberikan guru. b. Menggunakan rumus
matematika dalam pemecahan masalah
Siswa menyelesaikan masalah yang diberikan guru menggunakan rumus yang diajarkan oleh guru.
c. Menggunakan langkah-langkah matematis dalam pemecahan masalah
Siswa tidak menuliskan langkah-langkah matematis.
3. Pembimbingan oleh guru dalam menjembatani strategi informal siswa ke strategi formal
a. Guru memberi pertanyaan yang mengarah ke strategi formal
Guru tidak membimbing siswa menggunakan strategi informal yang mengarah ke strategi formal.
b. Guru memberi soal dengan konteks lain yang mengarah ke strategi formal
Soal yang diberikan guru sudah mengarah ke strategi formal.
c. Guru memberi contoh analogi yang mengarah ke strategi formal
Guru tidak memberi contoh analogi yang mengarahkan siswa ke strategi formal.
3. Pengamatan terhadap interaktivitas dalam pembelajaran
No. Aspek Keterangan
1. Guru dan Siswa
a. Membangun norma kelas
Guru tidak menyampaikan kesepakatan kelas di awal pembelajaran.
b. Mengadakan tanya jawab selama pelajaran berlangsung
Tidak ada tanya jawab yang terjadi selama pembelajaran baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa
c. Melakukan
demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran
Tidak ada domonstrasi yang dilakukan, baik yang dilakukan guru sendiri maupun guru dengan melibatkan siswa d. Membimbing siswa
dalam memecahkan masalah berupa soal yang diberikan guru
1)Guru tidak membimbing siswa dalam memahami masalah berupa soal yang diberikan guru.
2)Siswa hanya menyimak pembahasan soal oleh guru yang ditulis di papan tulis
3)Terjadi kesalahan penulisn letak pecahan pasa garis bilangan karena guru belum memahami dengan baik konsep pecahan
e. Memfasilitasi negosiasi antar siswa
1) Tidak ada negoisasi antar siswa dalam memecahkan masalah 2) Guru hanya memberikan jawaban
dari soal yang dibahas tanpa merespon ketidakpahaman siswa f. Melakukan
penilaian proses
Guru tidak melakukan penilaian proses g. Melakukan
penilaian produk
Guru melakukan penilaian produk hanya dari tugas berupa soal yang telah diselesaikan oleh siswa
h. Memberikan penguatan
Guru tidak memberikan penguatan kepada siswa
2. Siswa dan siswa
i. Mempresentasikan hasil pekerjaan
Tidak ada presentasi yang dilakukan oleh siswa
j. Melakukan kerjasama dengan siswa lain
Siswa tidak melakukan kerja sama dalam menyelesaikan soal. Siswa menyelesaikan soal secara individu k. Menyampaikan
pendapat atau pertanyaan
Tidak ada penyampaian pendapat atau pertanyaan oleh siswa.
l. Memberikan apresiasi terhadap teman lain
Tidak ada apresiasi terhadap teman lain karena aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran hanya
mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan soal
m. Memperhatikan teman yang menyampaikan pendapat
Tidak ada siswa yang menyampaikan pendapat sehingga tidak ada perhatian siswa terhadap penyampaian pendapat oleh teman
4. Pengamatan terhadap penggunaan kontribusi siswa
No Aspek Narasi
1 Pengungkapan berbagai strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah
a. Munculnya berbagai cara yang digunakan dalam pemecahan masalah oleh siswa
Permasalahan-permasalahan dari guru dipecahkan siswa dengan menggunakan langkah-langkah yang telah diberikan guru. Siswa tidak mencari cara lain untuk menjawab permasalahan dari guru. Siswa terpaku pada langkah-langkah penyelesaian masalah dari guru untuk menjawab permasalahan tersebut.
b. Pemberian waktu yang mencukupi kepada siswa dalam pemecahan
masalah.
Guru tidak memberikan waktu yang cukup untuk digunakan siswa dalam menyelesaikan soal-soaldari guru. Guru membahas soal-soal tersebut sebelum semua siswa menyelesaikan menjawab soal tersebut. Hal ini membuat siswa yang belum selesai menjawab soal kemudian mencontoh hasil jawaban yang ada di papan tulis yang sudah dicocokkan oleh guru. 2 Pemberian tanggapan
terhadap strategi yang digunakan
a. Siswa member
komentar/saran terhadap hasil pekerjaan siswa lain
Siswa jarang memberikan komentar terhadap hasil jawaban dari siswa lain.
b. Siswa menyimpulkan hasil pelajaran (guru hanya mengarahkan siswa)
Kesimpulan pembelajaran dilakukan oleh guru saja.
3 Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya terhadap pemecahan masalah
a. Pemberian pertanyaan oleh guru untuk memancing siswa bertanya
Guru memberikan pertanyaan pancingan berupa : “Ada pertanyaan apa tidak?”. Apabila tidak ada guru melanjutkan kembali kegiatan pembelajaran.
4 Pemberian kesempatan oleh guru kepada siswa untuk mengungkapkan pendapat
Guru meminta siswa untuk
menjawab soal yang diberikan guru di depan kelas.
5 Pengajuan pertanyaan oleh siswa yang mengarah pada pembangunan konsep pembelajaran
Pengajuan pertanyaan dari siswa selama pembelajaran tidak ada.
5. Pengamatan terhadap penggunaan intertwinning (memanfaatkan keterkaitan)
No Aspek Narasi Singkat
1 Adanya kaitan materi pecahan dengan materi lainnya dalam satu mata pelajaran matematika
a. Kaitannya dengan materi bilangan bulat (Penjumlahan Bilangan Bulat)
Guru memberi contoh dengan menjumlahkan pembilang pada masing-masing pecahan. Guru menjelaskan bahwa semakin besar bilangan pembilang semakin ke kanan letaknya pada garis bilangan.
b. Kaitannya dengan materibilangan bulat (Pembagian Bilangan Bulat)
Guru menggambar sebuah puding kemudian dipotong-potong menjadi 6. Setelah itu guru menunjukkan 1 puding yang dibagi 6 menjadi 6 potong.
c. Kaitannya dengan materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK
Guru tidak menggunakan apersepsi atau soal-soal yang bermula dari cerita permasalahan yang ada disekitar. Guru langung memberikan rumus cara penyelesaian masalah.
2 Adanya kaitan materi bilangan pecahan dengan materi dari mata pelajaran diluar matematika
a. Kaitannya dengan materi di mapel bahasa Indonesia
Guru pada pembelajaran awal, belum menggunakan soal berbentuk cerita untuk menarik perhatian siswa dan menghubungkan dengan peristiwa di sekitar siswa.
b. Kaitannya dengan materi di mapel IPS
Guru menegur siswa yang ramai saat ada siswa lain yang menjawab soal. c. Kaitannya dengan
materi di mapel PKn
Guru tidak membentuk kelompok-kelompok agar siswa dapat melakukan kerjasama.
d. Kaitannya dengan materi di mapel SBK
Guru tidak menggunakan benda di lingkungan sekitar yang dijadikan media. Guru hanya menggunakan gambar yang digambar di papan tulis.
83
SILABUS MATEMATIKA
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo II Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV / 2
Unit / Tema : Penjumlahan Pecahan AlokasiWaktu : 8 x 35 menit Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pokok Kegiatan Belajar Indikator Penilaian
Alokasi Waktu Media dan Sumber Belajar 6. Mengguna-kan pecahan dalam pemecahan masalah. 6.3 Menjumlah-kan pecahan. Penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan berbeda penyebut Pertemuan 1 a. Penyampaian kesepakatan bersama selama kegiatan belajar mengajar. b. Siswa memperoleh permasalahan kontekstual yang harus diselesaikan secara kelompok. Pertemuan 1 Kognitif 6.3.1 Menemukan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berpenyebut sama. 6.3.2 Menjelaskan cara pemecahan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Pertemuan 1, 2 dan 3 a.Prosedur : proses dan post tes b.Teknik : unjuk kerja dan tes c.Instrumen: rubrik penilaian (terlampir) dan soal. 8 jp A.Media : LKS, apel, gelas ukur, pasir, kertas manila, spidol, replika martabak, kertas origami, gunting, fraction wall, apel, pisau, lembar evaluasi akhir, lembar jawab.
Lampiran 3
84 c. Siswa memecahkan masalah soal tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama melalui diskusi. d. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. e. Siswa dan guru
menanggapi hasil presentasi. Pertemuan 2 a. Siswa me-mecahkan masalah kontekstual tentang penjumlahan pecahan berbeda penyebut melalui diskusi. Afektif 6.3.3 Menyampaikan hasil pemecahan masalah mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut sama dengan percaya diri. Psikomotorik 6.3.4 Terampil menggunakan media dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Pertemuan 2 Kognitif 6.3.5 Menemukan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berbeda penyebut. d.Contoh soal: Ayah mempunyai sebuah apel. Apel itu dibagi menjadi 4 potongan yang sama besar, kemudian diberikan kepada ibu dan Ani. Ibu mendapat potongan apel. Ani mendapatkan potongan apel. Berapa bagian apel yang diberikan kepada Ibu dan Ani dari keseluruhan bagian apel?
B.Sumber Belajar: Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD/ MI Kelas IV. Jakarta: Depdiknas. Sinaga, Mangatur.dkk. 2007. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Surya, Yohanes.2006. Matematika Itu Asyik 4B.Jakarta: PT. Armandelta Selaras.
85
b. Siswa
mempresentasikan hasil diskusi. c. Siswa dan guru
menanggapi hasil presentasi.
6.3.6 Menjelaskan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berbeda penyebut. Afektif
6.3.7 Menghargai pendapat orang lain dalam memecahkan masalah penjumlahan pecahan berbeda penyebut. Psikomotorik 6.3.8 Terampil menggunakan media dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berbeda penyebut. http://www.google .co.id/imgres?q=fr action+wall&hl=i d&gbv=2&noj=1 &tbm=isch&tbnid =op4ZkjFIv-U0oM:&imgrefur l=http://www.msu .edu/user/merril23 /handson.html&d ocid=MTAAchnB rmGH4M&imgurl =https://www.msu .edu/user/merril23 /images/walloffra ctions.jpg&w=25 9&h=200&ei=X3 fUT6GTHpDkrA eM97n8Dw&zoo m=1&iact=hc&vp x=1092&vpy=104 &dur=1252&hov h=160&hovw=20 7&tx=98&ty=76 &sig=111177231 867920548321&p age=2&tbnh=141
86 Pertemuan 3 a. Siswa memecahkan masalah kontekstual tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut beda melalui diskusi. b. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. c. Siswa dan guru
menanggapi hasil presentasi. Pertemuan 3 Kognitif 6.3.9 Menjelaskan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan. 6.3.10 Menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan pecahan dalam bentuk kalimat matematika. Afektif 6.3.11 Menyelesaikan evaluasi tentang pemecahan masalah penjumlahan pecahan dengan jujur &tbnw=183&start =21&ndsp=27&v ed=1t:429,r:5,s:21 ,i:150&biw=1503 &bih=644
87 Pertemuan 4 a. Siswamengerjakan evaluasiakhir KD Psikomotorik 6.3.12 Mempresentasikan hasil diskusi tentang penjumlahan pecahan menggunakan kalimat matematika. 6.3.13 Menuliskan langkah-langkah pemecahan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan dengan rapi. Pertemuan 4 Kognitif 6.3.14 Menjelaskan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Pertemuan4 a. Prosedur : post tes b. Teknik : testertulis c. Instrumen: rubrik penilaian (terlampir)s oal. Contoh soal: Dua
88 6.3.15 Menjelaskan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berbeda penyebut. 6.3.16 Menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dalam bentuk kalimat matematika. 6.3.17 Menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan pecahan berbeda penyebut dalam bentuk kalimat matematika. Afektif 6.3.18 Menyelesaikan evaluasi tentang pemecahan masalah buah kantong plastik masing-masing berisi ketumbar, beratnya ons dan ons. Berat kedua kantong itu adalah . . . ons.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo 2
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/ Tanggal/ Pertemuan ke : Kamis/23 Februari 2012/1 Kelas / Semester : IV / 2
Unit / Tema : Penjumlahan Pecahan Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. II. Kompetensi Dasar
6.3 Menjumlahkan pecahan. III. Indikator
Kognitif Produk
6.3.1 Menemukan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
6.3.2 Menjelaskan cara pemecahan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
Afektif
6.3.3 Menyampaikan hasil pemecahan masalah mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut sama dengan percaya diri.
Psikomotorik
6.3.4 Terampil menggunakan media dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
IV. Tujuan Pembelajaran Kognitif
6.3.1.1Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berpenyebut sama menggunakan alat peraga melalui diskusi.
6.3.2.1Siswa mampu menguraikan langkah-langkah pemecahan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berpenyebut sama melalui diskusi.
Afektif
6.3.3.1Siswa mampu menjelaskan cara menjumlahkan pecahan berpenyebut sama dengan percaya diri melalui presentasi.
Psikomotorik
6.3.4.1Siswa mampu menunjukkan keterampilan menggunakan alat peraga dalam menyelesaikan penjumlahan pecahan berpenyebut samamelalui percobaan.
V. Materi Pembelajaran
Bilangan pecahan dapat digunakan untuk menyatakan banyaknya bagian dari satu benda utuh yang dibagi menjadi bagian-bagian yang sama besar. Sebuah apel yang dibelah menjadi empat bagian yang sama besar.
Contoh:
Apel yang telah dibelah tadi bagiannya diberikan kepada Abi dan bagian diberikan kepada Abel. Maka berapa jumlah bagian apel yang diberikan kepada Abi dan Abel?
Penyelesaian:
Apel milik Abi Apel milik Abel Apel milik Abi dan Abel
Penjumlahan pada pecahan berpenyebut sama dapat dilakukan dengan menjumlahkan pembilangnya saja sedangkan penyebutnya tetap sama.
VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Metode : 1. Demonstrasi
2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Presentasi VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (7 menit)
1. Guru mengucapkan salam pembuka
2. Siswa dan guru berdoa untuk memulai pelajaran kemudian guru melakukan presensi.
3. Guru mempersipkan kondisi siswa dan kelas (kebersihan kelas, kesiapan buku pelajaran, dan kesiapan siswa mengikuti pelajaran). 4. Siswa dan guru membuat kesepakatan mengenai
peraturan-peraturan selama proses pembelajaran, antara lain: a. Siswa harus tunjuk jari jika akan bertanya
b. Siswa boleh berbicara dengan teman jika berdiskusi
c. Siswa harus merapikan kembali alat peraga setelah selesai digunakan.
Apabila siswa berhasil mentaati peraturan yang telah disepakati maka dia akan memperoleh bintang dari guru. Selain itu, siswa yang aktif dalam bekerja kelompok juga akan memperoleh bintang. Siswa yang memperoleh bintang paling banyak akan mendapatkan hadiah pada akhir materi. Apabila siswa yang telah memperoleh bintang melanggar kesepakatan yang dibuat maka bintang yang diperolehnya akan diambil sebanyak pelanggaran yang dibuat. 5. Apersepsi. Guru mengingatkan kembali konsep pecahan dengan
cara membimbing siswa melakukan demonstrasi menggunakan media berupa jambu dan apel. Masing-masing buah kemudian dibagi menjadi dua bagian yang sama. Setelah itu, guru menanyakan kepada siswa apakah setengah bagian buah jambu sama dengan setengah bagian buah apel.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. B. Kegiatan Inti (43 menit)
Eksplorasi
1. Siswa diberi nomor panggil.
2. Siswa dibagi dalam kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
3. Guru membagikan LKS.
4. Siswadiberipermasalahan yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan sama penyebut.
5. Siswa diberi kesempatan untuk memahami persoalan dengan bimbingan guru.
6. Siswa memecahkan permasalahan dengan alat peraga yang sudah