• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan kewirausahaan mahasiswa masih sangat perlu untuk ditingkatkan, untuk itu sangat dibutuhkan suatu kegiatan yang dapat menggalakkan mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan kewirausahaan yang mereka miliki misalnya dengan menyediakan sebuah inkubator bisnis dimana para mahasiswa dapat berkompetisi dalam sebuah praktek wirausaha secara nyata sehingga dapat mengembangkan kewirausahaan. Sebaiknya USU terutama Fakultas Ekonomi menyediakan sarana yang mendukung untuk tumbuh dan berkembangnya sistem pembelajaran mengenai kewirausahaan secara menantang, dengan melatih kemandirian mahasiswa dalam membaca peluang, memperhitungkan resiko serta melatih mahasiswa dalam bertanggung jawab atas perbuatan atau usaha yang mereka lakukan. Dengan demikian diharapkan pengetahuan kewirausahaan dikalangan mahasiswa akan meningkat. Dan dengan pengetahuan kewirausahaan yang lebih kuat diharapkan mahasiswa akan lebih siap untuk terjun kedunia wirausaha, dibandingkan dengan teman-teman mereka yang tidak pernah menerima ilmu tentang pengetahuan kewirausahaan.

2. Untuk meningkatkan keterampilan kewirausahaan, maka diharapkan USU khususnya Fakultas Ekonomi menyediakan suatu wadah bagi para mahasiswa

tentang bagaimana berwirausaha yang sebenarnya. Misalnya dengan rutin mengadakan bazar-bazar yang saat ini memang sudah mulai digalakkan.

3. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini masih sangat sedikit, tentunya ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi mahasiswa untuk menjadi young entrepreneur. Misalnya saja faktor efikasi diri, kebutuhan akan prestasi, motivasi yang dipengaruhi oleh faktor kendali. Serta faktor lingkungan seperti budaya, hubungan sosial, kondisi politik dan ekonomi. Oleh karena itu pada peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel-variabel lain untuk diteliti. Dan diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat memilih dengan lebih tepat sampel dalam penelitian, yaitu sampel yang memiliki keinginan dalam berwirausaha.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Kewirausahaan dan Wirausaha

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu proses memulai bisnis ventura, mengorganisasikan sumber-sumber daya yang dibutuhkan, memperkirakan resiko-resiko dan imbalan-imbalan yang terkait (Daft, 2007: 250). “Entrepreneurship merupakan sebuah proses dinamik dimana orang menciptakan kekayaan incremental. Kekayaan tersebut diciptakan oleh individu-individu yang menanggung resiko utama, dalam wujud resiko modal, waktu dan atau komitmen karir dalam hal menyediakan nilai untuk produk dan jasa tertentu. Produk dan jasa tersebut mungkin tidak baru atau bersifat unik, tetapi nilai harus tetap diciptakan oleh sang entrepreneur melalui upaya mencapai dan mengalokasikan keterampilan-keterampilan serta sumber-sumber daya yang diperlukan.” Ronstad, dalam Winardi (2008: 28).

Kewirausahaan merupakan hasil dari proses disiplin dan sistematis dalam menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap kebutuhan dan peluang dipasar (Zimmerer dan Scarborough, 2008: 59). Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang (Suryana, 2008: 2). Ide dan defenisi entrepreneur banyak sekali, Schumpeter dalam Hutagalung dkk (2010: 1) melihat entrepreneur sebagai sebuah proses “destruktif yang kreatif”, dimana produk-produk atau metode produksi yang sudah ada

dihancurkan dan diganti dengan yang baru. Oleh karena itu entrepreneurship berkaitan dengan penemuan, dan pendayagunaan peluang-peluang yang menguntungkan.

Dengan kata lain fungsi spesifik dari entrepreneur adalah inovasi. Inovasi berarti penciptaan nilai sebagai sumber keunggulan kompetitif (Hutagalung dkk, 2010: 2). Inovasi lebih dari sekedar ide yang baik. Inovasi harus menjadi proses yang konstan karena kebanyakan ide tidak akan sukses dan kebanyakan inovasi akan gagal. Suatu gagasan murni memegang peranan penting dan pikiran yang kreatif untuk mengembangkannya menjadi gagasan yang berharga. Tanpa inovasi cara atau metode baru tidak akan pernah ditemukan. Melalui inovasi para entrepreneur akan terus melakukan ekspansi, memperluas daerah pemasaran, menambah jumlah pelanggan, meningkatkan penjualan dan laba.

Smith dalam Hutagalung dkk (2010: 2), yang kita kenal sebagai bapak ekonomi memiliki pandangan tersendiri. Dalam pandangannya wirausaha berarti orang yang mampu bereaksi terhadap perubahan ekonomi yang mengubah permintaan menjadi produksi. Ahli ekonomi Perancis Jean Baptise dalam Hutagalung dkk (2010: 2) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang memiliki seni dan keterampilan tertentu dalam menciptakan usaha ekonomi yang baru.

Meredith dalam Hutagalung dkk (2010: 2) mendefenisikan wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis,

mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

Meng dan Liang dalam Hutagalung dkk (2010: 2) merangkum pandangan beberapa ahli dan mendefenisikan wirausaha sebagai seorang inovator, seorang pengambil resiko atau a risk taker, orang yang mempunyai visi dan misi, hasil dari pengalaman kanak-kanak, orang yang memiliki kebutuhan berprestasi tinggi serta orang yang memiliki locus of control internal.

2.1.2 Pengetahuan Kewirausahaan

Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat, diketahui, atau dirasakan sebelumnya oleh seseorang

Seorang individu yang berpikir tentang kewirausahaan perlu untuk mengembangkan beberapa bidang pengetahuan bisnis. Pengetahuan adalah pemahaman tentang sebuah subyek yang diperoleh melalui pengalaman atau melalui pembelajaran dan studi memiliki pengetahuan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha

1. Pengetahuan tentang usaha yang akan dirintis dan lingkungan usaha yang ada

2. Pengetahuan akan peran dan tanggung jawab

3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri 4. Pengetahuan akan manajemen dan organisasi bisnis

Karena wirausaha identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik dan manajer, maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung resiko. Untuk menjadi wirausaha, hal yang harus dimiliki pertama kali adalah modal besar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan kecukupan tenaga serta pikiran. Modal-modal tersebut tidak cukup apabila tidak dilengkapi oleh kemampuan. Menurut Casson yang dikutip oleh Wirasasmita dalam Suryana (2008: 89), terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki, yaitu :

a. Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau ditekuni.

b. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.

c. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi dan pemasaran.

e. Foresight, berpandangan jauh ke depan.

f. Computation skill, kemampuan untuk menghitung dan memprediksi keadaan di masa yang akan datang.

g. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul dan berhubungan dengan orang lain.

Menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service dalam Suryana (2008: 89), ada 10 kompetensi yang harus dimiliki seorang wirausaha, yaitu :

1. Knowing your business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.

2. Knowing the basic business mangement, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis.

3. Having the proper atitude, yaitu memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang dilakukannya.

4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup

5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan untuk mengatur atau mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta mengendalikan secara akurat.

6. Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin.

7. Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan, menggerakkan dan mengendalikan orang-orang.

8. Satisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.

9. Knowing how to compete, yaitu mengetahui strategi atau cara bersaing. 10.Copying with regulations and paperwork, yaitu membuat aturan atau

pedoman yang jelas.

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah orang yang selalu berorientasi pada hasil. Umumnya, wirausaha yang memiliki kompetensi-kompetensi tersebut cenderung berhasil dalam berwirausaha. Oleh karena itu, bekal kewirausahaan berupa pengetahuan dan keterampilan perlu dimiliki.

2.1.2.1 Karakteristik Kewirausahaan

Beberapa pendapat dan kesimpulan para ahli mengenai karakteristik kewirausahaan berbeda-beda. Tetapi pada intinya adalah, bahwa seorang wirausaha merupakan individu yang mempunyai ciri dan watak tertentu untuk berprestasi lebih tinggi dari kebanyakan individu-individu lainnya, hal ini dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli sebagai berikut :

1. McClelland dalam Mudjiarto dan Wahid (2006: 13) menyatakan ada 9 karakteristik utama yang terdapat dalam diri seorang wirausaha yaitu :

1) Dorongan berprestasi: semua wirausahawan yang berhasil memiliki keinginan yang besar untuk mencapai suatu prestasi.

2) Bekerja keras: sebagian besar wirausahawan “mabuk kerja”, demi mencapai sasaran yang diinginkan dan dicita-citakan.

3) Memperhatikan kualitas: wirausahawan menangani dan mengawasi sendiri bisnisnya sampai mandiri, sebelum ia memutuskan untuk memulai dengan usaha yang baru lagi.

4) Sangat bertanggung jawab: wirausahawan sangat bertanggung jawab atas usaha mereka, baik secara moral, legal maupun mental.

5) Berorientasi pada imbalan: wirausahawan mau berprestasi, kerja keras, bertanggung jawab dan mereka mengharapkan imbalan yang sepadan dengan usahanya. Imbalan itu bukan hanya berupa uang tetapi juga berupa sebuah pengakuan dan penghormatan.

6) Optimis: wirausahawan hidup dengan doktrin yaitu semua waktu baik untuk bisnis dan segala sesuatu itu adalah mungkin.

7) Berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented): sering sekali wirausahawan itu ingin mencapai kesuksesan yang menonjol, dan menuntut segala sesuatu yang first class.

8) Mampu mengorganisasikan: kebanyakan wirausahawan mampu memadukan bagian-bagian dari usahanya kedalam usahanya. Dan mereka umumnya diakui sebagai “komandan” yang berhasil.

9) Berorientasi pada uang: uang yang dikejar oleh para wirausahawan bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usaha saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan.

2. Meredith et al dalam Mudjiarto dan Wahid (2006: 4) juga mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan watak wirausahawan

No Ciri-ciri Watak

1 Percaya diri Keyakinan, ketidak tergantungan, dan optimis. 2 Originalitas Inovatif dan kreatif serta fleksibel

3

Kepemimpinan/ berorientasi manusia

Berperilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

4 Berorientasi hasil kerja

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad dan kerja keras memiliki dorongan yang kuat, energik serta inisiatif. 5 Berorientasi

masa depan Pandangan kedepan, perspektif. 6

Berani mengambil resiko

Keberanian untuk mengambil resiko yang wajar dan suka akan tantangan.

Sumber: Geoffrey G. Meredith et al, kewirausahaan; teori dan praktik, Ed.5.h. 5-6. Dalam Mudjiarto dan Wahid, 2006: 5

3. Scarborugh dan Zimmerer dalam Hutagalung, dkk (2010: 5) mengemukakan delapan karakterisrik dari wirausaha yaitu :

1) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.

3) Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.

4) Desire for immediet feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik segera. 5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk

mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6) Future orientation, yaitu dengan berorientasi ke depan, memiliki perkspektif dan wawasan yang lebih jauh.

7) Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya dan menciptakan nilai tambah.

8) Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang. Setiap entrepreneur akan memulai usahanya dengan skala kecil terlebih dahulu, untuk itu sangat dibutuhkan pendalaman karakter diri dari setiap individu entrepreneur tersebut. Selain karakter, sifat maupun ciri seorang entrepreneur yang dikemukakan oleh para ahli diatas, ada hal lain yang juga sering terlihat pada diri seorang entrepreneur. Berikut adalah karakter lain yang sering terlihat pada entrepreneur (Zimmerer dan Scarborough, 2008: 9) mencakup :

a. Komitmen yang tinggi: kewirausahaan adalah kerja keras dan agar sukses dalam meluncurkan perusahaan seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang penuh.

b. Toleransi terhadap ambiguitas: kemampuan untuk menangani ketidakpastian ini sangat penting sebab para pendiri perusahaan akan terus menerus dituntut untuk mengambil keputusan dengan informasi yang tidak lazim.

c. Fleksibilitas: ciri khas dari para wirausahawan sejati adalah kemampuan mereka beradaptasi dengan perubahan permintaan pelanggan dan bisnisnya. d. Keuletan: hambatan, rintangan dan bahkan kekalahan tidak akan menghalangi

para wirausahawan yang bertekad baja untuk menggapai visi mereka, karena mereka akan terus mencoba.

2.1.2.2 Kepribadian Wirausaha

Seseorang tidak akan pernah mengalami perkembangan tanpa menggunakan upaya pikir dan fisik untuk menciptakan suatu rekayasa positif demi suatu perubahan (Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 9). Seorang wirausahawan senantiasa berupaya untuk melakukan inovasi untuk dapat memperbaiki suatu keadaan. Dan dalam melakukan pencarian hal-hal yang baru dia akan selalu memperhatikan efektivitas dan efisiensi, serta kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan.

Seorang wirausaha memiliki beberapa ciri kepribadian (Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 10) sebagai berikut :

a) Mengetahui target sasaran yang diinginkan b) Mempunyai daya ingat yang baik

c) Tenang dalam reaksi d) Optimistis dalam berusaha

e) Diplomatis dalam berbicara

f) Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan g) Bersikap ramah dan sopan

h) Bersikap tegas i) Berpengetahuan luas

Menurut Miner dalam Hutagalung dkk (2010: 10) ada empat tipe kepribadian wirausaha yaitu :

1) Personal achiever, dengan ciri-ciri : a. Memiliki kebutuhan prestasi

b. Memiliki kebutuhan akan umpan balik

c. Memiliki kebutuhan akan perencanaan dan penetapan tujuan d. Memiliki inisiatif pribadi yang kuat

e. Memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi f. Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting

g. Percaya bahwa pekerjaan seharusnya ditentukan oleh tujuan pribadi bukan oleh hal lain

2) Supersalesperson, dengan ciri-ciri :

a. Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain b. Memiliki keinginan untuk membantu orang lain

c. Percaya bahwa proses-proses sosial sangat penting

e. Percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan strategi perusahaan

3) Real managers, dengan ciri-ciri : a. Keinginan untuk menjadi pemimpin b. Ketegasan

c. Sikap positif terhadap pemimpin d. Keinginan untuk bersaing e. Keinginan berkuasa

f. Keinginan untuk lebih menonjol diantara orang-orang lain 4) Expert idea generator, dengan ciri-ciri :

a. Keinginan untuk melakukan inovasi b. Menyukai gagasan

c. Percaya bahwa pengembangan produk sangat penting untuk menjalankan strategi dan organisasi

d. Intelegensi yang tinggi e. Ingin menghidari resiko

Menurut Miner dalam Hutagalung dkk (2010: 8) tipe kepribadian wirausaha dapat menentukan bidang usaha yang akan membawanya pada keberhasilan. Berdasarkan penelitiannya, ia menemukan bahwa seorang wirausaha akan berhasil apabila ia mengikuti achieving route tertentu sesuai dengan tipe kepribadiannya, yaitu personal achiever akan sukses bila terus-menerus mengatasi rintangan dan

mengadapi krisis serta dalam menghadapi segalanya berusaha untuk sedapat mungkin bersifat positif. Supersalesperson akan berhasil jika dapat memanfaatkan banyak waktunya untuk menjual dan mengelola bisnisnya. Real managers akan berhasil kalau ia memulai usaha baru dan mengelola sendiri usaha tersebut. Expert idea generator akan berhasil jika terjun ke bisnis teknologi tinggi.

2.1.2.3 Profil Wirausahawan

Selain kepribadian sebagaimana yang telah disebutkan di atas, ciri seorang wirausahawan juga ditunjukkan dengan profil pribadi (Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 10) sebagai berikut:

Table 2.2 Profil Wirausahawan

Profil Wirausahawan Sifat kewirausahaan

Mengejar prestasi Memilih bekerja dengan pakar untuk mencapai tujuan prestasi

Berani mengambil resiko

Tidak takut untuk mengambil resiko dengan sebisa mungkin menghindari resiko besar

Mampu memecahkan permasalahan

Mampu mengidentifikasikan dan memecahkan permasalahan yang dapat menjadi kendala bagi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan

Rendah hati Lebih mengutamakan misi bisnis daripada mengejar status Bersemangat Bersedia bekerja keras untuk membangun usaha

Percaya diri Mengandalkan kepercayaan diri untuk mencapai keberhasilan

Menghindari sifat cengeng

Menghindari hubungan emosional yang dapat mengganggu keberhasilan bisnis

Kepuasan diri Memandang struktur organisasi sebagai kendala dalam memenuhi keinginan

2.1.2.4 Ide dan Peluang Kewirausahaan

Ide dapat menjadi peluang apabila wirausahawan mau melakukan evaluasi terus menurus terhadap peluang melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati peluang, menganalisis proses secara mendalam dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Untuk memperoleh peluang wirausaha harus memiliki kemampuan dan pengetahuan seperti kemampuan menghasilkan produk atau jasa, menghasilkan nilai tambah, merintis usaha, melakukan proses atau teknik, atau mengembangkan organisasi baru. Ide pasti akan menghasilkan peluang dan tanpa ide tidak akan menghasilkan peluang.

2.1.2.5 Kreativitas dan Inovasi

Rahasia keberhasilan seorang wirausaha terletak pada kesedian untuk senantiasa mengetahui kebutuhan orang dengan melakukan pengamatan dan memperhatikan orang di lingkungan tempat ia berada dan berusaha untuk memenuhinya. Dengan terus malakukan kreativitas dan inovasi dapat menjadikan wirausahawan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan menghasilkan produk yang lebih baik lagi. Kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (Suryana, 2008: 2)

Menurut Mc Pherson dalam Hutagalung dkk (2010: 18) kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai ulang pengetahuan di dalam pikiran manusia yang

memberikan ruang pada dirinya sendiri untuk berpikir secara bebas dalam membangkitkan hal-hal baru, ataupun menghasilkan gagasan-gagasan yang mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal yang bermanfaat.

Untuk itu seorang wirausaha dituntut untuk selalu kreatif yaitu: keinginan untuk maju dengan tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan, rasa ingin tahu yang kuat dengan menambah wawasan melalui berbagi sumber-sumber informasi dan bertanya kepada orang yang berpengetahuan dan berpengalaman, semangat dalam mengerjakan pekerjaan, analisis yang sistematis atas segala sesuatu yang berhubungan dengan target dapat diprediksikan, terbuka untuk menerima saran dan masukan dari pihak lain, inisiatif yang selalu menonjol dalam upaya untuk melaksanakan pekerjaan atau mewujudkan ide, dan pikiran yang terkonsentrasi.

Menyadari peran fungsi kreatifitas dalam proses merupakan hal yang penting, maka wirausahawan dituntut untuk kratif dalam menciptakan suatu produk agar dapat bersaing. Ada dua aspek penting pada kreativitas yaitu proses dan manusia. Proses yang berorientasi tujuan, yang didesain untuk mencapai solusi atas suatu masalah, dan manusia merupakan sumber daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama namun pendekatan yang digunakan dapat bervariasi. Banyak orang yang beranggapan bahwa kreativitas hanya dimiliki oleh mereka yang jenius. Sebenarnya, kreativitas banyak dijumpai pada orang biasa yang tidak tergolong jenius.

Kreativitas dapat berkembang dalam suatu lingkungan yang tepat. Tidak ada perusahaan yang mempunyai manajer dan pemilik yang kreatif jika lingkungan yang mendukung berkembangnya kreativitas tidak terbentuk. Kreativitas sebagai faktor intelektual individu dicirikan oleh talenta proses, produk dan pengakuan yang mampu menciptakan nilai tambah dari unsur tertentu pada peristiwa yang terjadi.

Dan inovasi sebagai sumber keunggulan bersaing didasarkan pada kreativitas yang didapatkan melalui proses alih teknologi dan pengelolaan kemitraan, sehingga dianggap sebagai fungsi penting dari bisnis setelah pemasaran. Kreativitas pada dasarnya adalah proses pengembangan dan pengekspresian gagasan-gagasan baru yang memiliki manfaat (Hutagalung dkk, 2010: 19). Ada empat ciri dari kreativitas :

1) Kreativitas merupakan pemikiran divergensi, berani berbeda dari yang ada terutama dalam melihat dan mengerjakan sesuatu.

2) Gagasan-gagasan baru ini harus dikomunikasikan kepada orang lain. Tujuan dari komunikasi ini adalah tidak lain untuk mengecek apakah gagasan-gagasan tersebut memang baru.

3) Pemikiran konvergensi, semacam persetujuan bahwa setidaknya ada gagasan baru yang memang bernilai untuk ditindak lanjuti.

4) Potensi untuk memberikan solusi pada persoalan yang ada. Pada akhirnya suatu kreativitas akan membentuk suatu inovasi. Sementara inovasi itu sendiri adalah bentuk komunikasi sintesis dari pengetahuan yang baru dan

Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna diantara semua mahkluk ciptaan-Nya. Hal ini berarti semua potensi yang ada pada diri manusia sangat hebat. Kecerdasan kreatif merujuk kepada cara seseorang menggunakan potensi kreatifnya. Kecerdasan kreatif adalah cara kita melakukan berbagai hal dan juga hasil yang dicapai. Kecerdasan kreatif juga mencerminkan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita.

Suatu aktivitas dianggap kreatif jika melibatkan suatu pendekatan baru atau unik yang hasilnya dianggap berguna serta dapat diterima. Dalam dunia yang semakin kompleks dan rancu sangatlah penting bagi kita untuk mengembangkan kreativitas. Dengan segala ketidakpastian yang ada terdapat peluang bagi kecerdasan kreatif untuk memberikan kontribusi yang lebih signifikan dari sebelumnya.

Rowe seorang Profesor Manajemen dan Organisasi dari USC Marshall School of Bussines membagi empat tipe kecerdasan kreatif (Hutagalung dkk, 2010: 24) yaitu:

1) Intuitif: fokus pada hasil dan mengandalkan pengalaman pada masa lalu sebagai penuntun dalam melakukan berbagai tindakan.

2) Inovatif: berkonsentrasi pada penyelesaian masalah, sistematis dan mengandalkan data.

3) Imajinatif: mampu untuk memvisualisasikan peluang, artistik, senang menulis dan berpikir diluar kotak.

4) Inspirasional: fokus pada perubahan sosial dan rela berkorban demi mencapai tujuan tersebut.

Aspek penting dalam kreativitas adalah pengembangan ide. Proses berpikir kreatif dapat menciptakan emosi, mulai dari rasa gembira maupun frustasi yang bersifat alami dan wajar. Seseorang dapat berpikir secara kreatif didasarkan pada hal berikut (Hutagalung dkk, 2010: 21) :

1) Mencoba mengemukakan ide-ide atau gagasan asli, dengan membuat kaitan-kaitan yang baru dengan hal-hal yang telah diketahui

2) Memperhatikan hal-hal yang tidak terduga

3) Ketika merasa ingin tertawa atau tersenyum akan suatu gagasan, maka

Dokumen terkait